You are on page 1of 27

PEDOMAN

KESEHATAN LINGKUNGAN

KABUPATEN MANDAILING NATAL

UPTD PUSKESMAS SIHEPENG

TAHUN 2023

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan penyusunan Pedoman
Penyelenggaraan Program Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Sihepeng
Kabupaten Mandailing Natal. Pedoman ini kami susun sebagai salah satu upaya
memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan Pelayanan Program
Kesehatan Lingkungan di UPTD Puskesmas Sihepeng Kabupaten Mandailing Natal.

Pelayanan Kesehatan Lingkungan di UPTD Puskesmas Sihepeng terdiri dari


kegiatan pelayanan Kesehatan Lingkungan di dalam gedung dan di luar gedung.
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di dalam gedung umumnya bersifat individual,
dapat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan
pelayanan Kesehatan Lingkungan di luar gedung umumnya pelayanan Kesehatan
Lingkungan pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif dan preventif.

Akhirnya perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terimakasih atas


bimbingan, bantuan, kerjasama dan partisipasinya kepada semua pihak yang terlibat
dalam proses penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Program Kesehatan
Lingkungan di UPTD Puskesmas Sihepeng ini.

Petugas Kesehatan Lingkungan,


UPTD Puskesmas Sihepeng

Marissa Novi Rumondang, S.K.M.

DAFTAR ISI

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 2


Cover ·································································································1
Kata Pengantar ····················································································2
Daftar Isi ·····························································································3
BAB I PENDAHULUAN ·········································································4
A.·······························································Latar Belakang Masalah 4
B.······················································································Tujuan 5
C.····················································································Sasaran 6
D.···········································································Ruang Lingkup 6
E.···································································Batasan Operasional 6

BAB II STANDAR KETENAGAAN ·························································10


A.······················Kualifikasi Sumber Daya Manusia Upaya Kesehatan
Lingkungan ·································································10
B.·······························································Distribusi Ketenagaan 10
C.······································································Jadwal Kegiatan 11

BAB III STANDAR FASILITAS ·······························································12

BAB IV TATA LAKSANA UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN ···················15


A.········································································Lingkup Kegiatan 15
B.··········································································Strategi/Metode 16
C.·······································································Langkah Kegiatan 17

BAB V LOGISTIK ...............................................................................................23


BAB VI KESELAMATAN SASARAN ..................................................................25
BAB VII KESELAMATAN KERJA .......................................................................27
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU .....................................................................29
BAB IX PENUTUP ............................................................................................30

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 3


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan
selanjutnya diatur dalam pasal 22 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan , yang pengaturannya ditujukan dalam rangka
terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya pencegahan
penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum. Sampai
saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat.
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama karena
meningkatnya penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor
Risiko Lingkungan, Pemerintah telah menetapkan Puskesmas sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan terdepan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Dalam pengaturan Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya kesehatan
masyarakat yang bersifat esensial adalah berupa Pelayanan Kesehatan Lingkungan.
Upaya kesehatan masyarakat esensial tersebut harus diselenggarakan oleh
puskesmas.
Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu pelayanan wajib puskesmas
termasuk di Puskesmas Sihepeng yang mempunyai peranan strategis mendukung
peningkatan pencapaian target lintas program dan diharapkan berdampak pada
peningkatan kinerja puskesmas. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan visi Puskesmas
yaitu “Terwujudnya Kecamatan Siabu yang sehat menuju masyarakat
mandiri, kompetitif, berkeadilan, dan bermartabat” dengan misi
sebagai berikut : 1.Menyeleggarakan Pelayanan Kesehatan dasar yang

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 4


bermutu, aman, memuaskan, professional, merata dan terjangkau,
2.Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk berperan aktif
membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, 3.Meningkatkan
Kemampuan sumber daya manusia dengan pelatihan dan pendidikan,
4.Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan
sehat. Dalam melakukan kegiatan petugas selalu membudayakan tata nilai
SIHEPENG yaitu Soluif, Intraktif, Harmonis, Efektif, Profesional, Efisien, Normatif,
dan Gesit dan motto “Kesehatan Anda Kepuasan Kami, Melayani Anda Bagian
Ibadah Kami”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Sebagai acuan tenaga kesehatan lingkungan dalam menyelenggaraan upaya
kesehatan lingkungan.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman dalam melaksanakan konseling di Puskesmas
Sihepeng
b. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan inspeksi kesehatan
lingkungan di Puskesmas Sihepeng
c. Sebagai pedoman dalam tindakan/intervensi kesehatan lingkungan di
Puskesmas Sihepeng

B. Sasaran
1. Penanggung jawab Puskesmas
2. Tenaga Kesehatan Lingkungan
3. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

D. Ruang Lingkup

1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas meliputi :


Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 5
- Konseling
- Pemantauan Lingkungan Fisik Puskesmas
- Pengelolaan Limbah Medis
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas meliputi :
- Inspeksi Kesehatan lingkungan di TFU dan TPM
- Pengambilan Sampel Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT)
- Pemberdayaan Masyarakat dengan STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat)

E. Batasan Operasional
Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan upaya untuk meningkatkan
kesehatan yang dilakukan melalui penyehatan dan peningkatan kualitas lingkungan.
Upaya–upaya kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas Sihepeng
meliputi :
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyakarat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan


yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari
aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.

3. Pasien/Klien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah


kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik
secara langsung maupun tidak langsung di Puskesmas.

4. Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang berkaitan
dengan kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau berkontribusi
terhadap terjadinya penyakit dan/atau gangguan kesehatan.

5. Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan Lingkungan


dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah
kesehatan lingkungan yang dihadapi.

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 6


6. Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan
pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka
pengawasan berdasarkan standar, norma, dan baku mutu yang berlaku untuk
meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat.
7. Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan,
dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari
aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.

8. Tenaga Kesehatan Lingkungan adalah setiap orang yang telah lulus


pendidikan minimal Diploma Tiga di bidang kesehatan lingkungan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.

Beberapa ketentuan perundang - undangan yang diperlukan sebagai dasar


penyelenggaraan Upaya Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Sihepeng adalah
sebagai berikut:

1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang
Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat


Kesehatan Masyarakat
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/Per/III/2010 tentang
Pengendalian Vektor;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/Menkes/Per/VI/2010 tentang


Tatalaksana Pengawasan Kualitas Air Minum;

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 7


9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang
Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang


Higiene Sanitasi Jasa Boga;
11. Permenkes Nomor 43 Tahun 2014 tentang Persyaratan Higiene
Sanitasi Depot Air Minum (DAM);
12. Kepmenkes Nomor 1098 Tahun 2003 tentang Persyaratan Higiene
Sanitasi Rumah Makan dan Restoran;
13. Kepmenkes Nomor 942 Tahun 2003 tentang Persyaratan Higiene
Sanitasi Makanan Jajanan;
14. Kepmenkes Nomor 519 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pasar
Sehat;
15. Kepmenkes Nomor 1429 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah;
16. Kepmenkes Nomor 1428 tahun 2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas;
17. Permenkes Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM);
18. Permenkes Nomor 18 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Limbah Medis
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah;
19. Peraturan Menteri Kesehatan No 32 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Tenaga Sanitarian.

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 8


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Upaya Kesehatan Lingkungan


Sesuai dengan pasal 88 dan pasal 96 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan disebutkan bahwa tenaga kesehatan yang di izinkan
berprofesi minimal berijazah Diploma Tiga ( DIII ). Berikut ini Kualifikasi Sumber
Daya Manusia dan realisasi tenaga upaya kesehatan lingkungan yang ada di
Puskesmas Sihepeng adalah :

Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi

Pendidikan Diploma III Lulusan S1 Kesehatan


Kesehatan Lingkungan
Masyarakat
Kesehatan
Memiliki Surat Tanda Memiliki STR
Lingkungan Registrasi

Memiliki Surat Izin Kerja Memiliki SIK

B. Distribusi Ketenagaan
Semua staf puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan
lingkungan mulai dari kepala puskesmas, penanggung jawab UKP, penanggung
jawab UKM, dan seluruh staf. Sebagai koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan
kesehatan lingkungan di puskesmas adalah petugas sanitarian.
Pengaturan dan penjadwalan tenaga puskesmas dalam upaya kesehatan
lingkungan dilaksanakan lintas program dan dikoordinir oleh petugas promkes sesuai
dengan kebutuhan dan kesepakatan.

Kegiatan Penanggung Jawab Unit Terkait/Realisasi

Kesehatan Petugas Kesling/Marissa Novi Kepala Puskesmas


Lingkungan Rumondang UKP

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 9


UKM
ADMIN
Cleaning Service

C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan lingkungan dilakukan bersama oleh
para pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun
tri bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan lingkungan dibuat untuk jangka waktu
satu tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan
dikoordinasikan pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan
lingkungan di koordinasikan oleh kepala puskesmas Sihepeng.

BAB III
STANDAR FASILITAS

Pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan di dalam gedung dilakukan


oleh Penanggung Jawab program Kesehatan Lingkungan yang menempati ruang
yang bersebelahan dengan ruang Tata Usaha (TU) dan ruang Poli KIA/KB, berada
dalam satu ruang dengan ruang Promkes dan UKS Puskesmas Sihepeng. Adapun
pelaksanaan rapat koordinasi program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dilakukan di rumah dinas atau ruang pertemuan Puskesmas Sihepeng.

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 10


Sedang kegiatan luar gedung petugas dapat mengunjungi sasaran
dengan ikut kegiatan ke desa (pemeriksaan rumah, SAB, saluran pembuangan,
jamban, sampah, dll) ke Tempat Fasilitas Umum (sekolah, pasar, tempat ibadah, dll)
dan kegiatan lain yang bersifat dan berhubungan dengan kesehatan lingkungan.
 Ukuran Ruang (Gabung dengan Ruang Promkes dan UKS)
a. Luas ruangan 3 m x 3 m
b. Pintu Ukuran 2 m x 1 m
c. Atap dan langit-langit kuat dan berwarna terang, mudah dibersihkan dan
ketinggian dari lantai 3,5 m.
d. Dinding terbuat dari material keras, rata dan tidak berpori, tidak silau, kedap
air dan mudah dibersihkan.
e. Lantai kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang dan mudah
dibersihkan.
f. Pintu dan jendela lebar dan dapat dibuka secara maksimal.
 Prasarana
a. Dilengkapi dengan tempat sampah tertutup, kipas angin dan lemari
b. Ventilasi cukup dan sirkulasi udara terjaga
c. Pencahayaan cukup terang

Skema Alur Pelayanan Kesehatan Lingkungan

DATANG
RUANG RUANG PROMKES &
PENDAFTARAN KESLING

APOTEK
POLI UMUM

PULANG

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 11


Standar Fasilitas
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan
Lingkungan Puskesmas Sihepeng memiliki sarana penunjang antara lain :
Pelayanan Kesehatan Lingkungan Sarana dan Prasarana
 Meja
(Dalam Gedung)  Kursi
Konseling  Media informasi cetak atau elektronik
Pemantauan Lingkungan Fisik  Buku panduan
Pengelolaan Limbah Medis
 Buku catatan kegiatan
 ATK
 Laptop
 Tempat sampah
 Timbangan digital
 Plastik Kuning, Handscoon, Masker
 Leaflet
(Luar Gedung)  Form check
Inspeksi Sanitasi  Sanitarian Kit
Intervensi/Tindakan  Buku catatan kegiatan
 ATK
 Alat peraga/percontohan

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 12


BAB IV
TATA LAKSANA UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Kesehatan Lingkungan yang dilakukan meliputi :
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
1) Konseling dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan
2) Konseling terhadap pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan dilaksanakan
secara terintegrasi dengan pelayanan perawatan pengobatan.
3) Dalam hal Pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan jika tidak memungkinkan
untuk menerima konseling dapat dilakukan terhadap keluarga yang
mendampingi
4) Konseling dapat menggunakan alat peraga, percontohan, media cetak atau
elektronik.
b. Pengawasan/Pemantauan Lingkungan Fisik Puskesmas
1). Kegiatan pengawasan Kebersihan lingkungan Puskesmas
2). Kegiatan pengawasan pembakaran sampah
3). Kegiatan Pengawasan pengelolaan limbah medis

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 13


2. Kegiatan di Luar Gedung
a. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
1) Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan
Lingkungan (sanitarian) yang membawa surat tugas dari Kepala
Puskesmas dengan rincian tugas yang lengkap.
2) Dalam pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tenaga Kesehatan
Lingkungan sedapat mungkin mengikutsertakan petugas Puskesmas yang
menangani program terkait atau mengajak serta petugas dari Puskesmas
Pembantu atau Bidan di desa.
3) Kegiatannya meliputi inspeksi TFU dan TPM, Pemeriksaan SAB, jamban
layak serta Pengambilan Sampel Kualitas Air Minum Rumah Tangga
(SKAMRT).
b. Intervensi/tindakan kesehatan lingkungan
Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan,
dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik
dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.

B. Strategi/Metode
1. Metode Konseling
a. Identifikasi perilaku/kebiasaan;
b. Identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c. Dugaan penyebab; dan
d. Saran dan rencana tindak lanjut
2. Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode sebagai
berikut:
a. Pengamatan fisik media lingkungan;
b. Pengukuran media lingkungan di tempat;
c. Uji laboratorium; dan/atau
d. Analisis risiko kesehatan lingkungan
3. Metode Intervensi Kesehatan Lingkungan
a. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
b. Perbaikan dan Pembangunan Sarana
c. Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 14


d. Rekayasa Lingkungan

C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
 Perencanaan (P1)
1) Membuat Jadwal
2) Persiapan
a) Menyiapkan ruangan;
b) Menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan;
c) Menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukan seperti
poster, leaflet, maket (rumah sehat, jamban sehat, dan lain-lain)
serta alat peraga lainnya.
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Dalam pelaksanaan, Tenaga Kesehatan Lingkungan menggali
data/informasi kepada Pasien atau keluarganya, sebagai berikut:
1) Umum, berupa data individu/keluarga dan data lingkungan;
2) Khusus, meliputi:
a) Identifikasi perilaku/kebiasaan;
b) Identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c) Dugaan penyebab; dan
d) Saran dan rencana tindak lanjut
Ada enam langkah dalam melaksanakan Konseling yang biasa disingkat
dengan "SATU TUJU" yaitu :
SA = Salam, Sambut :
a) Beri salam, sambut Pasien dengan hangat.
b) Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti keadaan
dan keperluannya, bersedia menolongnya dan mau meluangkan
waktu
c) Tunjukkan sikap ramah

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 15


d) Perkenalkan diri dan tugas Anda
e) Yakinkan dia, bahwa Anda bisa dipercaya dan akan menjaga
kerahasiaan percakapan anda dengan Pasien
f) Tumbuhkan keberaniannya untuk dapat mengungkapkan diri
T = Tanyakan :
a) Tanyakan bagaimana keadaan atau minta Pasien untuk
menyampaikan masalahnya pada Anda
b) Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati
c) Tanyakan apa peluang yang dimilikinya
d) Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya
e) Beritahukan bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk
menolong mencari cara pemecahan masalah yang terbaik bagi
Pasien.
U = Uraikan :
Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda menganggap
perlu diketahuinya agar lebih memahami dirinya, keadaan dan
kebutuhannya untuk memecahkan masalah. Dalam menguraikan anda
bisa menggunakan media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
supaya lebih mudah dipahami.
TU = Bantu :
Bantu Pasien mencocokkan keadaannya dengan berbagai kemungkinan
yang bisa dipilihnya untuk memperbaiki keadaannya atau mengatasi
masalahnya.
J = Jelaskan :
Berikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara mengatasi
permasalahan yang dihadapi Pasien dari segi positif dan negatif serta
diskusikan upaya untuk mengatasi hambatan yang mungkin terjadi.
Jelaskan berbagai pelayanan yang dapat dimanfaatkan untuk
memecahkan masalah tersebut.
U = Ulangi :
Ulangi pokok-pokok yang perlu diketahui dan diingatnya. Yakinkan bahwa
anda selalu bersedia membantunya. Kalau Pasien memerlukan
percakapan lebih lanjut yakinkan dia bahwa anda siap menerimanya.
 Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 16


Kegiatan yang dilakukan petugas kesling :
1) Melakukan penilaian terhadap komitmen Pasien (Formulir tindak lanjut
konseling) yang telah diisi dan ditandatangani untuk mengambil
keputusan yang disarankan, dan besaran masalah yang dihadapi;
2) Menyusun rencana kunjungan untuk Inspeksi Kesehatan Lingkungan
sesuai hasil Konseling; dan
3) Menyiapkan langkah-langkah untuk intervensi.

b. Pengawasan/Pemantauan Lingkungan Fisik Puskesmas


 Persiapan (P1)
1) Membuat jadwal pemeriksaan baik kebersihan/pembakaran sampah
serta pengelolaan limbah medis
2) Menyiapkan dan membawa form kegiatan pemeriksaan dan alat tulis
3) Menyiapkan Plastik kuning, timbangan, masker dan handscoon
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
1) Memeriksa baik kebersihan/pembakaran sampah
2) Mengisi form kegiatan pemeriksaan dan alat tulis yang sudah ada
3) Mengumpulkan limbah dari setiap poli, IGD dan Laboratorium, lalu
pisahkan limbah medis dan non medis kemudian timbang dan simpan
di TPS.
 Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)
Kegiatan yang dilakukan petugas kesling :
1) Petugas mencatat hasil dan melaporkan hasil kegiatan
2) Petugas menganalisa hasil
3) Petugas membuat kajian pencapaian dan menindaklanjuti
2. Kegiatan di Luar Gedung
a. Inspeksi Sanitasi
 Perencanaan (P1)
1) Membuat jadwal Inspeksi Sanitasi baik dari hasil Konseling maupun
hasil tahun sebelumnya
2) Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji kunjungan rumah dan
lingkungannya dengan Pasien dan keluarganya apabila dari hasil
konseling memerlukan tindak lanjut.

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 17


3) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan
lapangan yang diperlukan (formulir Inspeksi Kesehatan Lingkungan,
formulir pencatatan status kesehatan lingkungan, media penyuluhan,
alat pengukur parameter kualitas lingkungan)
4) Melakukan koordinasi dengan perangkat desa/kelurahan (kepala
desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RW/RT) dan petugas
kesehatan/bidan di desa.
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
1) Melakukan pengamatan media/pemeriksaan :
a. Lingkungan sarana usaha/pasien dan perilaku pelaku
usaha/masyarakat sekitar
b. Pengukuran media lingkungan di tempat, uji laboratorium, dan
analisis risiko sesuai kebutuhan (Jika diperlukan)
c. Melakukan penemuan penderita lainnya
d. Melakukan pemetaan populasi berisiko
2) Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (TFU dan TPM,
keluarga pasien dan keluarga sekitar). Saran tindak lanjut dapat berupa
Intervensi Kesehatan Lingkungan yang bersifat segera. Saran tindak
lanjut disertai dengan pertimbangan tingkat kesulitan, efektifitas dan
biaya.

 Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)


Kegiatan yang dilakukan petugas kesling :
1) Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
2) Petugas menganalisa hasil kegiatan
3) Petugas membuat kajian pencapaian dan menindaklanjuti

b. Intervensi Kesehatan Lingkungan


 Perencanaan (P1)
1) Membuat jadwal dengan dasar hasil Konseling dan hasil Inspeksi
Sanitasi
2) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan
lapangan yang diperlukan (formulir Inspeksi Kesehatan Lingkungan,

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 18


formulir pencatatan status kesehatan lingkungan, media penyuluhan,
alat pengukur parameter kualitas lingkungan)
3) Melakukan koordinasi dengan perangkat desa/kelurahan (kepala
desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RW/RT) dan petugas
kesehatan/bidan di desa.
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
1) Intervensi Kesehatan Lingkungan harus mempertimbangkan tingkat
risiko berdasarkan hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan.
2) Intervensi Kesehatan Lingkungan dilakukan oleh Pasien sendiri.
3) Dalam hal cakupan Intervensi Kesehatan Lingkungan menjadi luas,
maka pelaksanaannya dilakukan bersama pemerintah dan
masyarakat/swasta.

 Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)


Kegiatan yang dilakukan petugas kesling
1) Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
2) Petugas menganalisa hasil kegiatan
3) Petugas membuat kajian pencapaian dan menindaklanjuti
Adapun untuk kegiatan pemantauan evaluasi upaya kesehatan lingkungan :
1) Kepala Puskesmas bertanggung jawab untuk meningkatkan mutu Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
2) Untuk meningkatkan mutu Pelayanan Kesehatan Lingkungan dilakukan
pemantauan dan evaluasi Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
3) Pemantauan dan evaluasi Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
mencakup Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas dan pelaksanaan
pengawasan kualitas media lingkungan dalam rangka program kesehatan.
4) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dibahas dalam
pertemuan integrasi lintas program Puskesmas secara berkala.
5) Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan untuk mengukur kinerja Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas yang sekaligus menjadi indikator dalam
penilaian akreditasi Puskesmas.

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 19


BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanaannya dilakukan oleh semua petugas Penanggung Jawab program
kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan kesehatan
lingkungan direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas
sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan
dilaksanakan.
 Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana
antara lain :
- Meja dan Kursi
- Alat tulis
- Buku catatan kegiatan
- Leaflet
- Buku panduan
- Komputer/Laptop
- Tempat sampah
- Timbangan
- Plastik Kuning , Handscoon dan Masker

 Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang


meliputi :
- Sanitarian Kit
- Form check

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 20


- Leaflet
- Alat tulis
- Buku catatan kegiatan
- Alat peraga/percontohan

Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator kesehatan


lingkungan berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam
pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala
Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan
direncanakan oleh koordinator kesehatan lingkungan berkoordinasi dengan
bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk
selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan (POA – Plan Of Action).

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 21


BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau


dampak, baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan
maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan
pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran
satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya.
Tahapan-tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko
Penanggung Jawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan
kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah di identifikasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko
atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.

4. Rencana Upaya Pencegahan


Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan.

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 22


Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi
resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
sedang berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan
sudah berjalan sesuai dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau
ketidaksesuaian pelaksanaan dengan perencanaan, sehingga dengan segera
dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang terakhir adalah melakukan
Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan sudah
tercapai.

Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan


perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.

Upaya Identifikasi Resiko Pencegahan Resiko

Konseling

Inspeksi Kesehatan
Lingkungan

Intervensi Kesehatan Terpapar bahan kimia Menggunakan APD


Lingkungan (Masker, Sarung Tangan)

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari


sering disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 23


upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan
suasana kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan
dan kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang
dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini
lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada
pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan
prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin
meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap
masalah kesehatan, untuk itu semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan
tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan
pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan
desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius
dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.

Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan program kesehatan


lingkungan perlu diperhatikan keselamatan kerja staf puskesmas dan lintas sektor
dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap
sasaran harus dilakukan untuk tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

Upaya Identifikasi Resiko Pencegahan Resiko

Konseling Resiko tertular penyakit Menggunakan APD

CTPS

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 24


Inspeksi Kesehatan Terpapar bahan kimia Menggunakan APD
Lingkungan

Intervensi kesehatan Kecelakaan Kerja Menggunakan APD


Lingkungan

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang


untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat
berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu
merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan
sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan
indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 25


3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator Kesling
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan kesehatan lingkungan ini dibuat untuk memberikan


petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan di Puskesmas
Sihepeng, penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di
puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan
pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih
diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang
optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan
atau pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan.

Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 26


Pedoman Kesling UPTD Puskesmas SihepengPage 27

You might also like