You are on page 1of 4

ASKEP TRAUMA GENITOURINARIA

Oleh:
Sri Setiyarini Sudiman

ANATOMI GENITOURINARIA
Genitourinari terbagi atas :
– Genitourinaria atas : ginjal dan ureter
– Genitourinaria bawah : vesika urinaria, uretra dan genetalia eksterna

• Background: As trauma is a multisystem disease, multiple injuries may take priority and interfere
with a full urologic assessment. Coordinated efforts between various services caring for the patient are
crucial to ensure comprehensive care.
• Initial evaluation of the injured patient with possible genitourinary (GU) trauma should not differ
from that of other patients. Follow the protocols of the Advanced Trauma Life Support (ATLS) program
of the American College of Surgeons to provide total patient care.

Caption:
Retrograde urethrogram showing an irregularity of the urethra indicating injury secondary to a shotgun
wound

TRAUMA GENITOURINARI ATAS


1. TRAUMA GINJAL
Jumlah trauma ginjal kira-kira 65 % dari seluruh trauma genitourinaria, kasus-kasus karena trauma
benda tumpul 80 % dari kejadian trauma ginjal, sisanya karena trauma penetrasi dan iatrogenik.

Penyebab
 Trauma tumpul
• Kecelakaan lalulintas
• Pukulan benda tumpul
• Kecelakaan dalam olah raga ( rughby )
• Jatuh posisi bendiri atau duduk.
 Tr tusuk/ penetrasi
– Tusukan benda tajam
– Peluru
 Iatrogenik
– Bedah abdomen
– Litothripsi
– Renal biopsi

Pathophysiology
• The kidneys, pelvocaliceal system, and ureters comprise the upper GU tract. Adult kidneys are
well protected by the rib cage and vertebral column, but lateral forces can compress them between these
structures, leading to injury. Sudden deceleration can cause avulsion injuries to the renal pedicle and
pelvocalyceal system.
• Only 6% of patients with GU trauma have ureteral injuries, probably due to its small size and
mobility, and the protection provided by the psoas muscle posteriorly, the abdominal viscera anteriorly,
and the vertebral column medially.

Tanda dan gejala


• Hematuri
Hematuri mikroskopik maupun makroskopik dijumpai pada 99 % trauma ginjal. Hematuri dapat
tertunda 24 – 48 jam karena adanya penjendalan di kaliks.
• Shock
Keadaan haemodinamik menurun, akral dingin akibat perdarahan.
• Rigiditas dinding anterior abdomen.
Askep trauma genitourinaria/kep Gadar/by sri setyorini 1
PSIK b/05/semester 3/pos mid
dwi_zidan@yahoo.co.id
• Nyeri
• Hematoma perinerfik Ditandai dengan pendataran pinggang.
• Tanda tanda illeus paralitik akibat perdarahan intraabdominal.

Diagnostik
• Riwayat kejadian ( posisi jatuh, arah pukulan )
• Pemeriksaan laboratorium ( Hb, HMT, AE, trombosit, faktor pembekuan, Bun, Kreat, dan urinalisa )
• Radiografi
– Foto polos abdomen
– IVP
– CT scan dengan kontras pada abdomen dan pelvis
– Ultrasonografi.
Untuk pemeriksaan IVP dan CT scan dengan kontras haemodinamik pasien harus stabil, terutama
pada gross hematuri dan hematuri mikroskopik persisten.
• Laparatomi eksplorasi
Melihat langsung keadaan ginjal sekaligus dilakukan tindakan.
Terapi
• Pre hospital
– Lakukan penanganan ABC
• Pertahankan jalan nafas dan beri oksigen jika perlu, pasang infus dua jalur dengan kateter
besar.
– Proteksi kemungkinan cidera cervikal
• Pasang hard collor
– Transport ke rumah sakit

• Hospital
– Tempatkan pasien pada bed restriksi
– Lanjutkan oksigenasi atau pasang ventilator jika perlu
– Resusitasi cairan ( kristaloid, koloid, darah )
– Siapkan untuk pembedahan laparatomi eksplorasi. Dilakukan untuk menegakkan diagnosa
sekaligus dilakukan terapi ( nefrektomi atau pasang tampon. )
– Pemberian antibiotik, antikoagulan untuk mencegah DVT, analgetik dan H2 antagonis untuk
mencegah strees ulcer.

Komplikasi
– Persisten bleeding
– Urinari extravasasi
– Abcess
– Hipertensi
– Loss of fongsi
– Arteriovenus fistula

2. TRAUMA URETER
Angka kejadiannya kecil, kurang lebih 1 % dari seluruh trauma genitourinari.

Penyebab
• Trauma tusuk / penetrasi merupakan penyebab utama
• Pada anak-anak biasanya karena hiperekstensi dari spine.
• Iatrogenik : uretroscopy, abdominal histerektomi, reseksi kolon anterior
Tanda dan gejala
Tidak spesifik. Nyeri abdominal akan meningkat jika ekstravasasi urin meningkat dan hematuri. Hematuri
tidak terjadi pada lebih dari 30 % kasus.
Diagnosa
– Riwayat kejadian ( posisi jatuh, arah pukulan )
– Pemeriksaan laboratorium ( Hb, HMT, AE, trombosit, faktor pembekuan, Bun, Kreat, dan
urinalisa )
Askep trauma genitourinaria/kep Gadar/by sri setyorini 2
PSIK b/05/semester 3/pos mid
dwi_zidan@yahoo.co.id
– Radiografi
• Foto polos abdomen
• IVP
• Retrogard oretropyelografi
– Laparatomi eksplorasi
• Melihat langsung keadaan ureter sekaligus dilakukan tindakan.
Terapi
Pre hospital
– Lakukan penanganan ABC
• Pertahankan jalan nafas dan beri oksigen jika perlu, pasang infus dua jalur dengan kateter
besar.
– Proteksi kemungkinan cidera cervikal
• Pasang hard collor
– Transport ke rumah sakit

Hospital
– Tempatkan pasien pada bed restriksi
– Lanjutkan oksigen atau pasang ventilator jika perlu
– Resusitasi cairan ( kristaloid, koloid, darah )
– Siapkan untuk pembedahan laparatomi eksplorasi. Dilakukan untuk menegakkan diagnosa
sekaligus dilakukan terapi (Nefrostomi untuk mengeluarkan urin, Uretral reimplantasi,Uretral
anastomosis )
– Pemberian antibiotik, antikoagulan untuk mencegah DVT, analgetik dan H2 antagonis.

Komplikasi
• Infeksi / sepsis
• Fistula
• Strikture
• Ureter obstruksi
• Illeus
• Anemia

Caption: Picture 2. Retrograde urethrogram showing a leak in the distal right ureter with an element of
obstruction (X-RAY )

TRAUMA GENITOURINARI BAWAH


Jika terjadi tanpa ada trauma lain, umumnya TIDAK memerlukan penangan life saving. Sebagaimana
trauma, trauma genitourinasi bawah merupakan keadaan multisistem, trauma selain genitourinari bawah
penangannanya diprioritaskan lebih dahulu.
Follow the protocols of the Advanced Trauma Life Support program of the American College of
Surgeons

Penyebab :
– Trauma tumpul : 85 % kejadiannya bersamaan dengan fraktur pelvis.
– 15 % kejadian karena trauma penetrasi dan trauma tumpul tanpa fraktur pelvis.

TRAUMA VESIKA URINARIA

Kejadiannya 20 % dari seluruh trauma genitourinari.

Pathofisiologi
• disebabkan oleh trauma tumpul atau penetrasi pada abdominal bawah / pelvis. Robekan
ekstraperitoneal tjd pd 90 % kejadian karena kerusakan skunder setelah fraktus pelvis, robekan kecil
dibagian anterior. Urin yang keluar melakukan ekstravasasi bercampur dengan darah naik sampai
daerah umbilikal, kesamping sampai daerah spinal dan kebawah sampai daerah prostat. Jika terinfeksi
akan terbentuk pus yang akan mengalir ke skrotum atau labia.
• Robekan intraperitoneal bukan sebagai luka akibat fraktur pelvis, robekan berada di posterior.
Askep trauma genitourinaria/kep Gadar/by sri setyorini 3
PSIK b/05/semester 3/pos mid
dwi_zidan@yahoo.co.id
Tanda dan gejala
– Bruising atau edema abdomen bawah, perinium atau genetalia.
– Hematuri
– Fraktur pelfis yang menyebabkan nyeri.

Diagnostik
– Riwayat kejadian ( posisi jatuh, arah pukulan )
– Pemeriksaan laboratorium ( Hb, HMT, AE, trombosit, faktor pembekuan, Bun, Kreat, dan
urinalisa )
– Radiografi
• Foto polos pelvis
• Retrogard cistografi
• CT scan abdomen dan pelfis

Terapi
• Pemasangan dower cateter ukuran besar untuk drainase
• Cistotomi
• Eksplorasi untuk reparasi
• Pemberian antibiotik, antikoagulan untuk mencegah DVT, analgetik dan H2 antagonis.

PROSES KEPERAWATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL PADA


TRAUMA GENITOURINASI

MENURUT : NANDA ? ……..

Nyeri akut b/d diskontinyuitas jaringan genitourinari.

Tujuan :
Nyeri hilang / berkurang
– Skala nyeri menurun
– Diporesis tidak ada
– HR sinus rithm
– Respirasi normal
– Muka tampak rileks.

Intervensi :
– Pain menejement
– analgetik administration.

Askep trauma genitourinaria/kep Gadar/by sri setyorini 4


PSIK b/05/semester 3/pos mid
dwi_zidan@yahoo.co.id

You might also like