You are on page 1of 9

e-J.

Agrotekbis 4 (6) : 650 - 658, Desember 2016 ISSN : 2338 -3011

PEMBUATAN MINUMAN INSTAN FUNGSIONAL


DARI BIOAKTIF POD HUSK KAKAO
Functional Instant Beverage Production from Bioactive Cacao Pod husk

Herwanto Wasmun1), Abdul Rahim2), Gatot Siswo Hutomo2)


1)Mahasiswa Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.
2)
Staf Dosen Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.
Jl. Soekarno-Hatta Km 9. Tondo-Palu 94118. Sulawesi Tengah. Telp. 0451-429738.
E-mail: herwanto91@ymail.com. E-mail: a_pahira@yahoo.com. E-mail: gatotsiswoh@yahoo.com

ABSTRACT

This research consists of two stages in which the first stage aims to find out the weight of
the best cocoa pod husk powder that can be produced instant cacao pod husk beverages. The results
of the analysis of the antioxidant capacity levels of total phenol showed that the use of dried cocoa
pod husk by ethanol solvent has the highest level of both total phenols and antioxidant capasity. The
second phase activity aims to find out the levels of total phenols and antioxidant capacity of instant
beverages from various extracts of cocoa pod husk. This study used a completely random design
(CRD) with one factor which was consisting of four levels namely cocoa pod husk weight 5 g, 10 g,
15 g and 20 g. Maltodextrin 20 g and 10 g of sucrose was added to thicker the instant beverage. The
analysis showed that the highest of total phenols and antioxidant capacity in the drink when used 20
g of cocoa pod husk. The best phenols and antioxidant capacity content was from 10 g cocoa pod
husk extratraction thus this amount has to be used as standard to produce this instant drink.

Key Word: Extraction, Instant Drink, Pod husk.

ABSTRAK

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, tahap pertama bertujuan untuk mengetahui berat bubuk
pod husk kakao terbaik yang digunakan dalam Pembuatan Minuman Instan Fungsional dari Pod
Husk Kakao. Hasil analisis total fenol dan kapasitas antioksidan menunjukkan bahwa penggunaan
bahan pod husk kakao kering dengan pelarut etanol memiliki kadar total fenol dan kapasitas
antioksidan tertinggi. Tahap ke dua bertujuan untuk mengetahui kadar total fenol dan kapasitas
antioksidan minuman instan dari berbagai ekstrak pod husk kakao. Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor yang terdiri atas empat taraf berat pod husk kakao yaitu
5 g, 10 g, 15 g dan 20 g. Penambahan 2 g Maltodekstrin dan 10 g Sukrosa dilakukan pada proses
pemekatan minuman instan. Hasil analisis minuman instan memiliki kadar total fenol dan kapasitas
antioksidan tertinggi pada perlakuan 20 g pod husk kakao. Kadar total fenol dan kapasitas
antioksidan minuman instan terbaik dihasilkan dari ekstrak 10 g pod husk kakao yang dijadikan
sebagai panduan dalam pembuatan minuman instan.

Kata Kunci: Ekstraksi, minuman instan, Pod Husk.

PENDAHULUAN (2014) selama lima tahun terakhir produksi


buah kakao Provinsi Sulawesi Tengah terus
Sulawesi Tengah merupakan mengalami peningkatan yaitu 138.306 ton
provinsi penghasil kakao kedua terbesar di pada tahun 2010 meningkat menjadi
Indonesia setelah provinsi Sulawesi Selatan, 144.358 ton pada tahun 2012 dan 146.844
menurut Direktorat Jendral Perkebunan ton pada tahun 2014, produksi biji kakao
650
yang meningkat ini juga mengakibatkan buah kakao, wadah kemas, timbangan
semakin meningkatnya pod husk kakao analitik, ayakan 80 mesh, talang plastic,
yang dapat dimanfaatkan. ember, sendok, mangkok kaca, batang
Menurut Sartini (2013) buah kakao pengaduk, gelas ukur 1000 ml, labu ukur1000
terdiri dari tiga bagian yaitu 75,67% kulit ml, labu semprot, tabung reaksi, hot plate
buah, 2,59% plasenta dan 21,74% biji 240V, aluminium foil, tisu, kamera, kertas dan
kakao. Komponen kimia yang terdapat alat tulis menulis. Sedangkan alat-alat yang
dalam kulit buah kakao terdiri dari polifenol akan digunakan dalam proses analisis yaitu
(tannin dan flavonoid), theobromin, pektin, tabung reaksi, batang pengaduk, hot plate
lemak kakao dan lignin karbohidrat 240V, Spektrofotometer (pembaca gelombang
kompleks. Kandungan polifenol pada pod 517 nm), kertas saring, gelas dan aluminium
husk kakao sangat tinggi sehingga dapat foil.
dimanfaatkan sebagai antioksidan. Fapun Bahan utama penelitian yaitu pod
dan dan Afolayan (2012) mengemukakan husk Kakao Lindak berwarna kuning yang
bahwa ekstrak dari pod husk kakao berasal dari Desa Margapura, Kecamatan
teridentifikasi adanya senyawa terpenoid, Bolano Lambunu, Kabupaten Parigi
polifenol, tannin, flavonoid, asam sinamat, Moutong, maltodekstrin, etanol, plastik
alkaloid dan pirogalol yang berperan kemas, sukrosa dan air. Sedangkan bahan-
sebagai antioksidan. bahan yang akan digunakan dalam proses
Antioksidan merupakan senyawa analisis yaitu larutan sampel, air, larutan
yang dapat memperlambat atau mencegah DPPH, larutan Folin Ciocalteu, Na2CO3,
terjadinya kerusakan diakibatkan oleh asam askorbat, asam galat dan aquades.
radikal bebas dengan jalan meredam Pembuatan Bubuk Pod Husk Kakao. Pod
aktivitas radikal bebas atau memutus rantai husk kakao yang diambil dari buah kakao
reaksi oksidasi yang disebabkan oleh yang telah matang dan berwarna kuning. Pod
radikal bebas (Miryanti dkk, 2011). husk kakao kemudian dirajang atau dipotong
Berdasarkan komposisi yang ada menggunakan parang atau pisau dengan
pada kulit buah kakao dimungkinkan untuk ukuran 0,5-1,5 cm, kemudian dijemur
digunakan dalam bahan baku pembuatan dibawah sinar matahari hingga kering (6 hari
minuman instan fungsional. Minuman penjemuran dengan intensitas cahaya satu hari
instan fungsional adalah minuman yang penuh). Pod husk kakao yang telah kering
berbentuk serbuk atau tepung yang dalam kemudian digiling halus dengan
penggunaanya mudah larut dalam air dan menggunakan mesin penggiling (5800 rpm).
memberikan efek fungsional bagi Pod husk kakao yang telah halus kemudian
kesehatan. Minuman instan yang dibuat dari diayak dengan ayakan 80 mesh dan kemudian
kulit buah kakao memanfaatkan atau bubuk pod husk kakao ini yang digunakan
mengambil kandungan antioksidan yang ada dalam penelitian.
pada kulit buah kakao.
Proses Ekstraksi. Pod husk kakao yang telah
Berdasarkan uraian di atas maka
halus kemudian di ekstraks dalam elemenyer
dilakukan penelitian tentang Pembuatan (berat Pod husk kakao sesuai perlakuan)
Minuman Instan Fungsional dari pod husk dengan menggunakan etanol (1:3), kemudian
Kakao. Minuman instan dari pod husk diaduk dengan menggunakan batang
kakao memanfaatkan kandungan pengaduk hingga rata dan didiamkan selama
antioksidan yang ada pada pod husk kakao. 2 hari (48 jam). Pada saat ekstraksi mulut
elemenyer ditutup dengan menggunakan
BAHAN DAN METODE aluminium foil, hal ini dilakukan agar etanol
tidak menguap keluar. Pod husk kakao akan
Alat-alat yang akan digunakan mengendap didasar elemenyer dan cairan
dalam penelitian ini adalah parang, pisau, hasil ekstraksi kemudian dituang dalam
tempat penjemuran, mesin penggiling kulit
wadah plastik untuk proses

651
pemekatan. Pemekatan dilakukan untuk Analisi Antioksidan. Uji aktivitas
menghilangkan atau menguapkan etanol antioksidan dari ekstrak pod husk kakao
yang masih tercampur dengan hasil ekstrasi. diukur dengan metode Gaulejac et al. dalam
Pemekatkan dilakukan pada suhu ruang, Kiay dkk (2011) yang telah dimodifikasi.
setelah cairan hasil ekstraksi pekat Sebanyak 1 ml ekstrak 200 mg/L sampel
kemudian ditambahkan Maltodekstrin ditambahkan dengan 1 ml larutan DPPH
sebanyak 2 g dan Sukrosa 10 g dan bahan serta ditambahkan 5 ml etanol absolute dan
dicampur merata dengan cara diaduk. divortex selama 2 menit kemudian
Maltodekstrin berfungi untuk mengikat didiamkan selama 30 menit. Tingkat
antioksidan dan kandungan bioaktif hasil berkurangnya warna dari larutan
ekstraksi agar tidak hilang setelah proses menunjukkan efisiensi penangkap radikal.
ekstraksi, sedangkan Sukrosa berguna untuk Absorbsi dibaca dengan spektrofotometer
melepaskan antioksidan yang terikat oleh pada 517 nm. Kemudian nilai absorbansi
maltodekstrin dalam proses penyeduhan disetarakan dengan asam askorbat.
(sebelum konsumsi) serta memberikan rasa
manis pada minuman instan. Kemudian HASIL DAN PEMBAHASAN
bahan dikering-anginkan. Setelah kering,
bahan dihaluskan dan dikemas dalam Penelitian Kondisi Ekstraksi. Penelitian
plastik kemas sebelum dilakukan pengujian kondisi ekstraksi dilakukan untuk menentukan
kadar total fenol dan kapasitas antioksidan. jenis pelarut dan kondisi pod husk kakao yang
Setelah menjadi minuman instan akan digunakan dalam penelitian pembuatan
kemudian dilakukan pengujian kandungan Minuman Instan Fungsional dari Bioaktif pod
total fenol dan kapasitas antioksidan. Kadar husk Kakao, penelitian kondisi ekstraksi ini
total fenol dan kapasitas antioksidan dilakuan dengan cara mengekstrak pod husk
kemudian dibandingkan dengan total fenol kakao basah dan pod husk kakao kering
dan kadar antioksidan pod husk kakao hasil dengan menggunakan heksan dan etanol.
ektraksi langsung, untuk melihat berapa Hasil ekstraksi kemudian dianalisis untuk
kerusakan yang terjadi pada saat proses mengetahui kandungan total fenol dan
pembuatan minuman instan berlangsung. antioksidannya. Perbandingan total fenol hasil
Analisi Total Fenol. Analisis total polifenol ektraksi pod husk kakao basah dan pod husk
dilakukan dengan metode Folin-Denis kakao kering dengan menggunakan heksan
(Shahidi dkk, 1995). Minuman yang telah dan etanol dapat dilihat dalam Gambar 1.
diseduh digunakan sebagai sampel dalam uji Gambar 1 menunjukkan bahwa hasil
total polifenol. Asam galat digunakan sebagai ekstraksi pod husk kakao basah dan pod
standar. Hasil pengukuran total polifenol huskkakao kering dengan menggunakan
minuman kemudian dihitung berdasarkan heksan dan etanol memiliki nilai total fenol
kesetaraannya dengan total polifenol pada yang berbeda. Bila dibandingkan dengan
asam tanat yang dinyatakan dalam ppm TAE heksan, total fenol dari hasil ekstraksi
(Tannic Acid Equivalent). Diambil 1 ml dengan menggunakan etanol memiliki nilai
sampel kemudian diencerkan 2-4 kali dengan yang lebih tinggi pada pod husk kakao
aquades, kemudian ditambahkan pereaksi
basah maupun pada pod husk kakao kering.
Folin-Dennis sebanyak 1 ml dan diinkubasi
Gambar 1 juga menunjukkan bahwa etanol
jauh lebih baik dalam mengektrak total
dengan suhu kamar selama 5 menit.
fenol dari pod husk kakao dibandingkan
Kemudian ditambah 0.25 ml larutan Na 2CO3 dengan heksan. Menurut Hayati dkk (2010)
(60 g/L) dan 1.75 ml akuades dan senyawa fenol bersifat polar sehingga lebih
diinkubasi lagi selama 30 menit. Hasil akhir mudah terekstrak dengan menggunakan
dibaca pada absorbansi gelombang = 760 pelarut polar seperti etanol, sedangkan
nm pada Spektrofotometer. Nilai asorbansi heksan bersifat non polar dan hanya bisa
disetarakan dengan asam gallat.
652
melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat antioksidan berbanding lurus dengan total
polar (Budiarti, 2006). fenol, semakin tinggi kandungan fenol
Berdasarkan hasil analisis total fenol dalam suatu bahan semakin tinggi pula
dengan metode Folin-Ciocalteu di dapatkan aktivitasnya sebagai antioksidan.
hasil bahwa total fenol dari pod husk kakao Senyawa polifenol pada pod husk
kering dengan bahan pengekstrak etanol kakao basah diduga masih terikat oleh
memiliki total fenol lebih tinggi (80,33 mg beberapa senyawa seperti pektin, serta
as.gallat) dibandingkan dengan total fenol adanya ikatan hidrogen dengan jaringan
dari pod husk kakao basah (47,9 mg didalam pod husk kakao sehingga tidak
as.gallat) hal ini diduga disebabkan karena mudah untuk terekstrak oleh pelarut heksan
kandungan pektin pod husk kakao basah maupun etanol. Etanol mempunyai sifat
jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang polar sehingga akan memudahkan
pod husk kakao kering, kandungan pektin isolasi bioaktif polifenol yang mempunyai
yang sangat tinggi dapat menghambat atau sifat hidrofilik, dibandingkan dengan
menghalangi proses ekstraksi total fenol heksan maka etanol mempunyai kepolaran
dari pod husk kakao. Sartini dkk (2007) yang lebih baik, etanol juga tidak bersifat
mengemukakan bahwa pektin lebih banyak racun (toksik).
terekstrak dari sampel pod husk kakao basah
(segar) dibandingkan dengan sampel pod as.galat)
100
husk kakao kering dan senyawa pektin dapat 60 80.33
terekstraksi pada larutan etanol dibawah 80
70%.
Berdasarkan hasil ekstrak kapasitas 47.9 Heksan
Total lFeno (mg

antioksidan menggunakan bahan pod husk 40 Etanol


kakao basah dan pod husk kakao kering
dengan menggunakan pelarut heksan dan 20
5.53 4.97
etanol didapatkan hasil pada Gambar 2. 0
Gambar 3 menunjukkan bahwa Basah Kering
ekstraksi menggunakan etanol memiliki
persentase kadar antioksidan dari total fenol Gambar 1. Total Fenol Hasil Ekstraksi Pod
lebih tinggi bila dibandingkan dengan Husk Kakao Basah dan Kering menggunakan
menggunakan heksan, hal ini berlaku pada Heksan dan Etanol.
bahan pod husk kakao basah maupun pod
husk kakao kering. Ekstraksi menggunakan 100 92.15
pod huskbasah dengan pelarut heksan 90
diperoleh kapasitas antioksidan 14,16% dari 80
(%)

total fenol 5,53 mg asam galat dan 70 61.56 Antioksidan


Antioksidan

menggunakan etanol absolute diperoleh 40


60 pod husk
kapasitas antioksidan sebesar 61,56% dari 50
Kakao Basah
total fenol sebesar 47,90 mg asam galat. Antioksidan
Isolasi bioaktif pod husk kakao dalam 14.16 pod husk
Kadar

20 Kering

kondisi kering dengan menggunakan heksan 30 Kakao


diperoleh kapasitas antioksidan sebesar 12.55
10
12,54% dari total fenol 4,97 mg asam galat
dan menggunakan etanol diperoleh 0

kapasitas antioksidan sebesar 92,15% dari Heksan Etanol


total fenol 80,10 mg asam galat. Menurut
Gambar 2. Kapasitas Antioksidan Pod Husk
Huang dkk (2005); Estiasih dan Kurniawan
Basah dan Pod Husk Kakao Kering
(2006); Rahmi dkk (2013); bahwa aktivitas menggunakan Heksan dan Etanol.

653
250.00
Peningkatan kadar total fenol pada
205,79d minuman instan disebabkan oleh
TotalFenol(mgas.galat) 200.00 183,37c bertambahnya pod husk kakao yang
digunakan sebagai bahan baku dalam
150.00 123,07b pembuatan produk tersebut. Selain itu,
100.00 76,07a selama proses pembuatan minuman instan
tidak dilakukan tahap pengolahan terutama
50.00
pemanasan dan paparan pada cahaya yang
0.00 dapat menyebabkan rusaknya senyawa fenol
0 10 20 30 didalam minuman instan. Menurut Hodan
Pod Husk Kakao (g) Chen (1995); Farida (2002) bahwa
Gambar 3. Total Fenol Minuman Instan kerusakan fenol dapat disebabkan oleh
Fungsional dari Pod Husk Kakao. faktor lingkungan seperti cahaya, suhu dan
oksigen. Beberapa senyawafenol mudah
Pengaruh Berat Ekstrak Pod Husk teroksidasi oleh oksigen terutama dalam
Kakao. Total Fenol Minuman Instan. suasana alkali atau oleh enzim
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan polifenoloksidase.
bahwa berat pod husk kakao berpengaruh Berdasarkan hasil analisis total fenol,
sangat nyata terhadap total fenol minuman kandungan total fenol minuman instan dari
instan. Adapun hasil uji BNJ 5% (0,13) kulit buah kakao 10 g merupakan yang
menunjukkan bahwa masing-masing berat terbaik, hal ini karena total fenol minuman
pod husk kakao memiliki kadar total fenol instan dari ekstrak 10 g pod husk kakao
yang berbeda dimana minuman instan dari
(123,20 mg asam galat) sudah mendekati
ekstrak 20 g pod husk kakao mengandung
kandungan total fenol minuman teh celup
total fenol tertinggi yakni 205,79 mg asam
(142,85 mg asam gallat). Tubuh manusia
galat dan kadar total fenol terendah
memiliki batas tertentu terhadap total fenol,
didapatkan dari minuman instan ekstrak 10
g pod husk kakao. Kadar total fenol kadar total fenol pada teh dapat diterima oleh
minuman instan dari berbagai berat ekstrak tubuh sehingga minuman instan dari ekstrak
pod husk kakao dapat dilihat pada Gambar 10 g pod husk kakao merupakan yang terbaik
3. karena kadar total fenolnya masih dibawah
Kurva pada Gambar 3, menunjukkan kadar total fenol the. Kadar total fenol
bahwa semakin berat pod husk kakao yang minuman instan dari ekstrak 15 g dan 20 g
digunakan dalam pembuatan minuman instan pod husk kakao memiliki kadar total fenol
maka semakin tinggi kandungan total yang lebih tinggi dari kadar total fenol teh,
fenolnya, hal ini juga berarti peningkatan meskipun demikian belum dapat dikatakan
volume etanol yang digunakan mempengaruhi yang terbaik karena perlu penelitian lebih
kandungan total fenol. Menurut Setyowati dan lanjut untuk mengetahui apakah tubuh
Chatarina (2013) semakin banyak etanol yang manusia dapat menerima kadar total fenol
digunakan untuk ekstraksi, semakin banyak yang lebih besar dari kadar total fenol yang
pula total fenol yang terekstrak. Begitu juga ada pada teh serta untuk mengetahui standar
dengan Walter dan Marchesan (2011) yang total fenol yang dapat diterima oleh tubuh
mengemukakan bahwa semakin tinggi total manusia. Teh telah banyak di konsumsi dan
fenol, maka aktivitas antioksidannya akan tubuh manusia dapat menerima dengan baik
semakin tinggi pula. Perbedaan kadar total kadar total fenol yang ada pada teh. Senyawa
fenol pada berbagai hasil penelitian fenolik yang terkandung dalam pod husk
disebabkan perbedaan jenis, umur dan organ kakao antara lain seperti kuersetin, resorsinol,
tanaman yang digunakan, metode ekstraksi, flavonoid dan tanin yang bermanfaat bagi
jenis dan konsentrasi pengekstrak yang kesehatan (Hidayati, 2013).
digunakan.

654
Loppies dan Yumas (2014); Fapundan dan kapasitas antioksidan minuman instan,
Afolayan (2012) juga mengemukakan dimana semakin tinggi kadar total fenol
bahwa ekstrak dari pod husk kakao dengan minuman instan maka semakin tinggi pula
menggunakan etanol teridentifikasi adanya kapasitas antioksidan minuman instan
senyawa terpenoid, polifenol, tersebut. Hal ini sejalan dengan yang
tannin, flavonoid, asam sinamat, dinyatakan oleh Estiasih dan Kurniawan
alkaloiddan pirogalol yang berperan sebagai (2006) yang mengatakan bahwa semakin
antioksidan. Kandungan senyawa fenol tinggi nilai total fenol maka aktivitas
yang ada pada teh celup antara lain seperti antioksidannya semakin besar juga.
tannin katekin (katekin, epikatekin galat,
epigalokatekin, epigalokatekin galat, dan 25000.00
galokatekin) dan Flavanol (kaemferol, 19086,7
d
kuersetin, dan mirisetin) (Wang dan 20000.00

)Antioksidanas.askorbat
12005,9
Helliwell, 2000 dalam Yulianto dkk, 2006). c
15000.00 10198,6
Kapasitas Antioksidan Minuman Instan. 9021,50 b
10000.00 a
Hasil analisis kapasitas antioksidan
minuman instan dari pod husk kakao 5000.00

Kadar(mg
dengan menggunakan metode DPPH
menunjukkan bahwa semakin 0.00
bertambahnya pod husk kakao yang 0 5 10 15 20 25
digunakan dalam pembuatan minuman Pod Husk Kakao (g)
instan membuat semakin bertambahnya Gambar 4. Kapasitas Antioksidan Minuman Instan.
kadar antioksidan pada minuman instan
tersebut. Kenaikan kadar antioksidan minu
as.askorbat)

25000
man instan dari pod husk kakao dapat 20000
dilihat dalam Gambar 4. y = 64,641x + 3069
Antioksidan(mg

15000 r=0,84
Hasil analisis sidik ragam
10000
menunjukkan adanya pengaruh nyata pod
husk buah kakao terhadap kapasitas 5000
antioksidan minuman instan. Adapun hasil 0
uji BNJ 5% (1233,57) menunjukkan bahwa 0 50 100 150 200 250
masing-masing pod husk kakao memiliki
kapasitas antioksidan yang berbeda-beda, Total Fenol (mg as.galat)
kapasitas antioksidan tertinggi padaGambar 5. Korelasi Kadar Total Fenol dan
Kapasitas Antioksidan.
minuman instan diperoleh dari penggunaan
bubuk pod husk kakao sebanyak 20 g yaitu
Tabel 1. Kadar Total Fenol pada Pod Husk
sebesar 19086,73 mg asam askorbat dimana Kakao dan Minuman Instan dari
hasil tersebut berbeda bila dibandingkan Berbagai Berat Pod Husk Kakao
dengan penggunaan bubuk pod husk kakao
5 g hingga 15 g. Estiasih dan Kurniawan Pod
Kadar Total Fenol (mg As. Galat)
Husk
(2006) menyatakan bahwa aktivitas Kakao Pod Husk Minuman Kerusakan
antioksidan berkaitan dengan nilai total (g) Kakao Instan (%)
fenolik dimana semakin tinggi nilai total 5 350,15 a
76,07 a a
78,27
fenol maka aktivitas antioksidan semakin 10 350,15 a 123,20b 64,81
besar Gambar 5 dibawah ini menunjukkan 15 350,15 a 183,37 c 47,63
hubungan antara total fenol dan kapasitas 20 367,96 b
203,79 d
44,62
antioksidan dari minuman instan. BNJ 5% 0,1383 12,46
Gambar 5 menunjukkan adanya
korelasi positif dari kadar total fenol dan
655
Tabel 2. Kapasitas Antioksidan (DPPH) pada dengan Asam Galat, kandungan total fenol
Pod Husk Kakao dan Minuman Instan minuman instan berbeda dengan kandungan
dari Berbagai Berat Pod Husk Kakao total fenol hasil ekstraksi langsung bubuk
pod husk kakao, ada penurunan kadar total
Pod Kapasitas Antioksidan fenol setelah menjadi minuman instan, hal
Husk (mg.As.Askorbat)
Kakao Pod Husk Minuman Kerusakan ini dapat dilihat pada Tabel 1.
(g) Kakao Instan (%) Tabel 1 menunjukkan bahwa terjadi
5 35977,11c 9021,50a 74,91 penurunan kadar total fenol pada minuman
10 16708,33a 10198,67ab 38,95 instan bila dibandingkan dengan bahan
a
15 15347,22 12005,93b 21,76 baku yakni bubuk pod husk kakao.
b
20 19486,11 19086,73c 2,04 Penurunan kadar total fenol tersebut sebesar
BNJ 5% 1620,95 1233,57
44% hingga 78% yang diduga akibat
hilangnya sebagian senyawa fenol selama
Berdasarkan hasil analisis didapatkan berlangsungnya pengolahan bubuk pod
bahwa minuman instan terbaik didapatkan husk kakao menjadi minuman instan
dari hasil ekstraksi 10 g pod husk kakao, hal
khususnya pada tahap ekstraksi, pemekatan
ini didasarkan pada kandungan total fenol
dan pengeringan. Selama proses pemekatan
minuman instan dari 10 g pod husk kakao
total fenol yang larut dalam etanol sebagian
yaitu 123,20 mg as.gallat sudah mendekati
ikut hilang dan menguap bersama dengan
total fenol dari minuman teh celup 142,85 mg
etanol. Proses pengeringan minuman instan
as.gallat. Kapasitas
juga menyebabkan sebagian total fenol
antioksidan minuman instan yang dihasilkan
dari ekstraksi 10 g pod husk kakao menjadi rusak, diduga sebagian total fenol
mencapai 10198,67 mg as.askorbat telah berubah menjadi tannin dan kuinon.
sedangkan kapasitas antioksidan dari teh Ho dan Chen (1995) mengatakan bahwa
celup hanya mencapai 957,75 mg polifenol dapat mengalami kerusakan yang
as.askorbat. Senyawa fenol berperan disebabkan oleh faktor lingkungan seperti
sebagai antioksidan, senyawa fenol dari pod cahaya, suhu dan oksigen. Menurut Farida
husk kakao yang berperan sebagai (2002) bahwa proses pengeringan senyawa
antioksidan yaitu kuersetin, resorsinol, fenol cenderung mengalami penurunan
flavonoid, tannin dan lain-lain. Antioksidan yang disebabkan proses oksidasi polifenol
yang terdapat pada teh celup antara lain oleh enzim polifenoloksidase.
yaitu tannin katekin dan flavanol. Antioksidan. Berdasarkan hasil analisis
Senyawa antioksidan alami tumbuhan kapasitas antioksidan pada pod husk kakao
umumnya adalah senyawa fenolik atau
dan minuman instan yang telah disetarakan
polifenolik yang dapat berupa golongan
dengan Asam Askorbat, menunjukkan bahwa
flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin,
tokoferol dan asam-asam organik berbagai berat pod husk kakao memberikan
polifungsional. Golongan flavonoid yang pengaruh yang sangat nyata terhadap
memiliki aktivitas antioksidan meliputi kapasitas antioksidan, baik pada pod husk
flavon, flavonol, isoflavon, katekin, flavonol sebagai bahan baku maupun dalam minuman
dan kalkon. Sementara turunan asam sinamat instan sebagai produknya. Hasil analisis
meliputi asam kafeat, asam ferulat, asam kapasitas antioksidan pada pod husk kakao
klorogenat, dan lain-lain. Menurut Miryanti dan minuman instan disajikan pada Tabel 2.
dkk (2011), antioksidan sangat bermanfaat Tabel 2 menunjukkan bahwa adanya
bagi kesehatan, fungsi utama antioksidan penurunan kadar antioksidan dari pod husk
yaitu sebagai pemberi atom hidrogen dan kakao menjadi minuman instan. Penurunan
memperlambat laju autooksidasi. kadar antioksidan terjadi berkisar antara
Pengaruh Pengolahan. 2,04% sampai 74,92%, hal ini diduga
Total Fenol. Berdasarkan hasil analisis disebabkan karena terjadinya kerusakan
kandungan total fenol yang telah disetarakan selama proses

656
pengolahan. Proses pengolahan bioaktif dari DAFTAR PUSTAKA
pod husk kakao proses pemekatan hasil
ekstraksi dan proses pengeringan minuman Budiarti, R. 2006. Pemanfaatan Lengkuas Merah
(Alpinia purpurata K. Schum) sebagai
instan menyebabkan terjadinya kerusakan Bahan Anti Jamur Dalam Sampo. Fakultas
yang mengakibatkan penurunan kapasitas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
antioksidan. Menurut (Koswara, 2007) dan Bogor. Bogor.
Wahyudi (2006) yang mengemukakan
Direktorat Jendral Perkebunan, 2014. Produksi
bahwa pemanfaatan senyawa antioksidan Kakao Menurut Provinsi Indonesia, 2010-
alami dalam bentuk ekstrak memiliki 2014. Www.Pertanian.go.id. Diakses pada 2
kemungkinan kehilangan komponen volatil September 2015.
dalam proses pengolahan. Antioksidan juga
Estiasih, T dan D. A. Kurniawan. 2006. Aktivitas
mudah untuk terdegradasi dan teroksidasi Antioksidan Ekstrak Umbi Akar Ginseng
dengan adanya faktor lingkungan yang Jawa (Talinum triangulare Wild.).
disebabkan oleh suhu tinggi, paparan J. Teknologi dan Industri Pangan. 166175.
cahaya, logam perosida, teroksidasi oleh Fapohunda and Afolayan. 2012. Fermentation of
Cocoa Beans and Antimicrobial Potentials of the
oksigen dan tidak mudah terdispersi dalam pod Husk Phytochemicals. J. of Physiology and
bahan kering. Pharmocology Advances,
Vol. 2. No. 3. 158-164.
KESIMPULAN DAN SARAN Farida, 2002. Pengaruh Pengeringan terhadap Sifat
Fisik dan Kimia Bahan Makanan. Program
Kesimpulan Studi Agroteknologi Hasil Pertanian.
Fakultas Pertanian. IPB.
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa : Hayati E.K., Fasyah A.G., dan Saadah L., 2010,
1. Kadar total fenol (80,33 as.galat) dan Fraksinasi dan Identifikasi Senyawa Tanin
kadar antioksidan (92,15%) tertinggi pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilimbi L.). J. Kimia. 4(2): 193-200.
diperoleh dari ekstrak pod husk kakao
kering dengan menggunakan pelarut Hidayati, C.D. 2013. Aktivitas Antibakteri dan
etanol. Bioautografi Ekstrak Aseton Kulit Buah
2. Ekstrak 20 g pod husk kakao Kakao (Theobroma Cacao L.) terhadap
Streptococcus Mutans dan Escherichia coli.
memberikan kadar total fenol dan kadar Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
antioksidan tertinggi, yaitu 205,79 Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
as.gallat dan 19086,73 mg as.askorbat.
Minuman instan dari berat 10 g pod Ho CT. and Chen CW. 1995. Antioxidant Properties
husk kakao memiliki kadar total fenol Of Polyphenols Extracted From Green Tea
And Black Tea. J. of Food Lipids. 2:3546.
dan kadar aktifitas antioksidan terbaik.
3. Kerusakan total fenol dan antioksidan Huang D., Ou B., and Prior RL., 2005. The
selama pengolahan minuman instan Chemistry Behind Antioxidant Capacity
meningkat dengan menurunnya berat Assays. J. Agricultural and Food.
ekstrak pod husk kakao. Kiay, N., Suryanto E.,dan Mamahit L.2011. Efek
Saran Lama Perendaman Ekstrak Kalamansi
(Citrus microcarpa) terhadap Aktivitas
Kehilangan kadar total fenol dan Antioksidan Tepung Pisang Goroho (Musa
spp.). Chemistry Progress. 4. 27-33.
kapasitasantioksidan selama proses
pemekatan dan pengeringan minuman Koswara, S. 2007. Teknologi Enkapsulasi Flavor
instan dari pod huskkakao sangat tinggi Rempah-rempah.
sehingga perlu ditemukan metode lain untuk
pemekatan dan pengeringan minuman Loppies,J.E., dan Yumas, M. 2014. Ekstraksi
Komponen Aktif Kulit Kakao dan
instan dari pod husk kakao sehingga Pemanfaatnya sebagai Bahan Pengawet
kerusakan dapat di perkecil. Alami pada Produk Makanan. Balai Besar

657
Industri Hasil Perkebunan. Vol 9. No 1. 59- Setyowati, A. dan Chatarina, L.S., 2013.
68. Makassar. Peningkatan Kadar Kurkuminoid dan
Aktivitas Antioksidan Minuman Instan
Miryanti, Y.I.P.A., Sapei, L., Budiono, K. dan Indra, Temulawak dan Kunyit. Agritech. Vol. 33.
S., 2011. Ekstraksi Antioksidan dari Kulit No. 4.
Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.).
Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat. Universitas Katolik Shahidi, F. and M. Naczk. 1995. Food Phenolics:
Parahyangan. Bandung. Sources, Chemistry, Effects, Application.
Technomic Publishing Co. Inc., Lancaster.
Rahmi, R., Manjang, Y., dan Santoni, A. 2013. Basel.
Profil Fitokimia Metabolit Sekunder dan
Uji Aktivitas Antioksidan Tanaman Jeruk Wahyudi, A. 2006. Aktifitas Antioksidan dan Asam
Purut (Citrus histrix DC) dan Jeruk Bali Askorbat dengan Metode FTC. Akta
(Citrus maxima (Burm.f.) Merr). Skripsi. Kimindo. Vol. 2. No. 1. 37-40. ITS.
Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Andalas. Surabaya.
Limau.
Wang, H., and Helliwell, K. 2000. Epimerisation of
Catechins in Green Tea Infusions. Food
Sartini. 2013. Pemanfaatan Kakao sebagai Sumber Chemistry. 70. 337-344.
Bahan Aktif I pembantu Sediaan Farmasi
(Obat dan Kosmetika) dan Supplemen
Makanan. Makalah sebagai Nara Sumber Walter, M., & Marchesan, E. 2011. Phenolic
Seminar Nasional Teknologi Industry Compounds and Antioxidant Activity of
Kakao dan Hasil Perkebunan Lainya. Rice. Biol. Technol. v.54 n.2: pp. 371-377.
Makassar.
Yulianto, M.E., Ariwibowo, D., Arifan, F.,
Sartini, M., Natsir D., dan Alam, G..2007. Ekstraksi Kusumayanti, H., Nugraheni, F.S. dan Senin.
Komponen Bioaktif dari Limbah Kulit Buah 2006. Model Perpindahan Panas Teknologi
Kakao dan Pengaruhnya terhadap Aktivitas Steaming Proses Inaktivasi Enzim Polifenol
Antioksidan dan Antimikroba. Fakultas Oksidase dalam Pengolahan Teh Hijau
Farmasi Universitas Hasanuddin. Makassar. berkatekin Tinggi. UNDIP. Semarang.

658

You might also like