You are on page 1of 15

ISSN : 2338 - 4794

Vol. 3. No. 3 September 2015

PENGARUH KOMPETENSI DAN SEMANGAT KERJA


TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. YAMAHA
INDONESIA MOTOR MFG (YIMM) DIVISI PARTS CENTRE
Nuridin *)
Program Studi Manajemen UNKRIS
Alamat : Kampus UNKRIS, Jatiwaringin Jakarta
Timur Email: h.nuridin58@gmail.com

Abstract :The purpose of this research was to determine how the relationship and influence of competence
and work spirit to employees performance at PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg (YIMM) Parts Centre
Division. The method was used is quantitative statistical method by looking for test of validity and reliability
of data, coefficients of correlation and regression either partially or multiple, determination coefficient and
hypothesis test. Research result; From the results of this research was found that there was a relationship and
influence which is significant between competence variables and work spirit to employees performance at
PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg (YIMM) Parts Centre Division between variables by using the test of
F test and t test, where F count was bigger than F table (34.925> 3.2674), and also t count was bigger than
t table with a confidence level of 5 % two-sided test and DF = n-2 (38-2 = 36) was obtained t table = 2.028
(t count X1 = 7.434> 2.028 and X2 = 7.364> 2.028). Conclusion: There is a significant influence that can be
explained by the result obtained from the R-square is 0.666, which means that variable of competence and
work spirit of employees contributed as big as 66.6% to the variable of employees performance at PT.
Yamaha Indonesia Motor Mfg (YIMM) Parts Centre Division, while the remaining 33.4% was contributed
by other variables which not researched. Suggestions which the author convey to company, competence is
contained in the company would need to be more increased, considering the work spirit of employees is good
enough.

Kata kunci: Kompetensi, semangat kerja dan prestasi kerja

PENDAHULUAN merupakan salah satu unsur strategis.


Setiap perusahaan menginginkan
Kunci sukses untuk memenangkan karyawannya mempunyai prestasi kerja
persaingan adalah kebutuhan akan yang tinggi. Tanpa adanya prestasi kerja
Sumber Daya Manusia (SDM) yang yang baik dari seluruh anggota
berkualitas. Untuk itu, perusahaan akan perusahaan atau badan usaha, maka
dituntut untuk dapat lebih selektif dalam keberhasilan lembaga dalam mencapai
memilih SDM yang mampu tujuan akan sulit tercapai. Prestasi kerja
menunjukkan prestasi kerja yang baik. pada dasarnya mencakup sikap mental
Salah satu sumber yang terpenting adalah dan perilaku yang selalu mempunyai
sumber daya manusia, dimana yang di pandangan bahwa pekerjaan yang
maksud dengan sumber daya manusia dilaksanakan saat ini harus lebih
yaitu para karyawan atau para pekerja berkualitas ketimbang pelaksanaan
yang memilki keterampilan dan keahlian pekerjaan masa lalu, untuk saat yang
dalam bekerja. akan datang lebih berkualitas dari pada
Bagi sebuah perusahaan saat ini. Seorang karyawan akan merasa
pengembangan SDM semakin memegang punya kebanggaan dan kepuasan
peranan penting dan diperlukan tersendiri dengan prestasi yang dicapai.
diantaranya karena sumber daya manusia Prestasi kerja yang baik merupakan
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Nuridin

keadaan yang diinginkan dalam mereka yang berlatar belakang


kehidupan kerjanya. Seorang karyawan kompetensi dengan ciri-ciri tingkat
akan memperoleh prestasi kerja yang pengetahuan tinggi, sikap atau soft skills,
baik bila hasil kerjanya sesuai dengan dan ketrampilan teknis yang tinggi sesuai
standar baik kualitas maupun kuantitas. dengan kebutuhan perusahaan jangka
Penilaian prestasi kerja bertujuan panjang hal itu bertujuan agar perusahaan
untuk mengetahui kekuatan dan dapat berkembang dan perusahaan
kelemahan karyawan, sehingga proses memperoleh hasil yang terbaik sesuai
umpan balik sebagai motivator dapat dengan tujuan perusahaan.
berjalan dengan baik untuk memperbaiki Tingkat kompetisi yang tinggi ini
kesalahan karyawan dalam bekerja dan akan memacu tiap perusahaan untuk
penentuan penilaian prestasi yang sesuai dapat mempertahankan kelangsungan
dengan prestasi kerja masing-masing hidupnya dalam lingkungan persaingan
karyawan. Tujuan setiap perusahaan yang tinggi yang dalam hal ini berarti
adalah mencapai prestasi kerja atau perusahaan harus memberikan perhatian
prestasi kerja yang baik, sehingga dengan pada aspek sumber daya manusia. Jadi
prestasi kerja karyawan yang tinggi manusia dapat dipandang sebagai faktor
diharapkan perusahaan kan mampu penentu karena ditangan manusialah
mencapai tujuan secara efekrif. Prestasi segala inovasi akan direalisir dalam
kerja yang tinggi akan cenderung lebih upaya mewujudkan tujuan perusahaan.
berusaha untuk meraih sukses dari orang Di dalam upaya mencapai tujuan
yang mempunyai prestasi kerja yang tersebut, perlu adanya faktor yang harus
rendah. Perusahaan berupaya mempunyai dimiliki oleh para karyawan, yakni
karyawan dengan kompetensi yang semangat kerja. Semangat kerja itu
memadai sesuai dengan kebutuhan sendiri timbul dan tumbuh dalam diri
perusahaan. karyawan yang disebabkan adanya
Kompetensi merupakan motivasi dari pimpinan dalam arti
kemampuan professional dan pimpinan memberi motif atau dorongan
kemampuan individu seseorang di tempat kepada karyawan, dimana motif itu
kerja yang terlihat dari pengetahuan sendiri menyangkut kepada kebutuhan
tentang pekerjaan oleh karyawan, karyawan, baik kebutuhan batin maupun
kejujuran dan integritas karyawan, kebutuhan lahir.
kemampuan karyawan berprestasi, Semangat kerja ini perlu dipelihara
kemampuan berkomunikasi, dan agar karyawan dapat meningkatkan
mempunyai tanggung jawab serta teliti prestasi kerja, dedikasi, kecintaannya
dalam bekerja, Spencer (2001). serta kedisiplinannya. Salah satu faktor
Manajemen kompetensi untuk menimbulkan rasa semangat kerja
mengaktualisasikan suatu kemampuan dapat ditunjukkan dari pola komunikasi
kerja untuk menyesuaikan kondisi antara karyawan dengan pemimpinnya.
strategi perusahaan dengan kompetensi- Pola komunikasi antara pemimpin
kompetensi karyawan perusahaan. dengan karyawan diharapkan membentuk
Dengan menerapkan suatu pendekatan suatu pola hubungan timbal balik yang
yang sistimatis untuk mengukur harmonis sehingga komunikasi yang
kompetensi setiap individu, gambaran terjalin dapat memberikan kepuasan
dari pengetahuan yang sedang komunikasi dalam organisasi. Dengan
berkembang di dalam perusahaan dapat demikian karyawan akan merasa bahwa
dibangun pada perusahaan. dirinya telah diperlakukan secara baik,
Ciri-ciri karyawan yang kompeten dari sisi moril maupun materil. Hal ini
yang dikehendaki perusahaan yakni akan meningkatkan semangat kerja
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Nuridin

karyawan yang pada akhirnya prestasi Spencer (2001), mengemukakan


kerja karyawan meningkat. kompetensi dapat bersumber dari lima
Berdasarkan acuan referensi diatas jenis sumber kompetensi yang berbeda
akan dikaitkan pada fenomena yang yaitu: a). Motif. Sesuatu yang secara
terjadi di PT. Yamaha Indonesia Motor konsisten menjadi dorongan, pemikiran
Mfg (YIMM) Divisi Parts Centre dengan atau diinginkan oleh seseorang yang
ruang lingkup aktifitas adalah menyebabkan munculnya suatu tindakan.
pergudangan. Berdasarkan wawancara Motif akan menyeleksi sikap menjadi
dengan beberapa orang karyawan terjadi tindakan atau tujuan sehingga, lain dari
kompetensi karyawan yang kurang yang lain; b). Karakter, ('trait') dan unsur
memadai, hal tersebut disebabkan oleh bawaan. Karakter dan bawaan seseorang
sistem kontrak menyebabkan seringnya dapat mempengaruhi prestasi ditempat
pergantian karyawan sehingga banyak kerja. Karakter dan unsur bawaan ini
karyawan baru yang kealiannya terbatas. dapat berupa bawaan fisik (postur tubuh
Menghadapi masalah tersebut atletis, penglihatan yang baik), maupun
perusahaan telah melakukan kebijakan bawaaan sifat yang lebih kompleks yang
antara lain memberikan pelatihan- dimiliki seseorang seperti karakter
pelatihan, perubahan sistem kontrak ('trait'), kemampuan mengendalikan
menjadi karyawan tetap berdasarkan emosi, perhatian terhadap hal yang sangat
syarat-syarat tertentu diharapkan dapat detail dan sebagainya; c). Konsep diri
menumbuhkan semangat kerja yang turun ('self-concept'), konsep diri seseorang
dikarenakan sistem kontrak. Perusahaan mencakup gambaran atas diri sendiri,
mengharapkan dengan adanya kebijakan- sikap dan nilai-nilai yang diyakininya.
kebijakan tersebut prestasi kerja Misalnya, seseorang yang memiliki rasa
karyawan dapat meningkat. percaya diri yang tinggi menggambarkan
Tujuan penelitian ini adalah untuk dirinya sendiri sebagai orang yang akan
mengetahui Pengaruh kompetensi dan dapat mencapai sesuatu yang dihadapkan
semangat kerja terhadap prestasi kerja yang menurutnya baik dalam berbagai
karyawan PT. Yamaha Indonesia Motor situasi, baik situasi sulit maupun mudah;
Mfg (YIMM) Divisi Parts Centre. d). Pengetahuan ('knowledge').
Pengetahuan mencerminkan informasi
LANDASAN TEORI yang dimiliki seseorang pada area
disiplin yang tertentu secara spesifik.
Kompetensi menurut Payaman Nilai akademis atau indeks prestasi
Simanjuntak (2005), adalah kemampuan akademis seringkali kurang bermanfaat
professional dan kemampuan individu untuk memprediksi performansi ditempat
seseorang di tempat kerja. Pengukuran kerja karena sulitnya mengukur
kompetensi dilihat dari pengetahuan kebutuhan pengetahuan dan keahlian
tentang pekerjaan oleh karyawan, yang secara nyata digunakan dalam
kejujuran dan integritas karyawan, pekerjaan. Pengetahuan akan dapat
kemampuan karyawan berprestasi, memprediksikan apa yang mampu
kemampuan berkomunikasi, dan dilakukan seseorang, bukan apa yang
mempunyai tanggung jawab serta teliti akan dilakukan. Hal ini disebabkan
dalam bekerja. Kompetensi Sebagai pengukuran tes pengetahuan lebih banyak
karakter individu yang melekat, sebagai menghafal, jika yang dipentingkan adalah
karakteristik individu yang melekat, kemampuan untuk mencari informasi.
kompetensi nampak pada cara Ingatan mengenai fakta spesifik tidak
berperilaku di tempat kerja seseorang. lebih penting daripada pengetahuan
mengenai fakta yang relevan terhadap
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Nuridin

masalah spesifik dan pengetahuan (hardcompetencies"). Selanjutnya


tentang sumber informasi dimana kompetensi umum dan kompetensi
mencarinya ketika diperlukan. Tes bidang ini di uraikan lagi kompetensi-
pengetahuan juga sangat tergantung kompetensi penyusunnya yang masing-
situasi responden. Tes tersebut mengukur masing memiliki berbagai dimensi
kemampuan memilih alternatif pilihan ukuran yang berbeda. Sudut pandang
yang merupakan responden yang besar, dalam mengklasifiksikan kompetensi,
dan bukan untuk mengukur apakah dapat pula ditinjau dari tingkat
seseorang dapat bereaksi sesuai dengan kompetensi tingkat kerja yang
pengetahuan dasarnya. Mengetahui ditimbulkannya. Dalam klasifikasi ini
sesuatu yang besar tidaklah selalu kompetensi dibedakan menjadi
menjamin akan melakukan sesuatu yang kompetensi minimum ("threshold
besar; dan e). Ketrampilan. Kemampuan competencies") dan kompetensi pembeda
untuk melakukan aktifitas fisik dan individu dengan kinerja superior dan rata-
mental. Kompetensi ketrampilan mental rata ("differentiating competencies").
atau kognitif meliputi pemikiran analitis Kompetensi minimum,
(memproses pengetahuan atau data, menunjukkan suatu tingkat kompetensi
menentukan sebab dan pengaruh, /karakteristik penting yang dibutuhkan
mengorganisasi data dan rencana) serta seseorang dalam pekerjaan agar efektif,
pemikiran konseptual (pengenalan pola namun mengakibatkan individu tersebut
data yang kompleks). memiliki performansi superior atau di
Kompetensi diklasifikasikan dari atas rata-rata. Sedangkan kompetensi
berbagi sudut pandang yang berbeda. pembeda kinerja, merupakan tingkat
Awalnya kompetensi diklasifikasikan kompetensi yang dapat membedakan
menjadi kompetensi teknikal dan performansi superior atau sukses dari
manajerial. Berbagai buku teks yang rata-rata.
manajemen menjelaskan kedua jenis Pada tingkat organisasi, kompetensi
kompetensi ini dengan menyatakan dapat pula diklasifikasikan menurut
bahwa semakin tinggi tingkat manajerial perannya dalam pencapaian visi-misi,
suatu jabatan akan membutuhkan strategi dan budaya perusahaan. Dalam
kompetensi teknikal yang semakin hal ini kompetensi dibedakan menurut
rendah dan sebaliknya. Tentu saja kompetensi inti ("core competencies")
dikotomi kompetensi teknikal dan dan kompetensi pendukung ("supporting
manajerial masing-masing dengan satu competencies"). Kompetensi ini
dimensi ini terlalu disederhanakan (over diperlukan untuk mencapai visi-misi,
simplified"), sempit tidak akurat dan bisnis strategi dan budaya perusahaan.
dapat mengarahkan pada praktek Kompetensi yang termasuk inti memiliki
diskriminasi. Pemilihan bidang kontribusi dan keterkaitan yang jelas
manajerial dan teknikal saja misalnya terhadap visi, misi, bisnis strategi dan
seolah-olah tidak ada bidang lain yang budaya perusahaan. Biasanya kelompok
penting untuk operasional organisasi kompetensi ini diwajibkan untuk dimiliki
perusahaan. oleh seluruh anggota perusahaan, karena
Penyempurnaan klasifikasi diyakini memberikan nilai tambah dan
kompetensi yang lebih luas dan bersifat meningkatkan kemampuan bersaing
lebih umum menurut substansinya, perusahan. Misalnya sebuah perusahaan
kompetensi bisa dibagi menjadi dua memiliki visi untuk mengutamakan
kelompok besar yaitu kompetensi umum kepuasan pelanggan", maka kompetensi
("generic competencies atau soft "Costumer Service Orientation" (CSO)"
competencies") dan kompetensi bidang merupakan kompetensi yang diwajibkan
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Nuridin

untuk dimiliki oleh seluruh karyawannya. sebelumnya dimiliki oleh pemegang


Sedangkan untuk kompetensi pendukung jabatan. Secara konseptual cakupan
biasanya diperlukan bagian unit spesifikasi jabatan dan kualifikasi
organisasi perusahaan dalam menjaga individu tidak memiliki permasalahan
kelancaran dan efektifitas operasional yang mendasar karena kedua dokumen
perusahaan. Bidang dan tingkat tersebut dimaksudkan untuk mengukur
kompetensi pendukung biasanya spesifik tingkat kebutuhan pengetahuan
untuk organisasi perusahaan. Misalnya, ("knowledge "), ketrampilan ("skill")
kompetensi empati penting untuk dan sikap ("attitude " ) yang diperlukan
perusahaan dan SDM. suatu jabatan dan yang dimiliki individu
Integrasi kompetensi dalam sistem pemegang jabatan. Secara operasional,
MSDM; Secara umum, Manajemen SDM sayangnya kedua dokumen ini tidak
dapat didefinisikan sebagai serangkaian mampu memberikan ukuran sesuai antara
keputusan untuk mengelola hubungan jabatan v.s. individu yang diharapkan.
ketenagakerjaan (mulai dari calon Dalam pelaksanaan operasional
karyawan, karyawan sampai dengan MSDM, ijasah, sebagai contoh,
pensiun) secara optimal mulai dari proses digunakan oleh banyak perusahaan untuk
rekruitmen, seleksi, penempatan mengukur tingkat pengetahuan yang
pemeliharaan (kompensasi dan dimiliki individu dan tingkat pengetahuan
kesejahteraan) dan pengembangan yang dibutuhkan suatu jabatan.
(pendidikan, pelatihan dan karir) serta Sebagaimana diketahui bersama bahwa
terminasi untuk mencapai tujuan seorang bisa saja memiliki ijasah sarjana
organisasi (memelihara dan strata satu yang sama tingkatannya, akan
meningkatkan kinerja) Agar keputusan tetapi tingkat pengetahuan yang dimiliki
yang diambil optimal dan mencapai akan berbeda jika kita membandingkan
tujuan organisasi, manajemen SDM seseorang yang lulus dengan predikat
dilengkapi dengan sistem-sistem yang sangat memuaskan dan mendapat
terkait pada aktivitas manajeman SDM penghargaan jika dibandingkan secara
mulai dari sistem rekuitmen sampai ekstrim, dengan seorang yang lulus
dengan sistem terminasi atau pemutusan setelah menerima berbagai surat
hubungan kerja. peringatan akan dikeluarkan dari
Dalam Manajemen SDM klasik universitas/institute jika tidak segera
yang konvensional, salah satu informasi menyelesaikan studi yang masanya
sentral yang dijadikan dasar dalam hampir habis. Demikian pula hanya
pengambilan keputusan aktivitas MSDM dengan ukuran ketrampilan.
adalah spesifikasi jabatan ("job Hal yang paling sulit ditemukan,
specification") dan kualifikasi individu pada saat praktisi dan manajer SDM
/karyawan ("individual qualification"). ingin mengidentifikasikan sikap seperti
Informasi yang tercakup dalam dua apa yang sesuai untuk suatu jabatan dan
dokumen ini biasanya terdiri dari bagaimana cara mengidentifikasikan dan
pendidikan formal yang dibutuhkan mengukur sikap individu calon pemegang
untuk suatu jabatan dan yang dimiliki jabatan. Akhirnya langkah pragmatis
pemegang jabatan, ketrampilan yang diambil dengan menggunakan "proxy"
harus dimiliki pemegang jabatan sebelum data masa kerja untuk mendiskripsikan
menduduki jabatan ini dan ketrampilan sikap yang dituntut suatu jabatan dan
yang sebenarnya dimiliki pemegang sikap yang dimiliki individu. Hal ini
jabatan dan masa kerja mimimum yang dilakukan dengan suatu asumsi bahwa
relevan yang harus dimiliki pemegang jika seseorang sudah menjabat posisi
jabatan dan masa kerja yang relevan yang tersebut dalam waktu yang cukup lama
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Nuridin

mengetahui sikap yang diperlukan untuk Dengan demikian semangat kerja


dapat menjalankan posisi yang yang rendah dihubungkan dengan
didudukinya. kekecewaan, ketidakbenaran dan
Secara umum ditemukan bahwa kekurangan akan dorongan. Siswanto
praktek manajemen SDM konvensional mengemukakan bahwa semangat kerja
yang didasarkan pada dokumen secara definitif dapat diartikan sebagai
spesifikasi jabatan dan kualifikasi suatu kondisi rohaniah atau perilaku
indifidu menggunakan ukuran-ukuran individu tenaga kerja dan kelompok yang
yang tidak efektif dan cenderung sulit menimbulkan kesenangan yang
untuk obyektif. Sehingga dapat mendalam pada diri tenaga kerja untuk
dibayangkan kesulitan praktisi dan bekerja dengan giat dan konsekuen dalam
manajemen SDM dalam mencoba mencapai tujuan yang telah ditetapkan
menemukan orang-orang yang tepat perusahaan (Siswanto, 1998). Menurut
untuk mengisi posisi secara tepat. Sampai Nitisemito (1996) semangat kerja
dengan tahun 80-an, kedua informasi merupakan sikap yang perlu dimiliki oleh
inilah yang selalu digunakan sebagai karyawan, sedangkan semangat kerja itu
dasar pengambilan keputusan aktivitas sendiri adalah melakukan pekerjaan
MSDM terutama yang berhubungan secara lebih giat sehingga pekerjaan
dengan kemampuan individu dalam dapat diharapkan lebih cepat dan baik.
organisasi mulai dari proses rekruitmen, Dari beberapa pendapat tersebut,
seleksi, penempatan, kompensasi, karir, dapat disimpulkan bahwa semangat kerja
pendidikan dan pelatihan bahkan dalam adalah perilaku yang ditunjukkan oleh
memutuskan hubungan kerja. seseorang atau sekelompok karyawan
Pengertian semangat kerja, terhadap lingkungan tempat kerjanya,
Semangat kerja merupakan kondisi dari sehingga mereka itu dapat bekerja dengan
sebuah kelompok di mana ada tujuan giat dan konsekuen serta bekerja sama
yang jelas dan tetap yang dirasakan dalam mencapai tujuan yang telah
menjadi penting dan terpadu dengan ditetapkan oleh perusahaan.
tujuan individu. Selain itu semangat kerja Indikator rendah dan tingginya
juga dapat diartikan sebagai pemilikan semangat kerja, Setiap perusahaan harus
atau kebersamaan (Panggabean, 2004). dapat mengetahui indikasi turun atau
Beberapa ahli menggunakan semangat naiknya semangat kerja. Nitisemito
kerja untuk menggambarkan suasana (1997: 161), mengemukakan gejala
keseluruhan yang dirasakan samar-samar turunnya semangat kerja antara lain
atau kabur di antara anggota suatu adalah: 1). Turun atau rendahnya
kelompok, masyarakat atau perkumpulan. produktifitas kerja; 2). Tingkat absensi
Apabila mereka merasa baik, bahagia, yang naik atau tinggi; 3). Tingkat keluar
optimis, kebanyakan orang masuk karyawan yang tinggi; 4). Tingkat
menggambarkan orang-orang tersebut kerusakan yang tinggi; 5). Kegelisahan di
mempunyai semangat kerja yang tinggi. mana-mana; 6). Tuntutan yang sering kali
Kadang-kadang semangat kerja yang terjadi; dan 7). Pemogokan.
tinggi dihubungkan dengan motif-motif Semangat kerja yang rendah
dan hasil-hasil yang baik. Sebaliknya ditunjukkan dengan perilaku (Harris,
apabila orang-orang suka membantah, 1995): 1). Kurangnya kerja sama; 2).
menyakitkan hati, kelihatan aneh, merasa Ketidakpatuhan terhadap peraturan tata
dalam kesulitan dan tidak tenang atau tertib perusahaan; 3). Ketidakperdulian
tidak tentram, maka keadaan mereka pada tujuan dan sasaran perusahaan; 4).
dapat digambarkan memiliki semangat Kurangnya perhatian kepada sesama
kerja yang rendah. pekerja; 5). Meningkatnya keluhan
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Nuridin

mengenai pekerjaan karyawan; dan 6). yang paling tepat untuk dapat
Meningkatnya turnover, absensi dan meningkatkan semangat kerja. Menurut
keterlambatan. Siswanto (1999), cara yang biasa
Meningkatnya keluhan mengenai ditempuh oleh manajemen dalam rangka
pekerjaan karyawan, menandakan meningkatkan semangat kerja adalah: 1).
penurunan prestasi karyawan. Sebaliknya Memberikan kompensasi kepada tenaga
penurunan atau tidak adanya keluhan kerja dalam porsi yang wajar, akan tetapi
mengenai pekerjaan karyawan tidak memaksakan kemampuan
menandakan prestasi kerja yang perusahaan; 2). Menciptakan iklim dan
meningkat. Untuk itulah pimpinan perlu lingkungan kerja yang menggairahkan
mengadakan penilaian prestasi kerja bagi semua pihak; 3). Memperhatikan
karyawan. Adapun faktor-faktor yang kebutuhan yang berhubungan dengan
menunjukkan adanya peningkatan sepiritual tenaga kerja; 4). Perlu saat
semangat kerja (Lateiner, 1996), antara penyegaran sebagai media pengurangan
lain: 1). Kebanggan pekerja atas ketegangan tenaga kerja dan
pekerjaannya, dan kepuasannya dalam memperkokoh kesetiakawanan antara
menjalankan pekerjaannya dengan baik; tenaga kerja maupun manajemen; 5).
2). Sikap para pekerja terhadap Penempatan tenaga kerja pada posisi
pimpinannya; 3). Hasrat pekerja untuk yang tepat; 6). Memperhatikan hari esok
maju; 3). Perasaan pekerja bahwa dirinya tenaga kerja; dan 7). Peran serta tenaga
telah diperlakukan secara baik, secara kerja untuk menyumbangkan
moril maupun materiil; 4). Kemampuan aspirasinya mendapatkan tempat yang
pekerja untuk bergaul dengan kawan wajar.
sekerjanya; dan 5). Kesadaran pekerja Untuk memperbaiki semangat kerja
akan tanggung jawabnya terhadap karyawan pemimpin harus melakukan
pekerjaan. hal-hal berikut (Lateiner, 1996): 1).
Pihak pimpinan ternyata berperan Beritahukan kepada setiap karyawan
dalam mempengaruhi semangat kerja tentang kemajuannya, beritahukan
karyawan, sebagaimana pendapat dari terlebih dahulu kepada karyawan tentang
Zainun (2000), yang menyebutkan bahwa adanya perubahan perubahan yang dapat
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mempengaruhi diri mereka; 2).
semangat kerja antara lain, motivasi, Pergunakan kemampuan setiap karyawan
komunikasi, partisipasi, lingkungan kerja, dengan sebaik-baiknya, tetapkan
kepuasan kerja dan kepemimpinan. penempatan karyawan dan perlakukan
Sedangkan Wursanto (2001) peraturan-peraturan atas dasar yang adil;
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dan 3). Jangan pernah menggunakan
mempengaruhi merosotnya semangat kekuasaan dengan sewenang-wenang.
kerja yaitu faktor kepemimpinan, faktor Prestasi kerja karyawan, Manner
pengawasan dan faktor kebutuhan. (1998), menyatakan bahwa, pada
Cara meningkatkan semangat kerja, umumnya kinerja atau prestasi kerja
Setiap perusahaan selalu berusaha (performance) diberi batasan sebagai
meningkatkan semangat kerja kesuksesan seseorang dalam
semaksimal mungkin, dalam batas-batas melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih
kemampuan perusahaan tersebut. Timbul tegas lagi Porter dan Lawyer menyatakan
pertanyaan di sini bagaimana cara bahwa prestasi kerja adalah "successful
meningkatkan semangat kerja role achievement" yang diperoleh dari
semaksimal mungkin. Hal ini penting, seorang dari perbuatannya.
sebab dengan dana dan kemampuan yang Menurut Vroom (Moh. As;ad,
terbatas, kita harus memilih suatu cara 1991), prestasi kerja adalah hasil yang
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Nuridin

dicapai seseorang menurut ukuran yang Manfaat penilaian prestasi kerja


berlaku untuk pekerjaan yang karyawan, Aspek dari pengukuran
bersangkutan. Tingkat sejauh mana prestasi karyawan ini, adalah untuk
keberhasilan seseorang dalam mengetahui sampai sejauh mana masing-
menyelesaikan tugas pekerjaannya masing karyawan menunjukan kualitas
disebut "level of performance) Biasanya yang diperlukan bagi suatu perusahaan,
orang yang level of performancenya dengan maksud membantu karyawan
tinggi disebut orang yang produktif, dan agar semakin banyak mengerti tentang
sebaliknya orang yang levelnya tidak perannya dan mengetahui fungsi
mencapai standar, dikatakan sebagai perusahaan jelas, adalah merupakan
tidak produktif atau berperformance mekanisme yang semakin bertambah
rendah. antara karyawan dan penyelia, sehingga
Kemudian menurut Martoyo para karyawan dapat mengetahui
(2003), penilaian prestasi kerja harapan-harapan dari pimpinannya dan
didefinisikan sebagai suatu kegiatan pimpinanpun dapat mengetahui kesulitan-
untuk menilai rasio hasil, kerja nyata kesulitan bawahannya serta berusaha
dengan standar, baik kualitas, maupun mengatasinya.
kuantitas yang dihasilkan setiap individu Carles Wankel (1986),
karyawan. Dengan demikian keinginan mengemukakan bahwa, tujuan dari
karyawan dalam hal promosi, kenaikan pengukuran prestasi kerja karyawan
gaji, lingkungan kerja yang baik, tempat adalah sebagai berikut: a). Perbaikan
yang berprestise dan prestasi bekerja, prestasi kerja, umpan balik pelaksanaan
tidak akan diberikan begitu saja oleh kerja memungkinkan departemen
perusahaan. Untuk mencapai hal itu harus personalia dapat membetulkan program
ada feed-back antara karyawan dan kerja mereka untuk memperbaiki
perusahaan. Tidak semua keinginan prestasi; b). Penyesuaian-penyesuaian
karyawan tersebut dapat dipenuhi oleh kompensasi, evaluasi prestasi kerja
perusahaan atau organisasi. membantu para pengambil keputusan
Kemungkinan hanya sebagian saja yang dalam menentukan kenaikan upah,
diterima oleh karyawan, tergantung dari pemberian bonus dan bentuk kompensasi
besar-kecilnya kontribusi yang dapat lainnya; c). Keputusan-keputusan
diberikan karyawan kepada perusahaan. penempatan, promosi, transfer biasanya
Biasanya para manajer perusahaan didasarkan pada prestasi kerja masa lalu,
berusaha untuk memilih prosedur yang atau antisipasinya; d). Kebutuhan-
akan meminimalkan konflik yang ada kebutuhan latihan dan pengembangan,
pada karyawan. Karyawan dan prestasi kerja yang jelek menunjukkan
perusahaan harus memberikan umpan kebutuhan latihan. sedangkan prestasi
balik yang relevan demi tercapainya kerja yang baik mencerminkan potensi
tujuan perusahaan. Hal terpenting yang yang harus dikembangkan; e).
terdapat dalam perusahaan adalah bahwa Perencanaan dan pengembangan karir,
harus digunakan satu jenis alat atau umpan balik prestasi mengarahkan
prosedur pengukuran tertentu untuk keputusan-keputusan karir, yaitu tentang
mencatat data mengenai sejumlah jalur karir tertentu yang harus diteliti; f).
kriteria, sehingga subyektivitas dalam Penyimpangan-penyimpangan proses
prestasi mengenai imbalan, staffing, prestasi kerja yang baik atau
pengembangan dan keputusan manajerial jelek mencerminkan kekuatan atau
dapat dihilangkan, sehingga perusahaan kelemahan prosedur staffing departemen
hanya menilai prestasi karyawan secara personalia; g). Ketidak-akuratan
obyektif. informasional, prestasi kerja yang jelek
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Nuridin

mungkin menunjukkan kesalahan- organisasi; c). Imbalan; d). Struktur; e).


kesalahan dalam informasi analisis Desain pekerjaan. 3). Variabel
jabatan, rencana-rencana sumber daya Psikologis, terdiri dari: a). Persepsi; b).
manusia, atau komponen-komponen lain Sikap; c). Kepribadian; d). Belajar; e).
sistem informasi manajemen personalia. Motivasi.
Menggantungkan diri pada informasi Sementara Martoyo (2003),
yang tidak akurat dapat menyebabkan mengemukakan bahwa nilai prestasi kerja
keputusan-keputusan personalia yang para karyawan diperoleh dari
diambil tidak tepat; h). Kesalahan- pengumpulan nilai, sesuai golongannya.
kesalahan desain pekerjaan, prestasi kerja Untuk golongan III dan IV (Oflcer)
yang jelek mungkin merupakan suatu meliputi; a). Tanggungjawab; b).
tanda kesalahan dalam desain pekerjaan. Prakarsa; c). Ketabahan; d). Kejujuran;
Penilaian prestasi membantu diagnosa e). Kerjasama; f). Tingkah laku; g).
kesalahan-kesalahan tersebut; i). Perencanaan; h). Pengawasan dan
Kesempatan kerja yang adil, penilaian pengendalian; i). Pengambilan keputusan;
prestasi kerja secara akurat akan dan j). Pembinaan staf.
menjamin keputusan-keputusan Implikasi penilaian prestasi kerja,
penempatan internal diambil tanpa proses penilaian prestasi kerja
diskriminasi; dan j). Tantangan-tantagan menghasilkan suatu evaluasi atas prestasi
eksternal, kadang-kadang prestasi kerja kerja karyawan diwaktu yang lalu dan
dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar atau prediksi prestasi kerja diwaktu yang
lingkungan kerja, seperti keluarga, akan datang. Ketepatan penilaian
kesehatan, kondisi finansial atau terutama tergantung pada berbagai
masalah-masalah pribadi lainnya. Dengan standar, ukuran dan teknik evaluasi yang
penilaian prestasi departemen personalia dipilih. Bagaimanapun juga, proses
mungkin dapat menawarkan bantuan. penilaian ini kurang mempunyai nilai bila
Faktor-faktor yang mempengaruhi para karyawan tidak menerima umpan
prestasi kerja, para pimpinan perusahaan balik mengenai prestasi kerja mereka.
selayaknya menyadari adanya perbedaaan Tanpa umpan balik, prilaku karyawan
prestasi kerja antara seorang karyawan tidak akan dapat diperbaiki. Oleh karena
dengan karyawan yang lainnya yang itu bagian kritis proses penilaian adalah
berada di bawah pengawasannya. wawancara evaluasi (William E
Walaupun karyawan bekerja di tempat Rothschild : 1994).
yang sama namun produktivitas mereka Wawancara evaluasi adalah periode
tidak sama. Secara garis besar peninjauan kembali prestasi kerja yang
perbedaaan dalam prestasi kerja ini memberikan para karyawan umpan balik
disebabkan oleh dua faktor, individu dan tentang prestasi kerja dimasa lalu dan
faktor situasi kerja (Hendry O. Ruhnke, potensi mereka. Penilai bisa memberikan
1999). umpan balik ini melalui beberapa
Menurut Gibson, etall (1999). Ada pendekatan: a). Tell-and Sell Approach,
tiga perangkat variabel yang Mere view prestasi kerja karyawan dan
mempengaruhi perilaku dan prestasi mencoba untuk meyakinkan karyawan
kerja, yaitu: 1). Variabel individu, terdiri untuk berprestasi lebih baik. Pendekatan
dari: a). Kemampuan dan ketrampilan: - ini paling baik digunakan untuk para
Mental dan fisik; b). Latar belakang: - karyawan baru. b). Tell-and Listen
Keluarga, tingkat sosial, pengalaman; c). Approach, Memungkinkan karyawan
Demografis; - Umur, asal usul, jenis untuk menjelaskan berbagai alas an, latar
kelamin. 2). Variabel organisasi, terdiri belakang dan perasaan defensif mengenai
dari: a). Sumber daya; b). Iklim prestasi kerja. Ini bermaksud untuk
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Nuridin

mengatasi reaksi-reaksi tersebut dengan Keterangan :


konseling tentang bagaimana cara n = ukuran sampel
berprestasi lebih baik. c). Problem N = ukuran
Solving Approach, Mengidentifikasikan populasi
masalah-masalah yang mengganggu e = kelonggaran ketidaktelitian
prestasi kerja karyawan. Kemudian karena kesalahan sampel yang dapat
melalui latihan, coaching atau konseling, diterima. Jumlah populasi kurang
upaya-upaya dilakukan untuk dari 100 orang, tingkat tolerirnya
memecahkan penyimpangan- 0.05. jumlah populasi lebih dari 100
penyimpangan (sering diikuti dengan orang tingkat tolerirnya 0.15
penetapan sasaran-sasaran prestasi kerja Merujuk pada rumus di atas maka
di waktu yang akan datang). jumlah sampel yang digunakan adalah
38 orang.
METODE PENELITIAN
Dalam pengolahan data pertama-tama
Penelitian ini menggunakan dilakukan uji validitas dan reliabilitas
pendekatan Explanatory analysis. instrumen-instrumen penelitian, hal ini
Artinya setiap variabel yang dilakukan untuk memastikan bahwa data
diketengahkan pada hipotesis akan yang dipakai adalah data yang baik.
diamati melalui pengujian hubungan Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis
dengan koefisien regresi berganda dan uji
kausal antara variable independent
hipotesis.
terhadap variable dependent.
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan PT. Yamaha
HASIL DAN PEMBAHASAN
Indonesia Motor Mfg (YIMM) Divisi
Hasil Penelitian
Parts Centre yang berjumlah 243 orang
karyawan. Teknik yang digunakan untuk
Uji Validitas
penarikan sampel adalah simple random
Penguji validitas ini dilakukan
sampling. Sugiyono (2013), berpendapat
untuk menguji apakah tiap-tiap butir
dikatakan simpel (sederhana), karena
pernyataan telah mewakili indikator yang
pengambilan anggota sampel dari
akan diselidiki. Menurut Sugiyono
populasi dilakukan secara acak tanpa
(2013), menyatakan bahwa bila korelasi
memperhatikan strata yang ada dalam
tiap faktor positif dan besarnya > 0.3
populasi itu. Penelitian ini menggunakan
maka faktor tersebut merupakan
ukuran sampel dengan rumus Solvin
construct yang kuat. Jadi berdasarkan
(Husein Umar, 2005), sebagai berikut:
analisis disimpulkan bahwa instrument
tersebut memiliki validitas konstruksi
N
yang baik. Bila korelasi di bawah 0.30,
n=
maka dapat disimpulkan bahwa butir
1+Ne2
instrument tersebut tidak valid, sehingga
harus diperbaiki atau dibuang.
243
Selanjutnya, apakah setiap butir dalam
n= = 38
instrument itu valid atau tidak dapat
1 + 243(0.15)2
diketahui dengan cara mengkorelasikan
antara skor butir dengan skor total.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Nuridin

Tabel – 1: Uji Validitas Instrumen

r hitung
Kuesioner Kompt S. Kerja Prestasi r kritis Kesimpulan
Ins. 1 0.548 0.323 0.413 0.300 Valid
Ins. 2 0.629 0.388 0.383 0.300 Valid
Ins. 3 0.474 0.364 0.459 0.300 Valid
Ins. 4 0.582 0.345 0.353 0.300 Valid
Ins. 5 0.649 0.465 0.339 0.300 Valid
Ins. 6 0.387 0.343 0.396 0.300 Valid
Ins. 7 0.456 0.372 0.420 0.300 Valid
Ins. 8 0.558 0.372 0.395 0.300 Valid
Ins. 9 0.605 0.350 0.403 0.300 Valid
Ins. 10 0.622 0.395 0.374 0.300 Valid
Ins. 11 0.592 0.526 0.388 0.300 Valid
Ins. 12 0.594 - - 0.300 Valid
Ins. 13 0.474 - - 0.300 Valid
Sumber : Data Primer, diolah tahun 2015

Berdasarkan tabel - 1 di atas,


dapat dilihat bahwa dari 13 butir
pernyataan dari variabel kompetensi,
Cronbach Nilai kritis Keteran
dan 11 butir pernyataan semangat kerja Variabel Alpha (α) = 5% gan
dan prestasi kerja hasilnya adalah valid. Kompetensi 0.809 0.600 Reliabel
Semangat Kerja 0.629 0.600 Reliabel
Uji Reliabilitas Prestasi Kerja 0.735 0.600 Reliabel
Selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas untuk mengetahui sejauh Tabel – 2: Hasil Uji Reliabilitas
mana hasil pengukurannya dapat
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2015
diandalkan dan konsisten. Menurut
Juliansyah Noor (2014), keandalan
pengukuran dengan menggunakan Alfa Berdasarkan angka - angka
Cronbach adalah koefisien keandalan reliabilitas cronbach alpha tersebut
yang menunjukkan seberapa baiknya tampak bahwa seluruh pernyataan yang
item/butir dalam suatu kumpulan secara ada membentuk ukuran yang reliabel
positif berkorelasi satu sama lain. Uji kompetensi, semangat kerja dan prestasi
reliabilitas dilakukan secara bersama- kerja membentuk ukuran yang reliabel
sama terhadap seluruh pertanyaan. Jika dari masing-masing dimensi.
nilai alpha > 0.60, disebut reliable. Pada
tabel hasil pengujian berikut diketahui
bahwa semua variabel mempunyai alpha
di atas 0.60 yang berarti bahwa semua
variabel dalam penelitian ini dapat
diandalkan.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Nuridin

Pengujian Hipotesis Penelitian

Tabel –3: Pengaruh Simultan Kompetensi dan Semangat Kerja


Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Yamaha Indonesia Motor
Mfg (YIMM) Divisi Parts Centre

Paramter
Hub.
Mult. R t t tabel Konst. Coef. Sig α
Variabel Square
R hitung B
Kompetensi 2,615 0,242
Sem. Kerja 0.816 0.666 2,522 2,028 16,719 0,419 0,001 5%
Pengujian Signifikan
F hitung > F tabel = 34,925 > 3,267

Keterangan: Variabel Prestasi Kerja


Sumber: data diolah tahun 2015

Dari hasil perhitungan SPSS Ver. akan sebesar 17,719 saat nilai variabel
20.0 model summary nilai r = 0,816 dan kompetensi dan semangat kerja sama
R Square = 0,666 sedangkan berdasarkan dengan nol (0). Koefisien regresi
hasil perhitungan koefisien regresi secara kompetensi sebesar 0,242 mempunyai
simultan diperoleh persamaan regresi arti bahwa setiap penambahan 1 kali
yaitu sebesar Ŷ = 16,719 + 0,242 (X1) + kompetensi atau penambahan per 1
0,419 (X2). Dari persamaan regresi satuan, maka prestasi kerja karyawan
berganda (bersama-sama) dapat dilihat meningkat sebesar 0,242. Koefisien
arah hubungan yang dihasilkan dari regresi variabel semangat kerja sebesar
variabel bebas terhadap variabel 0,419 mempunyai arti bahwa setiap
terikatnya, dengan asumsi variabel lain penambahan 1 kali semangat kerja atau
konstan yaitu: 1). Besar hubungan secara penambahan per 1 satuan, maka prestasi
simultan antar variabel kompetensi dan kerja karyawan meningkat sebesar 0,419.
semangat kerja terhadap prestasi kerja Kedua variabel tersebut bertanda positif
karyawan PT. Yamaha Indonesia Motor menunjukkan adanya hubungan
Mfg (YIMM) Divisi Parts Centre ialah signifikan dari variabel kompetensi dan
0,816, artinya hubungan secara simultan semangat kerja terhadap prestasi kerja
antar kedua variabel positif dan karyawan PT. Yamaha Indonesia Motor
signifikan pada tingkat hubungan yang Mfg (YIMM) Divisi Parts Centre. 4).
sangat kuat. 2). Angka R square sebesar Pengujian hubungan secara simultan
0,666 atau 66,6%. Angka ini berarti kompetensi dan semangat kerja terhadap
bahwa sebesar 66,6% prestasi kerja prestasi kerja karyawan signifikan atau
karyawan PT. Yamaha Indonesia Motor tidak, dilakukan pengujian F hitung
Mfg (YIMM) Divisi Parts Centre yang dibandingkan F tabel atau dengan tingkat
terjadi dapat dijelaskan dengan Signifikansi F = 0.000 untuk α = 0.05.
menggunakan variabel kompetensi dan Berdasarkan perhitungan tersebut di atas
semangat kerja. sedangkan sisanya yaitu dapat dinyatakan bahwa Nilai F hitung =
33,4% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor 34,925 lebih besar dibandingkan dengan
penyebab lainnya. 3). Konstanta sebesar F tabel 3,2674 atau tingkat signifikan =
16,719 mempunyai arti : jika tidak ada 0.000 jauh lebih kecil dari 0.05, maka
(penambahan) kompetensi dan semangat dapat diartikan terdapat pengaruh secara
kerja, maka prestasi kerja karyawan PT. signifikan kompetensi dan semangat
Yamaha Indonesia Motor Mfg (YIMM) kerja terhadap prestasi kerja karyawan
Divisi Parts Centre sebesar 16,719. PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg
Dengan kata lain, prestsi kerja karyawan (YIMM) Divisi Parts Centre.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Nuridin

Berdasarkan penjelasan di atas dengan tingginya tingkat prestasi kerka


menunjukkan bahwa kompetensi dan karyawan PT. Yamaha Indonesia Motor
semangat kerja mempunyai pengaruh Mfg (YIMM) Divisi Parts Centre, ini
yang positif dan signifikan terhadap perlu dipertahankan terus dan bila perlu
prestasi kerja karyawan, dan semangt dapat ditingkatkan. 2). Untuk semangat
kerja mempunyai pengaruh yang lebih kerja, perusahaan harus lebih
besar daripada variabel lain yaitu memperhatikan semangat kerja
kompetensi dalam mempengaruhi karyawannya dengan cara banyak
prestasi kerja karyawan, hal ini memberikan arahan dan motivasi kepada
menunjukkan bahwa semangat kerja para karyawan sehingga diharapkan akan
merupakan faktor yang menentukan terus meningkat prestasi kerjanya
untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan PT. Yamaha Indonesia Motor
karyawan PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg (YIMM) Divisi Parts Centre.
Mfg (YIMM) Divisi Parts Centre
dibanding dengan kompetensi.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN Carles Wankel. 1986. Managing Human
Resources: Productivity. Quality of
Kesimpulan Work Life. Profit (Singapore:
Setelah melakukan pembahasan, McGraw-Hill international
penulis akan mencoba menarik suatu Editors).
kesimpulan yang dapat di sampaikan Gibson et.al. 1999. Strategic Human
sebagai berikut: 1). Secara simultan Resource Development (Englewood
variabel kompetensi dan semangat kerja Cliffs: prentice-Hall).
berpengaruh terhadap prestasi kerja Harris. O. Jeff. 1995. Managing People
karyawan PT. Yamaha Indonesia Motor At Work: Concept And Cases
Mfg (YIMM) Divisi Parts Centre sebesar Impersonal Behavior. 2 nd Edition
0,666 atau 66,6%, sedangkan sisanya Canada: Hamilton Publication.
dipengaruhi variabel lain yang tidak Henry O. Ruhnke. 1999. Motivation of
diteliti sebesar 33,4%. 2). Secara parsial Personal. PT. Gramedia Asri Media,
variabel kompetensi terhadap prestasi Jakarta.
kerja karyawan PT. Yamaha Indonesia Husain Umar. 1998. Questionnair Design
Motor Mfg (YIMM) Divisi Parts Centre and Attitude Measurement. Basic
sebesar 0,606 atau 60,6%, sedangkan Book C, New York.
sisanya dipengaruhi variabel lain yang Jonathan Sarwono, 2014, Teknik Jitu
tidak diteliti sebesar 39,4%. 3). Secara Memilih Prosedur Analisis Skripsi,
parsial variabel semangat kerja Penerbit Elex Media Komputindo,
berpengaruh terhadap prestasi kerja Jakarta
karyawan PT. Yamaha Indonesia Motor Juliansyah Noor, 2014, Analisis Data
Mfg (YIMM) Divisi Parts Centre sebesar Penelitian Ekonomi & Manajemen,
0,601 atau 60,1%, sedangkan sisanya Penerbit PT. Gramedia. Jakarta
dipengaruhi variabel lain yang tidak Lateiner. 1996. Teknik Memimpin
diteliti sebesar 39,9%. Pegawai Dan Pekerja. Terjemahan,
Penerbit Cemerlang, Jakarta.
Saran Manner. 1998. Organisasional Behavior.
Saran yang dapat penulis berikan Edition New Jersey. Presentice Hall
adalah sebagai berikut: 1). Kompetensi International. Inc
karyawan yang terdapat dalam Martoyo. 2003. Manajemen Personal.
perusahaan sudah cukup baik, ini terbukti PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Nuridin

Moh. As'ad. 1991. Kinerja. Seri llmu dan Slovin. 2001. Sampling: A Quick Reliable
Manajemen Bisnis. PT. Elex Media Guide to Practical Statistics. New
Komputindo, Jakarta York: Simon and Schuster.
Nitisemito 1996. Manajemen Personalia, Spencer. 2001. Strategi Sukses Dalam
(Edisi Keempat). Penerbit Glialia Karir: Strategis For Career
Indonesia. Jakarta. Success, alih bahasa Anna W.
Panggabean. Mutiara S. 2004. Bangun, Penerbit PT. Elex Media
Manajemen Sumber Daya Manusia. Komputindo, Jakarta.
Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta. Sugiyono, 2013, Metode Penelitian
Payaman Simanjuntak, 2005, Manajemen Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
dan Evaluasi Kinerja, Penerbit Cetakan Ke-13, Alfabeta, Bandung
FE UI, Jakarta. William E. Rothschild. 1994. Personnel
Riduwan & Sunarto, 2011, Pengantar And Human Resource
Statistika, Penerbit Alfabeta, Management, (Englewood Cliffs:
Bandung Prentice-Hill).
Siswanto. Bedjo. 1998. Manajemen Wursanto. I. G. 2001. Etika Komunikasi
Tenaga Kerja Ancangan Dalam Kantor. Penerbit Kanisus, Yogyakarta
Pendayagunaan Dan Zainun. 2000. Orientasi Produktivitas
Pengembangan Tenaga Kerja: Dan Ekonomi Jepang. CV.Haji
Penerbit Sinar Baru, Bandung. Mas Agung, Jakarta.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Nuridin

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan dan pengaruh
kompetensi dan semangat kerja terhadap prestasi kerja karyawan PT. Yamaha Indonesia
Motor Mfg (YIMM) Divisi Parts Centre .Metode yang digunakan adalah metode statistik
kuantitatif dengan mencari uji validitas dan reliabilitas data, koefisien korelasi dan regresi
baik secara parsial maupun berganda, koefisien determinasi dan uji hipotesis. Hasil
Penelitian; Dari hasil penelitian ini didapat bahwa adanya hubungan dan pengaruh yang
signifikan antara variabel kompetensi dan semangat kerja terhadap prestasi kerja karyawan
PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg (YIMM) Divisi Parts Centre antar variabel dengan
menggunakan pengujian uji F maupun uji t, dimana F hitung lebih besar dari F tabel
(34,925 > 3,2674), dan juga t hitung lebih besar dari t tabel dengan tingkat kepercayaan 5%
uji dua sisi dan DF = n-2 (38-2=36) didapat t tabel = 2,028 ( t hitung X 1 = 7,434 > 2,028
dan X2 = 7,364 > 2,028). Kesimpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan yang dapat
dijelaskan dengan hasil yang diperoleh dari R square adalah 0,666 yang artinya bahwa
variabel kompetensi dan semangat kerja karyawan memberikan sumbangan sebesar 66,6%
kepada variabel prestasi kerja karyawan PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg (YIMM) Divisi
Parts Centre, sedangkan sisanya sebesar 33,4% disumbangkan variabel lain yang tidak
diteliti. Saran yang penulis sampaikan pada perusahaan adalah kompetensi yang terdapat
dalam perusahaan kiranya perlu ditingkatkan lagi mengingat semangat kerja karyawan
sudah cukup baik.

Abstract : The purpose of this study was to determine how the relationship and the influence of competence
and morale on employee performance of PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg (YIMM) Division Parts Centre
.This method used is quantitative statistical methods to look for validity and reliability of data, correlation
and regression coefficients either partially or multiple, determination coefficient and hypothesis testing.
Research result; From the results of this study found that the presence and influence significant relationship
between the variables of competence and morale on employee performance of PT. Yamaha Indonesia Motor
Mfg (YIMM) Division Parts Centre between variables by using the test F test and t test, where F count larger
than F table (34.925> 3.2674), and t is greater than t table with a confidence level of 5 % two-sided test and
DF = n-2 (38-2 = 36) obtained t table = 2.028 (t X1 = 7.434> 2.028 and X2 = 7.364> 2.028). Conclusion:
There is a significant effect that can be explained by the results obtained from the R-square is 0.666, which
means that the variable competence and employee morale contributed 66.6% to the variable employee
performance of PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg (YIMM) Division Parts Centre, while the remaining
33.4% was contributed by other variables not studied. Suggestions author to convey the company's
competence is contained in the company would need to be increased again considering the morale is good
enough.

You might also like