Professional Documents
Culture Documents
E-mail: astriedfk@yahoo.com
Abstract
The research was aimed to determine influence of perception of leadership styles toward job satisfaction
among the employee in Blitzmegaplex Teras Kota. Dimensions of leadership styles in this research are
participative, caregiver, authoritarian, bureaucratic, and task-oriented leadership styles. Dimensions of job
satisfaction are hygiene factors and motivators. Methods of data collection in this research used leadership
styles and job satisfaction scales. Sampling technique was purposive sampling to obtained a sample of 30
people. Analysis of the data used is regression analysis. The result of this research explain that there is a
significant influence of perception of leadership styles toward job satisfaction among the employee in
Blitzmegaplex Teras Kota, with a correlation coefficient (r xy) is 0,523 and R Square (R2) is 0,273. The
magnitude show that the variable of job satisfaction accounted for by variable leadership styles as much as
27%. This means that as much as 27% of the leadership style variables influence to job satisfaction, and vice
versa. This can be used as guidelines for companies to improve the style of leadership in order to increase
employee job satisfaction, and maintain company productivity. From this result, it is suggested that other
variables which have not been revealed such as the fulfillment of expectations of salary, interpersonal
relations, work environment and physical condition, can be further studies.
merasakan dirinya atau pekerjaannya. Dapat Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal
disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang tidak dapat dipisahkan. Karyawan memegang
yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri peran utama dalam menjalankan roda kehidupan
karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan perusahaan. Biasanya karyawan yang puas dengan
maupun kondisi dirinya. Perasaan yang apa yang diperolehnya dari perusahaan akan
berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek- memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan
aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karyawan tersebut akan terus berusaha
karier, hubungan dengan karyawan lain, memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya karyawan
penempatan kerja, dan struktur organisasi. yang kepuasan kerjanya rendah, cenderung melihat
Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan
dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi membosankan, sehingga karyawan bekerja dengan
kesehatan, kemampuan, dan pendidikan. terpaksa dan asal-asalan. Oleh karena itu
Dalam suatu organisasi atau perusahaan, merupakan keharusan bagi perusahaan untuk
kepuasan kerja harus mendapat perhatian yang mengenali faktor-faktor apa saja yang membuat
cukup besar karena dengan adanya kepuasan kerja, karyawan puas bekerja di perusahaan. Dengan
maka seseorang akan lebih bersemangat dalam terciptanya kepuasan kerja karyawan, produktivitas
bekerja sehingga dapat menunjang pencapaian individu dan perusahaan akan meningkat.
tujuan organisasi atau perusahaan. Kepuasan kerja Banyak perusahaan berkeyakinan bahwa
berhubungan erat dengan sikap dari karyawan pendapatan, gaji, atau salary merupakan faktor
terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, utama yang mempengaruhi kepuasan karyawan.
kerjasama antara pemimpin dengan sesama Sehingga ketika perusahaan mereka sudah
karyawan. Pada dasarnya kepuasan kerja memberikan gaji yang cukup, merasa bahwa
merupakan sesuatu yang bersifat individual, artinya karyawannya sudah puas. Sebenarnya kepuasan
setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang kerja karyawan tidak mutlak dipengaruhi oleh gaji
berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang semata. Banyak faktor yang mempengaruhi
berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan karena kepuasan kerja karyawan, diantaranya adalah
adanya perbedaan pada masing-masing individu. kesesuaian pekerjaan, kebijakan organisasi
Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang termasuk kesempatan untuk berkembang,
sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka lingkungan kerja dan perilaku atasan dalam hal ini
semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan, yaitu faktor kepemimpinan memegang peran yang
dan juga sebaliknya. Dalam teori Maslow, cukup dominan di dalam meningkatkan kepuasan
kepuasan kerja menempati peringkat yang tinggi kerja dari karyawan.
sebab berkaitan dengan tujuan manusia untuk Keberadaan seorang pemimpin di dalam
merealisasikan dan mengaktualisasikan potensi organisasi sangat dibutuhkan untuk membawa
dirinya dalam pekerjaan. organisasi kepada tujuan yang telah ditetapkan.
Setiap organisasi atau perusahaan akan Pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja
berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka karyawan sangatlah penting karena faktor
panjang yaitu berkembangnya organisasi atau kepemimpinan akan mempengaruhi efektivitas dari
perusahaan yang diindikasikan dengan karyawan. Kepemimpinan seseorang tentunya akan
meningkatnya pendapatan, sejalan pula dengan diarahkan untuk kepentingan anggota dalam suatu
meningkatnya kesejahteraan para karyawannya. organisasi. Artinya bahwa kepemimpinan terjadi
Namun dalam prakteknya untuk mencapai tujuan pada saat seseorang menggunakan pengaruhnya
tersebut organisasi atau perusahaan sering kepada orang lain terhadap pencapaian tujuan
menghadapi kendala. Salah satu faktornya adalah dalam organisasi.
ketidakpuasan kerja dari para karyawannya. Pemimpin yang baik berarti mau menghargai
Sebagai akibatnya dapat berpengaruh kepada pekerjaan bawahannya. Aspek atasan (supervision)
kinerja karyawan maupun kinerja organisasi atau atau pemimpin dapat berkaitan dengan gaya
perusahaan secara keseluruhan. kepemimpinan yang diterapkan atasan tersebut
Kepuasan kerja merupakan dampak atau hasil dalam berinteraksi dengan bawahannya. Gaya
dari keefektifan performance dan kesuksesan dalam kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan
bekerja. Kepuasan kerja yang rendah pada oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi
organisasi adalah rangkaian dari menurunnya perilaku orang lain (bawahan). Gaya kepemimpinan
pelaksanaan tugas, meningkatnya absensi, dan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh
penurunan moral organisasi (Yukl, 1989). seseorang pada saat orang tersebut mencoba
Sedangkan pada tingkat individu, ketidakpuasan mempengaruhi perilaku orang lain. Masing-masing
kerja berkaitan dengan keinginan yang besar untuk gaya kepemimpinan memiliki keunggulan dan
keluar dari kerja, meningkatnya stress kerja, dan kelemahan. Seorang pemimpin akan menggunakan
munculnya berbagai masalah psikologis dan fisik. gaya kepemimpinan sesuai kemampuan dan
kepribadiannya.
Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi
Vol. 1, No.1, Oktober 2012 9
Setiap pemimpin dalam memberikan perhatian Januari 2012 sampai dengan Mei 2012, dapat
untuk membina, menggerakkan dan mengarahkan dilihat bahwa dengan jumlah karyawan 42 orang,
semua potensi karyawan di lingkungannya turnover yang ada adalah sebanyak 10 orang. Hal
memiliki pola yang berbeda-beda antara satu ini menunjukkan bahwa selama periode Januari
dengan yang lainnya. Perbedaan itu disebabkan 2012 sampai dengan Mei 2012 tingkat turnover
oleh gaya kepemimpinan yang berbeda-beda pula Blitzmegaplex Teras Kota adalah sebesar 23,8%.
dari setiap pemimpin. Dengan kesesuaian gaya Berdasarkan data yang didapatkan,
kepemimpinan yang diterapkan, maka berkaitan Blitzmegaplex Teras Kota merupakan lokasi
dengan kepuasan kerja karwayan yang akan dengan tingkat turnover dan absensi karyawan yang
dihasilkan. Seseorang yang mampu bertahan akan tinggi. Melihat fenomena tingginya tingkat
merasa survive dalam perkerjaannya sehingga dapat turnover dan menghubungakannya dengan gaya
menguntungkan perusahaan tempat ia bekerja. kepemimpinan para atasan di Blitzmegaplex Teras
Sedangkan seseorang yang tidak mampu bersaing Kota, hal ini memiliki daya tarik tersendiri bagi
maka ia akan keluar dari pekerjaan dan peneliti untuk mengkaji dan melakukan penelitian
mempengaruhi tingkat turnover pada perusahaan untuk memperoleh data-data yang lebih akurat.
tersebut. Oleh karena itu, untuk tercapainya Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti
kepuasan kerja karyawan, maka suatu perusahaan merumuskan permasalahan penelitian sebagai
atau organisasi dapat memperhatikan gaya garuh persepsi gaya
kepemimpinan yang efektif dalam mengelola kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pada
sumber daya manusia dalam satu unit kerja. Karena
hal ini akan berpengaruh pada perilaku kerja yang Hipotesis yang diajukan yaitu Ha: Ada
mengindikasikan dengan peningkatan kepuasan pengaruh persepsi gaya kepemimpinan terhadap
kerja individu dan kerja unit itu sendiri, yang pada kepuasan kerja pada karyawan Blitzmegaplex Teras
akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan Kota. Sedangkan hipotesis Nullnya yaitu H0: Tidak
secara keseluruhan. ada pengaruh persepsi gaya kepemimpinan
Blitzmegaplex adalah suatu perusahaan yang terhadap kepuasan kerja pada karyawan
bergerak di bidang entertainment. Blitzmegaplex Blitzmegaplex Teras Kota.
merupakan sebuah tempat bagi para pecinta film
untuk menghabiskan waktunya menyaksikan film- 2. Metode Penelitian
film yang mereka sukai. Image yang dimiliki
Blitzmegaplex adalah suasana tempat menonton Variabel penelitian. Variabel penelitian
yang menarik karena memiliki design interior yang adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
berbeda-beda di setiap lokasi yang dimilikinya. obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
Selain itu, Blitzmegaplex juga memiliki karyawan tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
yang tergolong muda, yaitu berusia 18 sampai dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
dengan 23 tahun. Sehingga hal ini membuat daya (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini terdapat dua
tarik tersendiri bagi Blitzmegaplex untuk bisa jenis variabel, yaitu variabel independen (bebas)
menarik customer dari kalangan remaja sampai dan variabel dependen (terikat). Variabel
dengan orang dewasa yang ingin menonton. independen (variabel X) merupakan variabel yang
Blitzmegaplex memiliki 7 lokasi yang tersebar di mempengaruhi atau yang menjadi sebab
Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Bandung. Dari perubahannya atau timbulnya variabel dependen
ketujuh lokasi tersebut memiliki suasana kerja yang (terikat). Dalam penelitian ini, yang menjadi
berbeda-beda, dan pemimpin yang berbeda-beda variabel independen adalah persepsi gaya
pula. Pemimpin atau atasan merupakan seseorang kepemimpinan. Variabel dependen (variabel Y)
yang sangat berperan dalam terciptanya tujuan merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
perusahaan dan kelancaran operasional di semua menjadi akibat, karena adanya variabel independen
institusi/ perusahaan termasuk Blitzmegaplex, (bebas). Dalam penelitian ini, yang menjadi
karena pemimpinlah yang memiliki pengaruh variabel dependen adalah kepuasan kerja karyawan.
kepada setiap karyawannya. Atasan di Subjek Penelitian. Karakteristik subjek dalam
Blitzmegaplex terdiri dari beberapa orang, sehingga penelitian ini adalah:
akan tercipta berbagai tipe gaya kepemimpinan. 1. Karyawan (crew) Blitzmegaplex Teras Kota
Menurut Spector (1997), kepemimpinan merupakan yang sudah bekerja minimal selama 6 bulan.
salah satu aspek yang mempengaruhi kepuasan Hal ini agar subjek dapat memahami situasi
kerja karyawan, dan tercapainya kepuasan kerja gaya kepemimpinan yang ada di Blitzmegaplex
dapat dilihat dari tingkat turnover pada perusahaan Teras Kota.
tersebut. Setiap lokasi Blitzmegaplex memiliki 2. Usia 18 23 tahun. Hal ini dimaksudkan
tingkat turnover karyawan yang berbeda-beda. karena pada umur tersebut adalah syarat
Berdasarkan data yang didapatkan mengenai sebagai crew di Blitzmegaplex.
turnover karyawan Blitzmegaplex Teras Kota per
Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi
Vol. 1, No.1, Oktober 2012 10
kerja karyawan akan meningkat sebesar 27%, dan Artinya adalah variabel gaya kepemimpinan
hal ini juga akan meningkatkan produktivitas mempengaruhi kepuasan kerja sebesar 27%. Hasil
perusahaan. koefisien korelasi dengan arah positif menunjukkan
Adanya pengaruh yang positif antara gaya bahwa tingginya gaya kepemimpinan akan diiringi
kepemimpinan dengan kepuasan kerja dapat terjadi dengan tingginya kepuasan kerja, begitu pula
mengingat gaya kepemimpinan memegang peranan sebaliknya, rendahnya gaya kepemimpinan maka
penting terhadap kepuasan kerja. Pemimpin yang akan diiringi rendahnya kepuasan kerja.
diharapkan mampu memberikan cara-cara
memimpin dengan tepat sesuai dengan situasi dan 5. Daftar pustaka
kondisi yang terjadi tanpa melupakan fokus
terhadap tujuan yang hendak dicapai organisasi. Aamodt, Michael G. (1999). Applied Industrial/
Menurut Robbins (2001) perilaku atasan Organizational Psychology (3 rd Edition). USA:
merupakan determinan utama dari kepuasan kerja Wadsworth Publishing Company.
karyawan meningkat bila penyelia langsung bersifat
ramah dan dapat memahami, memberikan pujian Seri Ilmu Sumber Daya
untuk kinerja yang baik, mendengarkan pendapat Manusia: Psikologi Industri (Edisi Ketiga).
karyawan dan menunjukkan suatu minat kepada Yogyakarta: Liberty Yogyakarta
karyawan.
Kategorisasi Skor. Kategorisasi skor Azwar, Saifudin. (2010). Penyusunan Skala
bertujuan untuk mengelompokkan skor ke dalam Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
kategori tinggi, sedang, dan rendah. Dalam
penelitian ini, variabel kepuasan kerja dapat Azwar, Saifudin. (2009). Dasar-dasar Psikometri.
diketegorisasikan untuk mengetahui posisi skor Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
tersebut di dalam kelompok responden yang diteliti.
Sehingga dapat diketahui arti skor tersebut jika Baron, Robert A, & Byrne. (2005). Psikologi Sosial
dibandingkan dengan skor-skor kepuasan kerja Jilid 2 (Edisi Kesepuluh). Jakarta: Erlangga.
yang diperoleh oleh responden lainnya.
Berdasarkan perhitungan, maka diperoleh hasil Bass, B.M. (1981).
sebagai berikut: Leadership: A Survey of Theory and Reseacrh.
New York: The Free Press.
Tabel 2. Kategorisasi Skor Kepuasan Kerja
Gerungan, W.A. (1996). Psikologi Sosial (Edisi
Kategori Frekuensi Persentase (%) Kedua). Bandung: PT Refika Aditama.
Tinggi 30 100%
Sedang 0 0% Hadi, Sutrisno. (2004). Metodologi Reseacrh Jilid
Rendah 0 0% 1. Yogyakarta: Andi.
Jumlah 30 100%
Hughes, Richard L., Ginnett & Curphy. (2006).
Berdasarkan tabel di atas, kategori tinggi Leadership: Enhancing the Lessons of Experience
dihasilkan ketika skor total kepuasan kerja lebih (5th Edition). Singapore: McGraw-Hill.
besar dari 113,67 ( X > 113,67), kategori sedang
ketika skor total berada diantara 72,33 sampai Ivancevich, John M., Konopaske, & Matteson.
dengan 113,67 ( 72,33 < X < 113,67), dan kategori (2005). Perilaku dan Manajemen Organisasi jilid 2
rendah ketika skor total lebih kecil dari 72,33 ( X < (Edisi Ketujuh). Jakarta: Erlangga.
72,33 ). Dari pengkategorisasian tersebut, maka
diperoleh 30 responden berada pada kategori tinggi. Kerlinger, Fred N. (1995). Asas-asas Penelitian
Hal ini berarti bahwa kepuasan kerja pada Behavioral (Edisi Ketiga). Yogyakarta: Gajah
karyawan Blitzmegaplex Teras Kota tergolong Mada University Press.
tinggi 100%.
Kotler, Philip. (2000). Marketing Manajemen:
4. Kesimpulan Analysis, Planning, Implementation, and Control
(9th Edition). New Jersey: Prentice Hall
International, Int.
Didasari hasil analisis data yang telah
diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa ada
Mangkunegara, A.A.A. (2009). Manajemen Sumber
hubungan yang signifikan dengan arah positif
Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja
antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja
Rosdakarya.
pada karyawan Blitzmegaplex Teras Kota. Analisis
regresi menghasilkan R Square (R2) sebesar 0,273.
Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi
Vol. 1, No.1, Oktober 2012 12