Professional Documents
Culture Documents
1
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
1
Bappeda Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
2
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
1
asswastomo@gmail.com, 2doddy@ugm.ac.id
Diterima: Desember 2019; Disetujui: April 2020
Abstract. PAMSIMAS is a government program to meet basic service needs that are not
served by the public system in rural areas through the development of community-based
drinking water supply systems. But in the post-construction development, it turns out that
the SPAM Desa was built experiencing different developments. This study aims to
determine the sustainability of community-based rural drinking water supply and the
factors that influence this sustainability. This study uses a qualitative approach with a case
study method in four villages in Purworejo Regency, namely the villages of Piji, Tridadi,
Jelok, and Gintungan. The analysis was conducted using comparative analysis with
research data derived from observations, interviews, and secondary data. The results
showed that villages with sustainability in social, financial, environmental, institutional,
and technical aspects have a very good level of sustainability while villages with
sustainability in just one aspect have a low level of sustainability. The sustainability of
SPAM Desa is influenced by social capital and human capital they have. Social capital
factors that influence in the form of a strong network of social relationships, trust, and
rules norms, while human capital factors that influence the form of motivation,
commitment, work team effectiveness and leadership.
Keyword: water supply, sustainability, human capital, social capital.
Abstraksi. PAMSIMAS merupakan salah satu program pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan layanan dasar yang tidak terlayani oleh sistem publik pada wilayah pedesaan
melalui pembangunan SPAM berbasis masyarakat. Namun dalam perkembangan pasca
konstruksi, ternyata SPAM Desa terbangun mengalami perkembangan yang berbeda-beda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberlanjutan penyediaan air minum pedesaan
berbasis masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus pada empat
desa di Kabupaten Purworejo, yaitu Desa Piji, Tridadi, Jelok, dan Gintungan. Analisis
yang dilakukan menggunakan analisis komparatif dengan data penelitian berasal dari
observasi, wawancara, dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desa
dengan keberlanjutan pada aspek sosial, keuangan, lingkungan, kelembagaan dan teknis
mempunyai tingkat keberlanjutan yang sangat baik sedangkan desa dengan keberlanjutan
pada salah satu aspek saja mempunyai tingkat keberlanjutan yang rendah. Keberlanjutan
SPAM Desa dipengaruhi oleh modal sosial dan modal manusia yang dimiliki. Faktor
modal sosial yang mempengaruhi berupa jaringan hubungan sosial yang kuat,
kepercayaan, dan norma aturan, sedangkan faktor modal manusia yang berpengaruh
berupa motivasi, komitmen, efektivitas tim kerja dan kepemimpinan.
Kata kunci: penyediaan air minum, keberlanjutan, modal manusia, modal sosial.
Logistik BPBD Purworejo, Hery Susanto, secara terus menerus (Bappenas, 2003).
sebagaimana dilansir https://www. Menurut Schuringa dalam Kamulyan, dkk
suaramerdeka.com mengharapkan agar (2017) sistem penyediaan air dikatakan
sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berkelanjutan ketika : sistem itu berfungsi
Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di desa- dan digunakan, sistem tersebut mampu
desa yang tidak aktif agar bisa diaktifkan memberikan tingkat manfaat yang sesuai
kembali. Selama ini di beberapa desa yang (kualitas, kuantitas, keteraturan, kesediaan,
sudah ada jaringan Pamsimas ternyata efisiensi, kesetaraan, keandalan dan
kesadaran masyarakat untuk melakukan kesehatan), berjalan dalam jangka waktu
pemeliharaan sangat kurang sehingga tidak yang lama tanpa berdampak buruk pada
berfungsi sebagaimana mestinya. Penelitian lingkungan, semua pembiayaan operasional
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dan pemeliharaan terpenuhi, terdapat
keberlanjutan SPAM Desa berbasis lembaga yang mengelola, dan mendapat
masyarakat setelah terbangun dan faktor dukungan yang layak dari pihak luar.
modal sosial dan modal manusia apa saja Mukherje, N dan van Wijk dalam
yang mempengaruhi keberlanjutan Trijunianto (2016) pada keberlanjutan
pengelolaan SPAM tersebut. untuk pembangunan air minum dan sanitasi
Keberlanjutan dapat diartikan sebagai terdapat 5 (lima) aspek, yaitu : teknis,
upaya dan kegiatan penyediaan air minum sosial, keuangan, lingkungan, dan
dan penyehatan lingkungan yang dilakukan kelembagaan. Kelima aspek tersebut
untuk dapat memberikan manfaat dan merupakan aspek yang saling
pelayanan kepada masyarakat pengguna mempengaruhi dan ketergantungan.
(network) dan keterkaitan (network), kasus holistik dengan empat kasus dan
sedangkan modal manusia menurut Mayo mengunakan metode analisis komparatif.
dalam Sukoco dan Prameswari (2017) Empat kasus yang digunakan dalam
memiliki lima komponen utama, yaitu : penelitian ini bertujuan untuk
individual capability, individual motivation, membandingkan antara persamaan dan
the organization climate, workgroup perbedaan dari setiap kasus sehingga
effectiveness dan leadership. didapatkan penjelasan secara komprehensif
Beberapa studi yang telah dilakukan mengenai bagaimana keberlanjutan
menunjukkan bahwa modal sosial dan penyediaan air minum berbasis masyarakat
modal manusia mempunyai pengaruh yang setelah terbangunnya infrastruktur SPAM
positif terhadap keberhasilan pembangunan. pedesaan dan faktor modal sosial dan
Kusumastuti (2015) menemukan bahwa modal manusia apa saja yang menyebabkan
kapasitas adaptasi yang dikembangkan oleh adanya perbedaan keberlanjutan penyediaan
masyarakat melalui modal sosial terikat air minum berbasis masyarakat.
dapat mewujudkan daya lenting, Sumber data didapat dengan cara
fleksibilitas, dan stabilitas dalam wawancara mendalam terhadap para
pembangunan dan pengelolaan infrastruktur narasumber yang mengetahui fakta-fakta
desa. Menurut penelitian Wirawan (2017) dan ikut berperan dalam kegiatan
modal manusia berpengaruh signifikan pengelolaan penyediaan air minum
terhadap kinerja perusahaan pada PDAM di perdesaan yang terdiri dari perangkat desa,
Kabupaten Tabalong. pengelola SPAM Desa, masyarakat
pengguna dan fasilitator pendamping
METODE PENELITIAN
program Pamsimas. Selain itu juga
Pendekatan yang digunakan peneliti
dilakukan dengan observasi lapangan secara
dalam penelitian ini adalah pendekatan
langsung untuk melihat kondisi SPAM dan
kualitatif dengan metode studi kasus. Yin
mengkaji data sekunder dari dokumen-
(2002) menyebutkan bahwa studi kasus
dokumen terkait yang ada.
merupakan strategi yang lebih cocok bila
Lokasi penelitian dilaksanakan pada
suatu penelitian berkenaan dengan how
empat desa di Kabupaten Purworejo, yaitu:
(bagaimana) atau why (mengapa), bila
Desa Piji, Desa Tridadi, Desa Jelok, dan
peneliti hanya memiliki sedikit peluang
Desa Gintungan. Pemilihan ini didasarkan
untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang
pada pertimbangan keempat desa tersebut
akan diselidiki dan bilamana fokus
telah selesai melaksanakan program
penelitiannya terletak pada fenomena
penyediaan air minum berbasis masyarakat
kontemporer (masa kini) di dalam konteks
pada tahap pertama (Pamsimas I) dan
kehidupan nyata. Penelitian ini
infrastruktur SPAM di ke empat desa
memfokuskan pada pertanyaan kepada
tersebut sudah beroperasi melakukan
penggguna, pengelola, dan pemerintah
pelayanan air minum kepada warga.
tentang bagaimana keberlanjutan SPAM
desa yang suda dilakukan dan mengapa HASIL DAN PEMBAHASAN
terjadi perbedaan dari kontek modal sosial Hasil penelitian menunjukkan setelah
dan modal manusia yang dimiliki. beroperasi mulai tahun 2012, layanan air
Desain penelitian yang dilakukan minum SPAM Desa Piji mengalami
dalam penelitian ini adalah desain multi perkembangan yang signifikan. Sampai
dengan akhir tahun 2018 layanan SPAM apresiasi berupa Hibah Insentif Desa pada
desa telah menjangkau seluruh wilayah tahun 2014. Salah satu peningkatan layanan
desa dan sebagian besar warga sudah BP-SPAM "Tirta Wening" adalah
memanfaatkan layanannya. Jumlah memanfaatkan apikasi media sosial Grup
sambungan rumah (SR) mengalami Whatsapp untuk laporan permasalahan
peningkatan dari tahun ke tahun dan kini kerusakan jaringan air minum. Pengelola
telah berkembang menjadi 250 SR. telah menerapkan aturan dan sanksi terkait
Berdasar keterangan dari perangkat Desa hak dan kewajiban pengguna dan berlaku
Piji, mengatakan bahwa partisipasi sampai saat ini. Keberlanjutan pengelolaan
masyarakat Desa Piji dalam pembangunan SPAM Desa mulai tahun 2017 di desa Piji
SPAM Desa sampai saat ini masih berjalan diteruskan oleh KP-SPAM yang merupakan
baik. Hal ini dilihat dari tingkat partisipasi transformasi dari BP-SPAM dan menjadi
yang tinggi pada setiap pembangunan bagian dari salah satu unit usaha BUMDES
SPAM Desa baik saat pelaksanaan di Desa Piji.
Pamsimas I, bantuan HID dan Pamsimas
III. Masih adanya budaya gotong royong
dan sambatan /kerja bakti setiap ada
kegiatan sosial menjadikan pembangunan
SPAM di desa Piji berjalan dengan baik dan
lancar serta berfungsi optimal sampai
dengan saat ini. Dalam pemenuhan biaya
operasional dan pemeliharaan, jumlah iuran
dari para pelanggan sampai dengan saat ini
masih berjalan lancar dan masih dapat Gambar 3. Kondisi SPAM Desa Piji
menutup biaya pemeliharaan SPAM. Warga Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019
mau untuk membayar tarif iuran pemakaian Pengelolaan SPAM Desa Tridadi yang
air sebesar Rp.2.000/m3 dan biaya beban mulai beroperasi sejak tahun 2010
operasional dan pemeliharaan sebesar menunjukkan perkembangan yang positif.
Rp.6.000/bulan untuk wilayah datar dan Layanan sambungan rumah mengalami
Rp.8.000/bulan untuk wilayah yang tinggi. kenaikan dari 50 SR pada awal mula
Tarif iuran yang sudah ditetapkan bersama beroperasi menjadi 235 SR pada tahun
dianggap tidak memberatkan para 2018. Seperti halnya desa Piji, partisipasi
pelanggan. Kuantitas dan kualitas sumber masyarakat desa dalam keberlanjutan
air SPAM Desa Piji terus terjaga dan SPAM Desa termasuk tinggi, baik berupa
mampu memenuhi kebutuhan pengguna. incash maupun inkind sejak Pamsimas I,
Setiap enam bulan sekali pihak pengelola bantuan HID dan Pamsimas III. Demikian
mengajukan uji kualitas air baik dari juga dengan kemauan warga untuk iuran
sumber maupun bak pengendapan untuk penggunaan air sebesar Rp.1.500/m3 dan
memenuhi standar dari Dinas Kesehatan. biaya beban pengelolaan sebesar
Pengelolaan SPAM Desa Piji pasca Rp.2.000/bulan. Para pengguna merasa
konstruksi dilakukan oleh Badan Pengelola tidak keberatan dan menilai sebanding
SPAM (BP-SPAM) "TIRTO WENING". dengan air yang didapat. Tinginya kemauan
Kinerja pengelola dalam keberlanjutan warga membuat pemenuhan biaya
SPAM Desa Piji sangat baik. dan mendapat
operasional dan pemeliharaan SPAM Desa SPAM Desa Jelok mulai beroperasi
Tridadi terpenuhi dari iuran yang sejak 2008 dan dalam perkembangannya
didapatkan dari para pelanggan sambungan mengalami penurunan. Saat ini SPAM Desa
rumah. Secara kuantitas air SPAM Desa hanya berfungsi sebagian saja berupa sumur
Tridadi sudah mencukupi kebutuhan warga. komunal. Keberlanjutan pelayan SPAM
Untuk mengatasi hal tersebut pengelola jaringan perpipaan sudah tidak berjalan, 30
mulai memanfaatkan mata air - mata air SR dengan menggunakan selang manual
yang berada di atas bukit Kualitas air sudah tidak terlayani semenjak tahun 2016
SPAM Desa Tridadi sudah memenuhi akibat bencana tanah longsor. Bencana
standar dan untuk menjaga kualitas air longsor yang terjadi menyebabkan
layanan setiap enam bulan sekali pihak hilangnya jaringan perpipaan SPAM Desa
pengelola mengajukan uji kualitas air baik Jelok di beberapa titik dan rusaknya
dari sumber maupun bak pengendapan. bangunan pengambilan air (intake).
Pengelolaan SPAM desa Tridadi dikelola Partisipasi masyarakat yang tinggi saat
oleh BP-SPAM "Tirta Lestari" . Kinerja pembangunan awal SPAM tidak terlihat
BP-SPAM desa Tridadi termasuk dalam dalam usaha menghidupkan kembali
kategori baik dan telah mendapat apresiasi operasional SPAM. Usaha untuk perbaikan
berupa Hibah Insentif Desa (HID). SPAM Desa tersebut tidak dilakukan
Kepengurusan BP-SPAM Desa Tridadi karena diperkirakan memakan biaya yang
termasuk aktif dimana rutin setiap bulan
besar. Berbeda dengan dua desa
mengadakan rapat anggota, dan pada rapat- sebelumnya, pelayanan penyediaan air
rapat tertentu dengan melibatkan pengguna minum dengan SPAM Desa di Desa Jelok
layanan air minum. BP-SPAM Tridadi telah menggunakan sistem gravitasi sehingga
menetapkan aturan dalam pengelolaan tidak ada iuran. Tidak adanya iuran dalam
SPAM, penerapan aturan ini masih berlaku pengelolaan SPAM menjadikan pengelola
sampai dengan sekarang walaupun dalam tidak mampu melakukan perbaikan. Secara
penerapannya masih belum maksimal.
kuantitas air SPAM Desa Jelok sebenarnya
Pengelolaan SPAM Desa mulai tahun 2017 mampu memenuhi kebutuhan air warga
di desa Tridadi menjadi bagian dari salah sekitar begitu juga dengan kualitas air yang
satu unit usaha BUMDES dan berubah dihasilkan SPAM termasuk bagus karena
nama menjadi KP-SPAM. berasal dari sumber air gunung dan telah
memenuhi standar dari Dinas Kesehatan.
Pengelolaan SPAM desa Jelok dilakukan
oleh BP-SPAM "Budur Jaya". Hasil
observasi lapangan diketahui kepengurusan
BP-SPAMS Desa Jelok sampai dengan saat
ini sudah tidak aktif karena SPAM Desa
sudah tidak berfungsi. Adanya perubahan
BP-SPAM menjadi KPSPAM dan menjadi
unit BUMDES membawa angin segar
Gambar 4. Kondisi SPAM Desa Tridadi dalam penyediaan air minum Desa Jelok.
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019 Mulai tahun 2017 BUMDES telah membuat
SPAM Desa baru secara bertahap dengan
mengadopsi sistem yang diterapkan pada semakin banyak warga yang menggunakan
Pamsimas. Rencananya akan dikelola oleh keran umum yang ada untuk kebutuhan
sub unit usaha BUMDES dengan sistem sehari-hari menambah berat beban yang
langganan iuran bulanan dengan meteran. harus ditanggung. Secara kuantitas dan
kualitas air dari sumber SPAM Desa
Gintungan sudah bisa mencukupi
kebutuhan dan memenuhi standar Dinas
Kesehatan walaupun berubah dari rencana
awal. Kondisi SPAM dan sumber air yang
kurang terawat menunjukkan tidak adanya
upaya perlindungan dan pemeliharaan
terhadap sumber air. Pengelolaan SPAM
desa Gintungan di lakukan oleh BP-SPAM
"Tirta Guna Sehat". Kelembagaan
pengelola SPAM Gintungan saat penelitian
Gambar 5. Kondisi SPAM Desa Jelok
keberadaannya masih ada tetapi tidak aktif.
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019
Sebenarnya pada awal operasional kinerja
Hasil wawancara dan observasi pengelola SPAM Desa Gintungan lumayan
menunjukkan bahwa SPAM Desa baik, tetapi seiring berjalannya waktu
Gintungan dioperasikan mulai tahun 2012, kinerjanya mulai menurun. Manajemen
layanan penyediaan air sampai saat ini yang kurang baik ditambah lagi dengan
terjadi penurunan. Pengguna layanan yang tidak adanya norma aturan yang jelas dalam
awalnya 90 SR turun menjadi 80 SR pada pemakaian air mempersulit dalam
tahun 2016 dan berhenti operasi tahun pengelolaan SPAM.
2017. Ketidakberfungsian SPAM Desa
sejak tahun 2017 akibat kerusakan mesin
pompa tidak pernah tertangani sampai saat
ini. Seperti halnya Desa Jelok, partisipasi
masyarakat Desa Gintungan yang tinggi
saat pembangunan awal SPAM tidak
terlihat dalam usaha menghidupkan
kembali operasional SPAM, kontribusi
incash masyarakat yang dulu dilakukan saat
pembangunan tidak terjadi untuk perbaikan
pompa yang rusak, pengelola hanya
mengharapkan bantuan dari pemerintah Gambar 6.Kondisi SPAM Desa Gintungan
desa. Kondisi keuangan SPAM desa dari Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019
iuran pelanggan tidak mampu lagi Analisis Perbandingan Aspek-Aspek
memenuhi biaya operasional dan Keberlanjutan Penyediaan Air Minum
pemeliharaan. Kemauan pengguna untuk Analisis perbandingan keberlanjutan
membayar terus menurun walaupun iuran antar desa dilakukan untuk mendapatkan
operasional; dan pemeliharaan hanya informasi yang komprehensif mengenai
sebesar Rp1.000,-/m3 dengan biaya beban keberlanjutan penyediaan air minum
Rp.1.000,-/bulan. Penurunan pengguna dan pedesaan air minum berbasis masyarakat
pada lokasi penelitian ditampilkan pada dua kelompok, yaitu (1) Penyediaan Air
Tabel 1. Minum Berkelanjutan yaitu Desa Piji dan
Tabel.1. memperlihatkan bahwa terdapat Desa Tridadi; (2) Penyediaan Air Minum
perbedaan perkembangan keberlanjutan Tidak Berkelanjutan yaitu Desa Jelok dan
SPAM Pedesaan pasca konstruksi. Desa Gintungan.
Perbedaan keberlanjutan ini terbagi menjadi
Tabel 1.
Perbandingan Perkembangan Keberlanjutan
Sistem Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat Tiap Desa
Aspek Desa Piji Desa Tridadi Desa Jelok Desa Gintungan
Aspek Sosial
Akses Layanan Air Tidak Tidak
Berkembang Berkembang
Minum Berkembang Berkembang
Kontribusi Kontribusi
Kontribusi dalam Kontribusi dalam
dalam dalam
Partisipasi Masyarakat pembangunan pembangunan
pembangunan pembangunan
turun turun
tinggi tinggi
Aspek Keuangan
Biaya Operasional dan BOP < Jumlah BOP < Jumlah BOP > Jumlah BOP > Jumlah
Pemeliharaan Iuran Iuran Iuran Iuran
Awal tinggi
Kemauan Membayar
Tinggi Tinggi Tidak ada iuran kemudian
Iuran
menurun
Aspek lingkungan
Kuantitas Air Mencukupi Mencukupi Mencukupi Mencukupi
Kualitas Air Baik Baik Baik Baik
Upaya Perlindungan
Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada
Sumber Air
Aspek Kelembagaan
Hanya sebagian Hanya sebagian
Lembaga Pengelola Ada dan aktif Ada dan aktif
yang aktif yang aktif
Ada aturan dan
Ada aturan dan Tidak ada aturan Tidak ada aturan
sanksi tetapi
Aturan dan Norma sanksi yang dan sanksi yang dan sanksi yang
penerapan
jelas jelas jelas
belum optimal
Aspek Teknis
Kondisi unit Hanya berfungsi
Berfungsi baik Berfungsi baik Tidak berfungsi
produksi/distribusi sebagian
Sumber: Analisis, 2019
Aspek sosial menunjukkan bahwa penyediaan air minum melalui sumbangan
pelayanan sistem penyediaan air minum baik berupa uang, tenaga maupun material.
pada Desa Piji dan Desa Tridadi mengalami Kondisi berbeda terjadi pada sistem
peningkatan dan perkembangan yang cukup penyediaan air minum berbasis masyarakat
signifikan. Perkembangan ini mencakup di Desa Jelok dan Desa Gintungan.
luas wilayah pelayanan, jumlah pengguna Pelayanan sistem penyediaan air minum
dan panjang jaringan. Selain itu partisipasi desa berbasis masyarakat yang ada terus
masyarakat dalam penyediaan air minum mengalami penurunan bahkan sudah tidak
terus terjaga yang terbukti dari masih dapat beroperasi lagi. Upaya perbaikan dan
tingginya kontribusi warga dalam program pengoperasian kembali sistem penyediaan
air minum desa yang ada menghadapi air dari sumber penyediaan air minum
kendala dalam biaya perbaikan. Partisipasi sangat mencukupi untuk memenuhi
warga desa tidak sama seperti pada saat kebutuhan para pengguna dan memperluas
pembangunan dulu dikarenakan banyak jaringan layanan. Secara kualitas, air
warga yang sudah membangun dan minum dari layanan kedua SPAM desa ini
memiliki sumber air sendiri. sudah memenuhi standar dari Dinas
Aspek keuangan menunjukkan bahwa Kesehatan. Adanya upaya untuk menjaga
sistem penyediaan air minum pada Desa kelestarian sumber air mendukung
Piji dan Desa Tridadi, jumlah dana iuran keberlanjutan sistem dalam penyediaan air
yang terkumpul setiap bulannya mampu minum pedesaan di kedua desa. Sedangkan
memenuhi kebutuhan biaya operasional dan pada Desa Jelok dan Desa Gintungan
pemeliharaan sistem penyediaan air minum menunjukkan bahwa kuantitas sumber air
kedua desa tersebut, selain itu sisa dana yang digunakan dalam sistem penyediaan
iuran yang terkumpul dipakai sebagai dana air minum sebenarnya cukup untuk
cadangan apabila terjadi kerusakan memenuhi kebutuhan para pengguna.
peralatan penyediaan air minum. Demikian juga dengan kualitas air yang
Tercukupinya kebutuhan biaya operasional dimiliki oleh sumber dan sistem penyediaan
sistem tidak terlepas dari tingginya tingkat juga telah memenuhi kualitas yang
kemauan iuran dari semua warga pengguna disyaratkan oleh Dinas Kesehatan. Upaya
yang merasa puas dengan pelayanan yang perlindungan terhadap sumber air di kedua
diberikan dalam penyediaan air minum. Hal desa belum ada.
ini berbeda dengan kondisi di Desa Jelok Aspek kelembagaan menunjukkan
dan Desa Gintungan. Tidak adanya bahwa dalam penyediaan air minum
penarikan iuran dalam pengelolaan terdapat perbedaan dalam keberlanjutan
penyediaan air minum di Desa Jelok pengelolaan SPAM Desa. Pada Desa Piji
menyebabkan tidak optimalnya dan Desa Tridadi menunjukkan bahwa
pemeliharaan sistem penyediaan air minum lembaga pengelola sistem penyediaan air
yang terbangun. Tidak adanya cadangan minum yang terbentuk (BPSPAM)
pendanaan berakibat pengelola kesulitan memiliki kinerja yang baik. Hal ini
dalam mencari pendanaan untuk perbaikan diperkuat dengan adanya aturan dan sanksi
jaringan yang rusak. Sedangkan kondisi di yang jelas dalam pengelolaan sistem
Desa Gintungan menunjukkan bahwa penyediaan air minum membuat mudah
terjadi penurunan jumlah pelanggan yang dalam pengelolaan walaupun penerapannya
mengakibatkan penurunan jumlah dana di Desa Tridadi belum optimal. Kondisi
iuran yang terkumpul. Penurunan yang berbeda terjadi pada kelembagaan
terjadi semakin lama berimplikasi kepada pengelola SPAM di Desa Jelok dan Desa
biaya operasional dan pemeliharaan SPAM Gintungan. Pada kedua desa ini
Desa hingga pada tahun 2017 sudah tidak kelembagaan pengelola yang terbentuk
mampu lagi untuk memperbaiki kerusakan tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
alat yang ada sehingga pelayanan terhenti. dalam pengelolaan operasional dan
Aspek lingkungan memperlihatkan pemeliharaan SPAM desa hanya sebagian
bahwa kuantitas dan kualitas air dalam pengurus saja yang aktif dan pada akhirnya
penyediaan air minum di Desa Piji dan vakum karena SPAM sudah tidak berfungsi
Desa Tridadi terjaga dengan baik. Kuantitas lagi. Belum adanya aturan yang jelas
Tabel 2.
Analisis Faktor Keberlanjutan Sistem Penyediaan Air Minum
Efektivitas
Komitmen
Desa
Motivasi
Jaringan
Norma
Kerja
Trust
Tabel 2. menunjukkan bahwa Desa Piji yang terbentuk di kedua desa dalam
dan Desa Tridadi mempunyai modal sosial penyediaan air minum yang cenderung
yang kuat. Hubungan sosial masyarakat dan lemah menyebabkan menurunnya
jaringan yang terbentuk dalam masyarakat partisipasi masyarakat desa. Rendahnya
yang cenderung kuat memudahkan kepercayaan masyarakat kepada pengelola
pengelola dalam meningkatkan partisipasi menjadikan berkurangnya sumber biaya
masyarakat dalam penyediaan air minum. operasional dan pemeliharaan dari iuran,
Kepercayaan masyarakat yang tinggi kemauan warga untuk membayar juga
terhadap pengelolaan SPAM Desa semakin menurun. Rendahnya kepercayaan
memudahkan pengelola dalam masyarakat pada dua desa penelitian
meningkatkan kemauan pelanggan untuk disebabkan ketidakpuasan pengguna SPAM
membayar iuran operasional dan terkait pengelolaan layanan air minum
pemeliharaan SPAM. Adanya aturan yang selama ini yang tidak merata dan tidak
mengikat dan diterapkan dengan baik di lancar. Tidak adanya norma aturan yang
Desa Piji menambah kuat kepercayaan dan jelas membuat lembaga pengelola tidak bisa
hubungan sosial yang terbentuk dalam memberikan sanksi bagi masyarakat yang
penyediaan air minum, demikian juga melanggar, norma yang ada selama ini
dengan Desa Tridadi walaupun penerapan berupa nilai-nilai kearifan lokal.
aturan yang ada belum optimal. Modal manusia berupa kompetensi
Modal manusia Desa Piji dan Desa pengelola dan masyarakat di Desa Jelok dan
Tridadi berdasarkan tabel 2 juga Desa Gintungan termasuk cukup baik untuk
menunjukkan tingkatan cukup kuat. mendukung keberlanjutan sistem
Kapabilitas masyarakat yang sedikit penyediaan air minum desa, akan tetapi
berbeda ternyata tidak memberikan rendahnya motivasi masyarakat dalam
pengaruh yang signifikan dalam keikutsertaan penyediaan air minum dan
keberlanjutan penyediaan air minum di rendahnya komitmen pengelola dalam
kedua desa. Motivasi masyarakat desa yang pengembangan dan pelayanan
tinggi dalam memenuhi kebutuhan air menyebabkan layanan tidak berkembang
minum mempercepat dalam pengembangan bahkan menurun. Rendahnya motivasi
layanan jaringan SPAM. Komitmen yang masyarakat lebih banyak disebabkan karena
tinggi dalam melakukan layanan dan kerja beberapa warga telah membuat sumber air
tim yang efektif dalam pengelolaan sendiri ataupun mengambil dari sumber
menjadikan SPAM desa dapat terus lain, sedangkan rendanya komitmen dalam
beroperasi dan memberikan kepuasan pengelolaan dikarenakan kesibukan
kepada masyarakat pelanggan selain itu masing-masing pengelola diluar
kepemimpinan yang mendukung dan aktif pengelolaan SPAM yang hanya sebatas
dalam merespon kebutuhan masyarakat kerja sosial. Tidak adanya pembagian kerja
menjadikan penyediaan air minum dan yang jelas diantara pengelola menyebabkan
lembaga pengelola dapat berjalan dan tidak efektifnya pengelolaan SPAM yang
berkinerja baik. berakibat pengelolaan SPAM tidak optimal
Modal sosial Desa Jelok dan Desa dan hanya satu dua orang saja yang aktif.
Gintungan berdasarkan tabel.2 memiliki Tidak adanya aktor yang mampu
kondisi yang berbeda dengan Desa Piji dan menggerakkan dan mencari solusi yang
Desa Tridadi. Hubungan sosial dan jaringan baik menyebabkan kurang baiknya
DAFTAR PUSTAKA