You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA


KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DAN SKOR PLAK
MURID (Studi pada Sekolah Dasar dan Sederajat di Wilayah
Kerja Puskesmas Padangsari Kota Semarang)

Diah Ajeng Pratiwi1*, Henry Setyawan Susanto2, Ari Udiyono2


1. Mahasiswa Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik, FKM Undip
Semarang
2. Dosen Epidemiologi dan Penyakit Tropik, FKM Undip Semarang
*Email: pdiahajeng@yahoo.co.id

Abstract: Caries and periodontal disease are among the most prevalent oral
health problems. It is caused by plaque. The highest caries prevalence in Central
Java is in Semarang City. SDHP in primary school is dental health service
program which aims to maintain and improve oral and dental health for students.
The SDHP activities amounted to 8 activities, include: Teachers training, little
doctor training, oral health education, toothbrushing program, emergency
treatment, screening, referral system, and basic dental services. The aim of this
research was to obtained an overview of an activities of SDHP and plaque score.
The method of this research was cross-sectional study design. The samples 141
students were taken by proportional simple random sampling. The result showed
students’s plaque score from schools with 6 activities of SDHP have an average
34,43, students’s plaque score from schools with 7 activities have an average
29,92, and students’s plaque score from schools with 8 activities have an
average 29,78. The conclution indicates schools that implement all program of
SDHP have a better plaque score.

Key Words : Plaque Score, UKGS, Student.


Reference : 21 (2002 – 2014)

PENDAHULUAN

Karies merupakan kerusakan tinggi adalah penyakit periodontal.(5)


lokal akibat asam yang diproduksi Penyakit periodontal merupakan
bakteri yang melakukan penyakit yang menyebabkan
metabolisme fermentasi kerusakan jaringan penunjang gigi
karbohidrat.(1) Plak yang didominasi seperti gingiva, ligamen jaringan
Streptococcus mutans dan penyangga gigi, dan tulang alveolar.
(6)(7)
Lactobacillus menyebabkan
terjadinya demineralisasi, dilanjutkan Karies terjadi sebagai hasil
dengan timbulnya destruksi interaksi antara mikroorganisme,
komponen organik yang akhirnya substrat, gigi, dan saliva.(8)
menyebabkan kavitasi.(2)(3)(4) Selain Penyebab karies dan penyakit
karies, masalah kesehatan gigi dan periodontal adalah plak.(9) Plak
mulut dengan prevalensi cukup adalah lapisan tipis yang

341
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

mengandung kumpulan bakteri, pendidikan kesehatan gigi dan mulut


melekat pada permukaan gigi, selalu sesuai kurikulum, sikat gigi massal,
terbentuk di dalam mulut, dan bila pengobatan darurat untuk
bercampur dengan gula yang ada menghilangkan rasa sakit,
dalam makanan akan membentuk penjaringan, rujukan, dan pelayanan
asam.(10) medik gigi dasar.(15) Rendahnya
Karies menyebabkan tumbuh angka bebas karies di sekolah
kembang anak kurang maksimal menunjukkan bahwa kegiatan UKGS
karena terganggunya daya kunyah di sekolah tersebut belum optimal
dan pencernaan, serta menurunkan dalam upaya meningkatkan
tingkat kecerdasan anak yang kesehatan gigi dan mulut murid
secara jangka panjang berdampak melalui UKGS.(16)
pada kualitas dan produktivitas Dari beberapa penyakit yang
hidup.(3)(11) Penyakit gigi dan mulut diderita anak sekolah, karies dan
juga mengganggu penampilan dan penyakit periodontal menduduki
interaksi sosial, sehingga salah satu urutan teratas. Survei
berdampak pada aspek yang dilakukan oleh Centers for
psikologis.(12) Disease Control and Prevention
Sekitar 60%-90% anak di dunia menunjukkan bahwa karies gigi
mengalami karies. Penelitian FDI paling umum terjadi pada remaja
World Dental Federation usia 12-19 tahun (59%).(17) Umur 12
menunjukkan 5%-20% populasi tahun ditetapkan sebagai umur
mengalami penyakit periodontal.(13) pemantauan global karies. Selain itu,
Riskesdas 2013 menunjukkan, prevalensi karies gigi aktif pada
25,9% penduduk Indonesia umur 10 tahun ke atas sebesar 52%
mengalami masalah kesehatan gigi dan akan terus meningkat seiring
dan mulut. Persentase penduduk dengan bertambahnya usia hingga
Indonesia yang menyikat gigi setiap mencapai 63% pada golongan umur
hari 93,8%, namun hanya 2,3% yang 45-54 tahun, khusus pada kelompok
menyikat gigi dengan benar. 53,2% umur anak usia sekolah dasar
penduduk Indonesia karies aktif, sebesar 66,8%-69,9%.(18)
mengalami peningkatan jika Data Rekapitulasi Hasil
dibanding tahun 2007 sebesar Penjaringan Kesehatan Peserta
43,4%. Prevalensi karies di provinsi Didik Institusi Pendidikan Tingkat
Jawa Tengah pada usia 12 tahun ke SD/MI Tahun 2015 menyebutkan
atas sebesar 67,8% dan 43,1% nya bahwa dari 11 sekolah dasar di
merupakan karies gigi aktif, dengan wilayah Kerja Puskesmas
prevalensi tertinggi yakni di Kota Padangsari yang mengikuti
Semarang sebanyak 74%.(14) penjaringan diketahui 75% murid
Program pelayanan upaya menderita karies. Selain itu, jika
kesehatan gigi dan mulut untuk melihat pelaksanaan kegiatan UKGS
siswa sekolah adalah UKGS. masing-masing sekolah, peneliti
Kegiatan dalam UKGS untuk membagi sekolah menjadi 3 jenis
memelihara, meningkatkan kelompok sekolah. Kelompok I:
kesehatan gigi dan mulut murid, Sekolah Dasar dan Sederajat yang
yang ditunjang dengan upaya diketahui tidak mendapat pelatihan
kesehatan perorangan. Kegiatan untuk guru pemegang program
tersebut berjumlah 8, diantaranya: UKGS dan tidak melakukan
Pelatihan untuk guru UKGS, pelayanan medik gigi dasar,
pelatihan dokter kecil, pemberian sehingga hanya melaksanakan 6

342
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kegiatan. Kelompok II: Sekolah Kelompok III berjumlah 41


Dasar dan Sederajat yang diketahui responden. Karena populasi setiap
tidak melakukan pelayanan medik sekolah berbeda, maka masing-
gigi dasar, sehingga hanya masing populasi di setiap sekolah
melaksanakan 7 kegiatan. Kelompok dihitung dengan proporsi populasi
III: Sekolah Dasar yang melakukan per sekolah (%), kemudian dihitung
seluruh kegiatan UKGS yang kembali besar sampelnya untuk
berjumlah 8 kegiatan. menghitung proporsi populasi per
Berdasarkan uraian tersebut, sekolah.
peneliti tertarik untuk melakukan Data primer diperoleh melalui
penelitian mengenai perbedaan guru pemegang program UKGS
jumlah kegiatan UKGS terhadap melalui wawancara langsung
skor plak murid sekolah dasar dan menggunakan kuesioner untuk
sederajat di wilayah kerja mengetahui kegiatan UKGS yang
Puskesmas Padangsari Kota dilakukan sekolah tersebut. Variabel
Semarang. Studi dilakukan pada skor plak murid diperoleh melalui
murid yang berusia 12 tahun, karena observasi langsung dengan
usia 12 tahun ditetapkan sebagai pengukuran indeks plak Personal
usia pemantauan global untuk Hygiene Performance Modified
karies. (PHP-M).

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian observasional analitik Berdasarkan tabel 1 diketahui


dengan desain studi cross-sectional. sebagian besar responden berjenis
Populasi penelitian adalah siswa kelamin perempuan. Berdasarkan
sekolah dasar dan sederajat kelas VI tabel 2 terlihat bahwa dari 8 sekolah,
berusia 12 tahun yang berada di semua sekolah (100%)
wilayah kerja Puskesmas melaksanaan pelatihan dokter kecil
Padangsari Kota Semarang. Sampel untuk murid, pemberian pendidikan
adalah siswa kelas VI sekolah dasar kesehatan gigi dan mulut sesuai
dan sederajat yang berada di kurikulum, sikat gigi massal,
wilayah kerja Puskesmas pengobatan darurat untuk
Padangsari Kota Semarang, dengan menghilangkan rasa sakit murid,
kriteria inklusi: usia 12 tahun, membantu tenaga kesehatan saat
bersedia menjadi responden, dan penjaringan, dan melakukan rujukan
mendapat persetujuan. Adapun ke puskesmas. Sebagian besar
kriteria eksklusi sebagai berikut: sekolah mengaku tidak mendapat
siswa menggunakan perangkat pelatihan tentang kesehatan gigi dan
ortodonti dan tidak mengikuti mulut untuk guru pemegang
pemeriksaan hingga selesai. program UKGS (62,5%) dan untuk
Proses pengambilan sampel kegiatan pelayanan medik gigi dasar
dilakukan dengan teknik Proportional atas dasar permintaan diketahui
Simple Random Sampling. Sampel hanya terlaksana di 1 sekolah saja
dikelompokkan berdasarkan jumlah (12,5%).
kegiatan UKGS yang dilaksanakan Berdasarkan tabel 3 terlihat
oleh masing-masing sekolah, yaitu bahwa dari 8 sekolah hanya 1
sampel untuk sekolah Kelompok I sekolah yang melaksanakan
berjumlah 49 responden, Kelompok kegiatan UKGS secara keseluruhan,
II berjumlah 51 responden, dan yakni 8 kegiatan. Jika melihat dari

343
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

jumlah kegiatan UKGS yang melaksanakan 6 kegiatan, kelompok


dilaksanakan oleh masing-masing yang melaksanakan 7 kegiatan, dan
sekolah, maka dapat dikelompokkan kelompok yang sudah
menjadi 3 kelompok sekolah, yakni: melaksanakan seluruh kegiatan.
Kelompok yang hanya

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Murid

Kelompok I Kelompok II Kelompok III


Jenis Kelamin
f % f % F %
Laki-laki 23 46,9 15 29,4 18 43,9
Perempuan 26 53,1 36 70,6 23 56,1
Jumlah 49 100,0 51 100,0 41 100,0

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kegiatan UKGS yang Dilaksanakan oleh


Sekolah Dasar dan Sederajat di Wilayah Kerja Puskesmas
Padangsari Kota Semarang

Ya Tidak
No Kegiatan UKGS
f % f %
1 Pelatihan tentang kesehatan gigi dan mulut 3 37,5 5 62,5
untuk guru pemegang program UKGS

2 Pelatihan dokter kecil untuk murid 8 100, 0 0


0
3 Pemberian pendidikan kesehatan gigi dan 8 100, 0 0
mulut sesuai kurikulum 0
4 Sikat gigi massal 8 100, 0 0
0
5 Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa 8 100, 0 0
sakit murid 0

6 Membantu tenaga kesehatan saat Penjaringan 8 100, 0 0


0
7 Melakukan rujukan ke puskesmas 8 100, 0 0
0
8 Melakukan pelayanan medik gigi dasar atas 1 12,5 7 87,
dasar permintaan 5

Tabel 3. Jumlah Kegiatan UKGS yang Dilaksanakan oleh Sekolah Dasar dan
Sederajat di Wilayah Kerja Puskesmas Padangsari

No Nama Sekolah Jumlah Kegiatan UKGS


1 SDN Padangsari 01 6
2 SDN Padangsari 02 7
3 SDN Pedalangan 01 6
4 SDN Pedalangan 02 6

344
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

5 SDIT Al Kamilah 6
6 SDN Jabungan 7
7 MI Al Khaeriyah 6
8 SDS Santo Antonius 02 8

Berdasarkan tabel 4 diketahui Sederajat yang tidak melakukan


bahwa kelompok I adalah kelompok pelayanan medik gigi dasar atas
Sekolah Dasar dan Sederajat yang dasar permintaan, sehingga hanya
tidak mendapat pelatihan guru dan melakukan 7 kegiatan UKGS.
tidak melakukan pelayanan medik Kelompok III adalah kelompok
gigi dasar atas dasar permintaan, Sekolah Dasar yang melaksanakan
sehingga hanya melakukan 6 seluruh kegiatan UKGS yang
kegiatan UKGS. Kelompok II adalah berjumlah 8 kegiatan
kelompok Sekolah Dasar dan

Tabel 4. Pengelompokkan Sekolah Berdasarkan Jumlah Kegiatan UKGS


yang Dilaksanakan oleh Sekolah Dasar dan Sederajat di Wilayah
Kerja Puskesmas Padangsari

No Kelompok Nama Sekolah Keterangan


1 Kelompok I SDN Pedalangan 01 Tidak mendapat pelatihan guru.
SDN Pedalangan 02 Tidak melakukan pelayanan medik gigi dasar
SDN Padangsari 01 atas dasar permintaan
MI Al Khaeriyah
SDIT Al Kamilah
2 Kelompok II SDN Padangsari 02 Tidak melakukan pelayanan medik gigi dasar
atas dasar permintaan
SDN Jabungan
3 Kelompok SDS Santo Antonius Melaksanakan seluruh kegiatan UKGS
III 02

Berdasarkan tabel 5 terlihat sedang. Dari tabel 6 diperoleh hasil


bahwa sebagian besar responden rata-rata skor plak murid pada
penelitian, baik pada Kelompok I, Kelompok I lebih besar dibanding
Kelompok II, dan Kelompok III rata-rata skor plak murid pada
memiliki skor plak dengan kategori Kelompok II dan III.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Skor Plak Murid

Skor Plak Kelompok I Kelompok II Kelompok III

345
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

f % F % F %
Baik (1 – 20) 1 2,0 4 7,8 0 0
Sedang (21 – 40) 40 81,6 40 78,4 40 97,6
Buruk (41 – 60) 8 16,3 7 13,7 1 2,4
Jumlah 49 100,0 51 100,0 41 100,0

Tabel 6. Rata-rata Skor Plak Murid

Skor Plak
Pelaksanaan Kegiatan UKGS
Rata-rata f
Kelompok I 34,43 49
Kelompok II 29,92 51
Kelompok III 29,78 41

Berdasarkan hasil penelitian ini Republik Indonesia, salah satu


diketahui tidak semua sekolah yang kegiatan UKGS adalah pelatihan
berada di wilayah kerja Puskesmas kepada guru pemegang program
Padangsari melaksanakan kegiatan UKS tentang pengetahuan
UKGS yang sama. Hasil penelitian kesehatan gigi dan mulut secara
ini menunjukkan rata-rata skor plak terintegrasi. Pelatihan dilaksanakan
pada sekolah yang hanya oleh dinas pendidikan dengan
melaksanakan 6 kegiatan UKGS narasumber tenaga kesehatan gigi.
sebesar 34,43, lebih tinggi dibanding
skor plak murid pada sekolah yang Kemampuan guru dapat
telah melaksanakan 7 dan 8 ditingkatkan melalui pelatihan untuk
kegiatan UKGS. Guru merupakan meningkatkan pengetahuan
kelompok yang paling sering terlibat kesehatan gigi dan mulutnya.
dalam kegiatan kesehatan gigi dan Pelatihan juga dapat
mulut murid. Keterbatasan sumber menyempurnakan keterampilan
daya manusia merupakan faktor komunikasi sehingga guru dapat
penting dalam pelaksanaan UKGS, mengajarkannya pada murid. Hal ini
khususnya berkaitan dengan sejalan dengan penelitian Sari terkait
kurangnya pengetahuan guru.(19) peran guru pemegang program
Pada sekolah Kelompok I diketahui UKGS di wilayah Sumbersari dan
guru pemegang program UKGS Kaliwates terhadap keberhasilan
tidak pernah mendapat pelatihan program UKGS. Penelitian tersebut
terkait kesehatan gigi dan mulut. mengungkapkan bahwa pelatihan
Rata-rata skor plak murid pada kesehatan gigi dan mulut dapat
kelompok ini lebih tinggi dibanding meningkatkan pengetahuan guru
kelompok lainnya. pembina UKGS, termasuk
pengendalian plak dengan cara
menggosok gigi yang baik dan
benar.(20)
Hal ini tidak sejalan dengan
pedoman UKGS yang dikeluarkan Sekolah yang melaksanakan
oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya seluruh kegiatan UKGS diketahui
Kesehatan Kementerian Kesehatan memiliki rata-rata skor plak murid

346
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang lebih baik dibanding kelompok melakukan 7 kegiatan UKGS.


sekolah lainnya, yakni sebesar Kelompok ini terdiri dari 2 sekolah.
29,78. Berdasarkan temuan di Kelompok III adalah Sekolah Dasar
lapangan, sekolah tersebut telah yang melaksanakan seluruh
memiliki klinik gigi mandiri. Terdapat kegiatan UKGS yang berjumlah 8
satu ruangan perawatan gigi yang kegiatan. Kelompok ini terdiri dari 1
dilengkapi dengan satu dental unit sekolah.
untuk merawat murid yang
memerlukan perawatan oleh Rata-rata skor plak pada sekolah
perawat gigi yang dimiliki sekolah yang berada pada kelompok I
tersebut. Namun, meski terdapat sebesar 34,43, rata-rata skor plak
perbedaan skor plak, sebagian pada sekolah yang berada pada
besar responden ternyata sama- kelompok II sebesar 29,92, dan rata-
sama berada pada skor plak dengan rata skor plak pada sekolah yang
kategori sedang. berada pada kelompok III sebesar
29,78.
Ada sejumlah faktor yang dapat
mempengaruhi pelayanan SARAN
kesehatan gigi dalam program
UKGS, yakni kurangnya infrastruktur Sekolah perlu melaksanakan
dan kurangnya dana. Kedua faktor kegiatan UKGS secara menyeluruh,
tersebut merupakan faktor umum meliputi: Pelatihan tentang
yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut untuk guru
peningkatan angka karies.(21) Hal itu pemegang program UKGS,
pula yang mempengaruhi pelayanan pelatihan dokter kecil untuk murid,
kesehatan gigi di SDS Santo pemberian pendidikan kesehatan
Antonius 02. Tidak semua gigi dan mulut sesuai kurikulum,
kompetensi perawat gigi dapat sikat gigi massal, pengobatan
dilaksanakan. Berdasarkan hasil darurat untuk menghilangkan rasa
wawancara mendalam terhadap sakit, membantu tenaga kesehatan
guru pemegang program UKGS, hal saat penjaringan, melakukan rujukan
tersebut disebabkan masih ke puskesmas, dan melakukan
kurangnya sarana dan prasarana. pelayanan medik gigi dasar atas
dasar permintaan.
SIMPULAN
Perlu diadakan pelatihan untuk
Dari delapan sekolah yang guru pemegang program UKGS
dijadikan tempat penelitian diketahui yang dilaksanakan oleh Dinas
5 sekolah berada pada Kelompok I. Pendidikan dengan narasumber
Kelompok I adalah kelompok tenaga kesehatan gigi.
Sekolah Dasar dan Sederajat yang Penyelenggaraan pelatihan
tidak mendapat pelatihan guru dan kesehatan gigi dan mulut, meliputi:
tidak melakukan pelayanan medik Pemberian pengetahuan tentang
gigi dasar atas dasar permintaan, kesehatan gigi dan mulut, latihan
sehingga hanya melakukan 6 atau demonstrasi cara memelihara
kegiatan UKGS. Kelompok II adalah kebersihan dan kesehatan gigi dan
kelompok Sekolah Dasar dan mulut, dan penanaman kebiasaan
Sederajat yang tidak melakukan pola hidup sehat dan bersih agar
pelayanan medik gigi dasar atas dapat diimplementasikan dalam
dasar permintaan, sehingga hanya kehidupan sehari-hari murid.

347
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Puskesmas perlu melakukan Overall Health : A Clinician’s


optimalisasi program kerja terkait Guide. Professional Audience
pelaksanaan UKGS di sekolah. Communications, Inc. 2010.
Puskesmas berperan sebagai 7. Nisa TD, Primartha R. Diagnosis
koordinator, pembimbing dan Penyakit Gigi Periodontal
motivator, serta bersama dokter gigi Menggunakan Sistem Pakar
melakukan perencanaan kesehatan Fuzzy. J Generic.
gigi dan mulut. Selain itu, perlu 2014;9(1):309–19.
melakukan kerja sama lintas sektor 8. Carranza FA, Newman MG.
terkait, serta kerja sama dengan Clinical Periodontology. 9th ed.
orang tua dan guru. Diperlukan Philadelphia: W.B. Saunders;
peningkatan kapasitas, kemahiran 2002.
teknis dan materi yang jelas untuk 9. Brown, Dodds. Dental Caries
terlaksananya program UKGS and Associated Risk Factors.
sehingga tenaga kesehatan dapat In : Cappelli DP and Mobley CC.
memberi pelatihan bagi guru Prevention and Clinical Oral
pemegang program UKGS di Health Care. Missouri: Mosby
sekolah. Elsevier; 2008.
10. Pantow CB, Warouw SM,
DAFTAR PUSTAKA Gunawan PN. Pengaruh
Penyuluhan Cara Menyikat Gigi
1. Selwitz RH, Ismail AI, Pitts NB. Terhadap Indeks Plak Gigi pada
Dental Caries. Lancet. Siswa SD Inpres Lapangan.
2007;369(9555):51–9. Universitas Sam Ratulangi;
2. Mustika MD, Carabelly AN, 2014.
Cholil. Insidensi Karies Gigi 11. Widayati N. Faktor Yang
pada Anak Usia Prasekolah di Berhubungan dengan Karies
TK Merah Mandiangin Gigi Pada Anak Usia 4–6
Martapura Periode 2012-2013. Tahun. J Berk Epidemiol.
Dentino J Kedokt Gigi. 2014;2(2):196–205.
2014;II(2):180–4. 12. Bönecker M, Abanto J, Tello G,
3. Melinda UU. Hubungan Antara Oliveira LB. Impact of Dental
Paparan Asap dengan Kejadian Caries on Preschool Children’s
Karies Gigi (Studi Pada Pekerja Quality of Life. Braz Oral Res.
Pengasapan Ikan di Desa 2012;26(1):103–7.
Bandarharjo Kota Semarang 13. FDI World Dental Federation.
Jawa Tengah). Media Med Oral Health Worldwide. Report.
Muda. 2014;4(1):1–14. 2014;1–24.
4. Al-Darwish M, El Ansari W, 14. Badan Penelitian dan
Bener A. Prevalence of Dental Pengembangan Kesehatan.
Caries Among 12-14 Year Old Riset Kesehatan Dasar. 2013.
Children in Qatar. Saudi Dent J. 15. Direktorat Jenderal Bina Upaya
2014;26(3):115–25. Kesehatan. Pedoman Usaha
5. WHO. Prevention of Oral Kesehatan Gigi Sekolah.
Diseases. Switzerland: World Jakarta: Kementerian
Health Organization; Kesehatan Republik Indonesia;
6. Williams RC, Genco RJ. 2011.
Periodontal Disease and Overall 16. Setiawan R, Adhani R,
Health : A Clinician’s Guide Sukmana BI, Hadianto T.
Editors Periodontal Disease and Hubungan Pelaksanaan UGS

348
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan Status Kesehatan Gigi J Ilm PANNMED.


dan Mulut Murid Sekolah Dasar 2014;9(2):107–10.
dan Sederajat di Wilayah Kerja 19. Jürgensen N, Petersen PE.
Puskesmas Cempaka Putih Promoting Oral Health of
Kota Banjarmasin. Dentino J Children Through Schools –
Kedokt Gigi. 2014;II(1):102–9. Results from a WHO Global
17. Council O. Guideline on Caries- Survey 2012. Community Dent
risk Assessment and Health. 2013;30(October):204–
Management for Infants, 18.
Children, and Adolescents. Am 20. Sari DS, Arina YMD, Ermawati
Acad Pediatr Dent. T. Peran Guru dalam
2013;37(6):132–9. Keberhasilan Program UKGS.
18. Ramadhan ES. Hubungan 21. Amalia R. Improving a School-
Kebiasaan Menyikat Gigi Based Dental Programme
Sebelum Tidur dengan through a Sociodental Risk
Terjadinya Karies Gigi Pada Group Approach. University of
Siswa Siswi SMP Swasta Groningen; 2014.
Darussalam Medan tahun 2014.

349

You might also like