You are on page 1of 11

KARAKTERISASI SIFAT FISIKOKIMIA PEKTIN JERUK KEPROK

BATU 55 (citrus reticulata Blanco), JERUK SIAM (Citrus nobilis


var. microcarpa), JERUK MANIS PACITAN (Citrus sinensis (L)), JERUK
NIPIS (Citrus Aurantifolia swigle), DAN JERUK LEMON (Citrus Limon L)
YANG TUMBUH DI KOTA BATU

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Mencapai Derajat Sarjana Teknologi Pertanian Strata Satu
Program Studi Teknologi Pangan

Oleh :
ANIS FEBRIANTI RAHMANDA K.W
201410220311021

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
JANUARI 2021
NASKAH PUBLIKASI

KARAKTERISASI SIFAT FISIKOKIMIA PEKTIN JERUK KEPROK


BATU 55 (citrus reticulata Blanco), JERUK SIAM (Citrus nobilis
var. microcarpa), JERUK MANIS PACITAN (Citrus sinensis (L)), JERUK
NIPIS (Citrus Aurantifolia swigle), DAN JERUK LEMON (Citrus Limon L)
YANG TUMBUH DI KOTA BATU

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Anis Febrianti Rahmanda K.W


201410220311021

Telah disetujui dan memenuhi persyaratan untuk dipublikasikan:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ir. Sukardi, MP Dr. Ir. Warkoyo, MP., IPM


NIDN. 0015106302 NIP. 196403031992031015

Program Studi Teknologi Pangan


Fakultas Pertanian Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang

Malang, ………………… 2021

A.n Dekan, Ketua Jurusan,


Wakil Dekan I

Dr. Ir. Aris Winaya, M.M., M.Si.,IPU Sri Winarsih S.TP., MP.
NIP. 196405141990031002 NIP. 105 1410 0539
Karakterisasi Sifat Fisikokimia Pektin Jeruk Keprok Batu 55 (citrus
reticulata Blanco), Jeruk Siam (citrus nobilis var. Microcarpa), Jeruk Manis
Pacitan (citrus sinensis (l)), Jeruk Nipis (citrus aurantifolia swigle), dan Jeruk
Lemon (citrus limon l) yang Tumbuh di Kota Batu

Anis Febrianti Rahmanda K.W1, Sukardi2, Warkoyo2

Abstract

Utilization of orange peel waste in Batu City needs to be done to increase


the selling power of consumers by extracting it as pectin. Pectin can be obtained
using an extraction process. The stage of pectin extraction can affect the quality
and quantity of the product. The extraction process will separate the pectin from
the fruit tissue. This research was conducted with the manufacture of orange peel
flour as a material preparation process. The oranges used in this study were Batu
55 mandarin oranges (Citrus reticulata blanco), siam oranges (Citrus nobilis var.
Microcarpa), pacitan sweet oranges (Citrus sinensis (L)), lime (Citrus
aurantifolia swigle), and lemons (Citrus limon L) which grows in the city of Batu.
The next step was extraction using hydrochloric acid which was carried out using
a nonfactorial randomized block design. The parameters observed were pectin
yield, equivalent weight, methoxyl content, galacturonic acid content,
esterification degree, moisture content, ash content, viscosity, colour intensity,
and gel strength.
The results showed that citrus peel varieties significantly affected yield,
equivalent weight, galacturonic acid levels, degree of esterification, viscosity, and
gel strength. Pectin with the best treatment based on the International Pectin
Producers Association (IPPA) approach was shown in the Pacitan sweet orange
peel variety with a galacturonic acid level of 99.15%, a viscosity of 88.06 cP, gel
strength of 2.289 N, and an equivalent weight of 90.11 and resulted in yields. the
most with a value of 24.20%. The pectin produced in this study is classified as
High Methoxyl Pectin.

Keywords: high methoxyl pectin, orange peel varieties, pectin, physicochemical


properties.

1
Mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas
Muhammadiyah Malang
2
Staf Dosen Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas
Muhammadiyah Malang
1. PENDAHULUAN Tahun 2010 tercatat Indonesia mengimpor
Jeruk menjadi salah satu tanaman buah- pektin sebanyak 100 ton untuk kebutuhan
buahan tahunan yang produktifitasnya meningkat industri-industri Indonesia. Harga impor pektin
tiap tahun dan menjadikan Kota Batu Jawa Timur yang mahal juga berdampak terhadap
menjadi daerah produsen jeruk. Menurut Badan pengurangan devisa negara (BPS Sumut, 2010).
Pusat Statistik (2018) jeruk merupakan tanaman Pemanfaatan kulit jeruk menjadi bahan baku
buah-buahan tahunan kedua terbesar di kota batu pembuatan pektin menjadi salah satu cara potensi
setelah apel yaitu sebesar 22.217,7 ton di tahun untuk manggulangi impor pektin yang saat ini
2018 dan mengalami peningkatan sebesar 7 dialami. Berdasarkan permasalahan diatas maka
persen ditahun 2019. Lapisan kulit luar jeruk perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
memiliki ketebalan 1,8 mm hingga 6,2 mm ekstraksi pektin dari berbagai varietas jeruk yang
tergantung jenis buah jeruk itu sendiri atau bisa tumbuh di Kota Batu.
dikatakan 30- 35 % bagian kulit buah jeruk dari 2. METODE PENELITIAN
keseluruhan jeruk (Izquerdo and Sendra, 2003). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Potensi banyaknya limbah kulit jeruk yang Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah
dihasilkan di Indonesia diperkirakan sebesar Malang Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang.
85.323, 49 ton berat kering (Kalonika, 2018). Waktu penelitian dimulai bulan September 2020
Pemanfaatan jeruk dikota Batu perlu hingga bulan Januari 2021.
dilakukan untuk meningkatkan daya jual Alat yang digunakan dalam penelitian
konsumen dengan dilakukannya pengolahan ini diantaranya timbangan analitik, blender,
sesuai karakteristik jeruk itu sendiri. Sebuah pisau, kain saring, loyang, baskom, sendok,
penelitian menunjukkan bahwa jeruk plastik, kompor, desikator, oven, tanur, pipet
menghasulkan rendemen pektin yang cukup filler, beaker glass, erlenmeyer, buret, gelas
tinggi yaitu 25- 30 % pada bagian kulit atau corong, pipet ukur, gelas ukur, labu ukur, gelas
albedonya (Hariyati, 2006). Industri pengolahan pengaduk, aluminium foil, nampan, cabinet
pektin komersial belum tersedia di Indonesia, dryer, sarung tangan, masker, termometer,
karena itu Indonesia tercatat sebagai negara viskometer, pH meter, mesh 80, cawan porselen,
pengimpor pektin. Semestara kebutuhan pektin waterbath, dan Texture analyzer.
setiap tahun mengalami peningkatan, hal ini Bahan yang digunakan penelitian ini
dapat dibuktikan dengan adanya nilai impor yang antara lain jeruk keprok batu 55 yang didapat dari
meningkat setiap tahunnya yaitu sekitar 10- 15 % petani di Desa Pendem, jeruk siam diperoleh dari
tiap tahun (Perina et al., 2007). petani di Desa Junrejo, jeruk manis pacitan

4
didapat dari petani Desa Junggo, jeruk nipis dan Hasil analisis kimia menunjukkan komposisi
jeruk lemon diperoleh dari petani Desa kulit jeruk manis pacitan mengandung serat kasar
Gondorejo yang ada pada fase ripening, sebesar 20,55% yang terdiri atas selulosa,
aquades, larutan HCl 0,2 N, etanol 96%, air, hemiselulosa dan lignin (Rivaz et al. 2008).
NaCl, indikator fenolftalein, larutan NaOH 0,1 N, Menurut Janati et al. (2012) Jeruk lemon
larutan NaOH 0,2 N, Sukrosa, Asam sitrat 60%, memiliki serat kasar sebesar 15,18%. Jeruk
CaCl2, sodium sitrat 6%. keprok batu 55 mengandung serat kasar sebesar
Penelitian ini diawali dengan preparasi 11,70% (Balitjestro, 2019). Sedangkan jeruk
bahan yaitu dengan proses pengeringan kulit nipis mengandung serat kasar sebesar 9,82% dan
buah jeruk pada suhu 50°C hingga berat konstan, serat kasar pada kulit jeruk siam adalah 12,30 %
kemudian dilakukan dengan ekstraksi pektin dari (Andhikari 2017). Hal tersebut menunjukkan
tepung kulit jeruk keprok batu 55 (citrus bahwa kandungan serat kasar yang lebih sedikit
reticulata Blanco), tepung kulit jeruk siam akan menghasilkan rendemen pektin yang lebih
(Citrus nobilis var. microcarpa), tepung kulit sedikit pula. Begitu juga sebaliknya kandungan
jeruk manis pacitan (Citrus sinensis (L)), tepung serat kasar yang lebih tinggi mempengaruhi
kulit jeruk nipis (Citrus Aurantifolia swigle), dan persentase rendemen pektin.
tepung kulit jeruk lemon (Citrus Limon L), Berat ekivalen pektin pada penelitian ini
dengan melakukan ekstraksi. Jeruk didapatkan sedikit lebih besar dari batas maksimal yang
dari petani jeruk di berbagai wilayah di Kota ditetapkan oleh IPPA, yaitu batas berat ekivalen
Batu. Rancangan yang digunakan pada penelitian antara 600-800. Penelitian ini serupa dengan
ini adalah Rancangan Acak Kelompok Non yang dilakukan oleh Meilina (2007) pada
Faktorial menggunakan 5 perlakuan dengan ekstraksi pektin dari kulit jeruk lemon yang
varietas jeruk yang tumbuh di Batu sebagai menghasilkan nilai berat ekivalen sebesar
faktor. 2129,95 serta penelitian Kolanika, (2018) pada
3. HASIL DAN PEMBAHASAN proses ekstraksi pektin kulit jeruk manis yang
Hasil Rendemen pektin dapat dilihat pada memperoleh nilai berat ekivalen sebesar 1148,99.
tabel 1 dimana hasilnya berbeda-beda pada setiap Pelarut asam yang masih tersisa pada pektin
varietas. Diduga karbohidrat penyusun jeruk mengakibatkan berat ekivalen semakin tinggi.
yang berbeda beda akan menghasilkan rendemen Sehingga perlu dilakukan proses purifikasi
pektin yang berbeda pula. Karbohidrat penyusun lanjutan (Kolanika, 2018). Pektin kulit jeruk siam
tersebut meliputi serat seperti selulosa, memiliki gugus asam galakturonat bebas yang
hemiselulosa, lignin serta gum (Winarno, 1995). paling sedikit daripada pektin dari varietas lain.

5
Jeruk keprok batu 55 memiliki asam pektat murni tinggi dari standar IPPA, maka pektin harus
yang lebih tinggi daripada jeruk dengan varietas melalui proses demetilasi untuk diproses
lain. Menurut Ranganna, (1977) asam pektat selanjutnya (Prasetyowati, 2009). Proses
murni adalah zat yang tersusun dari asam demetilasi dilakukan dengan penggunaan asam
poligalakturonat yang bebas dari gugus metil dengan pH yang rendah yaitu ± 2,3, karena
ester atau tidak mengalami esterifikasi. Semakin adanya ion H+ dari asam (aseton/ etanol) ikatan
rendah kadar pektin akan menyebabkan semakin glikosidik dari gugus metil ester akan terputus
rendahnya berat ekivalen tersebut. yang mengahsilkan asam galakturonat. Selain itu
Pektin jeruk pada penelitian ini demetilasi juga dapat terjadi karena aktifitas
tergolong High Methoxyl Pectin, yaitu pektin enzim pektin metil esterase yang dihasilkan oleh
dengan kandungan kadar metoksil lebih dari 7%. mikroorganisme atau yang secara alami ada pada
Hasil ini dapat dilihat pada tabel 1. Kadar tanaman tingkat tinggi (Voragen et al., 1995).
metoksil pada penelitian ini termasuk terlalu
Tabel 1 Hasil Analisa Pektin Akibat Perbedaan Varietas Kulit Jeruk
Jeruk Keprok Jeruk Jeruk Manis Jeruk Jeruk BNJ
Parameter Batu 55 Siam Pacitan Nipis Lemon 5%
Rendemen (%) 13,86a 14,26ab 24,20c 12,61a 17,13b 5,730
Berat Ekivalen 1077,20c 711,75a 896,35b 766,79a 889,57b 96,192
Kadar Metoksil (%) 11,58a 11,23a 12,47a 11,97a 12,07a 1,797
Kadar Asam Galakturonat (%) 64,52a 78,56b 99,15c 91,85c 79,17b 9,815
Derajat Esterifikasi (%) 102,43d 64,39a 90,11cd 73,90ab 86,60bc 14,533
Kadar Air (%) 11,63a 10,44a 10,97a 09,75a 10,81a 2,208
Kadar Abu (%) 0,67a 0,60a 0,65a 0,52a 0,55a 0,171
Viskositas (Cp.) 25,28a 42,78ab 88,06b 71,11b 55,00ab 47,507
Kekuatan Gel (N) 0,997a 1,053a 2,289b 1,222a 1,205a 0,786

Pektin dari ekstraksi kulit jeruk manis galakturonat, pektin juga mengandung senyawa-
pacitan memiliki kadar asam galakturonat senyawa lain seperti D-galaktosa, L-arabinosa,
tertinggi (Tabel 1) artinya pektin yang dihasilkan dan L-ramnosa. Senyawa tersebut dapat terbawa
memiliki kemurnian yang tinggi, dimana semakin pada waktu proses penggumpalan pektin, dan
tinggi kadar galakturonat, nilai pengotornya dapat dihilangkan melalui pelarutan kembali
semakin sedikit (Anissa, 2019). Selain asam pektin dalam air dan penggumpalan, namun

6
hanya dapat menghilangkan sebagian (Vina, sejumlah 11,53 % (Andhikari, 2017). Semakin
2003). Namun secara keseluruhan pektin yang tinggi kadar air awal bahan, maka kadar air
dihasilkan sudah memenuhi standar mutu IPPA pektin yang dihasilkan juga akan semakin tinggi
(2002) yang menyatakan bahwa pektin harus (Harini 2010). Pada penelitian kali ini
memiliki kadar asam galakturonat minimal 35%. menghasilkan pektin dengan kadar air kurang
Berdasarkan Tabel 1 secara umum dari 12 %. Hasil ini sudah memenuhi standar
pektin jeruk yang dihasilkan pada penelitian ini mutu yang ditetapkan oleh International Pectin
adalah pektin bermetoksil tinggi, yaitu pektin Producers Association (2012) yang menyebutkan
dengan derajat esterifikasi lebih dari 50%. kadar air pektin maksimal adalah 12%.
Tingginya nilai derajat esterifikasi ini berarti Nilai kadar abu diperoleh pada saat
banyaknya gugus metil ester yang berikatan pada proses ekstraksi pektin terjadi reaksi hidrolisis
ikatan glikosidik. Jumlah gugus metil ester protopektin sehingga dapat mineral-mineral
menunjukkan jumlah gugus karboksil yang tidak bertambah seperti kalsium dan magnesium
teresterifikasi. Semakin tinggi derajat esterifikasi didalam pektin yang mengendap. Menurut
maka semakin rendah gugus karboksil pada Balitjestro, (2016) kulit jeruk keprok batu 55
struktur pektin. (Hanum, 2012). Namun memiliki kadar abu 6,26% pada basis kering,
penelitian lain mengatakan bahwa proses sedangkan kadar air kulit jeruk nipis basis kering
ekstraksi yang terlalu lama akan mendegradasi sejumlah 4,19% (Andhikari, 2017). Semakin
gugus metil ester pada pektin yang menjadi asam banyak kadar abu di awal bahan akan
karboksil.(Budiyanto and Yullianingsih, 2008). menghasilkan kadar abu pektin juga semakin
Kadar air menyatakan kandungan air tinggi (Harini, 2010). Secara keseluruhan kadar
yang berada di dalam bahan Departemen abu yang dihasilkan pada Tabel 1 sudah
Kesehatan RI, (2000). Pada Tabel 1 dapat memenuhi batas maksimal kadar abu yang
diketahui bahwa pektin dari varietas jeruk nipis ditetapkan oleh IPPA (2012), yaitu sebesar 10%.
menghasilkan kadar air paling rendah yaitu Proses pencucian endapan pektin yang tidak
09,75%. Kadar air paling tinggi dihasilkan oleh maksimal akan menyebabakan banyaknya zat
ekstraksi pektin dengan varietas jeruk keprok pengotor yang tersisa didalam pektin. Hal ini
batu 55. Hal ini dikarenakan kadar air awal kulit mengakibatkan kadar abu pektin akan tinggi
jeruk kering yang berbeda- beda. Menurut (Harini, 2010),
Balitjestro (2016) kulit jeruk keprok batu 55 Hasil analisa viskositas menurut Tabel 1
memiliki kadar air 11,82% pada basis kering, tergolong pada viskositas yang rendah, hal ini
sedangkan kadar air kulit jeruk nipis basis kering dikarenakan adanya proses depolimerisasi.

7
Proses depolimesisasi dapat terjadi pada pektin tidak terdisosiasi dan gugus hidroksil pada
akibat aktivitas peningkatan suhu dan waktu. ikatan hidrogen serta interaksi antara gugus
Semakin besar proses depolimerisasi maka
viskositas larutan pektin akan semakin kecil Intensitas Warna
(Hariyati, 2006). Meilina (2007) mengatakan 35
29,73a
30
bahwa rendahnya berat molekul pektin 23,63a
22,97a
25
mengakibatkan tingkat viskositas menjadi a
17,93a 17,7a18,23
20 16,2a

Nilai
rendah. Menurut Anissa (2019) pektin yang
15 11,2a
memiliki kadar metoksil dan kadar galakturonat 7,8a
10 5,3a
tinggi memiliki kemampuan dalam pembentukan 5,9b
5 2,8ab 2,3a 2,2a
1,4a
gel dengan baik. Viskositas pektin perlu
0
diketahui mengingat salah satu fungsi dari pektin Jeruk Keprok Jeruk Siam Jeruk Manis Jeruk Nipis Jeruk Lemon
Batu 55 Pacitan
sebagai pengental dan pembentuk tekstur. Varietas Jeruk
Sebelum gel terbentuk, senyawa tunggal pektin
Nilai Kecerahan (L*) Nilai Kemerahan (a*) Nilai Kekuningan (b*)

akan dikelilingi oleh molekul air. Apabila Gambar 1 Histogram Rerata Nilai Intensitas Warna Pektin
lingkungan dari molekul tersebut adalah larutan Akibat Perbedaan Varietas Kulit Jeruk
hidrofob antara gugus metoksil. Pektin akan
bersuasana asam, maka pektin akan kehilangan
mengalami dehidrad dan muatan negatif akan
daya ikatnya dengan air dan akan berikatan
tereduksi dan interaksi antar rantai-rantai terjadi.
membentuk gel yang baik (Kencana, dkk., 2012).
Perbedaan nilai kekuatan gel pada
Perbedaan tingkat kecerahan pektin
penelitian ini yang dapat dilihat pada Tabel 1
dapat dilihat pada Gambar 1 yang berhubungan
diduga diakibatkan oleh total pektin yang
dengan keberadaan pigmen yang berbeda-beda
terkandung berbeda tiap varietas kulit jeruk,
pada bahan baku kulit jeruk. Dimana selama
sehingga jelly yang dihasilkan pada penelitian ini
ekstraksi pigmen tersebut ikut terekstrak kedalam
lebih lembek. Semakin tinggi total pektin, maka
pektin. Proses pematangan akan merubah warna
kekuatan gel yang dihasilkan akan semakin tinggi
pada kulit jeruk yang disebabkan oleh adanya
pula (Harini, 2010). Mekanisme pembentukan
degradasi pigmen. Tetapi tiap varietas
pektin pada pektin tinggi metoksil menurut
mengalami degradasi pigmen yang berbeda-beda,
Chaplin (2004) adalah molekul pektin saling
sehingga setelah dilakukan proses ekstraksi
berikatan membentuk struktur tiga dimensi,
pektin yang dihasilkan memiliki nilai kecerahan
dimana interaksi antara gugus karboksil yang
yang berbeda. Kualitas dan kuantitas pektin yang

8
dihasilkan tergantung pada kualitas dan kuantitas enzimatis. Pencoklatan karena reaksi enzimatis
bahan baku yang digunakan. Dengan penggunaan disebabkan enzim fenolase bereaksi dengan
bahan baku yang berbeda akan mengahsilkan oksigen dan udara sehingga mengubah fenolik
kualitas pektin yang berbeda pula (Harini, 2010). menjadi metanin yang berwarna coklat.
Kandungan gula yang ada pada varietas jeruk Pencoklatan akibat non-enzimatis merupakan
juga mempengaruhi tingkat kecerahan. Semakin perubahan warna karena pengolahan akibat panas
rendah kandungan gula maka pektin yang dengan reaksi yang terjadi yaitu reaksi
dihasilkan akan semajub cerah. Menurut karamelisasi dan maillard.
(Anonim 2006) menyatakan bahwa ekstraksi dari
4. KESIMPULAN
pektin menggunakan larutan asam panas.
Varietas kulit jeruk mempengaruhi
Penggunaan etanol sebagai pengendap juga
karakteristik fisikokimia pektin yang meliputi
berperan melarutkan earna pada saat proses
berat ekivalen, kadar asam galakturonat, derajat
pencucian. Ethanol dapat melepaskan bahan
esterifikasi, viskositas, kekuatan gel dan
asing (mineral) dan zat warna pada proses
rendemen antara 12,61% hingga 24,20% dari
pencucian (Wurzburg, 1995). Proses pencucian
berbagai kulit jeruk yang tumbuh di Kota Batu.
yang maksimal dapat meningkatkan kecerahan
Pektin yang dihasilkan dalam penelitian ini
pektin yang dihasilkan.
tergolong High Metoxyl Pectin. Varietas terbaik
Pektin kulit jeruk keprok batu 55
berdasarkan pendekatan standar pektin yang
memiliki warna yang cenderung merah daripada
dikeluarkan International Pectin Producers
pektin dari kulit jeruk dari varietas lain (Gambar
Association (IPPA) pada varietas kulit jeruk
1). Adanya warna kemerahan pada kulit buah
manis pacitan dengan nilai kadar asam
jeruk dihasilkan adanya perombakan kloroplas
galakturonat 99,15%, viskositas 88,06 cP.,
fotosintesis menjadi karotenoid pada kromoplas
kekuatan gel 2,289 N, rendemen 24,20 serta berat
(Spiegel and Schmidt, 1996). Perubahan pigmen
ekivalen 90,11.
yang terjadi tiap vaietas mengalami perbedaan
sehingga setelah dilakukan proses ekstraksi
DAFTAR PUSTAKA
pektin yang dihasilkan memiliki kecerahan yang Adhikari, M. 2017. “Functional And Bioactive
berbeda. Warna kuning pada pektin disebabkan Properties Of Orange, Sweet Orange And
Lime Peel Powder.” Purbanchal University
karena adanya pengaruh pengeringan. Umumnya Minbhawan, Kathmandu.
bahan pangan yang dikeringkan berubah warna
Anissa, N. E. 2019. “Uji Karakter Fisikokimia
kecoklatan (Apandi, 1984). Proses pencoklatan Pektin Dari Albedo Nangka (Artocarpus
bisa terjadi karena reaksi enzimatis atau non- Heterophyllus) Dengan Konsentrasi Asam

9
Asetat Dan Waktu Ekstraksi Serta (http://www.ippa.info/what_is_pectin.html.)
Penggunaannya Pada Jelly Drink Jambu Biji
Merah.” Universitas Muhammadiyah Hariyati, M. 2006. “Ekstraksi Dan Karakterisasi
Malang. Pektin Dari Limbah Proses Pengolahan
Jeruk Pontianak (Citrus Nobilis Var
Anonim. 2006. “Keputusan Mentri Pertanian No. Microcarpa).” Bogor: Institut Pertanian
307.Kpts/SR.120/4/2006 Tentang Pelepasan Bogor.
Jeruk Keprok Batu 55 Sebagai Varietas
Unggul.” Kementrian Pertanian, April. Kolanika, J. 2018. “Optimasi Ekstrkasi Pektin
Dari Kulit Jeruk Manis (Citrus Sinensis)
Badan Pusat Statistik. 2018. “Badan Pusat Dengan Metode MicrowaveAssisted
Statistik Kota Batu Dalam Angka 2019.” Extraction (MAE) Terhadap Total Pektin
BPS (Badan Pusat Statistik). Retrieved Dan Tingkat Kecerahan Pektin.” Universitas
April Brawijaya.
18,2020(https://batukota.bps.go.id/publicati
on/2018/08/16/0359f1ad025252a858315ad1 Meilina, H. dan Illah S. 2003. “Produksi Pektin
/kota-batu-dalam-angka-2018.html). Dari Kulit Jeruk Lemon (Citrus Medica).”
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Balitjestro. 2016. “Tips Membedakan Jenis
Jeruk.” Balai Penelitian Tanaman Jeruk Perina I, Sutiruiani, Felycia E. S., and Herman H.
Dan Buah Subtropis. Retrieved July 15, 2007. “Ekstraksi Pektin Dari Berbagai
2020 Macam Kulit Jeruk.” WIDYA TEKNIK Vol.
(http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/tips 6 No.:1–10.
-membedakan-jenis-jeruk/).
Prasetyowati, Karina P. S., and Healty P.. 2009.
Budiyanto, A., and Yullianingsih. 2008. “Ekstraksi Pektin Dan Kulit Mangga.”
“Pengaruh Suhu Dan Ektraksi Terhadap Teknik Kimia Vol. 16 No:42–49.
Karakter Pektin Dari Ampas Jeruk Siam
(Citrus Nobilis L).” Jurnal Penelitian Pasca Ranganna, S. 1977. Manual of Analysis of Fruit
Panen Pertanian 5:2. and Vegetable Products. New Delhi: Mc
Graw Hill Publishing Co.
Caplin, M. 2004. “Pectin.” Retrieved September
26, 2020 Spiegel R., P., and Gold S.. 1996. Biology of
(http//www.sbu.ac.uk/water/hypec.html.). Citrus. New York, USA: Cambridge
University Press.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter
Standar Umum Ekstak Tumbuhan Obat. Voragen, J. F., J. W. Pilnik, M. A. V. Axelos C.
Jakarta. M. G. C. Renard, and A. G. Thibaulte. 1995.
Food Polysaccharides and Dheir
Harini, S. 2010. “Karakterisasi Pektin Kasar Dari Appliation : Pectin. New York: Marcel
Apel Kualitas Subgrade (Kajian Varietas Dekker Ing.
Dan Tingkat Kematangan).” Universitas
Brawijaya. Wachida, N. 2013. “Ekstraksi Pectin Dari Kulit
Jeruk Manis (Citrus Sinensis Osbeck)
International Pectin Procedur Association. 2002. (Kajian Tingkat Kematangan Dan Jenis
“What Is Pectin?” IPPA (International Pengendap).” Universitas Brawijaya.
Pectins Producers Association). Retrieved
September 21, 2020 Widiastutik, D.R. 2015. “Ekstraksi Pektin Kulit
Jeruk Bali Dengan Microwave Assisted

10
Extraction Dan Aplikasinya Sebagai Edible
Film”. Universitas Negeri Semarang
Winarno, G. F. 1992. Kimia Pangan Dan Gizi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wurzburg, O. B. 1995. Modified Straches In


Food Polysaccharides and Dheir
Application. A.M. Steph. edited by M.
Dekker. New York.

11

You might also like