Professional Documents
Culture Documents
[ARTIKEL REVIEW]
Abstract
Background. Obesity is one of the metabolic syndrome, Characterized by the excessive of Body Mass Index (BMI).
Obesity can be the beginning of a variety of diseases such as hypertension, coronary heart disease and impotence .
The recent studiesdetermining the relationship between obesity and osteoarthritis (OA) of the knee, were found
weight gain is often associated significantly as an aggravating factor in OA patients.
Discussion. In the knee joint, the adverse effects of excessive weight gain canaccelerate the breakdown of joint
cartilage structurefour to five times faster. Osteoarthritis is a musculoskeletal disease that ranks in first position as
the cause of pain and disability (inability) in elderly patients that usually attacks the supporting joints, especially the
knee joint.
Conclusion. This review conclude that patient with obesity have greater risk suffering from knee osteoarthritis
disease. The bilateral and unilateral knee OA disease risk increased with age, this due to decreasing of collagen
strain and proteoglycans in articular cartilage.
Abstrak
Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu metabolic syndrome, yang ditandai dengan Ideks Masa Tubuh (IMT)
berlebih. Obesitas dapat menjadi awal dari berbagai penyakit seperti hipertensi, jantung koroner dan impotensi.
Berbagai studi menentukan hubungan antara obesitas dan osteoarthritis (OA) lutut, berat badan sering dikaitkan
sebagai faktor yang memperparah pasien OA.
Pembahasan. Pada sendi lutut, dampak buruk dari berat badan berlebih dapat mencapai empat hingga lima kali
lebih besar sehingga mempercepat kerusakan struktur tulang rawan sendi. Osteoartritis merupakan penyakit sendi
yang menduduki rangking pertama penyebab nyeri dan disabilitas (ketidakmampuan) pada lansia yang umumnya
menyerang sendi–sendi penopang berat badan terutama sendi lutut.
Simpulan.Ulasan ini menyimpulkan bahwa obesitas mempunyai faktor risiko Osteoartritis lutut lebih besar, faktor
risiko OA lutut bilateral maupun unilateral semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan
karena adanya hubungan antara umur dengan penurunan kekuatan kolagen dan proteoglikan pada kartilago sendi.
...
Korespondensi : Roby Arismunandar | robyarismunandar@yahoo.com
Pendahuluan
Pada zaman dahulu gemuk peningkatan berat badan yang
merupakan suatu kebanggaan dan berlebihan/ obesitas selalu
merupakan kriteria untuk mengukur berhubungan dengan risiko tinggi
kesuburan dan kemakmuran suatu kesakitan dan kematian, sehingga
kehidupan, sehingga pada saat itu merupakan masalah besar bagi
banyak orang berusaha menjadi gemuk kesehatan masyarakat1.
dan mempertahankannya sesuai Studi WHO MONICA
dengan status sosialnya. Sekitar tahun (MONItoring of trends and
1970-an beberapa penelitian determinants in Cardiovascular
epidemiologik melaporkan bahwa diseases) mengindikasikan sedikitnya 1
rangking pertama penyebab nyeri dan lansia ini merupakan angka paling tinggi
disabilitas (ketidakmampuan) pada diseluruh dunia dibandingkan Kenya
lansia yang umumnya menyerang (327%), Brazil (255%), India (242%),
sendi-sendi penopang berat badan China (220%), Jepang (129%), Jerman
terutama sendi lutut. Osteoartritis (66%) dan Swedia (33%)10.
dimulai dengan kerusakan pada seluruh
sendi. Para ahli yang meneliti penyakit DISKUSI
ini sekarang sepakat bahwa OA Definisi obesitas
merupakan penyakit gangguan
homeostasis metabolisme kartilago Obesitas sering didefinisikan
dengan kerusakan struktur sebagai kondisi abnormal karena
proteoglikan kartilago yang kelebihan lemak yang serius dalam
penyebabnya diperkirakan jaringan adiposa sehingga mengganggu
multifaktorial antara lain oleh karena kesehatan. Perbedaan pada individu
faktor umur, stres mekanis ataukimia, yang mengalami obesitas tidak hanya
penggunaan sendi yang berlebihan, pada jumlah lemak yang berlebih, tapi
defek anatomik, obesitas, genetik dan juga pada distribusi regional lemak di
humoral8. dalam tubuh. Distribusi lemak dalam
Lebih dari 80 persen penderita tubuh disebabkan oleh berat badan
osteoartritis mengalami keterbatasan yang mengakibatkan resiko yang
gerak. Dampak ekonomi, psikologi dan berkaitan dengan obesitas dan
sosial dari osteoartritis sangat besar, berbagai penyakit yang terkait2.
tidak hanya untuk penderita tapi juga Berdasarkan definisi, obesitas
keluarga dan lingkungannya1. pada wanita adalah kandungan lemak
Prevalensi Osteoartritis lutut dalam tubuh yang lebih dari 30%,
berdasarkan radiologis di Indonesia sedangkan pria batas bawahnya lebih
cukup tinggi yaitu mencapai 15,5% rendah yaitu antara 20-25%. Adanya
pada pria dan 12,7% pada wanita. Di perbedaan ini disebabkan karena bobot
Kabupaten Malang dan Kotamadya total tubuh pada wanita lebih banyak
Malang ditemukan prevalensi sebesar dari pada pria11.
10 % dan 13,5%. Sedangkan di Poliklinik Secara garis besar obesitas
Sub bagian Reumatologi FKUI/RSCM dapat dibedakan menjadi dua macam.
ditemukan pada 43,82% dari seluruh Yang pertama adalah obesitas jenis
penderita baru penyakit rematik android atau central atau tipe apel,
yangberobat selama kurun waktu 1991- ditandai dengan adanya penumpukan
19949. jaringan lemak terutama didaerah
Seiring dengan kemajuan jaman perut. Jenis kedua adalah obesitas tipe
dan kemajuan bidang ilmu/ teknologi ginecoid atau tipe pear, peniumpukan
kesehatan, usia harapan hidup semakin jaringan lemak didaerah pantat12.
meningkat. Menurut laporan data Indeks Massa Tubuh (IMT) atau
demografi penduduk internasional yang Body Mass Index (BMI) merupakan alat
dikeluarkan oleh Bureau of the Census atau cara yang sederhana untuk
USA (1993), diperkirakan pada tahun memantau status gizi orang dewasa,
1990–2005 jumlah lansia di Indonesia khususnya yang berkaitan dengan
akan meningkat 414%. Dimana jumlah kekurangan dan kelebihan berat badan.
jangka waktu yang cukup panjang. tinggi lemak dan tinggi kalori dan pola
Obesitas hanya akan muncul apabila hidup kurang gerak (sedentary
terjadi keseimbangan energi positif lifestyles) adalah dua karakteristik yang
untuk periode waktu yang cukup sangat berkaitan dengan peningkatan
panjang2. prevalensi obesitas di seluruh dunia15.
Mekanisme fisiologis yang
bertanggungjawab terhadap terjadinya Definisi osteoarthritis
obesitas tidak diketahui secara
sempurna. Akan tetapi, sekarang Osteoartritis merupakan
terdapat bukti yang makin jelas tentang golongan penyakit sendi yang paling
adanya beberapa mekanisme yang sering menimbulkan gangguan sendi,
memberi sinyal dalam usus halus, dan menduduki urutan pertama baik
jaringan adiposa dan otak, dan mungkin yang pernah dilaporkan di Indonesia
jaringan lain yang dapat memberikan maupun di luar negeri. Studi
gambaran tentang arus asupan zat gizi, epidemiologi Osteoartritis di Amerika
distribusi dan metabolismenya, dan dengan menggunakan penilaian
atau penyimpanannya.Keseluruhan radiologik didapatkan 80% populasi pria
mekanisme ini dikordinasikan dalam dan wanita dalam usia pertengahan (55
otak dan mengarahkan pada tahun) menunjukkan tanda-tanda
perubahan pola makan, aktifitas fisik, osteoartritis. Kejadian meningkat
dan metabolisme tubuh sedemikian dengan meningkatnya usia terutama
rupa sehingga cadangan energi dalam pada tangan dan sendi penyangga
tubuh dapat dijaga. Penemuan akhir- beban16.
akhir ini tentang adanya hormon leptin,
yang disekresi oleh adiposit dalam Patogenesis osteoarthritis
jumlah yang proporsional terhadap
cadangan trigliserida dan mengikat diri Rawan sendi dibentuk oleh sel
dengan reseptor di hipothalamus tulang rawan sendi (kondrosit) dan
memberikan gambaran yang menarik matriks rawan sendi. Kondrosit
tentang sistem sinyal pengaturan yang berfungsi mensintesis dan memelihara
mungkin (possible regulatory signal matriks tulang rawan sehingga fungsi
systems) yang berfungsi untuk bantalan rawan sendi tetap terjaga
memelihara keseimbangan energi. dengan baik. Matriks rawan sendi
Akan tetapi masih banyak yang perlu terutama terdiri dari air, proteoglikan
dipelajari lebih lanjut tentang sistem dan kolagen17.
tersebut12. Rawan sendi mengandung 70%
Faktor-faktor diet dan pola air dan sisanya berupa jaringan kolagen
aktivitas fisik mempunyai hubungan (Kolagen tipe II) dan proteoglikan.
yang kuat terhadap keseimbangan Proteoglikan sendiri terdiri dari
energi dan dapat dikatakan sebagai glikosaminoglikan (mukopolisakarida)
faktor-faktor utama yang dapat diubah yangberikatan dengan inti protein yang
(modifiable factors) yang melalui linear membentuk struktur seperti sikat
faktor-faktor tersebut banyak kekuatan botol. Proteoglikan yang menyusun
luar yang memicu pertambahan berat rawan sendi terdiri dari
badan itu bekerja. Lebih jelasnya, diet Glikosaminoglikans Khondroitin Sulfate-