You are on page 1of 15

Journal Endurance 1(3) October 2016 (121-135)

MANAJEMEN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN


SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN
KURAO PAGANG PADANG

Ahmad Marzuki1, Nurdin2*, Harisnal3


1,2,3
Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Stikes Fort De Kock Bukittinggi
email:nurdin.6606@gmail.com

Submitted :08-10-2016, Reviewed:10-10-2016, Accepted:15-10-2016


DOI : http://dx.doi.org/10.22216/jen.v1i3.1015

ABSTRACT
Clean and Healthy Behavior (PHBS) is one of the governmental priority programs through public
health centers and is as an external objective in the process of health development This research uses
qualitative approach. The informants of this research are the management staffs for clean and healthy
behavior program in the public health center, the director of public health center, volunteers, local
public figures, religious figures, and local people. These informants were selected through purposive
sampling technique. The data were collected through in-depth interviews, documentation review, and
Focus Group Discussion (FGD). The research findings reveal that there is a problem in input
component, which is the less trained health promotion personnel, the limited allocated fund, and the
lack of supporting facilities. In the process, the planning step of this program is not thoroughly
conducted; the organizing and actualizing of promkes (community health program) is not maximally
conducted; the monitoring is conducted using only survey result. It is suggested for Health
Department of Padang to carry out more socialization about household clean and healthy behavior,
to improve the quality of working personnel, to allocate sufficient fund and facilities, and to improve
the management for the implementation of household clean.

Keywords : Management; Household clean and healthy behavior

ABSTRAK

PBHS merupakan program prioritas pemerintah melalui puskesmas dan menjadi sasaran luaran dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Cakupan rumah tangga sehat yang paling rendah di
Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo terdapat di Kelurahan Kurao Pagang sebesar 5% dari 3 kelurahan
yang ada. Tujuan penelitian untuk mengetahui manajemen penerapan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) pada tatananrumah tangga. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Informan
penelitian ini Pengelola program PHBS Puskesmas, Pimpinan Puskesmas, Kader, Tokoh masyarakat,
Tokoh agama, dan masyarakat, diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara mendalam (In-Depth Interview), telaah dokumentasi dan Focus Group
Discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan masalah pada komponen input, tenaga promosi
kesehatan yang ada di puskesmas belum pernah mendapatkan pelatihan, alokasi dana sangat kecil,
dan sarana penunjang Promkes sebatas media cetak. Pada proses, perencanaan belum dilaksanakan
secara terpadu, pengorganisasian dan pelaksanaan promkes belum terlaksana maksimal, dan
pemantauan hanya berdasarkan hasil survei PHBS rumah tangga. Komponen output diketahui
penerapan PHBS Tatanan Rumah Tangga masih rendah dibawah target. Penerapan manajemen PHBS
Tatanan Rumah Tangga belum sesuai yang diharapkan. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota
Padang agar lebih mensosialisasikan PHBS Tatanan Rumah Tangga, perlu peningkatan kualitas
tenaga pelaksana, alokasi dana dan sarana prasarana, serta peningkatan manajemen penerapan PHBS
tatanan rumah tangga.

Kata kunci : Manajemen; PHBS Tatanan Rumah Tangga

Kopertis Wilayah X 121


Ahmad, dkk – Manajemen Penerapan... Journal Endurance 1(3) October 2016

PENDAHULUAN Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.


Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di
(PHBS) merupakan esensi dan hak asasi seluruh pelosok Indonesia, kecuali daerah-
manusia untuk tetap mempertahankan daerah yang memiliki ketinggian lebih
kelangsungan hidupnya. Hal ini selaras dari seribu meter dari permukaan air laut.
dengan yang tercakup dalam konstitusi Hampir setiap tahunnya di Indonesia ada
organisasi kesehatan dunia tahun 1948 di saja orang yang terjangkit penyakit DBD
sepakati antara lain bahwa diperolehnya (Nadia S, 2015, p.1).
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya Kurangnya PHBS di tatanan
adalah hal yang fundamental bagi setiap rumah tangga juga berakibat timbulnya
orang tanpa membedakan ras, agama, penyakit diare. Diare sampai saat ini
politik yang dianut dan tingkat sosial masih menjadi masalah kesehatan dunia.
ekonominya. Derajat kesehatan yang Besarnya masalah tersebut terlihat dari
tinggi tersebut dapat diperoleh apabila tingginya angka kesakitan dan kematian
setiap orang memiliki perilaku yang akibat diare (Salwan, 2008 dalam
memperhatikan kesehatan (Anik Maryuni, Kusumaningrum, Hepiriyani, &
2013, p.14). Nurhalinah, 2011).
Kebijakan yang mengatur tentang
Pengertian PHBS di tatanan rumah PHBS saat ini adalah peraturan Menkes RI
tangga yang tertuang dalam peraturan Nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang
Menkes RI Nomor pedoman pembinaan perilaku hidup bersih
2269/Menkes/Per/XI/2011 adalah: di dan sehat menetapkan bahwa PHBS
rumah tangga, sasaran primer harus sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 ayat
mempraktikan perilaku yang dapat 1 agar digunakan sebagai acuan
menciptakan rumah tangga ber-PHBS, bagisemua pemangku kepentingan dalam
yang mencakup persalinan di tolong oleh rangka pembinaan Perilaku Hidup Bersih
tenaga kesehatan, memberi bayi ASI dan Sehat ditatanan rumah tangga, tatanan
Eksklusif, menimbang balita setiap bulan, institusi pendidikan, tatanantempat kerja,
menggunakan air bersih, mencuci tangan tatanan-tempat umum dan tatanan fasilitas
dengan air bersih dan sabun, pengelolaan kesehatan (Peraturan Menteri Kesehatan
air minum dan makan di rumah tangga, RI, 2011, p.xi)
menggunakan jamban sehat (stop buang Target nasional untuk cakupan
air besar sembarangan/stop BABS), Standar Pelayanan Minimal Promosi
pengelolaan limbah cairan di rumah Kesehatan dan PHBS yang merupakan
tangga, membuang sampah di tempat acuan Kabupaten/Kota adalah rumah
sampah, memberantas jentik nyamuk, tangga sehat atau PHBS 80%, ASI
makan buah dan sayur setiap hari, Eksklusif 80%, dan persalinan ditolong
melakukan aktifitas fisik setiap hari, tidak oleh tenaga kesehatan 92% pada tahun
merokok di dalam rumah dan lain-lain 2015. Berdasarkan Profil Kesehatan
(Anik Maryuni, 2013, p.45). Propinsi Sumatera Barat Tahun 2012
Banyak penyakit yang muncul menyebutkan bahwa cakupan rumah sehat
akibat dari kurangnya perilaku hidup telah mencapai 47,22% sedangkan
bersih dan sehat di tatanan rumah tangga. penggunaan sumur gali mengalami
Salah satunya adalah penyakit Demam peningkatan pada tahun 2013, persentase
Berdarah Dengue (DBD) atau disebut jamban keluarga sebesar 66,59%, dan
jugaDengue Hemorrhagic Fever (DHF). persentase cakupan pertolongan
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue persalinan oleh tenaga kesehatan yang
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk mempunyai kompetensi kebidanan tahun

Kopertis Wilayah X 122


Ahmad, dkk – Manajemen Penerapan... Journal Endurance 1(3) October 2016

2012 adalah 83,7% (Dinkes Sumbar, Pelaksanaan Kegiatan Perilaku


2013). Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah
Dalam Profil Kesehatan Kota Tangga Pada Program Promkes. Tujuan
Padang tahun 2014 menunjukkan bahwa umum program ini adalah
persentase rumah tangga ber-PHBS memberdayakan individu, keluarga dan
adalah sebesar 64,9%, jamban sehat masyarakat dalam bidang kesehatan untuk
82,09%, ASI Eksklusif 58,8%, persalinan memelihara, meningkatkan, dan
dilakukan oleh tenaga kesehatan 94,3% melindungi kesehatannya sendiri dan
dan balita yang ditimbang tiap bulannya lingkungannya menuju masyarakat yang
75,2%. Pelaksanaan Perilaku Hidup sehat, mandiri, dan produktif. Hali ni
Bersih dan Sehat (PHBS) di Kota Padang ditempuh melalui peningkatan
sampai akhir tahun 2014 telah diupayakan pengetahuan, keluarga dan masyarakat
pelaksanaannya di beberapa Kelurahan. sesuai dengan budaya setempat
Hal ini dapat dilihat dengan adanya (Syafrudin, 2009, p.237).
penyiapan kader dan tokoh masyarakat di Sasaran umum program ini adalah
sejumlah Desa oleh Dinas Kesehatan yang keberdayaan individu, keluarga, dan
bertujuan untuk membantu warga, masyarakat dalam bidang kesehatan yang
terutama dalam mengembangkan perilaku ditandai oleh peningkatan perilaku hidup
hidup bersih dan sehat untuk menciptakan sehat dan peran aktif dalam memelihara,
lingkungan yang sehat. meningkatkan, dan melindungi kesehatan
Kota Padang saat ini sudah diri dan lingkungan sesuai sosial budaya
mempunyai 22 puskesmas yang tersebar setempat, khususnya pada masa
di setiap Kecamatan, berdasarkan data kehamilan, masa bayi dan kanak-kanak,
Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2014 remaja perempuan dan usia produktif, dan
menunjukkan bahwa cakupan persentase kelompok-kelompok lain dengan
rumah tangga ber PHBS paling rendah kebutuhan kesehatan yang khusus
terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas (Syafrudin, 2009, p.237).
Nanggalo yaitu sebesar 68,9%, dimana Kegiatan dan atau pelayanan
cakupan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan masyarakat memerlukan
kesehatan 56%, ASI Eksklusif 14%, pengaturan yang baik, agar tujuan tiap
mempunyai jaminan pemeliharaan kegiatan atau program itu tercapai dengan
kesehatan68%, ketersediaan air baik. Proses pengaturan kegiatan secara
bersih82%, jamban sehat hanya 87%, profesional ini disebut manajemen,
kesesuaian luas lantai dengan jumlah sedangkan proses untuk mengatur kegiatan-
penghuni36%, lantai rumah bukan tanah kegiatan atau pelayanan kesehatan
82%, tidak merokok dalam rumah 35%, masyarakat disebut “Manajemen Pelayanan
melakukan aktifitas fisik setiap hari 68% Kesehatan Masyarakat” (Notoatmodjo,
dan makan buah dan sayur setiap hari 2011, p.85). Tujuan penelitian adalah Untuk
45%. mengetahui manajemen penerapan perilaku
Sementara cakupan rumah tangga hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tatanan
sehat yang paling rendah di Wilayah Kerja rumah tangga di Kelurahan Kurao Pagang
Puskesmas Nanggalo terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kota
Kelurahan Kurao Pagang yaitu sebesar 5% Padang Tahun 2016. Evaluasi terhadap
dari 3 kelurahan yang ada, sedangkan 2 input kegiatan perilaku hidup bersih dan
kelurahan lainnya adalah Kelurahan Surau sehat (PHBS) rumah tangga di Kelurahan
Gadang dengan cakupan rumah tangga Kurao Pagang Wilayah Kerja Puskesmas
sehat sebesar 17% dan Kelurahan Gurun Nanggalo Kota Padang Tahun 2016. a.
Laweh dengan cakupan sebesar 8%. Evaluasi proses melalui terlaksana fungsi

Kopertis Wilayah X 123


Ahmad, dkk – Manajemen Penerapan... Journal Endurance 1(3) October 2016

manajemen pada program perilaku hidup dalam manajemen program PHBS.


bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga, b. Informan yang mengetahui masalah secara
Evaluasi output melalui lebih luas dan mendalam sehubungan
hasil yang dicapai dari suatu program b dengan objek penelitian. Penelitian ini
erupa indikator-indikator keberhasilan dilaksanakan tanggal 2 s/d 9 Mei 2016,
suatu program yaitu terlaksananya PHBS Penentuan sampel yang diambil adalah
rumah tangga, di Kelurahan Kurao Pagang pemegang program PHBS 1 orang,
Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kota Pimpinan puskesmas 1 orang, Kader1orang,
Padang Tahun 2016. Manfaat penelitian tokoh masyarakat 1 orang tokoh agama dan
diharapkan dapat menjadi masukan bagi masyarakat7 orang di kelurahan Pagang
puskesmas sebagai data dasar dalam Puskesmas Nanggalo Kota Padang
membuat perencanaan program PHBS. Tahun2015. Kebutuhan subjek penelitian
didasarkan kepada kepada sifat saturasu
BAHAN DAN CARA PENELITIAN (kejenuhan) data yang diperoleh. Instrumen
Jenis penelitian ini adalah kualitatif atau alat pengumpul data penelitian adalah
yang bertujuan untuk memberikan peneliti sendiri, dan alat bantu untuk
gambaran yang jelas tentang sistem pengumpulan data antara lain : a. Pedoman
manajemen program Perilaku Hidup Bersih wawancar, b. Tape Recorder, c. Buku
dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga. catatan, d. Kamera. Pengumpulan data
Subjek dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan menggunakan metode
masyarakat di Kelurahan Pagang Wilayah wawancara mendalam pada informan kunci
Kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang dan metode diskusi kelompok terarah pada
Tahun 2016. Pengambilan subjek dalam unsur masyarakat. Proses pengumpulan
penelitian ini dengan teknik purposive data pada penelitian ini dapat digambarkan
sampling, yaitu Informan yang dapat pada matriks dibawah ini :
memberikan informasi-informasi yang jelas

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN masyarakat di bidang kesehatan,


1. Masukan (Input) diperlukan dukungan kebijakan dari
a. Kebijakan pememerintah daerah terkait dengan
Pihak Puskesmas Nanggalo sudah penerapanPHBS dalam kehidupan
memiliki kebijakan terhadap PHBS masyarakat khususnya di Kelurahan
berupa buku kecil Petunjuk Pelaksanaan Kurao Pagangseperti, pemberian ASI
(Juklak) PHBS belum tersosialisasikan eksklusif, penimbangan balita,
secara keseluruhan kepada petugas memberantas jentik, tidak merokok
puskesmas, buku tersebut tersimpan saja dalam rumah. Untuk itu dalam penerapan
pada petugas yang bertanggung jawab PHBS agar dapat berjalan sebagai mana
terhadap PHBS, sehingga sebagian yang diharapkan perlu dukungan
petugas belum memahami tentang masyarakat yang lebih maksimal, dan
pelaksanaan PHBS yang semestinya. dukungan oleh Pemeintah Kota Padang.
Menurut Edi Suharto (2008: p.7) Disisi lain PHBS merupakan prioritas
menyatakan bahwa kebijakan adalah utama dalam promosi kesehatan yang
suatau ketetapan yang memuat prinsip- perlu didukung dengan dana dan tenaga
prinsip untuk mengarahkan cara yang terampil/profesional. Sebagaimana
bertindak yang dibuat secara terancana ungkapan dari informanberikut:
dan konsisten dalam mencapai tujuan “kebijakan dalam pelaksanaan
tertentu. Dengan demikian untuk program PHBSrumah tangga yang
terlaksananya perubahan perilaku ada berupa pemberian buku

Kopertis Wilayah X 124


Ahmad, dkk – Manajemen Penerapan... Journal Endurance 1(3) October
2016

pedoman khusus seperti juklak dalam menentukan arah dan jalannya


dalam bentuk buku kecil. Terkait suatu program dalam suatu organisasi
kebijakan yang dikeluarkan,dari segi artinya, manusia dapat membuat
tenaga sudah berjalan, tinggal lagi perencanaan sampai dengan mengevalusi
masyarakat yang menerima kurang suatu program yang sedang
maksimal dan tidak seluruh dikembangkan. Oleh kerena itu manusia
masyarakat yang bisa di ajak untuk sangat berpengaruh dalam keberhasilan
bekerja sama”.(I-1) suatu program yang sedang
dikembangkan agar program tersebut
Selanjutnya pernyataan dari
dapat berjalan dengan baik.
informan (1-1) tentang kebijakan
Agar petugas kesehatan
didukung oleh informan lainnya sebagai
memahami pelaksanaan program PHBS
berikut:
dengan baik maka perlu diberikan
“kalau masalah kebijakan kami
pelatihan atau pendidikan kepada petugas
hanya mengambil dari permenkes
kesehatan agar dapat meningkatkan
yang ada. berupa petunjuk
pengetahuan dan keterampilannya
pelaksanaannya,dalam bentuk buku
sehingga memiliki keahlian dalam
kecil”.(I-2)
berpromosi kesehatan kepada
b. Tenaga masyarakat. Disamping itu diharapkan
Dari segi tenaga Puskesmas petugas kesehatan lainnya harus ikut juga
Nanggalo memiliki tenaga yang cukup mendukung program PHBS ini
untuk kegiatan PHBS. Pelatihan tenaga contohnya pada saat posyandu,
yang didapatkan berupa survey cepat kunjungan KIA, dan kunjungan rumah,
program PHBS yang dilaksanakan pada sehingga program PHBS ini dapat
tahun 2011, sedangkan ditahun berjalan secara berkesinambungan.
berikutnya belum ada pelaksanaan Sebagaimana ungkapan informan
pelatihan khusus PHBS.Tenaga yang ada berikut:
separti pemegang program dibantu oleh “Tenaga pelaksana programPHBS
bidan desa dan kader, untuk kader sendiri Rumah Tanggayang ada di
sudah dilakukan pembinaan sebelum Puskesmas Nanggalo sudah cukup.
turun kelapangan oleh petugas kesehatan. Pelatihan khusus ada dilakukan
Permasalahan sumber daya manusia atau untuk pemgang program, cuman
tenaga kesehataan di Puskesmas dia jarang dilaksanakan, mungkin
Nanggalo Padang dalam melaksanakan baru satu kali untuk pelatihan
program PHBS, yaitu masih kurangnya PHBS. Pelatihan di tahun
tenaga yang terampil dalam promosi 2014,2015,2016 belum ada
kesehatan. Disamping itu petugas dilakukan, pelatihan dilaksanakan
kesehatan yang ada juga melaksanakan sebelum tahun 2014.”.(I-1)
tugas rangkap. Mengingat keterbatasan
Selanjutnya ungkapan informan (1-1)
dari petugas karena harus mengerjakan
tentang tenaga juga didukung oleh
tugas rangkap. Untuk itu perlu dipikirkan
informan lainnya sebagai berikut:
upaya dalam meningkatkan keterampilan
“Dari segi tenaga sendiri khusus
petugas bidang promosi kesehatan dalam
PHBS sudah cukup, kita
penerapan PHBS di Kelurahan Kurao
mempergunakan bidan desa dan
Pagang Wilayah Kerja Puskesmas
poluntir, jadi untuk turun ke
Nanggalo Kota Padang. Menururut
PHBS itu bidan desa dan poluntir.
(Azwar, 1999: p.25) Manusia adalah aset
Pemegang program PHBS itu
atau kekayaan bagi suatu organisasi dan
saya sendiri dengan latar
juga merupakan motor yang berperan
belakang pendidikan S1

Kopertis Wilayah X 125


Ahmad, dkk – Manajemen Penerapan... Journal Endurance 1(3) October
2016

Kesehatan Masyarakat (SKM) penyuluhan dan pelatihan petugas


dan S1 Keperawatan (S.Kep). maupun kader yang ada.”.(I-1)
kalau khusus kader PHBS belum Selanjutnya ungkapaninforman diatas,
ada tapi kita melibatkan kader juga didukung oleh informan(1-2) dan (1-
posyandu saja. Tapi sebelum kita 3) sebagaimana berikut :
turunkan kadernya kelapangan “Sumber dana khusus program PHBS
kita berikan pengetahuan atau ada, yaitu berasal dari BOK, jadi kita
binaan terlebih dahulu. Kalau cairkan dana BOK untuk pembinaan
dari segi pelatihan dulu saya dan pendataan PHBS. Jadi kalau ada
pernah pelatihan baru satu kali, petugas turun akan dikasih dana.
waktu itu yang mengadakan dinas Dana tersebut tidak mencukupi karena
kesehatan provinsi tentang survey harus dibagi bagi dengan program
cepat PHBS di tahun 2011”.(I-2) program yang lain, jadi untuk PHBS
rasanya tidak. Kita tidak tau dana
c. Dana BOK itu berapa,Cuma kita waktu itu
Dana untuk pelaksanaan kegiatan mencairkan Rp.900.000,-untuk
program PHBS Rumah Tangga di melakukan pembinaan dan pendataan
wilayah kerja Puskesmas Nanggalo PHBS. Sembilan ratus ribu dengan
berasal dari (DAK) BOK. Dana yang kita mengambil KK nya 360 KK untuk
tersedia jumlahnya sangat terbatas, dan diwilayah kerja puskesmas
belum mencukupi untuk kegiatan PHBS. nannggalo. Jadi meraka dapat per KK
Kondisi ini dapat menjadi hambatan sembilan ratus ribu dibagi tiga ratus
sehingga program kesehatan dalam enam puluh KK untuk dana yang kita
penerapan PHBS rumah tangga belum cairkan. Maunya PHBS ini kalau
sesuai dengan yang diharapkan.Hasil memang betul betul ingin berhasil,
penelitian Rini Marlina (2011) tentang untuk satu tahun itu kita turun dua
Analisis Managemen Promosi Kesehatan sampai tiga kali, setelah kita data baru
Dalam Penerapan Prilaku Hidup Bersih kita laku kan binaan, seharusnya
Dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah seprti itu”.(I-2)
Tangga Di Kota Padang memperoleh hal “Untuk kegiatan pendataan PHBS
yang sama bahwa anggaran dana dalam Rumah Tangga kita dikasih ketika
pelaksanaaan program PHBS Rumah turun kelapangan, yaitu satu kali
Tangga sangat terbatas karena tidak ada dalam satu tahun, dan dana ini dimasa
alokasi dana khusus dari sekarang sangat kurang yaitu hanya
puskesmas.Menurut (Azwar, 1999: mendapatkan Rp.30.000,-untuk
26).Dana merupakan masukan (input) Kegiatan PHBS dilapangan”.(I-3)
yang sangat menunjang dalam
pengembangan suatu program. d. Sarana/prasarana
Pelaksanaan strategi promosi kesehatan Puskesmas Nanggalo memiliki
untuk PHBS yang dilakukan puskesmas sarana/prasarana untuk pelaksanaan
cenderung belum maksimal, yang program PHBS berupa mobil puskel,
disebabkan adanya hambatan atau sepeda motor, infocus, mikrofon, dan
masalah keterbatasan biaya, lain-lain. Dan sarana untuk operasional
sepertiungkapkan informan berikut ini: kegiatan dalam program PHBS Rumah
“Dana untuk pelaksanaan PHBS Tangga tidak mengalami kendala dan
itu sendiri ada, tetapi sngat dinilai sudah cukup. Sarana/prasarana
kecildan kurang. Dana ini dulunya untuk mendukung penerapan
melalui BOK, dana tersebut tidak pelaksanaan program PHBS di wilayah
mencukupi untuk melakukan kerja Puskesmas Nanggalodinilai sudah

Kopertis Wilayah X 126


Ahmad, dkk – Manajemen Penerapan... Journal Endurance 1(3) October
2016

cukup. Menurut Terry dalam Sutopo digunakan untuk kegiatan


(2000), berpendapat bahwa agar fungsi program PHBS Rumah Tangga
dapat dilaksanakan dengan baik, maka seprti mobil puskesmas, motor
diperlukan adanya sumber-sumber atau dinas, dan untuk kegiatan
sarana- sarana yang mendukung agar penyuluhan kita memiliki infocus
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dan mikrofon. penanggung jawab
berjalan dengan baik. Disamping itu sarana/prasarana ialah
untuk menyampaikan informasi tentang pemegang prgram sendiri.Untuk
perilaku hidup bersih sehat ini perlu juga kendala sarana/prasarana yang
dilakukan secara multi media dengan ada di puskesmas tidak ada. Dan
memanfaatkan teknologi informasi ini dinilai sudah cukup untuk
seperti televisi, radio, untuk dialog melaksanakan operasional
interaktif atau sandiwara.Agar kegiatan PHBS”.(I-2)
pelaksanaan promosi kesehatan dapat
berjalan dengan baik maka harus “Sarana/prasarana yang
didukung dengan ketersediaan sarana dan tersedia ketika turun kelapangan,
prasarana sesuai dengan jumlah posyandu saya rasa sudah cukup dan masih
yang ada di Puskesmas Nanggalo. Dan layak dan masih bagus untuk
juga disediakan sarana pendukung digunakan, seperti mobil, motor,
lainnya seperti alat peraga, karena dengan infocus dan segala
mencontohkan langsung kepada macamnya”.(I-3)
masyarakat akan lebih memudahkan
masyarakat untuk memahami apa yang 2. Proses (Process)
disampaikan tentang PHBS Rumah a. PPerencanaan
Tangga.Menurut (Notoatmodjo, 2005) Beberapa informasi yang
Alat peraga atau media promosi disampaikan oleh informan diketahui
kesehatan sangat membantu untuk bahwa dalam perencanaan masih dalam
meningkatkan pengetahuan masyarakat bentuk rapat dan masih dalam tahap
merubah perilaku ke arah positif terhadap pengkajian, perencanaan tersebut juga
kesehatan. Seperti ungkapan informan belum dilaksanakan secara terpadu baik
berikut: dengan lintas program maupun lintas
“Selama ini tidak ada kendala sektoral. Fungsi perencanaan merupakan
dengan sarana/prasarana dalam landasan dasar dari fungsi manajemen
pelaksanaan program PHBS, secara keseluruhan, tanpa ada fungsi
karena puskesmas memiliki cukup perencanaan tidak mungkin fungsi
sarana seprti: mobil, puskel, manajemen lainnya akan dapat
sepeda motor dan lain lainnya”. dilaksanakan dengan baik. Perencanaan
Sementara yang bertanggung manajerial akan melibatkan pola pandang
jawab pengadaan sarana adalah secara menyeluruh terhadap semua
dinas kesehatan kota. Kalau untuk pekerjaan yang akan dijalankan kapan
pemiliharaan sarana seperti puskel akan dilakukan perencanaan merupakan
dilakukan oleh DKK sendiri, tuntutan terhadap proses pencapaian
sedangkan untuk motor dilakukan tujuan secara efisien dan efektif
oleh masing-masing penanggung (Muninjaya,2004: p.72). Tahap
jawabnya.(1-1) perencanaan ini merupakan kegiatan
yang sangat penting dalam suatu
“Puskesmas memiliki kegiatan, karena kalau perencanaan tidak
sarana/prasarana yang matang, maka pelaksanaannya juga tidak
mendukung dan masih layak akan baik. Agar pelaksanaan promosi

Kopertis Wilayah X 127


Ahmad, dkk – Manajemen Penerapan... Journal Endurance 1(3) October
2016

kesehatan dalam penerapan PHBS keluarga yang tidak makan buah dan
berjalan dengan baik dan sayur, jadi penyulahannya nantinya
berkesinambungan perlu melibatkan kesana, ada kita rumuskan, kita cari
lintas program dan lintas sektor terkait, masalahnya terlebih dahulu baru kita
serta melibatkan peran serta masyarakat lakukan penyuluhan terhadap
mulai dari perencanaan sampai tahap masyarakat, kalau bentuk
evaluasi. Dalam tahap perencanaan perencanaan secara tertulis belum
sebaiknya di mulai dari bawah (bottom up ada,kita baru sampai pada tahap
planning) yang didukung oleh pimpinan pengkajian”.(I-2)
puskesmas. Untuk itu perlu terlebih
dahulu disosialisasikan pada tokoh b. Pengorganisasian
masyarakat, tokoh agama, camat, lurah,
dan masyarakat akan pentingnya Dalam pelaksanaan program
penerapan PHBS. Jadi pihak petugas PHBS secara organisasi puskesmas telah
pemerintah sebagai fasilitator tidak menunjuk seorang koordinator program
memaksakan keinginannya dan dan sudah melakukan koordinasi dengan
kehendaknya, tetapi perlu kesabaran bidan desa dan kader yang ada pada setiap
dalam perubahan perilaku masyarakat, kelurahan.Pengorganisasian untuk
karena perubahan perilaku itu pelaksanaan program PHBS puskesmas
membutuhkan waktu yang lama dan tidak ada terstruktur
pendekatan yang benar. Untuk khusus.Pengorganisasian adalah salah
menyatukan persepsi dapat dilakukan satu fungsi manajemen yang juga
pada saat melakukan lokakarya mini mempunyai peranan penting seperti
puskesmas bulanan dan tribulanan. halnya fungsi perencanaan melalui fungsi
Sebagaimana pernyataan dari informan pengorganisasian seluruh sumber daya
berikut : yang dimiliki oleh organisasi (manusia
“Sebelum Rencana dilakukan maka dan bukan manusia) akan diatur
dilakukan pengkajian terlebih dahulu penggunaannya secara efektif dan efesien
untuk meningkatkan capaian program untuk mencapai tujuan fungsi yang telah
PHBS yaitu berupa rapat dengan ditetapkan (Muninjaya, 2004 :p.14).
koordinator, terkait dengan hal-hal Sebaiknya untuk penerapan PHBS ini
seperti sumber dana, sumber daya dan perlu adanya komitmen dari semua
strategi yang akan dilakukan. instansi terkait untuk membina dan
Pembuatan Perencanaan masih dalam membentuk pengorganisasian baik di
bentuk rapat, dengan rapat disitu tingkat Kota, tingkat kecamatan dan
nantinya akan muncul POA terkait kelurahan, sehingga memudahkan untuk
dengan program PHBS”.(I-1) melaksanan kegiatan dan evaluasi
pelaksanaannya. Pelaksanaan dan
“Sebelum melakukan perencanaan pemantauan serta evaluasi PHBS secara
kita melakukan pengkajian, kontinue dan dapat memberikan
pendataan, perumusan masalah, baru alternative pemecahan masalah yang
dilakukan pembinaan. Bentuk dihadapi masyarakat.Berikutpernyataan
perumusan masalahnya misalnya informan mengenai pengorganisasian
sepuluh indikator PHBS, dimana yang dalam kegiatan program PHBS :
terendahnya disitu nantinya kita “Untuk pengorganisasian PHBS,
bicarakan, misalnya banyaknya kita memiliki koordinator
keluarga merokok dalam rumah, jadi (pemegang program PHBS) dan
kita melakukan penyuluhannya disetiap wilayah ada
terhadap rokok. Misalnya lagi adanya koordinatarnya (bidan desa) dan

Kopertis Wilayah X 128


Ahmad, dkk – Manajemen Penerapan... Journal Endurance 1(3) October
2016

dibantu dengan kader wilayah. sektor. Kemudian dalam pelaksanaan


Dan disini kita melibatkan PHBS ini juga diperlukan ada
bersama dengan tokoh masyrakat koordinasi yang baik dan komitmen dari
dengan RT dan RW”.(I-1) sektor terkait untuk bersama-sama
menerapkan PHBS ini dengan didukung
“Yang terlibat dalam oleh kebijakan pemerintah kota. Adanya
pengorganisasian PHBS, untuk kordinasi dengan dinas terkait yaitu tim
pemegang program PHBS saya penggerak PKK, BPMPK dan Lembaga
sendiri, kemudian bidan desa atau Sosial Masyarakat lainnya akan dapat
bidan poskeskel dan ditambah memotivasi masyarakat agar mau
dengan kader. Kalau untuk tokoh berperilaku hidup bersih sehat.
masyarakat untuk meningkatkan Sebaiknya penggerakan pelaksanaan
PHBS seperti RT, RW belum ada. dari tingkat bawah mulai dari
Yang ada dari masyarakat hanya masyarakat sendiri, tokoh masyarakat,
kader dan yang lainnya belum tokoh agama, RT/RW, lurah, serta kader
ada”.(I-2) kesehatan, sehingga PHBS dapat
tercapai untuk meningkat kesehatan
c. Penggerakan dan Pelaksanaan masyarakat dan menuju Kota
Puskesmas Nanggalo memiliki Sehat.Sebagaimana ungkapan informan
beberapa tahapan dalam penggerakan berikut:
dan pelaksanaan PHBS, yaitu adanya “Sebelum penggerakan dan
koordinasi dengan tokoh masyarakat pelaksanaan, dilakukan pendekatan
terlebih dahulu seperti RT dan RW, terlebih dahulu kepada masyarakat
kemudian pelaksanaan dilakukan oleh berkaitan dengan pengetahuan PHBS di
kader dan pembina wilayah. Bentuk masyarakat. Seperti diawali dengan
pelaksanaan dilakukan dengan cara koordinasi dengan tokoh masyarakat
penyuluhan, pencatatan, dan pembinaan dan RT, RW, setelah itu baru pembina
terhadap kader setempat. Menurut wilayah dan kader akan bergerak ke
pendapat beberapa informan bahwa setiap rumah warga yang mana akan
penggerakan pelaksanaan dalam dijadikan sampel nantinya untuk satu
penerapan PHBS belum dilaksanakan RW atau kelurahan itu.”.(I-1)
sesuai dengan yang diharapkan dalam
hal ini penggerakan pelaksanaan yang “Sebelum berlangsungnya
dilakukan hanya berupa pembinaaan, penggerakan dan pelaksanaan kita
pencatatan, pelaporan dan belum melakukan pendekatan kepada
sampai kepada tahap evaluasi. Untuk masyrakat terlebih dahulu, yaitu dengan
menggerakkan dan mengarahkan SDM cara kita mengumpulkan masyrakat
dalam organisasi, peranan terlebih dahulu, misalnya kita melakukan
kepemimpinan (leadership), motivasi intervensi, jadi masyarakat kita kumpul
staf kerja sarana dan komunikasi antar terlebih dahulu. Dan ini kita lakukan
staf merupakan hal yang pokok perlu dimasjid dan dilangsungkan dengan
mendapat perhatian dari manajer penyuluhan terkait PHBS. Setelah kita
organisasi (Muninjaya, 2004 lakukan penyuluhan baik itu individu
:p.16).Dalam program penerapan PHBS maupun kelompok, kemudian kita datang
ini, koordinasi dari masing-masing lagi ke keluarga itu dengan membawa
instansi baik lintas program maupun kuisoner dengan tujuan ingin mengetahui
lintas sektor juga masih belum optimal. apakah ada perubahan dimasyarakat
Kegiatan ini ditentukan juga oleh atau tidak. Dan sampai sekarang kita
kegiatan pengorganisasian dari lintas melakukan hanya sampai pada

Kopertis Wilayah X 129


Ahmad, dkk – Manajemen Penerapan... Journal Endurance 1(3) October
2016

penyuluhan saja, dan evaluasinya belum posyandu barangkali ado dari peugas
ada dilaksanakan. Faktor kesehatan tapi yang untuok karumah-
penghambatnya kadang-kadang susah rumah ko dak ado”. (M-1)
untuk mengumpulkan masyarakat. terjadi “penyuluhan dari tenaga kesehatan
perbedaan waktumasyarakat dengan terkait PHBS belum ada, survey dari
kita. Kalau dari dalam sendiri atau pihak petugas untuk daerah ini tidak ada,
puskesmas tidak ada hambatan, kita petugas juga tidak pernah ikut
didukung untuk kegiatan ini”.(I-2) berpartisipasi dalam kegiatan
“Bentuk pelaksanaan kegiatan PHBS masyarakat”. (M-2)
rumah tangga dikelurahan kurao pagang “Penyuluhan PHBS tidak ada, tapi dulu
ini, kami turun kelapangan dengan cara ada dari RT untuk pemberantasan jentik,
door to door atau kerumah rumah warga, cuman dia tidak menentu waktunya,
salah satunya dengan pemasangan biasanya mereka datang kerumah-
sticker kerumah rumah warga, rumah. tapi sekarang tiga tahun
memberikan pertanyaan-pertanyaan belakangan ini tidak ada”.(M-3)
kepada masyarakat terkait PHBS.Dan ini “kalau daerah sini gak ada, tapi dulu
dilaksanakan satu kali dalam satu tahun mungkin ada. Partisipasi petugaspun
dikelurahan”. (1-3) dalam kegiatan masyrakat tidak
pernah”.(M-4)
“Untuk sejauh ini, penyuluhan tentang “Baik survey baik penyuluhan tentang
PHBS khusus di RT ini belum ada PHBS ko alun ado nampak di ibuk lai,
dilaksanakan, kalaupun ada itu mungkin tapi daerah siko se nyo, daerah lain dak
dilaksanakan dikecamatan saja. Untuk tau ibuk do”.(M-5)
kegiatan petugas sejauh ini belum ada,
dulu ada setelahtiga tahun belakangan d. Pemantauan Dan Evaluasi
ini sudah tidak ada lagi, tahun 2014, 15, Pemantauan dan evaluasi kegiatan
16 ni lah yang belum ada,un untuk pelaksanaan program PHBS di catat
meningkatkan PHBS ini maunya seperti dalam buku bantu dan belum sempat
itu, adanya kerjasama petugas dan memindahkan kedalam catatan register
masyarakat, adanya pembinaan agar kohort. Untuk pemantauan/evaluasi
masyarakat paham dengan PHBS ini dan kegiatan PHBS dilakukan oleh pimpinan
mau berprilaku sehat”.(T-1) Puskesmas dan pemegang program
PHBS itusendiri, dan dalam
“Sejauh ini penyuluhan ataupun survey pelaksanaanpencatatan dan pelaporan
yang dilakukam tenaga kesehatan atau PHBS belum sampai kepada tahap
pun utusan tentang PHBS belum ada. evaluasi. Berdasarkan telaahan dokumen
Kalau dari segi petugas belum ada, tapi juga belum terlihat sistem pengawasan
kalau anak KKN mungkin dulu pernah yang terpadu dan terencana dan tidak
dilakukan”.(T2 ) dapat dilihat model laporan dari petugas
dalam penerapan PHBS. Keadaan ini
“Kalau penyuluhan phbs di rt ko alun disebabkan karena belum adanya
ado lai do, petugas survey pun alun ado kerjasama dan belum adanya petugas
lai, kalau untuk kegiatan iko salomo ko Pokjanal yang ditunjuk untuk melakukan
indak tapi dulu lai, tigo tahun pencatatan dan pelaporan, kegiatan ini
balakangan ko lahh yang alun ado”.(T- masih diserahkan pada masing-masing
3) dinas terkait. Fungsi pengawasan dan
pengendalian (controlling) merupakan
“Yang ateh namo phbs ko dak ado fungsi yang terakhir dari fungsi
tadanga di ibuk, tapi ibuk raso kalau di manajemen. Fungsi ini mempunyai

Kopertis Wilayah X 130


Ahmad, dkk – Manajemen Penerapan... Journal Endurance 1(3) October
2016

kaitan erat dengan fungsi manajemen masalah atau kandala dalam pelaksanaan
lainnya terutama dengan fungsi PHBS ini dapat segera di bahas dalam
perencanaan melalui fungsi pengawasan pertemuan rutin pokjanal
dan pengendalian standar keberhasilan PHBS.Disamping itu evaluasi ini perlu
program yang dituangkan dalam bentuk melibatkan dari pihak masyarakat dan
target prosedur kerja dan sebagainya setiap evaluasi harus diikuti dengan
harus selalu dibandingkan dengan hasil tindak lanjut, agar kegiatan ini manjadi
yang telah dicapai. Jika ada kesenjangan berkesinambungan dan menjadi budaya
atau penyimpangan yang terjadi harus di tengah-tengah masyarakat. Berikut
segera diatasi. Penyimpangan dapat hasil wawancara mengenai pemantauan
dideteksi dari dini, dicegah dan dan evaluasi program PHBS :
dikendalikan yang bertujuan agar “Setiap melaksanakan kegiatan
penggunaan sumber daya dapat lebih dilakukan pemantauan kembali, yang
diefesienkan dan tugas-tugas staf untuk jelas laporan dari pembina wilayah lewat
mencapai tujuan program dapat lebih pemegang programnya nantinya kita
diefektifkan (Muninjaya, 2004 : p.20). evaluasi, kita pantau, berapa persen atau
Dalam program PHBS Rumah berapa warga yang telah di data, dan ini
Tangga perlu adanya monitoring dan kita lakukan pada setiap laporan
evaluasi gunanya untuk menilai bulanan”.(I-1)
keberhasilan pelaksanaan program.
Kegiatan monitoring ini erat “Pemantauan ada kita lakukan seprti
hubungannya dengan supervisi. Supervisi penyuluhan, pembinaan, pencatatan, ada
merupakan suatu kegiatan dari kita lakukan, namun evaluasinya belum
manajemen. Supervisi dapat dikatakan ada dilaksanakan. Maunya dana ini
monitoring langsung dan sedangkan dicairkan tiga kali dalam satu tahun
monitoring dapat dikatakan sebagai supaya kita sampai kepada tahap
supervisi tidak langsung. Supervisi harus evaluasi”.(I-2)
dilaksanakan pada semua tingkat dan
semua unit pelaksana, karena dimanapun “Pemantauan dari petugas
petugas bekerja akan tetap memerlukan kesehatan ada, ya kami pergi dengan
bantuan untuk mengatasi masalah dan orang- orang puskesmas di lihat-lihat
kesulitan yang mereka temukan, suatu kerja kita saat turun kelapangan, pada
umpan balik tentang penampilan kerja saat pemasangan sticker kita di foto-
harus diberikan untuk mendorong fotonya dan dipantaunya”.(I-3)
semangat kerja. Supervisi harus
dilaksanakan secara teratur dan 1. Komponen Output
terencana. Supervisi unit pelayanan KegiatanPHBS Rumah Tangga
kesehatan (misalnya, puskesmas, rumah yang sudah terlaksana belum mencapai
sakit, posyandu) harus dilaksanakan target seperti yang diharapkan yaitu
sekurang kurangnya 3 bulan sekali. (65%) dari target (80%). Hal ini
Supervisi ke daerah kabupaten atau kota disebabkan karena tidak terlaksananya
dilaksanakan sekurang-kurangnya 6 penerapan PHBS Rumah Tangga secara
bulan sekali. Supervisi ke daerah Propinsi berkesinambungan dan kurangnya
dilaksanakan sekurang-kurangnya 6 partisipasi tenaga kesehatan dalam
bulan sekali (Depkes RI, 2008: p.30). penerapan PHBS Rumah Tangga di
Mengingat perubahan perilaku Kelurahan Kurao Pagang Wilayah Kerja
membutuhkan waktu yang lama maka Puskesmas Nanggalo Kota Padang.
perlu adanya pemantauan dan evaluasi Untuk komponen keluaran (output)
yang rutin, sehingga setiap ditemui diperoleh dari hasil wawancara

Kopertis Wilayah X 131


Ahmad, dkk – Manajemen Penerapan... Journal Endurance 1(3) October
2016

mendalam dengan beberapa informan dan dikecamatan saja. Untuk kegiatan


diskusi kelompok terarah dengan kader petugas sejauh ini belum ada, dulu
dan masyarakat, bahwa penerapan ada setelah tiga tahun belakangan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) ini sudah tidak ada lagi, tahun
Rumah Tangga di Kelurahan Kurao 2014, 15, 16 ni lah yang belum
Pagang Wilayah Kerja Puskesmas ada,un untuk meningkatkan PHBS
Nanggalo Kota Padangbelum terlaksana ini maunya seperti itu, adanya
dengan baik seperti yang diharapkan kerjasama petugas dan
yaitu 65% darri target 80%.Hal ini masyarakat, adanya pembinaan
dipengaruhi oleh beberapa faktor agar masyarakat paham dengan
penyebab anatara lain: kurangnya PHBS ini dan mau berprilaku
dana/anggaran dalam penerapan PHBS, sehat”.(T-1)
perencanaan yang kurang matang,
pengorganisasian yang tidak tersrtuktur, “Sejauh ini penyuluhan ataupun
kurangnya peran serta petugas kesehatan survey yang dilakukam tenaga
yang turun kelapangan, dan tidak kalah kesehatan atau pun utusan tentang
pentingnya disini ialah kurangnya PHBS belum ada. Kalau dari segi
kerjasama lintas sektor maupun program. petugas belum ada, tapi kalau anak
Menurut (Muninjaya, 2004 : p. KKN mungkin dulu pernah
23)Keluaran(output) adalah hasil suatu dilakukan”.(T2 )
pekerjaan atau kesimpulan elemen yang
dihasilkan dari berlangsungnya “Kalau penyuluhan phbs di rt ko
proses.Penerapan perilaku hidup bersih alun ado lai do, petugas survey pun
dan sehat pada tatanan rumah tangga di alun ado lai, kalau untuk kegiatan
kelurahan Kurao Pagang wilayah kerja iko salomo ko indak tapi dulu lai,
Puskesmas Naggalo terdapat persamaan tigo tahun balakangan ko lahh yang
pendapat antara kelompok informan, alun ado”.(T-3)
yang mengatakan bahwa untuk dapat
berjalan dengan baik dan terlaksana “Yang ateh namo phbs ko dak ado
program PHBS secara tadanga di ibuk, tapi ibuk raso
berkesinambungan, perlu dukungan oleh kalau di posyandu barangkali ado
lintas sektor untuk pemberdayaan dari peugas kesehatan tapi yang
masyarakat agar masyarakat mau dan untuok karumah-rumah ko dak
mampu berperilaku sehat (ber-PHBS), ado”.(M-1)
serta pembinaan kelapangan secara
bersama-sama dengan petugas kesehatan. “penyuluhan tenaga kesehatan
Untuk melihat perkembangan dan terkait PHBS belum ada, survey
kemajuan penerapan PHBS pada dari petugas untuk daerah ini tidak
masyarakat perlu dibuat pencatatan, ada, petugas juga tidak pernah ikut
pelaporan, pembinaan dan sampai pada berpartisipasi dalam kegiatan
tahap evaluasi secara berkesinambungan, masyarakat”. (M-2)
untuk dapat dijadikan sumber informasi
untuk membuat perencanaan kedepan, “Penyuluhan PHBS tidak ada, tapi
Sebagaimana ungkapan informan (T1,T2, dulu ada dari RT untuk
dan T3,) berikut: pemberantasan jentik, cuman dia
“Untuk sejauh ini, penyuluhan tidak menentu waktunya, biasanya
tentang PHBS khusus di RT ini mereka datang kerumah-rumah.
belum ada dilaksanakan, kalaupun tapi sekarang tiga tahun
ada itu mungkin dilaksanakan belakangan ini tidak ada”.(M-3)

Kopertis Wilayah X 132


Ahmad, dkk – Manajemen Penerapan... Journal Endurance 1(3) October
2016

PHBS yang ada di puskesmas


“kalau daerah sini gak ada, tapi Nanggalo dinilai sudah cukup. Dari
dulu mungkin ada. Partisipasi segi pelatihan petugas PHBS hanya
petugapun dalam kegiatan diberikan satu kalipada tahun 2011.
masyrakat tidak pernah”.(M-4) Untuk kader sendiri diberi
bimbingan/binaan saat sebelum
“Baik survey baik penyuluhan turun kelapangan. Sumber dana
tentang PHBS ko alun ado nampak dalam program PHBS Rumah
di ibuk lai, tapi daerah siko se nyo, Tangga berasaldari Dana Alokasi
daerah lain dak tau ibu do”.(M-5) Khusus (DAK) BOK. Jumlah dana
yang tersedia untuk pelaksanaan
“Puskesmas menargetkan cakupan PHBS jumlahnya masih terbatas.
pelaksanaan program PHBS rumah Sarana/prasarana untuk pelaksanaan
tangga yaitu 80% dari terget kegiatan PHBS yang tersedia di
kabupaten/kota.Pembuatan Puskesmas Nanggalo cukup lengkap
laporan dilakukan secara rutin tapi dan masih layak digunakan.
tidak tepat waktu dan disinilah Perencanaan dalam meningkatkan
kendalanya, pembuatan laporan penerapan PHBS di wilayah kerja
belum tepat waktu. dan ini belum Puskesmas Nanggalo masih dalam
memenuhi dari target”.(I-1) tahap pengkajian dan belum
dilaksanakan secara terpadu baik
“Pembuatan laporan program dengan lintas program maupun lintas
kegiatan PHBS ada kita sektoral. Dalam pengorganisasian
laksanakan, kita melakukan uraian masing-masing petugas belum
pelaporan PHBS ini sesuai dengan dilakukan secara tersturuktur dan ini
dana saja, pelaporannya PHBS ini hanya disampaikan secara lisan
kita lakukan ketika kita terdiri dari pemegang program, bidan
melaksanakan kegiatan, ketika kita desa, dan kader. Pelaporan dilakukan
melaksanakan kegiatan ya kita hanya dua kali dalam satu tahun.
laporkan, tetapi kalau tidak ada Penerapan PHBS Tatanan Rumah
pelaksanaan ya tidak ada Tangga di Kelurahan Kurao Pagang
pelaporan. Harusnya kita Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo
melakukan laporan setiap Kota Padang belum terlaksana sesuai
bulan,tetapi karna dananya cuman yang diharapkan, yaitu 65% dari
dicairkan dua kali setahun jadi 80% target yang ditetapkan
laporannya jadi dua kali setahun, kabupaten/kota.
dan PHBS ini masih belum
mencapai target”.(I-2) a. Masukan (Input)
Buku pedoman yang ada sebaiknya
SIMPULAN disosialisasikan kepada semua petugas
puskesmas Nanggalo Kota Padang,
Buku pedoman yang ada berupa sehingga semua petugas dapat
buku panduan dan petunjuk (juklak) memahami tentang PHBS..
terkait PHBS belum tersosialisasikan b. Proses (Process)
secara keseluruhan kepada petugas Sebaiknya uraian tugas pada masing-
puskesmas, buku petunjuk tersebut masing petugas puskesmas yang
tersimpan saja pada petugas yang terlibat dalam tim program PHBS
bertanggung jawab terhadap dibuat secara tertulis dan terstruktur.
PHBS.Tenaga pelaksana kegiatan

Kopertis Wilayah X 133


Ahmad, dkk – Manajemen Penerapan... Journal Endurance 1(3) October
2016

Dalam penggerakan pelaksanaan Depkes, RI. 2010. Peraturan Menteri


Pemantauan evaluasi sebaiknya Kesehatan Republik Indonesia
dilakukan secara berkala atau setiap Nomor:
bulan dalam hal ini menyangkut 2269/MENKES/PER/XI/2011.
kegiatan yang telah atau pun yang Tentang Pembinaan Perilaku Hidup
akan dilaksanakan dan terkait kendala- Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta.
kendala yang ditemukan. Depkes RI.
c. Keluaran (Output)
Agar pelaksanaan PHBS berjalan Depkes. 2009. Penyakit yang muncul
dengan baik dan berkesinambungan akibat rendahnya PHBS. Jakarta:
perlu melibatkan lintas program dan Depkes.
lintas sektor terkait, serta melibatkan
peran serta masyarakat mulai dari Dinkes, Sumbar. 2014. Profil Kesehatan
perencanaan sampai tahap evaluasi. Provinsi Sumatera Barat Tahun
2013. Padang.

KEPUSTAKAAN Dinkes. 2014. Kota Padang. Data


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Anik Maryuni. 2013 Perilaku Hidup (PHBS). Padang.
Bersih Dan Sehat (PHBS). Jakarta:
CV. Trans Info Media. Djonny Sinaga, dkk. 2003. Program
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat.
Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Kabupaten Bantul.
suatu Pendekatan Aplikasi. Jakarta:
Rinerka Cipta. Maleong, 2007. Metodologi Penelitian
Kualitatif, Penerbit PT Remaja
Asma Ikhusul. 2011. Metode dan Teknik Rosdakarya. Offset, Bandung
Pengumpulan Data Kualitatif dari:
http://salimafarma.blogspot.co.id/2 Marlina. 2011. Faktor-Faktor Yang
011/05/metode-dan-teknik- Berhubungan Dengan
pengumpulan-data.html. [ 19 Mei Pelaksanaan PHBS Pad Ibu-Ibu
2011 ]. Rumah Tangga. Padang.

Azwar,A. 2006. Budaya Organisai. Notoatmodjo. S, 2010. Promosi


www.peminatanmanajemensdm00 Kesehatan. Jakarta: Rinerka
1.blogspot.com. Makasar. Stia Cipta.
Yappi.
Payaman. 2005. Manajemen dan
Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Evaluasi Kinerja. Jakarta:
Kesehatan Edisi 3. Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas
Binarupa Aksara. Ekonomi UI.

Crawford. 2000. Evaluation of Libraries Puskesmas Lubuk Begalung. 2014.


and Information Services. London: Laporan Tahunan Puskesmas.
Aslib, The Association for Padang.
Information Management and
Information Management Puspromkes Depkes RI, 2006.
International. PusatPromosi Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.

Kopertis Wilayah X 134


Ahmad, dkk – Manajemen Penerapan... Journal Endurance 1(3) October
2016

Saefillah. 2015. Pengantar Manajemen. Tim Field Lab. FK. UNS. 2013. Modul
Jakarta: Rinerka Cipta Field Lab Semester V Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Schein. 2008. Budaya Organisasi.
http://www.majalahpendidikan.co Trihono. 2015. Manajemen Puskesmas
m/2011/04 Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta.
CV Sagung Seto.
Syafrudin, 2009. Organisasi dan Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja PT.
Manajemen Pelayanan Kesehatan Raja Grafindo Parsada: Jakarta.
dalam Kebidanan. Jakarta : TIM
Wijayanti. 2008. Faktor-faktor
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Mempengaruhi Ketepatan Waktu
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Pelaporan Keuangan pada
Bandung : Alfabeta. Perusahaan Go Publik di BEJ
Tahun 2004-2005. Skripsi
Terry. 2005. Manajemen Sistem Universitas Gajah Mada:
Informasi. Jakarta: Gramedia Yogyakarta.
Pustaka Utama.

Kopertis Wilayah X 135

You might also like