You are on page 1of 3

Name : Berlian Trajusiwi

Class : VIII A
No : 10

Jaka Tarub

A long time ago, there lived a widow in a village. She had a son whose name was Jaka
Tarub. Everyday, Jaka Tarub went to a forest to collect some woods and hunting for animals.
One day, when Jaka tarub went to the forest, he heard a noise from a river near the
forest. So, he came closer to the river and searched for them. He saw seven girls were taking
bath in the river. After the girls were finished, they took their shawl and flew to the sky
through a rainbow. Amazingly, they were not human but they were fairies.
On the next day, Jaka Tarub went back to the river. He had an idea. When the fairies
were taking bath in the river. He stole one of their shawl. So, after the fairies were finished,
one of them whose name was Nawang Wulan could not find her shawl. Her friends had to go
back to the heaven. So, they left her in the river. Nawang Wulan cried. And then Jaka Tarub
approached her and invited her to stay at his house. Not long after that, they got married and
had a baby girl.
As a fairy, Nawang Wulan had a spiritual power. Everytime she cooked a rice, she just
needed a small portion of rice and when it had done, the pot will be full of rice. But, the pot
musn’t be opened before it had done.
One day, Jaka Tarub was really curious. He opened the pot before it had done.
Consequently, Nawang Wulan’s spiritual power disappeared. She had to cook as an ordinary
human being. She needed more rice than usual. The stock of rice in the silo diminished
rapidly. Then one day, when she took rice in the silo, she found her shawl. It hidden by Jaka
Tarub.
Finally, as a fairy, she had to come back to the heaven. Nawang Wulan asked Jaka
Tarub to take care her daughter and build a tower. Every full moon, she will came to the
tower to meet her daughter. Then, Nawang Wulan went back to the heaven and Jaka Tarub
was very sad
Terjemahan :

Jaka Tarub
Dulu, hiduplah seorang janda di sebuah desa. Dia memiliki seorang putra yang bernama Jaka
Tarub. Setiap hari, Jaka Tarub pergi ke hutan untuk mengumpulkan beberapa kayu hutan dan berburu
binatang.
Suatu hari, ketika Jaka Tarub pergi ke hutan, dia mendengar suara dari sungai dekat hutan. Jadi,
ia datang lebih dekat ke sungai dan mencari mereka. Ia melihat tujuh anak perempuan sedang mandi
di sungai. Setelah gadis-gadis itu selesai, mereka mengambil selendang mereka dan terbang ke langit
melalui pelangi. Hebatnya, mereka bukan manusia tapi mereka peri.
Pada hari berikutnya, Jaka Tarub kembali ke sungai. Dia punya ide. Ketika peri sedang mandi di
sungai. Dia mencuri salah satu selendang mereka. Jadi, setelah peri selesai, salah satu dari mereka
yang namanya Nawang Wulan tidak bisa menemukan
selendangnya. Teman-temannya harus kembali ke Kahyangan.
Jadi, mereka meninggalkannya di sungai Nawang Wulan berteriak. Dan kemudian Jaka Tarub
mendekatinya dan mengajaknya untuk tinggal di rumahnya. Tidak lama setelah itu, mereka menikah
dan memiliki seorang bayi perempuan.
Sebagai peri, Nawang Wulan memiliki kekuatan spiritual. Setiap kali dia memasak nasi, dia
hanya membutuhkan sebagian kecil dari beras dan ketika telah selesai, panci akan penuh nasi. Tapi,
panci itu tidak boleh dibuka sebelum selesai.
Suatu hari, Jaka Tarub benar-benar penasaran. Dia membuka panci sebelum itu selesai.
Akibatnya, kekuatan spiritual Nawang Wulan menghilang. Dia harus memasak sebagai manusia
biasa. Dia membutuhkan lebih banyak beras dari biasanya. Stok beras di silo berkurang dengan cepat.
Lalu suatu hari, ketika ia mengambil beras di silo, ia menemukan selendangnya. Itu disembunyikan
oleh Jaka Tarub.
Akhirnya, sebagai peri, ia harus kembali ke Kahyangan. Nawang Wulan meminta Jaka Tarub
untuk merawat putrinya dan membangun menara. Setiap bulan purnama, dia akan datang ke menara
untuk bertemu putrinya. Kemudian, Nawang Wulan kembali ke surga dan Jaka Tarub sangat sedih.

You might also like