You are on page 1of 10

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI (S2) TEKNIK SIPIL

Makalah
PENGARUH LAPIS PONDASI TANAH SEMEN PADA
STABILISASI TANAH DASAR PEKERJAAN
PEMELIHARAAN JALAN DAMANHURI
KOTA SAMARINDA
Sumber : http://ejurnal.untag-smd.ac.id

Mata Kuliah : Teknik Jalan Raya Lanjutan


Jumlah SKS : 2 SKS
Dosen Pembimbing : Dr.T.Dr.Ir.H.Achmad
Helmi,MSc,MM,MP,MA,MSi,MH,MEI

Nama Mahasiswa : Ade Arfandi


NPM : 213121009

ABSTRAK
One alternative to overcome the difficulties (overpriced) procurement of stone that meet the
requirements is to stabilize the local soil quality at Porland cement mixture to produce a strong
enough foundation pavement, water resistant, smooth surface, and hold job lama.Di Indonesia
Base Cement ground long enough digunakann in Riau province who have problems similar to East
Kalimantan province that does not have a rock material that meets the requirements for road
construction. With some economic considerations, technical and implementation time, since 2000,
the province of East Kalimantan has started implementing its road construction Soil Cement Base
and is still applied to most of the road construction. While on the road construction project
Panjitan - Damanhuri - Samarinda done in 2005-2006 / 2006-2007 using the ground to the Cement
Base.
To give an idea of the conditions in the field and how to accelerate the program of
pavement with a budget sufficient and produce a quality product and to enhance the process of
land transportation that can be quickly passed, analyzing the cost comparison between Base
ground to the Cement using Aggregate Base, so often used by practitioners to consider the
structure were used, taken from the comparison that is being or has been done on the project Road
Building Panjaitan - Damanhuri - Samarinda, East Kalimantan Province and comparing the
advantages and disadvantages of the implementation of the work SOIL cement with Aggregate
BASE, the object of research in this study is soil road construction project location Panjaitan-
Damanhuri Samarinda. And the variable used is the Base Fee ground to the Cement with
menggunakanaAggregate Base and Soil cement.
Based on the analysis and discussion can be concluded that the UCS minimum limit values
(20 kg / cm2), the target (24 kg / cm2) and maximum (35 kg / cm2) for Soil Cement SNI 03-3637-
1994 Baseyang required can be achieved by mixing the soil the percentage of cement with
respectively 6.94%, 8.40% and 12.42%, while the minimum CBR limit value (100%), the target
(120%) and maximum (200%) for the Soil cement Base required SNI 03-1744-1989 can be
achieved by mixing the soil with cement percentage respectively 7.33%, 8.85% and 14.96%. To
get the value of UCS (Unconfined Compressive Streght) required is equal to 24 kg / cm², then after
calculationvaluesobtained:
-Concentration of Cement=8.4%-AndValueCBR=114.061% So based on the evaluation of testing /
inspection and calculations above it can be concluded that the cement content is needed to get the

12
value of UCS 24 kg / cm² is 8.4% of the weight of the soil sample. And the results of the cost
calculationresultsobtainedthefollowingresults:
a) The price of road baseusing Aggregate Rp.1,272,347.72/m2
b) Using the SCB road base price of Rp.1,110,245.77/m2
c) The total price of the road works in the OE (Owner Estimate) Rp. 2,005,000.00 per m2

Keywords: Soil Cement, Aggregate Base, Base Road

ABSTRAK
Satu alternatif untuk mengatasi kesulitan ( kemahalan ) pengadaan batu yang memenuhi
persyaratan adalah dengan menstabilisasi tanah setempat yang berkualitas dengan campuran
semen Porland sehingga menghasilkan suatu pondasi perkerasan yang cukup kuat, tahan terhadap
air, permukaan yang halus, dan tahan lama.Di Indonesia pekerjaan Lapis Pondasi Tanah Semen
sudah cukup lama digunakann di Propinsi Riau yang mempunyai permasalahan yang hampir sama
dengan propinsi Kalimantan Timur yaitu tidak mempunyai material batu yang memenuhi
persyaratan untuk pembangunan jalan. Dengan beberapa pertimbangan ekonomi, teknis dan waktu
pelaksanaan, maka sejak tahun 2000, propinsi Kalimantan Timur sudah memulai menerapkan
pembangunan jalan dengan Lapis Pondasi Tanah Semen dan sampai saat ini masih diterapkan pada
sebagian besar pembangunan jalan. Sedangkan pada proyek Pembangunan Jalan Panjitan –
Damanhuri – Samarinda dikerjakan pada tahun 2005-2006 / 2006-2007 dengan menggunakan
Lapis Pondasi Tahah Semen.
Untuk memberikan gambaran tentang kondisi yang ada di lapangan dan bagaimana caranya
untuk mempercepat program perkerasan jalan dengan anggaran biaya yang memadai dan
menghasilkan produk yang berkualitas serta tercapainya proses transportasi darat yang bisa cepat
dilalui, menganalisa perbandingan biaya antara Lapis Pondasi Tahah Semen dengan menggunakan
Aggregate Base, sehingga biasa digunakan para praktisi untuk mempertimbangkan struktur yang
dipakai, diambil dari perbandingan yang sedang atau telah dikerjakan pada proyek Pembangunan
Jalan Panjaitan – Damanhuri – Samarinda Propinsi Kalimantan Timur dan Membandingkan
kelebihan dan kekurangan dari penerapan pekerjaan SOIL SEMENT dengan AGGREGAT BASE,
objek penelitian dalam studi ini adalah tanah dilokasi proyek pembangunan jalan Panjaitan-
Damanhuri Samarinda. Dan variabel yang digunakan adalah Biaya antara Lapis Pondasi Tahah
Semen dengan menggunakanaAggregate Base dan Soil Sement.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Nilai batas UCS
minimum (20 kg/cm2), target (24 kg/cm2) dan maksimum (35 kg/cm2) untuk Soil Cement
Baseyang disyaratkan SNI 03-3637-1994 dapat dicapai dengan mencampur tanah tersebut dengan
prosentase semen masing-masing 6,94 %, 8,40 % dan 12,42 %, sedangkan Nilai batas CBR
minimum (100 %), target (120 %) dan maksimum (200 %) untuk Soil Cement Base yang
disyaratkan SNI 03-1744-1989 dapat dicapai dengan mencampur tanah tersebut dengan prosentase
semen masing-masing 7,33 %, 8,85 % dan 14,96 %. Untuk mendapat nilai UCS (Unconfined
Compressive Streght) yang disyaratkan yaitu sebesar 24 kg/cm², maka setelah dilakukan
perhitungan didapat nilai :
- Kadar Semen = 8,4 %
- Dan Nilai CBR = 114,061 %
Sehingga berdasarkan dari evaluasi pengujian / pemeriksaan dan perhitungan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa kadar semen yang diperlukan untuk mendapatkan nilai UCS 24 kg/cm² adalah
8,4 % terhadap berat contoh tanah. Dan hasil hasil perhitungan biaya didapatkan hasil sebagai
berikut :
a) Harga pondasi jalan menggunakan Agregat sebesar
Rp. 1.272.347,72 per m2
b) Harga pondasi jalan menggunakan SCB sebesar Rp. 1.110.245,77 per m2
c) Harga total pekerjaan jalan secara OE (Owner Estimate) sebesar Rp. 2.005.000,00 per m2

Kata Kunci : Soil Sement, Aggregat Base, Pondasi Jalan

13
I. PENDAHULUAN minimal abrasi dan kelekatan aggregat
terhadap aspal rendah.
Latar Belakang Hal diatas yang merupakan latar
Konstruksi perkerasan dengan belakang penulis untuk mengkaji lebih jauh
menggunakan semen sebagai bahan tentang pengaruh lapis tanah pondasi
pengikat telah ditemukan pada tahun 1828 khususnya di jalan Damanhuri kota
di London, tetapi sama halnya dengan Samarinda.
perkerasan menggunakan aspal, perkerasan
ini mulai berkembang pesat sejak awal I.1Rumusan Masalah
tahun 1990 an. Catatan tentang jalan di
Indonesia tak banyak ditemukan. Mengacu pada latar belakang
Perkembangan jalan yang tercatat dalam masalah seperti yang sudah diuraikan
sejarah adalah Daendels. sebelumnya, perumusan dan batasan
Pada awal tahun 1970 Indonesia mulai masalah Lapis Pondasi Tanah Semen mulai
membangun jalan – jalan dengan dari perencanaan sampai tingkat
klasifikasi yang lebih baik dan salah satu pelaksanaan dan membandingakan biaya
aspek utama diperlukan dalam konstruksi antara menggunakan Lapis
pembangunan jalan adalah pengadaan Pondasi Tanah Semen dengan Lapis
material alam untuk bahan perkerasan, yaitu Pondasi Aggregat Khusus pada proyek
pengadaan batu aggregat yang pembangunan Jalan Panjaitan – Damanhuri
dipergunakan untuk bahan lapis pondasi – Samarinda.
bawah dan lapis pondasi atas.
Permasalahan timbul jika material I.2 Tujuan Penelitian
batu yang tersedia mempunyai karakteristik
yang tidak sesuai dengan yang Menganalisa perbandingan biaya
diisyaratkan, sehingga untuk memenuhi antara Lapis Pondasi Tahah Semen dengan
persyaratan teknis tersebut pelaksana menggunakana Aggregate Base, sehingga
proyek harus mendatangkan material batu biasa digunakan para praktisi untuk
dari lokasi yang sangat jauh di jangkau dan mempertimbangkan struktur yang dipakai,
berakibat pelaksanaan proyek tersebut diambil dari perbandingan yang sedang atau
menjadi sangat mahal. telah dikerjakan pada proyek Pembangunan
Dari hasil penelitian Pemerintah Jalan Panjaitan – Damanhuri – Samarinda
Propinsi Kalimanatan Timur, Badan Propinsi Kalimantan Timur.
Penelitian dan Pengembangan Daerah UPT Memberikan gambaran tentang
Balai Pengujian dan Peralatan Konstruksi kondisi yang ada di lapangan dan
pada dua Kabupaten yaitu Kabupaten Kutai bagaimana caranya untuk mempercepat
Kartanegara dan Kotamadya Samarinda program perkerasan jalan dengan anggaran
hanya beberapa lokasi saja yang material biaya yang memadai dan menghasilkan
alamnya bisa digunakan sebagai bahan produk yang berkualitas serta tercapainya
konstruksi jalan untuk Kabupaten Kutai proses transportasi darat yang bisa cepat
Timur belum dilaksanakan Penelitian. dilalui.
Pilihan terhadap alternatif Membandingkan kelebihan dan
perkerasan sistem SOIL CEMENT , kekurangan dari penerapan pekerjaan SOIL
didasarkan atas sulitnya memperoleh batu SEMENT dengan AGGREGAT BASE.
sesuai spesifikasi. Sedangkan tinjauan
terhadap pengujian aggregat batu yang II. KAJIAN PUSTAKA
pernah dilakukan, ternyata bebatuan yang
ada volumenya tidak mencukupi dan II.1 Pengertian
abrasinya kurang dari 40 %. Sedangkan Agregat / batuan didefinisikan secara
untuk spesifikasi Lapis Pondasi Aggregat umum sebagai formasi kulit bumi yang
Kelas A ( abrasinya minimal 40 % ) keras dan penyal (solid), ASTM (1974)
sehingga untuk campuran Aspalt Cement mendefinisikan batuan sebagai suatu bahan
( AC ) yang menggunakan material lokal yang terdiri dari mineral padat, berupa masa
sangat riskan karena sudah mendekati batas berukuran besar ataupun berupa fragmen-
fragmen.

14
Agregat merupakan komponen  Tanah lateri atau lateritis
utama lapisan dari lapisan perkerasan jalan  Tanah kepasiran
yaitu mengandung 90-95 % agregat  Sirtu
berdasarkan prosentase berat atau 75-85 % 2. Harus kering udara, mudah
agregat berdasarkan volume. digemburkan dan dipadatkan
Dengan demikian daya dukung, 3. Indeks Plastis ( IP ) tidak lebih besar
keawetan dan mutu berdasarkan jalan dari 15 %.
ditentukan dari sifat agregat dengan b. Semen
material lain. Semen yang digunakan untuk soil cement
Sebelum soil cement diperkenalkan, hampir adalah cement Portland biasa yang
semua struktur jalan, lapis pondasi jalan mengikuti standar industri di Indonesia
selalu menggunakan agregat sebagai yaitu SII – 13 – 1977 adalah semen
material utama. Portland Type I.
Lapis pondasi bawah (sub base) c. Air
adalah suatu lapis perkerasan jalan yang Air yang digunakan harus air tawar dan
pada umumnya terletak antara lapis pondasi bebas dari endapan dan larutan atau benda –
(base) dan tanah dasar (sub grade), yang benda kecil yang mungkin dalam prosesnya
bertujuan untuk mendukung lapis dapat merusak penyatuan rancangan
perkerasan jalan diatasnya. campuran.

II.2 Jenis-jenis Lapis Pondasi Yang II.5 Alat


Lazim Digunakan : 1. Alat Utama : Alat compaction, dan
1. Menggunakan material telford CBR.
2. Menggunakan material Agregat 2. Alat Bantu : desikator, cassagrade,
3. Menggunakan material stabilisasi saringan, oven, timbangan dan lain – lain.
semen (soil cement base)
4. Menggunakan asphalt treated base II.6 Pelaksanaan
(ATB) Pengujian Pendahuluan, yaitu untuk
mengetahui sifat fisik tanah maka dilakukan
II.3 Fungsi Lapisan Pondasi pengujian awal sebagai berikut : mencari
bahwa fungsi lapisan pondasi antara lain : kadar air, analisa saringan, Atterberg limit
 Bagian perkerasan yang menahan dan berat jenis.
gaya lintang dari beban roda dan 1. Pengujian utama yaitu : Compaction
menyebarkan beban ke lapaisan bawahnya. ( pemadatan ), Unconfined dan CBR.
 Lapisan peresapan untuk lapisan
pondasi bawah. Faktor yang Mempengaruhi Daya
 Bantalan terhadap lapisan permukaan. Dukung Tanah
Sedangkan lapisan di bawahnya atau Pemadatan tanah untuk bermacam-
disebut lapisan pondasi bawah berfungsi macam jenis pekerjaan, misalnya subgrade
sebagai : untuk pekerjaan jalan, pekerjaan pembuatan
 Untuk penyebaran beban roda ketanah dasar dari landasan pesawat terbang, dasar
dasar. pondasi struktur bangunan, untuk dam,
 Mengurangi tebal lapisan diatasnya bendung dan levees. Kadang-kadang
yang lebih mahal. kondisi tanah aslinya dapat langsung
 Lapis peresapan, agar air tanah tidak digunakan, sementara ada kondisi tanah
berkumpul di pondasi. yang harus digali, diproses dan dipadatkan
 Lapisan untuk mencegah partikel- untuk tujuan pembangunan.
pertikel halus dari tanah dasar naik ke lapis Pada pekerjaan jalan dan pekerjaan
pondasi atas. landasan landasan pesawat terbang setelah
pekerjaan cut & fill selesai dikerjakan
II.4 Sistem Konstruksi secara kasar dengan buldoser, kemudian
a. Tanah diperhalus dengan grader. Elevasi subgrade
1. Semua jenis tanah dapat di yang dikerjakan dengan grader kadang-
stabilisasikan dengan semen terutama tanah kadang dipertinggi beberapa centimeter, 2-4
yang berbutir yaitu : CM terhadap elevasi yang ditentukan,

15
karena dengan pemadatan tanah elevasi penting karena akan mempengaruhi metode
permukaannya kemungkinan akan turun. kerja, yang berarti akan mempengaruhi
Pemadatan tanah jika medannya luas biaya pelaksanaan juga.
dan tanpa ada gangguan pekerjaan, maka Pemadatan tanah urugan, material
dapat dikerjakan dengan mesin. Kasus tanahnya diambil dari borrow area ( area
pemadatan tanah ini ada dua kemungkinan, bahan – galian – tanah ) tertentu yang sudah
pertama pemadatan tanah dasar dari hasil diselidiki dengan analisa saringan.
pemotongan tanah, kedua pemadatan tanah Pemadatan tanah dengan cara urugan ini
urugan unutk mempertinggi elevasinya. dengan metode kerja, sebagai berikut.
Kedua hal tersebut tetap harus dipadatkan Tanah dari borrow area diangkut dengan
dengan kondisi, dump trucks dan ditumpahkan pada lokasi
- optimum moisture content yang ditentukan. Perlu diperhitungkan
- tidak mengandung clay material dalam pembongkaran tanah ini dengan cara berapa
batas-batas tertentu jumlah bongkaran dump trucks untuk setiap
Untuk mengetahui moisture content luas tertentu, atau jika pada proyek jalan
harus selalu diikuti oleh tim dari dengan berapa jumlah bongkaran dump
laboratorium lapangan demikian juga trucks untuk setia panjang jalan tertentu .
kandungan clay. Bagi tenaga lapangan yang ini berarti bahwa harus membuat
sudah sangat berpengalaman, dapat percobaan pemadatan terlebih dahulu (
memperkirakan kondisi tanah dengan Compaction trial ) untuk memperhitungkan
optimum moisture content. berapa volume tanah longgar ( loose
Dengan menggenggam kuat material ) yang harus dilatakkan pada area
segumpal tanah kemudian dilepas dan seluas tertentu, dengan memperhitungkan
menjelang tepat tidak pecah ini perkiraan pula factor L = Excavated soil ( M3 ) /
yang cukup baik tetapi diikuti dengan cara Ground soil ( M3 ) dan C = compacted soil
melihat secara physical dari tanah tersebut. ( M3 ) / Ground soli ( M3 ) (excavated soil =
Perlu diperhatikan kadang-kadang kondisi tanah longgar, yang sudah tergali ; ground
yang sedikit lebih tinggi dari optimum soil = tanah asli / bank ; compacted soil =
moisture content keadaan biasa seperti itu tanah yang sudah dipadatkan dengan kadar
juga. air yang optimum / optimum moisture
Untuk keadaan permukaan tanah content) lihat table 5.2. Hal ini perlu
yang diatas optimum moisture content, dan dilakukan untuk efisiensi penggunaan unit
jika kondisi cuca panas / tidak mendung, alat-alat angkut, unit alat-alat
maka untuk mengurangi moisture content penghamparan dan unit alat-alat pemadatan.
dari lapisan tanah setebal ± 30 CM dapat Jadi jangan sampai tanah menumpuk pada
juga dengan cara penguapan, tanah digaruk suatu luas tertentu sehingga buldoser atau
dengan ripper dari grader kemudian dibolak graders harus membawa lagi kelain tempat
balik dengan blade dan grader.Tanah yang yang lebih jauh, atau sebalikny.
digali, diangkut ditebar dan dipadatkan Untuk ketebalan tanah yang harus
akan mengalami perubahan volume yang ditebar tergantung dengan pemakaian alat
cukup besar. pemadat / rollers yang digunakan lihat tabel
Perubahan volume karena tanh 19 dan ketebalan ini bisa berkisar antara 8 –
menjadi longgar (loose ground), dan 20 CM tanah dalam keadaan longgar ( loose
menjadi padat, ini perlu diperhitungkan material ).
terhadap volume tanah aslinya. Gambaran Dalam hal pemadatan tanah ini ada
dari nilai pengembangan tanah asli beberapa perbedaan pandangan sehubungan
kemudian menjadi tanah longgar dapat dengan tingkat kepadatan dan sehubungan
dilihat pada table 5.1. dan 5.2. Tabel dengan metode untuk mencapai kepadatan
tersebut adalah merupakan nilai-nilai sesuai persyaratannya. Pemilik bangunan
perkiraan adari pengembangan tanah. menginginkan yang terpadat dengan biaya
Untuk mendapatkan nilai yang rendah, sedangkan kontraktor atau
lebih tepat dari pengembangan tanah, perlu pelaksana akan bekerja dengan membuat
ada percobaan dilapangan, Karen jenis kepadatan hanya sampai sesuai dengan
tanah sangat banyak variasinya. persyaratan dan dengan biaya pelaksanaan
Mendapatkan nilai yang tepat ini sangat yang rendah,. Alam dokumen kontrak

16
kadang-kadang bermacam-macam moisture content, maka pertlu di bolak-
persyaratan dalam hal pemadatan ini, tetapi balik dengan menggunakan disk harrow
sekarang pemilik bangunan hanya ( garu berbentuk piringan cekung dan tajam
menghendaki hasil akhir dari pemadatan. ) yang ditarik dengan traktor; dengan tanah
Pemilik bangunan hanya dibolak balik, jika udara kering dan panas
Mesyaratkan kepadatannya minimal maka kandungan air di dalam tanah juga
harus mencapai 95% dari kepadatan relatife akan cepat menguap selain juga akan
density , berdasar modified proctor test. membuat rata kadar airnya; dan jika tanah
Dengan persyaratan semacam ini tersebut kadar airnya kurang dari
konteaktor akan dapat memnentukan sendiri optimumnya, maka tumpukan tanah
metode kerja pelaksanaannya yang tersebut sambil di perciki air,dibolak balik
diusulkan kapada konsultan supervise atau terus dengan disk harrow.
kepada pemilik bangunan. Kontraktor akan Air harus berupa percikan agar dapat
melaksanakan dengan metode kerja yang merata. Setelah mencapai optimum
paling efisien dan biaya yang rendah dari moisture content, untuk maksud
hasil pengalamannya. menjadikan stok penyimpanan tanah dalam
beberapa hari, tumpukan perlu dipadatkan
Pembuatan Stok Penyimpanan Material dengan maksud mengurangi penguapan,
Tanah Urugan untuk karena dengan padatnya lapisan tanah
Konstruksi bagian atas setebal ± 30 CM maka akan
Dalam suatu kegiatan struktur menahan penguapan. Pemadatan ini cukup
dengan pemadatan tanah, biasanya tidak dengan di injak – injak oleh buldoser yang
bisa langsung diambil dari borrow pit, beroperasi dilokasi tersebut sambil
kemudian dipadatkan pada lokasi struktur dijadikan gundukan tanah, dan setelah itu
yang sudah ditentukan. Hal ini karena gundukan tanah ditutup dengan terpal
selain jenis tanahnya, pemadatan tanah juga plastik agar selain mengurangi penguapan,
harus dengan kadar air yang optimum. juga menghindari hujan yang akan
Dengan demikian perlu menambah kadar airnya.
memperhitungkanjadwal kapan harus mulai Disebutkan diatas pemadatan dengan
mempersiapkan pambuatan material tanah, buldoser yang beroperasi di daerah tersebut
yang mana mungkin bisa dilaksanakan adalah untuk efisiensi, karena biasanya
secara simultan dengan pembuatan borrow area ini jauh letaknya dari lokasi
strukturnya. Borrow area harus ditentukan proyek, sehingga jika khusus mendatangkan
dengan diadakan penyelidikan tanah alat pemadat akan tidak efisien. Jika tanah
terlebih dahulu. Karena ada struktur yang tersebut akan digunakan, maka permukaan
memerlukan jenis granular soil, misalnya tumpukan tanah yang padat di susur dengan
untuk badan jalan, lapangan terbang, ada buldoser atau dengan truk loader dan di
juga struktur yang memerlukan jenis clay, campur dengan bagian bawahnya agar
misalnya untuk core dari struktur levee. kadar air merata, untuk di angkut dengan
Untuk pembuatan material tanah dump truck.
urugan, yang dikerjakan pada lokasi borrow
area, pertama kali membersihkan lapisan Pemadatan Tanah dengan Menggunakan
permukaan tanah (topsoil) yang biasanya Mesin Pemadat
mengandung bahan-bahan organic, puing- Pemadatan tanah Sub grade dari
puing/ debris dan benda-benda lain yang hasil pemotongan, jika pada aderah yang
bisa mengakibatkan adanya rongga di luas dan tidak ada gangguan dalam area
dalam tanah. Setelah permukaan tanah pekerjaan, maka dapat di kerjakan dengan
bersih dari bahan-bahan organik dan puing- mesin pemadat tanah.
puing, Dalam pemadatan tanah kita perlu
langkah berikutnya adalah mengetahui perubahan volume dari keadaan
memotong lapis demi lapis permukaan asli tanah ( ground soil ) menjadi tanah
tanah tersebut. Kadang- kadang dalam galian ( excavated soil ), dan perubahan
beberapa sentimeter sudah terjadi volume dari keadaan asli tanah ( ground
perbedaan kadar air tanahnya, dan jika ada soil ) menjadi tanah yang sudah dipadatkan
kecenderungan kadar air melebihi optimum

17
( compacted soil ) ( lihat table 5.2 ). Hal ini - Memilih jenis dan kapasitas alat-alat
sangat penting dalam hal, berat yang akan dipakai
- Memperkirakan kebutuhan volume Penggunaan dari jenis-jenis alat
tanah padat untuk timbunan tersebut juga berlain-lainan, tergantung dari
- Memperkirakan volume yang akan jenis tanah yang akan dipadatkan. Berikut
dipindahkan ( Buangan dari galian ) ini akan di sajikan table penggunaan alat
- Menghitung kebutuhan armada alat- yang cocok atau sesuai, dengan 2 versi,
alat berat dan kombinasinya yang dapat untuk bahan pembanding yaitu
pada table 5.3 dan table 5.4.
Perlu di tekankan disini bahwa passings/ lewatan antara 6-9; dan Crew dari
setiap pemadatan tanah, pertama harus laboratorium lapangan akan menentukan
diyakini terlebih dahulu, bahwa tanah yang jumlah passings yang tepat yang dapat
akan di padatkan sudah memenuhi memenuhi kepadatan yang di isyaratkan
spesifikasi, mempunyai optimum moisture dalam specification dari kontrak dokumen.
content dan berikutnya adalah sudah Mesin alat pemadat yang di gunakan
membuat compaction trial. Compaction trial juga harus sama dengan mesin alat pemadat
adalah membuat percobaan pemadatan yang akan di pakai di lapangan nantinya,
dengan jenis tanah yang akan di padatkan. yaitu jenis alatnya, tipe dan kapasitas alat
Ukuran percobaannya adalah lapisan tanah dan beratnya. Untuk memilih alat pemadat
dengan lebar = lebar alat pemadat + 1 meter yang di gunakan yang cocok untuk suatu
kanan + 1 meter kiri dan panjang ± 30 M. jenis tanah tertentu dapat menggunakan
Kemudian ketebalan lapisan tanahnya table 5.3 atau 5.4. dari table 19 tampak
adalah ± 20-30 CM atau yang sesuai dengan bahwa dengan sheep’s foot roller,
ketebalan dilapangan yang akan peneumatic-tired roller dan vibratory roller,
dilaksanakan dan sesuai dengan rencana dapat menghasilkan kepadatan hampir
penggunaan alatnya, dan kemudian di buat semua jenis susunan tanah-tanah sangat baik
percobaan kepadatan tanah dengan jumlah semua jenis tanah sangat baik.

III. METODOLOGI PENELITIAN sebagai aplikasinya adalah kasus jalan


Damanhuri Kota Samarinda.
Rancangan Penelitian
Sesuai dengan tujuan utama dalam Batasan Studi dan Asumsi
penelitian ini yaitu menganalisa Untuk lebih menfokuskan pada
perbandingan biaya antara Lapis Pondasi permasalahan studi, batasan studi sebagai
Tahah Semen dengan menggunakan berikut :
Aggregate Base, maka diperlukan  Analisa perhitungan biaya hanya
perhitungan yang meliputi : dilakukan pada lapis pondasi
 Biaya pelaksanaan lapis pondasi tanah  Perhitungan struktur tidak dibahas
semen (soil semen) terlalu mendetail, namun menggunakan
 Biaya pelaksanaan lapis agregat dasar-dasar teori, pengamatan dan
(agregat base) petunjuk spesipikasi teknis yang berlaku
di Indonesia.
Subjek Penelitian
Subyek dari penelitian adalah lebih Lokasi Penelitian
dalam mengkaji perencanaa, pelaksanaan Lokasi penelitian dalam kasus ini
dan analisa biaya pelaksanaan antara lapis adalah Jalan Damanhuri Kota Samarinda.
pondasi tanah semen dan lapis agregat,

Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data


Prosedur pengambilan data dan pengambilan data dilakukan sebagai berikut :
 Data diambil dari lokasi proyek yang berada di Jalan Damanhuri

 dan seputarnya yang diambil dari hasil  Data yang ada adalah data di lapangan.
survey.

18
 Harga dasar, upah, supplier sebagian  Selama pengumpulan data, penulis
besar adalah harga yang ada diseputar dibantu oleh Tim Manajemen Proyek,
lokasi proyek dan data dari PT. Proyek
Mahakam Besar Tahun 2005/2006 dan PekerjaanPemeliharaanJalanDamanhuri
PT. Derawan Indah Tahun 2006/2007 Smarinda
selaku Kontraktor Pelaksana.

VI. ANALISIS HASIL


PENELITIANDANPEMBAHASAN Perhitungan Biaya

Dari hasil analisis secara @ Rp. 1.110.245,77


breakdown harga maka didapatkan harga, Harga satuan per m' lapisan pondasi
sebagai berikut : menggunakan lapis agregat base
Harga satuan per m' lapisan pondasi @ Rp. 1.272.347,72
menggunakan soil cement base Hasil
- Untuk mencapai nilai CBR target (120 %),
a) Proses Labotorium Soil Cement Base membutuhkan semen
sebanyak 8,85 %, dan nilai UCS yang
- Untuk mencapai nilai UCS min (20 dicapai (25,24 kg/cm2) lebih besar dari batas
kg/cm2), Soil Cement Base nilai target (24 kg/cm2).
membutuhkan semen sebanyak 6,94 %,
tetapi nilai CBR yang dicapai (94,92 %)
lebih kecil dari batas nilai minimum
(100%). - Untuk mencapai nilai UCS maksimum (35
- Untuk mencapai nilai CBR min (100 %), kg/cm2), Soil Cement Base membutuhkan
Soil Cement Base membutuhkan semen semen sebanyak 12,42%, tetapi nilai CBR
sebanyak 7,33 %, dan nilai UCS yang yang dicapai (166,74 %) lebih kecil dari
dicapai (21,06 kg/cm2) lebih besar dari batas nilai maksimum (200 %).
batas nilai minimum (20 kg/cm2). - Untuk mencapai nilai CBR maksimum (200
- Untuk mencapai nilai UCS target (24 %), Soil Cement Base membutuhkan semen
kg/cm2), Soil Cement Base sebanyak 14,96 %, dan nilai UCS yang
membutuhkan semen sebanyak 8,40 %, dicapai (41,95 kg/cm2) lebih besar dari batas
tetapi nilai CBR yang dicapai (114,07 %) nilai maksimum (35 kg/cm2)
lebih kecil dari batas nilai target (120 %).

VI.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan
Dari hasil pengujian/pemeriksaan dan 2. Nilai batas CBR minimumr (100 %),
perhitungan dari berbagai percobaan target (120 %) dan maksimum (200 %)
kadar semen yang digunakan, maka untuk Soil Cement Base yang disyaratkan
diperoleh data-data sebagai berikut : SNI 03-1744-1989 dapat dicapai dengan
1. Nilai batas UCS minimum (20 kg/cm2), mencamp tanah tersebut dengan
target (24 kg/cm2) dan maksimum (35 prosentase semen masing-masing 7,33
kg/cm2) untuk Soil Cement Baseyang %, 8,85 % dan 14,96 %.
disyaratkan SNI 03-3637-1994 dapat 3. Untuk mendapat nilai UCS (Unconfined
dicapai dengan mencampur tanah Compressive Streght) yang disyaratkan
tersebut dengan prosentase semen yaitu sebesar 24 kg/cm², maka setelah
masing-masing 6,94 %, 8,40 % dan dilakukan perhitungan didapat nilai :
12,42 %. - Kadar Semen = 8,4 %

19
- Dan Nilai CBR = 114,061 % a) pondasi jalan menggunakan SCB
Sehingga berdasarkan dari evaluasi sebesar Rp. 1.110.245,77 per m’
pengujian / pemeriksaan dan perhitungan di b) Harga total pekerjaan jalan secara OE
atas maka dapat disimpulkan bahwa kadar (Owner Estimate) sebesar Rp.
semen yang diperlukan untuk mendapatkan 2,005,000.00 per m’
nilai UCS 24 kg/cm² adalah 8,4 % terhadap 5.2Saran
berat contoh tanah. Berdasarkan dari hasil pemeriksaan
1. Dari hasil perhitungan biaya mutu bahan yang digunakan maka untuk
didapatkan hasil sebagai berikut : material tanah yang digunakan sebaiknya
a) Harga pondasi jalan menggunakan yang mempunyai indeks plastis dibawah 15
Agregat sebesar Rp. 1.272.347,72 % karena tanah yang indeks plastis tidak
per m’Harga lebih dari 15 % adalah tanah yang ekonomis
untuk distabilisasi dengan semen.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1987, Petunjuk Perencanaan Tebal


Anonim, 2005, Teknik Bahan Perkerasan Perkerasan Lentur Jalan Raya
Jalan, Seri Pemeliharaan Jalan dengan Metode Analisa Komponen,
Kabupaten, Penerbit Balai Bahan dan Departemen Pekerjaan Umum.
Perkerasan Jalan, Puslitbang
Prasarana Transportasi, Bandung. Cristady Hardiyatno, Harry, 2007,
Pemeliharaan Jalan Raya, Penerbit
Anonim, 2005, Teknik Evaluasi Perkerasan Gajah Mada University Press.
Lentur, Seri Pemeliharaan Jalan
Kabupaten, Penerbit Balai Bahan dan Sasmoko Adi, Ari, 2007, Diktat Mata
Perkerasan Jalan, Puslitbang Kuliah Teknologi Bahan Jalan,
Prasarana Transportasi, Bandung Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda.
Asyianto, 2008, Metode Konstruksi Proyek Sunggono, Ir, 1995, Buku Teknik Sipil,
Jalan, Penerbit Universitas Indonesia Penerbit Nova, Bandung
Press, Jakarta.
Sukirman Silvia, 1999, Perkerasan Lentur
Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung

20
21

You might also like