You are on page 1of 19

KEMAMPUAN SISWA SMA KARYA BAKTI MAMBORO

DALAM HAL PHBS SEBELUM DAN SESUDAH DI BERIKAN

EDUKASI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D IV

KEPERAWATAN PALU

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan

perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, yang menjadikan seseorang keluarga, kelompok atau

masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) dibidang

kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

Dengan demikian, PHBS mencakup beratus-ratus bahkan mungkin beribu-

ribu perilaku yang harus dipraktekkan dalam rangka mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Di bidang pencegahan dan

penanggulangan penyakit serta penyehatan lingkungan harus dipraktekkan

perilaku mencuci tangan dengan sabun, pengelolaan air minum dan

makanan yang memenuhi syarat, menggunakan air bersih, menggunakan

jamban sehat, pengelolaan limbah cair yang memenuhi syarat,

memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan dan lain-

lain. Di bidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana harus

dipraktekkan perilaku meminta pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan, menimbang balita setiap bulan, mengimunisasi lengkap bayi,

menjadi akseptor keluarga berencana dan lain-lain. Di bidang gizi dan

farmasi harus dipraktekkan perilaku makan dengan gizi seimbang, minum

Tablet Tambah Darah selama hamil, memberi bayi air susu ibu (ASI)

eksklusif, mengkonsumsi Garam Beryodium dan lainlain. Sedangkan di


bidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktekkan perilaku ikut serta

dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus dan atau

memanfaatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM),

memanfaatkan Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lain dan lain-

lain.(Pedoman (PHBS) Kementrian Kesehatan RI. 2011)

WHO menyatakan sehat adalah salah satu hak dari individu untuk

dapat melaksanakan segala bentuk kegiatan atau rutinitas sehari-hari. Agar

hidup sehat dapat terlaksana, maka setiap orang harus mampu memiliki

perilaku yang baik, yaitu Perilaku Hidup Bersih dan sehat. PHBS

merupakan strategi yang digunakan untuk menciptakan kemandirian dalam

menciptakan dan meraih kesehatan dan merupakan suatu perilaku yang

diterapkan berdasarkan kesadaran yang merupakan hasil dari pembelajaran

yang dapat membuat individu atau anggota keluarga bisa meningkatkan

taraf kesehatannya di bidang kesehatan masyarakat (Putri Lina 2018).

PHBS adalah salah satu esensi dan hak asasi manusia untuk tetap

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini selaras dengan yang

tercakup dalam konstitusi WHO tahun 1948. WHO dalam Maryunani, dkk

(2012), menyatakan bahwa derajat kesehatan yang tinggi merupakan hak

yang mendasar bagi individu. Hak ini berlaku bagi semua orang tanpa

membedakan asal-usul, agama, ras, politik dan tingkat ekonomi. Derajat

kesehatan yang tinggi tersebut dapat diperoleh apabila setiap orang

memiliki perilaku yang memperhatikan kesehatan. Konsep perilaku yang

dikembangkan Becker, merupakan konsep yang didasarkan pada konsep


perilaku sehat Bloom. Becker menjabarkan bahwa perilaku sehat tersebut

terbagi menjadi tiga domain, yaitu pengetahuan terhadap kesehatan (health

knowledge), sikap untuk merespon tindakan kesehatan (health attitude)

dan praktik atau tindakan kesehatan (health practice). Domain ini

bermanfaat untuk mengetahui seberapa besar tingkat perilaku sehat setiap

individu (Putri Lina 2018). Becker membagi perilaku sehat menjadi tiga

bagian pertama, pengetahuan tentang kesehatan, yaitu apa saja yang

diketahui oleh individu tentang cara meningkatkan dan memelihara

kesehatan. Kedua, sikap untuk merespon tindakan kesehatan, yaitu

penilaian individu atas hal-hal yang berhubungan dengan cara memelihara

kesehatan. Ketiga, praktik atau tindakan kesehatan yang merupakan

tindakan langsung yang terdiri dari semua kegiatan untuk memperoleh

kehidupan yang sehat. (Putri Lina 2018). Berdasarkan visi Indonesia sehat

2010, terdapat paradiga sehat yang terdiri dari tiga pilar, yaitu lingkungan

sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan

merata. Perilaku sehat ini merupakan perilaku yang digunakan untuk

memelihara, meningkatkan kesehatan, menghindari atau mencegah

terjadinya penyakit, melindungi diri dari berbagai macam penyakit, dan

keikutsertaan dalam meningkatkan kualitas kesehatan (Putri Lina 2018).

Program perbaikan tidak hanya sebatas pada lingkungan sehat dan

pelayanan kesehatan, tetapi juga memperhatikan faktor perilaku, hal ini

disebabkan faktor perilaku dapat menjadi faktor terjadinya berbagai

penyakit, baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular (Putri


Lina 2018). Kualitas dari setiap sumber daya manusia (SDM) ditentukan

oleh dua faktor yang saling berhubungan dan berkaitan. Faktor tersebut

terdiri dari pendidikan dan kesehatan. Kesehatan adalah syarat utama

dalam memperoleh keberhasilan upaya pendidikan, sedangkan pendidikan

merupakan salah satu faktor untuk tercapainya status kesehatan yang

tinggi dari setiap individu (Putri Lina 2018).

Untuk menciptakan SDM yang berkualitas dan mampu bersaing,

perlu adanya tindakan pengawasan terhadap kesehatan. Pengawasan

tersebut dapat dimulai dari usia dini, yaitu usia anak sekolah. Mulai dari

tingkat pra sekolah, SD, SMP, dan SMA. Pada usia ini, anak akan belajar

langsung dari lingkungannya. Lingkungan disini dapat diartikan sebagai

orang tua, guru, dan teman sepermainan. Mereka dapat mempelajari

bagaimana harus bertingkah laku yang sesuai dan tidak sesuai dengan

aturan. Program PHBS dapat dikelompokkan kedalam 5 tatanan

lingkungan kehidupan, yaitu PHBS di lingkungan sekolah, PHBS di

lingkungan rumah tangga, PHBS di lingkungan institusi kesehatan, PHBS

di lingkungan tempat umum, dan PHBS di lingkungan tempat kerja (Putri

Lina 2018). PHBS di lingkungan sekolah mempunyai delapan indikator,

yaitu mencuci tangan menggunakan air mengalir dan memakai sabun,

mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan fasilitas

jamban bersih dan sehat, melaksanakan olahraga secara teratur,

memberantas jentik nyamuk di sekolah, tidak merokok di lingkungan

sekolah, mengkur berat badan dan tinggi badan, serta membuang sampah
pada tempat yang telah disediakan. Kedelapan indikator ini harus

dilakukan dengan baik agar tercipta perilaku sehat di lingkungan sekolah.

Sekolah merupakan institusi pendidikan yang menjadi target PHBS,

sehingga penerapan perilaku tersebut menjadi lebih baik. Hal ini

disebabkan karena terdapatnya banyak data yang menampilkan bahwa

sebagian besar penyakit yang sering diderita anak usia sekolah (usia 6–10)

ternyata berkaitan dengan PHBS. Selain itu, masih kurangnya pelaksanaan

PHBS di lingkungan sekolah dapat menyebabkan dampak lain, yaitu

kurang nyamannya suasana belajar akibat lingkungan kelas yang kotor,

menurunnya prestasi dan semangat belajar siswa, serta dapat membuat

citra sekolah menjadi buruk. Oleh sebab itu, sangat perlu pemberian

pemahaman tentang nilainilai PHBS sejak dini di sekolah melalui program

Usaha Kesehatan sekolah (UKS) (Putri Lina 2018).

Menurut WHO, sebanyak 100.000 anak Indonesia meninggal dunia

karena penyakit diare setiap tahunnya, sedangkan data Departemen

Kesehatan menunjukkan bahwa dari 1.000 penduduk, terdapat sebanyak

300 orang yang menderita penyakit diare sepanjang tahun (Profil

Kesehatan Indonesia Tahun 2011). Selain itu juga masih terdapat sebanyak

40-60% anak usia sekolah yang menderita penyakit cacingan(Putri Lina

2018).. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2009 menyajikan data bahwa,

terdapat sebanyak 64,41% sarana yang telah dibina lingkungannya untuk

menerapkan kehidupan bersih dan sehat. Sarana tersebut terdiri dari

institusi pendidikan sebanyak 67,52%, tempat kerja sebanyak 59,15%, dan


lingkungan lainnya sebanyak 62,26% (Putri Lina 2018).). Kehidupan

bersih dan sehat di tatanan pendidikan, lingkungan tempat kerja, dan

lingkungan fasilitas kesehatan belum berjalan sesuai dengan yang

diinginkan, oleh sebab itu diperlukan pendekatan yang peripurna

(komprehensif), lintas program dan lintas sektor, serta mobilisasi sumber

daya yang luar biasa di semua tingkat administrasi pemerintah (Putri Lina

2018).

Pembinaan PHBS di sekolah dapat diberikan pada tiga kelompok

sasaran PHBS, sasaran primer, sasaran sekunder, dan sasaran tersier.

Sasaran primer pada pembinaan PHBS di sekolah adalah siswa SMA,

dimana mereka diharapkan dapat untuk mengetahui dan melaksanakan

PHBS. Sasaran sekunder adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh

pada sasaran primer dalam mengambil keputusan untuk melaksanakan

PHBS. Pada PHBS di sekolah yang menjadi sasaran sekunder adalah guru,

dimana seorang guru adalah panutan dari para siswa. Sasaran tersier

adalah orang yang berfungsi untuk mengambil keputusan formal, seperti

komite sekolah, kepala desa, lurah, camat, dinas pendidikan, puskesmas

dan sebagainya. Mereka dapat memberikan dukungan dalam menentukan

kebijakan, pendanaan dalam proses Pembinaan PHBS yang akan diberikan

kepada siswa sekolah (Putri Lina 2018).

Undang-Undang RI No.36 tahun 2009 bab VI pasal 79 Ayat,

tentang Upaya Kesehatan menjelaskan bahwa upaya pembinaan kesehatan

di lingkungan sekolah diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan


dan mengembangkan kemampuan hidup yang lebih sehat oleh siswa.

Kemampuan tersebut harus diterapkan dalam lingkungan kehidupan yang

sehat, sehingga anak usia sekolah dapat belajar, tumbuh, berkembang dan

memperoleh derajat kesehatan setinggitingginya agar menjadi SDM yang

berkualitas.

Berdasarkan data tersebut, mengetahui kemampuan siswa dalam

melakukan PHBS di SMA Karya Bakti Mamboro

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini, adalah bagaimana siswa

SMA Karya Bakti Mamboro dalam hal PHBS sebelum dan sesudah

diberikan edukasi

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

a. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui kemampuan siswa

SMA Karya Bakti Mamboro dalam hal PHBS sebelum dan sudah

diberikan edukasi

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengatahui kemampuan siswa SMA Karya Bakti Mamboro

dalam hal PHBS sebelum diberikan edukasi

b. Untuk mengatahui kemampuan siswa SMA Karya Bakti Mamboro

dalam hal PHBS sesudah diberikan edukasi


D. Manfaat penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Menambah wawasan ilmu Kesehatan tentang penerapan PHBS

2. Bagi SMA karya Bakti Mamboro

Sebagai bahan pembelajaran bagi siswa SMA Karya Bakti Mamboro

3. Bagi Poltekkes Kemenkes Palu

Sebagai bahan masukan dan menambah wawasan pengetahuan bagi

mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palu khususnya tentang PBHS

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya untuk

melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan pengetahuan PBHS

5.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum PHBS

1. Pengertian PHBS

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah suatu upaya

peningkatan pengetahuan, kesadaran, kemampuan untuk berperilaku bersih

sehat bagi pribadi, keluarga dan masyarakat umum yang minimal dapat

memberikan dampak bermakna terhadap kesehatan dan kualitas sumber daya

manusia khususnya dalam peningkatan sarana kesehatan lingkungan agar

tercapai derajat kesehatan yang optimal.(Maryunani, 2013)

2. Tujuan PHBS

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah program khusus dari

pemerintah Indonesia. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas kesehatan

masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Dengan program ini di harapkan

setiap individu menjadi sadar kesehatan dan mampu menjalankan perilaku

hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari (Maryunani, 2013)

Ada lima tatanan PHBS yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu PHBS

rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan, dan tempat umum.

3. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Sekolah

PHBS disekolah adalah sekumpulan perilaku yang diprakktikan oleh peserta

didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai

hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,

meningkatkan kesehatan, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan

sehat. (Rahmawati Dkk 2015).


Ada beberapa indikator dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS

disekolah yaitu:

a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

b. Mengkonsumsi jajanan sehat dikantin sekolah

c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

d. Olahraga yang teratur dan terukur

e. Memberantas jentik nyamuk

f. Tidak merokok disekolah

g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

h. Membuang sampah pada tempatnya

4. Upaya penerapan PHBS diSekolah

Dengan menerapkan PHBS di sekolah oleh peserta didik, guru dan

masyarakat lingkungan sekolah, maka akan membentuk mereka untuk

memiliki kemampuan dan kemandirian dalam mencegah penyakit,

meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan

lingkungan sekolah sehat.( Rahmawati Dkk 2015)

5. Sasaran Pembinaan PHBS di Sekolah

Siswa, , kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah dan orang

tua siswa, masyarakat lingkungan sekolah, penjaga kantin, satpam,dll.

6. Manfaat pembinaan PHBS di Sekolah

a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru

lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman

penyakit
b. Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada

prestsi belajar siswa

c. Citra sekolah sebgai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga

mampu menarik orang tua.

d. Meningkatkan citra pemerintah daerah dibidang pendidikan

e. Menjadi contoh sekolah sehat bagi daerah lain. proverawati, Dkk 2015)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian Survey analitik

dengan menggunakan rancangan Cross sectional atau disebut potong lintang

yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-

faktor resiko dengan faktor efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu (point time approach)

(Notoatmodjo, 2012)

Penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam hal PHBS sebelum dan

sesudah edukasi di SMA Karya Bakti Mamboro

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu atau saat yang digunakan untuk

melaksanakan penelitian dan observasi (Notoatmodjo,2017) penelitian ini

akan dilaksanakan

2. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi yang digunakan untuk

pengambilan kasus observasi (Notoatmodjo,2017) . Penelitian ini akan

dilaksanakan di Sekolah Sma Karya Bakti Mamboro


C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam

suatu penelitian (Jusuf, 2012). Populasi dalam penelitian ini Siswa SMA

karya Bakti Mmaboro

2. Sampel

a. Besar Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017). Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total populasi.

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin,

sebagai berikut :

N 1+N(d)2

Keterangan :

N : Besar Populasi n : Besar sampel

d : Tingkat Signifikasi (p)

b. Cara pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan proporsional random

sampling, yaitu semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang

sama untuk dijadikan sampel.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa Sma karya

Bakti Mamboro sebelum dan sesudah diberikan edukasi PHBS


2. Definisi Operasional

Definisi operasional ini penting dan diperlukan agar pengukuran variabel

atau pengumpulan data (Variabel) itu konsisten antara sumber data

(Responden) yang satu dengan responden yang lain. (Notoatmodjo, 2012)

a. Pengetahuan Siswa SMA tentang PHBS

Definisi : Segala sesuatu yang di ketahui dan di pahami oleh Siswa

SMA tentang perilaku hidup bersih dan sehat

b. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Definisi : Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah suatu upaya

peningkatan pengetahuan, kesadaran, kemampuan untuk berperilaku

bersih sehat bagi pribadi, keluarga dan masyarakat umum yang

minimal dapat memberikan dampak bermakna terhadap kesehatan dan

kualitas sumber daya manusia khususnya dalam peningkatan sarana

kesehatan lingkungan agar tercapai derajat kesehatan yang optimal

E. Teknik pengumpulan data

1. Data primer

Data dikumpulkan dari hasil penelitian kuesioner seluruh responden yang

termasuk dalam chi-square. Data yang diperoleh terdiri dari data primer

yaitu data yang diperoleh secara langsung dari seluruh responden melalui

pengisian kuesioner tentag aspek pengetahuan dengan menggunakan skala

guttman. Pertanyaan aspek pengetahuan kepala keluarga tentang PHBS

berjumlah 15 pertanyaan.
2. Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data dari SMA Karya Bakti

Mamboro.

F. Pengolahan Data

Pengolahan data pada dasarnya proses memperoleh data atau

ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan

rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang dipeerlukan.

Pengolahan data pada penelitian ini dibagi dalam 6 (enam) tahap, yaitu:

1. Editting, yaitu memeriksa kelengkapan dan keseragaman data

2. Coding, yaitu memberi kode pada data atau memberi symbol tertentu

untuk setiap jawaban

3. Tabulating, yaitu pengelompokan data ke dalam suatu table tertentu

menurut sifat yang dimiliki sesuai tujuan penelitian.

4. Entry, yaitu memasukkan data secara manual

5. Clearning data, yaitu merupakan tahap akhir dari pengolahan data

yang membersihkan data yang telah masuk dalam computer.

6. Describing data, menggambarkan atau meperjelas data yang

dikumpulkan (Notoatmodjo, 2012)

G. Analisis Data

Analisis data menggunakan program computer, dan dilakukan uji

normalitas. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

chi-square dengan rumus : X2 = Σ (fo-fe)2 fe 30


Keterangan :

X2 = Statistic Chi-Square

fo = Frekuensi yang diobservasi

fe = Frekuensi yang diharapkan

Kriteria penerimaan hipotesis :

a. Ada hubungan yang bermakna, jika nilai p kurang dari 0,05 maka

dengan demikian H0 diterima

b. Tidak ada hubungan yang bermakna, jika nilai p lebih dari 0,05 maka

dengan demikian H0 di tolak

H. Penyajian data

Untuk menyajikan hasil penelitian, data disajikan dalam bentuk tabel dan

narasi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian.

I. Etika Penelitian

Penelitian ini menekankan masalah etika penelitian antara lain :

1. Lembar persetujuan (informed consent)

Lembar persetujuan adalah bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lrmbar persetujuan sebelum

mengisi kusioner. Tujuan Informed consent adalah agar responden

mengerti.
2. Tanpa nama ( Anonymity)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek peelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur 31 dan hanya menuliskan kode pada lembar pegumpulan data

atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentially)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data yang akan

dilaporkan pada hasil penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Jusuf, S (2012). Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta : Mitra wacana Media

Maryunani, A. (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: CV, Trans info

Media

Notoatmodjo.( 2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, (2017). Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Rienka Cipta: Jakarta

Putri Lina Henico, (2016). Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Jurusan D-

III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Padang 2016.

https://docobook.com/promkes-vol-4-no-1-juli-2016siap-

cetak11b638ee2dbb9518bdbc59a70efae4a4e970979.html diakses pada

tanggal 06 Juni 2022 Pukul 06:35 WITA

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kementerian

Kesehatan RI, 2021.

Rahmawati E.dan Atikah. (2015).Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yokyakarta,

Nuha Medika.

You might also like