PELAKSANAAN PROGRAM SANITASI BERBASIS MASYARAKAT DI
KOTA PEKANBARU
Oleh : Habibi Pratama
Pratamahabibi2@gmail.com Pembimbing : Mayarni Program Studi Administrasi Publik - Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru, Pekanbaru 28293 Telp/Fax. 0761-63277
Abstract
This study aims to determine the Implementation of Community-Based Sanitation
Programs in Pekanbaru City and to find out what factors are inhibiting the Implementation of Community-Based Sanitation Programs in Pekanbaru City. This research was conducted at the Department of Public Housing andPekanbaru City Settlement Area and Lembah Damai Sub-District, Rumbai Pesisir district, Pekanbaru City. As for the theory used in this study is the theory of the program by Charles O. Jones in Suryana namely organizing, interpreting and applying or application. This research uses qualitative research with a descriptive approach using purposive sampling techniques for the community obtained through interviews, observation and documentation. research results show that, the implementation of the Department of Public Housing and Settlement Areas of the City of Pekanbaru on the implementation of community-based sanitation programs in the city of Pekanbaru has been running but has not been maximized. the inhibiting factor is from the community, because many people reject the community sanitation program and the lack of community knowledge about sanitation. it is better to increase socialization to the community so that the community can understand the sanitation-based program and no community refuses to implement the community-based sanitation program.
Keywords: Implementation, Sanitation, Program,
JOM FISIP Vol. 7: Edisi I Januari – Juni 2020 Page 1
1. PENDAHULUAN mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan 1.1 Latar Belakang daerah. Pertumbuhan kota yang cepat Permasalahan sanitasi diperkotaan secara langsung berimplikasi pada sekarang ini menjadi sangat penting. pembangunan insfrastruktur dasar Sanitasi merupakan salah satu tantangan pelayanan publik. Kurangnya pelayanan yang paling utama bagi negara berkembang prasarana lingkungan seperti infrastruktur ketika timbunan sampah, pengelolaan air air bersih dan sistem sanitasi, penyediaan limbah dan fungsi drainase yang sudah tidak rumah dan transportasi yang baik untuk dapat dikelola dan berfungsi dengan baik. memenuhi kebutuhan pertumbuhan kota, Kondisi ini akan berdampak cukup luas, menjadi penyebab utama timbulnya baik secara ekologis maupun sosial. Tidak berbagai masalah di kota-kota yang memadainya sarana dan sanitasi akan sedang berkembang. Kurang memadainya berdampak buruk terhadap kondisi prasarana lingkungan pada suatu kawasan kesehatan dan lingkungan. Sebagai atau lingkungan permukiman di daerah konsekuensinya pemerintah mendorong tersebut, karena pada dasarnya keberadaan terpenuhinya kebutuhan tersebut meskipun prasarana lingkungan merupakan hingga saat ini cakupan layanan sanitasi kebutuhan yang paling penting secara diperkotaan maupun di pedesaan belum langsung maupun tidak langsung memadai. Salah satu layanan sanitasi yang berimplikasi atau berpengaruh terhadap belum memadai adalah penanganan air kesehatan dan kesejahteraan manusia. limbah pemukiman bagi masyarakat Artinya prasarana dasar dalam satu unit berpenghasilan rendah di lingkungan lingkungan adalah syarat bagi tercipta pemukiman padat penduduk, kumuh dan kenyamanan hunian. rawan sanitasi diperkotaan. Berdasarkan dengan amanat UU Pelaksana atau yang terlibat dalam No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan pelaksanaan Program Sanitasi Berbasis Daerah, dimana Pemerintah lebih Masyarakat di Kota Pekanbaru dimulai dari berperan sebagai regulator dan fasilitator tingkat nasional. Pada tingkat nasional yang terkait dengan tugas-tugasnya dalam menjadi pelaksananya adalah Kementrian pengaturan, pembinaan dan pengawasan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pengembangan sanitasi lingkungan. Dana Republik Indonesia. Selanjutnya diturunkan Alokasi Khusus Sanitasi (DAK Bidang kepada tingkat daerah yang menjadi Sanitasi) merupakan salah satu program pelaksana adalah Dinas Perumahan Rakyat pemerintah untuk meningkatkan akses dan Kawasan Pemukiman Kota Pekanbaru. sanitasi, yang bersumber dari APBN yang Untuk melaksanakan Program Sanitasi dialokasikan kepada daerah tertentu berbasis masyarakat ini maka Dinas dengan tujuan untuk membantu mendanai Perumahan Rakyat dan Kawasan kegiatan khusus yang merupakan urusan Pemukiman Kota Pekanbaru menunjuk daerah dan sesuai dengan prioritas Bidang Kawasan Pemukiman yang nasional. DAK Bidang Sanitasi ini mensosialisasikan secara langsung ke khususnya diperuntukkan untuk masyarakat dan dari masyarakat diajak membiayai kebutuhan prasarana dan dalam pelaksanaan Program Sanitasi ini sarana sanitasi masyarakat yang belum dengan membentuk organisasi swadaya masyarakat melalui SK Kepala Dinas
JOM FISIP Vol. 7: Edisi I Januari – Juni 2020 Page 2
Perumahan dan Pemukiman. sedangkan saat ini terdapat 19 Program sanitasi mulai Kelurahan/Desa yang memiliki pemukiman dilaksanakan pada tahun 2011 dalam UU kumuh yang mendapat SK Walikota Nomor 1 tahun 2011 tentang perumahan Pekanbaru, 19 lokasi pemukiman kumuh dan kawasan permukiman. Program yang mendapat SK Walikota Pekanbaru sanitasi berbasis masyarakat merupakan yakni terdapat dienam Kecamatan, salah satu program turunan dari Saat ini masih banyak lagi daerah pemerintah pusat yang di atur dalam pemukiman kumuh Dikota pekanbaru yang Peraturan Presiden Nomor 141 Tahun belum dicapai dalam Pelaksanaan Program 2018 tentang Dana Alokasi Khusus Fisik. Sanitasi Berbasis Masyarakat di Kota Terdapat juga di dalam peraturan Menteri Pekanbaru. Pengaduan dari masyarakat Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat sangat diperlukan dalam pelaksanaan Nomor 21/PRT/M/2017 tentang petunjuk program Sanitasi ini karena pelaksanaannya Operasional Penyelenggaraan Dana berbentuk Swakelola, Swakelola disini Alokasi Khusus infrastruktur Pekerjaan adalah Masyarakat yang melaporkan Umum Dan Perumahan Rakyat, program kondisi daerahnya dan Masyarakat juga Sanitasi berbasis masyarakat di kota yang melaksanakannya. Penulis tertarik Pekanbaru beracuan pada Peraturan dengan penelitian ini karena di Kota Menteri Kesehatan Republik Indonesia Pekanbaru memiliki 19 Lokasi pemukiman Nomor 3 tahun 2014 tentang Sanitasi kumuh berdasarkan SK Walikota Pekanbaru Total Berbasis Masyarakat,di kota dan pembangunan salah satu dari Program Pekanbaru merealisasikan program kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat di Sanitasi Berbasis Masyarakat berpedoman Kota Pekanbaru yakni pembangunan septic dengan peraturan yang ada, Hal ini sejalan tank komunal saat ini baru 6 unit dibangun dengan amanat UU No. 23 Tahun 2014 di Kota Pekanbaru berdasarkan laporan tentang Pemerintahan Daerah, dimana pelaksanaan kegiatan Program Sanitasi Pemerintah lebih berperan sebagai Berbasis Masyarakat Di kota Pekanbaru, regulator dan fasilitator terkait dengan penulis melihat dari Komunikasi antara tugas-tugasnya dalam pengaturan, Masyarakat dan Dinas terkait yang pembinaan dan pengawasan mempunyai tanggung jawab terhadap pengembangan sanitasi lingkungan dan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat Di juga terdapat dalam Keptusan Walikota Kota Pekanbaru. Pekanbaru Nomor 272 Tahun 2018 tentang penetapan rencana kegiatan dana 1.2 Rumusan Masalah alokasi infrastruktur bidang sanitasi Dinas Berdasarkan latar belakang yang Perumahan Rakyat Dan Kawasan telah penulis uraikan diatas, maka yang Permukiman Kota Pekanbaru Tahun menjadi pokok permasalahan dalam Anggaran 2018. penelitian ini adalah: Penelitian ini difokuskan 1. Bagaimanakah Pelaksanaan pelaksanaan Program Kegiatan Sanitasi Program Sanitasi Berbasis Berbasis Masyarakat Dikota Pekanbaru Masyarakat di Kota Pekanbaru ? yakni pembangunan septic tank komunal 2. Faktor-faktor apa sajakah yang yang baru dibangun di Kecamatan menghambat Pelaksanaan Program Rumbai Pesisir yakni di 6 lokasi yang bertepatan di kelurahan Lembah Damai
JOM FISIP Vol. 7: Edisi I Januari – Juni 2020 Page 3
Sanitasi Berbasis Masyarakat di yang mempunyai maksud berbeda, namun Kota Pekanbaru ? kebijakan merupakan definisi yang 1.3 Tujuan Penelitian menekankan tidak hanya pada yang diusulkan pemerintah, tetapi juga mencakup Adapun tujuan dalam melakukan pula arah tindakan atau apa yang dilakukan penelitian ini yaitu : oleh pemerintah. Sedangkan menurut 1. Untuk mengetahui Pelaksanaan William N. Dunn dalam (Pasolong, 2014) Program Sanitasi Berbasis mengatakan bahwa kebijakan public adalah Masyarakat di Kota Pekanbaru. suatu rangkaian pilihan-pilihan yang saling 2. Untuk mengetahui faktor-faktor berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau apa sajakah yang menghambat pejabat pemerintah pada bidang-bidang dalam Pelaksanaan Program yang menyangkut tugas pemerintahan, Sanitasi Berbasis Masyarakat di seperti pertahanan, keamanan, energi, Kota Pekanbaru. kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, kriminalitas, perkotaan, dan 1.4 Manfaat Penelitian lain-lain. 1. Manfaat Akademis Menurut (Nugroho, 2017) kebijakan Penelitian ini diharapkan publik adalah sebuah fakta strategis dari berguna untuk menambah pada fakta politis maupun fakta teknis. referensi kepustakaan di Fakultas Kemudian menurut Anderson dalam Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Indiahono, 2017) mendefenisikan Khususnya pada Program Studi kebijakan sebagai perilaku dari sejumlah Administrasi Publik, serta aktor (pejabat, kelompok, instansi menjadi rujukan bagi peneliti pemerintah) atau serangkaian aktor dalam berikutnya yang membahas suatu bidang kegiatan tertentu. Kilpatrick permasalahan yang sama. dalam (Asra, 2014) mendefinisikan , serta menjadi rujukan bagi kebijakan publik adalah sebuah aturan peneliti berikutnya yang hukum, pilihan tindakan, dan prioritas membahas permasalahan terkait alokasi dana yang berkenaan dengan implementasi kebijakan publik. permasalahan-permasalahan yang ada atau 2. Manfaat Praktis timbul dalam suatu masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan Menurut W.I. Jenkins dalam menjadi bahan masukan dan (Wahab, 2016:15), merumuskan kebijakan koreksi bagi pihak berwenang publik sebagai serangkaian keputusan yang baik itu pembuat kebijakan saling berkaitan yang diambil oleh seorang (pemerintah) maupun pelaksanan aktor politik atau sekelompok aktor, Program Sanitasi Berbasis berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih Masyarakat di Kota Pekanbaru. berserta cara-cara untuk mencapainya dalam 2. KONSEP TEORI suatu situasi. Keputusan-keputusan itu pada prinsipnya masih berada dalam batas-batas 2.1 Konsep Kebijakan kewenangan kekuasaan dari para aktor (Winarno, 2016) istilah kebijakan tersebut. dalam kehidupan sehari-hari sering Menurut Abidin (2016:19) kebijakan digunakan untuk menunjuk suatu kegiatan adalah keputusan yang dibuat oleh pemerintah atau lembaga yang berwenang untuk
JOM FISIP Vol. 7: Edisi I Januari – Juni 2020 Page 4
memecahkan masalah atau mewujudkan implementasi kebijakan sebagai tindakan- tujuan yang diinginkan masyarakat. Thomas tindakan yang dilakukan oleh individu- R Dye dalam (Nugroho, 2017) Kebijakan individu (atau kelompok-kelompok) adalah segala sesuatu yang dikerjakan pemerintah maupun swasta yang diarahkan pemerintah, mengapa mereka melakukan, untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dan hasil yang membuat sebuah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kehidupan bersama tampil berbeda. kebijakan sebelumnya. Bridgmen dan Davis dalam (Suharto, Implementasi kebijakan secara 2015) mengatakan bahwa kebijakan sederhana menurut (Agustino, 2016) dapat publik “whatever government choose to diartikan sebagai proses menerjemahkan do or not to do”, artinya kebijakan publik peraturan kedalam bentuk tindakan. adalah apa yang dipilih oleh pemerintah Grindle dalam (Winarno, 2016) yang untuk dilakukan atau tidak dilakukan. menurut pandangannya tentang Starling dalam (Tahir, 2015) implementasi dengan mengatakan bahwa menjelaskan adanya lima tahap proses secara umum, tugas implementasi adalah terjadinya kebijakan publik. Howlet dan membentuk suatu kaitan (linkbage) yang M.Remesh dalam (Subarsono, 2011) memudahkan tujuan-tujuan kebijakan bisa menyatakan bahwa proses kebijakan direalisasikan sebagai dampak dari suatu terdiri dari lima tahapan. Menurut Koontz kegiatan pemerintah. Kemudian menurut dan O’Donnel dalam (Tahir, 2015) Ripley dan Franklin dalam (Winarno, mendefinisikan kebijakan sebagai 2016) menyatakan bahwa implementasi pernyataan umum dari pengertian yang adalah apa yang terjadi setelah undang- memandu pikiran dalam pembuatan undang ditetapkan yang memberikan keputusan. Sedangkan Menurut James otoritas program, kebijakan, keuntungan Anderson (Winarno, 2014), “public (benefit), atau suatu jenis keluaran yang policies are those developed by nyata (tangible output). governmental bodis and official” (Purwanto & Sulistyastuti, 2015) (Kebijakan publik adalah kebijaksanaan- menyatakan implementasi intinya adalah kebijaksanaan yang dikembangkan oleh kegiatan untuk mendistribusikan keluaran badan danpejabat-pejabat pemerintah). kebijakan (to deliver policy output) yang Dikutip dari Friedrick dalam dilakukan oleh para implementor kepada (Agustino, 2016) Kebijakan adalah kelompok sasaran (target group) sebagai serangkaian tindakan yang di usulkan upaya untuk mewujudkan tujuan kebijakan. seseorang, kelompok atau pemerintah menurut Mazmanian dan Sebastier dalam dalam suatu lingkungan tertentu, dengan (Wahab, 2014) mendefinisikan ancaman dan peluang yang ada. implementasi kebijakan sebagai 2.2 Implementasi Kebijakan pelaksanaan keputusan biasanya dalam (Winarno, 2014) mengungkapkan bentuk undang-undang, tetapi dapat pula bahwa implementasi kebijakan dipandang berbentuk perintah-perintah atau keputusan- dalam pengertian yang luas, merupakan keputusan eksekutif yang penting ataupun tahap dari proses kebijakan segera setelah keputusan badan peradilan. penetapan undang-undang. Sedangkan (Abidin, 2012) mengemukakan Van meter dan Van Horn dalam bahwa proses implementasi berkaitan (Winarno, 2016) membatasi dengan dua faktor utama: faktor utama internal (kebijakan yang akan di
JOM FISIP Vol. 7: Edisi I Januari – Juni 2020 Page 5
implementasikan) dan faktor utama 3. Aplikasi (penerapan), berkaitan dengan eksternal (kondisi lingkungan dan pihak- pelaksanaan kegiatan rutin yang pihak terkait). Serta menurut meliputi penyediaan barang dan jasa. (Kusumanegara, 2010) mendefinisikan 2.3 Implementasi Program secara lebih luas implementasi kebijakan Menurut Nakamura dan sebagai proses administrasi dari hukum Smallwood dalam (Sujianto, 2008:152) yang didalamnya tercakup keterlibatan mengemukakan bahwa ada tiga cara yang berbagai macam aktor, organisasi, dominan untuk mengetahui keberhasilan prosedur, dan teknik yang dilakukan agar pelaksanaan program: kebijakan yang telah ditetapkan 1. Perspektif yang menilai keberhasilan mempunyai akibat, yaitu tercapainya pelaksanaan program dari aspek tujuan kebijakan. Menurut (Suharno, kepatuhan aparat birokrat bawahan 2013) Keberhasilan implementasi sangat kepada birokrat atasannya, atau derajat terkait dengan beberapa aspek, kepatuhan birokrasi-birokrasi pada diantaranya: pertimbangan para pembuat umumnya terhadap mandat/kebijakan kebijakan, komitmen dan konsistensi para yang dituangkan dalam undang-undang. pelaksana kebijakan, dan perilaku sasaran. 2. Keberhasilan pelaksanaan program dari Implementasi kebijakan menurut segi berfungsunya prosedur-prosedur pendapat (Nugroho, 2017) makna rutin dalam pelaksanaan program dan implementasi kebijakan pada prinsipnya tidak adanya konflik kedua perspektif ini adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mendefinsikan keberhasilan pelaksanaan mencapai tujuannya. implementasi program dilihat dari segi proses. kebijakan menurut Ripley dan Franklin 3. Keberhasilan pelaksanaan program dalam (Tahir, 2015) mengemukakan dilihat dari segi pencapaian tujuan-tujuan bahwa kriteria pengukuran keberhasilan programatis yang diharapkan dari implementasi kebijakan didasarkan pada dampak program. tiga perspektif Menurut (Karding, 2008), program Pengertian implementasi kebijakan dapat diartikan menjadi dua istilah yaitu oleh Charles O. Jones dalam (Tahir, program dalam arti khusus dan program 2015) mengatakan bahwa: Implementasi dalam arti umum. Secara umum dapat kebijakan adalah suatu kegiatan yang diartikan bahwa program adalah sebuah dimaksudkan untuk mengoperasikan bentuk rencana yang akan dilakukan. sebuah program dengan memperhatikan Menurut Solihin (2009:71) tiga aktivitas utama kegiatan. Menurut mengatakan bahwa program merupakan Jones ketiga aktivitas tersebut dapat serangkaian kegiatan yang memiliki durasi mempengaruhi implementasi kebijakan. waktu tertentu serta dibuat untuk Tiga aktivitas dimaksud adalah: mendukung tercapainya tujuan perusahaan. 1. Organisasi, pembentukan atau Menurut Umar (2005:15), program atau penataan kembali sumber daya, unit- program-program disusun dengan mengacu unit serta metode untuk menunjang pada kebijakan yang telah ditetapkan. agar program berjalan. Program pada hakikatnya adalah kumpulan 2. Interpretasi, menafsirkan agar proyek, dalam hal ini proyek bisa program menjadi rencana dan disamakan dengan program. pengarahan yang tepat dan dapat Jones dalam Arif Rohman (2009: diterima serta dilaksanakan, dan
JOM FISIP Vol. 7: Edisi I Januari – Juni 2020 Page 6
101-102) menyebutkan program Kota Pekanbaru. merupakan salah satu komponen dalam 3.2 Informan Penelitian suatu kebijakan. Program merupakan Dalam penelitian ini peneliti upaya yang berwenang untuk mencapai menggunakan metode Purposive Sampling. tujuan. Menurut Charles O. Jones dalam Dimana peneliti menentukan yang menjadi Siti Erna Latifi Suryana, (2009: 28) ada informan yaitu orang yang mewakili tiga pilar aktivitas dalam mengoperasikan karakteristik populasi untuk memperoleh program sasaran program Haedar Akib data untuk mendapatkan informasi dan Antonius Tarigan, (2000: 12). selanjutnya. Ada pun informan pada penelitian ini adalah: 3. METODE PENELITIAN 1. Kepala Seksi Pendataan dan Perencanaa Penelitian ini merupakan PSU Dinas Perumahan Rakyat dan penelitian jenis kualitatif yang bersifat Kawasan Permukiman Kota Pekanbaru deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti 2. Kepala Seksi Penyediaan dan menggunakan pendekatan fenomenologi. Pelaksanaan Bidang Prasarana, Sarana Fenomenologi akan menggali data untuk dan Utilitas Umum (PSU) Dinas menemukan makna dari hal-ha mendasar Perumahan Rakyat dan Kawasan dan esensial dari fenomena, realitas, atau Permukiman Kota Pekanbaru pengalaman yang dialami oleh objek 3. Staff Seksi Penyediaan dan Pelaksanaan penelitian. Bidang Prasarana,Sarana Dan Utilitas Umum (PSU) Dinas Perumahan Rakyat 3.1 Lokasi Penelitian dan Kawasan Permukiman Kota Pekanbaru Penelitian ini dilaksanakan pada 4. Masyarakat dan Kelembagaan Swadaya kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Masyarakat Pelaksanaan Swakelola Kawasan Permukiman Kota Pekanbaru sebagai yang penyelenggara program 3.3 Jenis Data Sanitasi Berbasis Masyarakat Di Kota a. Data Primer Pekanbaru dan di Kelurahan Lembah Data primer adalah informasi yang Damai Kecamatan Rumbai Pesisir Kota diperoleh langsung dari informasi melalui Pekanbaru sebagai pelaksana Program wawancara dan observasi yang berkaitan Sanitasi Berbasis Masyarakat Di Kota langsung dengan permasalahan yang diteliti, Pekanbaru, Kelurahan Lembah Damai yaitu meliputi Pelaksanaan Program sebagai lokasi penelitian untuk melihat Sanitasi Berbasis Masyarakat Di Kota kondisi dilapangan dimana Pelaksanaan Pekanbaru, data yang didapatkan langung Program Sanitasi Berbasis Masyarakat di dari informan berupa informasi-informasi Kota Pekanbaru yang masih adanya yang relavan dengan masalah yang sedang permasalahan. Kelurahan Lembah damai penulis teliti sehingga dapat berada di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota menggambarkan kondisi sesuai fakta yang Pekanbaru merupakan salah satu titik ada dilapangan. Yang penulis wawancarai pelaksanaan program sanitasi berbasis dalam hal ini pelaksana program pada masyarakat dan pemilihan ini ditetapkan tingkat Kota yaitu Dinas Perumahan Rakyat berdasarkan judul yang diangkat yaitu dan Kawasan Permukiman Kota Pekanbaru, berhubungan dengan Pelaksanaan dan Pemerintah Kelurahan Lembah Damai, Program Sanitasi Berbasis Masyarakat Di Kecamatan Rumbai Pesisir
JOM FISIP Vol. 7: Edisi I Januari – Juni 2020 Page 7
pengamatan langsung terhadap b. Data Sekunder kegiatan Program Sanitasi Berbasis Merupakan data yang diperoleh Masyarakat mengenai Pelaksanaan secara tidak langsung dalam bentuk yang Program Sanitasi Berbasis sudah berbentuk naskah tertulis atau Masyarakat Di Kota Pekanbaru dokumen, buku-buku, dan penelitian tepatnya di Kelurahan Lembah terdahulu (jurnal). Data yang diperoleh Damai Kecamatan Rumbai Pesisir. dalam rangka mendukung dan mencari Observasi dalam penelitian ini jawaban pertanyaan penelitian adalah yang beroperasi dengan Laporan hasil kegiatan program Sanitasi pengamatan meliputi melihat, Berbasis masyarakat Tahun 2011-2018, merekam dan mencatat kejadian. Ketentuan pedoman teknis pelaksanaan b. Wawancara DAK bidang sanitasi, Profil Dinas Wawancara penelitian dilakukan Perumahan Rakyat Dan Kawasan dengan menanyakan secara Pemukiman Kota Pekanbaru, Peraturan langsung dengan informan, yakni Presiden Republik Indonesia Nomor 141 dengan mengajukan beberapa Tahun 2018 Tentang Petunjuk Teknis pertanyaan mendasar tentang Dana Alokasi Khusus, Peraturan Menteri Pelaksanaan Program Sanitasi Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Berbasis Masyarakat di Kota Nomor : 21/PRT/M/2017 Tentang Pekanbaru. Sehingga memudahkan petunjuk operasional penyelenggaraan penulis untuk lebih memahami dana alokasi khusus infrastruktur pokok permasalahan yang akan di Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, teliti. Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 95 c. Dokumentasi Tahun 2016 Tentang kedudukan,susunan Dokumentasi digunakan untuk organisasi,tugas dan fungsi serta tata kerja menggambarkan kondisi lapangan Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan yang membantu peneliti untuk Pemukiman Kota Pekanbaru, Surat menambah kejelasan penelitian. Keputusan (SK) Walikota Pekanbaru Hal ini berkaitan dengan kegiatn Nomor 272 Tahun 2018 Tentang Program Sanitasi Berbasis penetapan rencana kegiatan dana alokasi Masyarakat di Kota Pekanbaru khusus insfrastruktur bidang sanitasi yang berguna untuk mencari data Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan sekunder dan primer. Dokumentasi Pemukiman Kota Pekanbaru Tahun yang peneliti sajikan ada pada Anggaran 2018. lampiran dan peneliti dapat pada saat penelitian berlangsung. 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.5 Analisis Data Untuk menghimpun data yang di perlukan, maka penulis menggunakan Analisis data pada penelitian ini teknik pengumpulan data sebagai berikut: yaitu analisis data dengan pendekatan linear dan hierarki mengenai analisis data dalam a. Observasi penelitian kualitatif, sebagai berikut: Observasi merupakan dimana Pertama, Tahap pertama yang seorang penulis mengadakan peneliti lakukan adalah mempersiapkan data
JOM FISIP Vol. 7: Edisi I Januari – Juni 2020 Page 8
untuk dianalisis, dengan cara memilah, 2016, Surat Keputusan (SK) Walikota men-scaning hasil transkip wawancara Pekanbaru Nomor 272 Tahun 2018. dengan informan-informan penelitian. Keempat, Tahap selanjutnya, peneliti Yang kemudian peneliti lakukan dengan menghubungkan hasil wawancara dengan mencatat dan menyusun data ke dalam teori yang digunakan yaitu teori jenis-jenis yang berbeda tergantung pada Implementasi Kebijakan untuk dijadikan sumber informasi. Yang kemudian suatu rangkaian cerita dalam narasi atau peneliti lakukan dengan mencatat dan laporan kualitatif. menyusun data ke dalam jenis-jenis yang Kelima, Tahap terakhir peneliti berbeda tergantung pada sumber memaknai data, dengna membandungkan informasi. Tahap pertama ini peneliti antara hasil penelitian dengan informasi lakukan setelah keseluruhan wawancara yang didapatkan oleh peneliti dari setiap selesai dilakukan. informan. Kedua, Tahap selanjutnya, peneliti membaca keseluruhan data untuk 4. HASIL DAN PEMBAHASAN membangun informasi yang diperoleh 4.1 Pelaksanaan Program Sanitasi tentang Pelaksanaan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat di Kota Berbasis Masyarakat di Kota Pekanbaru, Pekanbaru dari hasil transkip wawancara dengan menentukan gagasan umum apa yang 4.1.1 Pengorganisasian terkandung dalam perkataan informan Melihat dalam Pelaksanaan Program penelitian, bagaimana nada gagasan- sanitasi Berbasis Masyarakat dalam gagasan tersebut, dan bagaimana kesan Pengorganisasian, Dinas Permahan Rakyat dari kedalaman, penuturan informasi dan Kawasan Permukiman Kota Pekanbaru tersebut. bidang Penyedian Sarana,Prasarana dan Ketiga, Setelah itu, peneliti Utilitas Umum (PSU) yang bertanggung lakukan dengan men-coding data. Yaitu jawab dan menjalankan Program Sanitasi proses mengolah materi atau informasi Berbasis Masyarakat di Kota Pekanbaru, menjadi segmen-segmen tulisan sebelum dan juga Dinas Perumahan Rakyat dan memaknainya. Pada tahap ini peneliti Kawasan Permukiman Kota Pekanbaru mengambil data tulisan atau gambar yang merekrut Tenaga Fasilitator Lapangan(TFL) telah dikumpulkan selama proses sebagai Koordinator di lapangan dan pengumpulan saat penelitian berlangsung. memberi arahan kepada masyarakat. Dalam Data tulisan tersebut berupa Laporan hasil pelaksanaan Program Sanitasi Berbasis kegiatan program sanitasi berbasis Masyarakat di Kota Pekanbaru masyarakat tahun 2011-2018, ketentuan menggunakan sistem Swakelola yakni pedoman teknis pelaksanaan DAK bidang masyarakat yang melaksanakan, maka sanitasi, Profil Dinas Perumahan Rakyat dibentuk kelompok Swadaya Masyarakat dan Kawasan Permukiman Kota untuk pelaksanaan program sanitasi berbasis Pekanbaru, peraturan Presiden Republik masyarakat di Kota Pekanbaru, Indonesia Nomor 141 tahun 2018, pengorganisaian dalam program sanitasi peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan berbasis masyarakat ini sudah bagus. Perumahan Rakyat 4.1.2 Interpretasi Nomor:21/PRT/M/2017, Peraturan Interpretasi yang dimaksud disini Walikota Pekanbaru Nomor 95 Tahun
JOM FISIP Vol. 7: Edisi I Januari – Juni 2020 Page 9
yaitu menafsirkan program sanitasi Dalam kajian penelitian ini, dilihat berbasis Masyarakat ini menjadi rencana dari unsur komunikasi kepada Masyarakat dan pengarahan yang tepat agar dapat sehingga banyak Masyarakat yang menolak dilaksanakan dengan baik. Agar rencana dalam Pelaksanaan Program Sanitasi dan pengarahan dapat dilaksanakan Berbasis Masyarakat, pelaksanaan belum dengan baik, maka perlu mengetahui siapa tercapai sesuai RPJM. Pelaksanaan kegiatan saja yang bertanggung jawab pada program sanitasi berbasis Masyarakat program tersebut. Kemudian, orang-orang seperti pembangunan Septik Tank komunal yang bertanggung jawab pada program yang sasarannya pemukiman kumuh yang tersebut juga harus dapat melaksanakan mendapat SK Walikota Pekanbaru, tugasnya sesuai dengan peraturan atau Pemukiman Kumuh di Kota Pelanbaru ketentuan yang berlaku. Serta dilihat pula terdapat 19 lokasi dan pembangunan saat ini apakah pelaksanaannya telah sesuai baru 6 unit. dengan petunjuk pelaksana dan petunjuk 5.2 Faktor-Faktor yang Menghambat teknis yang dikeluarkan oleh pejabat yang Implementasi Program Desa Maju berwenang. Inhil Jaya (DMIJ) di Kabupaten Interpretasi pada penelitian ini Indragiri Hilir mengenai pandangan progran sanitasi berbasis Masyarakat, tujuan dan dampak, 5.2.1 Komunikasi peran, dan tanggung jawab sudah sepenuhnya berhasil. Namun mengenai Komunikasi merupakan salah satu koordinasi bisa terbilang kurang antara aspek yang mempengaruhi keberhasilan pihak Dinas Perumahan Rakyat dan suatu implementasi program. Komunikasi Kawasan Permukiman Kota Pekanbaru sangat menentukan keberhasilan pencapaian dengan Masyarakat yang ada, masih tujuan dari implementasi program. terdapat kesalahan dalam pembangunan Implementasi yang efektif terjadi apabila sehingga program kegiatan yang sudah para pembuat keputusan sudah mengetahui dibangun menjadi masalah bagi apa yang akan dikerjakan. Pengetahuan atas masyarakat. apa yang akan dikerjakan dapat berjalan apabila komunikasi berjalan dengan baik, 4.1.3 Aplikasi (Penerapan) sehingga setiap keputusan dan peraturan pelaksanaan harus dikomunikasikan kepada Aplikasi adalah suatu dimana implementor yang tepat. Dengan kata lain, peraturan/kebijakan berupa petunjuk tujuan, sasaran, dan berbagai informasi yang pelaksana dan petunjuk teknis telah berkaitan dengan kebijakan harus berjalan sesuai dengan ketentuan. Untuk ditafsirkan dengan baik dan benar untuk dapat melihat ini harus pula dilengkapi menjamin keberhasilan suatu program. dengan adanya prosedur kerja yang jelas, Buruknya komunikasi antara program kerja serta jadwal kegiatan. pelaksana kegiatan akan menimbulkan Selain itu, sebelum melaksanakan suatu kesalahpahaman. Kesalahpahaman muncul program juga diperlukan perencanaan apabila masing-masing individu memiliki program. Hal ini perlu dilakukan agar pemahamanan dan persepsi yang berbeda memudahkan untuk menentukan apa saja dan tidak mampu menyamakan persepsi yang harus dikerjakan, serta lebih mudah masing-masing. Hal tersebut bisa saja untuk menjalankan program tersebut. karena yang saling berkomunikasi memiliki
JOM FISIP Vol. 7: Edisi I Januari – Juni 2020 Page 10
latar belakang pemikiran yang berbeda Berbasis Masyarakat di Kota Pekanbaru dan bisa pula karena penyampaian atau dan juga tidak ketersedian lahan dalam bentuk pesan kurang tepat sehingga Pelaksanaan Program Sanitasi Berbasis memunculkan persepsi yang berbeda. Masyarakat di Kota Pekanbaru. . 2. Faktor-faktor yang menghambat 5.2.2 Ketersediaan Lahan Pelaksanaan Program Sanitasi Berbasis Ketersediaan lahan sangat penting Masyarakat Di Kota Pekanbaru dapat dalam pelaksanaan program sanitasi disimpulkan berdasarkan sosialisasi berbasis masyarakat di kota pekanbaru, dari Dinas Perumahan Rakyat dan apabila salah satu lokasi yang sudah Kawasan Permukiman Kota Pekanbaru ditentukan untuk pelaksanaan program yakni penghambat dalam pelaksanaan sanitasi berbasis masyarakat dan tidak program sanitasi berbasis masyarakat adanya lahan untuk dibangun maka tidak yaitu kurangnya komunikasi Dinas bisa dilaksanakan. Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kota Pekanbaru dengan 6. PENUTUP Masyarakat, peran masyarakat dalam 6.1 Kesimpulan pelaksanaan program sanitasi berbasis masyarakat ini sangat diperlukan dan Berdasarkan hasil penelitian juga berasal dari Masyarakat dimana yang dlakukan oleh penulis yang kurangnya pengetahuan masyarakat diuraikan pada bab sebelumnya, mengenai tentang Sanitasi yang baik dan Pelaksanaan Program sanitasi Berbasis kesadaran masyarakat bahwa program masyarakat Di Kota Pekanbaru maka sanitasi Berbasis masyarakat, sangat diperoleh kesimpulan dari indikator- bermanfaat untuk kebersihan indikator yang digunakan sebagai berikut : lingkungan masyarakat, komunikasi 1. Pelaksanaan Program Sanitasi yang baik sangat diperlukan. Berbasis Masyarakat Di Kota Ketersediaan lahan juga merupakan Pekanbaru masih belum optimal faktor penghambat terlaksananya karena masih ada kesalahan program sanitasi berbasis masyarakat. speksifikasi pembangunan septic tank 6.2 Saran di Kelurahan Rumbai Pesisir sehingga Berdasarkan kesimpulan yang telah menimbulkan keluhan dari disampaikan diatas, penulis memberikan Masyarakat terhadap pembangunan saran atau masukan-masukan sebagai septic tank dari Program Sanitasi berikut: Berbasis Masyarakat, terdapat 1. Dinas Perumahan Rakyat dan kurangnya komunikasi antara Dinas Kawasan Permukiman Kota Perumahan Rakyat dan Kawasan Pekanbaru dalam melaksanaan Pemukiman Kota Pekanbaru dengan program sanitasi melihat speksifikasi Masyarakat sehingga pelaksanaan pembangunan septic tank yang Pelaksanaan Program Sanitasi sudah ditentukan dalam pedoman Berbasis Masyarakat Di Kota DAK supaya tidak terjadi kesalahan Pekanbaru terhambat Karena yang merugikan masyarakat. terjadinya penolakan dari Masyarakat 2. Dinas Perumahan Rakyat dan Karena kurangnya komunikasi dalam Kawasan Permukiman Kota Pelaksanaan Program Sanitasi Pekanbaru mempebaiki komunikasi
JOM FISIP Vol. 7: Edisi I Januari – Juni 2020 Page 11
terhadap masyarakat agar tidak Publik dan Pelayanan Publik. terjadi lagi masyarakat yang Bandung: Alfabeta. menolak terhadap pelaksanaan Nugroho, R. (2017). Public Policy (6th ed.). program sanitasi berbasis Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. masyarakat karena kurangnya informasi tentang program yang Pasolong, H. (2014). Teori Implementasi akan dilaksanakan kepada Publik. Bandung: CV. Alfabeta. masyarakat. Purwanto, E. A., & Sulistyastuti, D. R. (2015). ImplementasI Kebijakan Publik DAFTAR PUSTAKA Konsep dan Aplikasinya di Indonesia Abidin, S. Z. (2012). Kebijakan Publik. (Rudy & E. Ariyanto, eds.). Jakarta: Salemba Humanika. Yogyakarta: Gava Media. Abidin, S. Z. (2016). Kebijakan Publik Subarsono. (2011). Analisis Kebijakan (3rd ed.). Jakarta: Salemba Publik Konsep Teori dan Aplikasi. Humanika. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Agustino, L. (2016). Dasar-Dasar Suharno. (2013). Dasar-Dasar Kebijakan Kebijakan Publik (Edisi Revisi). Publik. Yogyakarta: Ombak. Bandung: Alfabeta. Suharto, E. (2015). Analisis Kebijakan Agustinova, D. E. (2015). Memahami Publik Panduan Praktis Mengkaji Metode penelitian kualitatif. Masalah dan Kebijakan Sosial. Yogyakarta: Calpulis. Bandung: Alfabeta. Asra, A. (2014). Esensi Statistik Bagi Sujianto. (2008). Sujianto, 2008. Kebijakan Pbulik. Jakarta: IN Implementasi Kebijakan Publik MEDIA. Konsep, Teori, dan Praktik. Creswell, J. W. (2016). Research Design Pekanbaru: Alaf Riau. pekanbaru: alaf Pendekatan Metode Kualitatif, riau. Kuantitatif, dan Campuran (4th ed.). Tahir, A. (2015). Kebijakan Publik dan Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Transparansi Penyelenggaraan Indiahono, D. (2017). Kebijakan Publik Pemerintah Daerah. Bandung: Berbasis Dynamic Policy Analysis. Alfabeta. Yogyakarta: GAVA MEDIA. Umar. (2005). Umar, Husein. 2005. Karding. (2008). Evaluasi Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Perusahaan (Teknik Program Bantuan Operasional Evaluasi Bisnis dan Kinerja Sekolah (BOS) Sekolah Menengah Perusahaan Secara Komprehensif, Pertama Negeri di Kota Semarang. Kuantitatif, dan Modern) . Jakarta: Pasca Sarjana UnDip, 1–151. PT. Gramedia Pustaka Utama. jakata: Kusumanegara, S. (2010). Model dan PT. Gramedia. Aktor Dalam Proses Kebijakan Wahab, S. A. (2014). Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: GAVA MEDIA. dari Formulasi ke Penyusunan Model- Mulyadi, D. (2016). Studi Kebijakan Model Implementasi Kebijakan Publik
JOM FISIP Vol. 7: Edisi I Januari – Juni 2020 Page 12
(F. Hutari, ed.). Jakarta: PT Bumi Pekanbaru Nomor 272 Tahun 2018 Aksara. Tentang penetapan rencana kegiatan Winarno, B. (2014). Kebijakan Publik: dana alokasi khusus insfrastruktur Teori Proses, dan Studi Kasus. bidang sanitasi Dinas Perumahan Yogyakarta: PT. Buku Seru. Rakyat dan Kawasan Pemukiman Winarno, B. (2016). Kebijakan Publik Era Kota Pekanbaru Tahun Anggaran Globalisasi: Teori, Proses, dan Studi 2018. Kasus Komparatif. Yogyakarta: CAPS. Jurnal Yusuf, M. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Fajar Ramadhan, 2016. Strategi Sanitasi Gabungan (Pertama). Jakarta: Pemerintah Kota Pekanbaru di Kencana. Kecamatan Tampan Tahun 2015. Dokumen-dokumen: Adel Andriadi, 2018. Pemberdayaan Laporan hasil kegiatan program Sanitasi Masyarakat Oleh Pemerintah Daerah Berbasis masyarakat Tahun 2011-2018 Kabupaten Kuantan Singingi Melalui Ketentuan pedoman teknis pelaksanaan Program Penyediaan Air Minum dan DAK bidang sanitasi Sanitasi Berbasis Masyarakat di Profil Dinas Perumahan Rakyat Dan Kecamatan Kuantan Hilir Tahun Kawasan Pemukiman Kota Pekanbaru 2016-2017. Peraturan Presiden Republik Indonesia Yessica Harry Violetha, 2017. Implementasi Nomor 141 Tahun 2018 Tentang Program Sanitasi Berbasis Petunjuk Teknis Dana Alokasi Masyarakat (SANIMAS) di Kampung Khusus Tenun RT 01 Kelurahan Tenun Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Samarinda. Perumahan Rakyat Nomor : Nurhidayati Amelia, 2016. Pelaksanaan 21/PRT/M/2017 Tentang petunjuk Program Penyediaan Air Minum Dan operasional penyelenggaraan dana Sanitasi Berbasis Masyarakat Di alokasi khusus infrastruktur Desa Lubuk Mayan Kecamatan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rantau Pandan Kabupaten Bungo Rakyat Provinsi Jambi. Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 95 Tahun 2016 Tentang kedudukan,susunan organisasi,tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Pemukiman Kota Pekanbaru Surat Keputusan (SK) Walikota
JOM FISIP Vol. 7: Edisi I Januari – Juni 2020 Page 13