You are on page 1of 12

ISSN 2549-3922 EISSN 2549-3930 Journal of Regional and Rural Development Planning

Februari 2019, 3 (1): 35-46


DOI: http://dx.doi.org/10.29244/jp2wd.2019.3.1.35-46

Partisipasi dan Swadaya Masyarakat


dalam Rangka Menyukseskan Pamsimas III di Kabupaten Bungo,
Provinsi Jambi
Community Participation and Self-Help in Order to Support Pamsimas III
in Bungo Regency, Jambi Province

Asminar1*
1
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Muara Bungo, Jalan Pendidikan, Sungai Binjai,
Bungo, Jambi 37211 Indonesia; *Penulis korespondensi. e-mail: asminarjabir@yahoo.com
(Diterima: 30 Maret 2018; Disetujui: 4 Januari 2019)

ABSTRACT

Clean water is essential for daily life. Using less appropriate water may cause variety of
diseases, such as waterborne diarrhea, especially in rural areas. Pamsimas program, or
community-based water supply and sanitation program, is government's program conducted in
order to improve water supply, aiming to increase the coverage of water and sanitation services for
decent and sustainable sanitation. The purpose of this research is to understand the level of
community participation and self-support in improving universal access and to understand the
influence of Pamsimas III program to the access of clean water in villages. Data used in this study
are secondary data with descriptive analysis tools by observing community participation and
community self-help in Pamsimas III program in Bungo Regency, Jambi Province. Simple
correlation analysis was conducted to see the relation in community before and after the program.
Menawhile, multiple linear regression analysis was conducted to see the relation between
Pamsimas III program and the level of accessibility of clean water in Bungo Regency, Jambi
Province. Results showed that community participation is very high in every stage of Pamsimas
program. Community self-help in improving universal access is found very high beyond the
requirements of Pamsimas program, which is proved by the presence of home channels. Pamsimas
III program has high correlation with the accessibility of clean water in villages, with a correlation
value of 0.992. The level of accessibility of Pamsimas III Program to the availability of high water
is high with an R2 value of 0.815 or 81.5%.
Keywords: Pamsimas III, participation, self-help

ABSTRAK

Air bersih sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan air yang kurang
layak dapat menimbulkan beragam penyakit seperti penyakit diare yang ditularkan melalui air,
terutama di daerah perdesaan. Program yang dilaksanakan pemerintah untuk meningkatkan
penyediaan air bersih adalah program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Pamsimas), yang bertujuan meningkatkan cakupan penduduk terhadap pelayanan air minum dan
sanitasi yang layak dan berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
partisipasi dan swadaya masyarakat dalam meningkatkan universal access dan untuk mengetahui
pengaruh Program Pamsimas III terhadap akses air bersih di desa. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder melalui analisis deskriptif dengan mengamati partisipasi dan

35
Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2019, 3 (1): 35-46

swadaya masyarakat dalam program Pamsimas III di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Analisis
korelasi sederhana dilakukan untuk melihat hubungan masyarakat sebelum dan sesudah Pamsimas
III, sementara analisis regresi linier berganda dilakukan untuk melihat pengaruh Program
Pamsimas III terhadap aksesibilitas air bersih di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat sangat tinggi dalam setiap tahapan Pamsimas,
termasuk saat mencari sumber mata air. Swadaya masyarakat dalam meningkatkan universal
access sangat tinggi melebihi syarat Pamsimas, yang dibuktikan dengan adanya saluran rumah.
Program Pamsimas III dan aksesibilitas air bersih di desa memiliki korelasi yang tinggi dengan
nilai korelasi sebesar 0.992. Tingkat aksesibilitas Program Pamsimas III terhadap ketersediaan air
di Kabupaten Bungo tinggi dengan nilai R2 sebesar 0.815 atau 81.5%.
Kata kunci: Pamsimas III, partisipasi, swadaya

PENDAHULUAN Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) sehingga


banyak masyarakat Kabupaten Bungo yang
Latar Belakang menggunakan air sungai untuk melakukan
Air bersih sangat diperlukan oleh kegiatannya sehari-hari. DAS di wilayah
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari- Kabupaten Bungo dapat dilihat pada Tabel 1 di
hari, seperti memasak, mandi, mencuci, bawah ini.
minum, dan lain sebagainya Meksipun
demikian, air yang digunakan untuk Tabel 1 Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Hari,
Kabupaten Bungo
memenuhi kebutuhan masyarakat masih belum
memenuhi standar air bersih. Rendahnya No DAS Batang Hari Luas (Ha)
1 Sub DAS Batang Tabir 25,559.43
cakupan air bersih dan sanitasi dapat
2 Sub DAS Batang Tebo 391,144.22
menimbulkan masalah kesehatan, diantaranya 3 Sub DAS Batang Hari Ulu 47,689.46
penyakit diare yang ditularkan melewati air dan Sumber: BP-DAS Batanghari Jambi (2016)
lingkungan yang tidak sehat, terutama di daerah
perdesaan, pada masyarakat berpenghasilan Tabel 1 menunjukkan bahwa DAS
rendah dan masyarakat yang belum akses Batang Hari terbagi atas tiga Sub DAS, yaitu
sarana air minum. Untuk mendapatkan air Sub DAS Batang Tabir, Sub DAS Batang Tebo
minum yang layak diperlukan uji kualitas fisik dan Sub DAS Batang Hari. Sub DAS terluas
air bersih (Andini, 2017). yaitu Sub DAS Batang Tebo Seluas 391,144.22
Menurut Fitriyani & Rahdriwan (2015), Ha. Hal ini menunjukan bahwa di Kabupaten
permasalahan terbesar berada pada kualitas air Bungo Banyak DAS, sehingga masyarakat
yang semakin memburuk. Sumber mata air Kabupaten Bungo banyak yang memanfaatkan
yang digunakan dalam program Pamsimas air sungai untuk kebutuhan hidupnya.
sangat menentukan keberhasilan Pamsimas, Program Pamsimas III memiliki manfaat
oleh karena itu diperlukan cek kualitas air di sangat besar bagi masyarakat Kabupaten
laboratorium. Setiap kegiatan Pamsimas juga Bungo. Kabupaten Bungo terdiri dari 17
perlu dievaluasi dalam pengelolaannya (Astuti kecamatan. Kabupaten Bungo menerima
& Rahdriawan, 2013). Program Pamsimas pertama kali pada tahun
Penerima program Pamsimas III di 2014 sebanyak 10 desa. Jumlah desa penerima
Provinsi Jambi tersebar di seluruh Kabupaten program Pamsimas di Kabupaten Bungo selalu
di Provinsi Jambi, yang terdiri dari sembilan mengalami peningkatan. Pada tahun 2017
kabupaten. Salah satu kabupaten di Provinsi terdapat 20 desa penerima program Pamsimas
Jambi yang membutuhkan air bersih adalah di Kabupaten Bungo yang tersebar di sepuluh
Kabupaten Bungo. Kabupaten Bungo dilewati kecamatan, yang selengkapnya dapat dilihat
aliran Sungai Batang Hari, yang terdiri dari tiga pada Tabel 2 berikut ini.

Asminar 36
Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2019, 3 (1): 35-46

Tabel 2 Kecamatan dan desa penerima Pamsimas III Pamsimas. Desa yang tidak terpilih menjadi
Kabupaten Bungo tahun 2016 desa waiting list tahun berikutnya.
No Kecamatan Desa Dana yang digunakan dalam Program
1 Limbur Lubuk Tuo Limbur Pamsimas bersumber dari Anggaran
Mengkuang Pendapatan Belanja Negara (APBN) atau
Muara Tebo Pandak Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
Rantau Tipu sebesar 70%, Anggaran Pendapatan Belanja
Pauh Agung Desa (APB-Des) sebesar 10%, dan swadaya
2 Jujuhan Ujung Tanjung masyarakat sebesar 20%. Oleh karena itu,
3 Jujuhan Ilir Kuamang partisipasi pemerintah desa dan swadaya
4 Tanah Paku Aji masyarakat sangat diperlukan, sesuai pendapat
Sepenggal Afrriandi dan Wahyono (2012) yang
Lintas menyatakan partisipasi masyarakat dalam
Sungai Tembang penyediaaan air minum dan sanitasi yang
Sungai Mancur berbasis masyarakat sangat pentimg.
5 Tanah Empelu Kerangka pemikiran penelitian ini
Sepenggal disajikan dalam Gambar 1.
6 Tanah Tumbuh Perenti Luweh
7 Pelepat Balai Jaya
Program Pamsimas
Sungai Gurun Pamsimas
Cilodang
Swadaya masyarakat Partisipasi masyarakat
Sekampil
8 Pelepat Ilir Karya Harapan
Mukti Universal Access
Daya Murni
Sumber Mulya
Kesediaan Air Bersih
9 Bathin III Lubuk Kayu Aro
10 Bathin III Ulu Sungai Telang Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
Sumber: Pamsimas III Kabupaten Bungo (2016)
Gambar 1 menjelaskan bahwa dalam
Tabel 2 menunjukkan bahwa diantara program Pamsimas sangat dibutuhkan
sepuluh kecamatan di Kabupaten Bungo yang partisipasi dan swadaya masyarakat untuk
menerima Program Pamsimas, kecamatan yang mencapai universal access. Hal ini diperkuat
terbanyak memperolah program Pamsimas pendapat Putri (2016) yang menyatakan
adalah Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan
dan Kecamatan Pelepat. Desa penerima dalam program Pamsimas. Program Pamsimas
program dipilih sesuai dengan hasil verifikasi sangat membutuhkan partisipasi masyarakat
yang diadakan di Badan Perencanaan agar ada rasa memiliki dari masyarakat,
Pembangunan Daerah (Bappeda) yang terutama dalam tahapan penggalian pipa untuk
dilakukan oleh Panitia Kemitraan Bappeda, menyalurkan air (Qomarudin et al., 2017).
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Secara umum kebutuhan air bersih di
Pemerintahan Desa (BPMPD), Dinas Pekerjaan Kabupaten Bungo belum dapat dipenuhi secara
Umum, Dinas Kesehatan, Perguruan Tinggi, keseluruhan. Berdasarkan latar belakang di atas
dan Lembaga Swadaya masyarakat (LSM). maka penulis tertarik untuk mengambil judul
Banyak desa yang mengajukan proposal, akan “Partisipasi dan Swadaya Masyarakat dalam
tetapi berdasarkan perangkingan maka 20 desa Rangka Mensukseskan Pamsimas III di
terpilih dan berhak menerima program Kabupaten Bungo Provinsi Jambi”.

37 Partisipasi dan Swadaya Masyarakat...


Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2019, 3 (1): 35-46

Pertanyaan Penelitian Program Pamsimas II sejak tahun 2013 sampai


Berdasarkan uraian diatas, disusun dengan tahun 2015. Kedua program telah
pertanyaan penelitian sebagai berikut: berhasil meningkatkan jumlah warga miskin
1. Bagaimana tingkat partisipasi dan tingkat perdesaan dan pinggiran kota untuk dapat
swadaya masyarakat dalam meningkatkan mengakses pelayanan air minum dan sanitasi,
universal access di Kabupaten Bungo serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup
Provinsi Jambi Tahun 2017? bersih dan sehat di sekitar 12,000 desa yang
2. Bagaimana tingkat aksesiblitas Program tersebar di 233 kabupaten/kota. Program
Pamsimas III terhadap tersedianya air bersih Pamsimas dilanjutkan pada tahun 2016 sampai
di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi Tahun dengan tahun 2019 khusus desa-desa di
2017? kabupaten untuk meningkatkan akses penduduk
perdesaan dan pinggiran kota terhadap fasilitas
Tujuan Penelitian air minum dan sanitasi dalam rangka
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pencapaian target universal access air minum
mengidentifikasi tingkat partisipasi dan dan sanitasi tahun 2019. Program Pamsimas III
swadaya masyarakat dalam meningkatkan dilaksanakan untuk mendukung dua agenda
universal access dan untuk mengetahui tingkat nasional untuk meningkatkan cakupan
aksesibilitas Program Pamsimas III dalam penduduk terhadap pelayanan air minum dan
ketersedian air bersih di Kabupaten Bungo, sanitasi yang layak dan berkelanjutan,
Provinsi Jambi. universal access yaitu: 1) 100-100, yaitu 100%
akses air minum dan 100% akses sanitasi; dan
Kerangka Teori 2) sanitasi total berbasis masyarakat.
1. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi berasal dari bahasa Inggris Ruang lingkup Program Pamsimas
“participation” yang bermakna pengambilan mencakup lima komponen:
bagian atau pengikutsertaan. Menurut Willy 1. Pemberdayaan masyarakat dan
(1997), partisipasi adalah ikut mengambil pengembangan kelembagaan daerah dan
bagian. Partisipatif dalam Program desa;
Pamsimas III bermakna seluruh masyarakat 2. Peningkatan perilaku higienis dan
(baik miskin, kaya, perempuan, laki-laki) pelayanan sanitasi;
menjadi pelaku utama dan terlibat secara 3. Penyediaan sarana air minum dan sanitasi
aktif dalam seluruh tahapan kegiatan umum;
Program Pamsimas. 4. Hibah insentif; dan
2. Swadaya Masyarakat 5. Dukungan teknis dan manajemen
Arti swadaya menurut Kamus Besar Bahasa pelaksanaan program.
Indonesia (KBBI) adalah kekuatan (tenaga)
Tujuan Pamsimas III
sendiri. Swadaya masyarakat dalam
kegiatan Pamsimas adalah menyediakan Program Pamsimas III tahun 2016
kontribusi sebesar minimal 20% dari bertujuan untuk meningkatkan akses
kebutuhan biaya Rencana Kegiatan masyarakat terhadap pelayanan air minum dan
Masyarakat (RKM), yang terdiri dari 4% sanitasi yang berkelanjutan di wilayah
dalam bentuk uang tunai (in-cash) dan 16% perdesaan dan peri-urban.
dalam bentuk natura (in-kind).
Sasaran Program Pamsimas III
Sejarah Pamsimas Sasaran Program Pamsimas III tahun
Program Pamsimas I dilaksanakan sejak 2016 adalah:
tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, dan

Asminar 38
Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2019, 3 (1): 35-46

1. Terdapat tambahan 22.1 juta penduduk yang 7. Adanya pernyataan kesanggupan


dapat mengakses sarana air minum aman masyarakat untuk:
dan berkelanjutan; a. Menyediakan Kader Pemberdayaan
2. Terdapat tambahan 14.9 juta penduduk yang Masyarakat (KPM) bidang Air Minum
dapat mengakses sarana sanitasi yang layak dan Penyehatan Lingkungan (AMPL)
dan berkelanjutan; b. Menyediakan kontribusi sebesar
3. Minimal 60% masyarakat dusun lokasi minimal 20% dari kebutuhan biaya
program seluruh penduduknnya menerapkan RKM, yang terdiri dari 4% in-cash dan
stop buang air besar sembarangan (sbs); 16% in-kind;
4. Minimal 70% masyarakat mengadopsi c. Menghilangkan kebiasaan Buang Air
perilaku program cuci tangan pakai sabun Besar Sembarangan (BABS).
(ctps);
5. Minimal 70% pemerintah kabupaten Prinsip Strategi Program Pamsimas III
memiliki dokumen perencanaan daerah 1. Penerapan tiga pilihan kegiatan
bidang air minum dan sanitasi untuk pembangunan dan pengembangan Sarana
mendukung adopsi dan pengarusutamaan Penyediaan Air Minum (SPAM) pada desa
pendekatan pamsimas dan pencapaian target sasaran Pamsimas, sebagai berikut:
pembangunan air minum dan sanitasi a. Pembangunan baru
daerah; b. Perluasan
6. Minimal 60% pemerintah kabupaten c. Peningkatan
mempunyai peningkatan belanja di bidang 2. Desa penerima bantuan program Pamsimas
air minum dan sanitasi dalam rangka terdiri dari:
pemeliharaan sistem pelayanan air minum a. Desa baru, yaitu desa yang belum
dan sanitasi saat ini serta pencapaian akses pernah mendapatkan bantuan
universal air minum dan sanitasi. Pamsimas;
b. Desa perluasan, yaitu desa yang sudah
Kriteria Lokasi Program Pamsimas III pernah mendapatkan bantuan
Kriteria desa sasaran baru program Pamsimas namun masih mempunyai
Pamsimas tahun 2016 meliputi: kapasitas untuk dikembangkan, baik
1. Belum pernah mendapatkan program dari sisi teknis dan pelayanan; dan
Pamsimas; c. Desa peningkatan kinerja, yaitu desa
2. Cakupan akses air minum aman masih yang sudah pernah mendapatkan
rendah yaitu di bawah 68.87%; bantuan pamsimas dengan kinerja
3. Cakupan akses sanitasi aman masih rendah; SPAM buruk (merah dan kuning)
yaitu di bawah 62.41%; sehingga perlu mendapatkan bantuan
4. Prevalensi penyakit diare (atau penyakit untuk peningkatan kinerja.
yang ditularkan melewati air dan
lingkungan) tergolong tinggi berdasarkan Prinsip Program Pamsimas III
data Puskesmas; 1. Tanggap kebutuhan
5. Memenuhi biaya per penerima manfaat yang 2. Partisipasi
efisien; 3. Kesetaraan gender
6. Adanya pernyataan kesanggupan 4. Keberpihakan kepada masyarakat miskin
pemerintah desa untuk menyediakan 5. Akses bagi semua masyarakat
minimal 10% pembiayaan untuk Rencana 6. Perlindungan pada anak
Kerja Masyarakat (RKM) dari porsi dana 7. Keberlanjutan
desa atau Anggaran Pendapatan Belanja 8. Transparansi dan akuntabilitas
Desa (APB-Des); 9. Berbasis nilai

39 Partisipasi dan Swadaya Masyarakat...


Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2019, 3 (1): 35-46

METODE PENELITIAN Korelasi sederhana dilakukan untuk


mengetahui hubungan/relasi dalam
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten masyarakat yang memiliki akses air minum
Bungo Provinsi Jambi sejak bulan Januari 2018 layak sebelum dan sesudah Pamsimas.
Korelasi sederhana merupakan suatu teknik
hingga Februari 2018. Data yang digunakan
statistik yang dipergunakan untuk mengukur
dalam penelitian ini adalah data primer dan kekuatan hubungan dua variabel dan juga
data sekunder. Data dikumpulkan dengan untuk dapat mengetahui bentuk hubungan
menggunakan beberapa teknik pengumpulan antara dua variabel tersebut dengan hasil
data untuk mendapatkan informasi yang yang sifatnya kuantitatif. Rumus yang
diperlukan dan memastikannya terjaring sebaik dipergunakan untuk menghitung Koefisien
mungkin. Adapun metode yang digunakan Korelasi Sederhana adalah sebagai berikut:
adalah:
r= nΣxy – (Σx) (Σy)
1. Metode Observasi √{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}
Metode observasi dilakukan untuk
mengamati sumber mata air yang digunakan Keterangan:
untuk air bersih dan keadaan lingkungan n : banyaknya pasangan data X dan Y
masyarakat penerima Pamsimas III Σx : total jumlah dari variabel X
Kabupaten Bungo. Σy : total jumlah dari variabel Y
2. Studi Kepustakaan Σx² : kuadrat dari total jumlah dari variabel X
Studi kepustakaan dilakukan untuk Σy² : kuadrat dari total jumlah dari variabel Y
mengumpulkan data yang berhubungan Σxy : hasil perkalian total variabel X dan
dengan masalah yang ditulis dalam studi variabel Y
pustaka dan sumber sekunder yang
berhubungan air bersih. Setelah data 4. Regresi Linier Berganda
terkumpul, maka selanjutnya dibaca, Perhitungan pengaruh program Pamsimas
dipelajari, ditelaah, serta direduksi guna dalam akses air bersih diukur dengan
menggunakan analisis regresi linier
memperoleh rangkuman inti dari data.
berganda, dengan menggunakan persamaan
Tahap akhir adalah melakukan interpretasi sebagai berikut:
terhadap data, hingga sampai pada konsep- Y = X1 + X2 + e
konsep pemecahan masalah secara tuntas Keterangan:
dan menyeluruh. Y : jumlah penduduk secara keseluruhan
Data yang telah diperoleh dari metode X1 : jumlah pemanfaat air bersih sebelum
observasi dan studi pustaka dianalisis Pamsimas III
dengan teknik analisis desktiptif dan analisis X2 : jumlah pemanfaat air bersih setelah
regresi linier berganda. Pamsimas III
3. Deskriptif e : error term
Mengidentifikasi partisipasi dan swadaya
masyarakat dalam program Pamsimas III PEMBAHASAN
dengan cara deskriptif melalui lima tahapan
Pamsimas III yaitu: Topografi Kabupaten Bungo
a. Seleksi desa Kabupaten Bungo dialiri oleh empat
b. Perencanaan sungai besar, yaitu Sungai Batang Tebo, Sungai
c. Pelaksanaan Batang Bungo, Sungai Batang Pelepat, dan
d. Operasional dan pemeliharaan Sungai Batang Jujuhan. Keempat sungai ini
e. Penguatan keberlanjutan sangat penting bagi kelanjutan hidup
f. Korelasi Sederhana masyarakat dan sangat potensial untuk sumber
kehidupan sosial ekonomi masyarakat dalam
memenuhi kehidupan sehari-hari. Jika

Asminar 40
Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2019, 3 (1): 35-46

pengelolaan DAS tidak dilakukan secara baik Tabel 3 menunjukkan bahwa sungai
maka akan menjadi bumerang bagi masyarakat yang paling panjang di Kabupaten Bungo
yang tinggal di DAS. adalah sungai Batang Tebo sepanjang 256 Km,
melewati dua kabupaten, yaitu Kabupaten
Tabel 3 Aliran sungai di Kabupaten Bungo Bungo dan Kabupaten Tebo. Sungai Batang
No Nama Sungai Panjang (Km) Tebo memiliki aliran yang tidak akan kering
1 Batang Tebo 256 walaupun kemarau panjang, dan merupakan
2 Batang Bungo 95 aset untuk pertanian.
3 Batang Pelepat 105
4 Batang Jujuhan 158

Gambar 2 Peta Cekungan Air Tanah Kabupaten Bungo


Sumber Data: Pamsimas.org

Gambar 2 menunjukkan bahwa Pamsimas di Kabupaten Bungo


Kabupaten Bungo dialiri oleh tiga Subsistem Pamsimas di Kabupaten Bungo
Sungai Batang Hari yaitu Sub DAS Batang dilaksanakan pertama kali pada tahun 2014
Tabir, Sub DAS Batang Tebo dan Sub DAS dengan desa sebanyak 10 desa. Pada tahun
Batang Hari Ulu. Kabupaten Bungo sangat 2016, jumlah desa penerima program
subur dan memiliki sumber mata air yang tidak mengalami peningkatan menjadi 20 desa. Desa
terpengaruh oleh iklim. Mayoritas masyarakat yang mendapat Pamsimas sudah dirangking
menggunakan air sungai untuk kebutuhan terlebih dahulu dengan cara diverifikasi sesuai
hidup sehari-hari. dengan kebutuhan masyarakat. Jumlah desa
penerima program Pamsimas tahun 2014

41 Partisipasi dan Swadaya Masyarakat...


Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2019, 3 (1): 35-46

sampai 2017 dapat di lihat pada Tabel 4 di Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan
bawah ini. Pamsimas III
Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan
Tabel 4 Perkembangan jumlah desa penerima untuk keberhasilan Pamsimas yang di
Program Pamsimas III Kabupaten Bungo,
Provinsi Jambi laksanakan di desa. Setiap tahapan Pamsimas
melibatkan masyarakat. Air bersih sumber
Jumlah Desa
No Tahun
Penerima Pamsimas
kehidupan yang tidak bisa dipisahkan dari
1 2014 10 kehidupan masyarakat sehari-hari, tahapan
2 2015 10 yang dilalui yang melibatkan partisipasi
3 2016 20 masyarakat diuraikan sebagai berikut.
4 2017 20
1. Seleksi desa
Jumlah 60
Sumber: Pamsimas III Kabupaten Bungo, 2017 Partisipasi masyarakat pada tahapan seleksi
desa adalah penyusunan proposal. Di dalam
Tabel 4 menunjukkan adanya proposal masyarakat mendata kembali
peningakatan desa penerima Program jumlah masyarakat desa secara keseluruhan,
Pamsimas mulai dari tahun 2014 sampai tahun kemudian membagi ke dalam tingkatan,
2017, yakni 10 desa pada tahun 2014 dan 2015, miskin sedang dan kaya. selanjutnya
kemudian meningkat menjadi 20 desa pada mendata potensi yang ada di desa,
tahun 2016 dan 2017. Pertambahan desa ini masyarakat yang menggunakan air bersih
sesuai dengan tujuan pembangunan nasional dan sanitasi. Proposal ini menjadi bahan
yaitu universal access tahun 2019. Hal ini acuan bagi reviewer untuk menilai apakah
menunjukkan bahwa 100% masyarakat desa tersebut layak atau tidak layak
mendapatkan layanan air minum dan sanitasi menerima Program Pamsimas. Reviewer
yang layak. Desa yang mendapatkan Program yang menilai desa yang menjadi prioritas
Pamsimas pada tahun 2017 dilaksanakan pada dalam program Pamsimas ini terdiri dari
tahun 2018. Hal ini disebabkan karena banyak lima instansi terdiri dari Badan Perencanaan
tahapan Pamsimas yang harus dilewati. dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas
Kegiatan Program Pamsimas di Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan,
kabupaten Bungo mencakup air bersih dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),
sanitasi, akan tetapi yang diteliti dalam dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
penelitian ini hanya air bersih saja karena air Desa (PMD).
bersih sangat erat hubungannya dengan 2. Perencanaan
kebutuhan hidup masyarakat dan prioritas Partisipasi masyarakat dalam tahapan
utama masyarakat. Penggunaan air yang tidak perencanaan adalah melalui pembuatan
bersih yang bersih sangat besar efeknya bagi Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM). Di
kehidupan masyrakat terutama anak kecil yang dalam pembuatan RKM terdapat peta. Peta
sangat sensitif dan mudah terserang aneka yang dibuat ini melibatkan masyarakat
ragam penyakit yang disebabkan oleh air karena ada lokasi rumah, kesediaan air
seperti diare. Hal ini sesuai dengan pendapat bersih, sanitasi dan potensi desa. Kegiatan
Sri & Handayani (2018) yang menyatakan yang juga menarik pada saat perencanaan
bahwa ketersediaan air bersih mempunyai ini adalah identifikasi masalah. Indenfikasi
peran besar dalam penurunan angka diare masalah di desa yang berhubungan dengan
terutama pada anak-anak. air bersih dan sanitasi melibatkan
masyarakat dalam sebuah kegiatan di alam
terbuka, seperti sebuah permainan dan
output dari kegiatan inipun tercapai.

Asminar 42
Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2019, 3 (1): 35-46

Output dari kegiatan ini adalah mengetahui bersih. Tahap pelaksanaan ini sangat di
permasalahan yang di hadapi masyarakat di harapkan partisipasi keseluruhan masyarakat
desa yang erat hubungannya dengan air desa, agar tercipta rasa memiliki.
minum dan sanitasi (RKM Pamsimas III 4. Operasional dan pemeliharaan
Kabupaten Bungo, 2017). Pembangunan infrastruktur Pamsimas yang
Kegiatan yang melibatkan partisipasi telah terbangun diharapkan berjalan dengan
masyarakat pada tahap pelaksanaan adalah baik dan secara kontinu dapat di manfaatkan
mencari sumber mata air ke dalam hutan oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat
dengan jarak tempuh ±2 Km untuk dalam tahapan operasional dan
mendapat sumber mata air yang layak. pemeliharaan adalah menjaga agar
Kemudian air tersebut akan diambil untuk di infrastruktur Pamsimas yang telah dibangun
cek di laboratorium, dapat dilihat pada berjalan dengan baik. Salah satu caranya
Gambar 3 di bawah ini. adalah melalui iuran yang dikelolah oleh
Badan Pengelolah Sarana Air Minum
(BPSPAM). Iuran ini digunakan untuk
membayar listrik, memperbaiki peralatan
yang rusak dan sebagainya.
5. Penguatan keberlanjutan
Partisipasi masyarakat dalam tahapan
penguatan keberlanjutan adalah mengikuti
pelatihan pembukuan dan pelatihan
memperbaiki peralatan yang rusak dan
sebagainya. Dalam program Pamsimas,
terdapat sebuah wadah yang menampung
semua aspirasi masyarakat yang berkaitan
dengan Pamsimas yaitu asosiasi. Asosiasi
Pamsimas untuk Kabupaten Bungo bernama
Asosiasi Tirta Bungo Mas.
Gambar 3 Partisipasi masyarakat saat mencari
sumber mata air
Swadaya yang Dilakukan Masyarakat
Sumber: Pamsimas III Kabupten Bungo (2017) dalam Pamsimas III
Dalam program Pamsismas III, dana
Sumber mata air sangat penting karena air yang berasal dari APBN maupun APBD
yang dialirkan melewati Saluran Penyediaan sebesar 70% untuk mencapai 100% , dana 10%
Air Minum (SPAM) berasal dari sumber berasal dari dana desa, dan dana 20% berasal
mata air dan dicek di laboratorium. Hasil dari swadaya masyarakat berupa in-kind dan
cek laboratorium inilah yang nantinya akan in-cash. Swadaya masyarakat disosialisasikan
menentukan apakah air tersebut layak untuk pada saat awal sosialisasi di desa, dan adanya
diminum atau tidak. kesepakatan dari masyarakat untuk swadaya
3. Pelaksanaan 20% dan ini bertujuan agar masyarakat lebih
Kegitan Pamsimas dilaksanakan setelah ada rasa memiliki terhadap sarana yang telah di
pencairan dana. Pada tahapan pelaksanaan, bangun Dana in-kind sebesar 16% berupa
partisipasi masyarakat adalah gotong royong bantuan tenaga atau material yang diuangkan
saat pembersihan lahan untuk pembuatan sedangkan in-cash, merupakan dana langsung
bak penampung air bersih. Kegiatan yang sebesar 4%. Selengkapnya dapat dilihat pada
lebih meningkatkan rasa kepemilikan Gambar 4 di bawah ini.
masyarakat pada pelaksanan adalah
penanaman pipa untuk penyaluran air

43 Partisipasi dan Swadaya Masyarakat...


Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2019, 3 (1): 35-46

Tabel 5 Jumlah penduduk Kabupaten Bungo dan air


minum layak tahun 2017
No Nama Desa Jumlah Air
Penduduk Minum
(KK) Layak
(KK)
1 Lubuk Kayu Aro 265 44
2 Tuo Limbur 378 159
3 Rantau Tipu 107 18
4 Pauh Agung 265 60
5 Muara Tebo Pandak 101 44
6 Balai Jaya 320 23
7 Ujung Tanjung 502 82
8 Sungai Gurun 304 257
9 Sekampil 327 70
10 Sungai Telang 320 140
11 Parenti Luweh 274 12
Gambar 4 Pleno RKM 12 Cilodang 570 0
Sumber Data: Pamsimas III Kabupaten Bungo 13 Karya Harapan
(2017) Mukti 983 56
14 Sumber Mulya 492 109
Gambar 4. menunjukkan pleno Rencana 15 Daya Murni 838 182
Kegiatan Masyarakat (RKM) disampaikan ke 16 Empelu 1081 203
17 Paku Aji 202 8
masyarakat. Dalam pleno RKM ini 18 Kuamang 246 1
disampaikan sumber dana Pamsimas 19 Sungai Mancur 409 33
keseluruhan dan kesanggupan swadaya 20 Sungai Tembang 563 128
masyarakat sebesar 20%. Swadaya masyarakat Sumber: Data Olahan (2017)
untuk Kabupaten Bungo lebih dari 20%. Hal ini
Tabel 5 menunjukkan masih banyak desa
dibuktikan dengan adanya saluran rumah yang
di Kabupaten Bungo yang belum memiliki
telah disediakan oleh masyarakat (SIM
akses air bersih yang layak. Desa yang tidak
Pamsimas III Kabupaten Bungo, 2017).
memiliki akses air minum di Kabupaten Bungo
Saluran rumah dapat mempermudah
adalah Desa Cilodang. Di Desa Cilodang
masyarakat mengambil air di dalam rumah.
sumbar air minum yang digunakan berasal dari
Setyoadi (2014) menyatakan bahwa sistem
air rawa, empang dan sumur bor di masjid
pelayanan saluran rumah paling sesuai
yang ada di sekitar tempat tinggal mereka dan
diaplikasikan dan dikembangkan sesuai dengan
pada musim kemarau sumber air minum
aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.
tersebut kering sehingga masyarakat ke desa
tetangga untuk mengambil air.
Analisis Pengaruh Program Pamsimas
Program Pamsimas merupakan program
dalam Akses Air Bersih di Desa
yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat
Program Pamsimas sangat besar
Kabupaten Bungo. Hubungan penduduk yang
pengaruhnya bagi masyarakat Kabupaten
telah memiliki akses air bersih sebelum dan
Bungo karena air bersih untuk diminum sangat
sesudah Pamsimas dapat dilihat pada Tabel 6.
kurang di Kabupaten Bungo. Jumlah penduduk
yang telah mengomsumsi air yang layak dapat
dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.

Asminar 44
Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2019, 3 (1): 35-46

Tabel 6 Hubungan Masyarakat yang Memiliki Akses Pamsimas berpengaruh positif terhadap
Air Minum Layak Sebelum dan Sesudah kegiatan efektivitas proyek.
Pamsimas

Correlations PENUTUP
Y X1 X2
Pearson Y 1 0.3 0.922 Kesimpulan
Correlation X1 0.3 1 0.29 Kesimpulan dari penelitian ini adalah
X2 0.92 0.29 1
sebagai berikut:
Sig. (1-tailed) Y . 0.1 0
X1 0.1 . 0.108 1. Partisipasi dan swadaya masyarakat sangat
X2 0 0.11 . tinggi dalam setiap tahapan Pamsimas
N Y 20 20 20 dalam meningkatkan universal access di
X1 20 20 20
Kabupaten Bungo.
X2 20 20 20
Sumber: Data Olahan (2017) 2. Tingkat aksesibilitas Program Pamsimas III
di Kabupaten Bungo tahun 2017 terhadap
Tabel 6 menunjukkan bahwa terdapat ketersediaan air bersih tinggi, dengan R2
korelasi hubungan masyarakat yang memiliki sebesar 0.815 atau 81.5%.
akses air minum layak sebelum dan sesudah
Pamsimas, dengan koefisien korelasi (r) yaitu Saran
0.992. Nilai koefisien korelasi yang mendekati 1. Pentingnya peran serta Pemerintah Desa
nilai 1 menunjukkan bahwa terdapat keeratan dalam peningkatan aksestabilitas program
hubungan antara masyarakat dengan Program Pamsimas III yang berkelanjutan.
Pamsismas. Hal ini juga dibuktikan dengan 2. Peningkatkan akses air bersih ke
adanya peningkatan jumlah masyakarat pemukiman masyarakat.
memiliki air minum yang layak dan hampir 3. Pentingnya menjaga infrastruktur air bersih
seluruh desa yang memiliki akses 100%. yang telah di bangun.
Data yang digunakan dalam penelitian
bersifat multikolinearitas dengan VIF UCAPAN TERIMA KASIH
(Variance Inflation Factor) sebesar 1.092. Hal
ini ditunjukkan dengan matriks korelasi, sesuai Dalam penyusunan paper ini, penulis
dengan pendapat Klein (1962) yang memperoleh dorongan dan bantuan dari banyak
menyebutkan bahwa bahwa, jika VIF lebih pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang
besar dari 1/(1 – R2) atau nilai toleransi kurang sedalam-dalamnya kepada:
dari (1 – R2), maka multikolinearitas dapat 1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas
dianggap signifikan secara statistik. Kondisi ini Muara Bungo.
terjadi karena hubungan linier atau korelasi 2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muara
yang tinggi, dengan nilai korelasi sebesar 0.992 Bungo.
dan nilai R2 yang tinggi (signifikan) sebesar 3. Bapak/Ibu Dosen dan TU pada Fakultas
0.815 atau 81.5% artinya bahwa variabel Pertanian dan Fakultas Ekonomi Universitas
independen mampu mempengaruhi variabel Muara Bungo.
dependen sebesar 81.5% sedangkan sisanya 4. DC, Co DC dan DAO Pamsimas III Bungo.
18.5% dipengaruhi oleh variabel lain. Hal ini 5. Fasilitator Senior dan Fasilitator Pamsimas
terjadi karena kebutuhan air minum yang layak III Kabupaten Bungo.
di Kabupaten Bungo masih kurang dan
program Pamsimas berpengaruh langsung ke
masyarakat. Hasil penelitian ini diperkuat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Iskandar
(2013) yang menyatakan bahwa program

45 Partisipasi dan Swadaya Masyarakat...


Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2019, 3 (1): 35-46

DAFTAR PUSTAKA Pamsimas III Kabupaten Bungo. (2017). SIM


Pamsimas III Kabupaten Bungo.
Afriadi, T. & Wahyono, H. (2012). Partisipasi Kabupaten Bungo.
Masyarakat dalam Penyediaan Air Putri, D. E. (2016). Pemberdayaan Masyarakat
Minum dan Sanitasi Berbasis melewati Program Penyediaan Air
Masyarakat (PAMSIMAS) Studi pada Minum dan Sanitasi Berbasis
Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Masyarakat (Pamsimas) (Studi Kasus
Sungai Selatan. Jurnal Pembangunan pada Desa Katapanrame Kecamatan
Wilayah dan Kota, 8 (4), 341-348. Trawas Kabupaten Mojokerto). Jurnal
Andini, N. F. (2017). Uji Kualitas Fisik Air Administrasi Publik, 4 (12).
Bersih pada Sarana Air Bersih Program Qomarrudin. M., Saputra. A. I. A.,
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Munawarah. T. H. Isnaini, Z., & Ariyani,
Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di S.A. (2017). Pemanfaatan Air Bersih
Nagari Cupak Kabupaten Solok. Jurnal Masyarakat pada Program Pamsimas di
Kepemimpinan dan Kepengurusan Desa Raguklampitan Kabupaten Jepara.
Sekolah, 2 (1), 7-16. Prosiding Seminar Nasional Publikasi
Astuti, M. T. & Rahdriawan., M. (2013). hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian
Evaluasi Pengelolaan Program Pamsimas Masyarakat. Universitas
di Lingkungan Pemukiman Kecamatan Muhammadiyah Semarang. 30
Mijen Semarang. Jurnal Teknik PWK, 2 September 2017, 571-578.
(4), 938-947.
Fitriyani, N. & Radriawan. M. (2015). Evaluasi
Pemanfaatan Air Program Pamsimas di
Kecamatan Tembalang. Jurnal
Pengembangan Kota, 3 (2), 80-89.
Iskandar, A. R. (2013). Pengaruh Manajemen
Proyek terhadap Efektivitas Program
Pamsimas di Dinas Cipta Karya
Kabupaten Kuningan. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen,
2 (1).
Setyoadi, N. H. (2014). Penilaian Sistem
Pelayanan Infrastruktur Air Minum
Program Pamsimas (Studi Kasus
Kabupaten Cilacap). Jurnal Sosek
Pekerjaan Umum, 6 (20) , 78-139.
Sri, U. & Handayani, S. K. (2018).
Ketersediaan Air Bersih Untuk
Kesehatan: Kasus dalam Pencegahan
Diare pada Anak. Optimalisasi Peran
Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan
Smart City. Tangerang Selatan:
Univertas Terbuka,. 221-236.
Pamsimas III Kabupaten Bungo. (2017)
Rencana Kegiatan Mayarakat
Kabupaten Bungo. Kabupaten Bungo.

Asminar 46

You might also like