You are on page 1of 7

Identifikasi dan mitigasi pada zona rawan gempa bumi di Jawa Barat

(Zufialdi Zakaria, Ismawan, & Iyan Haryanto)

BAB I
IDENTIFIKASI DAN MITIGASI
PADA ZONA RAWAN GEMPA BUMI DI JAWA BARAT
Zufialdi Zakaria 1)
, Ismawan2), dan Iyan Haryanto1)
1)
Laboratorium Geologi Teknik, Fakultas Teknik Geologi, UNPAD
2)
Laboratorium Geodinamik, Fakultas Teknik Geologi, UNPAD

ABSTRACT
Java Island is a region of frequent earthquakes with varying strength. Most of destructive earthquakes
measuring over 5.6 on the Richter Scale, as a shallow earthquake with a depth of less than 30 KM. On
land, the earthquake can damage a variety of infrastructure and endanger lives. At ocean, earthquakes
tend to be a potential tsunami. The tsunami that ever happens is in the south of Pangandaran beach on
July 27, 2006. To reduce the impact of the earthquake disaster, the identification and mitigation is required.
In the identification of the earthquake in the mainland, the earthquake potential of fault-lines are shown
on a large faults, there are: Earthquake's Row of Zone Bayah, Earthquake Row of Baribis Zone, Earthquake
Row of Cimandiri Zone, Earthquake Row of Lembang Zone, Earthquake Row of Citanduy Zone. On the
identification of the earthquake in the ocean, is required analysis to see the condition of the epicenter in
the southern Teluk Pelabuhan Ratu. Mitigation of earthquake disaster can be done, among others through
the various activities that need to be socialized, assisted by experts from various disciplines.
Keywords: identification, earthquake-prone areas, mitigation

ABSTRAK
Pulau Jawa merupakan wilayah gempa bumi sering dengan berbagai kekuatan. Sebagian besar gempa
bumi merusak berukuran lebih dari 5,6 pada Skala Richter, sebagai gempa dangkal dengan kedalaman
kurang dari 30 KM. Di darat, gempa dapat merusak berbagai infrastruktur dan membahayakan nyawa. Di
laut, gempa bumi cenderung menjadi berpotensi tsunami. Tsunami yang pernah terjadi adalah di selatan
pantai Pangandaran pada tanggal 27 Juli 2006. Untuk mengurangi dampak dari bencana gempa,
identifikasi dan mitigasi diperlukan. Dalam identifikasi gempa di daratan, potensi gempa dari jalur sesar
diperlihatkankan pada sesar-sesar besar, yaitu:, yaitu: Jalur Gempa dari Zona Bayah, Jalur Gempa Zona
Baribis, Jalur Gempa Zona Cimandiri, Jalur Gempa Zona Lembang, Jalur Gempa Zona Citanduy. Pada
identifikasi gempa di laut, diperlukan analisis untuk melihat kondisi pusat gempa di selatan Teluk
Pelabuhan Ratu. Mitigasi bencana gempa dapat dilakukan, antara lain melalui berbagai kegiatan yang perlu
disosialisasikan, dibantu oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu.
Kata kunci: identifikasi, daerah rawan gempa, mitigasi.

PENDAHULUAN awal berupa peta dengan kondisi


kegempaannya. Berdasarkan kondisi
Pulau Jawa termasuk daerah yang
kegempaan regional, maka dibuat
sering dilanda gempa. Hal ini berkait-
peta kegempaan selatan Jawa-Bali dan
an erat dengan keberadaan zona tum-
kejadian tsunami (Usman, 2008).
bukan lempeng Indo-Australia di bagi-
Selain informasi kegempaan (Gambar
an selatan P. Jawa, yang menumbuk
2), dibutuhkan pula identifikasi yang
lempeng Eurasia yang terletak di
lebih mendalam disertai dengan
utaranya. Kecepatan bergerak lem-
mitigasi bencana gempa di darat dan
peng tersebut sekitar 70 mm/tahun
tsunami di pantai.
(menurut NEIC USGS 1973-2007,
dalam Natawidjaja, 2007). Batas
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
penunjaman lempeng Indo-Australia
ke lempeng Eurasia di-nyatakan
Kondisi geologi Jawa Barat memi-
dengan kehadiran Java Trench atau
liki kerentanan bencana geologi yang
Parit Jawa, berupa palung yang dalam
(Gambar 1). Zona perbatasan antar cukup tinggi ditandai dengan adanya
dua lempeng adalah juga merupakan kerawanan letusan gunung api, ke-
zona gempa. rawanan gerakan tanah, gempa &
Sehubungan dengan gempa di tsunami, dan gempa tektonik akibat
darat dan di laut, diperlukan informasi patahan (sesar). Hal tersebut di atas,

35
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 9, Nomor 1, April 2011: 35-41

perlu disikapi untuk inventarisir dam- gerakan tanah yang dipicu oleh
pak gempa, disamping menginventa- gempa, adalah gempa yang pernah
risir wilayah-wilayah rawan gempa. terjadi tahun 1990 di Desa Talaga,
Inventarisir dilakukan agar dalam Majalengka(Soehaemi, 1990). atau
usaha-usaha mitigasi bisa dilakukan contoh lain adalah longsoran bahan
secara terarah dan terencana. rombakan di Desa Cikangkareng,
Berkaitan dengan gempa bumi, Cianjur dan longsoran aliran tanah di
maka informasi geologi sangatlah perkebunan teh Ciwidey yang masih
dibutuhkan selain untuk pengem- berkaitan dengan gempa Tasikmalaya
bangan sumberdaya alam, juga un- tahun 2009. Gerakan tanah yang
tuk mitigasi bencana geologi (gem- terekam di wilayah gempa bisa berupa
pa, tsunami, letusan gunungapi, longsoran-longsoran orde terkecil
longsor dan gerakan tanah lain- (Zakaria, 1999) yang berada di
nya). Sektor sumber daya mineral lembah sepanjang sungai dan lembah
dan energi lainnya seperti bahan di sepanjang bukit maupun di
galian tambang dan mineral, sum- sepanjang jalan (Zakaria, 2005).
ber energi panas bumi, dan seba- Gempa yang merusak, pada umum-
gainya perlu juga diinventarisir agar nya > 5,6 Skala Richter berkedalaman
diketahui potensi dan kenda- lanya. < 30 KM atau termasuk gempa
Jika terdapat kendala ber- kaitan dangkal (Soehaemi, 2008)
dengan bencana geologi, maka
kendala tersebut dapat di- atasi HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan berbagai cara, agar tetap
Identifikasi
berada pada kondisi aman jika
bencana yang dimaksud ter- jadi. Berdasarkan Peta Seismisitas Pu-
Wilayah Jawa bagian Barat meru- lau Jawa (modifikasi dari NEIC USGS
pakan wilayah/zona VII pada Peta Wi- 1973-2007, dalam Natawidjaja, 2007)
layah Rawan Gempabumi Indonesia terdapat daerah yang patut diwaspa-
(yang dikeluarkan oleh PVMBG, Pusat dai dapat berpotensi tsunami. Kebera-
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana daan potensi gempa yang berada di
Geologi tahun 2006). Menurut peta- pantai selatan Pelabuhan Ratu, atau
peta regional lembar Jawa, di daratan sebelah barat dari lokasi pusat gempa
Jawa Barat terdapat banyak sesar- dan tsunami Pangandaran tahun 2007,
sesar aktif yang berpotensi mengha- memperlihatkan pusat-pusat gempa
silkan gempa merusak. Sesar aktif yang mulai menumpuk.
yang sudah cukup dikenal adalah Berdasarkan kelas indikator gem-
Sesar Cimandiri – Lembang dan Sesar pabumi wilayah pesisir Sukabumi
Baribis. Di lautan, atau di bagian (Oktariadi, 2009), wilayah pesisir
selatan Pantai Jawa Barat, bahkan Teluk Pelabuhan Ratu (Cisolok –
gempa yang terjadi telah menimbul- Ciletuh) merupakan wilayah dengan
kan tsunami yang menyapu Pantai kelas bahaya besar. Intensitas gempa
Pangandaran dan sebagian pantai bumi diperkirakan lebih besar dari VII
Jawa Tengah pada tanggal 17 Juli (MMI).
2006 (Gambar 3). Melalui kajian Peta Geologi
Kondisi tersebut memberikan Regional Jawa, terdapat sesar-sesar
indikasi adanya kekuatan tektonik besar dengan pola atau arah yang
masa kini (neotektonik) yang masih khas (Tabel 1). Pola tersebut adalah:
bekerja di wilayah darat dan laut. 1) Pola Sunda di bagian barat Jawa
Selain bencana gempa, daerah Barat yang diwakili oleh sesar-sesar
yangterkena gempa juga merupakan berarah utara-selatan, jenis sesar
wilayah yang rawan gerakan tanah. mendatar; 2) Pola Meratus, di bagian
Gerakan tanah dapat dipicu oleh tengah Jawa Barat, diwakili oleh Sesar
gempa. Sebagai contoh peristiwa Cimandiri berarah baratdaya-
timurlaut, jenis sesar naik; 3) Pola

36
Identifikasi dan mitigasi pada zona rawan gempa bumi di Jawa Barat
(Zufialdi Zakaria, Ismawan, & Iyan Haryanto)

Jawa, di bagian tengah Jawa Barat 1) Penyuluhan kepada masyarakat


yang diwakili oleh Sesar Lembang dengan menggunakan metoda PRA
berarah barat-timur, jenis sesar (Participation Rural Appraisal) de-
normal; 4) Pola Sumatera, yang ngan melibatkan masyarakat pede-
berarah baratlaut-tenggara, diwakili saan agar dapat ikut berpartisipasi.
oleh Sesar Citanduy dan Sesar Baribis, Metoda ini digunakan untuk mem-
jenis sesar mendatar dan sesar naik. pelajari peran aktif masyarakat dan
Keempat pola tersebut mencirikan pemerintah setempat
zona kegempaan berda- sarkan zona 2) Penyuluhan tentang perencanaan
patahannya. dalam pengembangan wilayah atau
Selain itu, peran koefisien gempa pemekaran wilayah, yang pada ak-
dapat menjadi salah satu variable pa- hirnya akan menjadikan suatu wila-
da penentuan intensitas gempa. Z-1 yah berkembang dengan berbagai
sampai Z-4 adalah Zona Koefisien fasilitas umum, perumahan, dan
Gempa yang dibagi menjadi empat kantor pemerintahan. Penyuuhan
zona oleh Soehaemi & Setianegara ini terutama untuk para pengem-
(2011). Seluruh wilayah Lajur Gempa bang dan aparat pemerintahan ter-
Zona Lembang, berada pada zona kait.
koefisien gempa Z-3. Wilayah Lajur 3) Pencetakan Brosur, Poster, Buku
Gempa Zona Bayah dan Zona Ciman- Komik mengenai daerah-daerah ra-
diri berada pada zona koefisien gem- wan gempa, tindakan yang harus
pa Z-1 dan Z-3. Wilayah Lajur Gem- segera dilakukan jika ada gempa,
pa Zona Baribis berada pada zona dan persiapan mitigasi.
koefisien gempa Z-2, Z-3 dan Z-4. 4) Pengajaran kepada guru siswa-
Wilayah Lajur Gempa Zona Citanduy siswa mulai dari taman kanak-
berada pada zona koefisien gempa Z- kanak hingga sekolah dasar,
1 dan Z-2. Pada masing-masing zo- na disertai simulasi bencana gempa.
Lajur Gempa terdapat satu atau lebih 5) Seminar mengenai gempa dan tsu-
zona koefisien gempa, sehingga nami yang ditujukan kepada siswa
kekuatan gempa pada masing-masing SMP, SMA, mahasiswa dan umum
Lajur Gempa pun berbeda-beda. Koe- 6) Seminar mengenai gempa dan tsu-
fisien gempa merupakan salah satu nami (terutama di wilayah pantai)
variable dalam menentukan intensitas yang ditujukan kepada aparat
gempa. Semakin besar koefisien gem- pemerintahan, pemerintah daerah,
pa, bisa semakin besar kekuatan dan badan penanggulangan benca-
gempa pada wiayah tersebut. Variable na di daerah.
lain, antara lain adalah material (mas-
Untuk mendukung hal-hal di atas,
sa batuan atau massa tanah, atau
maka dibutuhkan beberapa tenaga
alluvium), periode ulang gempa, dan
ahli, seperti:
percepatan pada batuan.
 Ahli Sosiologi atau Antropologi
Mitigasi untuk memberikan penyuluhan
gempabumi dengan metoda PRA
Untuk menangani bencana secara
yang ditujukan kepada masyarakat
umum, khususnya gempa dan tsuna-
dan pemda setempat
mi, maka dibutuhkan kerja sama an-
 Drafter, penulis buku, penulis ko-
tara masyarakat, pemerintah daerah,
mik, desainer untuk penggambaran
dan pengusaha secara sinergis. Dibu-
Komik / Manga, Poster, Brosur, dan
tuhkan pula aktivitas sosialisasi me-
sebagainya.
ngenai bencana disertai perangkat
 Ahli kebumian (Geoteknik, Geologi,
tenaga ahli yang akan mendukungnya
Hidrogeologi, Seismologi, Geofisi-
(Zakaria, 2007). Sosialisasi mitigasi
ka) untuk seminar, pengajaran, dan
bencana gempa bisa dilakukan de-
penyuluhan kepada masyara- kat
ngan aktivitas:
umum dan pemda setempat.

37
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 9, Nomor 1, April 2011: 35-41

 Ahli planologi dan teknik sipil, yang DAFTAR PUSTAKA


dapat memberikan penyuluhan
atau seminar mengenai infrastruk- Natawidjaja, D. H., 2007, Tectonic
tur bangunan dan perencanaan wi- Indonesia dan pemodelan sumber
layah. gempa dan tsunami, Pelatihan
pemodelan run-up tsunami, Ristek,
KESIMPULAN 20-24 Agustus 2007. 17 hal.
Oktariadi, O., 2009, Penentuan pe-
Pulau Jawa merupakan wilayah
ringkat bahaya tsunami dengan
yang sering terjadi gempa dengan
metode Analytical Hierarchy
kekuatan yang bervariasi. Gempa
Process (Studi kasus: Wilayah
yang merusak umumnya berkekuatan
pesisir Kabupaten Sukabumi),
lebih dari 5,6 Skala Richter, berupa
Jurnal Geologi Indonesia, Volume 4,
gempa dangkal dengan kedalaman
No. 2 Juni 2009, hal. 103-116
kurang dari 30 KM.
Soehaemi, A., 1990, Gempabumi
Dalam identifikasi gempa di darat,
Majalengka, Tanggal 6 Juli 1990,
potensi gempa diperlihatkan pada ja-
P3G, Bidang Geologi, 17 hal.
lur sesar-sesar besar, yaitu Lajur
Soehaemi, A., 2008, Seimotektonik
Gempa Zona Bayah, Lajur Gempa Zo-
dan Potensi Kegempaan Wilayah
na Baribis, Lajur Gempa Zona Ciman-
Jawa, Jurnal Geologi Indonesia,
diri, Lajur Gempa Zona Lembang, dan
Volume 3, No. 4 Desember 2008,
Lajur Gempa Zona Citanduy.
hal. 227-240
Dalam identifikasi gempa di laut,
Soehaemi, A., & Setianegara, R.,
perlu diwaspadai kondisi pusat gempa
2011, Peta Seismotektonik dan
di selatan Teluk Pelabuhan Ratu.
Makrozonasi Bencana Gempa Bumi
Mitigasi bencana gempa, antara
wilayah Jawa Barat, tidak
lain melalui berbagai aktivitas yang
dipublikasi.
perlu disosialisasikan, dengan dibantu
Usman, E., 2008, Bencana geologi dan
oleh para ahli dari berbagai disiplin
valuasi pengembangan infrastrutur
ilmu.
wilayah pesisir Teluk Rajegwesi,
Banyuwangi, Jurnal Sumber Daya
UCAPAN TERIMA KASIH
Geologi, Vol XVIII, No. 2, April
2008, hal. 121-132.
Penulis mengucapkan terima kasih
Zakaria, Z., 1999, Orde longsoran
kepada Ketua LPPM Unpad, dan DIKTI,
Citatah, Kecamatan Padalarang,
atas terselenggaranya Pene- litian
Kabupaten Bandung, Jawa Barat,
Strategi Nasional Tahun 2009. Tulisan
Thesis S2 Program Pascasarjana
ini adalah salah satu luaran dari
Geologi Institut Teknologi
penelitian mengenai Pemetaan Zonasi
Bandung, 70 hal.
Daerah Rawan Bencana Gem- pa Bumi
Zakaria, Z., 2005, Sesar Cimandiri
di Jawa Barat.
bagian timur dan implikasinya
terhadap longsoran di Citatah,
Padalarang, Jawa Barat, Majalah
Geologi Indonesia, Vol. 20,
No.1,April 2005,hal 41-50
Zakaria, Z., 2007, Rancangan Jenis
Pekerjaan yang Mungkin dilakukan
oleh Geologi Unpad Berdasarkan
Proposal Program Jangka
Menengah Penanganan Gerakan
Tanah di NAD, 19 Juli 2007, 8
halaman, tidak diterbitkan.

38
Identifikasi dan mitigasi pada zona rawan gempa bumi di Jawa Barat
(Zufialdi Zakaria, Ismawan, & Iyan Haryanto)

Gambar 1. Peta tektonik aktif Pulau Jawa (Natawidjaja, 2007)

Gambar 2. Peta kegempaan dan tsunami Jawa-Bali (Usman, 2008).

39
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 9, Nomor 1, April 2011: 35-41

2006

Banyuwangi, 1994
Pangandaran 2006

Kecepatan 70 mmƒtahun

Gambar 3.
Peta seismisitas P. Jawa (modifikasi dari NEIC USGS 1973-2007, dalam
Natawidjaja, 2007)

Gambar 4.
Peta Zona Lajur Gempa berdasarkan keberadaan sesar-sesar besar (modifikasi dari
Soehaemi & Setianegara, 2011; Soehaemi, 1990)

40
Identifikasi dan mitigasi pada zona rawan gempa bumi di Jawa Barat
(Zufialdi Zakaria, Ismawan, & Iyan Haryanto)

Tabel 1. Identifikasi zona rawan gempa

No. Zona Gempa Lajur Gempa Pola Struktur Arah

1 Zona Bayah, di Lajur Gempa Pola Sunda Utara-Selatan


wilayah barat Zona Bayah N 180o E
Jawa Barat
bagian selatan

2 Zona Cimandiri, Lajur Gempa Pola Meratus Baratdaya-


di wilayah Zona Cimandiri Timurlaut
tengah Jawa N 45o E
Barat bagian
barat

3 Zona Lembang, Lajur Gempa Pola Jawa Barat-Timur


di bagian Zona Lembang N 90o E
tengah Jawa
Barat

4 Zona Baribis- Lajur Gempa Tenggara-


Citanduy, di Zona Baribis Barat daya
wilayah timur Pola Sumatera N 135o E
Jawa Barat Lajur Gempa
Zona Citanduy

41

You might also like