You are on page 1of 12

Hasil Penelitian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENGELOLAAN PAMSIMAS DI DESA BANGLAS BARAT
KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN KEPULAUAN
MERANTI

Abstract
This research is motivated target PAMSIMAS village election in the village of Banglas Barat
years 2014-2016 in accordance with the decree of the minister of public works decree No. 79 /
Kpts / DC / 2013 on stipulation district / city target PAMSIMAS. Implementers program
PAMSIMAS at the district level conducted by the planning office and the department of public
health office of human settlements POKJA AMPL is incorporated in regency Kepulauan Meranti,
while implementers at the village level is done by the village government, KKM, SATLAK,
BPSPAMS and community facilitator team. The research directs the factors that influence the
management of the PAMSIMAS program. Research to know the factors that influence the
management of PAMSIMAS program.The type used in this research is descriptive research with
qualitative research approach. Type of research data is primary data and secondary data. Data
collection techniques in this study is documentation and interviews. Technical analysis of the data
used is descriptive qualitative data analysis. The result of the research shows that there are
several factors that influence the management of PAMSIMAS in terms of the content of the benefit
factor policy and the degree of change to be achieved which is still a constraint, while in terms of
policy environment the role of Village Government and Local Government is still minimal in
doing support in terms of material as well development of PAMSIMAS facilities that have not
been able to reach all PAMSIMAS beneficiaries.
Keyword : policy implementation, management PAMSIMAS

*Sukarman, Baskoro Wicaksono


*Adalah Mahasiswa dan Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau

PENDAHULUAN program PAMSIMAS dilanjutkan pada tahun


2013 sampai dengan tahun 2016. Program
Program Penyediaan Air Minum dan
PAMSIMAS dilaksanakan untuk mendukung dua
Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS)
agenda nasional untuk meningkatkan cakupan
merupakan program dan aksi nyata pemerintah
penduduk terhadap pelayanan air minum dan
(pusat dan daerah), untuk meningkatkan akses
sanitasi yang layak dan berkelanjutan yaitu (1)
layanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat
Air Bersih untuk Rakyat, dan (2) Sanitasi Total
miskin perdesaan dan menciptakan perilaku hidup
Berbasis Masyarakat.
bersih melalui promosi kesehatan lingkungan dan
penyediaan prasarana / sarana air minum serta Kementerian Pekerjaan Umum dan
sanitasi berbasis masyarakat yang berkelanjutan. Perumahan Rakyat Indonesia melakukan dukungan
Untuk terus meningkatkan akses penduduk terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi dan
perdesaan dan pinggiran kota terhadap fasilitas air kesejahteraan masyarakat kawasan perbatasan dan
minum dan sanitasi untuk mencapai MDG’s, maka terisolir sehingga di tunjuk untuk pelaksanaan

7
Hasil Penelitian

bidang teknis program PAMSIMAS yang sesuai miskin di pedesaan yang belum mendapatkan
dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No air bersih yang dilayak. Selain itu masyarakat
20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi di wilayah pinggiran kota (peri-urban) yang
Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air mana masyarakatnya berpenghasilan rendah,
Minum (KSNP-SPAM). Dalam melakukan pemukiman dan lingkungannya rawan serta
tidak/belum tersedianya sarana sanitasi yang
percepatan terhadap pencapaian target yang telah
ditentukan, salah satu langkah yang dilakukanlayak. Melalui Program Penyediaan Air
oleh pemerintah yaitu dengan mengeluarkan Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
Keputusan Menteri Kesehatan (PAMSIMAS), pemerintah berupaya untuk:
Republik
Indonesia (Kepmenkes RI) No. 852 Tahun 2008 1. jumlah masyarakat pedesaan dan peri-
tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat urban untuk mendapatkan akses air
(STBM), yang kemudian terus disesuaikan minum, kesehatan dan sanitasi
dengan kondisi di masyarakat maka dikeluarkan2. Mengurangi jumlah penduduk terserang
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia penyakit diare dan penyakit lainnya yang
Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total ditularkan melalui air dan lingkungan
Berbasis Masyarakat (STBM). 3. Meningkatkan kemampuan sumberdaya
manusia pemerintah daerah dan
Pelaksanaan PAMSIMAS adalah
masyarakat dalam pelaksanaan maupun
program yang dikeluarkan oleh Kementerian
penanganan pasca program.
PU dan pelaksanaan di daerah Dinas PU Cipta
Karya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Program PAMSIMAS pada tahun 2014
Kabupaten/kota dalam menyelenggarakan Kabupaten Kepulauan Meranti menetapkan 5
program PAMSIMAS tersebut. Dinas PU Cipta desa yang mendapatkan Program Nasional
Karya sendiri tentunya sebagai pelaksana Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi
pembangunan secara fisik bangunan Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di
penampungan air sanitasi berbasis masyarakat antaranya Desa Kudap Kecamatan Tasik Putri
dan Puskesmas sendiri dibawah pengawasan Puyu, Desa Banglas Barat Kecamatan Tebing
Dinas Kesehatan memberikan pelayanan untuk Tinggi, Desa Topang Kecamatan Rangsang
merubah kebiasaan dan perilaku serta Desa Batang Malas dan Desa Alai Selatan
masyarakatnya melalui kegiatan pemicu bukan Kecamatan Tebing Tinggi Barat.
dari fisik dalam pembangunannya seperti yang
Kabupaten Meranti mendapatkan alokasi
dilakukan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya.
desa sasaran dari APBN sebanyak 4 (empat) desa
Pemilihan kabupaten/kota sasaran dan alokasi desa sasaran dari APBD Kabupaten
dilakukan oleh Pemerintah sedangkan pemilihan sebanyak 1 (satu) desa. Realisasi proyek ini
desa sasaran dilakukan oleh Pemerintah meninjau pada Keputusan Menteri Pekerjaan
Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Untuk Umum RI Nomor : 79/KTPS/DC/2013 tentang
keberlanjutan pengembangan sektor air minum Penetapan Kabupaten/kota Sasaran Program
dan sanitasi maka diterbitkan Keputusan Bupati Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi
Kepulauan Meranti Nomor 14/HK/KPTS/2016 Berbasis Masyarkat.
perubahan kedua atas Keputusan Bupati
Fokus pada penelitian ini adalah Desa
Kepulauan Meranti Nomor 164 Tahun 2013
Banglas Barat Kecamatan Tebing Tinggi
Tentang Pembentukan Kelompok Kerja Program
Kabupaten Kepulauan Meranti. Realisasi dari
Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA
Rencana Kerja Masyarakat (RKM) telah sesuai
AMPL).
dengan perencanaan berdasarkan profil masing-
Program PAMSIMAS diperuntukan bagi masing desa sasaran PAMSIMAS. Dalam
masyarakat miskin pedesaan, banyak masyarakat menentukan dan merencanakan pembangunan di

8
Hasil Penelitian

Desa Banglas Barat ini dilakukan berdasarkan pakai sabun, pengelolaan air minum dan
kebutuhan masyarakat melalui identifikasi masalah makanan yang aman di rumah tangga,
dengan melibatkan masyarakat disertai bimbingan pengamanan sampah rumah tangga dan
Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) yang terdiri dari pengamanan limbah cair rumah tangga.
tiga orang dengan bidang yang berbeda-beda satu
Pengelolaan PAMSIMAS di Desa Banglas
orang Fasilitator bidang Teknik yang mendampingi
Barat terdapat Lembaga kemasyarakatan yang ikut
dalam perencanaan dan pembangunan fisik sarana
serta sebagai perpanjangan tangan masyarakat yang
air minum dan sanitasi, satu orang Fasilitator bidang
dibentuk berdasarkan kesepakatan masyarakat yakni
Pemberdayaan yang mendampingi masyarakat di
KKM, SATLAK, dan BPSPAMS. Prosedur
bidang kelembagaan dan penguatan pada
pelaksanaan program PAMSIMAS banyak tahapan
masyarakat, dan Fasilitator bidang STBM yang
-tahapan yang melibatkan masyarakat baik dalam
bekerja mendampingi masyarakat untuk
proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan
menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
kegiatan. Semua prosedur dalam pelaksanaan
Dalam identifikasi masalah dan analisis situasi
PAMSIMAS akan diselenggarakan oleh KKM dan
ditemukan data mengenai jumlah penduduk dan
Satuan Pelaksana (SATLAK) yang mana sebagai
akses air minum dan sanitasi masyarakat Desa
perwakilan masyarakat Desa Banglas Barat.
Banglas Barat:
Kegiatan yang dilaksanakan KKM dan SATLAK
akan di damping oleh Tim Fasilitator Masyarakat
(TFM) agar setelah program ini selesai masyarakat
Tabel 1 Jumlah Penduduk Dan Akses
dapat mandiri dalam mengelola sarana yang
Terhadap Sanitasi Dan Sarana Air Minum dimilikinya. Mulai dari penyelengaraan administrasi
Rumah Tangga dan memecahkan permasalahan yang dihadapi.
yang mempunyai
Rumah
akses awal (KK) Pengelolaan program PAMSIMAS
No Dusun Tangga
Air berbasis masyarakat artinya masyarakat di tuntut
(KK) Sarana
minu untuk berperan penting dan pengelola yang
sanitasi
m
dibentuk dari masyarakat serta instusi
1 Rintis 346 245 265
2 Perumbi 330 353 427 pemerintahan baik di tingkat desa maupun daerah
3 Bandar 280 98 - harus bisa saling untuk bekerjasama, sehingga
Suir. dalam pelaksanaannya partisipasi masyarakat
4 Semulut 85 23 - sangat dibutuhkan dan transparansi akan setiap
Total 1.041 719 629 kegiatan serta pertanggung jawaban dari
Sumber: Rencana kerja masyarakat pamsimas, 2014 pengelola harus sesuai dengan peraturan yang
telah di sepakati. Desa Banglas Barat telah
Kondisi sarana sanitasi masyarakat Desa
melaksanakan program PAMSIMAS, untuk itu
Banglas masih sangat minim di beberapa dusun pengelola di tuntut dalam melaksanakan kegiatan
untuk itu diperlukan peningkatan. Sanitasi berupa sesuai dengan tujuan program.
segala upaya yang dilakukan untuk menjamin
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan Kondisi Buang air besar menggunakan
kesehatan dan memutuskan mata rantai kuman dari jamban tidak standar kesehatan dan buang air besar
sumber penularannya serta pengendalian sembarangan adalah salah satu kebiasaan yang
lingkungan. STBM memiliki indikator outcome masih ada di masyarakat Desa Banglas Barat untuk
yaitu menurunya kejadian penyakit diare dan itu harus dilakukan kegiatan pemicu dengan
penyakit berbasis lingkungan, dan indikator output mengali kesadaran masyarakat untuk berperilaku
mewujudkan masyarakat yang bebas dari buang air dan praktik hidup bersih dan sehat (PHBS).
di sembarang tempat (ODF), mencuci tangan Program PAMSIMAS ini tidak hanya berfokus
Hasil Penelitian

pada pembangunan sarana saja tapi pembangunan pemerintah lokal, akses pelayanan sarana air
yang berbasis pada manusia artinya membangun minum dan sanitasi , namun dari pelaksanaan
manusia yang ada di Desa Banglas Barat melalui program PAMSIMAS ini malah menimbulkan
Pelatihan dan Promosi kesehatan (Promkes) yang permasalahan lain diantaranya :
menjadikan masyarakat sebagai peserta pelatihan. 1. Buruknya pengelolaan sarana PAMSIMAS,
Pelatihan yang dilaksanakan di Desa Banglas setelah beberapa bulan peresmiannya sudah
Barat antara lain : pelatihan organisasi dan tidak mampu memenuhi kebutuhan
manajemen keuangan, pelatihan teknis, dan masyarakat. Hal ini terlihat di dusun rintis,
pelatihan PHBS, serta promosi kesehatan. yang sulit mendapatkan air karena banyak
sambungan PVC di dusun rintis yang rusak dan
Program PAMSIMAS berupaya untuk fasilitas lainnya yang dipastikan tidak bisa
lebih meningkatkan jumlah pemanfaat penerima digunakan lagi sehingga berdampak pada
PAMSIMAS ini dengan meningkatkan jumlah kebiasaan masyarakat seperti tidak mencuci
penerima manfaat dengan menambah sambungan tangan pakai sabun kembali dilakukan, BABS
PVC (Pipa) agar penyakit lingkungan yang berhu sehingga kondisi kesehatan masyarakat tidak
bungan dengan air seperti diare dapat mengalami ada peningkatan kualitas hidup.
penurunan. Masyarakat Desa Banglas Barat 2. Kurangnya kegitan rutin untuk
dalam program PAMSIMAS dituntut untuk melaksanakan pemantauan tingkat
berkontribusi sebesar 20% dari total dana yang
kesadaran sanitasi dan Pola Hidup Bersih
disalurkan pemerintah. Kontribusi 20% terdiri
dan Sehat (PHBS) untuk sekolah yang
dari 4% dana in cash (tunai ) dan 16% dana
menjadi sasaran dan masyasrakat, serta
sumbangan masyarakat berupa bahan material
juga pelatihan organisasi dan manajemen
maupun non materi berupa tenaga (gotong
keuangan, pelatihan teknis dimana kegiatan
royong). Dana PAMSIMAS di Desa Banglas
ini hanya dilakukan sekali sehingga tidak
Barat berasal dari APBN Rp 228.000.000,
berdampak pada kehidupan masyarakat
Kontribusi Masyarakat (In-Cash) sebesar Rp
11.400.000 dan Kontribusi Masyarakat (In-Kind)
45.600.000 total anggaran Rp 285.000.000.
RUMUSAN MASALAH
Desa Banglas Barat memiliki permasalahan
Program Pamsimas di desa Banglas Barat
yang lebih spesifik dimana sarana air minum
banyak menimbulkan permasalahan di
dimana sumber air bersih sangat minim, keruh,
masyarakat kondisi masyarakat tidak mampu
kering pada musim kemarau dan untuk air bersih
meningkatkan prilaku hidup sehat, stop buang air
hanya berasal dari bak penampungan. Dan dari segi
besar sembarangan, meningkatkan kelembagaan
sanitasi masih banyak masyarakat miskin
lokal serta pelayananan air minum dan. Sehingga
khususnya yang menggunakan jamban sederhana
dapat di tarik pertanyaan penelitian yaitu :
yang bisa dikatakan belum sehat dan perilaku
1. Apa saja faktor-faktor yang
kesehatan masyarakat miskin yang buang air
mempengaruhi Pengelolaan PAMSIMAS
sembarangan, hal ini tentunya merupakan tantangan
di Desa Banglas Barat Kecamatan Tebing
dalam pelaksanan PAMSIMAS.
Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti?
Kondisi Desa Banglas Barat dengan
rendahnya akses sarana air minum dan sanitasi
membuat pengelola PAMSIMAS untuk lebih KERANGKA TEORI
mengoptimalkan pelaksanaan. Dalam pelaksanaan
program PAMSIMAS di Banglas Barat diharapkan a. Implementasi kebijakan
meningkatkan perilaku hidup sehat, stop buang air Impementasi kebijakan dipandang dalam
besar sembarangan, penguatan bagi pengertin luas, merupakan tahap dari proses

10
Hasil Penelitian

kebijakan segera setelah penetapan undang-undang. konflik, keputusan, dan siapa memperoleh apa
Implementasi dipandang secara luas mempunyai dari suatu kebijakan. (Sujianto,2008) Grindle
makna pelaksanaan Undang-Undang dimana dalam sujianto mengemukakan bahwa
sebagai actor, organisasi, prosedur, dan teknik setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi
bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan keberhasilan implementasi,yaitu
dalam upaya untuk meraih tujuan-tujuan kebijakan 1. Kejelasan tujuan-tujuan program dan
atau program-program. Implementasi pada sisi yang tingkat consensus diantara pelaksana atas
lain merupakan fenomena yang kompleks yang tujuan-tujuan tersebut
mungkin dapat dipahami sebagai suatu proses, suatu 2. Tingkat perubahan dari kebiasaan-
keluaran(output) maupun sebagai suatu kebiasaan lama yang dikehendaki program
dampak(outcome). (Winarno,2012) 3. Tipe-tipe orang yang memperoleh manfaat
dan klien terbatas yaitu orang dan kelompok
Menurut Grindle (Nugroho,2004),
implementasi sebagai rangkaian antara tujuan yang menjadi target implementasi
kebijakan dan hasil-hasil kegiatan pemerintah, Menurut Gindle bahwa berhasil atau
karena itu implementasi kebijakan membutuhkan tidaknya sebuah kebijakan tersebut di
adanya sistem pelaksanaan kebijakan cara yang tentukan oleh dua variable yaitu “content of
diterjemahkan kedalam tindakan-tindakan program policy”(isi kebijakan) dan variable “ context
untuk mencapai tujuan akhir seperti yang ditetapkan of policy”( lingkungan kebijakan). Variable
oleh kebijakan. Grindle menyatakan, implementasi isi kebijakan mencakup yaitu:
merupakan proses umum tindakan administratif 1. Sejauh mana kepentingan kelompok sasaran
yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu. dan target group termuat dalam isi kebijakan
Proses Implementasi baru akan dimulai apabila 2. Jenis dan manfaat yang diterima oleh
tujuan dan sasaran telah ditetapkan, program target group
kegiatan tersusun dan dana telah siap dan telah 3. Sejauh mana perubahan yang diinginkan
disalurkan untuk mencapai sasaran. Implementasi oleh kebijakan
kebijakan menghubungkan antara tujuan kebijakan 4. Apakah letakan sebuah program sudah tepat
dan realisasinya dengan hasil kegiatan pemerintah.( 5. Siapa pelaksana program
Al-ikhlas,2014) 6. Apakah sebuah program didukung oleh
sumber daya yang memadai
Grindle juga menyatakan bahwa
implementasi pada dasarnya merupakan upaya Sedangkan variable lingkungan
menerjemahkan kebijakan publik yang kebijakan mencakup hal-hal sebagai berikut:
merupakan pernyataan luas tentang maksud, 1. Seberapa besar kekuasaan, kepentingan
tujuan dan cara mencapai tujuan kedalam dan strategi actor yang terlibat
berbagai program aksi untuk mencapai tujuan 2. Karakteristik institusi dan rezim yang
tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu sedang penguasa
kebijakan. Dengan demikian, implementasi 3. Kepatuhan dan daya tanggap
berhubungan dengan penciptaan “policy delivery Dari isi kebijakan konteks tersebut
sytem” yang menghubungkan tujuan kebijakan Grindle dalam nawawi dijelaskan:
dengan output atau outcomes tertentu. 1. Interest affected (kepentingan-
Menurut Grindle dalam sujianto
kepentingan yang mempengaruhi)
mengarahkan implementasi kebijakan bukan Berkaitan dengan berbagai pelaksanaannya
sekedar hubungan dengan mekasisme penjabaran pasti melibatkan banyak kepentingan dan
atau operasional dari keputusan politik kedalam sejauh mana kepentingan tersebut membawa
prosedur-prosedur rutin lewat saluran birokrasi, pengaruh terhadap implementasinya
melainkan lebih dari itu yaitu menyangkut masalah

11
Hasil Penelitian

2. Type of Benefit ( tipe manfaat) dan kekuasaan kepentingan serta strategi


yang digunakan oleh para actor yang
Isi kebijakan berupaya untuk
terlibat guna memperlancarkan jalannya
menjelaskan bahwa dalam suatu kebijakan harus pelaksanaan suatu implementasi kebijakan.
terdapat jenis manfaat yang menunjukan dampak Bila hal ini tidak diperhitungkan dengan
positif yang dihasilkan oleh pengimplemantasian matang maka sangat besar kemungkinan
kebijakan yang hendak dilaksanakan program yang hendak dijalankan berhasil
2. Institution and Regine Characteristic
3. Extent of Change Envision ( derajat (karakteristik lembaga dan rezim berkuasa).
perubahan yang ingin dicapai) Lingkungan dimana suatu kebijakan tersebut
dilaksanakan juga berpengaruh terhadap
Setiap kebijakan mempunyai target yang keberhasilan, maka pada bagian karakteristik
hendak ingin dicapai, isi kebijakan menjelaskan dari suatu lembaga yang akan turut
pada point ini adalah seberapa besar perubahan mempengaruhi suatu kebijakan
yang ingin dicapai melalui suatu implementasi 3. Compliance and Responsiveness
kebijakan dalam skala yang sangat jelas (pemenuhan dan daya tanggap). Hal ini
yang dirasakan penting dalam proses
4. Sile of Dicision making (letak pelaksanaan adalah kepatuhan dan respon
dari para pelaksana, maka yang hendak
pengambilan keputusan)
dijelaskan pada point ini adalah sejauh
Pengambilan keputusan dalam suatu mana kepatuhan dan respon dari pelaksana
kebijakan memegang peranan penting dalam dalam menanggapi suatu kebijakan.
pelaksanaan suatu kebijakan, maka pada bagian ini
harus dijelaskan letak pengambilan keputusan dari
suatu kebijakan yang akan di implementasikan METODE PENELITIAN

5. Program Implementer (pelaksanaan A. Pendekatan Penelitian


program) Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
Dalam menjalankan suatu kebijakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
atau program harus didukung dengan adanya dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-
pelaksana kebijakan yang kompeten dan temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik
kapabel demi keberhasilan atau bentuk hitungan lainnya.(Ansem strauss &
Juliet Corbin,2013) Menurut Jhon SW. Creswell
6. Resources Commited (sumberdaya yang mendefenisikan pendekatan kualitatif sebagai
harus digunakan) sebuah proses penyelidikan untuk memahami
masalah sosial atau masalah manusia berdasarkan
Dalam menjalankan suatu kebijakan pada penciptaan gambar holistik yang dibentuk
juga harus didukung oleh sumberdaya- dengan kata -kata, melaporkan pandangan informan
sumberdaya yang mendukung agar secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar
pelaksanaannya berjalan baik ilmiah.(Hamid Patiliam,2011) Dalam pendekatan
Sedangkan lingkungan kebijakan menurut kualitatif data yang dikumpulkan adalah data dalam
Grindle mencakup : bentuk narasi dan angka-angka (sensus, misalnya).
1. Power, interest, and strategis of actor involved Data dianalisis untuk dijadikan bukti-bukti yang
(kekuasaan, kepentingan, dan strategi dari perlu diinterprestasi untuk mendukung kebenaran
actor-aktor terlibat). Dalam suatu kebijakan dari hipotesa/proposisi yang digunakan dalam
perlu diperhitungakan pula kekuatan penelitian.

12
Hasil Penelitian

B. Jenis Penelitian b. Data Sekunder


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Data sekunder adalah data yang diperoleh
deskriptif yang dapat diartikan sebagai suatu proses atau dikumpulkan dari pihak kedua dan telah diolah
pemecahan masalah yang di selidiki dengan atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia
melukiskan keadaan subjek penelitian yang sebelum penelitian dilakukan, data sekunder
berdasarkan fakta-fakta yang tampak kemudian diperoleh melalui buku-buku literatur, dokumen
dilanjutkan dengan berdasarkan teori-teori yang ada. serta website resmi Program PAMSIMAS, Sumber
Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data yang sudah ada dan tersedia yaitu
gambaran mengenai sejauhmana pengaruh program 1. Rencana kegiatan masyarakat 2014 dari
PAMSIMAS di desa banglas barat. pengelola BPSPAMS
2. Laporan fasilitas yang rusak PAMSIMAS
3. Laporan STBM dinas kesehatan
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
E. Teknik Pengumpulan
Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Sedangkan
yang menjadi objek penelitian ini adalah Program Data a. Dokumentasi
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Dokumentasi adalah proses pengumpulan
Masyarakat(PAMSIMAS) di Desa Banglas Barat
data atau informasi dari bermacam-macam sumber
Kecamatan Tebing Tinggi Tahun 2015.
tertulis atau dokumen yang berhubungan dengan
Pemilihan lokasi penelitian ini karena
penelitian. Peneliti mengumpulkan dan meneliti
pertimbangan bahwa Program PAMSIMAS yang
data yang bersumber dari sejumlah dokumen,
telah di laksanakan menimbulkan beberapa
peraturan perundang-undangan, serta sumber
permasalahan sehingga menyebabkan tidak
lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
tercapainya tujuan dari Program PAMSIMAS dan
menimbulkan konflik di masyarakat.

b. Wawancara
D. Jenis Data Wawancara adalah proses memperoleh
informasi atau keterangan untuk tujuan penelitian
a. Data Primer
dengan cara tanya jawab dan saling bertatap
Data primer adalah data yang diperoleh muka dengan informan. Peneliti melakukan tanya
secara langsung dari informan yang menjadi jawab langsung kepada informan yang diteliti
objek penelitian berupa informasi yang relevan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang
dengan masalah yang diteliti. Untuk telah disiapkan mengenai permasalahan tentang
mendapatkan gambaran yang jelas mengenai Pamsimas sehingga mempermudah peneliti dalam
penelitian, maka diadakan wawancara langsung mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.
dengan informan penelitian. Data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu : F. Teknik Analisis Data
1. Terkait program penyedian air minum Data yang diperoleh akan dianalisis
dan sanitasi berbasis masyarakat secara kualitatif dengan menggunakan metode
(PAMSIMAS) di Desa Banglas Barat deskriptif, yakni berusaha memberikan gambaran
2. Mengenai peraturan perundang-undangan terperinci berdasarkan kenyataan yang ditemukan
dilapangan. Penyajian data dengan deskriptif,
dan peran masing-masing dari informan
hasil wawancara dan observasi yang nantinya
akan dimasukkan ke dalam kesimpulan.

13
Hasil Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN sosialisasi terhadap masyarakat, dan BAPPEDA


sebagai pemberi arahan pembangunan, melakukan
Pelaksanaan program PAMSIMAS tingkat
pengawasan atau monitoring dan evaluasi program.
Kabupaten Kepulauan Meranti dalam hal ini Bupati
Di tingkat Pemerintah Desa memfasilitasi
sebagai penanggung jawab pelaksanaan
pembentukan unit Pengelola seperti
PAMSIMAS. Program PAMSIMAS di tingkat desa
KKM,SATLAK,BPSPAMS yang berasal dari
memiliki beberapa tahap mulai dari tahap seleksi
masyarakat dan dukungan bimbingan dari Tim
desa, perencanaan, pelaksanaan, operasional dan
Fasilitator Masyarakat (TFM) yang terdiri dari tiga
pemeliharaan. Desa Banglas Barat salah satu desa
orang dengan bidang yang berbeda-beda satu orang
sasaran program PAMSIMAS yang mana kondisi
Fasilitator bidang Teknik yang mendampingi dalam
sarana akan akses pelayanan air minum dan sanitasi
perencanaan dan pembangunan fisik sarana air
yang masih sangat rendah. Tahap program
minum dan sanitasi, satu orang Fasilitator bidang
PAMSIMAS di Desa Banglas Barat yakni tahap
Pemberdayaan yang mendampingi masyarakat di
perencanaan berupa identifikasi masalah dan analisi
bidang kelembagaan dan penguatan pada
situasi dan pembentukan kelompok keswadayaan
masyarakat, dan Fasilitator bidang STBM yang
masyarakat, penyususnan RKM serta pemicuan
bekerja mendampingi masyarakat untuk
perubahan hidup sehat. tahap pelaksanaan berupa
menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
pencairan dana Bantuan Langsung Masyarakat
(BLM) dan pembangunan sarana PAMSIMAS
seperti tower air, kran umum, pemasangan
b. Manfaat yang akan dihasilkan
perpipaan. Tahap operasional dan pemeiliharaan
berupa menjalankan distribusi air kemasyarakat Dengan adanya program PAMSIMAS
pemanfaat dimana perbulannya masyarakat tentu memberikan dampak positif terhadap
diwajibkan membayar Rp.10.000/ KK, namun kondisi masyarakat di Desa Banglas Barat.
tahun 2016 telah terjadi perubahan sistem dimana Pengelolaan PAMSIMAS pada tahap operasional
anggota pemanfaat PAMSIMAS harus memasang dan pemeliharaan, melalui PAMSIMAS telah ada
meteran air sehingga besar iuran dihitung Rp. pendistribusian kebutuhan akan air bersih kepada
3000/M³. masyarakat pada tahun 2015 kepada 100 KK
yakni di Dusun Rintis 36 KK dan Dusun Bandar
Suir 64 KK. Pada tahun 2016 sebanyak 54 KK
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepada Dusun Rintis 11KK dan Dusun Bandar
pengelolaan program PAMSIMAS
1. Isi Kebijakan Suir 43 KK. terjadinya penurunan pemanfaat
a. Kepentingan-kepentingan yang mempengaruhi PAMSIMAS dikarenakan sarana yang di bangun
berupa tower air PAMSIMAS tidak mampu untuk
Pengelolaan PAMSIMAS di tahap menjangkau rumah pemanfaat yang jauh dari
perencanaan dan pelaksanaan program melibatkan tower air. Kondisi ini tentunya perlu dukungan
banyak pihak mulai dari tingkat kabupaten, tambahan akan sarana PAMSIMAS untuk dapat
terbitkan Keputusan Bupati Kepulauan Meranti memberikan manfaat yang lebih luas kepada
Nomor 14/HK/KPTS/2016 perubahan kedua atas masyarakat.
Keputusan Bupati Kepulauan Meranti Nomor 164
Tahun 2013 Tentang Pembentukan Kelompok Kerja
Program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan c. Derajat perubahan yang ingin dicapai
(POKJA AMPL), yang terdiri dari Dinas Pu Cipta
karya sebagai instansi pembangunan di sektor fisik, Perubahan yang ingin dicapai melalui
Dinas Kesehatan beserta Puskesmas sebagai dinas program PAMSIMAS tentunya selain dari
terkait untuk melakukan pembangunan di sektor pendistribusian air bersih ialah peningkatan akan
pembangunan non fisik seperti melakukan sarana sanitasi serta perubahan perilaku hidup sehat
pemicuan ataupun
14
Hasil Penelitian

dimasyarakat terkhusunya untuk masyarakat sebagai perwakilan masyarakat Desa Banglas


miskin. Program PAMSIAMS di Desa Banglas Barat. Kegiatan yang dilaksanakan KKM dan
Barat telah melakukan sosialiasi dan pemicuan SATLAK akan di damping oleh Tim Fasilitator
yang dilakukan Dinas Kesehatan dan Puskesmas, Masyarakat (TFM) agar setelah program ini
namun hal ini hanya dilakukan pada tahap awal selesai masyarakat dapat mandiri dalam
program PAMSIMAS tahun 2014 sehingga mengelola sarana yang dimilikinya. Mulai dari
kondisi masyarakat belum mengalami perubahan penyelengaraan administrasi dan memecahkan
dari segi perubahan perilaku hidup sehat. permasalahan yang dihadapi. Sehingga setiap
tahapan melibatkan masyarakat, karena
masyarakat yang mengerti kondisi desanya, dan
Tabel 2 Laporan Status Kesehatan Desa semua keputusan di lakukan secara musyawarah
Banglas Barat tahun 2015-2016 mufakat antara masyarakat pemanfaat dengan
lembaga pengelola PAMSIMAS didalam agenda
Jumlah Jadwal acara rembuk warga. Hal ini tentunya membuat
KK Dus Sekolah Pemicu Update
kebijakan yang sesuai kebutuhan masyarakat itu
un Dasar an Terakh
ir sendiri sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh
1059 4 2 16-09- 26-04- POKJA AMPL.
2014 2016
Kondisi Status Desa Banglas Barat
Belum ODF e. Pelaksana program
Sumber : Laporan Desa PAMSIMAS Dinas Kesehatan
Dalam menjalankan suatu kebijakan atau
Tahun 2016 program harus didukung dengan adanya pelaksana
kebijakan yang kompeten dan kapabel demi
Data desa sasaran PAMSIMAS dari
keberhasilan. Dalam tahap perencanaan dan tahap
Dinas Kesehatan menunjukan bahwa Desa
pelaksanaan program PAMSIMAS, masyarakat
Banglas Barat belum Stop BABS atau ODF,
berperan aktif dan ikut berpartisipasi sebagai selaku
hal ini di sebabkan salah satu dusun di Desa
pelaksana dan di dampingi tim fasilitator
Banglas Barat yakni Dusun Semulut berdekatan
masyarakat dan dilakukan pembinaan dan pelatihan
sungai sehingga kondisi kesehatan dan perilaku
kepada KKM,SATLAK,dan BPSPAMS seperti
masyarakat kurang baik dimana masih adanya
pelatihan teknik pengelolaan air, pelatihan
kondisi masyarakat buang air besar di sungai. administasi dan keuangan. Namun setelah dilakukan
penyerahan aset pada tahun 2015 dimana
sepenuhnya kewenangan pengelolaan berada pada
d. Letak pengambilan keputusan BPSPAMS terjadi permaslahan dimana anggota
Pengelolaan PAMSIMAS di Desa Banglas BPSPAMS tidak melakukan tugas dan
Barat terdapat sepenuhnya dikelola lembaga wewenangnya untuk melakukan pemeriksaaan
kemasyarakatan yang sebagai perpanjangan tangan jaringan dan pemungutan iuran sehingga banyak
masyarakat yang dibentuk berdasarkan kesepakatan fasilitas yang rusak seperti perpipaan,kran umum.
masyarakat yakni KKM, SATLAK, dan BPSPAMS. Hal ini membuat pendistrubusian air dan
Prosedur pelaksanaan program PAMSIMAS banyak pemeliharaan sarana tidak dilakukan. Pada tahun
tahapan -tahapan yang melibatkan masyarakat baik 2016 dilakukan revitalisasi anggota pengelola
dalam proses pengambilan keputusan dan PAMSIMAS yang lama, dimana terdapat 3 orang
pelaksanaan kegiatan. anggota BPSPAMS yang baru. Tentunya jumlah
pengelola ini sangat sedikit dan tidak adanya
Semua prosedur dalam pelaksanaan bantuan pemeliharaan sarana yang dilakukan
PAMSIMAS akan diselenggarakan oleh KKM Pemerintah Desa.
dan Satuan Pelaksana (SATLAK) yang mana
15
Hasil Penelitian

f. Sumberdaya yang digunakan b. Karakteristik lembaga dan rezim


Sumberdaya mencakup jumlah staff yang berkuasa
memadai dengan keahlian yang memadai, Pelaksanaan program PAMSIMAS di
informasi, wewenang atau kewenangan dan Desa Banglas Barat pada awal tahun 2014 tidak
fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk lepas dari dukungan Pemerintah Desa yang telah
menjamin kebijakan dijalankan sesuai dengan memfasilitasi dan di bantu oleh tim fasilitator dari
yang diharapkan. Secara SDM dalam pengelolaan Kabupaten dan Provinsi hingga Banglas Barat
PAMSIMAS di Desa Banglas Barat masih serta POKJA AMPL Kabupaten Kepulauan
tergolong mimim dimana pada tahap operasional Meranti. Namun setelah peresmian program
dan pemeliharaan yang bertanggung jawab hanya PAMSIMAS tahun 2015 semua pengelolaan
BPSPAMS yang berjumlah tiga orang untuk diberikan tanggung kepada BPSPAMS, sehingga
melakukan pendistrubusian air, pemungutan semua kebijakan seterusnya diputuskan oleh
iuran dan pemeliharaan sarana. Sedangkan dari BPSPAMS dan masyarakat pemanfaat. Hal ini
segi fasilitas program PAMSIMAS, sarana menyebabkan ketidakmampuan pengelola
PAMSIMAS belum mampu menjangkau BPSPAMS dalam melakukan pemeliharaan
keseluruh masyarakat pemanfaat dikarenakan sarana dan perbaikan fasilitas dimana telah terjadi
jarak antara tower air PAMSIMAS dengan rumah kerusakan 1940 meter perpiaan pecah akibat
warga jauh sehingga masyarakat yang jauh hanya proyek jalan pemerintah daerah dari total 3194
mendapatkan sediktit air dan ketersediaan air meter. Hal ini tanpa ada bantuan perbaikan dari
baku yang terbatas, butuh waktu yang 6 - 8 jam Pemerintah Desa dan Pemerintah Daerah.
untuk penuhkan bak air serta mesin air sanyo
banyak yang rusak dari tahun 2015-2016 telah
ada 5 mesin sanyo yang rusak. c. Kepatuhan dan daya tanggap
Kepatuhan dan daya tanggap dari unsur
pelaksana salah satunya dapat dilihat dari
2. Lingkungan Kebijakan
pelaksanaan sosialisasi kegiatan. Sosialisasi
a. kekuasaan, kepentingan, dan strategi
kegiatan merupakan tahapan penjelasan umum
dari actor-aktor terlibat
tentang implementasi peraturan kepada seluruh
Pengelolaan PAMSIMAS didukung pihak yang berkepentingan bisa dilakukan
banyak mulai dari tingkat Kabupaten hingga melalui pendekatan teknik informasi dan teknik
ketingkat Pemerintah Desa, karena program ini keterlibatan. Awal tahap program PAMSIMAS
membawa dampak positif terlebih lagi untuk telah dilakukan sosialisasi dan pelatihan bagi
Desa Banglas Barat yang mana cakupan akan pengelola dan masyarakat serta pemicuan
akses air bersih dan sanitasi masih rendah. kesehatan terhadap perilaku hidup bersih dan
Kepentingan program ini merupakan kepentingan sehat. Pengelolaan PAMSIMAS di Desa Banglas
bersama seperti pada pembangunan kran umum Barat secara teknik telah diatur dalam buku
di beberapa tanah masyarakat yang mana pedoman PAMSIMAS dan Peraturan Menteri
pemakiannya diberikan untuk seluruh masyarakat Pekerjaan Umum No 20/PRT/M/2006 Tentang
tanpa ada pihak yang menguasai. Serta pemilihan Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
pembangunan sarana PAMSIMAS seperti tower Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM),
air, kran umum dan sarana CTPS telah dilakukan dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
secara musyawarah antara lembaga pengelola Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi
dengan masyarakat yang disusun dalam Rencan Total Berbasis Masyarakat (STBM). Dalam tahap
Kerja Masyarakat (RKM). operasional dan pemeliharaan tahun 2016 telah
terbentuk peraturan bersama antara pengelola
BPSPAMS dengan pemanfaat PAMSIMAS.
16
Hasil Penelitian

Kesimpulan Strauss, Anselm & Corbin Juliet. 2003. Dasar-


Dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-
Pustaka Pelajar
temuan di lapangan mengenai Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Winarno, Budi . 2012. Kebijakan Publik,
PAMSIMAS di Desa Banglas Barat Kecamatan Teori, Proses dan Studi Kasus.
Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti, Yogyakarta :CAPS
peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi pengelolaan
PAMSIMAS yakni ditinjau dari segi isi kebijakan Skripsi :
faktor manfaat dan derajat perubahan yang ingin
dicapai yang masih menjadi kendala, sedangkan Al Ikhlas. 2014. Pelaksanaan Program Proyek
dari segi lingkungan kebijakan peran Pemerintah Kerja Masyarakat di Desa Lubuk Jering
Desa dan Pemerintah Daerah masih minim dalam Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak
melakukan dukungan dari segi materi serta Tahun 2012. Fakultas Ilmu S o s i a l
pembangunan sarana PAMSIMAS yang belum dan Ilmu Politik Universitas Riau.
mampu menjangkau keseluruh masyarakat Pekanbaru
pemanfaat PAMSIMAS.

Peraturan Perundang-undangan
DAFTAR PUSTAKA Keputusan Bupati Kepulauan Meranti Nomor
Buki-Buku 14/ HK/KPTS/I/2016 Tentang Perubahan
Kedua Atas Keputusan B u p a t i
Nugroho, Riant, 2004. Kebijakan Publik Kepulauan Meranti Nomor 164 T a h u n
Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. 2013 Tentang Pembentukan Kelompok
Jakarta : PT. Gramedia Kerja Program Air Minun d a n
Patiliman, Hamid, 2011. Metode Penelitian penyehatan Lingkungan Kabupaten
Kualitatif. Bandung : Alfabeta Kepulauan Meranti.

Sujianto, 2009. Pemberdayaan Menuju


Masyarakat Mandiri. Pekanbaru : Alfa Riau
, 2008. Implementasi Kebijakan Publik
Konsep dan Praktek. Pekanbaru : Alfa
Riau

17

You might also like