You are on page 1of 25

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tinggi, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis.(1) Salah satu permasalahan pembangunan kesehatan di Indonesia
adalah masalah kesehatan lingkungan. Permasalahan kesehatan lingkungan
yang mendominasi adalah masalah sanitasi. Tantangan pembangunan sanitasi
di Indonesia adalah sosial budaya dan perilaku penduduk yang terbiasa buang
air besar di sembarang tempat, khususnya ke badan air yang juga digunakan
untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya. Pemerintah terus berusaha untuk
mengatasi masalah sanitasi, terutama akses penduduk terhadap jamban sehat.
Pada tahun 2008 Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan Kepmenkes RI
nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) yang kemudian diperkuat dengan Permenkes RI
nomor 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.(2)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan yang
digunakan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu
komunitas tidak buang air besar sembarangan (BABS) atau Open Defecation
Free (ODF). Prinsip dari pelaksanaan STBM adalah meniadakan subsidi untuk
fasilitas sanitasi dasar dengan pokok kegiatan menggali potensi yang ada di
masyarakat untuk membangun sarana sanitasi sendiri dan mengembangkan
solidaritas sosial. Dalam Kemenkes RI nomor 852/Menkes/SK/IX/2008
tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
disebutkan peran dan tanggung jawab pemangku kepentingan seperti di tingkat
RT/Dusun/Kampung memiliki peran dan tanggung jawab mempersiapkan
masyarakat untuk berpatisipasi aktif, di tingkat desa berperan dan bertanggung
2

jawab dalam membentuk tim fasilitator desa atau kader pemicu STBM untuk
memfasilitasi gerakan masyarakat dan pada tingkat kecamatan pemerintah
kecamatan berperan dan bertanggung jawab berkoordinasi dengan Badan
Pemerintah yang lain dan memberi dukungan bagi kader pemicu STBM.(2)
Program STBM memiliki indikator outcome dan indikator output.
Indikator outcome STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan
penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan
perilaku. Sedangkan indikator output STBM adalah sebagai berikut : a) Setiap
individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar
sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di
sembarang tempat (Open Defecation Free), b) Setiap rumah tangga telah
menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga,
c) Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas
(seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia
fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang
mencuci tangan dengan benar, d) Setiap rumah tangga mengelola limbahnya
dengan benar, e) Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.(2)
Untuk mencapai outcome tersebut, STBM memiliki 6 (enam) strategi
nasional yang pada bulan September 2008 telah dikukuhkan melalui
Kepmenkes No.852/Menkes/SK/IX/2008. Dengan demikian, strategi ini
menjadi acuan bagi petugas kesehatan dan instansi yang terkait dalam
penyusunan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi terkait
dengan sanitasi total berbasis masyarakat. Pada tahun 2014, naungan hukum
pelaksanaan STBM diperkuat dengan dikeluarkannya PERMENKES Nomor 3
Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Dengan demikian,
secara otomatis Kepmenkes No.852/Menkes/SK/IX/2008 telah tidak berlaku
lagi sejak terbitnya Permenkes Nomor 3 tahun 2014.(2)
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat merupakan strategi
dengan melibatkan lintas sektor dengan leading sektor Kementerian Kesehatan
dan aksi terpadu untuk menurunkan angka kejadian penyakit menular berbasis
lingkungan serta menigkatkan perilaku hygiene dan kualitas kehidupan
3

masyarakat Indonesia. STBM diselenggarakan dengan berpedoman pada lima


pilar yaitu : 1) Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS); Suatu
kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan
perilaku buang air besar sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit
dengan dapat mengakses jamban, 2) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS);
Perilaku cuci tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun,
3) Mengelola Air Minum dan Makanan yang Aman; Masyarakat melakukan
kegiatan mengelola air minum dan makanan di rumah tangga untuk
memperbaiki dan menjaga kualitas air dari sumber air yang akan digunakan
untuk air minum, serta untuk menerapkan prinsip hygiene sanitasi pangan
dalam proses pengelolaan makanan di rumah tangga, 4) Mengelola Sampah
dengan Benar; Masyarakat dapat melakukan kegiatan pengolahan sampah di
rumah tangga dengan mengedepankan prinsip 3R yaitu Reduce (mengurangi),
Reuse (memakai ulang), dan Recycle (mendaur ulang), 5) Mengelola Limbah
Cair Rumah Tangga dengan Aman; Masyarakat melakukan kegiatan
pengolahan limbah cair di rumah tangga yang berasal dari sisa kegiatan
mencuci, kamar mandi dan dapur yang memenuhi standar baku mutu kesehatan
lingkungan dan persyaratan kesehatan yang mampu memutusan mata rantai
penularan penyakit serta mengurangi pencemaran terhadap lingkungan.(2)
Berdasarkan road map STBM di Indonesia tahun 2013-2015, Indikator
dari pilar pertama (Stop BABS) adalah meningkatnya persentase penduduk
yang menggunakan akses jamban sehat yaitu 75% dan persentase penduduk
yang Stop BABS sebesar100%. Standar dari pelaksanaan pemicuan pilar Stop
BABS meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi,
pencatatan dan pelaporan, pendampingan dan advokasi. Perencanaan meliputi
identifikasi masalah dan analisis situasi, perencanaan waktu, tempat dan
sasaran kegiatan, penyiapan fasilitator desa, advokasi kepada tokoh
masyarakat.(2)
Pelaksanaan program STBM dimulai dari pilar pertama yaitu Stop BABS
yang merupakan pintu masuk sanitasi total dan merupakan upaya memutuskan
rantai kontaminasi kotoran manusia terhadap air baku minum, makan dan
4

lainnya. STBM menggunakan pendekatan yang mengubah perilaku hygiene


dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. Dengan
metode pemicuan, STBM diharapkan dapat merubah perilaku kelompok
masyarakat dalam upaya memperbaiki keadaan sanitasi lingkungan mereka,
sehingga tercapai kondisi Open Defecation Free (ODF), pada suatu komunitas
atau desa. Suatu desa dikatakan ODF jika 100% penduduk desa tersebut
mempunyai akses BAB di jamban sehat.(2)
Untuk itu dalam penyusunan laporan Puskesmas Beber ini disajikan data
maupun informasi hasil dari Pelaksanaan program STBM di kecamatan Beber
berada dalam binaan Puskesmas Beber, Sehingga untuk mengetahui tingkat
keberhasilan program STBM pilar satu maka dilakukan evaluasi pada wilayah
kerja Puskesmas Beber. Desa Patapan adalah salah satu desa yang merupakan
wilayah kerja puskesmas Beber. Sebagai langkah awal pelaksanaan evaluasi
kompherensif, maka dilakukan evaluasi di desa Patapan sebagai studi kasus
pelaksanaan evaluasi program STBM pilar satu. Evaluasi Program STBM yang
dimaksud adalah evaluasi proses yang meliputi persiapan pemicuan, pemicuan,
dan paska pemicuan, serta evaluasi output pada masyarakat yang telah
mengikuti pemicuan STBM pilar satu. Sehingga dapat mengetahui capaian
program yang telah dilaksanakan di desa Patapan.

1.2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Membantu meningkatkan program pilar STBM (sanitasi total berbasis
masyarakat) di desa Patapan dan Kondangsari Kecamatan Beber
b. Tujuan Khusus
1. Untuk membantu mengubah atau meningkatkan perilaku hygiene
masyarakat di desa Patapan dan Kondangsari Kecamatan Beber.
2. Untuk memicu masyarakat/KK mengakses jamban sehat di desa Patapan
dan Kondangsari Kecamatan Beber.
3. Untuk menciptakan STOP BABS (Stop BAB Sembarangan) atau ODF di
desa Patapan dan Kondangsari Kecamatan Beber
5

1.3. Manfaat
Laporan puskesmas ini diharapkan dapat meningkatkan proses
perencanaan dan evaluasi program STBM di Puskesmas Beber

1.4. Profil Puskesmas dan Analisis Situasi


1.4.1 Dasar Hukum, Visi, dan Misi
a. Landasan Hukum Operasional
Operasionalisasi administratif dan payung hukum UPT
Puskesmas DTP Beber ini berdasarkan Peraturan Bupati Cirebon
Nomor 12 Tahun 2010 tentang perubahan kedua atas peraturan Bupati
Cirebon nomor 36 tahun 2009 tentang organisasi, tugas, fungsi dan
tata kerja unit pelaksana teknis Pusat Kesehatan Masyarakat pada
Dinas Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan peraturan Bupati
Cirebon nomor 72 tahun 2009 tentang perubahan kedudukan dan
wilayah kerja unit pelaksana teknis Pusat Kesehatan Masyarakat pada
Dinas Kesehatan, dan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Cirebon Nomor 050/507/TU tahun 2007 tentang Penataan
Wilayah Kerja Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.
Adapun izin operasional Puskesmas Beber tercantum pada surat
Keputusan Bupati nomor 440/Kep.196/Dinkes/2016, tanggal 4 April
2016 tentang pemberian izin operasional unit pelaksana teknis
Puskesmas Kabupaten Cirebon.(3)
b. Visi, Misi, dan Kebijakan Manajemen
1). Visi Organisasi
Pembangunan kesehatan di Puskesmas Beber diselenggarakan
dalam upaya mendukung Visi Dinas Kesehatan Kabupaten
Cirebon, serta mendasarkan kepada analisis perkembangan situasi
dan kondisi, memperhatikan dasar penyelenggaraan pembangunan
dalam Rencana Strategis Puskesmas, maka ditetapkan VISI sebagai
berikut :
6

”Terwujudnya Puskesmas Beber yang terunggul dalam kualitas dan


profesional pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk kesehatan
mandiri”

Dicantumkannya “kesehatan mandiri” terhadap visi variabel


tersebut diatas sebagai batasan operasionalnya dalam pengertian,
yaitu kemampuan masyarakat untuk dapat menyehatkan dirinya
dengan berperilaku hidup sehat sehingga meningkatnya status
kesehatan masyarakat, melalui promotif dan preventif dalam upaya
kesehatan yang di kembangkan oleh Puskesmas Beber.
Puskesmas Beber berkewajiban mewujudkan masyarakat
di wilayah Kecamatan Beber yang mampu menyehatkan dirinya
dalam kemandirian tersebut, untuk mengoperasionalkan Visi diatas
perlu dilakukan upaya-upaya pelayanan kesehatan yang
diformulasikan dalam Misi.
2). Misi Organisasi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan oleh Puskesmas Beber untuk mewujudkan Visi
Puskesmas Beber yang berkesesuaian dengan Visi Dinas Kesehatan
Kabupaten Cirebon.
Selaras dengan misi Dinas kesehatan yang telah ditetapkan, yaitu
meningkatkan pencegahan, pengawasan dan pengendalian penyakit,
meningkatkan kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi masyarakat dan
usia lanjut, meningkatkan kesehatan lingkungan dan pemberdayaan
masyarakat, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, jaminan
kesehatan, ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan, meningkatkan
sarana dan SDM Kesehatan yang akan menjadi sebuah panduan dalam
bagaimana memandang misi ini memberikan kerangka bagi tujuan dan
sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dalam pembangunan
kesehatan di wilayah Puskesmas Beber lima tahun mendatang adalah
sebagai berikut :
7

Keterkaitan antara visi dan misi UPT Puskesmas DTP Beber


Visi Misi

1. Meningkatkan kemampuan
profesionalisme Sumber Daya
”TERWUJUDNYA PUSKESMAS Puskesmas;
BEBER YANG TERUNGGUL 2. Meningkatkan peran masyarakat
DALAM KUALITAS DAN dalam pembangunan kesehatan
PROFESIONAL PELAYANAN mandiri melalui pendekatan
KESEHATAN KEPADA promotif dan preventif;
MASYARAKAT 3. Kemudahan masyarakat mendapat
UNTUK KESEHATAN MANDIRI” pelayanan kesehatan yang unggul
didukung oleh spirit profesional
SDM;
4. Meningkatkan jalinan kemitraan
dengan semua pihak dalam
penggerakkan pembangunan
berwawasan kesehatan untuk
kepentingan pembangunan
kesehatan masyarakat mandiri.
Bahwa untuk ”Terwujudnya Puskesmas Beber yang terunggul
dalam kualitas dan profesional pelayanan kesehatan kepada masyarakat
untuk kesehatan mandiri” akan tercapai dengan peningkatan kemampuan
profesionalisme sumber daya puskesmas, meningkatkan peran masyarakat
dalam pembangunan kesehatan mandiri melalui pendekatan promotif dan
preventif, Kemudahan masyarakat mendapat pelayanan kesehatan yang
unggul di dukung oleh spirit profesional SDM, Meningkatkan jalinan
kemitraan dengan semua pihak dalam penggerakan pembangunan
berwawasan kesehatan untuk kepentingan pembangunan kesehatan
masyarakat mandiri.
8

Misi Puskesmas Beber mengacu dan berpedoman pada Renstra Dinas


Kesehatan Kab.Cirebon tahun 2014-2019 dan oleh karenanya terdapat
hubungan yang kuat antara misi dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan
dan Misi UPT Puskesmas DTP Beber.

Keselarasan Misi pada Renstra Dinas Kesehatan tahun 2014-2019 dengan


misi pada UPT Puskesmas DTP Beber tahun 2014-2019

Berkaitan dengan mengemban misi Puskesmas, maka dilakukan langkah-


langkah strategi untuk mencapainya, antara lain :
1. Optimalisasi sumber daya tenaga, sarana dan manajemen untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat;
2. Optimalisasi standar prosedur operasional (SPO) pelayanan kesehatan
menuju pelayanan bermutu;
3. Tingkatkan pelayanan kesehatan yang proporsional dan terjangkau;
4. Penggerakkan lintas sektoral dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan kesehatan.
Pernyataan visi, misi dan strategi diatas merupakan tujuan dan sasaran
program UPT Puskesmas DTP Beber yang hendak dicapai dalam kurun
waktu 5 tahun kedepan yang selaras mengacu kepada pernyataan visi dan
misi didasarkan pada isu-isu analisis strategi yang tertuang dalam Renstra
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon yang diproporsionalkan dengan
9

kebutuhan upaya kesehatan wilayah Kecamatan Beber. Dibawah ini disajikan


pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai dan
melaksanakan misi maupun strategi dalam implementasi terhadap sasaran
program untuk menjawab isu strategis yang dihadapi oleh Puskesmas Beber
dan permasalahan pembangunan kesehatan di Kabupaten Cirebon, sebagai
berikut :
Misi-1: Meningkatkan kemampuan Profesionalisme Sumber Daya
Puskesmas; bermaksud untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM
Kesehatan Puskesmas Beber yang sesuai standar, dengan indikator antara lain
sebagai berikut :
a. Mengimplementasikan manajemen mutu dalam upaya kesehatan dan
distribusi SDM sesuai kebutuhan yang mencakup tenaga administrasi,
medis dan paramedis di pelayanan dalam gedung maupun luar gedung
Puskesmas Beber;
b. Meningkatkan kualifikasi pendidikan kesehatan tertentu bagi Karyawan
yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas Beber sehubungan
dengan adanya peraturan yang mensyaratkan SDM kesehatan harus
minimalnya berpendidikan D3;
c. Meningkatkan keterampilan SDM yang ada dengan mengikutsertakan
DIKLAT tertentu sesuai dengan kebutuhan organisasi dan profesinya
serta upaya kesehatan inovatif yang dibutuhkan masyarakat Kecamatan
Beber.
d. Adanya identifikasi kebutuhan dan survey sarana prasarana kesehatan di
Puskesmas Beber dan jejaringnya dengan mengembangkan instrument
persyaratan minimal sarana kesehatan dalam Permenkes nomor 75 tahun
2014.

Misi-2 : Meningkatkan peran masyarakat dalam pembangunan


kesehatan mandiri melalui pendekatan promotif dan preventif. Dalam hal ini
berkaitan dengan upaya kesehatan yang diimplementasikan Puskesmas Beber,
yaitu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam upaya
10

kesehatannya melalui pendekatan promotif dan preventif agar bisa sehat


secara mandiri yang berdampak pada meningkatnya status kesehatan
masyarakat dengan berbagai indikator kegiatan, antara lain sebagai berikut :
a. Promotif, antara lain :
 Meningkatkan pola hidup bersih dan sehat pada lima tatanan;
 Meningkatkan promosi kesehatan melalui penyebarluasan informasi di
dalam gedung dan di luar gedung, pembinaan Desa Siaga aktif serta
pembinaan Posyandu dan upaya kesehatan berbasis kesehatan masyarakat
(UKBM) lainnya;
 Melakukan kunjungan rumah yang sudah mendapatkan konseling KIPK;
 Melakukan kunjungan rumah asuhan keperawatan dan kebidanan;
 Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) menuju Desa ODF;
 Mendirikan percontohan taman gizi dan taman herbal (tanaman obat
keluarga) di Puskemas Beber.
 Mengadakan promotif untuk pemulihan bagi pasca Stroke atau lainnya
dengan mengadakan jalan berbatu sebagai pijat refleksi kaki;
 Menyelenggarakan upaya kesehatan promotif yang inovatif dengan konsep
Puskesmas Ramah Anak.

b. Preventif, antara lain :


 Melaksanakan program-program menyeluruh yang berkaitan langsung
dengan masyarakat dalam kegiatan Posyandu di desa-desa tiap bulan;
 Melaksanakan kegiatan Posbindu di tiap desa;
 Melaksanakan program inovatif deteksi dini terhadap penyakit tidak
menular (PTM) di tiap Desa atau dilokasi Posbindu;
 Menyediakan Taman Herbal (Tanaman Obat Keluarga) dan Taman Gizi
sebagai percontohan bagi masyarakat;
 Diselenggarakannya secara rutin program senam Prolanis di Puskesmas
bagi masyarakat Kecamatan Beber;
11

 Melakukan upaya kesehatan inovatif dengan pendataan rutin bagi ibu


hamil dan bayi dibawah dua tahun dalam konsep pembinaan “SMS
Bunda”.
 Dilakukannya survey diwilayah potensial adanya kejadian luar biasa
penyakit untuk antisipasi transmisi yang lebih luas.
Misi-3 : Kemudahan masyarakat mendapat pelayanan kesehatan yang unggul di
dukung oleh spirit profesional SDM :
a. Mengoptimalkan kemudahan layanan kesehatan dasar dan rujukan pada
fasilitas kesehatan melalui mendekatkannya upaya kesehatan kuratif dengan
membuka lokus Puskesmas Keliling di tiap Desa yang membutuhkan dan
sistem rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut dalam perjanjian
kerjasama;
b. Meningkatkan Kinerja Puskesmas dengan melaksanakan self assesment
dalam konsep akreditasi dan audit internal setiap 6 bulan dalam manajemen
mutu serta terbukanya penyampaian keluhan atau saran pelanggan dalam
SMS Center yang ditindak lanjuti oleh kebijakan manajemen mutu paling
lambat seminggu, dan dibangunnya capacity building bagi karyawan
Puskesmas Beber;
c. Melaksanakan jajak pendapat (survey) secara rutin dengan instrument
kepuasan pelanggan dalam manajemen mutu pada setiap bulan, dan oleh
independen setiap setahun sekali sebagai bagian untuk mengetahui tingkat
kebutuhan dan kepuasan pelanggan dalam indikator Indeks Kepuasan
Masyarakat;
d. Meningkatkan pelayanan Puskesmas Beber sebagai Puskesmas terunggul
dengan indikator pelayanan melalui, antara lain :
 Puskesmas Beber mampu PONED dan Perawatan Rawat Inap serta upaya
kesehatan lainnya dengan pelayanannya menggunakan Standar Prosedur
Operasional, mengawal Program EMAS di PONED sesuai standarisasi;
 Sebagai Center pemeriksaan HIV- AIDS (Klinik Lotus);
 Kegiatan STBM menuju desa ODF;
 Sebagai Center pemeriksaan IVA/CA cervik;
12

 Menyelenggarakan Klinik Sanitasi, Klinik Santun Lansia, Klinik Gizi


(SDIDTK), Konseling Remaja, Klinik Laktasi, Pojok Uro dan Center Gizi;
 Mengadakan Taman Herbal (TOGA) dan Taman Gizi;
 Menyelenggarakan kegiatan senam PROLANIS dan fasilitas
pendukungnya dan pemeriksaan kebugaran dan kesehatan setiap sabtu;
 Menyelenggarakan program PTM dengan screening di masyarakat;
 Menerapkan konsep Puskesmas Ramah Anak dan program Sayang Ibu.
Misi-4 : Meningkatkan jalinan kemitraan dengan semua pihak dalam
penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan untuk kepentingan
pembangunan kesehatan masyarakat mandiri, dengan berbagai indikator
kegiatan diantaranya :
 Dengan BPJS melakukan verifikasi validasi data untuk menjaring
masyarakat yang belum memiliki kartu BPJS untuk didaftarkan sebagai
peserta;
 Dengan desa-desa binaan melaksanakan kegiatan Rakordes untuk
menyebarluaskan informasi kepada masyarakat;
 Dengan Kecamatan selain rapat dinas kecamatan juga pra musrenbang dan
Musrenbang untuk menyusun rencana Pembangunan 1 tahun kedepan;
 Dengan sekolah membentuk Usaha Kesehatan di Tiap-tiap sekolah;
 Dengan Polsek melaksanakan Tanggap darurat Kecelakaan lalu lintas dan
sejenisnya;
 Dengan Koramil melaksanakan Tanggap darurat bencana dengan
membentuk TAGANA dan Puskesmas Beber sebagai tim Medis.
 Dengan Klinik Swasta Dokter maupun Bidan Praktek dibuat perjanjian
kerjasama untuk sistem limbah medis dan rujukan kasus;
 Dengan tokoh masyarakat untuk memudahkan masuknya program
kesehatan dalam wilayah “sulit”.
13

3). Motto (Kebijakan Manajemen)


Motto dalam kebijakan manajemen penyelenggaraan pelayanan
kesehatan di UPT Puskesmas DTP Beber adalah “Layanan kesehatan
yang humanis dan dipenuhi rasa kebajikan hati dengan landasan spirit
profesional untuk kebutuhan dan kepuasan klien”.

1.4.2. Data Geografi


a. Situasi Wilayah
Puskesmas Beber ini termasuk Kriteria Puskesmas Pedesaan
sebagaimana lokasi dan aksesibilitasnya. Lokasi gedung Puskesmas
berada di Desa Beber di jalan Raya Jenderal Sudirman no. 53, Km 13
dari Kota Sumber Pusat Ibukota Kabupaten Cirebon maupun dari
Kota Cirebon yang merupakan juga berada pada jalan utama yang
menghubungkan Cirebon dengan Kabupaten Kuningan, alamat secara
detil sebagai berikut;
Jalan Jendral Sudirman Km. 13
Nomor 53
RT/RW 001/007
Blok Pon
Desa Beber
Kode Pos 45172
Telp. 0232-8895252
HotLine SMS 0877 133 133 12
e_mail pkmbeber@yahoo.com
Situs Puskesmasbebercirebon
KOORDINAT
Lintang 6°48'30.40"S
Bujur 108°31'23.85"T

Situasi wilayah dengan kontur tanah pedesaan agraris yang


berbukit dan lembah dengan suhu udara yang cukup sejuk ada pada
14

ketinggian dpl antara 200 m - > 300 m. Letaknya yang relatif strategis
dengan jalan raya memungkinkan aksesibilitas kemudahan masyarakat
untuk datang mendapatkan pelayanan kesehatan. Puskesmas beber
terletak di Kecamatan Beber dengan luas wilayah 104,15 Km2 dengan
batas Wilayah sebagai berikut

Lokasi Puskesmas Beber ini berada di ujung selatan yang berbatasan


dengan Kabupaten Kuningan dan sebelah utara berbatasan dengan
Kota Cirebon, adapun batas administratif wilayah kerjanya sebagai
berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Harjamukti Kota
Cirebon dan Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon;
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cilimus
Kabupaten Kuningan;
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pancalang
Kabupaten Kuningan;
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Greged Kabupaten
Cirebon.
15

PETA ADMINISTRASI BATAS PUSKESMAS BEBER

Keterangan :
Dalam lingkaran merah adalah posisi wilayah kerja Puskesmas Beber
Puskesmas Beber mempunyai wilayah kerja terdiri dari 10 Desa dengan
luas wilayah 247,73 Km2. Puskesmas beber dapat dengan mudah dijangkau
dengan kendaraan umum karena terletak dijalur jalan raya kuningan –
cirebon. Wilayah kerja 10 desa 2 puskesmas pembantu yaitu puskesmas
pembantu sindangkasih dan puskesmas pembantu patapan.
16

Tabel 1 : Jumlah Desa dan Wilayah Administrasi Serta Jarak Tempuh


di Kecamatan BEBER Tahun 2017
Luas Jarak Desa ke
Jumlah Jumlah
No Kode Desa Nama Desa Wilayah Puskesmas (Km)
RW RT
(Km2)
(2) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 3209100001 Wanayasa 1,04 8 5 5
2 3209100002 Sindangkasih 1,79 16 5 7
3 3209100003 Sindanghayu 0,99 12 4 8
4 3209100004 Ciawigajah 3,16 29 12 10
5 3209100008 Cikancas 2,87 18 6 8
6 3209100009 Halimpu 1,76 12 3 4
7 3209100010 Cipinang 1,58 19 6 3
8 3209100011 Beber 3,52 28 9 0,5
9 3209100012 Patapan 2,66 13 5 1
10 3209100013 Kondangsari 3,88 20 7 0,8
TOTAL 23,25 175 62
17

Adapun peta Kecamatan Beber yang merupakan juga peta wilayah kerja
Puskesmas Beber dapat disajikan sebagai berikut :

b. Situasi Demografi
Keberadaan Puskesmas Beber saat ini melayani penduduk
Kecamatan Beber tahun 2017 (hasil pendataan internal sasaran
program Puskesmas) sebanyak 44.014 jiwa dengan proporsi penduduk
Laki-laki sebanyak 22.512 (51,15%) dan wanita sebanyak 21.502
(48,85%). Adapun hasil dari pendataan riil Puskesmas jumlah
penduduk per desa bulan Desember tahun 2017 disajikan pada tabel
sebagai berikut :
18

Tabel 2 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Kecamatan


Beber Tahun 2017
Angka
Jumlah Kepadatan
Laki- Jumlah Beban
No. Nama Desa Pendudu Perempuan Penduduk/
Laki KK Tanggungan
k Km2

1 Wanayasa 2070 1041 1029 617 1990 0,66


2 Sindangkasih 3464 1724 1740 1119 1935 0,50
3 Sindanghayu 1793 910 883 512 1811 0,47
4 Ciawigajah 7182 3738 3444 1948 2272 0,31
5 Cikancas 3831 2001 1830 1009 1334 0,53
6 Halimpu 3287 1601 1686 810 1867 0,86
7 Cipinang 3224 1627 1597 888 2040 0,65
8 Beber 8006 4101 3905 2159 2274 0,54
9 Patapan 3061 1625 1436 823 1150 0,49
10 Kondangsari 8096 4144 3952 2779 2086 0,76
TOTAL 44.014 22.512 21.502 12.664 1,88 0,55

Gambaran lebih jelas melihat perbedaan jumlah penduduk


berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Beber dari hasil
pendataan riil Bidan Desa pada bulan Desember tahun 2017 sebagaimana
pada tabel diatas, dapat disajikan pada grafik dibawah ini :
Grafik 1 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
di Desa Kecamatan Beber Tahun 2017
19

Tabel 3: Sasaran Program


Di wilayah UPT Puskesmas DTP beber tahun 2017
SASARAN PROGRAM
BALI
BA TA 12 PU
ANAK SEKOLAH USIA PRODUKTIF USILA
KELURA YI - 59 S
N
HAN / 0- BLN BUM BUL
O
DESA 11 IL IN SD/ SMP/M SMA/
NEL PEDAG PEG
BL MI Ts MA PETA PERAJ PN
AY ANG/B SWAS L P Jml
N KEL KELAS KELA NI IN S
AN URUH TA
AS 1 1 S1
1 Wanaysa 48 103 426 25 6 31 39 72 0 16 82 24 258 60 78 138
2 Sd.Kasih 82 186 679 30 7 75 65 662 0 21 76 40 227 54 85 139
3 Sd.Hayu 28 127 318 14 4 31 26 112 0 29 158 18 364 20 33 53
Ciawi 113
4 123 262 56 19 115 138 371 0 31 151 15 281 300 372 672
Gajah 4
5 Cikancas 68 214 849 25 5 55 58 513 0 22 81 19 220 159 190 349
6 Halimpu 45 204 548 23 6 57 58 431 0 27 80 24 364 117 128 245
7 Cipinang 54 207 594 37 4 53 59 444 0 20 72 15 318 115 140 255
8 Beber 158 740 151 70 28 126 137 629 0 34 621 27 251 345 366 711
20

2
9 Patapan 64 407 450 27 6 52 37 327 0 30 217 13 77 117 120 237
144
10 Kd.Sari 130 654 53 22 122 120 672 0 37 460 19 245 247 288 535
4

795 180
JUMLAH 800 3104 360 107 717 737 0 4233 0 267 1998 214 2605 1534 3334
4 0
21

1.4.2. Sosial Ekonomi


a. Penduduk tercakup Jaminan Kesehatan Nasional
Jumlah penduduk yang tercakup Jaminan Kesehatan Nasional di
wilayah UPTD puskesmas Beber tahun 2017.
Sasaran kepesertaan penduduk dalam Jaminan Kesehatan
Nasional yang ditargetkan 100% pada tahun 2019 sebagai progres di
wilayah kerja Puskesmas Beber sampai pada akhir bulan Desember
tahun 2017 telah mencapai 37.208 jiwa (84,53%), dan untuk lebih
jelasnya kedudukan kepesertaan JKN dalam jumlah penduduk dapat
dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 2 : Jumlah Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Jumlah


Penduduk di Kecamatan Beber Tahun 2017

Sumber Data : BPJS Puskesmas Beber tahun 2017


22

b. Penduduk berdasarkan golongan pekerjaan formal dan informal


Penduduk dengan golongan pekerjaan yang masuk kategori
pekerja formal dan informal di wilayah puskesmas beber tahun 2017

Tabel 4: Penduduk menurut golongan pekerjaan Formal dan Informal


Di wilayah UPT Puskesmas DTP Beber tahun 2017

Jumlah Jumlah Pekerja Jumlah Pekerja


Penduduk Usia Formal Informal
NAMA
NO Kerja 15 - 65 Total Total Total
DESA
thn
L P L P L P
1 Patapan 864 775 1,639 52 32 84 724 635 1,359
Kondang
2 Sari 2,444 2,588 5,032 84 92 176 1,965 2,448 4,413
3 Beber 2,707 2,203 4,910 791 537 1,328 2,567 2,063 4,630
4 Cipinang 1,055 876 1,931 186 163 349 915 736 1,651
5 Halimpu 906 772 1,678 130 12 142 766 632 1,398
6 Wanayasa 506 589 1,095 179 145 324 366 449 815
Sindang
7 Kasih 981 952 1,933 71 54 125 941 812 1,753
Sindang
8 hayu 367 398 765 32 17 49 227 398 625
9 Cikancas 1,103 1,015 2,118 54 46 100 963 1,015 1,978
10 Ciawi gajah 2,752 2,283 5,035 64 58 122 2,612 2,143 4,755
Jumlah 13,685 12,451 26,136 1,643 1,156 2,799 12,046 11,331 23,377

Di wilayah Puskesmas beber banyak masyarakatnya dominan


menjadi pekerja informal yaitu mereka bekerja di tempat atau
perusahaan yang tidak terorganisir atau tidak dengan gaji yang
23

tetap,kebanyakan mereka menjadi buruh dan petani atau kerja di


industri rumah tangga kecil yang pendapatannya diitung sesuai dengan
jumlah banyaknya yang mereka kerjakan.dari total jumlah penduduk
usia kerja yaitu 26.136 orang yang termasuk golongan pekerja formal
sebanyak 2799 orang dan yang golongan pekerja informal sebanyak
23.377 orang.

c. Penduduk berdasarkan jenis pekerjaan

Penduduk di wilayah Puskesmas beber terdapat beberapa


pekerjaan yang mereka jalani sebagai mata pencaharian sehari-hari.

Tabel 5: Data jumlah pekerja berdasarkan jenis pekerjaan


Di wilayah UPT Puskesmas DTP Beber tahun 2017
Petani Nelayan Perajin Pedagang PNS Peg.Swasta
4211 0 264 1965 220 2622

Atau bila kita gambarkan melaui grafik dapat kita lihat

Grafik 3: Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Pekerjaannya


Di wilayah UPT Puskesmas DTP Beber tahun 2017

4211
4500
4000 Petani
3500
2622 Nelayan
3000
Perajin
2500 1965
2000 Pedagang
1500 PNS
1000 Peg.Swasta
264 220
500 0
0
Jenis Pekerjaan
24

Dapat kita simpulkan bahwa di wilayah puskesmas Beber lebih


banyak masyarakatnya menjadi petani dan pegawai swasta,petani yang ada
sebanyak 4211 orang, pegawai swasta 2622 orang, kemudian pedagang
1965 orang,dan sebagian kecil adalah PNS sebanyak 220 orang dan
Perajin sebabyak 264 orang

1.4.3. Tingkat Pendidikan


Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja puskesmas Beber
dapat terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 6: Jumlah Siswa berdasarkan tingkat pendidikan
di wilayah UPT Puskesmas Beber Tahun 2017

SEKOLAH
JUMLAH SISWA GURU
NO NAMA SEKOLAH UKS DOKCIL/KADER KET
UKS
L P YA TIDAK
1 TK Sari Asih 14 24 v 0 1
2 TK Beringin Bakti 16 15 v 0 1
3 TK Nusa Indah 19 14 v 0 1
4 SDN 1 beber 198 216 V 2 1
5 SDN 2 Beber 108 78 V 2 1
6 SDN 3 beber 108 102 V 2 1
7 SDN 1 Patapan 78 78 V 2 1
8 SDN 2 Patapan 144 60 V 2 1
9 SDN 1 Kd.Sari 234 180 V 2 1
10 SDN 2 Kd.sari 300 150 V 2 1
11 SDN Cipinang 162 210 V 2 1
12 SDN 1 Halimpu 96 72 V 2 1
13 SDN 2 Halimpu 186 78 V 2 1
14 SDN Wanayasa 144 132 V 2 1
15 SDN 1 Sd.Kasih 78 360 V 2 1
25

16 SDN 2 Sd.Kasih 144 132 V 2 1


17 SDN Sd.Hayu 90 114 V 2 1
18 SDN 1 Ciawi gajah 120 114 V 10 1
19 SDN 2 Ciawi gajah 108 108 V 20 1
20 SDN 3 Ciawi gajah 72 90 V 10 1
21 SDN 1 Cikancas 120 114 V 2 1
22 SDN 2 Cikancas 108 84 V 2 1
23 SMPN 1 Beber 429 453 v 20 1
24 MTS Nurul Huda 249 138 v 20 1
25 MTS Al-Hidayah 135 99 v 20 1
26 MTS Al-Makmur 180 162 v 1
27 SMP Al-Mutaqien 162 V 20 1
28 SMAN 1 Beber 333 618 v 20 1
29 SMU Nusantara 81 120 v 20 1
30 MA Al-Hidayah 45 63 V 20 1
31 SMP Al-Islam 204 136 v 0 1
JUMLAH 4465 4314 0 0 212 31 9022

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan yang ada dari
penduduk di wilayah UPT Puskesmas DTP Beber adalah pendidikan anak usia
Dini atau TK sebanyak 116 orang,pendidikan dasar SD sebanyak 4662 orang,
SMP 1165 orang, SLTA 1053 orang.Dan semuanya termasuk sekolah UKS
dengan dokcil terlatih dan guru UKS nya,Hal ini menggambarkan bahwa
tingkat pendidikan penduduk di wilayah puskesmas Beber tergolong cukup
baik sesuai program pemerintah yaitu wajib belajar 9 tahun. Sehingga
dimungkinkan akan berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat khususnya
dalam penerimaan informasi dan program kesehatan.

You might also like