Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Fortifikasi Vit. A PDF
Jurnal Fortifikasi Vit. A PDF
1 1
Nadimin , Abdullah Tamrin
1
Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar
Abstract
Objectives: The objective of this research was to determine the level of consumer
preference for fried foods using bulk oil fortified with vitamin A. This research uses Static
group comparison design. Acceptability based on the results of organoleptic test, using
trained panelists.
Results: Results of this research showed that there was no difference in the level of
consumer preferences for color, texture, aroma and taste between fried food using
cooking oil with vitamin A fortification and using cooking oil with vitamin A non
fortification. Unless, there are some consumers who prefer fried tempeh using cooking oil
non fortification compared to cooking oil with vitamin A fortification. Fried banana and
fried fish is preferred to use oil fortification compared using oil non fortification.
Suggestions: It is recommended that cooking oil sold in the markets need to be fortified
with vitamin A. To support this, a policy needs to be supported by government legislation
62
Media Gizi Pangan, Vol. XV, Edisi 1, 2013 Daya Terima, Minyak Goreng Curah, Fortifikasi
dkk, 2008). Minyak kelapa sawit fortifikasi daya terima minyak goreng dilakukan di
vitamin A tidak hanya mengandung vitamin A, Laboratorium Ilmu Teknologi Pangan (ITP) dan
juga menyediakan lemak, yang sering dalam Pengolahan bahan pangan dilakukan di
stok sedikit dan mempengaruhi keberhasilan Laboratorium Kuliner Jurusan Gizi Poltekkes
penyerapan vitamin A (Permaesih, 2008). Makassar.
Vitamin memiliki karakteristik yang mudah Subjek/sampel Penelitian
rusak oleh proses pengolahan dan penyimpan 1. Minyak goreng yang digunakan adalah
yang kurang tepat.Vitamin A termasuk jenis minyak goreng curah yang dijual di pasar
vitamin A mudah mengalami oksidasi dan tidak Daya Kota Makassar.
tahan terhadap pemanasan pada suhu yang 2. Panelis uji daya terima menggunakan
tinggi (Sunita A, 2005). mahasiswa Jurusan Gizi Politekkes
Penambahan zat gizi tertentu (seperti Kemenkes Makassar sebagai panelis
vitamin A) ke dalam suatu bahan pangan ahli/terlatih dan ibu rumah tangga..
tertentu guna meningkatkan atau memperkaya Prosedur Penelitian
zat gizi bahan tersebut (Allen L, 2006; 1. Membuat premix vitamin A, dengan
Ottaway, 2008). Penambahan bahan tertentu mencampurkan retinil palmitat.
ke dalam suatu produk pangan dapat 2. Mencampurkan premix vitamin A ke dalam
menyebabkan perubahan fisik dan kimia suatu minyak goreng dengan kosentrasi sesuai
produk. Jika suatu produk mengalami standar.
perubahan atau berbeda dengan sifat aslinya 3. Melakukan penyimpanan minyak goreng
akan mempengaruhi daya terima masyarakat hasil fortifikasi dengan beberapa perlakuan
terhadap produk tersebut, sehingga kurang penyimpanan.
diminati. Produk pangan yang telah difortifikasi 4. Melakukan pemasakan (penggorengan
dalam hal ini adalah minyak goreng curah dan penumisan) menggunakan minyak
harus dapat diterima dan dimanfaatkan goreng hasil fortifikasi vitamin A.
oleh konsumen sesuai dengan tujuan 5. Melakukan uji daya terima masyarakat
penggunaannya (Drajat M, 2009) dan terhadap produk makanan yang dimasak
memiliki stabilitas yang tinggi atau tidak menggunakan minyak goreng fortifikasi
mudah rusak selama penyimpanan vitamin A. Uji daya terima dilakukan
maupun pemasakan. melalui uji organoleptik dengan
Sesuai dengan program pemerintah, menggunakan skala hedonic. Panelis uji
mulai tahun 2014 semua minyak goreng curah daya terima menggunakan mahasiswa
harus sudah difortifikasi dengan vitamin A. Jurusan Gizi Poltekkes Makassar.
Sebelum program tersebut dilaksanakanan Instrumen Penelitian
maka perlu diketahui sejauhmana daya terima Alat yang digunakan meliputi: panci
masyarakat terhadap warna, tekstur, aroma aluminium atau tong kapasitas 10 liter, jirigen
dan rasa minyak goreng yang difortifikasi isi 1 liter, pengaduk, kompor, wajan, form uji
vitamin A. organoleptik dan computer (notebook).
Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Daya terima masyarakat dinilai melalui
Janis dan rancangan penelitian uji organoleptik pada produk masakan yang
Penelitian ini merupakan penelitia digoreng atau ditumis menggunakan minyak
eksperimental dengan melakukan fortifikasi fortifikasi vitamin A dibandingkan dengan
vitamin A pada minyak goreng, kemudian minyak goreng non-fortifikasi Vitamin A. Uji
menguji pengaruhnya terhadap daya terima organolpetik menggunakan skala hedonic oleh
konsumen. Rancangan penelitian panelis terlatih (mahasiswa Jurusan Gizi) dan
menggunakan Static group comparison ibu rumah tangga.
design, yaitu perbandingan daya terima Pengolahan dan analisis data
meliputi aspek warna dan aroma minyak 1. Proses pengolahan dan analisis data
goreng yang difortifikasi vitamin A dengan menggunakan program computer SPSS
minyak goreng non-fortifikasi. for Windows.
Fortifikasi vitamin dilakukan dengan 2. Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji
menambahkan premix vitamin A palmitat statistic, yaitu Uji T dua sampel bebas
sebanyak 2% yang terbuat dari retinil palmitat untuk menguji perbedaan daya terima.
dengan kosentrasi 0,25%. 3. Data yang telah diolah dan dianalisis
Waktu dan Tempat Penelitian selanjutnya disajikan dalam bentuk, tabel,
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan grafik dan narasi.
Mei sd Oktober 2012. Proses fortifkasi dan uji
63
Media Gizi Pangan, Vol. XV, Edisi 1, 2013 Daya Terima, Minyak Goreng Curah, Fortifikasi
HASIL
Daya terima terhadap warna makanan gorengan
Tabel 1.
Tingkat kesukaan konsumen terhadap warna makanan gorengan
Tabel 2.
Perbedaan tingkat kesukaan konsumen terhadap warna makanan gorengan
64
Media Gizi Pangan, Vol. XV, Edisi 1, 2013 Daya Terima, Minyak Goreng Curah, Fortifikasi
minyak orang curah yang tidak difortifikasi. yang digoreng menggunakan minyak curah
Proporsi konsumen yang menyukai aroma yang difortifikasi vitamin A.
produk yang digoreng menggunakan minyak
curah non-fortifikasi lebih disukai daripada
Tabel 3
Tingkat kesukaan konsumen terhadap aroma makanan gorengan
Tabel 4
Perbedaan tingkat kesukaan konsumen terhadap aroma makanan gorengan
Hasil uji statistic T-test (table 4) terlihat singkong goreng (0,225), pisang goreng
bahwa setiap hasil analisis mempunyai nilai p (0,864), tahu goreng (0,258), ayam goreng
< 0.05, kecuali hasil uji T terhadap produk (0,390), dan ikan goreng (0,468). Makanan
makanan tempe goreng yang memiliki nilai p < yang mempunyai perbedaaan aroma antara
0,05. Artinya, tidak ada perbedaan aroma yang digoreng dengan minyak goreng
makanan yang digoreng menggunakan minyak fortifikasi vitamin A dengan minyak goreng
goreng fortifikasi vitamin A dibandingkan yang non-fortifikasi vitamin A adalah tempe goreng
menggunakan minyak goreng non-fortifikasi (p=0,038).
vitamin A, yaitu ubi goreng (p=0,444),
65
Media Gizi Pangan, Vol. XV, Edisi 1, 2013 Daya Terima, Minyak Goreng Curah, Fortifikasi
Tabel 5.
Tingkat kesukaan konsumen terhadap tekstur produk makanan gorengan
Tabel 6
Perbedaan tingkat kesukaan konsumen terhadap tekstur makanan gorengan
66
Media Gizi Pangan, Vol. XV, Edisi 1, 2013 Daya Terima, Minyak Goreng Curah, Fortifikasi
tingkat kesukaan oleh konsumen adalahpisang umum bahwa tidak ada perbedaan
goreng (0,007) dan ikan goreng (0,001). penerimaan konsumen terhadap aspek rasa
makanan yang digoreng menggunakan minyak
Daya terima terhadap rasa makanan goreng curah fortifikasi vitamin A dengan yang
gorengan digoreng menggunakan minyak goreng non-
Dilihat dari aspek rasa makanan fortifikasi.
gorengan, tabel 7 menunjukkan bahwa secara
Tabel 7.
Tingkat kesukaan konsumen terhadap rasa makanan gorengan
67
Media Gizi Pangan, Vol. XV, Edisi 1, 2013 Daya Terima, Minyak Goreng Curah, Fortifikasi
68
Media Gizi Pangan, Vol. XV, Edisi 1, 2013 Daya Terima, Minyak Goreng Curah, Fortifikasi
yang menggunakan minyak goreng curah Kekurangan Zat Gizi Mikro. Medan,
yang difortifikasi vitamin A dibandingkan FKM USU. http:repository.usu.ac.id
yang menggunakan minyak goreng non- (diakses 16-11-2011).
fortifikasi vitamin A. Namun, untuk pisang Sunita Almatsier. 2005. Prinsip Dasar Ilmu
goreng dan ikan goreng, konsumen lebih Gizi. Jakarta, PT Gramedia Pustaka
menyukai yang menggunakan minyak Utama.
goreng curah yang difortifikasi vitamin A Herman S. 2007. Studi Masalah Gizi Mikro di
dibandingkan yang menggunakan minyak Indonesia; Perhatian Khusus pada
goreng curah non-fortifikasi vitamin A. Kurang Vitamin A, Anemia dan Seng.
4. Tidak ada perbedaan tingkat kesukaan Bogor, Pusat Penelitian dan
konsumen terhadap rasa makanan yang Pengembangan Gizi dan Makanan
menggunakan minyak goreng curah yang Balitbang Kesehatan.
difortifikasi vitamin A dengan minyak Nadimin, dkk. Masalah gizi mikro di Sulawesi
goreng curah non-fortifikasi vitamin A. Sulawesi. Media Gizi Pangan,
Volume V edisi 1 2008.
SARAN Trimulyono H, Martianto D, Marliyati SA.
Disarankan agar setiap minyak goreng 2008. Penerimaan konsumen
curah yang dijual di pasar-pasar perlu terhadap minyak goreng curah yang
difortifikasi dengan vitamin A. Untuk difortifikasi vitamin A. Bogor, Fak.
mendukung hal tersebut maka perlu didukung GMSK IPB.
oleh suatu kebijakan berupa peraturan Favavo RJ. 1991. Studies on fortification of
perundangan yang mengatur mekanisme refired soybean oil with all-trans
kegiatan. retinyl palmitat in Brazil. Stability
during cooking and storage. J.Food
DAFTAR PUSTAKA Comp. Anal 4:237-244.
Alfred Sommer. 2006. Kekurangan Vitamin A Atwood SJ, et.al. 1995. Stability of vitamin A in
dan akibatnya. Jakarta. Penerbit fortified vegetable oil and corn soy
Buku Kedokteran EGC. blend used in child feeding programs
Allen L, Benoist B, Dary O, Hurrel R. 2006. in India. Journal of Food Composition
Guedelines on Food Fortification and Analysis. 8(1):32-34.
With Micronutrients. World Health Haryadi P. 2011. Teknologi fortifikasi vitamin A
Organization (WHO). pada minyak sawit. Fakultas
Hadi Riyadi, dkk. 2008. Establising, Capasity Teknologi Pangan, IPB. Bogor.
to Fortify Palm Oil, Evaluation of Ketaren S. 1986. Pengantar teknologi minyak
Consumer Acceptance and dan lemak pangan. Jakarta: UI Press.
Effectiveness Trial of A Fortified Oil Martatianto D, dkk. 2009. Studi penerimaan
in Makassar City. Jakarta, dan preferensi konsumen terhadap
Indonesian Coalition Fortification. minyak goreng curah yang
Ottaway PB. 2008. Food Fortification and difortifikasi vitamin A. Jurnal Ilmiah
Suplementation; Tecnological, Safety Keluarga dan Konsumen. Volume 2;
and Regulatory Aspects. Cambridge- No 1.
England, Woodhead Publishing World Health Organization. Indicators for
Limited. assessing vitamin A deficiency and
Permaesih D, Hardinsyah, Setiawan B, their application in monitoring and
Tanumihardjo. 2008. Efikasi Fortifikasi evaluating intervention programmes.
Vitamin A pada Minyak Goreng WHO/NUT/96.10. Geneva,
Terhadap Status Vitamin A Air Susu Switzerland: World Health
Ibu. Jakarta, Badan Penelitian dan Organization, 1996.
Pengembangan Kesehatan Kemenkes Martatianto D, Marliyanti SA. 2007. Pedoman
RI. Fortifikasi Vitamin A pada Minyak
Siagian A. 2003. Pendekatan Fortifikasi Goreng di Lokasi Distribusi. Jakarta,
Pangan Untuk Mengatasi Masalah KFI-ADB-Depkes RI.
69