Professional Documents
Culture Documents
MUHAMMADIYAH STUDIES:
TRANSFORMASI KAJIAN TENTANG GERAKAN
ISLAM DI INDONESIA
MUTOHHARUN JINAN
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menjelaskan tentang kajian-kajian terhadap Muhammadiyah.
Para sarjana telah melakukan penelitian, pengamatan, dan diskusi terhadap
Muhammadiyah. Lapangan kajian tidak terbatas pada Muhammadiyah sebagai
gerakan Islam, tetapi juga peranannya sebagai gerakan ekonomi, pendidikan,
dan sosial-politik. Luasnya dimensi kajian terhadap gerakan ini memungkinkan
tersusunnya suatu bidang kajian yang disebut dengan Muhammadiyah Studies.
Dengan pendekatan historiografis Muhammadiyah Studies dapat dibedakan ke
dalam tiga periode. Pertama, periode 1912-1950. Pada periode ini kajian terhadap
Muhammadiyah masih sedikit dan bersifat ideologis dari pada akademis. Periode
kedua tahun 1950-2000, pada periode ini kajian Muhammadiyah menjadi bagian
dari Islamic Studies modern dengan berbagai perspektif, yaitu politik, ekonomi,
budaya dan pendidikan. Ketiga, periode tahun 2000 hingga sekarang. Pada periode
ini Muhammadiyah dikaji dengan pendekatan budaya populer.
Kata kunci: Muhammadiyah, transformasi, gerakan Islam.
269
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015
halaman 269-280
270
Muhammadiyah Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan Islam di Indonesia
Mutohharun Jinan
271
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015
halaman 269-280
ilmuwan untuk memahami Muhammadiyah lebih dan sosial, yang berimbas pada Islamic Studies.
mendalam dengan berbagai pendekatan keilmuan. Disebutkan bahwa pengkajian sejarah Indonesia
di beberapa universitas di luar negeri mengalami
DARI ISLAMIC STUDIES KE penurunan peminat bahkan ada ditutup lantaran
MUHAMMADIYAH STUDIES tidak memperoleh anggaran dana dari negara
(Tempo, 2011: 54-128). Azyumardi Azra juga
Sebelum istilah Muhammadiyah Studies
melihat gejala menurunnya peminat kajian Islam
muncul, ada istilah yang sudah populer
Indonesia di Belanda, bahwa pasca program
sebelumnya Islamic Studies dan NU Studies.
INIS sebelum tahun 2000, kerja sama Belanda-
Menurut Amin Abdullah (1996: 43) Islamic
Indonesia dalam kajian Islam terlihat menurun
studies sering kali dipahami sebagai kajian Islam
secara signifikan. Kerja sama dalam Islamic
secara akademik dengan pendekatan ilmu-ilmu
Studies dengan Universitas Leiden khususnya
sosial-politik, ekonomi, antropologi, dan budaya
terkait banyak dengan pengurangan anggaran dari
dengan kacamata dari luar Islam. Islamic studies
pihak Pemerintah Belanda. Pemotongan anggaran
bertujuan memahami dan mengevaluasi praktik
ini berlanjut dalam tahun-tahun terakhir.
Islam dengan berbagai macam kekurangan dan
Sebagai contoh, KITLV dan perpustakaannya
kelemahannya untuk keperluan keilmuan dan
tidak lagi dibiayai dengan dana pemerintah
pijakan pengambilan kebijakan. Kritik terhadap
pusat. Akibatnya, kegiatan KITLV banyak yang
Islamic Studies yang selama ini mengangkangi
terpangkas dan perpustakaannya diintegrasikan
wacana keilmuan adalah terlalu berkiblat pada
ke dalam Universitas Leiden (Azra, 2014: 23).
Eropa dan mengabaikan aspek lokalitas.
Terlepas dari perkembangan tidak
Sedangkan NU Studies diperkanlkan oleh
menggembirakan itu, minat pada berbagai isu
Ahmad Baso yang merasa jengah dengan kajian-
terkait Indonesia, Islam, dan demokrasi terlihat
kajian terhadap NU cenderung bernada pejoratif. tetap ada, termasuk terhadap perkembangan
NU Studies ingin berbalik sebagai pelaku, peneliti, kajian dinamika gerakan dan kelompok-kelompok
dan penutur atas dirinya sendiri tanpa melalui Islam seperti Muhammadiyah. Kaitannya dengan
orang lain yang mengatasnamakan obyektivitas Muhammadiyah studies, dinamika organisasi yang
dan akademis. NU Studies merupakan himpunan terus bergeliat menjadikan banyak aspek yang
tradisi, pencerahan dan kritisisme, yang berakar masih bisa dikaji, khususnya aspek pendidikan,
dalam khazanah kognitif dan praksis NU sebagai sosial, dan politik. Bahkan, pada bulan Desember
mayoritas umat beragama di Indonesia (Baso, tahun 2012 lalu diselenggarakan The International
2006: 21). Sementara itu, Ghifari Yuristiadhi Research Conference on Muhammadiyah (IRCM)
menggunakan istilah Studi Muhammadiyah dan dengan tema Discourse on the Search for a
Muhammadiyahnis untuk menyebut kajian- Renewed Identity of Muhammadiyah for its Post-
kajian terhadap Muhammadiyah. Istilah ini Centennial Era di Universitas Muhammadiyah
menisbahkan pada para peneliti tentang Indonesia Malang. Seminar itu ditengarai hajatan terbesar
yang disebut dengan indonesianis (Yuristiadhi, yang membahas gerakan Islam di Indonesia
2015: 503) dengan menghadirkan 59 peneliti lokal dan asing
Beberapa tahun lalu disinyalir bahwa minat yang mempunyai perhatian besar dalam kajian
kajian Islamic Stuides di Indonesia di mata peneliti tentang Muhammadiyah dalam berbagai bidang
internasional mengalami penurunan. Islamic (Suara Muhammadiyah, 02/98, 16-31 Januari
Studies di Indonesial dinilai tidak menarik lagi dan 2013: 40-41).
sudah sampai titik jenuh. Majalah Tempo Edisi Muhammadiyah Studies adalah kajian-kajian
14-20 November 2011 silam menurunkan laporan terhadap gerakan yang didirikan oleh Ahmad
khusus tentang minat yang rendah terhadap Dahlan ini dalam berbagai dimensi dan pendekatan.
Indonesia dalam beberapa aspek, politik, budaya, Dalam waktu yang sama, Muhammadiyah
272
Muhammadiyah Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan Islam di Indonesia
Mutohharun Jinan
273
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015
halaman 269-280
gerakan Islam. Tujuan dan minat kajian terhadap bersentuhan dengan paradigma interpretatif yang
Islam dan Muhammadiyah untuk kepentingan dan lebih subjektif.
dalam kerangka kolonialisme. Dalam konteks inilah Paradigma interpretatif sesungguhnya
Muhammadiyah Studies berkisar tentang karya- menganut pendirian sosiologi keteraturan
karya yang menunjukkan semangat kebangkitan. seperti halnya fungsionalisme, tetapi mereka
Diantara buku-buku yang dimaksud adalah Derita menggunakan pendekatan objektivisme dalam
Seorang Pemimpin (Hidup dan Perjuangan Ki analisis sosialnya sehingga hubungan mereka
Bagus Hadi Kusumo). Sementara tema-tema dengan sosiologi keteraturan bersifat tersirat.
yang terangkat di sekitar masalah-masalah fikih Mereka ingin memahami kenyataan sosial menurut
dasar dan pembinaan akhlak masyarakat muslim. apa adanya, yakni mencari sifat yang paling dasar
Tahun 1957 Mukti Ali mengawali kajian akademis dari kenyataan sosial menurut pandangan subjektif
tentang Muhammadiyah dalam karyanya untuk dan kesadaran seseorang yang langsung terlibat
menyelesaikan master. Risetnya berjudul The dalam peristiwa sosial bukan menurut orang
Muhammadiyah Movement: A Bibliographical lain yang mengamati. Pendekatannya cenderung
Introduction. nominalis, antipositivis dan ideografis. Kenyataan
Pada periode kedua kajian terhadap sosial muncul karena dibentuk oleh kesadaran
Muhammadiyah memasuki fase Islamic Studies dan tindakan seseorang. Karenanya, mereka
dimana orang-orang Eropa mulai masuk ke berusaha menyelami jauh kedalam kesadaran dan
Indonesia melakukan penelitian tentang gerakan subjektivitas pribadi manusia untuk menemukan
Islam, termasuk Muhammadiyah. Kajian terhadap pengertian apa yang ada di balik kehidupan sosial.
Muhammadiyah dilakukan secara akademis Sungguhpun demikian, anggapan-anggapan dasar
dalam pengertian melihat Muhammadiyah mereka masih tetap didasarkan pada pandangan
sebagai fenomena sosial, ekonomi, politik, dan bahwa manusia hidup serba tertib, terpadu dan
kebudayaan. Pendekatan yang dikedepankan juga rapat, kemapanan, kesepakatan, kesetiakawan.
dengan pendekatan sosiologis dan antropologis Pertentangan, penguasan, benturan sama sekali
bukan semata-mata pendekatan religi. Paradigma tidak menjadi agenda kerja mereka. Perumus
ilmu-ilmu sosial pada periode setelah 1950-an teori ini yakni mereka yang penganut filsafat
adalah paradigma fungsionalisme dan interpretatif fenomenologi antara lain Dilttey, Weber, Husserl,
(fenomenologis). dan Schutz.
Paradigma fungsionalisme sesungguhnya Kebanyakan penelitian yang dilakukan oleh
merupakan aliran pemikiran yang paling banyak para pengamat cenderung berparadigma Weberian,
dianut di dunia. Pandangan fungsionalisme yaitu Muhammadiyah sebagai institusi keagamaan
berakar kuat pada tradisi sosiologi keteraturan. dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi. Mereka
Pendekatannya terhadap permasalahan berakar mencoba menjelaskan bagaimana agama dan
pada pemikiran kaum obyektivis. Pemikiran kebergamaan berperan dalam membangkitkan
fungsionalisme sebenarnya merupakan sosiologi semangat kapitalisme dan mendorong etos
kemapanan, ketertiban sosial, stabilitas sosial, kerja warga Muhammadiyah, atau sebaliknya
kesepakatan, keterpaduan sosial, ke setiakawanan, bagaimana perkembangan ekonomi berdampak
pemuasan kebutuhan, dan hal-hal yang nyata pada terpinggirnya kehidupan beragama. Dapat
(empirik). Namun demikian, sejak awal abad ke- dideskripsikan di sini beberapa riset yang termasuk
20, mulai terjadi pergeseran, terutama setelah dalam periode kedua ini, yang terpengaruh oleh
dipengaruhi oleh tradisi pemikiran idealisme kedua paradigma keilmuan tersebut, antara
Jerman seperti pemikiran Max Weber, Geroge Geertz, Peacock, Nakamura, Mulkhan, dan Alwi
Simmel dan George Herbet Mead. Sejak saat itu Shihab. Tentu saja masih banyak peneliti lain,
banyak kaum fungsionalis mulai meninggalkan Ghifari Yuristiadi telah melakukan klasifikasi
rumusan teoretis dari kaum objektivis dan mulai para peneliti Muhammadiyah lokal dan asing.
274
Muhammadiyah Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan Islam di Indonesia
Mutohharun Jinan
Diantara peneliti asing yang perthatian terhadap James L. Peacock dalam risetnya Purifiying
Muhammadiyah adalah Deliar Noer, Clifford of the Faith: The Muhammadiyah Movement
Geertz, Herman L. Beck, Hisanori Kato, Howard in Indonesia Islam, memilih Muhammadiyah
M. Federspiel, James L. Peacock, John R. Bowen, sebagai gerakan pemurnian Islam terbesar di
Julia Day Howell, Jung Eunsook, Kim Hyung- Indonesia (Peacock, 1982: 2). Dalam penelitiannya
jun, Leslie H. Palmier, M. B. Hooker, Mitsuo ditemukan pandangan keagamaan puritan
Nakamura, Pieternella van Doorn-Harder, Robin Muhammadiyah berhasil membina jaringan
Bush, dan Selly White (Yuristiadi, 2015: 510). lembaga pendidikan, rumah sakit, dan lembaga
kesejahteraan rakyat. Dengan pendekatan
Geertz memang tidak pernah menulis
etnografis, Peacock menempatkan gerakan
buku tentang Muhammadiyah secara khusus.
Muhammadiyah dalam konteks perubahan sosial
Muhammadiyah menjadi bagian dari risetnya
yang luas di Indonesia dengan memanfaatkan teori
tentang agama Jawa dan mengelompokkan Weber tentang tipologi gerakan dan teori Erikson
aktivis Muhammadiyah sebagai santri puritan. tentang kepribadian tokoh. Guna melengkapi
Dalam kajiannya, Abangan, Santri, Priyayi dalam kajiannya Peacock melakukan perjalanan ke
Masyarakat Jawa (1981), Geertz menyebut berbagai wilayah di Indonesia untuk melihat
kelompok puritan santri sebagai varian yang perkembangan Muhammadiyah. Kesimpulan
menguasai pasar. Pertama-tama Geertz Peacock agak berbeda dengan temuan lain bahwa
menjelaskan struktur sosial di Jawa menjadi tiga gerakan purifikasi Muhammadiyah memang
bagian yaitu desa, pasar, dan birokrasi. Ketiga mendorong tumbuhnya amal usaha sosial
struktur tersebut masing-masing dihubungkan dan pendidikan namun gerakan ini tidak bisa
dengan varian agama abangan, santri, dan priyayi. membangkitkan etos ekonomi sebagaimana para
Sistem keagamaan desa biasanya terdiri dari suatu puritan di Eropa.
integrasi yang berimbang antara unsur-unsur Peacock menekankan arti penting gerakan
animisme, Hindu, dan Islam. Suatu sinkretisme purifikasi dengan menyebutkan sejumlah ciri
dalam masyarakat yang merupakan tradisi rakyat guna membedakan dengan gerakan Islam lain.
yang sebenarnya. Tradisi agama abangan yang Gerakan purifikasi mendesakkan paham kembali
pada pokoknya terdiri dari pesta ritual yang kepada kebenaran yang pokok agama Islam sesuai
dinamakan slametan, satu kompleks kepercayaan dengan al-Quran dan as-Sunnah. Masih menurut
Peacock, purifikasi terhadap pemahaman doktrin
yang luas dan rumit tentang roh-roh, dan
maupun pelaksanaan syariah pada intinya
seperangkat teori dan praktik penyembuhan, ilmu
merupakan suatu kebutuhan yang mendesak bagi
tenung, dan ilmu gaib. Diasosiasikan dengan cara
upaya menjaga ortodoksi dari berbagai pengaruh
yang luas dan umum dengan kehidupan petani di
yang datang dari luar Islam, baik dalam bentuk
pedesaan (Jawa).
mistisisme, magi, dan animisme yang secara tidak
Sedangkan, struktur pasar merupakan basis sadar dimasukkan ke dalam doktrin Islam. Dalam
ekonomi varian santri, yang menekankan aspek- proses ini pula sebenarnya keinginan untuk
aspek Islam dan pada umumnya diasosiasikan menyingkap ajaran Islam yang asli dan murni
dengan unsur pedagang (dan juga unsur-unsur dapat terpenuhi. Hanya dengan memurnikan
tertentu pada kaum tani). Santri terdiri dari dua pemahaman terhadap doktrin inilah sebenarnya
subvarian, santri (Islam) sinkretis dan santri orang Islam dapat menangkap rasionalitas aspek
(Islam) murni. Adapun, birokrasi bermula kehidupan modern dewasa ini (Peacock, 1978: 18).
dari elite Hindu Jawa yang mengembangkan Penelitian Abdul Munir Mulkhan (1998)
tradisi keraton yang sangat halus, kesenian yang tentang bagaimana gerakan Muhammadiyah di
kompleks, musik, dan sastra. Varian priyayi, yang pedesaan menarik dikemukakan di sini. Dalam
menekankan aspek-aspek Hindu dan diasosiasikan risetnya yang berjudul Islam Murni dalam
dengan unsur birokrasi (Geertz, 1981: 5-6). Masyarakat Petani, Mulkhan dengan pendekatan
275
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015
halaman 269-280
sosiologis, menemukan bahwa Islam murni di kalangan abangan semakin banyak yang tertarik
daerah pedesaan bisa bertahan setelah melakukan untuk menjadi santri, bergerak menuju ke arah
berbagai modifikasi dan penyesuaian yang pengamalan ajaran Islam yang sebenarnya. Oleh
dipengaruhi oleh situasi sosial politik setempat. karena itu, Nakamura sebenarnya telah menawar
Masyarakat petani menerima Islam murni setelah kan pembahasan amat penting tentang budaya
disesuaikan dengan pola hidup petani. Sebaliknya, santri (Nakamura, 1983: 2012).
pihak Islam murni melalui peran elite di tingkat Penting dikemukakan di sini penelitian
lokal melakukan modifikasi (pelonggaran) untuk tentang Muhammadiyah yang mengaitkan
memperoleh massa yang lebih banyak. Islam dengan persoalan pluralitas agama. Semenjak
murni sulit berkembang di desa ketika aktivis masuknya agama Kristen di Indonesia, kerukunan
syariah mendominasi. Penelitian Mulkhan antarumat beragama lebih diwarnai oleh konflik
menemukan, Islam murni di pedesaan menjadi antara Islam dan Kristen, karena agama Kristen
banyak varian (Muhammadiyah-NU, Marhaenis- tersiar bersamaan dengan pemerintahan kolonial
Muhammadiyah, Al-Ikhlas, dan Kyai Dahlan). Belanda yang selalu merugikan umat Islam.
Kompleksitas penganut Islam murni di pedesaan Kerjasama misionaris Kristen dengan kolonial
menepis anggapan bahwa gerakan purifikasi semakin menambah kecurigaan dan kebencian di
keagamaan hanya cocok dan tumbuh pesat di kalangan umat Islam terhadap Kristen sehingga
perkotaan. Meluasnya Islam murni ke pedesaan hubungan antar keduanya selalu diliputi rasa
dengan pengikut mayoritas petani, tidak dendam. Kondisi psikologis semacam ini masih
menghilangkan TBC seperti tesis rasionalisasi diperparah lagi dengan kebijakan Belanda yang
dan the disenchantment of the world. Menurut tidak adil terhadap Islam. Menurut Alwi Shihab,
Mulkhan, gerakan Islam murni di pedesaan kondisi itulah yang menjadi salah satu pemicu
bukan karena rasionalisasi tetapi karena krisis utama munculnya semangat keagamaan KH
sosial, politik, dan keagamaan (merosotnya peran Ahmad Dahlan yang menggebu-gebu yang pada
ahli syariah), sehingga ditemukan empat varian gilirannya membidani lahirnya Muhammadiyah
di kalangan warga Muhammadiyah lantaran (Shihab, 1999: 21). Melalui buku yang provokatif
tidak adanya ikatan yang kuat antaranggota dan ini, penulis menjelaskan sejarah Islam di Indonesia
merosotnya ketaatan kepada pemimpin (Mulkhan, pada awal abad ke-20, khususnya berkaitan dengan
1998: 227). upaya Muhammadiyah membendung arus gencar
kristenisasi yang ditopang oleh kebijakan kolonial
Proses islamisasi merupakan proses yang
pemerintah Belanda. Selain secara menarik
masih akan terus berlangsung sebagaimana
mengajak pembacanya melakukan eksplorasi-
tesis Nakamura. Nakamura mengkaji sejarah
intelektual mengenai sejarah hubungan Muslim-
proses islamisasi di Kota Gede, Yogyakarta
Kristen --sejak tahun 1912, melewati era Sukarno,
dengan menjadikan Muhammadiyah sebagai
hingga masa-masa Orde Baru-- berikut pelbagai
objek kajian. Etos kerja orang Muhammadiyah
aspek kontroversinya, buku ini juga menyoroti
menggerakkan roda ekonomi masyarakat melalui
sebab-sebab utama yang memicu ketegangan
pengusaha dan pengrajin perak. Melalui kajian
antara kedua kelompok tersebut dan mengusulkan
antropologis, Nakamura berusaha membuktikan
cara agar ketegangan dapat dikurangi. Sebuah
bahwa islamisasi di Indonesia masih terus
buku penting untuk masyarakat Indonesia yang
berlangsung, bukan saja dalam arti Islam terus
plural dan yang tengah berada di era global.
menyebar di kalangan kaum pagan, tetapi juga
banyak komunitas yang telah mengaku memeluk
agama Islam sejak beratus-ratus tahun yang lalu Pergeseran Isu dan Metode
menjadi semakin dekat dengan ajaran Islam Muhammadiyah Studies
yang sebenarnya. Dengan kata lain, Nakamura Periode ketiga Muhammadiyah Studies
menegaskan bahwa orang-orang yang berasal dari adalah ketika memasuki mellienium baru
276
Muhammadiyah Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan Islam di Indonesia
Mutohharun Jinan
bersamaan dengan usia gerakan ini mencapai Pada periode ini juga muncul kajian baru
100 tahun. Seiring dengan perkembangan wacana tentang Muhammadiyah dan pariwisata sebagai
keilmuan di dunia internasional, kajian terhadap bentuk dialog gerakan ini dengan transformasi
gerakan-gerakan Islam di Indonesia mengalami keagamaan di masyarakat modern. Radjasa
pergeseran dari positivistik ke pos-postivistik. Mutasim, mengkaji transformasi pergeseran
Diktum-diktum resmi kajian Islam dan gerakan komunitas Muhammadiyah dalam merespon
Islam berubah dari gerakan modernis ke gerakan perkembangan pariwisata Borobudur berjalan
tradisionalis. Di era ketiga ini kajian dan upaya cukup dinamis. Dalam bukunya Agama dan
mendekatkan gerakan Islam dengan msyarakat Pariwisata: Telaah Atas transformasi Keagamaan
akademik dan masyarakat umum dilakukan Komunitas Muhammadiyah Borobudur,
dengan berbagai jalan. Bila sebelumnya hanya disebutkan pada awal tahun 1980 hingga tahun
diperkenalkan dengan buku yang bercorak 2000, warga Muhammadiyah di sekitar kawasan
akademis, sekarang dengan jalan media baru dan Borobudur bersikap reaktif dan beroposisi
buku-buku yang lebih populer antara lain melalui terhadap keberadaan pariwisata Borobudur
novel, komik, dan film. Dampaknya sungguh luar dengan pola keberagamaan yang eksklusif dan
biasa dalam kehidupan masyarakat. Melalui novel puritan. Pada perkembangan selanjutnya seiring
dan film masyarakat mengenal kegigihan aktivis meningkatnya tingkat pendidikan, mereka
yang mendirikan sekolah Muhammadiyah dan kemudian bersikap responsif partisipatif dengan
kegigihan aktivis gerak pembaharuan di Indonesia pola keberagaman yang inklusif kontekstual.Ia
dalam waktu singkat. menegaskan peningkatan pendidikan keagamaan
dan perluasan profesi masyarakat, serta kondisi
Diantara ciri penting Muhammadiyah Studies
pergeseran arena pariwisata menjadi semakin
pada periode ketiga ini adalah pergeseran isu
terbuka. Hal itu telah melahirkan perubahan sikap
dan metode kajian terhadap Muhammadiyah.
pada komunitas Muhammadiyah atas keberadaan
Konteks yang menyertai adalah guncangan
pariwisata Borobudur yang makin responsif-
internal yang cukup kencang dan budaya populer
partisipatif (Mutasim, 2013: 12).
(popular culture) yang menjadi tulang punggung
Beberapa argumen yang dikemukan Mutasim,
kehidupan masyarakat saat ini. Pada periode ini,
transformasi keagamaan yang terjadi pada
penting dikemukakan awal 2000-an, muncul
warga Muhammadiyah didorong oleh perubahan
arus baru di tingkat pusat Muhammadiyah.
struktur lingkungan tetapi juga oleh perubahan
Untuk memecahkan stagnasi, generasi muda
latar pendidikan para tokoh masyarakatnya.
melontarkan pandangan baru dalam menafsirkan
Tampak jelas ketika tokoh masyarakat
ajaran-ajaran Islam. Walaupun membawa angin
berlatar belakang pesantren dan bergelar Kyai,
segar, percobaan itu tidak memproduksi hasil
pemahaman agamanya bersifat akomodatif.
yang substansial, malah sering kali dianggap
Sementara itu, ketika pemimpinnya berasal
mengakibatkan konflik intern. Salah satu dari pendidikan formal dan profesi birokrat,
penyebabnya adalah percobaan itu dilontarkan pemahaman agamanya menjadi formalistik. Lalu
dan didiskusikan di tingkat ide-ide dari pada dengan para pemimpin yang sebagian besar guru
dalam bentuk tindakan nyata. Karena percobaan dan pegusaha, menjadikan pemahaman agamanya
itu tidak didampingi dengan hasil nyata dan tidak lebih terbuka dan terjadi proses akomodasi dan
berhubungan langsung dengan amal, ide-ide itu partisipasi terhadap pariwisata. Pola transformasi
susah diterima, malah dianggap sebagai upaya keagamaan yang terjadi pada era pariwisata saat
untuk memecah belah organisasi. Dokumentasi ini merupakan arus balik dari era pertanian yang
penting tentang arus baru tersebut dibukukan bersifat akomodatif sekaligus sebagai reaksi atas
dengan judul Muhammadiyah Progresif, Manifesto keberagamaan yang terlalu legalistik. Perubahan
Pemikiran Kaum Muda (Ghazali dkk. Eds., 2007). itu bukan hanya dipengaruhi, melainkan juga
277
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015
halaman 269-280
mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi terdalam ini yang mengilhami judul buku ini,
mereka. Saat pariwisata masih tertutup bagi Sang pencerah. Ada banyak fragmen cerita di
warga sekitar dan para aktor didominasi tokoh dalam buku ini, termasuk saat KH Ahmad Dahlan
keagamaan individual yang berbasis pendidikan masih kanak-kanak hingga ia hidup sebagai
formal Madrasah dan berprofesi sebagai birokrat, manusia dewasa. Meski berbalut label novel,
maka pilihan keberagamaan cenderung eksklusif namun beberapa orang beranggapan bahwa buku
dan puritan (Mutasim, 2013: 80-82). ini serupa dengan biografi KH Ahmad Dahlan
Sementara dari aspek metode kajian terbit sebab ia memuat kejadian-kejadian, kisah hidup
buku-buku novel, komik, dan film tentang dari sang pencerah ini. Itu artinya, meski dalam
Muhammadiyah yang tidak kalah menggetarkan bentuk novel namun kejadian yang dituliskan
jagad keislaman populer di Indonesia. Karya di dalamnya adalah nyata. Meski memang susah
penting dalam Muhammadiyah Studies dalam menakar sejarah dalah ranah fiksi, namun apa
konteks budaya populer adalah terbitnya novel yang ditulis dalam novel ini tidak melenceng dari
Laskar Pelangi (Hirata, 2005). Novel Laskar tatanan sejarah
Pelangi bercerita tentang kehidupan 10 anak yang Genre baru kajian terhadap Muhammadiyah
sekolah di SD dan SMP Muhammadiyah di pulau adalah terbitnya buku Komik Muhammadiyah
Belitong. Mereka semua berasal dari keluarga (Kurniawan, 2007). Komik ini berisi tentang
miskin. Sekolah mereka digambarkan sangat sejarah Muhammadiyah sejak berdiri hingga
memprihatinkan, bahkan nyaris roboh. Tetapi sekarang. Gambar dan ilustrasi yang disertakan
kehidupan dan sekolah yang sangat terbatas turut membantu memahami teks yang berkisah
tidak membuat mereka putus asa, melainkan tentang gerak langkah ormas Islam ini. Satu lagi
justru bersemangat. Novel ini membuka mata hal unik dari persyarikatan Muhammadiyah
masyarakat baik yang sudah mengenal atau yang merupakan sebuah inovasi dalam dunia
belum tentang perjuangan Muhammadiyah dalam seni bahkan dapat disebut sebagai gebrakan
berkontribusi untuk bangsa, utamanya dalam baru untuk mengenalkan serba-serbi tentang
bidang pendidikan. Dalam perkembangannya, Muhammadiyah. Komik ini banyak mengungkap
novel Laskar Pelangi diadaptasi dalam bentuk film, sejarah berdirinya Muhammadiyah dan juga
lagu dan drama musikal. Novel ini diterjemahkan bagaimana Islam ala Muhammadiyah itu
kedalam 18 bahasa asing dan dibaca oleh jutaan disebarkan. Cara ini dianggap efektif karena
orang di dalam dan luar negeri. anak-anak kecil dan para pemuda mungkin lebih
Novel dan film lain tentang Muhammadiyah menyukai penyampaian dalam bentuk komik ini
yang menggugah kesadaran masyarakat tentang daripada harus membaca buku-buku tebal atau
gerakan pembaruan adalah Sang Pencerah, buku-buku pelajaran tentang Muhammadiyah.
kisah tentang Ahmad Dahlan (Basral, 2010). Komik Muhammadiyah adalah sebuah buku
DengansettingKasultanan Ngayogyakarta sejarah yang unik dan menghibur. Buku komik
Hadiningrat yang budaya keagamaannya sinkretis, Muhammadiyah ini berupaya, agar generasi
karena meneruskan tradisi Mataram yang di- muda bangsa pada saat ini, mengenali bentuk-
Islam-kan para wali, maka sesaji menjadi kata bentuk perjuangan Islam dan organisasi Islam
kunci. Buku ini secara umum berusaha menyajikan dalam menyebarkan ajarannya. Pembuatan
kehidupan sehari-hari KH Ahmad Dahlan. Sisi komik ini merupakan bentuk nyata tajdid
manusia biasanya diungkap mulai dari hal-hal (pembaruan) dalam dunia seni dan pendidikan
yang terbilang kecil hingga sederet dilema hidup Muhammadiyah. Sebagaimana ditulis dalam
yang menekan batinnya. Selain itu, novel ini juga bagian akhir buku ini bahwa membentang kembali
berkisah mengenai pemikiran-pemikiran KH jalan sejarah perjuangan organisasi-organisasi
Ahmad Dahlan yang memang dikenal sebagai Islam di Indonesia merupakan langkah yang
pembaharu dan pendobrak tradisi. Pemikiran harus terus menerus dilakukan, hal ini berguna
278
Muhammadiyah Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan Islam di Indonesia
Mutohharun Jinan
untuk memberikan pemahaman kepada setiap banyak kritik atas kelambanan gerak dari pada
orang, bahwa Islam bukanlah sebuah agama yang aspek kekuatan dan keuletannya.
mengajarkan tentang kekerasan dan terorisme. Kajian terhadap Muhammadiyah baik yang
Komik Muhammadiyah menjadi metode baru berupa, penelitian, disertasi, buku, novel, dan
dalam kajian terhadap Muhammadiyah dalam film tentu bukan hanya seperti yang diuraikan di
menjawab tantangan zaman untuk senantiasa atas. Buku dan film tentang Muhammadiyah baik
berimprovisasi dan berinovasi yang mengarah yang disusun oleh aktivis dari dalam maupun dari
pada perbaikan di segala bidang. luar semakin meyakinkan bahwa Muhammadiyah
Tidak kalah menariknya, Muhammadiyah Studies tidak pernah lekang di makan zaman dan
Studies dipengaruhi oleh gerakan-gerakan terus bergulir seiring dengan konteks zaman dan
keagamaan transnasional yang masuk kedalam epistem pengetahuan yang berkembang dari waktu
Muhammadiyah (dan organisasi ortodoks ke waktu. Kedepan, Muhammadiyah Studies tetap
lainnya). Dalam buku Ilusi Negara Islam, akan menjadi daya tarik yang tinggi di kalangan
secara terang sejumlah aktivis Muhammadiyah akademisi dan budayawan, baik mengkritisi
dan NU memperlihatkan kegeramannya atas maupun yang mengapresiasi.
terjadinya infiltrasi paham lain ke dalam dua Para aktivis gerakan ini segera menyiapkan
ormas ini (Wahid, 2009). Penyusupan faham perangkat dokumentasi antara lain berupa jurnal,
dan gaya aksi gerakan Islam transnasional ke buku-buku, dan pusat studi Muhammadiyah
dalam Muhammadiyah merupakan bagian yang dapat menampung dan memberi informasi
dari perkembangan yang lebih umum, yaitu menyeluruh tentang gerakan yang mulai
memudarnya batas negara-bangsa. Sebagai akibat menapaki usia abad kedua yang sarat dengan
kebijakan ekonomi neoliberal dan perkembangan harapan dan kritik. Eksistensi dan perkembangan
teknologi komunikasi, peranan negara bangsa Muhammadiyah selama seratus tahun lampau
telah mundur dan berbagai aktor non-pemerintah, menunjukkan bahwa organisasi ini mempunyai
sebagiannya transnasional, mengambil peranan kekuatan yang luar biasa hingga menarik minat
lebih menonjol. untuk dikaji.Akan tetapi, posisi Muhammadiyah
sebagai organisasi terkemuka, popular, dan
progresif susah bertahan tanpa adanya upaya
PENUTUP revitalisasi pergerakan.
Para aktivis Muhammadiyah sejak
awal mampu berperan aktif dalam lapangan
DAFTAR PUSTAKA
persyarikatan, keumatan, dan kebangsaan.
Abdullah, Amin. 2006. Islamic Studies di
Muhammadiyah yang fokus pada bidang
Perguruan Tinggi, Pendekatan Integratif-
pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan sosial
Interkonektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
menjadikan gerakan ini bisa terus bertahan dan
berdiri di garda depan gerakan-gerakan Islam Alfian, 1989. Muhammadiyah: The Political
lainnya. Memang dalam usianya yang lebih Behavior of a Muslim Modernist
satu abad Muhammadiyah memiliki banyak Organization Under Dutch Colonialism.
kelebihan, tetapi juga tidak steril dari kelemahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kelemahannya antara lain jebakan rutinitas Baso, Ahmad. 2006. NU Studies: Pergolakan
yang sudah puluhan tahun kadang menjadi Pemikiran antara Fundamentalisme Islam
hambatan tersendiri untuk melakukan inovasi dan Fundamentalisme Neo-Liberal. Jakarta:
dan improvisasi gerakan yang sesuai dengan Erlangga.
perkembangan zaman. Karena itu kajian terhadap Basral, Akmal Nasery. 2010. Sang Pencerah.
Muhammadiyah di awal abad kedua adalah lebih Bandung: Mizan.
279
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015
halaman 269-280
Geertz, Clifford. 1981. Abangan, Santri, Priyayi Peacock, James L. 1982. Purifiying of the Faith:
dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka. The Muhammadiyah Movement in Indonesia
Ghazali, Abdurrahim. Dkk. 2007. Muhammadiyah Islam. Menlo Park, California: The Benjamin
Progresif: Manifesto Pemikiran Kaum Muda. Publishing Company.
Jakarta: JIMM-LESFI. Qoadir, Zuly. 2010. Muhammadiyah Studies:
Hirata, Andrea. 2005. Laskar Pelangi. Jakarta: Reorientasi Gerakan dan Pemikiran
Bentang Budaya. Memasuki Abad Kedua. Yogyakarta: Kanisius.
Hadikusuma, Djarnawi. 1969. Jalan Mendekatkan
Ricklefs, M.C. 2012. Muhammadiyah dan
Diri Kepada Allah. Yogyakarta: Persatuan.
Pemerintah. Kompas, 21 November.
Jainuri, Achmad. 2005. Ideologi Kaum Reformis.
Ricklefs, M.C. 2013. Mengislamkan Jawa:
Surabaya: LAPM.
Sejarah Islamisasi dan Penentangnya dari
Kleden, Ignas. 1988. Sikap Ilmiah dan Kritik
Kebudayaan. Jakarta: LP3ES. 1930 sampai Sekarang. Jakarta: Serambi.
Kurniawan, Rizaluddin, dkk. 2007. Komik Shihab, Alwi. 1999. Membendung Arus: Respon
Muhammadiyah. Jakarta: Dar Mizan. Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi
Mutasim, Radjasa. 2013. Agama dan Kristen di Indonesia. Bandung: Mizan.
Pariwisata: Telaah Atas transformasi Syamsuddin, Din. 2014. Muhammadiyah untuk
Keagamaan Komunitas Muhammadiyah Semua. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah
Borobudur,.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Van Bruinessen, Martin. 1995. Rakyat Kecil Islam
Mulkhan, Abdul Munir. 2000. Islam Murni dalam
dan Politik. Yogyakarta: Bentang.
Masyarakat Petani. Yogyakarta: Bentang
Wahid, Abdurrahman (ed.). 2009. Ilusi Negara
Budaya.
Islam: Ekspansi Gerakan Transnasional di
Nakamura, Mitsuo.1983. Bulan Sabit Muncul
dari Balik Pohon Beringin. Yogyakarta: Gajah Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Mada University Press. Yuristiadi, Ghifari. 2015. Studi Muhammadiyah
Nashir, Haedar. 2010. Muhammadiyah di Mata Muhammadiyahnis Lokal dan Asing:
Gerakan Pembaruan. Yogyakarta: Suara Perkembangan Tema, Locus dan Tempus
Muhammadiyah. Kajian (Sebuah Kajian Historiografis Awal),
Noor, Deliar. 1982. Gerakan Modern Islam Di dalam Maarif Jamuin, Internasionalisasi
Indonesia 1900-1945. Jakarta: LP3ES. Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah.
Peacock, James L. 1978. Muslim Puritan: Surakarta: Fairuz Media.
Reformist Psychology in Southeast Asian
Islam. Berkeley and London: University of
California Press.
280