Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
63
kedalaman 10 km yang memiliki kekuatan 9,2 Pesisir Meulaboh sebelum tsunami
skala magnitude (SM) telah menghasilkan merupakan sawah, kebun dan ladang yang kini
tsunami dahsyat (Anonim, 2012). Walaupun berubah menjadi lautan. Meulaboh memiliki
jarak antara pusat gempa dan daratan cukup jauh. topografi pantainya yang landai mengaktbatkan
dengan kabupaten Meulaboh (sekitar 149 km) ketinggian maupun kecepatan gelombang
namun gelombang tsunami terse but mampu tsunami semakin besar. Di kota ini tinggi
mencapai daratan hingga 8 km dari pesisir gelombang tsunami mencapai 15meter sebingga
Meulaboh, Nanggroe Aceh Darusalam menenggelamkan dan mengbancurkan apa saja
(Subandono, 2005). dan lebih dari 80 persen jumlah penduduknya
tenggelam digulung tsunami (Subandono,
2005).
.
•
•
""""~
l..oka5i ~"1iM I'
.....,._
.9mg3
Leul
64
Pribantono, 20] 2). Penunjaman lempeng sebesar 60 -74 mmltb (Zachariasenet al., 2000;
bergerak utara-timurlaut di zona subduksi Briggs et a/., 2006; Suyarso, 2008). Aktivitas zona
sepanjang sesar sumatera lepas pantai barat subduksi Sumatera ditandai oleh gempa besar
Simeuleu - Nias - Mentawai dengan kecepatan dan intensitas tinggi (Zachariasen et al., ]999).
Trench MENTAWAlltillOnd.
<
65
Lempeng Indo-Australia yang berupa PermasaJahan yang disebabkan oleh
kerak samudera (Oceanic Crust) memiliki perubahan garis pantai mengakibatkan berbagai
densitas lebih tinggi dibanding Lempeng Sunda dampak negatif yang sangat merugikan
yang berupa Kerak Benua (Continental Crust) masyarakat sekitar, diantaranya petani tambak
sehingga Lempeng Indo-Australia cenderung mengalami kerugian yang diakibatkan oleb
bergerak menunjam di bawah Lempeng Sunda laban tambak yang rusak babkan hilang, lautan
(subduksi). Pertemuan dua lempeng terse but yang semakin menjorok kedaratan
membentuk palung di dasar laut yang disebut mengakibatkan tergenangnya pemukiman
dengan Palung Sunda (Sunda Trench), dimana penduduk sepanjang hari dan rusaknya
palung tersebut dimulai dari lepas pantai barat bangunan.
Pulau Sumatera hingga selatan Jawa-Bali-N'l'T,
Subduksi terse but sering disebut sebagai ANALISA PERUBAHAN GARIS PANTAI
"Megathrust" atau sesar anjak besar yang aktif,
dimana Lempeng Sunda dianggap sebagai Pembahan garis pantai dapat diketahui
dinding gantung (hanging wall) dan Lempeng dengan menggunakan perpaduan antara data
Indo-Australia yang menunjam sebagai dinding lapangan, data sekunder dan citra landsat.
kaki (footwall)-nya Subduksi di Barat Sumatera Dalam analisa perubahan garis pantai, metode
tersebut termasuk Megathrust oblik dimana penelitian yang digunakan berupa metode
gelinciran sesarnya memiliki komponen tegak deskriptif. Whitney (da/am Nazir, 2005)
(dip-slip) dan komponen mendatar (strike-slip) menjelaskan metode deskriptif adalah pencarian
(Husrin & Prihantono, 20] 2). fakta dengan interpretasi yang tepat. Perubahan
garis pantai dengan studi kasus pada pesisir
DINAMIKA PANTAI Meulaboh, terjadi akibat adanya pengaruh dan
energi gelombang normal maupun tsunami.
Pantai selalu menyesuaikan bentuk Beberapa tahapan yang dilakukan untuk
profilnya sedemikian rupa sehingga mampu mengetahui pengaruh gempa dan tsunami
menghancurkan energi gelombang yang datang. terhadap perubahan pesisir Meulabob antara
Penyesuaian bentuk terse but merupakan lain interpretasi citra landsat; pengaruh
tanggapan dinamis alami pantai terhadap laut, gelombang, angin dan tsunami; distribusi dan
Ada dua tipe tanggapan pantai dinamis terbadap transportasi sedimen.
gerak gelombang, yaitu tanggapan terhadap
gelombang normal dan gelombang badai Interpretasi Citra Landsat
(Triatmodjo, 1999). Untuk mengetahui Proses pengolahan citra diawali dengan
perubahan pantai secara cepat dan tepat penggabungan kanal (band) dari masing-masing
diperlukan suatu teknologi. Landsat 7 ETM+ citra (layer slacking). Kemudian dilakukan
merupakan teknologi yang dapat mempercepat koreksi geometrik dengan metodelmage-to-Map
proses penyediaan informasi khususnya Ground Control Points (GCPs) untuk
penginderaan jaub (Lillesand dan Kiefer, 1979). mernperoleh koordinat sebenarnya
Teknologi penginderaan jauh sebagai media menggunakan sistem koordinat geografis
bantu memungkinkan dijadikan sarana dalam (Nugroho, 2012). Hal ini dilakukan untuk
memperoieh informasi kerusakan pantai. menyamakan koordinat ketiga citra tersebut.
TeknoJogi ini memiliki kemampuan dalam Koreksi geometri merupakan sebuah koreksi
pemenuhan kebutuhan inventarisasi dan posisi, dimana dalam suatu pemotertan suatu
monitoring sumberdaya alam yang semakin wahana mengalami gangguan baik yang
meningkat secara cepat. disebabkan oleh rotasi bumi maupun gerakan
66
wahana itu sendiri yang mengakibatkan Data pengukuran gelombang berupa
ketidaksesuaian hasil pemotretan dengan tinggi gelombang (H), cepat rambat gelombang
keadaao sebenarnya. Koreksi citra dilakukao dan peri ode gelombang (T). Energi gelombang
dengan bantuan peta rupa bumi (RBI). (E) dihitung meoggunakan persamaan berikut
Pemotongao (croping) dilakukao pada masing- (Triatmodjo, 1999):
masing citra sesuai daerah penelitian.
pgH2L
Dalam pengolahan data citra landsat
E=
meoggunakan kombinasi kanal (band) 321 yaitu 8
kombinasi band cahaya tampak untuk Dimana : ( 1)
mengetahui pola abrasi atau sedimentasi, dan
kombioasi band 457 (kombinasi band infra E : energi gelombang total (Jm2)
merab) untuk. mengetahui perubahan garis g : percepatan gravitasi (m/s2)
paotai. Kombinasi kanal 321 akan menunjukkan p : massa jenis air laut (kg/m')
adanya perbedaan kualitas air dengan baik, H: tinggi gelombang (meter)
warna kemerahao memperlihatkan sedimeo pada L : panjang gelombang (meter)
laut dangkal. Kombinasi 457 bertujuan untuk
memisahkan objek air dan non air. Badan air akan Kisaran tinggi gelombang terendah di
berwarna lebih gelap, sedangkan objck vegetasi pesisir Meulaboh pada saat penelitian adalah
akan terlihat dengan warna coklat kemerahan sebesar 0,6 meter dengan periode 3,6 detik pada
(Permana et al., 2008). hari ke 2 dan ke 3 serta tinggi gel om bang
Untuk mengetahui perubaban garis tertinggi 1,5 meter dengan periode 3,8 detik pada
pantai di pesisir Meulabob, citra Landsat 7 bari ke 1 (Tabel 1).
E'I'M'yang digunakan adalah citra tahun 2001, Pengolahan data angin sekunder
2003 dan 2005 deogan path 131 dan raw 057 digunakan untuk peramalan gelombang tahun
yang meliputi sepanjang pantai Barat Aceh. 2001-2005 yang kemudian dapat dihitung energi
gelombang (E) dan faktor abrasi (OJ. Dari basil
Pengaruh Encrgi Gelombang, Angin dan pengamatan dapat dilihat arab dan kecepatao
Tsunami rata-rata angin dominan yang digunakan untuk
Data gelombang diukur menggunakan dasar pembuatan fetch di perairan Meulaboh.
Wave Recorder Sontek Argonaut Firmware Arab dan kecepatan angin pada windrose yang
version 11,0, dengan waktu pengamatan 6 x 24 memiliki frekuensi perseotase paling besar
jam, sedangkan data angin dan tsunami merupakan arab angin dominan. Arab dan
merupakan data sekunder yang diperoleh dari kecepatan angin dominan di Meulaboh adalah
BADAN METEOROLOGI DAN OEOFISIKA Barat daya dan kecepatan angionya berkisar
(BMG) JAKARTA (dalam Widyastuti, 2007). 5-7m/det.
et
-.--..-- -.~ -- - ----..--..--.~ ------ ---.----~---.----.
[ 'rlltu"~
L,*~'I:" ... U.~~h
,1 '''.', '~~;;i;'
......
.,.:"'-_
...f-~:"·... -:'··r-····...,......
·····-··
....
1Qt;~~)rJt~ tI.h.iKi
._.;:;-::;;·T~-;r-;:;r:~-j-;.-~;..;-,;,;;;;;.
{ffiAA:¢1
l'aber 2:. Hasil perhlmngarr energi gel!)mbarrg TabeJ 3. Hasil perhitungan energi gelombang
tahun 200.2 tsunami
6.loa 11,(_1 '£(d!!il. L.J."!l C'.J.inI.c!!!!t t:~ K"~IiI.' ' '(m)
H T
1,(.. ) C f E -.
Jariuilrl j,l~ IU~ '1.36 6,03 6240404.21 BT LV (dll<) (""dtl!! I (Jill')
l'dmJ.ri 2.22' 7,59 45,12 5.97 274.221.02 %,(J(> ",ifi ' 8.1~ 2$ 13G4,3 ~4,sX' I 11L~9If662.L
Maret 1;\3" 7.12- 4U. 5.93 173.5%.32 '1<\;08 4,15' 7;9<} U 1 ilIS.S 46.1)75 I '11.6418.ilS.7
April UI~ 7,11 '~~3; 5'.94 i7l,100, !O 96.11 ~.13 U 21 1131.7 ! 51.+1 1 64.102c881.!:_ ,
l.jd 1,83 7,12 42,n 5,113 173.5%'lZ 96.13 4.11 5.6 19 'SS8:f) 29.31 1 21.437.280;5 .
Juni ~.25 (;.O~ 3.5,03:, 5;80 217;201;M 96.13 ~.Ji 5.6 17 499;3 19,31 j 19.:j80.n4.~
I,ili 2.25' 7.62' <fS.s3 So'97 282.s~7.0~ 96.1:\ 4,11 5.26 12 2,59,'1 21;fK> I "1!O9:419~ :
~"'1U' 1,83 7,12. 42.23' 5,93 1:'3.'S96,32 96,16 ""I S.3 to 212A 21.24 I, 1.JOS.n7.l
·S.ptcmb¢, 2.05' 7.39 44.00' MS 226:l94.1~· 96,18 ~,O8· 5.17 5 lOla 2Cb2J 3.31L94~_6
I
UkWbc:r 2.0S 7,39 44.W S,YS 226.294.1> 96.1 4.06 5.)4 71 4~9.0iI5.2
HO.6 2M3
)lO\'~~ MO 1\,91, S3.i7 :6,O~ 8~?.1()J.13: (Sumber: Widyastuti, 2007 dengan modifikasi)
n..c-ber 1,83 7,l2.- 42;23 5.9,3 1~59("n
(Sumber: Widyastllli, 2007 dengan modifikasi)
68
Tabel4. Parameter tsunami basil pemodelan Thnami-N2
Koordinat
B (meter) C (m/s)
No Bujur HARVARD HARVARD
Lintang Utara
Timur
J 96,06 4,16 8,16 54,58
2 96,08 4,15 7,99 46,075
3 96,11 4,13 6,8 51,44
4 96,13 4,11 5,6 2937
5 96,13 4,11 5,6 2937
6 96,15 4,11 5,26 2166
7 96,16 4,1 5.3 21,24
8 96,18 4,08 5,17 20.23
96,2 4,06 5,14 2008
9
"
Penjalaran gelombang tsunami t =30 menit Penjalaran geJombang tsunami t =40 men it
70
Tabel 6. Parameter Statistik Sedimen Pesisir Meulaboh
2 -O.491S4 0.094491 ve". wel! sorted 44.mOS _Iv Ii".!lktwed 7324031 alrtM/YkOlO bmfc
3 -0.48816 OJ 117S8 v,,,. well sorted 31.63752 strong/yjlnc skewed 267206S atral/y le/110turtle
Perubabau gam pantai di peslslr Meulabob Diren, Meureubo, Pasi Pinang. Lokasi yang
Citra landsat ElM 7+ tahun 2001- 2005 mengalami abrasi paling besar yaitu terjadi di
yang telah diolah menunjukkan bahwa muara sungai Meureubo, desa Ujong Diren,
Kabupaten Meulaboh telah mengalami karena bentuk pantainya menyempit seperti
perubahan garis pantai berupa hilangnya teluk dan muara sungai maka gelombang yang
sebagian dataran pantai (abrasi). Sebagian terjadi di pantai tersebut akan sangat tinggj. Pada
besar abrasi terjadi di sepanjang pesisir tahun 200 1-2003 abrasi yang tajadi di sepanjang
kabupaten Meulaboh. Daerah-daerah pantai pesisir kabopaten Meulaboh tidak terlalu besar
yang mengalami pengurangan daratan (abrasi) jika dibandingkan dengan abrasi yang terjadi
adalah daerah Suak ribee, Kuta Padang, Ujung setelah tahun 2004 (Tabel7 dan Tabel 8).
Kalak. Kampung Pasir, Suwak Indrapuri, Ujong
........ .. .
3 ,
~~~~L-~~~+- __.~~4- __~~ !~~~~--~~~~~~--~
,
~I
.,. -..
'---
....,
I
........
~'
'---
. ........
-.::..::..-
.. tvl'
-- • ....tt .......
Gambar 6. Peta perubahan garis pantai tahun Gambar7. Peta perubahan garis pantai tahun
2001-2003 (Sumber : Widyastuti, 2003-2005 (Swnber : Widyastuti,
2007 dengan modifikasi) 2007) dengan modifikasi)
71
Tabel7. Luasan daerab yang mengalami peru- Tabel 8. Luasan daerab yang mengalami
bahan mundur (abrasi) tahun 200 1-2003 perubahan mundur (abrasi) tabun
2003-2005
Secara umum, perubahan garis pantai sepanj ang pantai kota Meulaboh,
terjadi akibat adanya pengaruh gelorobang, baik mengakibatkan panjang garis pantai di daerab
gelombang normal maupun gelombang tsunami. tersebut juga mengalami pengurangan.
Perbandingan luasan yang hilang akibat Pengurangan panjang garis pantai untuk tahun
dinamika air sepanjang pesisir selatan Meulaboh 2001-2003 adalah 841,895 m dan tahun 2003-2005
sebelum tabun 2004 dan sesudab tahun 2004 adalah 1669,791 m,
adalah 1: 11, hal ini menunjukan adanya Subandono (2005) mengemukakan
pengaruh yang sangat besar dari gelombang bahwa gelombang tsunami adalab gelombang
tsunami terhadap perubahan garis pantai. Energi panjang sehingga energinya tidak mudah hilang
gelombang normal dan energi gelombang walaupun menabrak tebing. Gelombang tsunami
tsunami yang dihasilkan memiliki perbandingan bersifat unik karena bentuk gelombangnya
1:127, artinya energi gelombang tsunami sangat memanjang sampai keseLuruh kolom air yaitu
besar, sehingga dapat memberikan dampak yang dari permukaan sampai dasar laut, sebingga
sangat besar juga terutama dalam perubahan dihasilkan besarnya jumlah tenaga yang
garis pantai. Perubahan garis pantai tahun 200 1- dibentuk oleh gelombang tsunami.Oleh sebab
2003 terjadi akibat pengaruh dari gelombang itu, meskipun jauhnya jarak kota Meulaboh
normal (Gambar 6), sedangkan tahun 2003-2005 dengan pusat gempa akan tetapi tetap saja
terjadi karena pengaruh dari gelombang normal terkena tsunami,
dan gelombang tsunami dimana gelombang Faktor lain yang mendukung terjadinya
tsunami tersebut memberikan pengaruh yang abrasi di pesisir Meulaboh adalah faktor
sangat besar (Gambar 7). Dengan adanya abrasi geomorfologi dan kondisi litologi (sedimen).
yang disebabkan karena gelombang tsunami di Kondisi kelerengan pantai di lokasi penelitian
72
yang tergolong landai yaitu 1%, sehingga tingkat resistensi yang rendah terhadap
kecepatan gelombang Lautpada kondisi normal gelombang, sehingga mempermudah terjadinya
menjadi berkurang saat mencapai garis pantai. abrasi di pesisir Meulaboh.
Sedangkan pada kondisi tsunami, kecepatan
gelombang tsunami akan berkurang yang DAFfAR PUSIAKA
mengakibatkan panjang gelombangnya
memendek dan menimbulkan gelombang yang Anonim. 2012. Gempa Bumi Samudra Hindia
lebih tinggi. Kondisi sedimen pada lokasi 2004. bttp://id. w ikipedia.org/wiki/
penelitian di dominasi oleb pasir, material pantai Gempa bumi Samudera Hindia 2004.
berupa pasir memiliki tingkat resistensi Diakses tanggall Oktober2012.
Litologinya yang rendab terhadap gelombang. Anonim. 2013. Kabupaten Aceb Barat. http://
Hal tersebut turut mendukung terjadinya abrasi id.wikipedia.org/wikil
di lokasi penelitian. Darihasil perhitungan faktor Kabupaten Aceh Barat. Diakses tanggal
abrasi (Go) dan ripe gelombang pecah (Bo) di 5 Januari 2013.
Kabupaten Meulaboh menujukkan bahwa di
kabupaten tersebut benar-benar telah terjadi Diposaptono, S & Budiman .2006. Tsunami.
abrasi baik yang diakibatkan adanya pengaruh Buku Ilmiah Populer, Bogor: 125 him.
gel om bang normal maupun gelombang Folk, R.L.,& W.C. Ward. 1957. Brazos River bar,
tsunami. Perubahan garis pantai yang terjadi di a study in the significance of grain-size
Kabupaten Meulabob dipengaruhi juga oleb parameters. Journal of Sedimentary
faktor pengangkatan atau penurunan tanah di Petrology Tl: 3-27.
sepanjang pantai yang diakibatkan oleh gempa
burni. Ber Nad-Nias. 2006. Kajian Pengembangan
Sumber Daya Pesisir dan Laut Pantai
PENUIUP Timur dan Pantai Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. Geotrav
Berdasarkan hasil penelitian diketabui Bhuana Survey. Nanggroe Aceh
bahwa dari tabun 2001-2003 telah terjadi Darussalam: 339 him.
perubaban garis pantai di pesisir Meulabob Husrin, S., & J. Prihantono. 2012. Kajian Pustaka
menjadi mundur (abrasi) yang diakibatkan - Studi Kerentanan Infrastruktur Strategis
adanya pengaruh gelombang normal. Pada terbadap Bencana Tsunami di Sumaetra
tahun 2003-2005 proses perubahan garis pantai Barat. Loka Penelitian Sumber Daya dan
di pesisir Meulaboh menjadi mundur (abrasi) Kerentanan Pesisir (LPSDKP), Teluk
diakibatkan adanya pengaruh dari gelombang Bungus, Padang.
normal dan gelombang tsunami. Faktor lain yang
menyebabkan abrasi di pesisir Meulaboh adalah Lillesand, T. M. & R.W. Kiefer. 1979. Remote
faktor geomorfologi dan kondisi litologi Sensing and Image Interpretation. 2nd
(sedimen). Kondisi pantai yang landai Edition. John Wiley and Sons, lvc,
menyebabkan pengurangan kecepatan Toronto, Canada (diterjemahkan oleh
gelombang normal, akantetapi kondisi tersebut Dubahri).
menyebabkan pemendekan panjang gelombang Me Laren, P. & D. Bowles. 1985. The effects of
tsunami dan menjadikan gelombang yang tinggi. sediment transport on grain
Sedimen dasar Iaut yang ada di lokasi penelitian sizedistribution, Journal of Sedimentary
didominasi oleh ukuranbutir pasir, pasir memiliki Research55(4): 457-470.
7J
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Wentworth, C. K. 1922. A Scale of Grade and
Indonesia. Jakarta. 544 him. Class Terms for Clastic SedimentsJournaf
Geology 30: 377 - 392.
Nugroho, S.H. 2012.Perubaban Karakteristik
Garis Pantai Di Kawasan Wisata Pantai Widyastuti, R. 2007. Studi Perubahan Garis
Alam Indah Kota TegaJ. Oseanologi dan Pantai Sebelum Dan Sesudah Tsunami Di
Limnologi di Indonesia 38 (1): 19-26. Pesisir Meulaboh Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam. Jurusan Ilmu Kelautan,
Permana, H., N.D. Hananto, M. Ma'ruf, E.
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Kusmanto, PD. Santoso, & P. Avianto.
Universitas Diponegoro, Semarang:
2008. Dinamika Morfologi daerah Sisi Luar
68hlm.
(Outer) Delta Mahakam Kalimantan Timur,
Indonesia. Jurnal Geologi Kelautan 6(1): Zachariasen, J., K. Sieh, F.W. Taylor, R.L
23-35. Edwards, & W. Hantoro. 1999.
Submergence and uplift associated with
Sbepard, F.P. 1954. Nomenclature based on
the giant 1833 Sumatran subduction
Sand-Silt-Clay ratios. Journal of
earthquake: Evidence from coral
Sedimentary Petrology 24 (3): 151-158.
microatolls. Journal of Geophysical
Subandono, D.B. 2005. Tsunami. Buku Ilmiab Research 104: 895-919.
PopuJer.Bogor: 220 blm.
Zacbariasen, J., K. Sieh, F.W. Taylor, R.L
Suyarso. 2008. Topographic Changes After 2004 Edwards, & W. Hantoro. 2000. Modem
And 2005 Earthquakes at SimeuJue And Vertical Deformation above the Sumatran
Nias Islands Identified Using Uplifted Subduction Zone: PaJeogeodetis Insigbts
Reefs. Journal of Coastal Development from Coral Microatolls. Bull. Seismol Soc.
12(1):20-29. America 9(4): 897 -913.
Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Beta Ofset.
Yogyakarta, 397 him.
74