You are on page 1of 20

JEB 17

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DI KABUPATEN BANGGAI TAHUN 2009-
2013

Dian Linggi1 dan Bambang Wiwoho2


Alumni Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 1
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya2
Linggi_dian@yahoo.co.id1, bwiwoho@untag-sby.ac.id2

ABSTRAK
Country indonesia is a developing country in the world,the magnetude of the unemployment
rate is very important in assesing the succes of a country. This is because unemployment is one
indicator to indicate the level of prosperity of a country as a result of development and economic
growth. Population increased followed by increasing the number of labor force will increase the
number of unemployed if they are not matched by an increase in employment/jobs. As well as
cities and districts in indonesia,in Banggai unemployment occurring is quite high,over a period of 5
years from 2009 to 2013 the average unemployment rate of 4,76 percent per year. Unemployment
figures are quite disturbing this is an economic phenomena that occurs in Banggai district. The
purpose of this studyis to determine labor force and minimum wage wether a significant influence
on the unemployment rate in Banggai,and to determine which variable big impact on the
unemployment rate. With the result of the research regression F test and T test is known that the
number of labor force (X1) and minimum wage (X2) taken together significant effect on
unemployment rate in Banggai. From the result R most dominant variable effect on the
unemployment rate is the minimum wage

Keywords: unemployment rate, labor force, minimumwage

Pendahuluan segera diatasi maka dapat menimbulkan


Indonesia merupakan salah satu kerawanan sosial, dan berpotensi
Negara berkembang dalam pengelompokan mengakibatkan kemiskinan (Badan Pusat
negara berdasarkan taraf kesejahteraan Statistik, 2007).
masyarakatnya, di mana salah satu Besarnya angka pengangguran dapat
permasalahan yang dihadapi oleh dikatakan sangat penting dalam mengukur
N egaranegara berkembang termasuk keberhasilan pembangunan ekonomi. Hal
Indonesia adalah masalah pengangguran. ini dikarenakan pengangguran merupakan
Pengangguran merupakan masalah yang salah satu indikator untuk menunjukkan
sangat kompleks karena mempengaruhi tingkat kesejahteraan akibat dari
sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor pembangunan ekonomi. Jumlah penduduk
yang saling berinteraksi mengikuti pola yang semakin meningkat diikuti pula
yang tidak selalu mudah untuk dipahami. dengan jumlah angkatan kerja yang
Apabila pengangguran tersebut tidak meningkat. Faktor utama yang menyebabkan

167
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
pengangguran adalah kekurangan baru dan salah satu masalah tersebut adalah
pengeluaran agregat. Para pengusaha masalah pengangguran. Sedangkan
memproduksi barang dan jasa dengan pertambahan penduduk yang semakin
maksud untuk memperoleh keuntungan. pesat dan semakin besar jumlahnya
Keuntungan tersebut hanya akan menyebabkan masalah pengangguran
diperoleh apabila para pengusaha menjadi bertambah buruk (Sadono Sukirno,
dapat menjual barang yang mereka 1985).
produksi. Kenaikan produksi yang Dengan bertambahnya jumlah
digunakan akan menambah penggunaan penduduk setiap tahun akibat adanya
tenaga kerja selain itu faktor lain yang masyarakat pendatang yang pindah untuk
menyebabkan timbulnya pengangguran memperbaiki nasib mengakibatkan
adalah faktor pendidikan yaitu minimnya pengangguran di Kabupaten Banggai
pemahaman masyarakat akan pendidikan semakin meningkat dikarenakan biasanya
dan juga pelatihan, faktor pembangunan masyarakat yang pindah tersebut
dimana adanya anggapan bahwa pemerintah kemungkinan besar belum memiliki
mengalami kegagalan dalam melakukan ketrampilan sehingga mereka tidak
pembangunan di suatu negara padahal mampu bersaing dengan SDM lainnya.
pemerintah merupakan agen of change yang Ada pula masyarakat yang menganggur
seharusnya melaksanakan perubahan- karena di-PHK.
perubahan serta sikap pekerja di mana Tabel 1
Pengangguran di Kabupaten Banggai
mereka tidak lagi berjuang untuk memenuhi JUMLAH PENGANGGURAN
TAHUN JUMLAH
kebutuhan ekonomi dasar mereka masing- 2009 6.407
masing tetap berjuang menuntut persamaan 2010 5.407
2011 6.808
hak yang terkadang mereka lebih memilih
2012 11.131
menganggur daripada bekerja. Pertumbuhan 2013 7.224

penduduk yang tinggi, menimbulkan Sumber: diolah BPS Kabupaten Banggai


kesulitan kepada negaranegara
berkembang untuk mempertinggi tingkat Meningkatnya pengangguran
kesejahteraan masyarakat. Akibatnya merupakan suatu masalah. Salah satu
pertumbuhan ekonomi tidak stabil. gambaran dampak dari meningkatnya
Perkembangan penduduk yang semakin pengangguran tersebut yaitu akan
cepat dan dalam jumlah yang besar banyaknya sumber daya yang terbuang
sekali dapat menimbulkan beberapa masalah percuma dan pendapatan masyarakat

168
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
berkurang. Dalam masa-masa seperti itu, berpengaruh besar terhadap tingkat
tekanan ekonomi menyebar luas sehingga pengangguran di kabupaten Banggai
mempengaruhi emosi masyarakat maupun
kehidupan rumah tangga sehingga akan Tinjauan pustaka
mengurangi kesejahteraan masyarakat. Penelitian Terdahulu
(Samuelson dan Nordhaus,1996) Dalam penelitian Analisis Tingkat
Berdasarkan informasi yang diperoleh, Pengangguran Kabupaten Banggai terdapat
secara umum tingkat pengangguran referensi pada peneliti sebelumnya. Peneliti
Kabupaten Banggai memang mengalami yang pertama dilakukan oleh Silviani
penurunan pada tahun 2013 yaitu sebesar Parung, Dian (2012) dengan judul
7.226 seiring dengan masuknya perusahaan- Analisis Tingkat Pengangguran di
perusahaan besar di wilayah tersebut. Tetapi Sulawesi Selatan dengan hasil regresi
masih ada saja masalah pengangguran. penelitiannya bahwa PDRB harga konstan
Dalam hal ini sesuai dengan kenyataan- berpengaruh negatif dan signifikan
kenyataan yang ada dan dijelaskan di atas terhadap tingkat pengangguran, sedangkan
maka penulis tertarik untuk meneliti tingkat beban tanggungan penduduk
masalah pengangguran dan mengkaji lebih berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan
dalam lagi kondisi pengangguran di terhadap tingkat pengangguran, PDRB
Kabupaten Banggai. konstan, upah minimum provinsi, tingkat
inflasi dan tingkat beban tanggungan
Tujuan Penelitian penduduk.
Berdasarkan rumusan masalah yang Peneliti yang kedua dilakukan oleh
ditemukan di atas maka tujuannya dapat Asri Widyana(2010) dengan judul Analisis
diketahui yaitu: 1. Untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat
jumlah angkatan kerja(X1) dan upah pengangguran di kota Surabaya dan
minimum (X2) apakah berpengaruh Sidoarjo dengan hasil analisis dan
signifikan terhadap tingkat pengangguran di pengujian hipotesis diketahui bahwa secara
kabupaten Banggai. 2. Untuk mengetahui simultan diperoleh bahwa jumlah industri,
variabel yang berpengaruh signifikan angkatan kerja, pertumbuhaan ekonomi dan
secara parsial terhadap tingkat inflasi secara bersama-sama berpengaruh
pengangguran di kabupaten Banggai. 3. terhadap tingkat pengangguran di kota
Untuk mengetahui variabel mana yang Surabaya dan Sidoarjo.

169
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Peneliti yang ketiga yaitu dilakukan
oleh Rizaldi Imam Buchori (2010) dengan Ketenagakerjaan
judul Analisis faktor-faktor yang Sumber daya manusia mengandung
mempengaruhi tingkat pengangguran di Jawa dua pengertian. Pertama, sumber daya
Timur dengan hasil analisa dan pengujian manusia mengandung pengertian usaha
hipotesis diketahui secara simultan diperoleh kerja yang diberikan dalam proses produksi.
bahwa angakatan kerja, pertumbuhan Dalam hal ini sumber daya manusia
ekonomi, UMR (upah minimum regional) mencerminkan kualitas usaha yang
dan investasi secara bersama sama diberikan seseorang dalam waktu tertentu
berpengaruh terhadap pengangguran di Jawa untuk menghasilkan barang atau jasa.
Timur. Dari hasil analisis dengan uji secara Pengertian kedua dari sumber daya manusia
parsial bahwa angakatan kerja, pertumbuhan menyangkut manusia yang mampu
ekonomi, investasi tidak berpengaruh melaksanakan kegiatan yang mempunyai
terhadap tingkat pengangguran di Jawa nilai ekonomis, yaitu dapat menghasilkan
Timur. Sedangkan UMR (upah minimum barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
regional) berpengaruh terhadap tingkat masyarakat (Payaman Simanjutak, 1985).
pengangguran di Jawa Timur. Bukan angkatan kerja adalah bagian
Dengan adanya beberapa penelitian dari tenaga kerja yang tidak bekerja
terdahulu di atas diharapkan pada penelitian ataupun mencari pekerjaan, atau bisa
ini dapat menjawab beberapa pertanyaan dikatakan sebagai bagian dari tenaga kerja
yang mungkin belum terjawab dan yang sesungguhnya tidak terlibat atau
menambah masukan pada penelitian analisis tidak berusaha terlibat dalam kegiatan
tingkat pengangguran di kabupaten produksi. Kelompok bukan angkatan kerja
Banggai. ini terdiri atas golongan yang bersekolah,
golongan yang mengurus rumah tangga, dan
Landasan Teori golongan lain yang menerima pendapatan.
Dalam landasan teori ini akan dibahas Berdasarkan hasil survei Angkatan
teori yang terkait dengan pengangguran dan Kerja Nasional (SAKERNAS) memberikan
dan teori-teori yang berkaitan yang meliputi pengetian dan definisi terhadap konsep
ketenagakerjaan, penawaran dan permintaan ketenaga kerjaan sebagai berikut: 1.
tenaga kerja, pengangguran, upah, Penduduk. 2. Umur. 3. Penduduk Usia Kerja.
kesempatan kerja, dan beban tanggungan 4. Angkatan Kerja. 5. Bekerja. 6. Sementara
penduduk. tidak bekerja. 7. Pengangguran Terbuka. 8.

170
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Mencari pekerjaan. 9. Mempersiapkan Semakin banyak lapangan pekerjaan yang
Usaha. 10. Setengah Penganggur. 11. tersedia maka permintaan tenaga kerja akan
Setengah Penganggur terpaksa. 12. Setengah meningkat. Kedua, permintan tenaga kerja
Penganggur sukarela 13. Tingkat dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang
Pengangguran Terbuka (TPT). 14. Bukan tersedia dalam suatu perekonomian.
Angkatan Kerja. 15. Pekerjaan Purna Waktu Permintaan tenaga kerja di sektor
(Full Time). 16. Pekerjaan Paruh waktu industri, misalnya, akan mengalami
(PartTime). 17. Lapangan Usaha. 18. Jenis peningkatan sejalan dengan peningkatan
Pekerjaan. 19. Status pekerjaan yang terjadi dalam produksi barang dan
jasa pada sektor perindustrian dalam
Penawaran Tenaga Kerja perekonomian suatu negara (Kaufman dan
Penawaran adalah jumlah komoditi Hotchkiss,1999)
yang bersedia ditawarkan oleh produsen
selama periode waktu tertentu dan Pengangguran
dipengaruhi oleh harga komoditi itu dan Pengangguran adalah angka yang
biaya produksi yang dikeluarkan (Dominic menunjukkan berapa banyak dari jumlah
Salvatore, 1997). Sedangkan menurut Paul angkatan kerja yang sedang aktif mencari
A. Samuelson dan William D. Nordhaus pekerjaan (Mulyadi Subri, 2003).
penawaran tenaga kerja menunjukkan Pengangguran merupakan suatu keadaan
jumlah jam yang digunakan pada kegiatan dimana seseorang yang tergolong dalam
untuk menghasilkan sesuatu di pabrik- angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan
pabrik, pertanian, bisnis lain, pemerintah, tetapi mereka belum dapat memperoleh
atau usaha nirlaba. Determinan utama pekerjaan tersebut (Sadono Sukirno, 2008).
penawaran tenaga kerja adalah jumlah Menurut Irawan dan Suparmoko (1983),
penduduk dan cara penduduk menggunakan di Negara yang sedang berkembang,
waktunya. pengangguran dapat digolongkan menjadi 3
jenis yaitu: a. Pengangguran yang kelihatan
Permintaan Tenaga Kerja (visible underemployment) adalah
Permintaan dalam tenaga kerja Pengangguran yang kelihatan akan timbul
sangat dipengaruhi oleh dua faktor apabila jumlah waktu kerja yang sungguh-
penting. Pertama, permintaan tenaga sungguh digunakan lebih sedikit daripada
kerja dipengaruhi oleh pertumbuhan waktu kerja yang sanggup/disediakan untuk
dalam jumlah total pekerja yang tersedia. bekerja. b. Pengangguran tak kentara

171
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
(invisible underemployment) adalah seluruh angkatankerja yang mencari
Pengangguran tak kentara terjadi apabila pekerjaan, baik yang mencari pekerjaan
para pekerja telah menggunakan waktu pertama kali maupun yang sedang bekerja
kerjanya secara penuh dalam suatu sebelumnya. Sedang pekerja yang
pekerjaan dapat ditarik (setelah ada digolongkan setengah pengangguran
perubahanperubahan sederhana dalam (underemployment) adalah pekerja yang
organisasi atau metode produksi tetapi masih mencari pekerjaan penuh atau
tanpa suatu tambahan yang besar) ke sambilan dan mereka yang bekerja dengan
sektor/perusahaan lain tanpa mengurangi jam kerja rendah (di bawah sepertiga jam
output. c. Pengangguran potensial (potential kerja normal, atau berarti bekerja kurang
underemployment) adalah Pengangguran dari 35 jam dalam seminggu). Namun
potensial merupakan suatu perluasan masih mau menerima pekerjaan, serta
daripada disguised unemployment, dalam arti mereka yang tidak mencari pekerjaan
bahwa para pekerja dalam suatu sektor dapat namun mau menerima pekerjaan itu.
ditarik dari sektor tersebut tanpa Pekerja digolongkan setengah pengangguran
mengurangi output; hanya harus parah (severely underemployment) bila ia
dibarengi dengan perubahanperubahan termasuk setengah menganggur dengan jam
fundamental dalam metodemetode kerja kurang dari 25 jam seminggu.
produksi yang memerlukan pembentukan
capital yang berarti. Upah
Menurut BPS, pengangguran terbuka Upah adalah pendapatan yang diterima
terdiri atas: 1. Penduduk yang sedang tenaga kerja dalam bentuk uang, yang
mencari pekerjaan. 2. Penduduk yang sedang mencakup bukan hanya komponen upah/gaji,
mempersiapkan usaha. 3. Penduduk yang tetapi juga lembur dan tunjangan tunjangan
merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan. 4. yang diterima secara rutin/reguler (tunjangan
Penduduk yang sudah punya pekerjaan tapi transport, uang makan dan tunjangan lainnya
belum mulai bekerja sejauh diterima dalam bentuk uang), tidak
Tingkat Pengangguran Terbuka termasuk Tunjangan Hari Raya (THR),
(TPT) adalah angka uang menunjukkan tunjangan bersifat tahunan, kwartalan,
banyaknya pengangguran terhadap 100 tunjangan-tunjangan lain yang bersifat tidak
penduduk yang masuk kategori angkatan rutin (BPS, 2008).
kerja. Pengangguran terbuka (open Menurut Gilarso (2003) balas karya
unemployment) didasarkan pada konsep untuk faktor produksi tenaga kerja manusia

172
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
disebut upah (dalam arti luas, termasuk gaji, yaitu: 1. Angka kelahiran. 2. Angka
honorarium, uang lembur, tunjangan, dan Kematian. 3. Mobilitas Penduduk.
sebagainya). Masih menurut Gilarso upah Daryono Soebagiyo, dkk (2005)
biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu: memberikan pengertian mengenai tingkat
upah nominal (sejumlah uang yang beban/tanggungan penduduk, yaitu
diterima) dan upah riil (jumlah barang dan merupakan penghitungan jumlah
jasa yang dapat dibeli dengan upah uang itu). penduduk yang ditanggung oleh setiap
Upah dalam arti sempit khusus dipakai untuk penduduk usia kerja. Penduduk usia nol
tenaga kerja yang bekerja pada orang lain sampai empat belas ditambah penduduk
dalam hubungan kerja (sebagai usia lebih dari enam puluh lima dibagi
karyawan/buruh). dengan penduduk usia lima belas tahun
hingga enam puluh empat tahun dan
Kesempatan Kerja dikali dengan seratus, dengan satuan
Kesempatan kerja dalam masyarakat persen.
tidak seragam, kesempatan kerja dipecah-
pecah menurut kebutuhan yang salah satunya Inflasi
adalah menurut lapangan usaha ekonomi Inflasi merupakan kecenderungan
yang sudah baku secara internasional kenaikan hargaharga umum secara terus
disebut sebagai ISIC (International menerus. Dari definisi ini dapat
Standard Industrial Classification) yang dikatakan bahwa kenaikan satu atau
ada di Indonesia diterjemahkan menjadi beberapa pada suatu saat tertentu dan
KLUI (Klasifikasi Lapangan Usaha hanya sementara belum tentu
Indonesia). Sedangkan menurut pengertian menimbulkan inflasi (Dwi Eko Waluyo,
dari BPS (Badan Pusat Statistik) Jawa 2007).
Tengah, kesempatan kerja merupakan Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak
perbandingan antara penduduk yang bekerja akan menggalakkan perkembangan
dengan penduduk usia kerja. ekonomi. Biaya yang terus menerus
naik menyebabkan kegiatan produktif
Beban/Tanggungan Penduduk sangat tidak menguntungkan. Maka,
Menurut I Gusti Ngurah Agung pemilik modal biasanya lebih suka
dan Akhir Harahap dalam Fitra Kincaka menggunakan uangnya untuk tujuan
Rizka (2007) pertumbuhan penduduk dapat spekulasi. Antara lain tujuan ini dicapai
dipengaruhi oleh 3 faktor yang dominan, dengan membeli harta-harta tetap seperti

173
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
tanah, rumah dan bangunan. Oleh karena Penggolongan yang ketiga adalah
pengusaha lebih suka menjalankan berdasarkan asal inflasi. Inflasi dibedakan
kegiatan investasi seperti ini, investasi menjadi: 1. Inflasi yang berasal dari dalam
produktif akan berkurang dan tingkat negeri (domestic inflation). 2. Inflasi yang
kegiatan ekonomi akan menurun. berasal dari luar negeri (imported inflation)
Sebagai akibatnya lebih banyak Metodologi penelitian
pengangguran yang terwujud. (Sadono Metode penelitian merupakan suatu
Sukirno, 2006). cara kerja atau prosedur mengenai
Penggolongan kedua adalah atas bagaimana kegiatan yang akan dilakukan
dasar sebab musabab awal dari inflasi. untuk mengumpulkan dan memahami objek-
Atas dasar ini dibedakan dua macam inflasi: objek yang menjadi sasaran dari penelitian
1. Inflasi yang timbul karena yang dilakukan (Mohammad Nazir, 2003).
permintaan masyarakat akan berbagai
barang terlalu kuat. Inflasi semacam ini Desain Penelitian
disebut demand inflation. 2. Inflasi yang Jenis penelitian ini menggunakan cara
timbul karena kenaikan ongkos produksi. melalui studi pustaka yaitu dengan membaca
Ini disebut cost inflation. buku-buku yang berkaitan dengan penelitian
Akibat dari kedua macam inflasi yang dilakukan, serta dari penelitian-
tersebut, dari segi kenaikan harga output penelitian sebelumnya yang di dalamnya
tidak berbeda, tetapi dari segi volume output juga diperoleh dari BPS (Badan Pusat
(GDP riil) ada perbedaan. Dalam kasus Statistik) Provinsi Sulawesi Tengah, BPS
demand inflation, biasanya ada Kabupaten Banggai dan melalui buku-buku
kecenderungan untuk output (GDP riil) naik yang menyangkut masalah tingkat
bersama-sama dengan kenaikan harga pengangguran kabupaten Banggai.
umum. Besar kecilnya kenaikan output
ini tergantung pada elastisitas kurva Tempat dan waktu Penelitian
agregate supply biasanya semakin Penelitian ini akan dilakukan di
mendekati output maksimum semakin tidak Kabupaten Banggai (Sulawesi Tengah)
elastis. Sebaliknya dalam cost inflation, tepatnya di Luwuk pada semester ganjil tahun
biasanya kenaikan harga-harga dibarengi ajaran 2015 antara bulan september sampai
dengan penurunan omset penjualan barang dengan bulan desember dengan menggunakan
(kelesuan usaha). data sekunder.

174
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini tidak Jenis Data
menggunakan populasi dan sampel karena Jenis data yang digunakan dalam
data hanya di peroleh dari Badan Pusat penelitian ini adalah data sekunder. Data
Statistik kabuapten Banggai. sekunder adalah data yang diperoleh atau
Teknik Sampling dan Besarnya Sampel dikumpulkan oleh orang yang melakukan
Data yang dipakai atau digunakan penelitian dari sumber-sumber yang telah
dalam penelitian ini adalah data sekunder ada.
yang berupa data time series periode 2009
2013. Data sekunder adalah data yang Sumber Data
diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung Sumber data adalah subjek dari mana
diperoleh dari peneliti dari subjek data dapat diperoleh (Suharsimi,1998). Data
penelitiannya. Data sekunder biasanya sekunder adalah data yang diperoleh atau
berwujud data dokumentasi atau data dikumpulkan oleh orang yang melakukan
laporan yang telah tersedia (Azwar, 2001). penelitian dari sumber-sumber yang telah
Data yang dipergunakan meliputi: data ada. Data ini biasanya diperoleh dari
jumlah angkatan kerja dan data upah perpustakaan atau dari laporan-laporan
minimum serta data-data pendukungnya di penelitian terdahulu. Data sekunder dalam
kabupaten Bnaggai. Data-data ini diperoleh penelitian ini diperoleh dari BPS kabupaten
dari Badan Pusat Statistik (BPS) di Banggai .
kabupaten Banggai. Data yang diperlukan untuk penelitian
ini adalah data besarnya jumlah
Definisi Variabel Dan Definisi Operasional pengangguran, jumlah angkatan kerja dan
Penelitian adalah segala sesuatu besaran upah minimum kabupaten banggai.
yang akan menjadi objek penelitian, Data sekunder adalah data yang dikumpulkan
sedangkan Definisi operasional adalah suatu dari sumber kedua (Soekartawi, 2002).
definisi yang diberikan kepada suatu variabel Data sekunder diperoleh melalui
dengan memberikan arti (Mohammad Nazir, studi pustaka yaitu dengan membaca buku-
2003). Jadi variabel penelitian ini meliputi buku yang berkaitan dengan penelitian yang
faktor-faktor yang berperan dalam dilakukan, serta dari penelitian- penelitian
peristiwa atau gejala yang akan diteliti. a. sebelumnya. Data sekunder juga diperoleh
Pengangguran (Y). b. Angkatan kerja (X1). dari BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi
c. Upah (X2). Sulawesi Tengah, BPS Kabupaten Banggai.

175
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Dari kerangka penelitian tersebut dapat
Teknik Pengumpulan Data dijelaskan bahwa jumlah angkatan kerja dan
Metode pengumpulan data merupakan upah minimum akan berpengaruh terhadap
prosedur yang sistematis dan standar guna tingkat pengangguran. Perubahan yang
memperoleh data kuantitatif, disamping itu terjadi baik angkatan kerja maupun upah
metode pengumpulan data memiliki fungsi minimum akan mengakibatkan perubahan
teknis guna memungkinkan para peneliti yang terjadi pada tingkat pengangguran di
melakukan pengumpulan data sedemikian kabupaten Banggai.
rupa sehingga angka-angka dapat diberikan Upah minimum akan dilihat dari
pada obyek yang diteliti. Metode perubahan jumlah upah minimum
pengumpulan data yang digunakan pada kabupaten.Upah minimum akan berpengaruh
penelitian ini adalah studi pustaka sebagai terhadap tingkat pengangguran. Setiap
metode pengumpulan data untuk mendukung adanya peningkatan terhadap jumlah upah
suatu teori sehingga tidak diperlukan teknik minimum kabupaten dalam suatu daerah
sampling serta kuesioner. Sebagai maka akan hal tersebut akan mengakibatkan
pendukung data juga diperoleh dari data terjadinya penurunan presentase tingkat
BPS, buku-buku, jurnal, browsing internet pengangguran.
yang terkait dengan masalah pengangguran.
Model Analisis
Kerangka Konseptual / Model Analisis Model analisis data yang digunakan
Untuk memudahkan kegiatan adalah analisis regresi berganda yang
penelitian serta memperjelas akar pemikiran digunakan untuk mengetahui adanya
dalam penelitian, digambarkan suatu pengaruh terhadap perubahan suatu variabel
kerangka pemikiran yang skematis sebagai untuk menguji model tingkat
berikut: pengangguran di kabupaten Banggai yang
Gambar 1 dapat dinotasikan dalam persamaan sebagai
Kerangka Penelitian berikut: TP = f (angkatan kerja, upah

Jumlah Angkatan minimum), Atau dengan : Y= f ( X1, X2)


Kerja
dimana: Y = Tingkat Pengangguran. X1 =
angkatan kerja. X2 = upah mnimum. b=
Pengangguran
koefisien regresi. Dengan rumus yang

Upah Minimum digunakan : Y=a+ b1X1 + b2X2+ e

176
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Proses Pengolahan Data hal tidak di masukkan ke dalam persamaan
Proses pengolahan data ini tidak regresi (J. Supranto, 1995:59)
menggunakan kuisioner karena data yang Untuk mengetahui besarnya pengaruh
digunakan dalam penelitian ini adalah adalah variabel independen yaitu angkatan kerja
data sekunder. Data sekunder adalah data (X1), upah mnimum (X2) terhadap variabel
yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang dependen yaitu Tingkat Pengangguran (Y)
yang melakukan penelitian dari sumber- maka digunakan analisis koefisien
sumber yang telah ada serta di dapatkan
determinasi (R2). Koefisien Determinasi
secara langsung melalui survey data yang
(R2) yang kecil atau mendekati nol berarti
selanjutnya akan di proses melalui editing
kemampuan variabel variabel independen
dan koding dan tabulating. Editing adalah
dalam menjelaskan variasi variabel dependen
kegiatan meneliti kembali data yang telah
dikumpulkan untuk mengetahui apakah amat terbatas. Nilai R2 yang mendekati satu
data tersebut perlu di laporkan atau tidak. berarti variabelvariabel independen
Koding adalah memberi kode data yang memberikan hampir semua informasi yang
terpilih agar tidak tertukar dengan data yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
lain atau diidentifikasi ulang. Tabulating variabel dependen.
yaitu proses penyusunan data dengan Akan tetapi ada kalanya dalam
memasukkan data yang telah diproses penggunaan koefisisen determinasi terjadi
kedalam bentuk tabel atau daftar untuk bias terhadap satu variabel independen yang
mempermudah pemahamannya. dimasukkan dalam model. Setiap tambahan
satu variabel independen akan menyebabkan
Analisis Regresi inier Berganda peningkatan R2, tidak peduli apakah variabel
Persamaan analisa regresi linear tersebut berpengaruh secara siginifikan
berganda untuk penelitian ini adalah sebagai terhadap variabel dependen (memiliki nilai t
berikut: Rumus: Y=a+X+x+e. yang signifikan).
Keterangan: Y = tingkat pengangguran. a =
konstanta. X1 = angkatan kerja. X2 = upah Analisa Koefisien Korelasi (R)
mnimum. ,= koefisien regresi X1,X2. e Menurut Malhotra (2004, p.497),
= variabel penganggu, sebagai kesalahan analisa koefisien korelasi digunakan untuk
yang disebabkan adanya faktor-faktor yang mengetahui tingkat kekuatan hubungan
mempengaruhi Y akan tetapi karena sesuatu antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Suliyanto (2005, p.52), menyatakan bahwa

177
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
ada 3 jenis hubungan dalam analisa koefisien Banggai terletak antara 121 50 Bujur
korelasi, yaitu: a. Korelasi positif adalah Timur dan 0 22 2 41 Lintang Selatan.
Korelasi positif terjadi apabila perubahan Luas wilayah Kabupaten Banggai adalah
pada variabel yang satu diikuti dengan berupa daratan seluas 9.672,70 Km2. Hingga
perubahan variabel yang lain dengan arah akhir 2012, jarak antara ibukota kabupaten
yang sama (berbanding lurus). Artinya jika ke ibukota provinsi Sulawesi Tengah dan
variabel yang satu meningkat, maka akan kabupaten lain di Sulawesi Tengah adalah: -
diikuti dengan peningkatan variabel yang Luwuk-Palu = 610 Km. - Luwuk-Parigi =
lain, demikian sebaliknya. b. Korelasi negatif 535 Km. - Luwuk-Poso = 388 Km. - Luwuk-
Korelasi negatif terjadi apabila perubahan Ampana = 248 Km. - Luwuk-Banggai = 100
pada variabel yang satu diikuti dengan Km/66 Mil Laut. - Luwuk-Salakan = 61
perubahan variabel yang lain dengan Km/38 Mil Laut. - Luwuk-Bungku = 161
arah yang berlawanan (berbanding terbalik). Km/106 Mil Laut.
Artinya jika variabel yang satu meningkat, Kabupaten Banggai memiliki
maka akan diikuti dengan penurunan variabel keanekaragaman kondisi alam, dimana
yang lain, demikian sebaliknya. c. Korelasi terdapat pegunungan, sungai-sungai yang
nihil adalah korelasi nihil terjadi apabila masih sangat jernih serta pulau-pulau kecil
perubahan pada variabel yang satu diikuti yang tersebar mengelilingi wilayah
dengan perubahan variabel yang lain kabupaten. Ada pun sungai-sungai yang
dengan arah yang tidak teratur (acak). terdapat di Kabupaten Banggai terdiri dari
Artinya jika variabel yang satu meningkat, sungai Balingara, sungai Bunta, sungai
kadang diikuti dengan peningkatan variabel Toima, sungai Lobu, sungai Mentawa,
yang lain tetapi kadang diikuti penurunan sungai Minahaki, sungai Sinorang, sungai
variabel yang lain. Kalumbangan, dansungaiKintom.
Tabel 1.2 Penduduk per Kecamatan di Kabupaten
Interpretasi Koefisien Korelasi Banggai tahun 2013
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Tabel 1.3
0,00 0,199 Sangat rendah Penduduk per kecamatan di kabupaten
0,20 0,399 Rendah Banggai
0,40 0,599 Sedang Nama kecamatan Jumlah penduduk
0,60 0,799 Kuat Nambo 7.886
0,80 1,000 Sangat Kuat Mantoh 6.976
Kondisi Umum Kabupaten Banggai Luwuk Utara 15.917
Luwuk Selatan 21.300
Kabupaten Banggai merupakan Balantak Utara 4.098
dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 Balantak Selatan 4.588
Balantak 5.483
meter di atas permukaan laut, Kabupaten

178
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Masama 10.886 Kabupaten Banggai mengalami pertumbuhan
Lamala 5.928
Lobu 3.416 sebesar 1,76 persen per tahun. Penduduk laki-
Bualemo 17.547 laki di Kabupaten Banggai lebih banyak
Pagimana 22.988
Luwuk Timur 10.907
dibandingkan perempuan, yakni 104
Luwuk 35.046 berbanding 100, bahkan di Kecamatan Toili
Kintom 9.776
Simpang Raya 14.047
Barat dan Balantak Selatan perbandingannya
Nuhon 18.498 110 berbanding 100. Sedangkan Kecamatan
Bunta 18.902
Luwuk perbandingannya 98 berbanding
Batui selatan 13.279
Batui 15.223 100. Jika dilihat dari tabel penduduk
Moilong 18.716
Kabupaten Banggai, mengambarkan bahwa
Toili Barat 21.420
Toili 31.783 struktur penduduk muda. Hal ini
Sumber : bps kabupaten banggai 2013 menunjukkan bahwa fertilitas merupakan
Berdasarkan data Penduduk 2013, faktor yang mempengaruhi struktur
jumlah penduduk kabupaten Banggai penduduk.
sebanyak 342.698 jiwa, terdiri dari Penduduk yang tinggal di
174.614 laki-laki dan 168.084 Kabupaten Banggai berasal dari beragam
perempuan. Jumlah penduduk tertinggi suku bangsa, budaya, adat dan agama. Suku
ada di Kecamatan Luwuk yaitu 35.046 bangsa yang ada di Kabupaten Banggai
jiwa dan yang terendah ada di Kecamatan antara lain suku Saluan, Balantak, Banggai,
Lobu yaitu 3.416 jiwa. Jawa, Bali, Sasak, Bugis, Bajo, dan lain-lain.
Tabel 1.4 Sementara agama yang dianut mayoritas
Jumlah Penduduk Kabupaten Banggai
Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) penduduk Kabupaten Banggai adalah
2009 316.408
agama Islam.
2010 323.626
2011 329.609 Kabupaten Banggai merupakan salah satu
2012 334.561 daerah otonom dan masuk dalam wilayah
2013 342.698
Provinsi Sulawesi Tengah beribukota di
Sumber : BPS Kabupaten Banggai
Luwuk, terletak pada titik koordinat antara
Kecamatan Luwuk merupakan
12223 dan 12420 Bujur Timur, serta
wilayah terpadat dengan tingkat kepadatan
030 dan 220 Lintang Selatan, memiliki
492 jiwa/km2, meskipun hanya memiliki
luas wilayah daratan 9.672,70 Km
luas 72,82 km. Sementara Kecamatan
atau sekitar 14,22 % dari luas Provinsi
Batui merupakan wilayah yang terjarang
Sulawesi Tengah dan luas laut
penduduknya yaitu hanya 15 jiwa/km.
Selama lima tahun terakhir, jumlah penduduk

179
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
20.309,68 Km dengan garis pantai menciptakan nilai tambah terbesar dalam
sepanjang 613,25 km. pembentukan PDRB Kabupaten Banggai.
Wilayah Kabupaten Banggai Secara riil, fluktuasi pertumbuhan ekonomi
berbatasan dengan: Sebelah Utara suatu wilayah tergambar melalui
berbatasan dengan Teluk Tomini. Sebelah perkembangan PDRB atas dasar harga
Timur berbatasan dengan Laut Maluku konstan. Perkembang PDRB atas dasar harga
dan Kabupaten Banggai Kepulauan. Se- konstan cendrung menunjukkan
belah Selatan berbatasan dengan Selat perkembangan positif, hal ini menunjukkan
Peling dan Kabupaten Banggai Kepulauan. adanya peningkatan perekonomian dari tahun
Sebelah Barat berbatasan dengan ke tahun.

Kabupaten Tojo Una-una dan Kabupaten Pendapatan perkapita adalah jumlah


Morowali Utara seluruh balas jasa faktor produksi yang
diterima oleh setiap penduduk secara rata-

Perekonomian Daerah Kabupaten Banggai rata dalam keterlibatannya pada faktor

Struktur ekonomi menggambarkan produksi dalam proses produksi, sehingga


kontribusi atau peranan masing-masing sering digunakan sebagai indikator dalam

sektor dalam pembentukan Produk Domestik melihat tingkat kesejahteraan atau


Regional Bruto (PDRB) yang dalam konteks kemakmuran masyarakat secara umum.

lebih jauh akan memperlihatkan bagaimana Pendapatan perkapita penduduk Banggai dari
suatu perekonomian mengalokasikan Tahun 20072012 menunjukkan kenaikan

sumber-sumber ekonomi di berbagai sektor. yang cukup signifikan seiring dengan


Struktur ekonomi dapat menggambarkan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.

kemajuan suatu daerah. Semakin maju Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang


perekonomian suatu daerah maka kontribusi tercapai dari tahun ke tahun merupakan

sektor primer cenderung mengalami indikator untuk menilai kinerja suatu daerah
penurunan sedangkan sektor sekunder dan dalam mengendalikan kegiatan ekonominya

tersier menunjukkan peningkatan. dalam jangka pendek dan usaha


Struktur ekonomi Kabupaten Banggai mengembangkan ekonominya dalam jangka

masih berbasis pada pemanfaatan sumber panjang. Menurunnya peranan sektor


daya alam atau masih berstruktur primer. pertanian secara tidak langsung berdampak

Hal ini terlihat dari kontribusi sektor terhadap perubahan peranan sektorsektor
pertanian, kelautan dan sektor lainnya. Prospek perekonomian Kabupaten

pertambangan dan penggalian yang Banggai pada masa mendatang menunjukan

180
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
semakin membaik seiring dengan wilayah lingkungan perusahaan
peningkatan investasi baik oleh PMA dan pertambangan Dongi Sinoro Liquid Natural
PMDN dengan menggali berbagai potensi Gas (DSLNG) di Kabupaten Banggai yang
sumber daya alam yang ada. Berbagai memang membuka banyak lowongan kerja
kondisi yang ada seperti eksplorasi tambang terbuka disamping bertambahnya putra putri
minyak dan gas bumi yang secara langsung daerah sebagai lulusan-lulusan perguruan
nantinya memberikan nilai tambah terhadap tinggi baik yang dalam daerah maupun yang
perekonomian daerah, demikian pula sektor- lulus dari luar daerah Kabupaten Banggai
sektor lainnya seperti perkebunan, perikanan, yang mungkin sebagian tidak sesuai dengan
kehutanan, perdagangan dan lainnya. kualifikasi pendidikan dan keterampilan yang
dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan
Hasil penelitian dan pembahasan domestik dan internasional yang terlibat
Tabel 1.5 langsung ataupun tidak secara langsung
Pengangguran di Kabupaten Banggai
JUMLAH PENGANGGURAN dalam pengelolaan sumberdaya alam di
TAHUN JUMLAH wilayah Kabupaten Banggai yang kini
2009 6.407
telah menjadi primadona bagi para pencari
2010 5.407
2011 6.808 kerja di daerah ini.
2012 11.131
2013 7.224

Sumber : BPS Kabupaten Banggai Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten

Jumlah pengangguran di daerah Banggai

Kabupaten Banggai relatif bertambah dimana Tabel 1.6


Angkatan Kerja Kabupaten Banggai
pada tahun 2009 mencapai 6.407 jiwa dan (dalam ribuan)
ANGKATAN KERJA
dari angka tersebut menurun ditahun 2010
TAHUN JUMLAH (Jiwa)
walaupun menurun tetapi hanya berkisar di 2009 161.381
2010 164.332
bawah angka 1% dan pada tahun 2011
2011 166.854
kembali meningkat dengan peningkatan 2012 147.816
2013 146.238
mencapai 5.407 sampai pada tahun 2012
Sumber : BPS Kabupaten Banggai
angka tersebut melonjak tajam menjadi
Jumlah angkatan kerja di daerah
11.131 jiwa.
Kabupaten Banggai relatif bertambah
Lonjakan jumlah pengangguran yang
dimana pada tahun 2009 mencapai angka
terjadi dapat dimungkinkan terjadi di daerah
161.381 jiwa dan dari angka itu terus
Kabupaten Banggai akibat adanya pendatang
meningkat walaupun peningkatannya
dari daerah lain sebagai pencari kerja ke

181
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
hanya berkisar di bawah angka 1% sehingga sampai tahun 2013 angka
pertahunnya tapi itu sangat berpengaruh tersebut naik menjadi Rp 995.000.
terhadap peningkatan angkatan kerja
sehingga sampai tahun 2011 angka tersebut Analisis Model
naik menjadi 166.854. Lonjakan jumlah Pengolahan data dalam proses
angkatan kerja yang terjadi dapat penelitian ini menggunakan analisis regresi
dimungkinkan terjadi di daerah Kabupaten linier berganda, berdasarkan data dan dengan
Banggai akibat adanya pendatang dari daerah menggunakan perhitungan program SPSS
lain. Lalu kemudian menurun pada tahun 16.0, hasil perhitungan ditunjukkan dalam
2012 sebanyak 147.216 dan tahun2013 tabel di bawah ini.
sebanyak 146.238 jiwa. Berikut uraian data variabel jumlah
angkatan kerja dan variabel upahminimum
Jumlah Upah minimum di Sulawesi terhadap variabel tingkat pengangguran dan
Tengah tahun 2009-2013
data hasil perhitungan yang dianalisa
Tabel 1.7
Upah minimum Sulawesi Tengah (dalam terhadap variabel yang di uji selama lima
ribuan)
UPAH tahun yaitu dari tahun 2009 hingga tahun
Tahun Jumlah ( Rp) 2013.
2009 720.000
Tabel 1.8
2010 775.500
Data Koefisien Regresi Linier Berganda
2011 827.500 Variabel Koefisien Regresi ()
2012 885.000 Konstanta 44648,78
2013 995.000 Jumlah angkatan kerja(X1) 6
0,205
Upah minimum(X2) 0,361
Sumber : BPS Sulawesi Tengah
R Square : 0,489
Jumlah upah minimum pada
kabupaten banggai menggunakan upah
Dari tabel diatas dapat digunakan
minimum berdasarkan Jumlah upah
untuk menyusun model persamaan regresi
minimum provinsi yaitu upah minimum
linier berganda sebagai berikut :
provinsi Sulawesi Tengah yang relatif
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + e
bertambah dimana pada tahun 2009
Y = 44648,786 + 0,205X1 + 0,361X2 + e
mencapai angka Rp 720.000 dan dari
Dari persamaan regresi linier berganda
angka itu terus meningkat walaupun
diatas, dapat diketahui bahwa kedua variabel
peningkatannyahanya berkisar antara angka
bebas yaitu jumlah angkatan kerja(X1), upah
1-5% pertahunnya tetapi sangat berpengaruh
minimum(X2) mempunyai pengaruh yang
terhadap peningkatan upah minimum

182
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
positif terhadap tingkat pengangguran di determinasi parsial (R2) variabel upah
kabupaten Banggai. minimum (X2) yaitu sebesar 0,173056.
Variabel Jumlah angkatan kerja(X1)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat variabel upah minimum (X2) merupakan
pengangguran di kabupaten Banggai
variabel yang mempunyai pengaruh paling
sebesar 0,205. Hal ini menunjukkan bahwa
besar atau dominan terhadap tingkat
setiap perubahan variabel jumlah angkatn
pengangguran di Kabupaten Banggai (Y).
kerja besar satu-satuan akan mengakibatkan
perubahan variabel angkatan kerja sebesar
0,205 dengan arah yang sama atau searah bila
Pembahasan Hasil Penelitian
variabel bebas lainnya konstan.
Berdasarkan hasil uji F diketahui
Untuk variabel upah minimum(X2)
nilai F hitung 21,958> F tabel (19,000)
mempunyai pengaruh yang positif terhadap dengan memiliki tingkat signifikansi sebesar
tingkat pengangguran di kabupaten Banggai 0,013 lebih kecil dari 0,05 atau 5%. Maka
yaitu sebesar 0,361. Hal ini menunjukkan dengan demikian model regresi dapat dipakai
bahwa setiap perubahan variabel upah untuk memprediksikan tingkat pengangguran
minimum satu-satuan akan mengakibatkan di kabupaten Banggai. Atau dengan kata lain
perubahan terhadap upah minimum sebesar dapat dikatakan bahwa angkatan kerja (X1)
0,361 dengan arah yang sama atau searah
dan Upah minimum (X2) secara bersama-
bila variabel bebas lainnya konstan.
sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengangguran di Kabupaten Banggai (Y).
Pengujian hipotesis ke 3 (uji pengaruh
Sedangkan melalui uji t dapat
dominan)
diketahui variabel independen mana saja
Tabel 1.9
Nilai Parsial yang berpengaruh signifikan secara parsial
Variabel Parsial Determinasi terhadap tingkat pengangguran di kabupaten
Jumlah angkatan 0,416 0,173056
Parsial
kerja(X1) Banggai, untuk variabel angkatan kerja (X1),
Upah minimum 0,498 0,248004
t hitung (4,710) > t tabel (4,30265) dengan
(X2)
memiliki tingkat kesalahan meramal (sign)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebesar 0,012< 0,05 atau 5 persen. Jadi
dapat dikatakan bahwa variabel angkatan
nilai koefisien determinasi parsial (R2)
kerja (X1) mempunyai pengaruh yang
variabel Jumlah angkatan kerja (X1) sebesar
signifikan terhadap tingkat pengangguran di
0,416 lebih kecil dari nilai koefisien
kabupaten Banggai.
183
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Untuk variabel Upah minimum (X2) t jumlah angkatan kerja (X1) danupah
hitung (5,345) > t tabel (4,30265) dengan minimum (X2) secara bersama-sama
memiliki tingkat kesalahan meramal (sign) berpengaruh signifikan terhadap tingkat
sebesar 0,015< 0,05 atau 5 persen. Jadi pengangguran di kabupaten Banggai. Hal ini
dapat dikatakan bahwa variabel Upah terbukti dengan nilai F hitung (21,958) > F
minimum (X2) mempunyai pengaruh yang tabel (19,000) dengan memiliki tingkat
signifikan terhadap tingkat pengangguran di signifikan sebesar 0,013 lebih kecil dari 0,05
kabupaten Banggai. atau 5%.
Dari perhitungan diatas dapat 2. Dari uji t dapat diketahui variabel
diketahui bahwa nilai koefisien determinasi independen mana saja yang berpengaruh

parsial (R2) variabel angkatan kerja (X1) signifikan secara parsial terhadap variabel
terikat yaitu tingkat pengangguran di
sebesar 0,173056 lebih kecil dari nilai
kabupaten Banggai, untuk variabel Jumlah
koefisien determinasi parsial (R 2) variabel
angkatan kerja, t hitung (4,710) > t tabel
Upah minimum (X2) yaitu sebesar
(4,30265) dengan memiliki tingkat kesalahan
0,248004. Dengan demikian dapat dikatakan
meramal (sign) sebesar 0,012< 0,05 atau 5
bahwa variabel Jumlah upah minimum (X2)
persen. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel
merupakan variabel yang mempunyai Jumlah angkatan kerja (X1) mempunyai
pengaruh paling besar atau dominan terhadap
pengaruh yang signifikan secara parsial
tingkat pengangguran di kabupaten Banggai
terhadap tingkat pengangguran (Y). Untuk
(Y).
variabel upah mnimum (X2), t hitung
Dari hasil penelitian dapat diketahui
(5,345) > t tabel (4,30265) dengan
bahwa variabel Jumlah angkatan kerja
memiliki tingkat kesalahan meramal (sign)
maupun upah minimum mempunyai
sebesar 0,015< 0,05 atau 5 persen. Jadi
pengaruh yang signifikan secara parsial
dapat dikatakan bahwa variabel upah
terhadap tingkat pengangguran di kabupaten
minimum (X2) mempunyai pengaruh yang
Banggai.
signifikan secara parsial terhadap tingkat
pengangguran di Kabupaten Banggai (Y).
Simpulan
3. Variabel upah minimum (X2)
1. Dari uji F diketahui bahwa
merupakan variabel yang mempunyai
hipotesis yang diajukan oleh peneliti
pengaruh paling besar atau dominan
didukung atau terbukti kebenarannya,
terhadap tingkat pengangguran di kabupaten
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
Banggai (Y). karena nilai koefisien

184
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016

determinasi parsial (R2) variabel upah tentang otomotif, produksi makanan dan

mnimum (X2) sebesar 0,248004 lebih besar minuman,servis elektronik dan listrik dan
lain sebagainya.
dari nilai koefisien determinasi parsial (R2)
variabel angkatan kerja (X1) yaitu sebesar
Daftar pustaka
0,173056. Dengan demikian dapat
Bps kabupaten Banggai
dikatakan bahwa variabelupah mnimum
Bps Sulawesi Tengah
(X2) merupakan variabel yang mempunyai
Gilarso, Erlangga. 2003. Pengantar Ilmu
pengaruh paling besar atau dominan terhadap Ekonomi Mikro. Yogyakarta
tingkat pengangguran di kabupaten Banggai
Mankiw,Gregory N. 2000. Teori Makro
(Y). Ekonomi. Jakarta :Erlangga

Mankiw,Gregory N. 2000. Teori Makro


Saran Ekonomi. Jakarta:Erlangga
1. Untuk mengatasi pengangguran pada
Mulyadi, Subri. 2003. Ekonomi Sumber
daerah tertentu terutama Kabupaten Daya Manusia. Jakarta : Raja
Banggai, maka pemerintah perlu melakukan Grafindo Persada
pemerataan jumlah penduduk agar tidak Mulyadi, Subri. 2003. Ekonomi Sumber
terpusat pada suatu daerah tertentu agar Daya Manusia. Jakarta : Raja
GrafindoPersada
tercipta lapangan kerja baru pada suatu
daerah tersebut. Nanga, Muana. 2001. Ekonomi Makro
Teori, Masalah dan Kebijakan.
2. Pemerintah kabupaten perlu membuka Jakarta: Erlangga
lahan baru yang tidak produktif menjadi
Samuelson, A. Paul & Nordhaus, D.
produktif baik di sektor pertanian maupun William. 1997. Mikroekonomi.
perkebunan, agar tercipta lapangan kerja Jakarta: Erlangga
baru, sehingga jumlah penduduk yang Samuelson, Paul A. dan Nordhaus William
melakukan urbanisasi berkurang. D. (1996). Makroeknomi. Jakarta:
Erlangga
3. Membekali para pencari kerja dengan
berbagai macam ketrampilan yang bertujuan Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori
Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo
untuk menjadikan mereka sebagai sosok Persada.
yang mandiri dalam menciptakan lapangan
Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi.
kerja sendiri khususnya dan untuk orang lain Jarta: Raja Grafindo Persada.
pada umumnya melalui badan pelatihan
Sukirno, Sadono. 2008. Makroekonomi.
kerja. Contohnya: memberikan pembekalan Jakarta: Raja Grafindo Persada.

185
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Suprianto, J. 2001. Statistik teori dan
aplikasi. Jakarta : Erlangga

www.banggaikab.go.id

www.sultengprov.go.id

186

You might also like