You are on page 1of 11

Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL

ABSTARCT

MENGGUNAKAN KOMBINASI PASIR DAN

The research was conducted to illustrate the extent


of the effect of using a combination of sand fly-ash in a
mixture of constituent materials Latasir and optimize the use
of fine aggregate with a combined aggregate fraction
contrivance according to the job mix formula.
Tests carried out using the procedure SNI. If the
testing procedures are not on SNI, used other procedures
such as AASHTO and ASTM. The design asphalt content
(Pb) as well as the aggregate mix design using analytic
methods refer to the specifications of Highways (2010).
This research used sand of Mandi Angin Village
Banjar Regency of Banjarbaru city, and fly-ash coal
combustion waste results of Steam Power (power plant)
Asam-Asam Village Jorong Sub district of Tanah Laut
Regency and asphalt Pen 60/70 Ex-shell Singapore.
The research showed that the stability of Marshall
on a combination of the mixture (100/0, 75/25, 50/50, 25/75)
all mixtures satisfy the specifications of Highways. Flow on
the combination of the mixture (100/0, 75/25, 50/50, 25/75)
all mixtures satisfy the specifications of Highways. VFB on
the combination of the mixture (100/0, 75/25, 50/50, 25/75)
all mixtures satisfy the specifications of Highways. VIM on
a combination of the mixture (100/0, 75/25, 50/50, 25/75)
mixture satisfy all specifications, except mixtures of
Highways 25/75. VMA on the combination of the mixture
(100/0, 75/25, 50/50, 25/75) all mixtures satisfy the
specifications of Highways. MQ on a combination of the
mixture (100/0, 75/25, 50/50, 25/75) all mixtures satisfy the
specifications of Highways. The mixture can all be used as
road pavement material because it satisfy the standard
specification of Highways.

FLY-ASH PADA CAMPURAN LAPIS TIPIS


ASPAL PASIR KELAS A (SAND SHEET-A)
Muhammad Iqbal Akbar (iqbal7279@yahoo.com)
Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lambung Mangkurat
Ir. Yasruddin, MT
Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lambung Mangkurat

ABSTARK
Penelitian dilakukan untuk memberikan gambaran
sejauh mana pengaruh penggunaan pasir kombinasi fly-ash
pada material penyusun campuran Latasir serta
mengoptimalkan penggunaan agregat halus dengan
rancangan fraksi agregat gabungan sesuai dengan job mix
formula.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan
prosedur SNI. Jika prosedur pengujian tidak terdapat pada
SNI, digunakan prosedur-prosedur lain seperti AASHTO,
dan ASTM. Perancangan kadar aspal (Pb) serta rancangan
agregat campuran menggunakan metode analitis yang
mengacu pada Spesifikasi Bina Marga (2010).
Dalam penelitian ini digunakan Pasir sungai Desa
Mandi Angin Kota Banjarbaru Kabupaten Banjar, fly-ash
Hasil limbah pembakaran batubara Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) Desa Asam-Asam Kecamatan Jorong
Kabupaten Tanah Laut dan aspal Pen 60/70 shell Exsingapore.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stabilitas
Marshall pada kombinasi campuran (100/0, 75/25, 50/50,
25/75) semua campuran memenuhi spesifikasi Bina Marga.
Flow pada kombinasi campuran (100/0, 75/25, 50/50, 25/75)
semua campuran memenuhi spesifikasi Bina Marga. VFB
pada kombinasi campuran (100/0, 75/25, 50/50, 25/75)
semua campuran memenuhi spesifikasi Bina Marga. VIM
pada kombinasi campuran (100/0, 75/25, 50/50, 25/75)
semua campuran memenuhi spesifikasi Bina Marga kecuali
campuran 25/75. VMA pada kombinasi campuran (100/0,
75/25, 50/50, 25/75) semua campuran memenuhi spesifikasi
Bina Marga. MQ pada kombinasi campuran (100/0, 75/25,
50/50, 25/75) semua campuran memenuhi spesifikasi Bina
Marga. Campuran tersebut semuanya dapat dimanfaatkan
sebagai bahan perkerasan jalan karena memenuhi standar
Spesifikasi Bina Marga.

PENDAHULUAN
Kebutuhan akan material agregat, baik agregat
halus maupun agregat kasar, dan material lainnya yang
terus
meningkat
seiring
dengan
perkembangan
pembangunan dan teknologi untuk bahan konstruksi secara
tidak langsung mempengaruhi setiap daerah dalam
mengambil kebijakan dalam pelaksanaan rencana
pembangunan jangka panjang maupun jangka pendek.
Lokasi material, khususnya agregat halus dan
ketersediaan agregat halus yang terbatas sehingga tidak
mencukupi kebutuhan produksi untuk pelaksanaan
pekerjaan Latasir sering terputusnya produksi Latasir.
Biaya operasional harga satuan pekerjaan juga semakin
mahal.
Di Provinsi Kalimantan Selatan pada umumnya
jenis agregat halus yang sering diproduksi untuk
pelaksanaan pekerjaan Latasir adalah agregat halus Barito,

Muhammad Iqbal Akbar Analisis karakteristik marshall menggunakan kombinasi pasir dan fly-ash pada campuran Lapis Tipis
Aspal Pasir Kelas A (sand sheet-A)

Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat


di daerah Berangas Kabupaten Barito Kuala. Jarak dan
waktu tempuh untuk pengambilan pasir cukup jauh dan
lama untuk sampai ke lokasi pekerjaan. Tetapi dengan
meningkatnya penggunaan agregat halus dari Barito, maka
tidak menutup kemungkinan biaya operasional harga
satuan pekerjaan juga akan mahal, hal tersebut tidak
mungkin terlayani hanya dengan mengandalkan
penggunaan agregat halus tertentu. Apabila diteliti lebih
lanjut, masih banyak lokasi agregat halus yang terbentang
di sepanjang wilayah Kabupaten Banjar. Seperti Desa
Mandi angin Kota Banjarbaru Kabupaten Banjar (agregat
halus Mandi angin) yang sama sekali belum termanfaatkan
secara optimal penggunaanya sebagai alternatif material
bangunan, khususnya pekerjaan Latasir. Latasir tergolong
jalan lalu lintas jenis perkerasan ringan.
Fly-ash atau abu terbang yang merupakan sisa-sisa
pembakaran batubara, yang dialirkan dari ruang
pembakaran melalui ketel berupa semburan asap. Tingkat
pemanfaatan abu terbang dalam produksi masih tergolong
sangat rendah. Kalau tidak dimanfaatkan bisa menjadi
ancaman bagi lingkungan. Pemanfaatan abu terbang dapat
mendatangkan efek pada tindak penyelamatan lingkungan.
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis campuran dan ketebalan lapisan perkerasan

suhu tertentu. Ketebalan lapisan LATASIR adalah 2,0 cm


1,5 cm dengan toleransi 2.0 mm.
Lapis Tipis Aspal Pasir memiliki fungsi :
a.

Sebagai lapis penutup

b.

Sebagai lapis aus

c.

Menyediakan permukaan jalan yang rata dan tidak


licin

Sifat-sifat dari lapis perkerasan Latasir antara lain


sebagai berikut :
a.

Kedap air

b.

Kenyal / fleksibel

c.

Tidak mempunyai nilai structural

d.

Peka terhadap penyimpangan dalam perencanaan


maupun pelaksanaan di lapangan

e.

Tahan terhadap keausan akibat lalu lintas di


atasnya

f.

Tahan terhadap pengaruh cuaca.

aspal nonstructural antara lain Lapis Tipis Aspal Pasir (Sand

Penggunaan Latasir biasanya dilaksanakan pada jalan


beraspal dengan persyaratan sebagai berikut :

Sheet, SS) Kelas A dan B. Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir)

a.

Stabil/permukaannya rata.

b.

Mulai retak-ratak atau mengalami degradasi

c.

Jalan yang melayani lalu lintas ringan sampai


sedang

d.

Cocok untuk melapis permukaan lantai jembatan


beton/semen.

yang selanjutnya disebut SS, terdiri dari dua jenis campuran,


SS-A dan SS -B. Pemilihan SS-A dan SS-B tergantung pada
tebal nominal minimum. Latasir Kelas A dengan ukuran
nominal butir agregat atau pasir 9,5 mm, dan Latasir kelas B
memiliki ukuran nominal agregat atau pasir 2,36 mm. Pada
umumnya ketebalan Latasir kelas A dan B masing-masing
2,0 cm dan 1,5 cm dengan toleransi 2,0 mm. Latasir pada
umumnya digunakan pada perencanaan jalan dengan beban
lalu lintas tidak terlalu tinggi ( 500.000 SST), tapi dapat
pula digunakan untuk pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan
sementara pada lalu lintas yang lebih tinggi. Latasir biasanya
memerlukan penambahan filler agar memenuhi kebutuhan
sifat-sifat yang disyaratkan.
Lapis Tipis Aspal Pasir merupakan lapis penutup
yang terdiri dari aspal keras dan pasir alam bergradasi

Pelaksanaan pekerjaan Latasir harus sesuai dengan


perencanaan yang disyaratkan dan memerlukan pengawasan
yang cermat, karena sangat peka terhadap penyimpangan
kadar aspal atau kekurangan filler. Kandungan-kandungan
aspal yang berlebihan akan mengakibatkan lapisan
campuran/perkerasan menjadi lembek dan pada waktu
pemadatan akan sulit mendapatkan lapisan yang stabil.
Filler yang berlebihan atau kadar aspal yang kurang akan
mengakibatkan campuran menjadi kaku dan akan terjadi
retak-retak pada waktu pemadatan, demikian juga
pengontrolan suhu pada saat pemadatan juga perlu
mendapat perhatian.

menerus yang dicampur, dihampar, dan dipadatkan pada

Muhammad Iqbal Akbar Analisis karakteristik marshall menggunakan kombinasi pasir dan fly-ash pada campuran Lapis Tipis
Aspal Pasir Kelas A (sand sheet-A)

Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat


didapatkan 95 % Nilai ini memenuhi spesifikasi nilai

METODE PENELITIAN
Langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah
Pertama persiapan alat uji penetrasi, alat uji titik lembek,
alat uji titik nyala dan titik bakar, alat uji daktilitas, alat uji
berat jenis, saringan standar (yang terdiri dari ukuran ,
, 3/8,#4, #8, #16, #30, #50 dan #200), oven, timbangan
berat, alat uji berat jenis (piknometer, timbangan, pemanas),
bak perendam dan tabung sand equivalent. Dan bahan yang
dipakai dalam penelitian ini yaitu Aspal Shell Ex-Singapura
Pen 60/70, fly-ash hasil limbah pembakaran batubara
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Desa Asam-asam
Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut dan pasir sungai
Desa Mandi Angin Kota Banjarbaru Kabupaten Banjar .
Setelah semua sudah disiapkan maka akan dilakukan

kelekatan agregat terhadap aspal yaitu minimal 95 %.


Pengujian titik lembek aspal bertujuan untuk
mengetahui suhu dimana aspal mulai mencapai titik
lembeknya sehingga bisa dijadikan patokan dalam pekerjaan
di lapangan untuk menentukan suhu maksimum yang
digunakan sebelum aspal menjadi lembek. Dari hasil
pengujian titik lembek didapatkan nilai suhu dimana aspal
mencapai titik lembeknya yaitu 57.75 C. Nilai ini
memenuhi spesifikasi nilai titik lembek untuk aspal
penetrasi 60/70 yaitu antara 48C 58C.
Dari hasil pengujian titik nyala (259C) dan titik
bakar (262C) Hasil ini memenuhi spesifikasi untuk aspal
penetrasi 60/70 yaitu titik nyala minimal 219 C.
Pengujian daktilitas pada aspal bertujuan untuk

pengujian material pada bahan tersebut. Apabila bahan tidak


memenuhi spesifikasi maka akan kembali kepengujian
material dan apabila bahan memenuhi spesifikasi maka
dilanjutkan dengan menghitung kadar aspal rencana. Setelah
didapat kadar aspal rencana dilakukan uji marshall pada
kadar aspal rencana untuk mendapatkan nilai Kadar Aspal
Optimum. Setelah didapatkan Kadar Aspal Optimum maka

mengetahui ketahanan aspal dalam mempertahankan sifat


aslinya terhadap perubahan misalnya air. Pada pengujian ini
aspal yang diuji memenuhi spesifikasi yaitu >100 cm. Berat
jenis aspal yaitu 1.046 pada pengujian ini aspal yang diuji
memenuhi spesifikasi yaitu 1.0
4.1.2 Pengujian Agregat Halus

dilakukan uji Durabilitas pada Kadar Aspal Optimum.

Pemeriksaan Sand Equivalent bertujuan untuk

Setelah itu dilakukan uji Marshall pada Kadar Aspal

menentukan kadar pasir dan kadar lumpur. Nilai rata-rata

Optimum

Sisa.

Sand Equivalent agregat halus Mandi angin yang didapat

Didapatkan hasil dan dilakukan pembahasan pada hasil

adalah sebesar 96.31 %, maka nilai kadar lumpur adalah

tersebut setelah selesai maka akan didapat kesimpulan pada

100% - 96.31 % = 3.69 %. Nilai pasir untuk agregat halus

penelitian ini dan penelitian ini selesai dengan memberikan

Mandi angin adalah 96.31 % > 45%, maka agregat halus

nilai

tersebut bisa digunakan untuk bahan bangunan. Karena nilai

untuk

karakteristik

mendapatkan

terhadap

nilai

semua

Stabilitas

campuran

yang

digunakan.

pasir 96.31 % melebihi syarat minimal nilai Sand Equivalent


yaitu sebesar 95% maka agregat halus tersebut tidak perlu

HASIL DAN PEMBAHASAN

dicuci terlebih dahulu karena kadar lumpurnya rendah.


Agregat

4.1.1 Pengujian Aspal

halus yang kadar lumpurnya rendah

akan

Pada pengujian penetrasi aspal di laboraturium

memberikan pengaruh yang baik pada perkerasan aspal,

didapatkan hasil bacaan pada alat yaitu 67, 70, 66, 68, 69,

karena akan menambah daya rekat aspal dan memberi

sehingga nilai penetrasi rata-rata aspal yang diuji adalah 68.

ketahanan yang baik pada campuran.

Dari hasil pengujian bisa disimpulkan aspal yang digunakan

Dari percobaan berat jenis agregat halus mandi

memenuhi syarat aspal penetrasi 60/70, yaitu nilai

angin didapatkan berat jenis (bulk) sebesar 2.70 , berat jenis

penetrasinya harus berada diantara 60 sampai dengan 70.

kering permukaan jenuh (SSD) sebesar 2.71 , berat jenis

Untuk

pengujian

kelekatan

agregat

terhadap

Aspal

Muhammad Iqbal Akbar Analisis karakteristik marshall menggunakan kombinasi pasir dan fly-ash pada campuran Lapis Tipis
Aspal Pasir Kelas A (sand sheet-A)

Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat


semu adalah 2.72 dan penyerapan airnya sebesar 0.261 ( <5

Tabel 4.15 Nilai karakteristik Marshall Latasir Kombinasi

% ).

campuran pasir Mandi Angin 75 % dan fly-ash PLTU Asamasam 25 %.

4.1.3 Pengujian Filler (Fly-ash)


Pengujian pada filler yaitu analisa saringan dengan
menggunakan saringan no.50 dan no.200. filler harus

Kadar Aspal

Karakteristik
Campuran

6%

7%

8%

9%

10 %

VIM (%)

6.968

5.938

5.353

3.924

2.580

VMA (%)

20.422

21.574

23.071

23.868

24.732

VFB (%)

70.118

78.148

83.485

91.826

99.791

669.672

734.381

780.991

768.221

671.894

2.78

2.30

2.82

2.95

2.95

2.396

3.150

2.730

2.565

2.298

merupakan agregat lolos saringan no.50 minimal 95% dan


juga lolos saringan no.200. Dari pengujian analisa saringan
persen lolos fly-ash adalah 98 %. dari pengujian didapatkan
nilai berat jenis (bulk) filler = 2.940 dan berat jenis semu =
2.940. sedangkan

nilai rata-rata Sand Equivalent fly-ash

yang didapat adalah sebesar 18.345 %, maka nilai kadar


lumpur adalah 100 % - 18.345 % = 81.655 %. Berat jenis
kering permukaan jenuh (SSD) sebesar 2.94 , berat jenis

Stabilitas
(kg)

semu adalah 2.94 dan penyerapan airnya sebesar 0 (< 5 %).


Flow (mm)

HASIL
MQ

Tabel 4.14 Nilai karakteristik Marshall Latasir Kombinasi

(kN/mm)

campuran pasir Mandi Angin 100 % dan fly-ash PLTU


Asam-asam 0 %.
Tabel 4.16 Nilai karakteristik Marshall Latasir Kombinasi
Kadar Aspal

campuran pasir Mandi Angin 50 % dan fly-ash PLTU Asam-

Karakteristik
Campuran
4%

5%

6%

7%

8%

asam 50 %.
Kadar Aspal

Karakteristik
VIM (%)

Campuran
7.199

6.187

5.411

4.346

3.137
VIM (%)

9%

10 %

11 %

12 %

13 %

5.504

5.246

3.467

5.076

5.171

25.474

27.171

27.683

30.686

32.499

86.149

89.660

98.375

94.860

96.662

569.513

657.069

661.925

555.306

557.045

2.90

2.76

2.51

2.66

2.68

1.197

2.334

2.638

2.035

2.011

VMA (%)
16.320

17.541

18.945

20.082

21.088
VMA (%)

VFB (%)
58.304

68.140

76.113

84.464

92.683

678.841

751.536

974.877

893.751

768.81

Stabilitas (kg)

VFB (%)

Stabilitas (kg)

Flow (mm)
Flow (mm)
2.86

2.44

2.58

2.60

2.81
MQ (kN/mm)

MQ (kN/mm)
2.368

3.019

3.698

3.367

2.794

Muhammad Iqbal Akbar Analisis karakteristik marshall menggunakan kombinasi pasir dan fly-ash pada campuran Lapis Tipis
Aspal Pasir Kelas A (sand sheet-A)

Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat


Tabel 4.17 Nilai karakteristik Marshall Latasir Kombinasi

kombinasi fly-ash Asam-asam pada kadar aspal optimum

campuran pasir Mandi Angin 25 % dan fly-ash PLTU Asam-

dengan kepadatan (density).

asam 75 %.

Density

Kadar Aspal
Karakteristik
Campuran

VIM (%)

13 %

14 %

15 %

16 %

17 %

9.980

8.755

8.333

9.043

7.603

2.4
2.3
2.2
2.1
2

Density
100/0

KAO

7.5 %

75/25
8.4 %

50/50

25/75

11 %

15 %

VMA (%)

36.352

37.133

38.451

40.480

41.071

Gambar 4.1 Hubungan Antara Kadar Aspal Optimum (%)


dengan Kepadatan Latasir Pasir Mandi Angin Kombinasi
Fly-ash Asam-Asam

VFB (%)

83.390

88.865

92.165

92.473

98.179

Stabilitas (kg)

409.132

488.386

474.593

486.971

307.713

Flow (mm)

2.76

2.60

2.34

2.66

2.70

Seperti terlihat pada gambar 4.1 semakin


bertambahnya campuran fly-ash , maka akan semakin rapat
campurannya. Hal ini disebabkan karena setiap penambahan
kadar fly-ash, rongga dalam campuran masih dapat terisi
oleh fly-ash sehingga campuran semakin rapat. Dalam
spesifikasi baru tidak ada persyaratan khusus mengenai
tingkat density. Pada umumnya nilai density dipergunakan
dalam persyaratan teknis dilapangan dimana density rerata
lapisan yang telah selesai dipadatkan tidak boleh kurang dari
96 % density laboraturium. Sebagai acuan disarankan
tingkat density > 2 gr/cc.

MQ (kN/mm)

1.455

1.822

1.990

1.784

1.178

B.

Stabilitas
Stabilitas campuran dalam

pengujian marshall

ditujukan dengan pembacaan nilai stabilitas yang dikoreksi


dengan angka tebal benda uji. Stabilitas merupakan
PEMBAHASAN
A.

Kepadatan (density )

kemampuan lapis perkerasan untuk menahan deformasi


akibat beban lalu lintas yang bekerja di atasnya, tanpa

Kepadatan merupakan tingkat kerapatan campuran setelah

mengalami perubahan bentuk seperti gelombang dan alur.

dipadatkan. Kepadatan (density) adalah berat campuran pada

Nilai stabilitas dipengaruhi oleh gesekan antar butiran

setiap satuan volume. Faktor- faktor yang mempengaruhi

agregat (internal friction), penguncian antar butir agregat

kepadatan adalah gradasi agregat, kadar aspal, berat jenis

(interlooking) dan daya ikat yang baik dari lapisan aspal

agregat, kualitas penyusunnya dan proses pemadatan yang

(kohesi), disamping itu proses pemadatan, mutu agregat, dan

meliputi suhu dan jumlah tumbukannya. Campuran yang

kadar aspal juga berpengaruh.

mempunyai nilai kepadatan akan mampu menahan beban


yang lebih besar jika dibandingkan dengan campuran yang
memiliki kepadatan rendah. Berikut ini adalah gambar
hubungan antara campuran Latasir pasir Mandi Angin

Muhammad Iqbal Akbar Analisis karakteristik marshall menggunakan kombinasi pasir dan fly-ash pada campuran Lapis Tipis
Aspal Pasir Kelas A (sand sheet-A)

Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat


Campuran yang memiliki nilai kelelehan (flow)

STABILITAS (kg)

yang rendah dan stabilitas yang tinggi, cenderung menjadi

1000

kaku dan getas(brittle), sedangkan campuran yang memiliki

800

nilai kelelehan (flow) yang tinggi dengan stabilitas yang


rendah cenderung plastis dan mudah berubah bentuk apabila

600

mendapatkan beban lalu lintas. Aspal terdiri dari komponen

400

STABILITAS
(kg)

200
0

memberikan warna cokelat atau hitam

pada aspal

sedangkan malteness dan oil yang juga akan mempengaruhi

100/0 75/25 50/50 25/75


KAO

utama yaitu asphaltenes dan maltesness. Aspphalteness yang

nilai flow.

7.5 % 8.4 % 11 % 15 %

FLOW (mm)

Spesifikasi
Gambar 4.2 Hubungan Antara Kadar Aspal Optimum (%)
dengan Stabilitas Latasir Pasir Mandi Angin Kombinasi
Fly-ash Asam-Asam
Dari gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pada
campuran Latasir

pasir Mandi angin kombinasi

4
3.5
3
2.5
2

fly-ash

100/0 75/25 50/50 25/75

Asam-asam, sesuai dalam spesifikasi baru, berada diatas


stabilitas minimal 200 kg yang di syaratkan. Akan tetapi
dengan bertambahnya kadar campuran fly-ash

pada

campuran Latasir dapat dilihat bahwa stabilitasnya menurun


seiring dengan bertambahnya kadar campuran fly-ash pada
campuran Latasir. Selanjutnya stabilitas turun menunjukkan

FLOW (mm)

KAO

7.5 % 8.4 % 11 % 15 %

Spesifikasi
Gambar 4.3 Hubungan Antara Kadar Aspal Optimum (%)
dengan Flow Latasir Pasir Mandi Angin Kombinasi
Fly-ash Asam-Asam

terlalu tebal film aspal yang menyelimuti agregat, sehingga


stabilitas menjadi menurun. Secara keseluruhan stabilitas
naik dengan bertambahnya kadar campuran pasir sampai
batas tertentu, begitu juga apabila penambahan kadar aspal
melebihi batas justru akan menurunkan nilai stabilitas.

C.

Flow
Flow

atau

kelelehan

menunjukkan

Dari gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa pada


campuran Latasir, sesuai dalam spesifikasi baru berada nilai
Flow antara 2 mm 3 mm yang disyaratkan. Dengan
penambahan fly-ash maka nilai flow menurun, hal ini di
sebabkan dengan bertambahnya fly-ash, campuran menjadi
semakin plastis. Dari hasil penelitian pada gambar 4.3 dapat
dilihat pada campuran 100/0 sampai dengan 25/75 nilai flow
memenuhi spesifikasi yang disyaratkan.

besarnya

penurunan atau deformasi yang terjadi pada lapis keras

D.

VFB (Void Filled Bitumen)

akibat menahan beban yang diterimanya. Penurunan atau

VFB (Void Filled Bitumen), menyatakan prosentase

deformasi yang terjadi erat kaitannya dengan nilai

rongga udara yang terisi aspal pada campuran yang terisi

karakteristik marshall lainnya, seperti VFB (Void Filled

mengalami pemadatan, nilai VFB ini merupakan pada sifat

Bitumen), VIM (Void In Mix) dan Stabilitasnya. Nilai flow

kekedapan air dan udara, maupun sifat elastis campuran.

dipengaruhi antara oleh gradasi agregat, kadar aspal dann

Nilai VFB dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: energi,

proses pemadatan yang meliputi suhu pemadatan dan energi

suhu

pemadatan.

agregatnya.

pemadatan, jenis dan kadar aspal, serta gradasi

Muhammad Iqbal Akbar Analisis karakteristik marshall menggunakan kombinasi pasir dan fly-ash pada campuran Lapis Tipis
Aspal Pasir Kelas A (sand sheet-A)

Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat


Nilai VFB yang semakin besar berarti semakin

E. VIM (Void In Mix)

banyaknya rongga udara yang terisi aspal sehingga

VIM (Void In Mix) adalah banyaknya rongga dalam

kekedapan campuran terhadap air dan udara akan semakin

campuran yang dinyatakan dalam prosentase. Rongga udara

tinggi. Nilai VFB yang terlalu tinggi akan menyebabkan

yang terdapat dalam campuran diperlukan untuk tersedianya

lapis perkerasan mudah mengalami bledding atau naiknya

ruang gerak untuk unsur-unsur campuran sesuai dengan sifat

aspal ke permukaan.

elastisnya. Karena itu nilai VIM sangat menentukan

Nilai VFB (Void Filled Bitumen) yang terlalu kecil


akan menyebabkan kekedapan

campuran terhadap air

Karakteristik campuran. Nilai VIM (Void In Mix)


dipengaruhi oleh gradasi agregat, kadar aspal dan density.

berkurang karena sedikit rongga yang terisi aspal. Dengan

Jika nilai VIM (Void In Mix) yang terlalu tinggi

banyaknya rongga yang kosong, air dan udara yang masuk

berkurangnya keawetan dari lapis keras karena rongga yang

kedalam lapis keras sehingga keawetan dari lapis keras akan

terlalu besar akan memudahkan masuknya air dan udara

berkurang.

kedalam lapis perkerasan. Udara akan mengoksidasi aspal


sehingga selimut aspal menjadi tipis dan kohesi aspal

VFB (%)

menjadi berkurang. Jika hal ini terjadi akan menimbulkan


pelepasan butiran (raveling), sedangkan air akan melarutkan

100
95
90
85
80
75

bagian aspal yang tidak teroksidasi sehingga pengurangan


jumlah aspal akan lebih cepat.

VFB (%)
100/0 75/25 50/50 25/75

KAO

7.5 % 8.4 % 11 % 15 %

Spesifikasi
Gambar 4.4 Hubungan Antara Kadar Aspal Optimum (%)
dengan VFB Latasir Pasir Mandi Angin Kombinasi
Fly-ash Asam-Asam

VIM (%)
10
8
6
4
VIM (%)

2
0
100/0 75/25 50/50 25/75

Dari gambar 4.4 diatas dapat dilihat bahwa pada


campuran Latasir pasir Mandi Angin kombinasi fly-ash
Asam-asam mempunyai nilai VFB yang tinggi, hal ini
disebabkan rongga dalam campuran mengecil karena
bertambahnya kadar Aspal dan fly-ash. Nilai VFB yang
rendah berarti jumlah aspal efektif yang mengisi rongga-

KAO

7.5 % 8.4 % 11 %

15 %

Spesifikasi
Gambar 4.5 Hubungan Antara Kadar Aspal Optimum (%)
dengan VIM Latasir Pasir Mandi Angin Kombinasi
Fly-ash Asam-Asam

rongga antar butir agregat sedikit, berarti rongga udaranya


besar. Hal ini akan mengurangi keawetan dari campuran.
Sebaliknya nilai VFB yang terlalu tinggi akan menyebabkan
bleeding karena rongga antar butiran terlalu kecil. Dalam
penelitian ini nilai VFB yang memenuhi syarat >75% pada
gambar 4.4 Dapat dilihat pada campuran Latasir 100/0
sampai dengan 25/75 memenuhi syarat > 75 %.

Dari gambar 4.5 diatas dapat dilihat bahwa pada


campuran Latasir pasir Mandi Angin kombinasi fly-ash
Asam-asam sesuai dalam spesifikasi baru. Nilai VIM antara
3% - 6%. Nilai VIM yang rendah dibawah 3% berarti
rongga pada campuran relatif kecil, menjadikan

tidak

tersedianya ruang yang cukup, menyebabkan aspal akan


naik ke permukaan (bleeding). Sebaliknya untuk nilai VIM

Muhammad Iqbal Akbar Analisis karakteristik marshall menggunakan kombinasi pasir dan fly-ash pada campuran Lapis Tipis
Aspal Pasir Kelas A (sand sheet-A)

Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat


yang tinggi diatas 6% akan menyebabkan campuran kurang

VMA 23 %, 50/50 didapatkan nilai VMA 28.5 % dan 25/75

kedap air dan udara, sehingga campuran beraspal panas

didapatkan nilai VMA 38 % nilai VMA yang semakin

tersebut kurang awet dan mudah retak (crack). Untuk

meningkat dikarenakan semakin banyak campuran fly-ash

kombinasi campuran 100/0 didapatkan nilai VIM 4 %, 75/25

maka benda uji semakin rapuh dan mudah hancur serta

didapatkan nilai VIM 4.2 %, 50/50 didapatkan nilai VIM 4.4

rongga semakin besar. Dalam penelitian ini nilai VMA yang

% dan 25/75 didapatkan nilai VIM 8 % nilai VIM yang

memenuhi syarat >20 % pada gambar 4.6 adalah pada

semakin meningkat dikarenakan semakin banyak campuran

campuran 100/0 sampai dengan 25/75.

fly-ash maka benda uji semakin rapuh dan mudah hancur


serta rongga semakin besar. Dalam penelitian ini nilai VIM

G. Marshall Quotient(MQ)

pada gambar 4.5 yang memenuhi syarat (3% - 6%) adalah


pada campuran 100/0 Sampai 50/50.

Nilai Marshall Quotient (MQ) merupakan hasil bagi


antara stabilitas dengan kelelehan (flow) dan merupakan
pendekatan terhadap tingkat kekakuan dan fleksibilitas
campuran. Semakin besar nilai Marshall Quotient (MQ)

F. VMA (Void in Mineral Aggregate)


VMA (Void in Mineral Aggregate) adalah rongga

berarti campuran semakin kaku dan sebaliknya semakin

udara yang ada diantara mineral agregat di dalam campuran

kecil Marshall Quotient(MQ) maka perkerasnnya semakin

beraspal panas yang sudah didapatkan termasuk ruang yang

lentur.

terisi aspal. VMA dinyatakan dalam prosentase dari

MQ (KN/mm)

campuran beraspal panas. VMA digunakan sebagai ruang


untuk menampung aspal

dan

volume rongga yang

diperlukan dalam campuran beraspal panas, besarnya nilai


VMA dipengaruhi oleh kadar aspal, gradasi bahan susun,

100/0 75/25 50/50 25/75

VMA (%)

KAO

40
20
VMA (%)
100/0 75/25 50/50 25/75
KAO

7.5 % 8.4 % 11 %

200
0

jumlah tumbukan dan temperatur pemadatan.

400

15 %

7.5 % 8.4 %

11 %

MQ
(KN/mm)

15 %

Spesifikasi
Gambar 4.7 Hubungan Antara Kadar Aspal Optimum (%)
dengan MQ Latasir Pasir Mandi Angin Kombinasi
Fly-ash Asam-Asam
Dari gambar 4.7 diatas dapat dilihat bahwa pada
campuran Latasir pasir Mandi Angin kombinasi fly-ash

Spesifikasi
Gambar 4.6 Hubungan Antara Kadar Aspal Optimum (%)
dengan VMA Latasir Pasir Mandi Angin kombinasi
Fly-ash Asam-Asam

Asam-Asam sesuai dalam spesifikasi baru berada di atas


MQ minimal 80 kg/mm yang disyaratkan. Campuran yang
memiliki nilai MQ yang rendah, menunjukkan campuran
akan semakin fleksibel, cenderung menjadi plastis dan lentur

Dari gambar 4.6 diatas dapat dilihat bahwa semakin

sehingga mudah mengalami perubahan bentuk pada saat

bertambahnya kadar aspal dan fly-ash, nilai VMA campuran

menerima beban lalu lintas. Sedangkan campuran yang

semakin tinggi, karena rongga-rongga yang terisi oleh aspal

memiliki nilai MQ tinggi cenderung bersifat kaku dan

dan fly-ash semakin banyak. Untuk kombinasi campuran

kurang lentur. Dari hasil penelitian dapat dilihat pada

100/0 didapatkan nilai VMA 20.5 %, 75/25 didapatkan nilai

gambar 4.7 semua campuran 100/0 sampai dengan 25/75.

Muhammad Iqbal Akbar Analisis karakteristik marshall menggunakan kombinasi pasir dan fly-ash pada campuran Lapis Tipis
Aspal Pasir Kelas A (sand sheet-A)

Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat


Pengujian Perendaman

KESIMPULAN

Pengujian perendaman adalah pengujian yang

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

bertujuan untuk mengetahui ketahanan campuran terhadap


kerusakan oleh air atau yang disebut indeks perendaman.

1.

Berdasarkan Pemeriksaan sifat fisik agregat halus


Desa Mandi Angin Kota Banjarbaru Kabupaten

Pada pengujian ini akan didapatkan indeks stabilitas sisa

Banjar, filler (Fly-ash) Hasil limbah pembakaran

yang dinyatakan dalam persen (%), Depertemen Pekerjaan

batubara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Umum Direktorat Jenderal Bina Marga telah menetapkan

Desa Asam-asam Kecamatan Jorong Kabupaten

batas minimal untuk indeks perendaman campuran Latasir

Tanah Laut dan aspal Shell Ex-Singapura pen

adalah minimal 90% dari nilai stabilitas Marshall. Hasil

60/70

perhitungan nilai indeks perendaman untuk campuran bisa

semuanya

memenuhi

persyaratan

Spesifikasi Bina Marga 2010 .

dilihat pada tabel 4.22 berikut ini :


2.

Tabel 4.22 Indeks Perendaman (Immertion Test)

Kinerja dari campuran Latasir kombinasi pasir


Mandi Angin dan Fly-ash PLTU Asam-asam
berdasarkan Spesifikasi Bina Marga 2010 adalah

Camp

KAO

Stab

Stab

Immertion

sisa

Test

Spek

Keterangan

sebagai berikut:

Pada kombinasi campuran 100/0 didapat


kadar aspal optimum 7.5 % dengan
nilai stabilitas 850 kg, Flow 2.8 mm,
Marshall Quontient 320 kg/mm, VIM 4

780.
100/0

7.5

856

95

Memenuhi

91.23

%, VMA 20.5 %, VFB 88 %. Semuanya


memenuhi spesifikasi Bina Marga.

Pada kombinasi campuran 75/25 didapat


kadar aspal optimum 8.4 % dengan nilai

547.
75/25

8.4

632

62

Tidak

stabilitas 730

Memenuhi

Marshall Quontient 280 kg/mm, VIM

86.65

kg,

Flow 2.7 mm,

4.2 %, VMA 23 %, VFB 85 %.


Semuanya memenuhi spesifikasi Bina
>90

Marga.

Tidak

532.
50/50

11

612

16

86.95

Pada kombinasi campuran 50/50 didapat


kadar aspal optimum 11 % dengan nilai

Memenuhi

stabilitas 650

kg,

Flow 2.6 mm,

Marshall Quontient 240 kg/mm, VIM


4.4 %, VMA 28.5 %, VFB 95 %.
Semuanya memenuhi spesifikasi Bina
Marga.

Tidak
399.
25/75

15

480

86

83.30

Memenuhi

Pada kombinasi campuran 25/75 didapat


kadar aspal optimum 15 % dengan nilai
stabilitas 500

kg,

Flow 2.4 mm,

Marshall Quontient 200 kg/mm, VIM 8


%, VMA 38 %, VFB 93 %. Semuanya

Muhammad Iqbal Akbar Analisis karakteristik marshall menggunakan kombinasi pasir dan fly-ash pada campuran Lapis Tipis
Aspal Pasir Kelas A (sand sheet-A)

Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat


memenuhi

spesifikasi

Bina

Marga

kecuali nilai VIM.

3. Perbandingan kinerja dari semua jenis campuran


Latasir kombinasi Pasir Mandi Angin dan Fly-ash
PLTU Asam-asam sebagai berikut:

Kadar aspal terbaik dimana semua


kriteria

Marshall

terpenuhi

pada

kombinasi campuran 75/25 adalah 8.4 %

SARAN

Dengan adanya hasil penelitian ini agar bisa


menjadi

pegangan

untuk

penelitian

selanjutnya.

Dari hasil penelitian yang didapat maka


disarankan kepada Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) Desa Asam-asam apabila ingin
melakukan pekerjaan Lapis Tipis Aspal Pasir
(LATASIR)

menggunakan

campuran

kombinasi 75 % Pasir dan 25 % Fly-ash

Asphalt

Institute, 1999.Superpave Level 1 Mix


Design.Superpave Series No. 1 (SP-1).Kentucky:
Asphalt Institute.

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan, (2006). Modul Pengujian


Agregat, Aspal, dan Campuran untuk pekerjaan
campuran beraspal panas. Pusat Litbang Jalan
dan
Jembatan.
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum,
Bandung.
Harold N. Atkins, PE. 1997. Highway Materials, Soils and
Concretes, 3th Edition: Prentice Hall, New
Jersey.
Robert.D.Krebs/ Richard. D. Walker. 1971 .Highway
Materials, Department of Civil Engineering
Virginia Polytehnic Institute and State
University.
Sastromijoyo, Suryatin. (1983). PetunjukPelaksanaan Lapis
Tipis AspalPasir (Latasir).YayasanPenerbit PU,
Jakarta.
Shell Bitumen, 1990. The Shell bitumen Handbook, Shell
Bitumen U.K, East Molesey Surrey.

karena nilai karakteristik campuran tersebut


yang terbaik diantara campuran yang lainnya.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk


material yang bersumber dari daerah lainnya
terutama material yang mempunyai resapan
yang tinggi untuk meninjau karakteristik dari

SNI 03-1968-1990, Metode pengujian tentang analisis


saringan agregat halus dan kasar, Departemen
Pekerjaan Umum.
SNI 03-1969-1990, Metode pengujian berat jenis dan
penyerapan air agregat kasar, Departemen
Pekerjaan Umum.

campuran Latasir.

DAFTAR PUSTAKA

AASHTO.
1998a.
Standard
Specifications
for
Transfortation Materials and Methods of
Sampling and Testing, Part I: Specifications.
Nineteenth Edition. Washington D. C.

AASHTO.

1998b.
Standard
Specifications
for
Transfortation Materials and Methods of
Sampling and Testing, Part II: Test. Nineteenth
Edition. Washington D. C.

SNI 03-1970-1990, Metode pengujian berat jenis dan


penyerapan air agregat halus, Departemen
Pekerjaan Umum.
SNI 03-1971-1990, Metode pengujian kadar air agregat,
Dept Pekerjaan Umum.
SNI 03-2417-1991, Metode pengujian keausan agregat
dengan mesin abrasi Los Angeles , Departemen
Pekerjaan Umum.
SNI 03-4142-1996, Metode pengujian jumlah bahan dalam
agregat yang lolos saringan no 200 (0,075 mm) ,
Departemen Pekerjaan Umum.
SNI 06-2432-1991, Metode pengujian daktilitas aspal,
Departemen Pekerjaan Umum.

Muhammad Iqbal Akbar Analisis karakteristik marshall menggunakan kombinasi pasir dan fly-ash pada campuran Lapis Tipis
Aspal Pasir Kelas A (sand sheet-A)

Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat


SNI 06-2433-1991, Metode pengujian titik nyala aspal,
Departemen Pekerjaan Umum.
SNI 06-2434-1991, Metode pengujian titik lembek aspal,
Departemen Pekerjaan Umum.
SNI 06-2441-1991, Metode pengujian kehilangan berat
aspal (Thin Film Oven Test), Departemen
Pekerjaan Umum.
SNI 06-2456-1991, Metode pengujian aspal penetrasi 250C
100 gram 5 detik, Departemen Pekerjaan Umum.
SNI 06-2488-1991, Metode pengujian berat jenis aspal,
Departemen Pekerjaan Umum.
SpesifikasiUmumedisi
November
2010.
DirektoratJenderalBinaMargaKementerianPekerj
aanUmum.
Sudarsono D.U, Ir. (1997) RencanaCampuran (Mix Design).
YayasanPenerbit PU, Jakarta.
Sukirman, Silvia. 2003. BetonAspalCampuranPanas. Granit.
Jakarta.
_______. 2011. Dokumen Pelelangan Nasional Pekerjaan
Jasa PelaksanaanKonstruksi (Pemborongan)
untuk Kontrak Harga Satuan, Bab VII, Spesifikasi
Umum 2010 Divisi 6 Perkerasan Aspal.
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jendaral
Bina Marga.

Muhammad Iqbal Akbar Analisis karakteristik marshall menggunakan kombinasi pasir dan fly-ash pada campuran Lapis Tipis
Aspal Pasir Kelas A (sand sheet-A)

You might also like