You are on page 1of 15

Karakteristik Unjuk Kerja Turbin Aksial Terhadap Variasi Jumlah

Sudu Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

Yusuf Dewantoro Herlambang, Gatot Suwoto, Bono, Sudjito, Supriyo


Program Studi Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Sudarto, SH Tembalang Semarang Fax.(024) 7472396
E-mail : masyusufdh@yahoo.com

Abstrak
The result of design and build axial turbine for the simulation of micro scale
power station to design and make axial turbine for the simulation of micro scale power
station and can know bigly of yielded energy and characteristic of used axial turbine at
micro scale power station. The equipments there are three especial component that is
water as source of energy, generator and turbine and pipe system as support
component. In axial turbine for the simulation of micro scale power station there are
some calculations and considerations such as force calculation, material selection,
machining process, assembling process, and the way of operation and manual
instructions to operated. In examination, water capacities used to turn around axial
turbine arranged with usage of spillway valve variation and the examination file that is
pressure difference at orifice, water temperature, pressure enter turbine, pressure go out
turbine, torsi at generator, generator rotation, generator tension, and current. File
result of examination of axial turbine for the simulation of micro scale power station
and then calculated, to be made characteristic graph and analysed. Performance of
appliance obtained by result of maximum generator rotation 1096 rpm, maximum head
2,5 metres, maximum debit 5,85.10-3 m3 / s, the biggest hydraulic energy 142,20 Watt,
the biggest mechanic energy 8,83 Watt, the biggest electricity 3,42 Watt, the biggest
turbine efficiency 6,97 %, the biggest generator efficiency 38,98 %, and the biggest
system efficiency 2,66 %. So in general process micro scale power station change
stream energy of certain head become electrics energy.

Keyword : Axial Turbine, Centrifugal Pump, Generator, Rotation, Konstan .

PENDAHULUAN
Sebagian dari berbagai macam sumber daya alam di Indonesia seperti potensi tenaga air,
tenaga panas bumi, tenaga angin, tenaga surya dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan energi terutama energi listrik. Dari masyarakat kalangan atas sampai
masyarakat kecil maupun dari perusahaan besar sampai industri rumah tangga sangat
mengandalkan listrik sebagai penunjang untuk menjalankan roda kehidupan. Dengan
keadaan geografis Indonesia yang sebagian besar terdiri dari perairan, diperlukan
adanya pembangkit-pembangkit listrik dengan kapasitas kecil untuk memanfaatkan
potensi tenaga air tersebut dengan harapan masyarakat yang berada di daerah-daerah
terpencil dapat menggunakan listrik sebagai penunjang aktivitas sehari-hari.
Potensi mikrohidro di Indonesia diperkirakan sebesar 500 MW, sementara yang telah
dimanfaatkan sekitar 54 MW (Saleh, 2004). Pemanfaatan potensi tenaga mikrohidro
dikenal dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Selain ramah

1
lingkungan (tidak menghasilkan emisi), PLTMH dipilih karena secara teknologi dan
investasi dapat dijangkau oleh setiap pemerintah daerah dan hasilnya pun akan dapat
segera dinikmati oleh masyarakat.
Komponen utama simulator PLTMH terdiri dari generator listrik, instalasi pipa, pompa
sentrifugal, reservoir, dan turbin sebagai penggerak mula. Pada umumnya jenis turbin
yang sering digunakan adalah turbin aliran silang (Alex Arter dkk, 1991). Turbin jenis
ini dengan variasi sudut sudu pengarah sudah dibuat oleh Agus Surono,dkk (Tugas
Akhir, 2004) dan dengan variasi jumlah sudu oleh Kurnianto, dkk (Tugas Akhir, 2005).
Tugas akhir ini bermaksud untuk membuat dan menguji turbin air mikro tipe aliran
silang dengan variasi sudut sudu 25o, 30o, 35o, dan 40o dimana telah ditetapkan untuk
sudut sudu yang paling baik adalah 30o (Alex Arter dkk, 1991).
Jika pada suatu penampang mengalir suatu aliran fluida yang tak mampu mampat maka
berlaku hukum kekekalan massa yang mana laju aliran massa fluida pada penampang 1

( m1 ) akan sama dengan laju aliran massa fluida pada penampang 2 ( m 2 ).

Gambar 1. Aliran fluida pada suatu penampang


Keterangan :

m1 dan m 2 = laju aliran massa pada penampang 1 dan 2 (kg/dt)
d1 dan d2 = diameter penampang 1 dan 2 (m)
sehingga,

m1 = m 2
1 Q1 = 2 Q2
Karena massa jenis air () sama, maka didapat persamaan kontinuitas sebagai
berikut :
Q = c A = tetap ......................................(1)
(Alex Arter, 1991 : 1)

Persamaan Bernoulli
Energi aliran disetiap elemen fluida yang mengalir tersusun atas tiga komponen, yaitu :
energi potensial, energi kecepatan dan energi tekanan. Energi aliran sering dinyatakan
dalam per berat satuan yang disebut dengan Head. Sehingga,
p c2
He = h+ + ....(2)
2g
(Alex Arter, 1991 : 1)
Oleh karena energi bersifat kekal, maka :

2
p c2
h+ + = tetap .......(3)
2g
(Alex Arter, 1991 : 2)
Persamaan diatas biasa disebut persamaan Bernoulli yang mana menyatakan bahwa
pada sistem aliran mantap atau seimbang dengan fluida bebas gesekan tidak terjadi
kehilangan energi.

Segitiga Kecepatan
Segitiga kecepatan tersusun dari tiga vektor kecepatan mutlak, kecepatan keliling, dan
kecepatan relatif yang berhubungan menurut rumus :

c = u w .................(4)
(Alex Arter, 1991 : 3

(Alex Arter, 1991 : 14)

Gambar 2. Segitiga kecepatan pada sudu turbin aliran silang


Keterangan parameter :
1 = 16 c3 = c2
1 = 30 u3 = u2
2 = 3 w3 = w2
2 = 3 = 90 w4 = w1
4 = 180 - 1
Dimana :
c = kecepatan mutlak aliran (m/dt)
w = kecepatan relatif atau kecepatan nisbi (m/dt)
u = kecepatan keliling roda turbin (m/dt)
= sudut antara u dan c
= sudut antara u dan w

3
1 = Sisi masuk sudu 1
2 = Sisi keluar sudu 1
3 = Sisi masuk sudu 2
4 = Sisi keluar sudu 2

Persamaan Euler
Gaya (Fu) yang dihasilkan oleh sudu dapat dihitung dari komponen kecepatan mutlak.
Jika kecepatan mutlak masuk sudu (c1) dan keluar sudu (c2), maka menurut kaidah
pergerakan atau impuls besarnya gaya (F) dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :

F = m c1 m c2 ...........................(5)
(Fritz Dietzel, 1988 : 10)
Untuk penerapan pada turbin aliran silang, jet mengalami dua kali tumbukan yaitu pada
sudu 1 kemudian sudu 2, sehingga persamaannya menjadi :
Fu = Q cu1 cu 2 cu 3 cu 4 .......................(6)
Sehingga daya yang dihasilkan turbin dapat dihitung sebagai berikut :
Pr = Fu u
= Q cu1 cu 2 cu 3 cu 4 u
Dimana,
cu2 = cu3, dan
u = kecepatan keliling sisi masuk sudu (u1) = kecepatan keliling sisi keluar
sudu (u4)
Sehingga persamaannya menjadi :
Pr = Q u1 cu1 u 4 cu 4 ...................................(7)
Di sisi lain untuk kapasitas dan tinggi air jatuh yang telah diketahui, daya yang
dihasilkan turbin :
Pr = Ph T
= g Q He T .................................................(8)
(Fritz Dietzel, 1988 : 13)
Jika persamaan 7 dimasukan ke dalam persamaan 8, maka :
Pr = g Q He T
Q u1 cu1 u 4 cu 4 = g Q He T ...................................(9)
(Fritz Dietzel, 1988 : 13)

Dari persamaan di atas didapat rumus utama untuk turbin air dan biasanya disebut
rumus Euler turbin sebagai berikut :
u1 cu1 u 4 cu 4
He = ..............................................(10)
g T
(Fritz Dietzel, 1988 : 13)

Nosel
Nosel digunakan untuk menaikkan kecepatan aliran fluida yang akan menumbuk sudu.
Selain itu, dengan perbedaan luas penampang yang ada, nosel juga bisa digunakan
untuk mengukur kecepatan aliran.

4
Dpipa

so
bo
(tampak samping) (tampak depan)

Gambar 3. Nosel turbin mikro aliran silang


Keterangan :
bo = panjang penampang mulut nosel (m)
so = lebar penampang mulut nosel atau tebal pancaran jet (m)

Luas penampang 0, A0 = (Dpipa)2
4
Luas penampang 1 (nosel), A1 = bo so

Untuk debit keluar nosel dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :
Q = (bo so) c1 .....................................................................(11)

Ditinjau dari penampang 0 dan 1 (gambar 3), maka berlaku persamaan Bernoulli pada
titik 0 dan 1 adalah :
p0 c 02 p1 c2
h0 + + = h1 + + 1 .............................................(12)
2g 2g
Karena titik 0 dan 1 sejajar, maka h0 = h1, sehingga :
p0 c 02 p1 c2
+ = + 1
2g 2g
p0 p1 c12 c02
= ................................................................(13)
2g
Tekanan keluaran nosel (p1) merupakan tekanan atmosfer, maka persamaannya
menjadi :
p0 c12 c02
= ......................................................................(14)
2g
Berdasarkan persamaan kontinuitas dari titik 0 ke titik 1 :
A0 c0 = A1 c1

5
A1
c0 = c1 ..........................................................................(15)
A0
Untuk mencari harga c1, maka harga c0 dimasukan ke dalam persamaan 14, sehingga :
p0 c12 c02
=
2g
A12 2
c 2 c1
2
p0 1
= A0

2g
p0 c A12
2


= 1 1 2
2g A0
p0 2 g
c12 = A12
1 2
A0
p0 2 g
c1 = A12
1 2
A0
Kecepatan ini hanyalah kecepatan teoritis, karena kerugian antara kedua titik tersebut
telah diabaikan. Perbandingan kecepatan aktual (ca) terhadap kecepatan teoritis (c1)
dinamakan koefisien kecepatan (Cv), yaitu :
ca
Cv = ...............................................................................(16)
c1
(Streeter, 1991 : 332)
maka,
ca = Cv c 1
p0 2 g
= Cv A12
1 2
A0
Debit aktual (Qa) dari nosel sama dengan hasil kali kecepatan aktual keluar nosel dan
'
luas jet. Perbandingan luas jet ( A1 ) terhadap luas penampang nosel (A1) dinamakan
koefisien kontraksi (Cc).
'
A1
Cc = ..............................................................................(17)
A1
(Streeter, 1991 : 333)
Luasan jetnya menjadi Cc A1, sehingga untuk besarnya debit aktual yang mengalir pada
nosel adalah :

6
p0 2 g
Qa = Cv Cc A 1 A12
1 2
A0
Lazimnya, kedua koefisien jika digabungkan menjadi koefisien debit (Cd) :
Cd = Cv Cc ..........................................................................(18)
(Streeter, 1991 : 333)
Sehingga,
p0 2 g
Qa = Cd A1 A12
1 2
A0
A1
2 g p0
= Cd A
2
1 1 2
A
0

A0 A1 2 g p0
= Cd .............................................(19)
A A
2
0 1
2

Poros
Poros berfungsi untuk meneruskan daya runner ke generator. Perhitungan poros
dimaksudkan untuk mengetahui ukuran diameter poros sehingga mampu untuk
menahan gaya-gaya yang bekerja pada poros.

dp

panjang poros

Gambar 4. Desain poros turbin mikro aliran silang

Perhitungan daya poros didasarkan pada :


a. Daya runner
b. Putaran yang direncanakan
c. Bahan poros
d. Torsi yang terjadi
Tegangan tarik ijin (a) :
b
a = .............................................................................(20)
Sf
(Sularso, 1991 : 296)
Tegangan geser ijin (a) :

7
a = 0,8 a .......................................................................(21)
(Sularso, 1997 : 198)
Diameter poros dapat dihitung sebagai berikut :
1
/3

dp
5,1
= Km M max 2
Kt T
2

.............................(22)
a
(Sularso, 1991 : 18)
Defleksi yang terjadi pada poros :
T pp
p = 584 ............................................................(23)
G (d p ) 4
(Sularso, 1991 : 18)
Daya poros (Pp)
2 nT
Pp = .....(24)
60

Generator
Generator merupakan suatu mesin yang mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga
listrik. Tenaga mekanik tersebut digunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar
dalam medan magnet atau sebaliknya memutar magnet diantara kumparan kawat
penghantar.
Daya generator satu fasa adalah :
PG = V . I . cos ...(25)
(Sumanto, 1984 : 572)

Efisiensi
Efisiensi merupakan perbandingan antara daya output dengan daya input. Secara
umum besarnya efisiensi dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
Poutput
= 100 % ....................(26)
Pinput
(Zuhal, 1991 : 35)
Sehingga efisiensi pada runner, poros, turbin, generator dan sistem PLTMH adalah
sebagai berikut :
a. Efisiensi runner (r )
Pr
r = 100 % ................(27)
Ph
b. Efisiensi poros (p )
Pp
p = 100 % .............(28)
Pr
c. Efisiensi turbin (T )
Pp
T = 100 % .............(29)
Ph
d. Efisiensi generator (G )

8
PG
G = 100 % .................(30)
Pp

e. Efisiensi sistem PLTMH ( S)


PG
S = 100 % ............(31)
Ph

METODE PENELITIAN
Pelaksanaan rancang bangun ini dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
Observasi
Secara teknik, pengamatan langsung dilakukan di laboratorium Teknik Energi
Politeknik Negeri Semarang dengan melihat, membandingkan dan menentukan
komponen-komponen yang diperlukan dari alat hasil penelitian sebelumnya.
Selanjutnya melakukan survei ke pasaran untuk komponen yang akan digunakan.
a. Perancangan
Merupakan perencanaan komponen-komponen pada PLTMH seperti turbin mikro
aliran silang, rangka, pompa sentrifugal, generator, instalasi pipa dan reservoir.
b. Pengerjaan
Proses pengerjaan meliputi pembuatan komponen-komponen pada PLTMH seperti
turbin mikro aliran silang, rumah turbin, rangka, nosel, instalasi pipa dan reservoir.
Selanjutnya melakukan perakitan komponen yang digunakan menjadi instalasi
pengujian sistem pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
c. Pengujian
Uji yang dilakukan meliputi uji karakteristik turbin air mikro aliran silang dengan
variasi sudut sudu. Hasil uji berupa grafik karakteristik runner turbin yang
selanjutnya dikaji unjuk kerjanya.
Data hasil pengujian kemudian diolah untuk mendapatkan debit aliran air, daya kinetik
pancaran air dari nosel, daya poros, dan efisiensi turbin dan ditampilkan dalam bentuk
grafik karakteristik turbin Cross Flow.
Desain simulator PLTMH sebagai berikut :

Generator
Manometer Bourdon

Alat ukur torsi Rumah


turbin

Pompa
Sentrifugal

Saluran
pembuangan

9
Reservoir

Gambar 5. Desain simulator PLTMH

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Analisa Data Pada Putaran Konstan Konstan
Karakteristik turbin aksial dapat diketahui melalui grafik hubungan antara putaran
dengan daya mekanik, hubungan antara putaran dengan efisiensi turbin, hubungan
antara debit dengan daya mekanik dan hubungan antara debit dengan efisiensi turbin
dari masing-masing turbin dengan jumlah sudu yang bervariasi. Grafik yang dibuat
berdasarkan data yang diperoleh dari pengujian dan perhitungan.

Analisa hasil pengujian putaran konstan pada turbin jumlah sudu 3


Dari hasil pengujian dengan putaran konstan pada turbin jumlah sudu 3 didapatkan
hubungan antara debit dengan daya mekanik pada turbin dengan jumlah sudu 3 yang
ditunjukkan pada grafik 5.1. Dari grafik 5.1 terlihat bahwa semakin besar debit maka
daya mekanik yang dihasilkan juga semakin besar dengan putaran konstan. Grafik 5.1
menunjukkan daya mekanik terkecil sebesar 7,70 Watt pada putaran 1000 rpm pada
saat debit 6,59.10-3 m3/s (data didapat dari tabel 5.31), sedangkan daya mekanik terbesar
didapatkan sebesar 34,04 Watt dengan putaran 1300 rpm pada saat debit 8,54.10-3 m3/s.
(data didapat dari tabel 5.34)

Keterangan

Nilai debit x 10-3m3/s

Grafik 5.1 Hubungan antara debit dan daya mekanik

10
Hubungan antara debit dengan efisiensi turbin dengan jumlah sudu 3 dapat ditunjukkan
pada grafik 5.2. Pada grafik 5.2 menunjukkan bahwa, semakin besar debit maka
efisiensi turbin akan meningkat. Kenaikan efisiensi turbin ini digambarkan berbentuk
parabola.
Grafik 5.2 menunjukkan efisiensi turbin terkecil sebesar 7,97 % pada putaran 1000 rpm
pada saat debit 6,59.10-3 m3/s (data didapat dari tabel 5.31), sedangkan Efisiensi tubin
terbesar didapatkan sebesar 33,82 % dengan putaran 1100 rpm pada saat debit 8,20.10-3
m3/s.(data didapat dari tabel 5.32)

Keterangan :
Nilai debit x 10-3 m3/s

Grafik 5.2 Hubungan antara debit dan efisiensi turbin

Analisa hasil pengujian putaran konstan pada turbin jumlah sudu 4


Dari hasil pengujian dengan putaran konstan pada turbin jumlah sudu 4 didapatkan
hubungan antara debit dengan daya mekanik pada turbin dengan jumlah sudu 4 yang
ditunjukkan pada grafik 5.3. Pada grafik 5.3 menunjukkan bahwa semakin besar debit
maka daya mekanik yang dihasilkan juga semakin besar. Grafik 5.3 menunjukkan daya
mekanik terkecil sebesar 9,24 Watt pada putaran 1000 rpm pada saat debit 6,54.10-3
m3/s (data didapat dari tabel 5.36), sedangkan daya mekanik terbesar didapatkan sebesar
43,12 Watt dengan putaran 1400 rpm pada saat debit 8,66.10 -3 m3/s. (data didapat dari
tabel 5.40)

11
Keterangan :
Nilai debit x 10-3 m3/s

Grafik 5.3 Hubungan antara debit dan daya mekanik


Hubungan antara debit dengan efisiensi turbin dengan jumlah sudu 4 dapat ditunjukkan
pada grafik 5.4. Pada grafik 5.4 menunjukkan bahwa, semakin besar debit maka
efisiensi turbin akan meningkat. Kenaikan efisiensi turbin ini digambarkan berbentuk
parabola.
Grafik 5.4 menunjukkan efisiensi turbin terkecil sebesar 9,60 % pada putaran 1000 rpm
pada saat debit 6,54.10-3 m3/s (data didapat dari tabel 5.36), sedangkan Efisiensi tubin
terbesar didapatkan sebesar 39,40 % dengan putaran 1300 rpm pada saat debit 8,29.10 -3
m3/s. (data didapat dari tabel 5.39)

Keterangan :
Nilai debit x 10-3 m3/s

Grafik 5.4 Hubungan antara debit dan efisiensi turbin

Analisa hasil pengujian putaran konstan pada turbin jumlah sudu 5


Dari hasil pengujian dengan putaran konstan pada turbin jumlah sudu 5 didapatkan
hubungan antara debit dengan daya mekanik pada turbin dengan jumlah sudu 5 yang
ditunjukkan pada grafik 5.5. Pada grafik 5.5 menunjukkan bahwa semakin besar debit
maka daya mekanik yang dihasilkan juga semakin besar dengan putaran konstan. Grafik
5.5 menunjukkan daya mekanik terkecil sebesar 9,24 Watt pada putaran 1000 rpm pada

12
saat debit 6,70.10-3 m3/s(data dari tabel 5.41), sedangkan daya mekanik terbesar
didapatkan sebesar 43,12 Watt dengan putaran 1400 rpm pada saat debit 8,66.10-3 m3/s.
(data dari tabel 5.45)

Keterangan :
Nilai debit x 10-3 m3/s

Grafik 5.5 Hubungan antara debit dan daya mekanik

Hubungan antara debit dengan efisiensi turbin dengan jumlah sudu 5 dapat ditunjukkan
pada grafik 5.6. Pada grafik 5.6 menunjukkan bahwa, semakin besar debit maka
efisiensi turbin akan meningkat. Kenaikan efisiensi turbin ini digambarkan berbentuk
parabola.
Grafik 5.6 menunjukkan efisiensi turbin terkecil sebesar 9,28 % pada putaran 1400 rpm
pada saat debit 7,90.10-3 m3/s(data dari tabel 5.45), sedangkan Efisiensi tubin terbesar
didapatkan sebesar 38,20 % dengan putaran 1200 rpm pada saat debit 8,33.10-3 m3/s.

Keterangan :
Nilai debit x 10-3 m3/s

Grafik 5.6 Hubungan antara debit dan efisiensi turbin

13
KESIMPULAN

1. Rancang bangun ini menghasilkan turbin mikro aliran silang dengan variasi sudut
sudu 25o, 30o, 35o, dan 40o dengan dimensi yaitu diameter luar (D1) 135 mm,
diameter dalam (D2) 90 mm, diameter poros (dp) 19 mm dan panjang sudu 76 mm.
2. Pada percobaan debit konstan 0,00423 m3/dt, turbin mikro aliran silang yang telah
dibuat sudah dapat mencapai titik optimumnya. Efisiensi turbin optimum yang
telah dicapai untuk turbin dengan sudut sudu (1) 25o, 30o, 35o dan 40o berturut-turut
adalah 66,126 % ; 70,527 % ; 64,002 % dan 66,904 %. Dengan demikian turbin
mikro aliran silang dengan sudut sudu (1) 30o memiliki efisiensi turbin tertinggi
yaitu sebesar 21,54 % pada putaran 824 rpm saat pembebanan 725 Watt.
3. Pada percobaan putaran konstan 1300 rpm, turbin mikro aliran silang dengan sudut
sudu (1) 25o, 30o dan 35o yang telah dibuat belum mencapai titik optimumnya.
Sedangkan untuk turbin mikro aliran silang dengan sudut sudu (1) 40o sudah dapat
mencapai titik optimumnya. Efisiensi turbin maksimal yang telah dicapai untuk
turbin dengan sudut sudu (1) 25o, 30o, 35o dan 40o berturut-turut adalah 36,611 %;
34,813 %; 37,927 % dan 28,461 %. Dengan demikian turbin mikro aliran silang
dengan sudut sudu (1) 35o memiliki efisiensi turbin tertinggi yaitu sebesar 37,927
% pada debit 0,00649 m3/dt dan beban 350 Watt.
4. Dari pengujian debit konstan yang telah dilakukan diperoleh spesifikasi turbin
sebagai berikut :

Turbin mikro aliran silang sudut sudu (1) 25o
Efisiensi optimum pada : n = 865 rpm
Q = 0,00423 m3/dt
He = 19,612 m

Turbin mikro aliran silang sudut sudu (1) 30o
Efisiensi optimum pada : n = 824 rpm
Q = 0,00423 m3/dt
He = 19,612 m

Turbin mikro aliran silang sudut sudu (1) 35o
Efisiensi optimum pada : n = 871 rpm
Q = 0,00423 m3/dt
He = 19,612 m

Turbin mikro aliran silang sudut sudu (1) 40o
Efisiensi optimum pada : n = 858 rpm
Q = 0,00423 m3/dt
He = 19,612 m

DAFTAR PUSTAKA
Arter, Alex dkk, 1991, Pedoman Rekayasa Tenaga Air, SKAT, Jakarta.
Dedi K, Agustinus dkk, 2005, Rancang Bangun Turbin Mikro Aliran Silang Melalui
Variasi Jumlah Sudu Untuk Mendapatkan Efisiensi Optimum Turbin, Politeknik
Negeri Semarang, Semarang.

14
Dietzel, Fritz dan Dakso Sriyono, 1988, Turbin Pompa Dan Kompresor, Erlangga,
Jakarta.
Hartanto, N Sugiarto dan Takeshi Sato, 1996, Menggambar Mesin Menurut Standar
ISO, PT Pradnya Paramita, Jakarta.
Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2002, DasarPerencanaan & Pemilihan Elemen Mesin, PT
Pradnya Paramita, Jakarta.
Sumanto , M.A. Drs, 1984, Mesin Arus Searah, Andi Offset, Yogyakarta.
Streeter, Victor L dkk, 1991, Mekanika Fluida, Erlangga, Jakarta.
Zuhal, 1991, Dasar Tenaga Listrik, ITB, Bandung.

15

You might also like