Professional Documents
Culture Documents
4 38 48 Faisal PDF
4 38 48 Faisal PDF
Abstract : Permit restriction pit-C along the river basins in Aceh Besar area can lead to
limited material of crushed stone for road pavement structure in the future, so we need an
alternative to the use of crushed stone material of hills or mountains.Basalt rock believed to
have the ability to desired requirements in accordance with the material specifications for
road construction. This study aims to investigate the characteristics of the Marshall mix
asphalt concrete AC-BC using basalt rock aggregate with asphalt penetration. 60/70 and an
additional used rubber tires, so as to reduce dependence on natural materials from the river.
The use of 4% grater used rubber tires has the highest stability 2512.04 kg. Increased stability
due to tire grated 1% variation of 6.23%, 2% at 13.68%, 17.39% 3%, 4% at 28.56% and 5%
at 25.31%.Value flow reached the highest value at 1% grater used rubber tires with a value of
4.3 mm and Marshall quotient values obtained at the highest 5% ie 734.96 kg/mm. VIM values
decrease with increasing values grater percentage of used rubber tires, while the value
increased VMA and VFB. Value durability of asphalt concrete AC-BC with a grater
percentage variation used rubber tires no eligible > 90% according to the specifications of the
Department of Public Works in 2010.
Keywords: Asphalt Concrete Binder Course (AC-BC), the characteristics of basalt rock
Marshall, and grater used rubber tires
Abstrak : Pembatasan izin galian C di sepanjang daerah aliran sungai di wilayah Aceh Besar dapat
menyebabkan terbatasnya material batu pecah untuk struktur perkerasan jalan di masa yang akan
datang, sehingga perlu suatu alternatif penggunaan material batu pecah dari perbukitan atau
pegunungan. Batuan basalt diyakini memiliki kemampuan untuk persyaratan yang diinginkan sesuai
dengan spesifikasi material untuk konstruksi jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Karakteristik Marshall campuranaspal beton AC-BC menggunakan agregat batuan basalt dengan Aspal
penetrasi.60/70 dan tambahan ban dalam bekas kenderaan roda 4, sehingga dapat mengurangi
ketergantungan terhadap material alam dari sungai. Tahapan awal penelitian adalah mencari Kadar
Aspal Optimum (KAO), kemudian dilakukan penambahan parutan ban dalam bekas kenderaan roda 4,
mulai dari 0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%. Darihasil penelitian penggunaan parutan ban dalam bekas
kenderaan roda 4 dapat membantu meningkatkan parameter Marshall, terutama nilai stabilitas.
Penggunaan 4% parutan ban dalam bekas kenderaan roda 4 mempunyai stabilitas tertinggi yaitu
2512,04 Kg. Nilai flow mencapai nilai tertinggi pada 1% parutan ban dalam bekas kenderaan roda 4
dengan nilai 4,3 mm dan nilai Marshall quotient tertinggi diperoleh pada 5 % yaitu 734,96 kg/mm.
Nilai VIM terjadi penurunan nilai seiring dengan peningkatan persentase parutan ban dalam bekas
kenderaan roda 4, sedangkan nilai VMA dan VFB terjadi peningkatan. Nilai durabilitas aspal beton AC-
BC dengan variasi persentase parutan ban dalam bekas kenderaan roda 4 tidak ada yang memenuhi
persyaratan > 90% sesuai dengan Spesifikasi Umum Departemen Pekerjaan Umum tahun 2010.
Kata kunci : Aspal Concrete Binder Course (AC-BC), Karakteristik Marshall Batuan Basalt, dan
Parutan Ban dalam bekas kenderaan roda 4
bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas Unsur utama dalam batuan basalt
vulkanik, plagioklas, piroksin.Amfibol dan berdasarkan Publikasi oleh Sucipta, E dan
mineral hitam. Kandungan mineral Vulkanik ini Sadisun, I.A dalam Buletin Geologi ITB, Vol.
hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt 32, No.3, Kandungan mineral batuan basalt
yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari adalah sebagai berikut :
batuan basalt yang bernama Gabbro (Anonim,
2012).
Laston (AC-BC)
Sifat-sifat Campuran
Halus Kasar
Kadar aspal efektif (%) 4,3 4,0
Penyerapan aspal (%) Maks. 1,2
Jumlah tumbukan per bidang 75
Rongga dalam campuran (%) (2) Min. 3,5
Maks. 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 15
Rongga Terisi Aspal (%) Min. 65
Stabilitas Marshall (kg) Min. 800
Maks. -
Pelelehan (mm) Min. 3
Marshall Quotient (kg/mm) Min. 250
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah perendaman selama 24 jam, 60 C (3) 80 *
Min.
Rongga dalam campuran (%) pada kepadatan membal (refusal)(4) 2,5
Min.
Sumber : (Anonim, 2010)
* Spesifikasi Campuran Aspal Panas tahun 2010
METODE PENELITIAN berupa abu batu dari agregat basalt dan bahan
Metode pengujian yang digunakan aditif berupa ban dalam bekas kenderaan roda
mengikuti prosedur AASHTO tahun 1990 dan 4.
standar Departemen Pekerjaan.
2.2 Pengujian material aspal
1.1 Pengujian material agregat Aspal yang digunakan dalam penelitian
Agregat kasar dan agregat halus yang ini adalah Aspal Pen.60/70 produksi Pertamina.
digunakan adalah dari jenis batu basalt yang
2.3 Pemilihan Gradasi agregat
dipecah dengan mesin pemecah batu (Stone
Kurva gradasi yang digunakan dalam
Crusher) yang berasal dari Desa Neuheun
penelitian ini adalah gradasi lapisan AC-BC,
Krueng Raya Kabupaten Aceh Besar. Filler
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.1.
2.4 Perencanaan Benda Uji dari 0 %, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%, pada
Jumlah benda uji dalam penelitian ini kadar aspal optimum dengan pengujian
sebanyak 51 buah benda uji. Benda uji yang rendaman 24 jam dalam waterbath pada
dibuat terdiri dari tiga kelompok yaitu : suhu 60oC dengan jumlah benda uji 18 buah.
1. Benda uji dengan variasi kadar aspal pen. Hasil perbandingan stabilitas dari
60/70 dalam campuran aspal beton (AC-BC) rendaman 24 jam dibandingkan stabilitas dari
dengan jumlah 15 buah benda uji. rendaman 30 menit, akan diperoleh nilai
Dari evaluasi parameter Marshall akan durabilitas.
diperoleh kadar aspal optimum (KAO)
2. Hasil dan Pembahasan
2. Pembuatan benda uji dengan variasi parutan
Hasil pengujian agregat, aspal dan
ban dalam bekas kenderaan roda 4 mulai
parameter Marshall untuk campuran aspal beton
dari 0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%, pada
(AC-BC) untuk variasi persentase aspal dan
kadar aspal optimum dengan pengujian
parutan ban dalam bekas kenderaan roda 4,pada
rendaman 30 menit dalam waterbath pada
kadar aspal optimum (KAO) disajikan pada
suhu 60oC dengan jumlah benda uji 18 buah.
pada Tabel 3.1, Tabel 3.2. Tabel 3.3 dan Tabel
3. Pembuatan benda uji dengan variasi parutan
3.4
ban dalam bekas kenderaan roda 4, mulai
Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Pengujian Marshall dengan Variasi Kadar Aspal Pen. 60/70
Tabel 3.4 Rekapitulasi hasil Pengujian Marshall untuk variasi parutan ban dalam bekas kenderaan roda 4
Karakteristik Variasi Kadar Parutan Ban dalam bekas kenderaan roda 4 Spesifikasi
No.
Campuran 0% 1% 2% 3% 4% 5% Dept. PU
1 Stabilitas (kg) 1953,89 2075,69 2221,25 2239,72 2512,04 2448,60 Min. 800
2 Flow (mm) 3,6 4,3 4,1 3,8 3,5 3,3 Min. 3
3 MQ (kg/mm) 552,77 479,77 537,88 590,20 726,34 734,96 Min. 250
4 Density(gr/cm3) 2.3379 2.3368 2.3366 2.3373 2.3377 2.3368 Min. 2
5 VIM (%) 4.21 4.18 4.12 4.01 3.92 3.89 3,5 - 5,0
6 VMA (%) 16.36 16.45 16.50 16.52 16.56 16.64 Min. 14
7 VFB (%) 74.26 74.59 75.06 75.73 76.32 76.65 Min. 63
8 Durabilitas (%) 78.15 69.49 64.66 64,71 89.64 76.64 Min. 80
Gambar 3.1 Grafik Hubungan Parameter Marshall dengan VariasiPersentase Parutan Ban dalam bekas kenderaan
roda 4
Gambar 3.1 menunjukkan nilai stabilitas penggunaan ban dalam bekas kenderaan roda 4
untuk semua variasi persentase parutan ban pada campuran aspal beton mampu
dalam bekas kenderaan roda 4 memenuhi meningkatkan ketahanan terhadap deformasi
persyaratan, yaitu > 800 kg. Stabilitas terus permanen akibat jejak roda kenderaan.
meningkat dari 0% sampai 4% parutan ban Penambahan bahan tambah seperti serbuk ban
dalam bekas kenderaan roda 4 dan terjadi dalam bekas kenderaan roda 4 ke dalam
penurunan pada 5% parutan ban dalam bekas campuran aspal dapat memberikan daya tahan
kenderaan roda 4. Penggunaan 4% parutan ban yang lebih baik terhadap suhu tinggi maupun
dalam bekas kenderaan roda 4 mempunyai beban lalulintas, dibandingkan dengan aspal
stabilitas tertinggi yaitu 2512,04 Kg, sedangkan tanpa bahan tambahan. Penambahan bahan
stabilitas terendah diperoleh pada 0% parutan tambah pada aspal dapat memberikan indikasi
ban dalam bekas kenderaan roda 4 dengan nilai untuk memperbaiki ketahanan geser pada suhu
stabilitas 1953,89 Kg. Pada variasi parutan ban tinggi sehingga mencegah terjadinya kerusakan.
dalam bekas kenderaan roda 4 terjadi Untuk nilai flow aspal beton AC-BC
peningkatan stabilitas untuk 1% sebesar 6,23%, menunjukkan peningkat dari penggunaan 0%
2% sebesar 13,68%, 3% sebesar 17,39%, 4% sampai 1% parutan ban dalam bekas kenderaan
sebesar 28,56% dan 5% sebesar 25,31%. Hasil roda 4, kemudian terus menurun secara
yang diperoleh sesuai dengan penelitian dari signifikan mulai dari 2% sampai 5% parutan
Sugianto, G, (2008) pada yang mengatakan ban dalam bekas kenderaan roda 4. Nilai flow
45 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
mencapai nilai tertinggi pada 1% parutan ban walaupun penurunan yang terjadi tidak terlalu
dalam bekas kenderaan roda 4 dengan nilai 4,3 besar. Penurunan ini disebabkan semakin
mm. Dari grafik di atas, nilai flow dari semua banyak bahan pengikat terutama bahan aditif
variasi parutan ban dalam bekas kenderaan roda parutan ban dalam bekas kenderaan roda 4 yang
4 masih memenuhi spesifikasi yaitu > 3 mm, mengisi pori-pori atau rongga antar agregat
sehingga perubahan bentuk (deformasi plastis) Dari variasi persentase parutan ban dalam bekas
akibat pembebanan bisa terhindar dari kenderaan roda 4, nilai VIM yang masih
keretakan. memenuhi persyaratan untuk campuran aspal
Nilai Marshall quotient campuran aspal beton AC-BC yaitu masih dalam 3,5% sampai
beton AC-BC dengan variasi parutan ban dalam dengan 5,0%.
bekas kenderaan roda 4 turun dari 0% sampai Pada Gambar 3.1 menunjukkan semakin
1% kemudian meningkat kembali pada 1% meningkatnya jumlah persentase parutan ban
hingga 5%. Nilai Marshall quotient tertinggi dalam bekas kenderaan roda 4 dari 0% sampai
diperoleh pada 5 % yaitu 734,96 kg/mm dan 5%, maka nilai VMA atau rongga antar butir
terendah pada 1% yaitu 479,77 Kg/mm, agregat campuran aspal beton AC-BC semakin
kemudian meningkat kembali hingga 5% meningkat, karena semakin banyak aspal
parutan ban dalam bekas kenderaan roda 4. dengan tambahan bahan aditif parutan ban
Nilai Marshall Quotient campuran aspal beton dalam bekas kenderaan roda 4 yang
AC-BC dari semua variasi parutan ban dalam menyelimuti butir agregat, sehingga
bekas kenderaan roda 4 masih memenuhi membentuk selimut butir agregat yang tebal,
persyaratan untuk nilai Marshall Quotient yaitu akibatnya rongga antar agregat semakin besar.
> 250 kg/mm. Dari gambar di atas terlihat bahwa nilai VMA
Nilai Density dari berbagai variasi masih memenuhi persyaratan yaitu lebih besar
persentase parutan ban dalam bekas kenderaan dari 14% pada persentase parutan ban dalam
roda 4 terjadi peningkatan dengan bekas kenderaan roda 4 dengan menggunakan
bertambahnya persentase parutan ban dalam material Basalt.
bekas kenderaan roda 4, walaupun Nilai VFB terjadi peningkatan seiring
peningkatannya tidak terlalu besar. dengan bertambahnya persentase parutan ban
Dari hasil perhitungan menunjukkan nilai dalam bekas kenderaan roda 4, walaupun
Density pada semua variasi persentase parutan peningkatan nilai VFB tidak terlalu besar.
ban dalam bekas kenderaan roda 4 memenuhi Meningkatnya nilai VFB disebabkan
persyaratan yaitu lebih besar dari 2 gr/ cm3. bertambahnya persentase parutan ban dalam
Gambar 3.1, menunjukkan terjadi bekas kenderaan roda 4 dalam campuran aspal
penurunan nilai VIM dari 0% sampai 5% beton AC-BC sehingga aspal dan parutan ban
parutan ban dalam bekas kenderaan roda 4, dalam bekas kenderaan roda 4 banyak mengisi
pori-pori atau rongga campuran serta semakin 2. Penggunaan 4% parutan ban dalam bekas
tebalnya selimut material. Nilai VFB masih kenderaan roda 4 mempunyai stabilitas
memenuhi persyaratan untuk campuran aspal dan durabilitas tertinggi yaitu 2512,04
beton AC-BC yaitu lebih besar dari 63%. Kg dan 89,64%. Semua nilai parameter
Nilai durabilitas campuran beton AC-BC Marshall dari variasi parutan ban dalam
menggunakan batuan basalt dengan variasi bekas kenderaan roda 4 memenuhi
persentase parutan ban dalam bekas kenderaan persyaratan sesuai dengan spesifikasi
roda 4, terjadi penurunan dari 0% sampai 2% tahun 2010. Untuk nilai durabilitas yang
kemudian meningkat kembali sampai 4%. Nilai memenuhi syarat hanya campuran aspal
durabilitas aspal beton AC-BC dengan variasi beton AC-BC dengan tambahan 0%, 4%
persentase parutan ban dalam bekas kenderaan dan 5% parutan ban dalam bekas
roda 4 tidak ada yang memenuhi persyaratan > kenderaan roda 4.
90% sesuai dengan spesifikasi tahun 2010,
4.2 Saran
karena dalam spesifikasi tahun 2010, campuran
Pada penelitian ini yang ditinjau hanya
aspal beton menggunakan bahan aditif anti
untuk tambahan parutan ban dalam bekas
pengelupasan, sedangkan dalam penelitian ini
kenderaan roda 4 sebagai tambahan bahan
tidak menggunakan bahan aditif anti
pengikat, sehingga pertambahan parutan ban
pengelupasan. Bila mengacu pada spesifikasi
dalam bekas kenderaan roda 4 sedikit dalam
tahun 2006, nilai durabilitas yang disyaratkan
campuran aspal beton AC-BC menggunakan
adalah > 75%, maka yang memenuhi syarat
material batuan basalt. Diharapkan untuk
adalah 0%, 4% dan 5% parutan ban dalam
penelitian selanjutnya dapat dilihat pengaruh
bekas kenderaan roda 4.
parutan ban dalam bekas kenderaan roda 4
KESIMPULAN DAN SARAN sebagai substitusi agregat halus terhadap