You are on page 1of 12

Analisa Journal of SocialMuhammadiyah Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan Islam di Indonesia

Science and Religion


Mutohharun Jinan
Website Journal : http://blasemarang.kemenag.go.id/journal/index.php/analisa
DOI: http://dx.doi.org/10.18784/analisa.v22i2.96

MUHAMMADIYAH STUDIES:
TRANSFORMASI KAJIAN TENTANG GERAKAN
ISLAM DI INDONESIA

Muhammadiyah Studies: The Transformation of Research on Islamic


Movement in Indonesia

MUTOHHARUN JINAN

Fakultas Agama Islam


Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstract
Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I Pabelan This research aims to describe the studies of the Muhammadiyah. Scholars have
Surakarta 57102 conducted some researches, observations, and discussions on the Movement of
Telp. 0271-717417 Fax. 0271-715448 Muhammadiyah. The research is not limited to the Muhammadiyah as an Islamic
mj123@ums.ac.id; mth.jinan@gmail.com
movement, but also its roles as the economic, educational, and socio-political
Naskah diterima: 8 Juni 2015 movement. Research and discussion on the various dimensions of Muhammadiyah
Naskah direvisi : are called Muhammadiyah Studies. This research uses a historiographical approach.
8 Oktober 12 November 2015 The Muhammadiyah studies can be divided into three periods; the first is the period
Naskah disetujui: 4 Desember 2015 from 1912 to 1950. The interest of researchers in the first period is still low. The style of
studyis more ideological than scientific. The second is the period from 1950 to 2000.
In this period the study of Muhammadiyah became part of modern Islamic Studies
using many approaches such aspolitics, economy, culture and education. The third
is after 2000s, Muhammadiyah studies are characterized by new themes as a part of
popular culture.
Keyword: Muhammadiyah, transformation, islamic movement.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan menjelaskan tentang kajian-kajian terhadap Muhammadiyah.
Para sarjana telah melakukan penelitian, pengamatan, dan diskusi terhadap
Muhammadiyah. Lapangan kajian tidak terbatas pada Muhammadiyah sebagai
gerakan Islam, tetapi juga peranannya sebagai gerakan ekonomi, pendidikan,
dan sosial-politik. Luasnya dimensi kajian terhadap gerakan ini memungkinkan
tersusunnya suatu bidang kajian yang disebut dengan Muhammadiyah Studies.
Dengan pendekatan historiografis Muhammadiyah Studies dapat dibedakan ke
dalam tiga periode. Pertama, periode 1912-1950. Pada periode ini kajian terhadap
Muhammadiyah masih sedikit dan bersifat ideologis dari pada akademis. Periode
kedua tahun 1950-2000, pada periode ini kajian Muhammadiyah menjadi bagian
dari Islamic Studies modern dengan berbagai perspektif, yaitu politik, ekonomi,
budaya dan pendidikan. Ketiga, periode tahun 2000 hingga sekarang. Pada periode
ini Muhammadiyah dikaji dengan pendekatan budaya populer.
Kata kunci: Muhammadiyah, transformasi, gerakan Islam.

269
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015
halaman 269-280

PENDAHULUAN Muhammaadiyah ke dalam gerakan reformisme


Islam. Kelompok ketiga, Abubakar Atjeh,
Muhammadiyah adalah gerakan Islam
menyebut Muhammadiyah sebagai gerakan
multifaced, dari jauh tampak doktriner, dari
kembali kepada ajaran Salaf (Muhyi Atsari al
dekat merupakan sistematisasi teologis yang
Salaf). Kelompok keempat, seperti Clifford Geertz,
menekankan aspek moral-etik dari al-Quran dan
George Kahin dan Robert van Neil, memasukkan
Sunnah (Nakamura, 1983: 226). MC. Ricklefs
Muhammadiyah ke dalam gerakan sosiokultural.
(2012) menganggap bahwa Muhammadiyah
adalah salah satu organisasi paling penting yang Oleh karena itu, penting sekali memetakan
pernah tumbuh dan berkembang di Indonesia, ruang lingkup dan ranah kajian terhadap
hingga 100 tahun usianya telah menghasilkan Muhammadiyah. Permasalahan utama dalam
gerakan filantropi yang sedikit banyak telah ikut penelitian ini adalah bagaimana transformasi
menyumbang dalam perubahan sosial di Indonesia kajian terhadap Muhammadiyah sejak awal
dalam kurun satu abad terakhir ini. Melihat berdiri hingga sekarang. Tujuannya adalah untuk
Muhammadiyah tidak cukup dengan satu sudut mengetahui transformasi dan perkembangan
pandang sambil mengabaikan sudut pandangan kajian terhadap Muhammadiyah sebagai
lain. Para penulis dan peneliti maupun masyarakat salah satu eksemplar penting gerakan Islam di
menyebut Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Indonesia. Kajian tentang Muhammadiyah dalam
modern, reformis, dan lebih spesifik lagi disebut berbagai aspeknya disebut dengan ungkapan
gerakan tajdid atau pembaruan. Sementara itu, Muhammadiyah Studies. Istilah Muhammadiyah
Alfian menyebut Muhammadiyah sebagai gerakan Studies linier dengan istilah Islamic Studies dan
politik, meskipun tidak terkait dengan partai politik NU Studies. Muhammadiyah studies pertama
(Alfian, 1989: 4). Masih banyak lagi sebutan yang digunakan oleh Najib Burhani untuk menamai
dialamatkan kepada gerakan yang berdiri tahun blog yang berisi segala hal terkait perkembangan
1912 ini, antara lain sebagai gerakan pendidikan, dan kajian tentang Muhammadiyah. Selanjutnya
gerakan sosial, gerakan dakwah, dan gerakan disusul Zuly Qodir yang juga menulis buku
ekonomi. Pemberian predikat atau labelisasi yang dengan judul Muhammadiyah Studies (Qodir,
demikian tentu didasari atas argumentasi atau 2010). Muhammadiyah Studies dalam konteks
pandangan yang dapat dipertanggungjawabkan penelitian ini adalah seluruh kajian yang
secara keilmuan, kendati selalu terdapat resiko dilakukan oleh para sarjana, intelektual, dan
ketika label itu diberikan akan melahirkan pemerhati Muhammadiyah baik yang ditulis
kategorisasi yang berbeda dengan pemikiran dan oleh aktivis Muhammadiyah sendiri maupun
gerakan Islam lain. oleh para pengamat dari laur. Penelitian ini akan
Berbagai sebutan yang dialamatkan kepada meneropong arah kajian terhadap Muhammadiyah
Muhammadiyah menunjukkan luasnya kajian tatkala gerakan ini memasuki usia abad ke-2, yang
terhadap Muhammadiyah sekaligus menunjukkan dapat ditelusuri dari kajian-kajian sebelumnya.
luasnya bidang garap gerakan ini. Kajian terhadap
gerakan yang didirikan oleh Ahmad Dahlan ini METODE PENELITIAN
menarik perhatian seantero bumi. Haedar Nashir Penelitian ini merupakan penelitian
(2010: 75) mengelompokkan pengamat yang kepustakaan dengan data-data berupa buku-
telah meneliti Muhammadiyah menjadi empat. buku atau karya-karya tentang Muhammadiyah.
Kelompok pertama seperti Deliar Noer, James L. Peneliti melakukan penelusuran karya-karya atau
Peacock dan William Shepard menggolongkan buku-buku yang mengkaji dan menginformasikan
Muhammadiyah sebagai gerakan modern Islam tentang Muhammadiyah, baik yang ditulis
atau modernisme Islam. Kelompok kedua, oleh orang dalam (aktivis Muhammadiyah)
seperti Alfian dan Wertheim menggolongkan maupun pengamat (peneliti asing non-aktivis

270
Muhammadiyah Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan Islam di Indonesia
Mutohharun Jinan

Muhammadiyah). Buku-buku tersebut menjadi esensi dan eksistensi Muhammadiyah sebagai


data primer untuk selanjutnya dipilah-pilah setelah gerakan Islam yang bersifat pemurnian dan
dilakukan analisis isi dan konteks penyusunannya. pembaruan di bawah tema utama kembali
Pendekatan yang dikedepankan dalam penelitian pada Al-Quran dan Sunnah yang shahihah
adalah pendekatan sejarah bibliografi atau atau maqbullah, dengan mengembangkan atau
historiografis. Peneliti mengelompokkan kajian membuka pintu ijtihad untuk kemajuan umat dan
terhadap Muhammadiyah dalam konteks ruang kehidupan manusia.
dan waktu tertentu, dengan mempertimbangkan Selanjutnya Muhammadiyah dikenal sebagai
epistemologi pengetahuan yang menjadi tulang gerakan modern yang telah melakukan perubahan
punggung wacana keilmuan. Muhammadiyah dalam kehidupan keagamaan, sosial, budaya,
Studies mengalami proses transformasi sesuai dan politik. Pada periode awal setelah gerakan
dengan problem, epistemologi, dan tuntutan ini berdiri para elite Muhammadiyah telah
zaman yang dilalui. meletakkan dasar wawasan keagamaan yang
liberal, menurut konteks saat itu. Wawasan dasar
HASIL DAN PEMBAHASAN keagamaan ini menjadi unsur penting formulasi
ideologi gerakan, yang memberikan landasan
MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN
untuk mengkritisi tatanan kehidupan yang ingin
ISLAM
dirubahnya, merumuskan tujuan yang ingin
Sejak kelahirannya Muhammadiyah dicapai, membenarkan kebijakan dan langkah
memposisikan dan memerankan diri praktis guna mecapai tujuan. Dasar pandangan ini
sebagai gerakan Islam, yakni gerakan untuk telah mendorong munculnya semangat tajdid ke
menyebarluaskan dan memajukan hal-ihwal dalam berbagai aspek kehidupan dan menerima
agama Islam di Indonesia. Kyai Dahlan dengan nilai-nilai modern seperti: perubahan, rasionalitas,
Muhammadiyah yang didirikannya bahkan keteraturan, orientasi jangka panjang, rajin, kerja
sering dikategorikan sebagai bagian dari keras, tepat waktu, hemat, dan lain sebagainya.
matarantai gerakan Islam pembaruan di dunia Menurut Jaenuri (2010: 164) pada tingkat
Islam seperti dipelopori oleh Ibn Taimiyah, individu, ideologi ini tidak hanya membentuk
Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al- watak prilaku warga Muhammadiyah yang
Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha terbuka, menerima perubahan, rasional,
dalam gerbong modernisme Islam abad ke-20. adaptif, dan sebagainya, yang menjadi ciri
Maka tak diragukan lagi eksistensi dan esensi utama kemoderenan seseorang, tetapi juga telah
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, bukan melahirkan berbagai ragam institusi sosial yang
gerakan sosial-kemasyarakatan semata. Gerakan membantu mencerahkan dan menyadarkan
kemasyarakatannya hanyalah bagian atau fungsi umat bahwa kemajuan dan kebahagiaan
transformasi dari gerakan Islam, bukan sesuatu hidup merupakan tujuan yang bisa dicapai
yang berdiri sendiri apalagi terlepas dari gerakan melalui kecerdasan dan bekerja keras. Secara
Islam (Syamsuddin, 2014: 69). institusional, pada perempat pertama abad ke-
Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah 20 Muhammadiyah dikenal sebagai simbol
dinyatakan bahwa Muhammadiyah merupakan perubahan, kemajuan, dan karenanya dikenal
Gerakan Islam, berasas Islam, bersumber pada sebagai gerakan modern. Stereotyping keagamaan
Al-Quran dan Sunnah Nabi, yang gerakannya yang menempel pada diri seorang Muslim sebagai
melaksanakan dakwah amar maruf nahi munkar eksklusif, tertutup, dan kolot terpatahkan oleh
dan tajdid, dengan maksud dan tujuan menjunjung seorang anggota Muhammadiyah yang memiliki
tinggi Agama Islam sehinga terwujudnya watak rasional dan terbuka. Peran Muhammadiyah
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. di masyarakat semakin luas dan meliputi berbagai
Rumusan tersebut merupakan formulasi dari bidang kehidupan. Hal ini mengundang para

271
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015
halaman 269-280

ilmuwan untuk memahami Muhammadiyah lebih dan sosial, yang berimbas pada Islamic Studies.
mendalam dengan berbagai pendekatan keilmuan. Disebutkan bahwa pengkajian sejarah Indonesia
di beberapa universitas di luar negeri mengalami
DARI ISLAMIC STUDIES KE penurunan peminat bahkan ada ditutup lantaran
MUHAMMADIYAH STUDIES tidak memperoleh anggaran dana dari negara
(Tempo, 2011: 54-128). Azyumardi Azra juga
Sebelum istilah Muhammadiyah Studies
melihat gejala menurunnya peminat kajian Islam
muncul, ada istilah yang sudah populer
Indonesia di Belanda, bahwa pasca program
sebelumnya Islamic Studies dan NU Studies.
INIS sebelum tahun 2000, kerja sama Belanda-
Menurut Amin Abdullah (1996: 43) Islamic
Indonesia dalam kajian Islam terlihat menurun
studies sering kali dipahami sebagai kajian Islam
secara signifikan. Kerja sama dalam Islamic
secara akademik dengan pendekatan ilmu-ilmu
Studies dengan Universitas Leiden khususnya
sosial-politik, ekonomi, antropologi, dan budaya
terkait banyak dengan pengurangan anggaran dari
dengan kacamata dari luar Islam. Islamic studies
pihak Pemerintah Belanda. Pemotongan anggaran
bertujuan memahami dan mengevaluasi praktik
ini berlanjut dalam tahun-tahun terakhir.
Islam dengan berbagai macam kekurangan dan
Sebagai contoh, KITLV dan perpustakaannya
kelemahannya untuk keperluan keilmuan dan
tidak lagi dibiayai dengan dana pemerintah
pijakan pengambilan kebijakan. Kritik terhadap
pusat. Akibatnya, kegiatan KITLV banyak yang
Islamic Studies yang selama ini mengangkangi
terpangkas dan perpustakaannya diintegrasikan
wacana keilmuan adalah terlalu berkiblat pada
ke dalam Universitas Leiden (Azra, 2014: 23).
Eropa dan mengabaikan aspek lokalitas.
Terlepas dari perkembangan tidak
Sedangkan NU Studies diperkanlkan oleh
menggembirakan itu, minat pada berbagai isu
Ahmad Baso yang merasa jengah dengan kajian-
terkait Indonesia, Islam, dan demokrasi terlihat
kajian terhadap NU cenderung bernada pejoratif. tetap ada, termasuk terhadap perkembangan
NU Studies ingin berbalik sebagai pelaku, peneliti, kajian dinamika gerakan dan kelompok-kelompok
dan penutur atas dirinya sendiri tanpa melalui Islam seperti Muhammadiyah. Kaitannya dengan
orang lain yang mengatasnamakan obyektivitas Muhammadiyah studies, dinamika organisasi yang
dan akademis. NU Studies merupakan himpunan terus bergeliat menjadikan banyak aspek yang
tradisi, pencerahan dan kritisisme, yang berakar masih bisa dikaji, khususnya aspek pendidikan,
dalam khazanah kognitif dan praksis NU sebagai sosial, dan politik. Bahkan, pada bulan Desember
mayoritas umat beragama di Indonesia (Baso, tahun 2012 lalu diselenggarakan The International
2006: 21). Sementara itu, Ghifari Yuristiadhi Research Conference on Muhammadiyah (IRCM)
menggunakan istilah Studi Muhammadiyah dan dengan tema Discourse on the Search for a
Muhammadiyahnis untuk menyebut kajian- Renewed Identity of Muhammadiyah for its Post-
kajian terhadap Muhammadiyah. Istilah ini Centennial Era di Universitas Muhammadiyah
menisbahkan pada para peneliti tentang Indonesia Malang. Seminar itu ditengarai hajatan terbesar
yang disebut dengan indonesianis (Yuristiadhi, yang membahas gerakan Islam di Indonesia
2015: 503) dengan menghadirkan 59 peneliti lokal dan asing
Beberapa tahun lalu disinyalir bahwa minat yang mempunyai perhatian besar dalam kajian
kajian Islamic Stuides di Indonesia di mata peneliti tentang Muhammadiyah dalam berbagai bidang
internasional mengalami penurunan. Islamic (Suara Muhammadiyah, 02/98, 16-31 Januari
Studies di Indonesial dinilai tidak menarik lagi dan 2013: 40-41).
sudah sampai titik jenuh. Majalah Tempo Edisi Muhammadiyah Studies adalah kajian-kajian
14-20 November 2011 silam menurunkan laporan terhadap gerakan yang didirikan oleh Ahmad
khusus tentang minat yang rendah terhadap Dahlan ini dalam berbagai dimensi dan pendekatan.
Indonesia dalam beberapa aspek, politik, budaya, Dalam waktu yang sama, Muhammadiyah

272
Muhammadiyah Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan Islam di Indonesia
Mutohharun Jinan

Studies juga merupakan suatu pendekatan Transformasi Muhammadiyah Studies:


dalam menelaah dinamika gerakan Islam yang Konteks dan Pendekatan
sudah berusia lebih dari seabad ini. Zuly Qodir, Transformasi kajian tentang Muhammadiyah
menyebutkan Muhammadiyah Studies berarti dapat dipetakan dalam kerangka keilmuan
menyajikan Muhammadiyah dalam perspektif yang berkembang pada pada periode tertentu.
Muhammadiyah sebagai subjek sekaligus objek Transformasi adalah perubahan satu bentuk
dalam pendekatan subaltern theory atau dalam ke bentuk yang lain. Perubahan mengandaikan
bahasa lain menulis Muhammadiyah dalam adanya sesuatu yang berbeda dari bentuknya yang
pendekatan pribumi atau mungkin bahasa semula, meskipun bentuk yang lama tidak hilang
sekarangnya adalah perspektif poskolonial bukan sama sekali. Transformasi terjadi karena adanya
kolonialis apalagi islamic studies yang cenderung proses dialektika antara satu entitas dengan
Amerika-Eropa sentris. Qodir menyuguhkan entitas lain, sehingga bersifat historis yang terikat
potret ringkas tentang Muhammadiyah dalam oleh waktu yang berbeda. Transformasi juga bisa
periode sepuluh tahun terakhir. Dimaksudkan terjadi karena adanya dialektika antara tradisi dan
untuk memberikan catatan-catatan pada publik reformasi (Kleden, 1988: 152).
terkait Muhammadiyah yang sedang berada
Penulis mengklasifikasikan kajian terhadap
dalam pergolakan hebat baik datang dari internal
Muhammadiyah dalam tiga konteks epistemologi
Muhammadiyah, internal Islam, dari pengaruh
keilmuan. Pertama pada masa perdebatan fiqiyah
nasional dunia politik, ekonomi, dan budaya,
dan tradisi mitologi yang kuat di kalangan umat
serta dari pengaruh global yang nyaris tidak dapat
Islam di Indonesia antara periode 1912-1950.
dibendung. (Qodir, 2010: 14). Memasuki era new
Kedua, periode dimana kajian Muhammadiyah
media sebagai perangkat mengkomunikasikan
menjadi bagian dari Islamic Studies modern
gagasan dan wacana, Muhammadiyah Studies
dengan pendekatan ala Eropa-Amerika. Periode
turut serta masuk dalam arena dan pusaran budaya
populer. Bentuk kajian terhadap Muhammadiyah ini antara tahun 1950-2000. Ketiga, konteks
tidak saja dalam bentuk buku dan jurnal yang keilmuan dan ragam pendekatan serta tema-
kaku, tetapi juga melalui buku-buku populer tema baru yang menjadi bagian dari popular
semacam novel dan film. culture. Kajian Muhammadiyah ditandai
dengan munculnya gerakan kaum muda dan
Muhammadiyah Studies, juga menunjukkan
keinginan Muhammadiyah mempertahankan
posisi penting Muhammadiyah sebagai bagian dari
diri dari transnasionalisasi paham agama. Ciri
proses pergerakan. Sebagai sebuah gerakan Islam,
penting lainnya kajian yang menempatkan
Muhammadiyah telah mencapai tahap ortodoksi,
Muhammadiyah menjadi bagian dari komodifikasi
suatu tahap terakhir dari gerakan keagamaan
agama dan kapitalisasi agama. Periode ini terjadi
setelah sebelum menjadi kelompok dalam klater
pada tahun 2000 hingga sekarang masih terus
sekte dan denominasi (van Bruinessen, 1995:
berlangsung.
225). Posisi ortodoksi selain tetap mengambil
peran dan mewarnai dinamika keilmuan dan Konteks keilmuan pada waktu Muhammadiyah
kemasyarakatan, juga selalu menjadi sasaran kritik berdiri hingga sekitar tahun 1950-an adalah lebih
dan sandaran kegagalan. Oleh karena posisinya bersifat ideologis. Beragam kelompok keagamaan
sebagai kelompok pendahulu dan sudah sangat lebih banyak terlibat dalam polemik yang bersifat
lama mempengaruhi keberagamaan masyarakat, ideologis dan masalah-masalah furu (cabang),
dalam catatan Ricklefs, Muhammadiyah masalah-masalah yang tidak prinsip. Gambaran
bersama NU menempati posisi sebagai kelompok tentang epistem pengetahuan pada periode ini
defensif dalam pergulatan baru keagamaan dan disajikan dengan menarik oleh Deliar Noer (1982).
perkembangan sosial-politik di Indonesia diawal Selain itu, konteks zaman kolonialisme juga sangat
abad ini (Ricklefs, 2013: 450). besar pengaruhnya dalam upaya memahami

273
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015
halaman 269-280

gerakan Islam. Tujuan dan minat kajian terhadap bersentuhan dengan paradigma interpretatif yang
Islam dan Muhammadiyah untuk kepentingan dan lebih subjektif.
dalam kerangka kolonialisme. Dalam konteks inilah Paradigma interpretatif sesungguhnya
Muhammadiyah Studies berkisar tentang karya- menganut pendirian sosiologi keteraturan
karya yang menunjukkan semangat kebangkitan. seperti halnya fungsionalisme, tetapi mereka
Diantara buku-buku yang dimaksud adalah Derita menggunakan pendekatan objektivisme dalam
Seorang Pemimpin (Hidup dan Perjuangan Ki analisis sosialnya sehingga hubungan mereka
Bagus Hadi Kusumo). Sementara tema-tema dengan sosiologi keteraturan bersifat tersirat.
yang terangkat di sekitar masalah-masalah fikih Mereka ingin memahami kenyataan sosial menurut
dasar dan pembinaan akhlak masyarakat muslim. apa adanya, yakni mencari sifat yang paling dasar
Tahun 1957 Mukti Ali mengawali kajian akademis dari kenyataan sosial menurut pandangan subjektif
tentang Muhammadiyah dalam karyanya untuk dan kesadaran seseorang yang langsung terlibat
menyelesaikan master. Risetnya berjudul The dalam peristiwa sosial bukan menurut orang
Muhammadiyah Movement: A Bibliographical lain yang mengamati. Pendekatannya cenderung
Introduction. nominalis, antipositivis dan ideografis. Kenyataan
Pada periode kedua kajian terhadap sosial muncul karena dibentuk oleh kesadaran
Muhammadiyah memasuki fase Islamic Studies dan tindakan seseorang. Karenanya, mereka
dimana orang-orang Eropa mulai masuk ke berusaha menyelami jauh kedalam kesadaran dan
Indonesia melakukan penelitian tentang gerakan subjektivitas pribadi manusia untuk menemukan
Islam, termasuk Muhammadiyah. Kajian terhadap pengertian apa yang ada di balik kehidupan sosial.
Muhammadiyah dilakukan secara akademis Sungguhpun demikian, anggapan-anggapan dasar
dalam pengertian melihat Muhammadiyah mereka masih tetap didasarkan pada pandangan
sebagai fenomena sosial, ekonomi, politik, dan bahwa manusia hidup serba tertib, terpadu dan
kebudayaan. Pendekatan yang dikedepankan juga rapat, kemapanan, kesepakatan, kesetiakawan.
dengan pendekatan sosiologis dan antropologis Pertentangan, penguasan, benturan sama sekali
bukan semata-mata pendekatan religi. Paradigma tidak menjadi agenda kerja mereka. Perumus
ilmu-ilmu sosial pada periode setelah 1950-an teori ini yakni mereka yang penganut filsafat
adalah paradigma fungsionalisme dan interpretatif fenomenologi antara lain Dilttey, Weber, Husserl,
(fenomenologis). dan Schutz.
Paradigma fungsionalisme sesungguhnya Kebanyakan penelitian yang dilakukan oleh
merupakan aliran pemikiran yang paling banyak para pengamat cenderung berparadigma Weberian,
dianut di dunia. Pandangan fungsionalisme yaitu Muhammadiyah sebagai institusi keagamaan
berakar kuat pada tradisi sosiologi keteraturan. dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi. Mereka
Pendekatannya terhadap permasalahan berakar mencoba menjelaskan bagaimana agama dan
pada pemikiran kaum obyektivis. Pemikiran kebergamaan berperan dalam membangkitkan
fungsionalisme sebenarnya merupakan sosiologi semangat kapitalisme dan mendorong etos
kemapanan, ketertiban sosial, stabilitas sosial, kerja warga Muhammadiyah, atau sebaliknya
kesepakatan, keterpaduan sosial, ke setiakawanan, bagaimana perkembangan ekonomi berdampak
pemuasan kebutuhan, dan hal-hal yang nyata pada terpinggirnya kehidupan beragama. Dapat
(empirik). Namun demikian, sejak awal abad ke- dideskripsikan di sini beberapa riset yang termasuk
20, mulai terjadi pergeseran, terutama setelah dalam periode kedua ini, yang terpengaruh oleh
dipengaruhi oleh tradisi pemikiran idealisme kedua paradigma keilmuan tersebut, antara
Jerman seperti pemikiran Max Weber, Geroge Geertz, Peacock, Nakamura, Mulkhan, dan Alwi
Simmel dan George Herbet Mead. Sejak saat itu Shihab. Tentu saja masih banyak peneliti lain,
banyak kaum fungsionalis mulai meninggalkan Ghifari Yuristiadi telah melakukan klasifikasi
rumusan teoretis dari kaum objektivis dan mulai para peneliti Muhammadiyah lokal dan asing.

274
Muhammadiyah Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan Islam di Indonesia
Mutohharun Jinan

Diantara peneliti asing yang perthatian terhadap James L. Peacock dalam risetnya Purifiying
Muhammadiyah adalah Deliar Noer, Clifford of the Faith: The Muhammadiyah Movement
Geertz, Herman L. Beck, Hisanori Kato, Howard in Indonesia Islam, memilih Muhammadiyah
M. Federspiel, James L. Peacock, John R. Bowen, sebagai gerakan pemurnian Islam terbesar di
Julia Day Howell, Jung Eunsook, Kim Hyung- Indonesia (Peacock, 1982: 2). Dalam penelitiannya
jun, Leslie H. Palmier, M. B. Hooker, Mitsuo ditemukan pandangan keagamaan puritan
Nakamura, Pieternella van Doorn-Harder, Robin Muhammadiyah berhasil membina jaringan
Bush, dan Selly White (Yuristiadi, 2015: 510). lembaga pendidikan, rumah sakit, dan lembaga
kesejahteraan rakyat. Dengan pendekatan
Geertz memang tidak pernah menulis
etnografis, Peacock menempatkan gerakan
buku tentang Muhammadiyah secara khusus.
Muhammadiyah dalam konteks perubahan sosial
Muhammadiyah menjadi bagian dari risetnya
yang luas di Indonesia dengan memanfaatkan teori
tentang agama Jawa dan mengelompokkan Weber tentang tipologi gerakan dan teori Erikson
aktivis Muhammadiyah sebagai santri puritan. tentang kepribadian tokoh. Guna melengkapi
Dalam kajiannya, Abangan, Santri, Priyayi dalam kajiannya Peacock melakukan perjalanan ke
Masyarakat Jawa (1981), Geertz menyebut berbagai wilayah di Indonesia untuk melihat
kelompok puritan santri sebagai varian yang perkembangan Muhammadiyah. Kesimpulan
menguasai pasar. Pertama-tama Geertz Peacock agak berbeda dengan temuan lain bahwa
menjelaskan struktur sosial di Jawa menjadi tiga gerakan purifikasi Muhammadiyah memang
bagian yaitu desa, pasar, dan birokrasi. Ketiga mendorong tumbuhnya amal usaha sosial
struktur tersebut masing-masing dihubungkan dan pendidikan namun gerakan ini tidak bisa
dengan varian agama abangan, santri, dan priyayi. membangkitkan etos ekonomi sebagaimana para
Sistem keagamaan desa biasanya terdiri dari suatu puritan di Eropa.
integrasi yang berimbang antara unsur-unsur Peacock menekankan arti penting gerakan
animisme, Hindu, dan Islam. Suatu sinkretisme purifikasi dengan menyebutkan sejumlah ciri
dalam masyarakat yang merupakan tradisi rakyat guna membedakan dengan gerakan Islam lain.
yang sebenarnya. Tradisi agama abangan yang Gerakan purifikasi mendesakkan paham kembali
pada pokoknya terdiri dari pesta ritual yang kepada kebenaran yang pokok agama Islam sesuai
dinamakan slametan, satu kompleks kepercayaan dengan al-Quran dan as-Sunnah. Masih menurut
Peacock, purifikasi terhadap pemahaman doktrin
yang luas dan rumit tentang roh-roh, dan
maupun pelaksanaan syariah pada intinya
seperangkat teori dan praktik penyembuhan, ilmu
merupakan suatu kebutuhan yang mendesak bagi
tenung, dan ilmu gaib. Diasosiasikan dengan cara
upaya menjaga ortodoksi dari berbagai pengaruh
yang luas dan umum dengan kehidupan petani di
yang datang dari luar Islam, baik dalam bentuk
pedesaan (Jawa).
mistisisme, magi, dan animisme yang secara tidak
Sedangkan, struktur pasar merupakan basis sadar dimasukkan ke dalam doktrin Islam. Dalam
ekonomi varian santri, yang menekankan aspek- proses ini pula sebenarnya keinginan untuk
aspek Islam dan pada umumnya diasosiasikan menyingkap ajaran Islam yang asli dan murni
dengan unsur pedagang (dan juga unsur-unsur dapat terpenuhi. Hanya dengan memurnikan
tertentu pada kaum tani). Santri terdiri dari dua pemahaman terhadap doktrin inilah sebenarnya
subvarian, santri (Islam) sinkretis dan santri orang Islam dapat menangkap rasionalitas aspek
(Islam) murni. Adapun, birokrasi bermula kehidupan modern dewasa ini (Peacock, 1978: 18).
dari elite Hindu Jawa yang mengembangkan Penelitian Abdul Munir Mulkhan (1998)
tradisi keraton yang sangat halus, kesenian yang tentang bagaimana gerakan Muhammadiyah di
kompleks, musik, dan sastra. Varian priyayi, yang pedesaan menarik dikemukakan di sini. Dalam
menekankan aspek-aspek Hindu dan diasosiasikan risetnya yang berjudul Islam Murni dalam
dengan unsur birokrasi (Geertz, 1981: 5-6). Masyarakat Petani, Mulkhan dengan pendekatan

275
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015
halaman 269-280

sosiologis, menemukan bahwa Islam murni di kalangan abangan semakin banyak yang tertarik
daerah pedesaan bisa bertahan setelah melakukan untuk menjadi santri, bergerak menuju ke arah
berbagai modifikasi dan penyesuaian yang pengamalan ajaran Islam yang sebenarnya. Oleh
dipengaruhi oleh situasi sosial politik setempat. karena itu, Nakamura sebenarnya telah menawar
Masyarakat petani menerima Islam murni setelah kan pembahasan amat penting tentang budaya
disesuaikan dengan pola hidup petani. Sebaliknya, santri (Nakamura, 1983: 2012).
pihak Islam murni melalui peran elite di tingkat Penting dikemukakan di sini penelitian
lokal melakukan modifikasi (pelonggaran) untuk tentang Muhammadiyah yang mengaitkan
memperoleh massa yang lebih banyak. Islam dengan persoalan pluralitas agama. Semenjak
murni sulit berkembang di desa ketika aktivis masuknya agama Kristen di Indonesia, kerukunan
syariah mendominasi. Penelitian Mulkhan antarumat beragama lebih diwarnai oleh konflik
menemukan, Islam murni di pedesaan menjadi antara Islam dan Kristen, karena agama Kristen
banyak varian (Muhammadiyah-NU, Marhaenis- tersiar bersamaan dengan pemerintahan kolonial
Muhammadiyah, Al-Ikhlas, dan Kyai Dahlan). Belanda yang selalu merugikan umat Islam.
Kompleksitas penganut Islam murni di pedesaan Kerjasama misionaris Kristen dengan kolonial
menepis anggapan bahwa gerakan purifikasi semakin menambah kecurigaan dan kebencian di
keagamaan hanya cocok dan tumbuh pesat di kalangan umat Islam terhadap Kristen sehingga
perkotaan. Meluasnya Islam murni ke pedesaan hubungan antar keduanya selalu diliputi rasa
dengan pengikut mayoritas petani, tidak dendam. Kondisi psikologis semacam ini masih
menghilangkan TBC seperti tesis rasionalisasi diperparah lagi dengan kebijakan Belanda yang
dan the disenchantment of the world. Menurut tidak adil terhadap Islam. Menurut Alwi Shihab,
Mulkhan, gerakan Islam murni di pedesaan kondisi itulah yang menjadi salah satu pemicu
bukan karena rasionalisasi tetapi karena krisis utama munculnya semangat keagamaan KH
sosial, politik, dan keagamaan (merosotnya peran Ahmad Dahlan yang menggebu-gebu yang pada
ahli syariah), sehingga ditemukan empat varian gilirannya membidani lahirnya Muhammadiyah
di kalangan warga Muhammadiyah lantaran (Shihab, 1999: 21). Melalui buku yang provokatif
tidak adanya ikatan yang kuat antaranggota dan ini, penulis menjelaskan sejarah Islam di Indonesia
merosotnya ketaatan kepada pemimpin (Mulkhan, pada awal abad ke-20, khususnya berkaitan dengan
1998: 227). upaya Muhammadiyah membendung arus gencar
kristenisasi yang ditopang oleh kebijakan kolonial
Proses islamisasi merupakan proses yang
pemerintah Belanda. Selain secara menarik
masih akan terus berlangsung sebagaimana
mengajak pembacanya melakukan eksplorasi-
tesis Nakamura. Nakamura mengkaji sejarah
intelektual mengenai sejarah hubungan Muslim-
proses islamisasi di Kota Gede, Yogyakarta
Kristen --sejak tahun 1912, melewati era Sukarno,
dengan menjadikan Muhammadiyah sebagai
hingga masa-masa Orde Baru-- berikut pelbagai
objek kajian. Etos kerja orang Muhammadiyah
aspek kontroversinya, buku ini juga menyoroti
menggerakkan roda ekonomi masyarakat melalui
sebab-sebab utama yang memicu ketegangan
pengusaha dan pengrajin perak. Melalui kajian
antara kedua kelompok tersebut dan mengusulkan
antropologis, Nakamura berusaha membuktikan
cara agar ketegangan dapat dikurangi. Sebuah
bahwa islamisasi di Indonesia masih terus
buku penting untuk masyarakat Indonesia yang
berlangsung, bukan saja dalam arti Islam terus
plural dan yang tengah berada di era global.
menyebar di kalangan kaum pagan, tetapi juga
banyak komunitas yang telah mengaku memeluk
agama Islam sejak beratus-ratus tahun yang lalu Pergeseran Isu dan Metode
menjadi semakin dekat dengan ajaran Islam Muhammadiyah Studies
yang sebenarnya. Dengan kata lain, Nakamura Periode ketiga Muhammadiyah Studies
menegaskan bahwa orang-orang yang berasal dari adalah ketika memasuki mellienium baru

276
Muhammadiyah Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan Islam di Indonesia
Mutohharun Jinan

bersamaan dengan usia gerakan ini mencapai Pada periode ini juga muncul kajian baru
100 tahun. Seiring dengan perkembangan wacana tentang Muhammadiyah dan pariwisata sebagai
keilmuan di dunia internasional, kajian terhadap bentuk dialog gerakan ini dengan transformasi
gerakan-gerakan Islam di Indonesia mengalami keagamaan di masyarakat modern. Radjasa
pergeseran dari positivistik ke pos-postivistik. Mutasim, mengkaji transformasi pergeseran
Diktum-diktum resmi kajian Islam dan gerakan komunitas Muhammadiyah dalam merespon
Islam berubah dari gerakan modernis ke gerakan perkembangan pariwisata Borobudur berjalan
tradisionalis. Di era ketiga ini kajian dan upaya cukup dinamis. Dalam bukunya Agama dan
mendekatkan gerakan Islam dengan msyarakat Pariwisata: Telaah Atas transformasi Keagamaan
akademik dan masyarakat umum dilakukan Komunitas Muhammadiyah Borobudur,
dengan berbagai jalan. Bila sebelumnya hanya disebutkan pada awal tahun 1980 hingga tahun
diperkenalkan dengan buku yang bercorak 2000, warga Muhammadiyah di sekitar kawasan
akademis, sekarang dengan jalan media baru dan Borobudur bersikap reaktif dan beroposisi
buku-buku yang lebih populer antara lain melalui terhadap keberadaan pariwisata Borobudur
novel, komik, dan film. Dampaknya sungguh luar dengan pola keberagamaan yang eksklusif dan
biasa dalam kehidupan masyarakat. Melalui novel puritan. Pada perkembangan selanjutnya seiring
dan film masyarakat mengenal kegigihan aktivis meningkatnya tingkat pendidikan, mereka
yang mendirikan sekolah Muhammadiyah dan kemudian bersikap responsif partisipatif dengan
kegigihan aktivis gerak pembaharuan di Indonesia pola keberagaman yang inklusif kontekstual.Ia
dalam waktu singkat. menegaskan peningkatan pendidikan keagamaan
dan perluasan profesi masyarakat, serta kondisi
Diantara ciri penting Muhammadiyah Studies
pergeseran arena pariwisata menjadi semakin
pada periode ketiga ini adalah pergeseran isu
terbuka. Hal itu telah melahirkan perubahan sikap
dan metode kajian terhadap Muhammadiyah.
pada komunitas Muhammadiyah atas keberadaan
Konteks yang menyertai adalah guncangan
pariwisata Borobudur yang makin responsif-
internal yang cukup kencang dan budaya populer
partisipatif (Mutasim, 2013: 12).
(popular culture) yang menjadi tulang punggung
Beberapa argumen yang dikemukan Mutasim,
kehidupan masyarakat saat ini. Pada periode ini,
transformasi keagamaan yang terjadi pada
penting dikemukakan awal 2000-an, muncul
warga Muhammadiyah didorong oleh perubahan
arus baru di tingkat pusat Muhammadiyah.
struktur lingkungan tetapi juga oleh perubahan
Untuk memecahkan stagnasi, generasi muda
latar pendidikan para tokoh masyarakatnya.
melontarkan pandangan baru dalam menafsirkan
Tampak jelas ketika tokoh masyarakat
ajaran-ajaran Islam. Walaupun membawa angin
berlatar belakang pesantren dan bergelar Kyai,
segar, percobaan itu tidak memproduksi hasil
pemahaman agamanya bersifat akomodatif.
yang substansial, malah sering kali dianggap
Sementara itu, ketika pemimpinnya berasal
mengakibatkan konflik intern. Salah satu dari pendidikan formal dan profesi birokrat,
penyebabnya adalah percobaan itu dilontarkan pemahaman agamanya menjadi formalistik. Lalu
dan didiskusikan di tingkat ide-ide dari pada dengan para pemimpin yang sebagian besar guru
dalam bentuk tindakan nyata. Karena percobaan dan pegusaha, menjadikan pemahaman agamanya
itu tidak didampingi dengan hasil nyata dan tidak lebih terbuka dan terjadi proses akomodasi dan
berhubungan langsung dengan amal, ide-ide itu partisipasi terhadap pariwisata. Pola transformasi
susah diterima, malah dianggap sebagai upaya keagamaan yang terjadi pada era pariwisata saat
untuk memecah belah organisasi. Dokumentasi ini merupakan arus balik dari era pertanian yang
penting tentang arus baru tersebut dibukukan bersifat akomodatif sekaligus sebagai reaksi atas
dengan judul Muhammadiyah Progresif, Manifesto keberagamaan yang terlalu legalistik. Perubahan
Pemikiran Kaum Muda (Ghazali dkk. Eds., 2007). itu bukan hanya dipengaruhi, melainkan juga

277
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015
halaman 269-280

mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi terdalam ini yang mengilhami judul buku ini,
mereka. Saat pariwisata masih tertutup bagi Sang pencerah. Ada banyak fragmen cerita di
warga sekitar dan para aktor didominasi tokoh dalam buku ini, termasuk saat KH Ahmad Dahlan
keagamaan individual yang berbasis pendidikan masih kanak-kanak hingga ia hidup sebagai
formal Madrasah dan berprofesi sebagai birokrat, manusia dewasa. Meski berbalut label novel,
maka pilihan keberagamaan cenderung eksklusif namun beberapa orang beranggapan bahwa buku
dan puritan (Mutasim, 2013: 80-82). ini serupa dengan biografi KH Ahmad Dahlan
Sementara dari aspek metode kajian terbit sebab ia memuat kejadian-kejadian, kisah hidup
buku-buku novel, komik, dan film tentang dari sang pencerah ini. Itu artinya, meski dalam
Muhammadiyah yang tidak kalah menggetarkan bentuk novel namun kejadian yang dituliskan
jagad keislaman populer di Indonesia. Karya di dalamnya adalah nyata. Meski memang susah
penting dalam Muhammadiyah Studies dalam menakar sejarah dalah ranah fiksi, namun apa
konteks budaya populer adalah terbitnya novel yang ditulis dalam novel ini tidak melenceng dari
Laskar Pelangi (Hirata, 2005). Novel Laskar tatanan sejarah
Pelangi bercerita tentang kehidupan 10 anak yang Genre baru kajian terhadap Muhammadiyah
sekolah di SD dan SMP Muhammadiyah di pulau adalah terbitnya buku Komik Muhammadiyah
Belitong. Mereka semua berasal dari keluarga (Kurniawan, 2007). Komik ini berisi tentang
miskin. Sekolah mereka digambarkan sangat sejarah Muhammadiyah sejak berdiri hingga
memprihatinkan, bahkan nyaris roboh. Tetapi sekarang. Gambar dan ilustrasi yang disertakan
kehidupan dan sekolah yang sangat terbatas turut membantu memahami teks yang berkisah
tidak membuat mereka putus asa, melainkan tentang gerak langkah ormas Islam ini. Satu lagi
justru bersemangat. Novel ini membuka mata hal unik dari persyarikatan Muhammadiyah
masyarakat baik yang sudah mengenal atau yang merupakan sebuah inovasi dalam dunia
belum tentang perjuangan Muhammadiyah dalam seni bahkan dapat disebut sebagai gebrakan
berkontribusi untuk bangsa, utamanya dalam baru untuk mengenalkan serba-serbi tentang
bidang pendidikan. Dalam perkembangannya, Muhammadiyah. Komik ini banyak mengungkap
novel Laskar Pelangi diadaptasi dalam bentuk film, sejarah berdirinya Muhammadiyah dan juga
lagu dan drama musikal. Novel ini diterjemahkan bagaimana Islam ala Muhammadiyah itu
kedalam 18 bahasa asing dan dibaca oleh jutaan disebarkan. Cara ini dianggap efektif karena
orang di dalam dan luar negeri. anak-anak kecil dan para pemuda mungkin lebih
Novel dan film lain tentang Muhammadiyah menyukai penyampaian dalam bentuk komik ini
yang menggugah kesadaran masyarakat tentang daripada harus membaca buku-buku tebal atau
gerakan pembaruan adalah Sang Pencerah, buku-buku pelajaran tentang Muhammadiyah.
kisah tentang Ahmad Dahlan (Basral, 2010). Komik Muhammadiyah adalah sebuah buku
DengansettingKasultanan Ngayogyakarta sejarah yang unik dan menghibur. Buku komik
Hadiningrat yang budaya keagamaannya sinkretis, Muhammadiyah ini berupaya, agar generasi
karena meneruskan tradisi Mataram yang di- muda bangsa pada saat ini, mengenali bentuk-
Islam-kan para wali, maka sesaji menjadi kata bentuk perjuangan Islam dan organisasi Islam
kunci. Buku ini secara umum berusaha menyajikan dalam menyebarkan ajarannya. Pembuatan
kehidupan sehari-hari KH Ahmad Dahlan. Sisi komik ini merupakan bentuk nyata tajdid
manusia biasanya diungkap mulai dari hal-hal (pembaruan) dalam dunia seni dan pendidikan
yang terbilang kecil hingga sederet dilema hidup Muhammadiyah. Sebagaimana ditulis dalam
yang menekan batinnya. Selain itu, novel ini juga bagian akhir buku ini bahwa membentang kembali
berkisah mengenai pemikiran-pemikiran KH jalan sejarah perjuangan organisasi-organisasi
Ahmad Dahlan yang memang dikenal sebagai Islam di Indonesia merupakan langkah yang
pembaharu dan pendobrak tradisi. Pemikiran harus terus menerus dilakukan, hal ini berguna

278
Muhammadiyah Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan Islam di Indonesia
Mutohharun Jinan

untuk memberikan pemahaman kepada setiap banyak kritik atas kelambanan gerak dari pada
orang, bahwa Islam bukanlah sebuah agama yang aspek kekuatan dan keuletannya.
mengajarkan tentang kekerasan dan terorisme. Kajian terhadap Muhammadiyah baik yang
Komik Muhammadiyah menjadi metode baru berupa, penelitian, disertasi, buku, novel, dan
dalam kajian terhadap Muhammadiyah dalam film tentu bukan hanya seperti yang diuraikan di
menjawab tantangan zaman untuk senantiasa atas. Buku dan film tentang Muhammadiyah baik
berimprovisasi dan berinovasi yang mengarah yang disusun oleh aktivis dari dalam maupun dari
pada perbaikan di segala bidang. luar semakin meyakinkan bahwa Muhammadiyah
Tidak kalah menariknya, Muhammadiyah Studies tidak pernah lekang di makan zaman dan
Studies dipengaruhi oleh gerakan-gerakan terus bergulir seiring dengan konteks zaman dan
keagamaan transnasional yang masuk kedalam epistem pengetahuan yang berkembang dari waktu
Muhammadiyah (dan organisasi ortodoks ke waktu. Kedepan, Muhammadiyah Studies tetap
lainnya). Dalam buku Ilusi Negara Islam, akan menjadi daya tarik yang tinggi di kalangan
secara terang sejumlah aktivis Muhammadiyah akademisi dan budayawan, baik mengkritisi
dan NU memperlihatkan kegeramannya atas maupun yang mengapresiasi.
terjadinya infiltrasi paham lain ke dalam dua Para aktivis gerakan ini segera menyiapkan
ormas ini (Wahid, 2009). Penyusupan faham perangkat dokumentasi antara lain berupa jurnal,
dan gaya aksi gerakan Islam transnasional ke buku-buku, dan pusat studi Muhammadiyah
dalam Muhammadiyah merupakan bagian yang dapat menampung dan memberi informasi
dari perkembangan yang lebih umum, yaitu menyeluruh tentang gerakan yang mulai
memudarnya batas negara-bangsa. Sebagai akibat menapaki usia abad kedua yang sarat dengan
kebijakan ekonomi neoliberal dan perkembangan harapan dan kritik. Eksistensi dan perkembangan
teknologi komunikasi, peranan negara bangsa Muhammadiyah selama seratus tahun lampau
telah mundur dan berbagai aktor non-pemerintah, menunjukkan bahwa organisasi ini mempunyai
sebagiannya transnasional, mengambil peranan kekuatan yang luar biasa hingga menarik minat
lebih menonjol. untuk dikaji.Akan tetapi, posisi Muhammadiyah
sebagai organisasi terkemuka, popular, dan
progresif susah bertahan tanpa adanya upaya
PENUTUP revitalisasi pergerakan.
Para aktivis Muhammadiyah sejak
awal mampu berperan aktif dalam lapangan
DAFTAR PUSTAKA
persyarikatan, keumatan, dan kebangsaan.
Abdullah, Amin. 2006. Islamic Studies di
Muhammadiyah yang fokus pada bidang
Perguruan Tinggi, Pendekatan Integratif-
pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan sosial
Interkonektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
menjadikan gerakan ini bisa terus bertahan dan
berdiri di garda depan gerakan-gerakan Islam Alfian, 1989. Muhammadiyah: The Political
lainnya. Memang dalam usianya yang lebih Behavior of a Muslim Modernist
satu abad Muhammadiyah memiliki banyak Organization Under Dutch Colonialism.
kelebihan, tetapi juga tidak steril dari kelemahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kelemahannya antara lain jebakan rutinitas Baso, Ahmad. 2006. NU Studies: Pergolakan
yang sudah puluhan tahun kadang menjadi Pemikiran antara Fundamentalisme Islam
hambatan tersendiri untuk melakukan inovasi dan Fundamentalisme Neo-Liberal. Jakarta:
dan improvisasi gerakan yang sesuai dengan Erlangga.
perkembangan zaman. Karena itu kajian terhadap Basral, Akmal Nasery. 2010. Sang Pencerah.
Muhammadiyah di awal abad kedua adalah lebih Bandung: Mizan.

279
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015
halaman 269-280

Geertz, Clifford. 1981. Abangan, Santri, Priyayi Peacock, James L. 1982. Purifiying of the Faith:
dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka. The Muhammadiyah Movement in Indonesia
Ghazali, Abdurrahim. Dkk. 2007. Muhammadiyah Islam. Menlo Park, California: The Benjamin
Progresif: Manifesto Pemikiran Kaum Muda. Publishing Company.
Jakarta: JIMM-LESFI. Qoadir, Zuly. 2010. Muhammadiyah Studies:
Hirata, Andrea. 2005. Laskar Pelangi. Jakarta: Reorientasi Gerakan dan Pemikiran
Bentang Budaya. Memasuki Abad Kedua. Yogyakarta: Kanisius.
Hadikusuma, Djarnawi. 1969. Jalan Mendekatkan
Ricklefs, M.C. 2012. Muhammadiyah dan
Diri Kepada Allah. Yogyakarta: Persatuan.
Pemerintah. Kompas, 21 November.
Jainuri, Achmad. 2005. Ideologi Kaum Reformis.
Ricklefs, M.C. 2013. Mengislamkan Jawa:
Surabaya: LAPM.
Sejarah Islamisasi dan Penentangnya dari
Kleden, Ignas. 1988. Sikap Ilmiah dan Kritik
Kebudayaan. Jakarta: LP3ES. 1930 sampai Sekarang. Jakarta: Serambi.
Kurniawan, Rizaluddin, dkk. 2007. Komik Shihab, Alwi. 1999. Membendung Arus: Respon
Muhammadiyah. Jakarta: Dar Mizan. Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi
Mutasim, Radjasa. 2013. Agama dan Kristen di Indonesia. Bandung: Mizan.
Pariwisata: Telaah Atas transformasi Syamsuddin, Din. 2014. Muhammadiyah untuk
Keagamaan Komunitas Muhammadiyah Semua. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah
Borobudur,.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Van Bruinessen, Martin. 1995. Rakyat Kecil Islam
Mulkhan, Abdul Munir. 2000. Islam Murni dalam
dan Politik. Yogyakarta: Bentang.
Masyarakat Petani. Yogyakarta: Bentang
Wahid, Abdurrahman (ed.). 2009. Ilusi Negara
Budaya.
Islam: Ekspansi Gerakan Transnasional di
Nakamura, Mitsuo.1983. Bulan Sabit Muncul
dari Balik Pohon Beringin. Yogyakarta: Gajah Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Mada University Press. Yuristiadi, Ghifari. 2015. Studi Muhammadiyah
Nashir, Haedar. 2010. Muhammadiyah di Mata Muhammadiyahnis Lokal dan Asing:
Gerakan Pembaruan. Yogyakarta: Suara Perkembangan Tema, Locus dan Tempus
Muhammadiyah. Kajian (Sebuah Kajian Historiografis Awal),
Noor, Deliar. 1982. Gerakan Modern Islam Di dalam Maarif Jamuin, Internasionalisasi
Indonesia 1900-1945. Jakarta: LP3ES. Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah.
Peacock, James L. 1978. Muslim Puritan: Surakarta: Fairuz Media.
Reformist Psychology in Southeast Asian
Islam. Berkeley and London: University of
California Press.

280

You might also like