Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Pectin is a fiber component found in the middle lamella layer and primary cell wall in
plants. Pectin levels in each plant are different. Pectin extraction can be done by heating the
material with an acid solution. The aim of this study was to obtain a volume of 1 N HCl
concentration which gave the best effect on the physical and chemical proprties of pectin peel of
grapefruit. This research was conducted at the Agroindustrial Laboratory Faculty of Agriculture,
Tadulako University, Palu, Central Sulawesi. The time of the research took place from of January to
February 2020. This research was an experimental study made from Bali orange peel using a
completely randomized design (CRD) pattern of one factor. The factor tested was a 1 N
concentration of HCl solution using 5 volume levels, namely 300, 400, 500, 600 and 700 ml. Each
treatment was repeated 3 times to obtain 15 experimental units. Analysis parameters observed were
yield of pectin, methoxyl content, galacturonic content, water content, ash content, and equivalent
weight. Based on the results and discussion, it can be concluded that the treatment of 1 N HCl with
a volume of 400 ml gives the best influence on the physical and chemical characterization of pectin
from Bali orange peel. The physical and chemical characterization of pectin resulted from this
treatment was yield of 11.20%, methoxyl content of 2.26%, galacturonate content of 61.84%,
moisture content of 6.57%, ash content of 3.63% and equivalent weight of 756, 62 mg.
ABSTRAK
Pektin adalah suatu komponen serat yang terdapat pada lapisan lamella tengah dan dinding
sel primer pada tanaman. Kadar pektin pada setiap tanaman berbeda-beda. Ekstraksi pektin dapat
dilakukan dengan cara memanaskan bahan dengan larutan asam. Penelitian bertujuan untuk
mendapatkan volume HCl konsentrasi 1 N yang memberikan pengaruh terbaik terhadap sifat fisik
dan kimia pektin kulit jeruk Bali. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agroindustri Fakultas
Pertanian Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung
pada bulan Januari sampai bulan Februari 2020. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
berbahan dasar kulit jeruk Bali dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola satu
faktor. Faktor yang dicobakan adalah larutan HCl konsentrasi 1 N dengan menggunakan 5 taraf
volume yaitu 300, 400, 500, 600 dan 700 ml. Setiap perlakuan yang diulang 3 kali sehingga
diperoleh 15 unit percobaan. Paramater analisis yang diamati adalah rendemen pektin, kadar
metoksil, kadar galakturonat, kadar air, kadar abu, dan berat ekivalen. Berdasarkan hasil dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa perlakuan HCl 1 N dengan volume 400 ml memberikan
pengaruh terbaik terhadap karakterisasi fisik dan kimia pektin dari kulit jeruk Bali. Karakterisasi
1217
fisik dan kimia pectin hasil perlakuan ini adalah rendemen 11,20%, kadar metoksil 2,26%, kadar
galakturonat 61,84%, kadar air 6,57%, kadar abu 3,63% dan berat ekuivalen 756, 62 mg.
1218
dan analisis pektin seperti HCl 1 N, etanol menghilangkan asam pekat dari larutan yang
99%, aquades, sampel pektin, indikator digunakan. Kemudian pektin yang didapatkan
phenolptalein (PP) dan NaOH, plastik dikeringkan lalu ditimbang untuk mengetahui
kemas, tisu, kertas label, kain saring, dan rendemennya. Pektin dimasukkan ke dalam
alumunium foil. plastik kemas lalu disimpan di dalam lemari
Adapun alat yang di gunakan dalam pendingin sebelumnya dilakukan analisis
penelitian ini antara lain blender, timbangan karakteristik fisik dan kimianya (kadar
digital, pisau, neraca analitik, tanur, cawan metoksil, kadar galakturonat, kadar air,
petri, oven, pipet tetes, pipet ukur, kain kadar abu, dan berat ekivalen).
saring, thermometer, nampan plastik,
sendok plastik, corong, batang pengaduk, Parameter Pengamatan
gelas kimia 250 dan 1000 ml, gelas ukur Rendemen Pektin (Abdillah, 2006). Untuk
100 dan 1000 ml, labu ukur 100 dan 1000 mengetahui rendemen pektin yang diperoleh
ml, stopwatch, lemari pendingin, alat titrasi, yaitu, dengan cara menimbang pektin
erlenmeyer 250 dan 1000 ml, stopwatch, kering kemudian melakukan perbandingan
saringan besi, kamera, dan alat tulis dengan berat sampel. Banyaknya rendemen
menulis. pektin hasil ekstraksi kulit jeruk bali
Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan asam klorida.
eksperimental berbahan dasar kulit jeruk
Bali dengan menggunakan Rancangan Acak Kadar Metoksil (Akhmalludin, 2009).
Lengkap (RAL) pola satu faktor. Faktor Pektin kering yang diperoleh dianalisis
yang dicobakan adalah larutan HCl kandungan metoksilnya. Dilakukan dengan
konsentrasi 1 N dengan menggunakan 5 cara melarutkan 0,25 gr pektin kering
taraf volume yaitu 300, 400, 500, 600 dan dengan 50 ml akuades. Setelah itu
700 ml. Setiap perlakuan yang diulang 3 ditambahkan dengan 6 tetes fenolftalin,
kali sehingga diperoleh 15 unit percobaan. kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N.
Paramater analisis yang diamati adalah Titik ekivalen ditandai dengan perubahan
rendemen pektin, kadar metoksil, kadar warna dari putih kecoklatan sampai kemerah
galakturonat, kadar air, kadar abu, dan berat muda. Volume NaOH yang dibutuhkan dicatat.
ekivalen. Selanjutnya ditambahkan 6 tetes larutan
HCL 0,1 N dan dikocok, kemudian larutan
Pelaksanaan Penelitian didiamkan selama 15 menit.
Ekstraksi Pektin. Ekstraksi dimulai dengan
melakukan pengecilan ukuran kulit jeruk Kadar Galakturonat (Akmalludin, 2009).
Bali yaitu kulit jeruk di rajang-rajang ± 0,5- Larutan hasil pendiaman pada penentuan
1,5 mm. Selanjutnya kulit jeruk Bali ditimbang kadar metoksil kemudian dikocok sampai
sebanyak 100 g ke dalam erlenmeyer dan warna merah muda hilang dan ditambahkan
6 tetes fenoftalin serta dititrasi dengan
ditambahkan HCl 1 N dengan volume
NaOH 0,1 N sampai timbul warna merah
sesuai perlakuan yaitu 300 ml, 400, 500, muda. Derajat Esterifikasi (DE) dari pektin
600, dan 700 ml. Setelah itu dipanaskan dapat diperoleh dari perbandingan kadar
dengan suhu 60oC selama 30 menit metoksil dan galakturonat.
kemudian disaring untuk memisahkan filtrat
dan ampas kulit jeruk lalu didiamkan hingga Kadar Air (Pardede dkk, 2013). Sebanyak
filtrat hasil saringan dingin. Kemudian 0,3 g sampel pektin dikeringkan didalam
ditambahkan etanol 99% kedalam filtrat untuk oven pada suhu 105oC selama 4 jam
mengendapkan pektin lalu didiamkan. Selanjunya menggunakan cawan porselin yang telah
dilakukan pemisahan untuk mendapatkan diketahui bobot kosongnya. Selanjutnya
pektin dengan cara disaring dan dicuci tiga didinginkan dalam desikator dan ditimbang
kali menggunakan etanol 99% untuk sampai diperoleh bobot yang tepat.
1219
Penentuan Kadar Abu (Ranggana, 2000). pektin yang terkandung di dalam kulit jeruk
Cawan porselin dikeringkan didalam tanur Bali telah terserap sempurna sehingga
pada suhu 650oC kemudian didinginkan menghasilkan rendemen yang tinggi.
didalam desikator dan ditimbang sebagai
bobot wadah. Sebanyak 0,5 g sampel pektin 12.00
11,20 b
2.00
Berat Ekivalen (Ranganna, 2000). Berat
ekivalen ditentukan dengan menimbang 0,25 g 0.00
200 300 400 500 600 700
pektin dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 Volume HCL 1 N (ml)
ml dan dilembabkan dengan 1,0 ml etanol
96%. Kemudian ditambahkan dengan
aquades sebanyak 50 ml dan ditambahkan 6 Gambar 1. Rendemen Pektin Kulit Buah Jeruk
tetes indicator PP. campuran tersebut Bali yang di Ekstraksi Menggunakan
kemudian diaduk dengan cepat untuk Berbagai Volume Larutan Asam
memastikan bahwa semua substansi pektin Klorida Konsentrasi 1 N.
telah terlarut dan tidak ada gumpalan yang
menempel pada sisi Erlenmeyer. Titrasi Semakin banyak volume HCl 1 N
dilakukan perlahan-lahan dengan titran standar yang digunakan untuk ekstraksi pectin
NaOH 0,1 N sampai warna campuran berubah maka berat pektin yang dihasilkan semakin
menjadi merah muda dan tetap bertahan kecil. Hal ini disebabkan ion hidrogen yang
selama 30 detik. mensubstitusi kalsium dan magnesium dari
protopektin yang terhidrolisis akan menyebabkan
HASIL DAN PEMBAHASAN rusaknya molekul pada ikatan rantai
galakturonat menjadi terlepas Menurut
Rendemen Pektin Hasil rendemen pektin Prasetyowati dan Pesantri (2009).
yang diperoleh pada Gambar 1 terlihat Menurut Evi, dkk., (2013) waktu
bahwa rendemen pektin tertinggi 11,20% ekstraksi pektin berbanding lurus dengan
diperoleh pada volume 400 ml larutan HCl jumlah protopektin yang berubah menjadi
1 N. Akan tetapi pada volume 500, 600, dan pektin, tetapi pada waktu tertentu pektin
700 ml rendemen pektin turun. Hal ini dapat terdegradasi menjadi asam pektat,
karena pengaruh dari konsentrasi asam yang sehingga waktu optimum penting untuk
menunjukkan bahwa pada konsentrasi 400 ditentukan.
ml substansi pektin yang terkandung di
dalam kulit jeruk Bali telah terserap Kadar Metoksil. Kadar metoksil didefinisikan
sempurna sehingga menghasilkan rendemen sebagai jumlah mol etanol yang terdapat di
yang tinggi. dalam 100 mol asam galakturonat. Kadar
Hasil rendemen pektin yang diperoleh metoksil pektin ini memiliki peranan yang
pada Gambar 3 terlihat bahwa rendemen sangat penting dalam menentukan sifat
pektin tertinggi 11,20% diperoleh pada fungsional larutan pektin dan dapat
volume 400 ml larutan HCl 1 N. Akan mempengaruhi struktur dan tekstur dari gel
tetapi pada volume 500, 600, dan 700 ml pektin (Fakhrizal, dkk., 2015).
rendemen pektin turun. Hal ini karena pengaruh Kadar metoksil yang diperoleh dari
dari konsentrasi asam yang menunjukkan hasil penelitian ini berkisar antara 2,26%
bahwa pada konsentrasi 400 ml substansi sampai 2,39% berdasarkan nilai kadar metoksil
1220
tersebut, maka pektin yang dihasilkan dalam akan turun sehingga terjadi degradasi
penelitian ini tergolong dalam pektin dengan pektin.
kadar metoksil rendah. Kadar metoksil yang Pektin yang bermetoksil tinggi dapat
didapatkan tergolong kadar metoksil rendah membentuk gel dengan gula dan asam.
karena nilainya kurang dari 7%. Hal ini Pektin yang bermetoksil rendah dapat
berdasarkan syarat dari Food Chemical membentuk gel, namun memerlukan ion-
Codex yaitu pektin bermetoksil tinggi jika ion polivalen. Kadar metoksil yang rendah
memiliki nilai kadar metoksil sama dengan dapat disebabkan oleh tingkat kematangan
7% atau lebih. Jika kadar metoksil kurang kulit (Sucitra, dkk., 2018). Pektin yang
dari 7% maka pektin tersebut bermetoksil bermetoksil rendah lebih menguntungkan
rendah (Nurhaeni, dkk., 2018). karena dapat langsung diproduksi tanpa
melalui proses demetilasi (Fakhrizal, dkk.,
2.40
2015).
2.38 2.38 2.39
Kadar Metoksil (%)
2.36
Kadar Galakturonat. Sifat fungsional pektin
2.34
2.32
sangat dipengaruhi oleh kadar asam galakturonat.
2.30 2.30 Menurut Constenla dan Lozano (2002) struktur
2.28
2.29 dan tekstur dari gel pektin tergantung pada
2.26 2.26 kadar asam galakturonat. Semakin tinggi
2.24 nilai kadar galakturonat maka mutu pektin
200 300 400 500 600 700
juga semakin tinggi. Menurut IPPA (2002)
Volume HCL 1 N (ml)
kadar galakturonat yang ditetapkan minimal
35%.
Gambar 2. Kadar Metoksil Pektin Kulit Buah
Jeruk Bali yang di Ekstraksi 68.00
Kadar Asam Galakturonat (%)
65,58b
Menggunakan Berbagai Volume 66.00
Larutan Asam Klorida Konsentrasi 1 64.00
N. 62.00
61,84ab
60,82ab 62,49b
60.00
Berdasarkan Gambar 2. Kadar metoksil
58.00
yang diperoleh dari hasil penelitian ini berkisar
56.00
antara 2,26% sampai 2,39% berdasarkan nilai 54,80a
kadar metoksil tersebut, maka pektin yang 54.00
200 300 400 500 600 700
dihasilkan dalam penelitian ini tergolong Volume HCl 1 N (ml)
dalam pektin dengan kadar metoksil rendah
(Tabel). Kadar metoksil yang didapatkan
tergolong kadar metoksil rendah karena Gambar 3. Kadar Asam Galakturonat Pektin Kulit
nilainya kurang dari 7%. Hal ini berdasarkan Buah Jeruk Bali yang di Ekstraksi
syarat dari Food Chemical Codex yaitu pektin Menggunakan Berbagai Volume
bermetoksil tinggi jika memiliki nilai kadar Larutan Asam Klorida Konsentrasi 1 N.
metoksil sama dengan 7% atau lebih. Jika
kadar metoksil kurang dari 7% maka pektin Berdasarkan Gambar 3. hasil analisis
tersebut bermetoksil rendah (Nurhaeni, dkk., kadar asam galakturonat pada pektin kulit
2018). buah jeruk bali, didapatkan kadar asam
Elviyanto (2012) telah melakukan galakturonat berkisar antara 54,81% sampai
penelitian bahwa secara umum semakin 64,65%. Kadar asam galakturonat tertinggi
tinggi konsentrasi HCl dan semakin lama diperoleh pada perlakuan HCl 1 N dengan
waktu ekstraksi maka kadar metoksil pektin volume 600 ml. Berdasarkan kadar asam
akan semakin tinggi, tetapi ada kondisi galakturonat tersebut maka pektin yang
optimal dimana kadar metoksil pektin justru dihasilkan dalam penelitian ini memenuhi
1221
nilai standar yang telah ditetapkan, tergantung pada gugus –OH bebas dari
disebabkan karena reaksi hidrolisis molekul pektin.
protopektin menjadi pektin yang komponen Proses penyerapan air oleh pektin
dasarnya asam D-galakturonat. terjadi saat pengeringan. Proses pengeringan
air dari pektin dapat dibagi menjadi beberapa
Kadar Air. Berdasarkan Gambar 4 kadar tahap. Tahap pertama adalah pemecahan
air pektin yang dihasilkan pada penelitian ikatan hidrogen antara molekul air, yang
ini berkisar antara 6,16 hingga 6,28%. merupakan ikatan dengan energi yang
Menurut standar mutu pectin (Tabel 2), paling rendah. Sebagian air lepas dan
pectin dinyatakan bermutu terbaik apabila permukaan pektin mendekat satu sama lain.
menggandung air dengan kadar air < 12%. Ikatan hidrogen antara air dan pektin ini
Merujuk pada uraian ini dapat dinyatakan terbelah dan terbentuk ikatan hidrogen antara
bahwa kadar air pektin kulit jeruk Bali hasil permukaan-permukaan pektin (Pardede, dkk.,
penelitian ini telah memenuhi standar mutu. 2013).
7.20
terkandung di dalamnya (Budiyanto dan
7.00
6,91ab
Yulianingsih, 2008). Berdasarkan Gambar
6.80 5. kadar abu pada pektin kulit buah jeruk
6,78ab
6.60
Bali berkisar antara 1,86% - 2,12%. Menurut
6,47a 6,57a
IPPA (International Pectin Producers
6.40
200 300 400 500 600 700 Association) (2003) batas maksimum kadar
Volume HCl 1 N (ml) abu pektin adalah < 10 %. Berdasarkan
uraian ini dapat dinyatakan bahwa semua
Gambar 4. Kadar Air Pektin Kulit Buah Jeruk perlakuan yang dicobakan memberikan
Bali yang di Ekstraksi Menggunakan pectin dengan kadar abu memenui syarat
Berbagai Volume Larutan Asam mutu yang telah ditetapkan.
Klorida Konsentrasi 1 N
4.50
3,87c
4.00
Data pada Gambar 4. Menunjukkan 3,63bc
3.50 3,90c
bahwa semakin tinggi volume HCl yang
Kadar Air (%)
3.00 3,34a
3,34ab
digunakan untuk ekstraksi semakin besar 2.50
2.00
kadar air pektin kulit jeruk Bali yang dihasilkan. 1.50
Hal diduga terjadi karena semakin banyak 1.00
0.50
volume HCl yang digunakan semakin banyak 0.00
pula atom H dari molekul air yang terikat pada 200 300 400 500 600 700
Volume HCl 1 N (ml)
permukaan pektin melalui ikatan hidrogen
antar gugus –OH pada molekul pektin.
Kadar air suatu bahan Gambar sangat5. Kadar Abu Pektin Kulit Buah Jeruk Bali yang
berpengaruh terhadap masa simpan bahan di Ekstraksi Menggunakan Berbagai Volume
tersebut. Kadar air yang terlalu tinggi Larutan Asam Klorida Konsentrasi 1 N
menyebabkan adanya aktivitas mikroba
sehingga pektin kurang tahan lama masa Hanum, dkk., (2012) menyatakan
simpannya. Kadar air yang terlalu tinggi ini bahwa protopektin dalam buah – buahan
dapat juga dipengaruhi oleh derajat pengeringan dan sayuran berada dalam bentuk kalsium-
dan kondisi penyimpanan pektin. Penyerapan magnesium pektat dan jika dicampurkan
air oleh pektin selama proses ekstraksi dengan asam akan mengakibatkan
1222
terhidrolisisnya pektin dari ikatan kalsium bali yang sudah matang yang mengandung
dan magnesiumnya. Komponen Ca2+ dan banyak pektin yang kemudian mengalami
Mg2+ akan banyak terlarut dalam larutan hidrolisis dari senyawa pektin menjadi asam
ekstrak dan ikut mengendap jika reaksi pektat. (Budiyanto dan Agus, 2008) Asam
hidrolisis protopektin ditingkatkan, sehingga pektat murni tidak mengalami esterifikasi
kadar abu pektin tentu akan tinggi juga. sehingga merupakan gugus asam tanpa
gugus metil ester. Senyawa pektin yang
Berat Ekivalen. Berdasarkan hasil analisis tinggi gugus asam bebasnya dapat menurun
berat ekivalen pada pektin kulit buah jeruk berat ekivalennya.
bali berkisar antara 494,87 sampai 673,51
mg. Berat ekivalen menurut standar IPPA KESIMPULAN DAN SARAN
(International Pectin Producers Association)
(2003) yakni 600 sampai 800 mg. Merujuk Kesimpulan
pada uraian ini dapat dinyatakan bahwa Berdasarkan hasil dan pembahasan
semua perlakuan yang dicobakan memberikan dapat disimpulkan bahwa perlakuan HCl 1 N
pectin dengan berat ekivalen memenui dengan volume 400 ml memberikan
syarat mutu yang telah ditetapkan. pengaruh terbaik terhadap karakterisasi fisik
dan kimia pektin dari kulit jeruk Bali.
800.00 756,62b
Karakterisasi fisik dan kimia pectin hasil
634,76a
700.00 perlakuan ini adalah rendemen 11,20%,
Berat Ekuivalen (mg)
600.00
646,29a 666,39a kadar metoksil 2,26%, kadar galakturonat
500.00 613,30a
61,84%, kadar air 6,57%, kadar abu 3,63%
400.00
300.00
dan berat ekuivalen 756, 62 mg.
200.00
100.00 Saran
0.00
200 300 400 500 600 700 Perlu penelitian lanjutan mengenai
Vokume HCl 1 N (ml) variasi bahan baku yang tingkat kematangannya
seragam, pelarut, dan lama waktu perendaman,
Gambar 6. Berat Ekivalen Pektin Kulit Buah serta pengolahan pektin sebagai bahan pangan.
Jeruk Bali yang di Ekstraksi
Menggunakan Berbagai Volume DAFTAR PUSTAKA
Larutan Asam Klorida Konsentrasi
1N Abdillah, A., 2006. Aktivitas Antiproliferasi
Ekstraksi Air Daun Sisik Naga
Data yang tersaji pada Gambar 6 (pyrrosia nummularifolia (Sw.) Ching)
terhadap Sel Lestari Tumor Hela secara
menunjukkan berat ekivalen meningkat In Vitro. Skripsi. Fakultas Kedokteran
pada volume 400 ml HCl 1 N. Terdapat Hewan. Institut Pertanian Bogor,
kemungkinan pada volume tersebut buah jeruk Bogor.
Bali masih banyak mengandung protopektin
yang dihidrolisis menjadi pektin yang gugus Akmalludin, Kurniawan, Arie. 2009.
karboksil dan telah mengalami esterifikasi Pembuatan Pektin Dari Kulit Coklat
sehingga gugus asam yang dimilikinya rendah. Dengan Cara Ekstraksi. Universitas
Semakin rendah gugus asam yang dimiliki Diponegoro: Semarang.
maka berat ekivalennya semakin tinggi
Budiyanto, Agus. 2008. Pengaruh Suhu dan
(Utami, 2014). Waktu Ekstraksi Terhadap Karakter
Berat ekivalen mengalami penurunan Pektin dari Ampas Jeruk Siam (Citrus
pada volume 500 ml HCl 1N. Penurunan nobilis L). Balai Besar Penelitian dan
tersebut kemungkinan karena kulit jeruk Pengembangan Pascapanen Pertanian:
bali sampel tercampur dengan kulit jeruk Bogor
1223
Constenla, D., Lozano, J.E. (2002). Effect of Pardede, A., Ratnawati, D., Martono, A. (2013).
pomace drying on apple pectin. Ekstraksi Dan Karakterisasi Pektin Dari
Lebbensmittel Wissenschaf Und Kulit Kemiri (Alleuritesmollucana
Technology. willd). Media Sains, 5(1): 1-6.
Elviyanto, 2012. Ekstrasi Pektin dari Labu Prasetyowati, Sari, K. P., Pesantri, H. (2009).
Siam. J. Teknik Kimia. Vol. 7. No. 1. Ekstraksi pektin dari kulit mangga.
September 2012. Jurnal Teknik Kimia , 16(4) : 42-49
Evi, Z.N., Yuli, N., Rusdiansjah. (2013). Ranganna, S. (2000). Handbook Of Analysis
Pengaruh suhu dan waktu terhadap And Quality Controlfor Fruit And
hasil ekstraksi pektin dari kulit buah Vegetable Products Second Edition.
nanas. Simposium Nasional RAPI XII. New Delhi: Tata McGrawHill
FT UMS : K 3943 Publishing Company Limited.
Fakhrizal., R. Fauzi, dan Y. Ristianingsih. 2015. Silvikasari, Wafa, N.I., Utami, O.Y., Nurhaini,
Pengaruh Konsentrasi Pelarut HCl pada R., dan Faris, M. 2010. Uji Efektifitas
Ektraksi Pektin dari Kulit Pisang Katekin dari Kulit Jeruk Bali sebagai
Ambon. Bahan Alternatif Pengawet Tahu di
kabupaten Bogor. Institut Pertanian
Hanum, F., I. M. D. Kaban, dan M. A. Tarigan. Bogor. Bogor.
2012. Ekstraksi Pektin dari Kulit Buah
Pisang Kepok (Musa paradisiaca). Sucitra, Andi Sukainah, Amirah Mustarin.
Jurnal Teknik Kimia USU 1(2):4953 2018. Pengaplikasian Ekstrak Pektin
Kulit Pisang Raja (Musa Sapientum L)
IPPA (International Pectins Procedures Dan Kulit Pisang Kepok
Association). 2002. What is (Musaparadisiaca L) Pada Selai Tomat
Pectin.http://www.ippa.info/history_of_ (Solanum Lycopersicum). Jurnal
pektin.htm. Diakses 10 April 2020. Pendidikan Teknologi Pertanian 4 : 50-
63.
Nurhaeni., N. A. Atjiang., J. Hardi., Diharnaini.,
dan Khairunnisa. 2018. Ekstraksi dan Utami, R. (2014). Ekstrasi pektin dari kulit
Karakterisasi Pektin dari Kulit dan kakao dengan pelarut ammonium
Dami Buah Cempedak oksalat. Skripsi. Banda Aceh: Fakultas
(Artocarpus chempeden). Kovalen Pertanian Universitas Syiah Kuaka,
4(3):304-315. Banda Aceh.
1224