Professional Documents
Culture Documents
Abstract
This research is motivated target PAMSIMAS village election in the village of Banglas Barat
years 2014-2016 in accordance with the decree of the minister of public works decree No. 79 /
Kpts / DC / 2013 on stipulation district / city target PAMSIMAS. Implementers program
PAMSIMAS at the district level conducted by the planning office and the department of public
health office of human settlements POKJA AMPL is incorporated in regency Kepulauan Meranti,
while implementers at the village level is done by the village government, KKM, SATLAK,
BPSPAMS and community facilitator team. The research directs the factors that influence the
management of the PAMSIMAS program. Research to know the factors that influence the
management of PAMSIMAS program.The type used in this research is descriptive research with
qualitative research approach. Type of research data is primary data and secondary data. Data
collection techniques in this study is documentation and interviews. Technical analysis of the data
used is descriptive qualitative data analysis. The result of the research shows that there are
several factors that influence the management of PAMSIMAS in terms of the content of the benefit
factor policy and the degree of change to be achieved which is still a constraint, while in terms of
policy environment the role of Village Government and Local Government is still minimal in
doing support in terms of material as well development of PAMSIMAS facilities that have not
been able to reach all PAMSIMAS beneficiaries.
Keyword : policy implementation, management PAMSIMAS
7
Hasil Penelitian
bidang teknis program PAMSIMAS yang sesuai miskin di pedesaan yang belum mendapatkan
dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No air bersih yang dilayak. Selain itu masyarakat
20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi di wilayah pinggiran kota (peri-urban) yang
Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air mana masyarakatnya berpenghasilan rendah,
Minum (KSNP-SPAM). Dalam melakukan pemukiman dan lingkungannya rawan serta
tidak/belum tersedianya sarana sanitasi yang
percepatan terhadap pencapaian target yang telah
ditentukan, salah satu langkah yang dilakukanlayak. Melalui Program Penyediaan Air
oleh pemerintah yaitu dengan mengeluarkan Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
Keputusan Menteri Kesehatan (PAMSIMAS), pemerintah berupaya untuk:
Republik
Indonesia (Kepmenkes RI) No. 852 Tahun 2008 1. jumlah masyarakat pedesaan dan peri-
tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat urban untuk mendapatkan akses air
(STBM), yang kemudian terus disesuaikan minum, kesehatan dan sanitasi
dengan kondisi di masyarakat maka dikeluarkan2. Mengurangi jumlah penduduk terserang
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia penyakit diare dan penyakit lainnya yang
Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total ditularkan melalui air dan lingkungan
Berbasis Masyarakat (STBM). 3. Meningkatkan kemampuan sumberdaya
manusia pemerintah daerah dan
Pelaksanaan PAMSIMAS adalah
masyarakat dalam pelaksanaan maupun
program yang dikeluarkan oleh Kementerian
penanganan pasca program.
PU dan pelaksanaan di daerah Dinas PU Cipta
Karya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Program PAMSIMAS pada tahun 2014
Kabupaten/kota dalam menyelenggarakan Kabupaten Kepulauan Meranti menetapkan 5
program PAMSIMAS tersebut. Dinas PU Cipta desa yang mendapatkan Program Nasional
Karya sendiri tentunya sebagai pelaksana Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi
pembangunan secara fisik bangunan Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di
penampungan air sanitasi berbasis masyarakat antaranya Desa Kudap Kecamatan Tasik Putri
dan Puskesmas sendiri dibawah pengawasan Puyu, Desa Banglas Barat Kecamatan Tebing
Dinas Kesehatan memberikan pelayanan untuk Tinggi, Desa Topang Kecamatan Rangsang
merubah kebiasaan dan perilaku serta Desa Batang Malas dan Desa Alai Selatan
masyarakatnya melalui kegiatan pemicu bukan Kecamatan Tebing Tinggi Barat.
dari fisik dalam pembangunannya seperti yang
Kabupaten Meranti mendapatkan alokasi
dilakukan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya.
desa sasaran dari APBN sebanyak 4 (empat) desa
Pemilihan kabupaten/kota sasaran dan alokasi desa sasaran dari APBD Kabupaten
dilakukan oleh Pemerintah sedangkan pemilihan sebanyak 1 (satu) desa. Realisasi proyek ini
desa sasaran dilakukan oleh Pemerintah meninjau pada Keputusan Menteri Pekerjaan
Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Untuk Umum RI Nomor : 79/KTPS/DC/2013 tentang
keberlanjutan pengembangan sektor air minum Penetapan Kabupaten/kota Sasaran Program
dan sanitasi maka diterbitkan Keputusan Bupati Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi
Kepulauan Meranti Nomor 14/HK/KPTS/2016 Berbasis Masyarkat.
perubahan kedua atas Keputusan Bupati
Fokus pada penelitian ini adalah Desa
Kepulauan Meranti Nomor 164 Tahun 2013
Banglas Barat Kecamatan Tebing Tinggi
Tentang Pembentukan Kelompok Kerja Program
Kabupaten Kepulauan Meranti. Realisasi dari
Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA
Rencana Kerja Masyarakat (RKM) telah sesuai
AMPL).
dengan perencanaan berdasarkan profil masing-
Program PAMSIMAS diperuntukan bagi masing desa sasaran PAMSIMAS. Dalam
masyarakat miskin pedesaan, banyak masyarakat menentukan dan merencanakan pembangunan di
8
Hasil Penelitian
Desa Banglas Barat ini dilakukan berdasarkan pakai sabun, pengelolaan air minum dan
kebutuhan masyarakat melalui identifikasi masalah makanan yang aman di rumah tangga,
dengan melibatkan masyarakat disertai bimbingan pengamanan sampah rumah tangga dan
Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) yang terdiri dari pengamanan limbah cair rumah tangga.
tiga orang dengan bidang yang berbeda-beda satu
Pengelolaan PAMSIMAS di Desa Banglas
orang Fasilitator bidang Teknik yang mendampingi
Barat terdapat Lembaga kemasyarakatan yang ikut
dalam perencanaan dan pembangunan fisik sarana
serta sebagai perpanjangan tangan masyarakat yang
air minum dan sanitasi, satu orang Fasilitator bidang
dibentuk berdasarkan kesepakatan masyarakat yakni
Pemberdayaan yang mendampingi masyarakat di
KKM, SATLAK, dan BPSPAMS. Prosedur
bidang kelembagaan dan penguatan pada
pelaksanaan program PAMSIMAS banyak tahapan
masyarakat, dan Fasilitator bidang STBM yang
-tahapan yang melibatkan masyarakat baik dalam
bekerja mendampingi masyarakat untuk
proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan
menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
kegiatan. Semua prosedur dalam pelaksanaan
Dalam identifikasi masalah dan analisis situasi
PAMSIMAS akan diselenggarakan oleh KKM dan
ditemukan data mengenai jumlah penduduk dan
Satuan Pelaksana (SATLAK) yang mana sebagai
akses air minum dan sanitasi masyarakat Desa
perwakilan masyarakat Desa Banglas Barat.
Banglas Barat:
Kegiatan yang dilaksanakan KKM dan SATLAK
akan di damping oleh Tim Fasilitator Masyarakat
(TFM) agar setelah program ini selesai masyarakat
Tabel 1 Jumlah Penduduk Dan Akses
dapat mandiri dalam mengelola sarana yang
Terhadap Sanitasi Dan Sarana Air Minum dimilikinya. Mulai dari penyelengaraan administrasi
Rumah Tangga dan memecahkan permasalahan yang dihadapi.
yang mempunyai
Rumah
akses awal (KK) Pengelolaan program PAMSIMAS
No Dusun Tangga
Air berbasis masyarakat artinya masyarakat di tuntut
(KK) Sarana
minu untuk berperan penting dan pengelola yang
sanitasi
m
dibentuk dari masyarakat serta instusi
1 Rintis 346 245 265
2 Perumbi 330 353 427 pemerintahan baik di tingkat desa maupun daerah
3 Bandar 280 98 - harus bisa saling untuk bekerjasama, sehingga
Suir. dalam pelaksanaannya partisipasi masyarakat
4 Semulut 85 23 - sangat dibutuhkan dan transparansi akan setiap
Total 1.041 719 629 kegiatan serta pertanggung jawaban dari
Sumber: Rencana kerja masyarakat pamsimas, 2014 pengelola harus sesuai dengan peraturan yang
telah di sepakati. Desa Banglas Barat telah
Kondisi sarana sanitasi masyarakat Desa
melaksanakan program PAMSIMAS, untuk itu
Banglas masih sangat minim di beberapa dusun pengelola di tuntut dalam melaksanakan kegiatan
untuk itu diperlukan peningkatan. Sanitasi berupa sesuai dengan tujuan program.
segala upaya yang dilakukan untuk menjamin
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan Kondisi Buang air besar menggunakan
kesehatan dan memutuskan mata rantai kuman dari jamban tidak standar kesehatan dan buang air besar
sumber penularannya serta pengendalian sembarangan adalah salah satu kebiasaan yang
lingkungan. STBM memiliki indikator outcome masih ada di masyarakat Desa Banglas Barat untuk
yaitu menurunya kejadian penyakit diare dan itu harus dilakukan kegiatan pemicu dengan
penyakit berbasis lingkungan, dan indikator output mengali kesadaran masyarakat untuk berperilaku
mewujudkan masyarakat yang bebas dari buang air dan praktik hidup bersih dan sehat (PHBS).
di sembarang tempat (ODF), mencuci tangan Program PAMSIMAS ini tidak hanya berfokus
Hasil Penelitian
pada pembangunan sarana saja tapi pembangunan pemerintah lokal, akses pelayanan sarana air
yang berbasis pada manusia artinya membangun minum dan sanitasi , namun dari pelaksanaan
manusia yang ada di Desa Banglas Barat melalui program PAMSIMAS ini malah menimbulkan
Pelatihan dan Promosi kesehatan (Promkes) yang permasalahan lain diantaranya :
menjadikan masyarakat sebagai peserta pelatihan. 1. Buruknya pengelolaan sarana PAMSIMAS,
Pelatihan yang dilaksanakan di Desa Banglas setelah beberapa bulan peresmiannya sudah
Barat antara lain : pelatihan organisasi dan tidak mampu memenuhi kebutuhan
manajemen keuangan, pelatihan teknis, dan masyarakat. Hal ini terlihat di dusun rintis,
pelatihan PHBS, serta promosi kesehatan. yang sulit mendapatkan air karena banyak
sambungan PVC di dusun rintis yang rusak dan
Program PAMSIMAS berupaya untuk fasilitas lainnya yang dipastikan tidak bisa
lebih meningkatkan jumlah pemanfaat penerima digunakan lagi sehingga berdampak pada
PAMSIMAS ini dengan meningkatkan jumlah kebiasaan masyarakat seperti tidak mencuci
penerima manfaat dengan menambah sambungan tangan pakai sabun kembali dilakukan, BABS
PVC (Pipa) agar penyakit lingkungan yang berhu sehingga kondisi kesehatan masyarakat tidak
bungan dengan air seperti diare dapat mengalami ada peningkatan kualitas hidup.
penurunan. Masyarakat Desa Banglas Barat 2. Kurangnya kegitan rutin untuk
dalam program PAMSIMAS dituntut untuk melaksanakan pemantauan tingkat
berkontribusi sebesar 20% dari total dana yang
kesadaran sanitasi dan Pola Hidup Bersih
disalurkan pemerintah. Kontribusi 20% terdiri
dan Sehat (PHBS) untuk sekolah yang
dari 4% dana in cash (tunai ) dan 16% dana
menjadi sasaran dan masyasrakat, serta
sumbangan masyarakat berupa bahan material
juga pelatihan organisasi dan manajemen
maupun non materi berupa tenaga (gotong
keuangan, pelatihan teknis dimana kegiatan
royong). Dana PAMSIMAS di Desa Banglas
ini hanya dilakukan sekali sehingga tidak
Barat berasal dari APBN Rp 228.000.000,
berdampak pada kehidupan masyarakat
Kontribusi Masyarakat (In-Cash) sebesar Rp
11.400.000 dan Kontribusi Masyarakat (In-Kind)
45.600.000 total anggaran Rp 285.000.000.
RUMUSAN MASALAH
Desa Banglas Barat memiliki permasalahan
Program Pamsimas di desa Banglas Barat
yang lebih spesifik dimana sarana air minum
banyak menimbulkan permasalahan di
dimana sumber air bersih sangat minim, keruh,
masyarakat kondisi masyarakat tidak mampu
kering pada musim kemarau dan untuk air bersih
meningkatkan prilaku hidup sehat, stop buang air
hanya berasal dari bak penampungan. Dan dari segi
besar sembarangan, meningkatkan kelembagaan
sanitasi masih banyak masyarakat miskin
lokal serta pelayananan air minum dan. Sehingga
khususnya yang menggunakan jamban sederhana
dapat di tarik pertanyaan penelitian yaitu :
yang bisa dikatakan belum sehat dan perilaku
1. Apa saja faktor-faktor yang
kesehatan masyarakat miskin yang buang air
mempengaruhi Pengelolaan PAMSIMAS
sembarangan, hal ini tentunya merupakan tantangan
di Desa Banglas Barat Kecamatan Tebing
dalam pelaksanan PAMSIMAS.
Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti?
Kondisi Desa Banglas Barat dengan
rendahnya akses sarana air minum dan sanitasi
membuat pengelola PAMSIMAS untuk lebih KERANGKA TEORI
mengoptimalkan pelaksanaan. Dalam pelaksanaan
program PAMSIMAS di Banglas Barat diharapkan a. Implementasi kebijakan
meningkatkan perilaku hidup sehat, stop buang air Impementasi kebijakan dipandang dalam
besar sembarangan, penguatan bagi pengertin luas, merupakan tahap dari proses
10
Hasil Penelitian
kebijakan segera setelah penetapan undang-undang. konflik, keputusan, dan siapa memperoleh apa
Implementasi dipandang secara luas mempunyai dari suatu kebijakan. (Sujianto,2008) Grindle
makna pelaksanaan Undang-Undang dimana dalam sujianto mengemukakan bahwa
sebagai actor, organisasi, prosedur, dan teknik setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi
bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan keberhasilan implementasi,yaitu
dalam upaya untuk meraih tujuan-tujuan kebijakan 1. Kejelasan tujuan-tujuan program dan
atau program-program. Implementasi pada sisi yang tingkat consensus diantara pelaksana atas
lain merupakan fenomena yang kompleks yang tujuan-tujuan tersebut
mungkin dapat dipahami sebagai suatu proses, suatu 2. Tingkat perubahan dari kebiasaan-
keluaran(output) maupun sebagai suatu kebiasaan lama yang dikehendaki program
dampak(outcome). (Winarno,2012) 3. Tipe-tipe orang yang memperoleh manfaat
dan klien terbatas yaitu orang dan kelompok
Menurut Grindle (Nugroho,2004),
implementasi sebagai rangkaian antara tujuan yang menjadi target implementasi
kebijakan dan hasil-hasil kegiatan pemerintah, Menurut Gindle bahwa berhasil atau
karena itu implementasi kebijakan membutuhkan tidaknya sebuah kebijakan tersebut di
adanya sistem pelaksanaan kebijakan cara yang tentukan oleh dua variable yaitu “content of
diterjemahkan kedalam tindakan-tindakan program policy”(isi kebijakan) dan variable “ context
untuk mencapai tujuan akhir seperti yang ditetapkan of policy”( lingkungan kebijakan). Variable
oleh kebijakan. Grindle menyatakan, implementasi isi kebijakan mencakup yaitu:
merupakan proses umum tindakan administratif 1. Sejauh mana kepentingan kelompok sasaran
yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu. dan target group termuat dalam isi kebijakan
Proses Implementasi baru akan dimulai apabila 2. Jenis dan manfaat yang diterima oleh
tujuan dan sasaran telah ditetapkan, program target group
kegiatan tersusun dan dana telah siap dan telah 3. Sejauh mana perubahan yang diinginkan
disalurkan untuk mencapai sasaran. Implementasi oleh kebijakan
kebijakan menghubungkan antara tujuan kebijakan 4. Apakah letakan sebuah program sudah tepat
dan realisasinya dengan hasil kegiatan pemerintah.( 5. Siapa pelaksana program
Al-ikhlas,2014) 6. Apakah sebuah program didukung oleh
sumber daya yang memadai
Grindle juga menyatakan bahwa
implementasi pada dasarnya merupakan upaya Sedangkan variable lingkungan
menerjemahkan kebijakan publik yang kebijakan mencakup hal-hal sebagai berikut:
merupakan pernyataan luas tentang maksud, 1. Seberapa besar kekuasaan, kepentingan
tujuan dan cara mencapai tujuan kedalam dan strategi actor yang terlibat
berbagai program aksi untuk mencapai tujuan 2. Karakteristik institusi dan rezim yang
tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu sedang penguasa
kebijakan. Dengan demikian, implementasi 3. Kepatuhan dan daya tanggap
berhubungan dengan penciptaan “policy delivery Dari isi kebijakan konteks tersebut
sytem” yang menghubungkan tujuan kebijakan Grindle dalam nawawi dijelaskan:
dengan output atau outcomes tertentu. 1. Interest affected (kepentingan-
Menurut Grindle dalam sujianto
kepentingan yang mempengaruhi)
mengarahkan implementasi kebijakan bukan Berkaitan dengan berbagai pelaksanaannya
sekedar hubungan dengan mekasisme penjabaran pasti melibatkan banyak kepentingan dan
atau operasional dari keputusan politik kedalam sejauh mana kepentingan tersebut membawa
prosedur-prosedur rutin lewat saluran birokrasi, pengaruh terhadap implementasinya
melainkan lebih dari itu yaitu menyangkut masalah
11
Hasil Penelitian
12
Hasil Penelitian
b. Wawancara
D. Jenis Data Wawancara adalah proses memperoleh
informasi atau keterangan untuk tujuan penelitian
a. Data Primer
dengan cara tanya jawab dan saling bertatap
Data primer adalah data yang diperoleh muka dengan informan. Peneliti melakukan tanya
secara langsung dari informan yang menjadi jawab langsung kepada informan yang diteliti
objek penelitian berupa informasi yang relevan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang
dengan masalah yang diteliti. Untuk telah disiapkan mengenai permasalahan tentang
mendapatkan gambaran yang jelas mengenai Pamsimas sehingga mempermudah peneliti dalam
penelitian, maka diadakan wawancara langsung mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.
dengan informan penelitian. Data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu : F. Teknik Analisis Data
1. Terkait program penyedian air minum Data yang diperoleh akan dianalisis
dan sanitasi berbasis masyarakat secara kualitatif dengan menggunakan metode
(PAMSIMAS) di Desa Banglas Barat deskriptif, yakni berusaha memberikan gambaran
2. Mengenai peraturan perundang-undangan terperinci berdasarkan kenyataan yang ditemukan
dilapangan. Penyajian data dengan deskriptif,
dan peran masing-masing dari informan
hasil wawancara dan observasi yang nantinya
akan dimasukkan ke dalam kesimpulan.
13
Hasil Penelitian
Peraturan Perundang-undangan
DAFTAR PUSTAKA Keputusan Bupati Kepulauan Meranti Nomor
Buki-Buku 14/ HK/KPTS/I/2016 Tentang Perubahan
Kedua Atas Keputusan B u p a t i
Nugroho, Riant, 2004. Kebijakan Publik Kepulauan Meranti Nomor 164 T a h u n
Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. 2013 Tentang Pembentukan Kelompok
Jakarta : PT. Gramedia Kerja Program Air Minun d a n
Patiliman, Hamid, 2011. Metode Penelitian penyehatan Lingkungan Kabupaten
Kualitatif. Bandung : Alfabeta Kepulauan Meranti.
17