Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Emulation institute education these days very competitive, so that an education institute
have to have effective management and professional. Effective management and the professional,
not get out of support of all professional employees also. Go to professional employees and
competence in area, management has to pay attention to satisfaction problem work in order to
improving employee’s performance.
Various literature propose that employees performance influenced also by some
satisfaction factor work with background that's in this research is writer chosen Accountancy
INTERNUSA Computer Education Center in Jakarta as object research. Population all
employees of is sixty of one who consisted of by one director people, two vice director, and three
superintendent. Therefore sample in this research as much 45 one who is specified by as random
sampling.
Target which wish reached in this research is to know satisfaction factors work to
employees performance and the most dominant job satisfaction factor influence employees
performance Center Accountancy INTERNUSA and Computer Education in Jakarta. From
inferential research result that doubledly is satisfaction factor work that is: employee, leadership,
and the friend attitude work to have an effect on by significant to employees performance. From
equation regression with linear method probability model, showing that biggest variable of
influence to employees performanceis friend attitude variable work.
Simultan Test (F) equal to 2.812,102, and R2 [of] equal to 0,995 %. Meaning three free
variable which is in including, 95,5 % can explain variation of employees performance variable,
while which is 0,5 % explained by other; dissimilar variable outside model.
366
Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 3, Oktober 2016
Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
tinggi untuk mencapai kinerja yang
Perusahaan yang siap berkompetisi harus diharapkan. Apabila karyawan penuh
memiliki manajemen yang efektif. Untuk kesadaran bekerja optimal maka tujuan
meningkatkan kinerja karyawan dalam organisasi akan lebih mudah tercapai.
manajemen yang efektif memerlukan Peningkatan sikap, perjuangan,
dukungan karyawan yang cakap dan pengabdian, disiplin kerja, dan
kompeten di bidangnya. Di sisi lain kemampuan profesional dapat dilakukan
pembinaan para karyawan termasuk yang melalui serangkaian pembinaan dan
harus diutamakan sebagai aset utama tindakan nyata agar upaya peningkatan
perusahaan. Proses belajar harus menjadi prestasi kerja dan loyalilas karyawan
budaya perusahaan sehingga keterampilan dapat menjadi kenyataan. Salah satu
para karyawan dapat dipelihara, bahkan faktor yang mempengaruhi loyalitas
dapat ditingkatkan. Dalam hal ini karyawan adalah kepuasan kerja
loyalitas karyawan yang kompeten harus karyawan. Kepuasan kerja (job satisfaction)
diperhatikan. adalah keadaan emosional karyawan yang
terjadi maupun tidak terjadi titik temu
Karyawan yang memiliki sikap perjuangan, antara nilai balas jasa kerja karyawan
pengabdian, disiplin, dan kemampuan dan perusahaan atau organisasi dengan
profesional sangat mungkin mempunyai tingkat nilai balas jasa yang memang
prestasi kerja dalam melaksanakan tugas diinginkan oleh karyawan yang
sehingga lebih berdaya guna dan berhasil bersangkutan (Martoyo, 2000:142).
guna. Karyawan yang profesional dapat Dalam hal kepuasan kerja, Gilmer
diartikan sebagai sebuah pandangan untuk (1966) menyebutkan faktor-faktor yang
selalu perpikir, kerja keras, bekerja mempengaruhi kepuasan kerja adalah
sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas kesempatan untuk maju, keamanan kerja,
tinggi, dan penuh dedikasi demi untuk gaji, perusahaan dan manajemen, faktor
keberhasilan pekerjaannya (Hamid, et al., intrinsik dan pekerjaan, kondisi kerja,
2003: 40). aspek sosial dalam pekerjaan, komunikasi,
Pengertian di atas, menggambarkan bahwa dan fasilitas (Lih.: As'ad, 2003: 114).
penyempurnaan di bidang personalia hanya Sementara itu, menurut Heidjrachman dan
selalu mendapat perhatian untuk menuju Husnan mengemukakan beberapa faktor
karyawan yang profesional dengan mengenai kebutuhan dan keinginan
berbagai pendekatan dan kebijaksanaan. pegawai, yakni: gaji yang baik,
Untuk itu, diperlukan adanya pembinaan, pekerjaan yang aman, rekan sekerja yang
penyadaran, dan kemauan kerja yang kompak, penghargaan terhadap pekerjaan,
367
Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 3, Oktober 2016
Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
pekerjaan yang berarti, kesempatan untuk fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik
maju, pimpinan yang adil dan bijaksana, karyawan, meliputi. jenis pekerjaan,
pengarahan dan perintah yang wajar, dan pengaturan waktu kerja dan waktu
organisasi atau tempat kerja yang istirahat, perlengkapan kerja, keadaan
dihargai oleh masyarakat (Heidjrachman ruangan, suhu penerangan, pertukaran
dan Husnan, 2002: 194). udara, kondisi kesehatan karyawan, umur,
dan sebagainya; (d) faktor finansial,
Menurut Loeke (dalam Sule, 2002: 211), merupakan faktor yang berhubungan
kepuasan atau ketidakpuasan karyawan dengan jaminan serta kesejahteraan
tergantung pada perbedaan antara apa yang karyawan yang meliputi sistem dan
diharapkan. Sebaliknya, apabila yang besarnya gaji, jaminan sosial, macam-
didapat karyawan lebih rendah daripada macam tunjangan, fasilitas yang diberikan,
yang diharapkan akan menyebabkan promosi, dan sebagainya.
karyawan tidak puas. Faktor-faktor yang Persoalannya adalah bagaimanakah
mempengaruhi kepuasan atau pengaruh faktor kepuasan, yaitu: gaji,
ketidakpuasan kerja yaitu: jenis kepemimpinan, dan sikap rekan sekerja
pekerjaan, rekan kerja, tunjangan, terhadap kinerja karyawan yang terjadi di
perlakuan yang adil, keamanan kerja, PUSAT PENDIDIKAN KOMPUTER
peluang menyumbang gagasan, gaji/upah, AKUNTANSI INTERNUSA di Jakarta.
pengakuan kinerja, dan kesempatan Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang
bertumbuh. bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
Merujuk pada berbagai pendapat tersebut kepuasan kerja itu pengaruhnya terhadap
dapat disimpulkan mengenai faktor-faktor kinerja karyawannya.
yang mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan dalam rangka peningkatan BAHAN DAN METODE
kinerjanya adalah: (a) faktor psikologik, Salah satu sasaran penting dalam
merupakan faktor yang berhubungan manajemen sumberdaya manusia pada
dengan kejiwaan karyawan yang meliputi suatu
minat, ketenteraman dalam kerja, sikap organisasi adalah terciptanya kepuasan
terhadap kerja, bakat, dan keterampilan; kerja anggota organisasi yang
(b) faktor sosial, merupakan faktor yang bersangkutan. Kepuasan kerja tersebut
berhubungan dengan interaksi sosial baik diharapkan pencapaian tujuan organisasi
sesama karyawan, dengan atasannya, akan lebih baik dan akurat. Hasil
maupun karyawan yang berbeda jenis penelitian Herzberg menyatakan bahwa
pekerjaannya; (c) faktor fisik, merupakan faktor yang mendatangkan kepuasan
faktor yang berhubungan dengan kondisi adalah prestasi, pengakuan, pekerjaan itu
368
Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 3, Oktober 2016
Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
dalam dan luar pekerjaan adalah kenyataan karena batas minimum yang
diinginkan telah terpenuhi. Menurut
kepuasan kerja yang dicerminkan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Wanous
sikap emosional yang seimbang antara
369
Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 3, Oktober 2016
Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
dan Lawler (dalam As'ad, 2003: 105) recognition, work it self, responsibility
mengemukakan bahwa sikap karyawan dan advancement; dan (b) dissatifiers
terhadap pekerjaannya tergantung pada atau hygiene factors, yaitu faktor-faktor
bagaimana ketidaksesuaian (discrepancy) yang terbukti menjadi sumber
yang dirasakan. ketidakpuasan, seperti: company policy and
Kedua, equity theory yang administration, supervision tehnical, salary,
dikembangkan oleh Adam (1963). Pada interpersonal relations, working condition,
prinsipnya teori ini mengemukakan bahwa job security dan status.
orang akan merasa puas sepanjang mereka Secara historis, karyawan yang
merasa ada keadilan (equity). Perasaan mendapatkan kepuasan kerja akan
equity dan inequity atas suatu situasi melaksanakan pekerjaan dengan baik.
diperoleh orang dengan cara Masalahnya adalah terdapatnya karyawan
membandingkan dirinya dengan orang yang kepuasan kerjanya tinggi tidak
lain yang sekelas, sekantor, maupun di menjadi karyawan yang produktivitasnya
tempat lain. Teori ini mengidentifikasi tinggi. Banyak pendapat mengemukakan
elemen-elemen equity meliputi tiga hal, bahwa kepuasan kerja yang lebih tinggi,
yaitu: (a) input, adalah sesuatu yang terutama yang dihasilkan oleh prestasi
berharga yang dirasakan oleh pegawai
kerja, bukan sebaliknya. Prestasi kerja lebih
sebagai masukan terhadap pekerjaannya;
baik mengakibatkan penghargaan lebih
(b) out comes, adalah segala sesuatu yang
tinggi. Bila penghargaan tersebut dirasakan
berharga yang dirasakan sebagai dari
adil dan memadai, maka kepuasan kerja
hasil pekerjaannya; (c) comparisons
karyawan akan meningkat karena mereka
personal, adalah perbandingan antara input
menerima penghargaan dalam proporsi
dan out comes yang diperolehnya.
yang sesuai dengan prestasi kerja mereka.
Ketiga, Two factor theory yang
Kondisi kepuasan atau ketidakpuasan
dikemukakan oleh Herzberg (1966).
kerja tersebut menjadi umpan balik yang
Prinsip-prinsip teori ini adalah bahwa
akan mempengaruhi prestasi kerja di waktu
kepuasan dan ketidakpuasan terhadap
yang akan datang. Jadi, hubungan prestasi
pekerjaan itu tidak merupakan variabel
dan kepuasan kerja menjadi suatu sistem
yang kontinyu (dalam As'ad, 2003: 108).
yang berlanjut. Menurut Strauss dan
Berdasarkan hasil penelitiannya Herzberg
Sayles (1980) kepuasan kerja juga
membagi situasi yang mempengaruhi sikap
penting untuk aktualisasi dini. Karyawan
seseorang terhadap pekerjaannya menjadi
yang tidak memperoleh kepuasan kerja
dua kelompok yaitu: (a) statisfers atau
tidak akan pernah mencapai kematangan
motivator, factor-faktor atau situasi yang
psikologis dan pada gilirannya akan
dibuktikannya sebagai sumber kepuasan
menjadi frustasi. Karyawan seperti ini
yang terdiri dari: achievement,
370
Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 3, Oktober 2016
Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
373
Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 3, Oktober 2016
Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
nilai R
2
sebesar 0,995%. Ini artinya, penghargaan. Penghargaan tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk yang sangat
99,5% tiga variabel bebas yang
sederhana yaitu pujian atas prestasi. Hal
dimasukkan dapat menjelaskan
ini berpengaruh besar terhadap kinerja
variabel terikat yaitu kinerja
karyawan. Pimpinan agar terus berusaha
sedangkan yang 0,5% dijelaskan oleh
meningkatkan pengetahuan dan
variabel di luar model.
keterampilan melalui pelatihan-pelatihan
SIMPULAN DAN SARAN atau memberi kesempatan menempuh
Simpulan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.
Faktor kepuasan kerja, gaji,
Perusahaan memperbaiki sistem
kepemimpinan, dan sikap rekan sekerja
penggajian sehingga gaji yang diterima
mempunyai pengaruh signifikan dan
karyawan dapat mencukupi kebutuhan
positif terhadap kinerja karyawan.
hidup sehari-hari.
Sikap rekan sekerja merupakan faktor
kepuasan kerja yang mempunyai
pengaruh paling dominan besar
dibandingkan variabel lain terhadap
kinerja.
Faktor kepuasan kerja, gaji,
kepemimpinan, dan sikap rekan sekerja
dapat menjelaskan variasi kinerja
karyawan sebesar 99,5 % sedangkan
sisanya 0,5 % dijelaskan oleh faktor
kepuasan kerja lain di luar model.
Saran
Gaji didudukkan sebagai salah
satu faktor kepuasan kerja untuk
374
Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 3, Oktober 2016
Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA
Bandung: Tarsito.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Sugiyono dan Wibowo, E. 2002.
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Statistik Penelitian. Bandung: Alfabeta.
As'ad, M. 2003. Psikologi Industri: Seri
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian
Sumber Daya Manusia. Yogjakarta:
Administrasi. Bandung: Altabeta.
Liberty.
Sukardi dan Anwar, S. 2004. Dasar-dasar
BacaL, R. 2002. Performance
Perilaku Organisasi. Jogjakarta: UII Press.
Manajemen. Jakarta: Gramedia Pustaka
Indonesia.
Hamid, E.S., Rowi, Budiman. 2003.
Yogjakarta: LPTP Muhammadiyah
dan UAD PRESS.
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen
Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogjakarta: BPFE .
Hasibuan. M. 2003. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Jakarta.
Hasibuan. M.2003. Morganisasi dan
Motivasi: Dasar Pemngkatan
Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.
Heidjrachman dan Suad Husnan. 2002.
Manajemen Personalia. Yogjakarta:
BPFE.
Kuncoro, M. 2004. Metode Kuantitatif .
Yogjakarta: UPP AMP.
Martoyo, S. 2000. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogjakarta: BPFE.
Sekaran, U. 2003. Research Methods for
Business. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Setiaji, B. 2004. Riset dengan
Pendekatan Kuantitatif. Jakarta:
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Siagian, S. P. 2002. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara Indonesia.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika.
375