Professional Documents
Culture Documents
Adisty Rizkyanti
HR Division Departement PDR (Personal Data dan Remunation)
Email : rizkyantiadisty@yahoo.com
Abstract
1
Media Ekonomi Vol. 18, No. 2, Agustus 2010
2
Analisis Struktur, Perilaku Dan Kinerja Industri Minuman Di Indonesia Periode 2006 – 2009
Tabel 1
Kontribusi industri pupuk, kimia dan barang karet 2006-2010
Kontribusi industri pupuk, kimia dan meningkat. Tentu hal ini akan menjadi
barang karet dalam jangka waktu peluang yang baik bagi Indonesia
limatahun terdapat perubahan. Dapat mengekspor karet dan hasil olahan
dilihat dari tahun 2006 sebanyak 12,59% industri karet yang ada di Indonesia ke
laluterjadi penurunan di tahun 2007 negaranegara lain dan memicu per-
sebanyak 9% menjadi 12,50%. Dan di tumbuhan industri manufaktur pada sub
tahun 2008 terjadi kenaikan bagi industri sektor industri karet dan barang dari karet
tersebut menjadi 13,53% . Setelah tahun serta mendorongnya perkonomian di
2008 hingga 2010 terjadi penurun tiap Indonesia. Menurut Budiman (2004),
tahunnya. Kecenderungan yang telah permintaan karet sintetik akan terus
terjadi pada industri karet dan barang karet tumbuh didorong oleh perkembangan
bahwa pada tahun 2006 , karet mampu industri automotif dan ban di China. Karet
menghasilkan devisa hingga US$ 4,33 sintetik yang dominanan digunakan oleh
milyar. Tahun 2007 meningkat menjadi industri ban adalah SBR (Styrene Butadiene
US$ 4,87 milyar, begitupun pada tahun Rubber) dan BR. Sepertinya karet alam,
2008 meningkat menjadi US$ 6,06 milyar. secara ekonomi karet sintetik adalah
3
Media Ekonomi Vol. 18, No. 2, Agustus 2010
derived demand dari permintaan ban, ekonomi yang pesat dan peningkatan
dimana dari sisi pasokan diturunkan dari standar kehidupan dari negara-negara
monomernya atau cadangan stryrene dan padat penduduknya, maka permintaan
butadiene. Lebih lanjut dikatakan, secara semua jenis ban akan meningkat dimasa
ekonomi permintaan karet alam dan yang akan datang.
sintetik ditentukan oleh kondisi sekarang Berdasarkan dalam kajian ini
perkembangan kedepan dari industri penekanannya ditunjukan pada variabel
automotif. Dengan perkembangan strukturpasar sedangkan perilaku dan
ekonomi yang pesat dan peningkatan kinerja tidak ditekankan. Oleh karena itu
standar kehidupan dari negara-negara variabelperilaku dan kinerja tidak
padat penduduknya, maka permintaan dimasukan ke dalam model yang
semua jenis ban akan meningkat dimasa digunakan. Berdasar hal-haldiatas maka
yang akan datang. timbul pertanyaan :Seberapa besar
Diperkirakan dimasa yang akan datang pengaruh struktur pasar terhadap industri
kebutuhan karet akan terus meningkat. karet dan barang karet. Perusahaan-
Tentu hal ini akan menjadi peluang yang perusahaan dalam industri karet dan
baik bagi Indonesia mengekspor karet dan barang dari karet yang dianalisis, dibatasi
hasil olahan industri karet yang ada di pada kode pada level 5 digit ISIC / KBLI.
Indonesia ke negaranegara lain dan
memicu pertumbuhan industri manufaktur TINJAUAN PUSTAKA
pada sub sektor industri karet dan barang
dari karet serta mendorongnya per- Dalam landasan teoritis ini di-
konomian di Indonesia. Menurut Budiman kemukakan teori-teori yang menunjang
(2004), permintaan karet sintetik akan penelitian antara lain : Teori Industri,
terus tumbuh didorong oleh perkembangan Paradigma SCP (structure, conduct,
industri automotif dan ban di China. Karet performance), Teori Struktur Pasar, Teori
sintetik yang dominanan digunakan oleh Pasar Persaiangan Sempurna, Pasar
industri ban adala SBR (Styrene Butadiene Monopoli, Pasar Persaingan Oligopoli,
Rubber) dan BR. Sepertinya karet alam, Pasar Persaingan Monopolistik dan
secara ekonomi karet sintetik adalah Konsentrasi Rasio.
derived demand dari permintaan ban,
dimana dari sisi pasokan diturunkan dari Pengertian Industri
monomernya atau cadangan stryrene dan Kumpulan perusahaan sejenis disebut
butadiene. Lebih lanjut dikatakan, secara industri. Industri adalah suatu usaha atau
ekonomi permintaan karet alam dan kegiatan pengolahan bahan mentah atau
sintetik ditentukan oleh kondisi sekarang barang setengah jadi menjadi barang jadi
perkembangan kedepan dari industri yang memiliki nilai tambah untuk
automotif. Dengan perkembangan mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan
4
Analisis Struktur, Perilaku Dan Kinerja Industri Minuman Di Indonesia Periode 2006 – 2009
atau assembling dan juga reparasi adalah antara struktur pasar-perilaku dan kinerja
bagian industri. Hasil industri tidak hanya (the structure, conduct and performance).
berupa barang, tetapi juga dalam bentuk
jasa. Teori SCP (structure, conduct,
Pengertian industri sangat luas, dapat performance)
dalam lingkup makro dan mikro. Secara Dasar pardigma structure conduct
mikro, sebagaimana di jelaskan dalam performance (SCP) sendiri dicetuskan oleh
ekonomi mikro, industri adalah kumpulan Edward S. Mason, seorang dosen di
dari perusahaan - perusahaan yang meng- University of Harvard tahun 1939, me-
hasilkan barang-barang yang homogen, ngemukakan bahwa struktur (structure)
atau barang-barang yang mempunyai sifat suatu industri akan menentukan
saling menggantikan secara erat. Namun bagaimana para pelaku industri ber-
demikian, dari segi pembentukan perilaku (conduct) yang pada akhirnya
pendapatan, yakni cenderung bersifat menentukan keragaman atau kinerja
makro, industri adalah kegiatan ekonomi (performance) industri tersebut. Struktur
yang menciptakan nilai tambah. (Mastur biasanya diukur dengan rasio konsentrasi.
Mujib Ikhsani dan Dr. Syafrudin Budi Perilaku antara lain dilihat dari tingkat
ningharto, 2010). persaingan atau kolusi antar produsen.
Ekonomi industri merupakan suatu Keragamaan atau kinerja suatu industri
keahlian khusus dalam ilmu ekonomi. diukur antara lain dari derajat inovasi,
Ekonomi industri menelaah struktur pasar efisiesi dan profitabilitas.
dan perusahaan yang secara relatif Perkembangan perekonomian dan
menekankan pada studi empiris dari perkembangan analisis terhadap industri
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur menjadikan teori SCP memiliki dua aliran.
pasar, perilaku, dan kinerja pasar. Dalam Pertama aliran menurut ChicagoSchool.
ekonomi industri terdapat dua sisi yang Menurut Chicago School, keadaan struktur
menarik. Pertama, ekonomi industri industri secara berurutan (linier) mem-
merupakan seperangkat konsep dan pengaruhi perilaku dan kinerja per-
analisis mengenai persaingan dan usahaan. Kedua, aliran pemikiran New
monopoli dengan berbagai macam pasar Industrial Economics ( Martin, 1993).
yang berada diantara keduanya. Kedua, Menurut pemikiran aliran ini, struktur
ekonomi industri juga berkaitan erat pasaratau industri tidak secara linear
dengan pasar riil yang sangat diramaikan mempengaruhi perilaku dan kinerja
oleh adanya persaingan antar perusahaan. perusahaan. Aliran ini berpendapat
( Winsih, 2007). pemerintah juga memiliki peran dalam
Pendekatan ekonomi industri untuk mempengaruhi kinerja perusahaan.
melihat fenomena struktur usaha industri Pemerintah dapat mempengaruhi perilaku
yang ada, dengan cara menganalisa kaitan industri melalui kebijakanyang di
5
Media Ekonomi Vol. 18, No. 2, Agustus 2010
6
Analisis Struktur, Perilaku Dan Kinerja Industri Minuman Di Indonesia Periode 2006 – 2009
Tabel 2
Contoh Tipe Pasar dimulai dari Monopoli Murni sampai dengan
PersainganSempurna
Perusahaanyang Suatu perusahaan yang memiliki50- Surat kabar Iokal nasional, film
dominan(dominant firm) 99% dan pangsa pasar dan tanpa kodak dan batu batery.
terkemuka jaag memiliki pangsa pasar Ismpu, sabun, toko buku, rokok
relative mudah.
terkemuka yang memiliki 40% atau keril, peraagkat keras majalah, batu
Persaingan monopolistik Banyak pesaing yang efektif, tidak Pedagang eceran, pakaian.
pasar.
Persainganmurni Lebih dari 50 pesaing yang mana tidak Sapi dan unggas
yang beraiti
7
Media Ekonomi Vol. 18, No. 2, Agustus 2010
8
Analisis Struktur, Perilaku Dan Kinerja Industri Minuman Di Indonesia Periode 2006 – 2009
9
Media Ekonomi Vol. 18, No. 2, Agustus 2010
pasar oligopoli. Dengan menggunakan ,ukuran pasar (Size) yang semakin tinggi
analisa regresi, pengaruhyang signifikan akan meningkatkan margin laba. Faktor
terhadap margin laba pada tingkat lainyang mempengaruhi CR4 adalah
kepercayaan 95%. Dengan katalain intensitas modal (COR) akan menye-
persamaan regresi ini dapat dipakai untuk babkan penurunan konsentrasi. Faktor-
memprediksi (menduga) laba yang faktor yang mempengaruhi CLR adalah
diterima oleh perusahaan industri. Melalui peningkatanjumlah upah riil baik akibat
ketiga variabel independent : IHH, pangsa peningkatan upah atau peningkatan jumlah
pasar, ROA yang signifikan dapat tenaga kerjaakan menurunkan CLR,
mempengaruhi laba serta dapat men- komposisi modal terhadap tenaga kerja
jelaskan perubahan kinerja perusahaan semakin meningkat disebabkan oleh
industri dalam bentuk margin laba serta ukuran pasar yang semakin meningkat .
secarabersama-sama. Winsih(2007), menyimpulkan bahwa
Maman Setiawan, (2006) menunjukan industri manufaktur Indonesia memiliki
bahwa semakin terkosentrasi suatu struktur pasar oligopoli yang pening-
industri maka semakin tinggi margin katannya bervariasi. Metode yang
labanya. Meningkatnya rasio modal digunakan menggunakan panel data,
terhadap tenaga kerja industri (CLR) maka hasilnya menunjukan bahwa variabel yang
akan menyebabkan suatu industri berpengaruh besar terhadap PCM yaitu
terkonsentrasi. faktor-faktor lain yang produktifitas dan effisiensi-X , sementara
mempengaruhi performasi (PCM) : CR4, Growth, ekspor dan impor tidak
peningkatan intensitas modal (COR) akan signifikanterhadappeningkatan keuntungan.
menyebabkan penurunan margin laba
Gambar1
KerangkaPemikiran
10
Analisis Struktur, Perilaku Dan Kinerja Industri Minuman Di Indonesia Periode 2006 – 2009
11
Media Ekonomi Vol. 18, No. 2, Agustus 2010
Tabel 3
klasifikasi struktur pasar dalam indeks herfindahl
Struktur Pasar Kisaran Herfindahl
Pasar Persaingan Sem purna Biasanya dibawah 0,2
Pasar M onopolistik Biasanya dibawah 0,2
Pasar Oligopoli 0,2 sampai dengan 0,6
Pasar M onopoli 0,6 sampai dengan keatas
12
Analisis Struktur, Perilaku Dan Kinerja Industri Minuman Di Indonesia Periode 2006 – 2009
Tabel 4
Jumlah Perusahaan, Pangsa Pasar, Konsentrasi Pasar,
Indeks Herfindahl, Industri Karet dan Barang Karet Pada Tahun 2009
Keperhian Industri
25112 Vtilkanisir Ban 16 3.389830508 100 0.001149
13
Media Ekonomi Vol. 18, No. 2, Agustus 2010
Pada tahun 2009 CR4 bernilai sebesar bekas dan tidak larut dalam tanah ataupun
75,21%. Artinya dapat dikatakan bahwa air tanah. Selain mengurangi jumlah limbah
struktur pasar industri karet dan barang karet yang terbuang ke lingkungan,
karet adalah oligopoli ketat, menurut buku pemakaian kembali limbah produk karet
ekonomi industri edisi 2 , Wihana Kirana tertentu, tentu saja dapat menekan harga
Jaya. Pada tabel struktur pasar, tipe pasar karet sebagai komponen penting penentu
oligopoli ketat bahwa penggabungan empat harga produk jadi yang di hasilkan. Aplikasi
perusahaan terkemuka yang memiliki yang umum dari karet remah adalah
pangsa pasar 60-100% . Dari sekian campuran aspal untuk mengurangi
banyaknya perusahaan industri karet dan keretakan dan menambah daya tahan pada
barang karet, Industri Karet Remah jalan raya/ jalan tol. Pemakaian remah karet
memimpin pangsa pasar sebesar 37,07%. tersebut tentu saja dapat mengurangi
Selanjutnya Industri Pengapasan Karet limbah karet yang terbuang percuma,
sebesar 15,46%, Industri Barang-Barang dengan demikian akan mengurangi
Dari Karet yang belum termasuk 25591dan pencemaran lingkungan. (sumber: www.
25592 sebesar 14,83% dan Industri Ban Luar industri karet.com).
dan Ban Dalam 7,83%. Empat perusahaan
ini bersama-sama menguasai pasar sebesar B. Pengasapan Karet.
75,21%. Struktur pasar industri karet dan Terdapat 73 perusahaan dan sub-
barang karet dilihat dari besarnya angka industri pengasapan karet. Denganangka
Indeks Herfindahl-Hirschman yaitu sebesar pangsa pasar sebesar 15,46 % yang
0,2060 maka dapat dikatakan industri karet menunjukan sub-industri tersebut
dan barang karet termasuk dalam struktur dikategorikan kedalam struktur pasar
pasar oligopoli. Menurut economics of oligopoli longgar. Wihana Kirana Jaya
strategy, dikatakan kisaran herfindahl 0,2 .Pasar oligopoli longgar memiliki 40% atau
sampai dengan 0,6 maka termasuk dalam kurang dari pangsa pasar.Pengasapan karet
klasifikasi pasar oligopoli. yang dilakukan adalah bertujuan untuk
mengawetkan karet seperti Ribbed Smoked
A. Sub-Industri Karet Remah Sheet (RSS) dan brown crepe dari
Terdapat 175 perusahaan dalam sub- pengasapan.
industri karet remah. Dengan pangsa pasar C. Sub-Barang-Barang Dari Karet Yang
sebesar 37,07%. Wihana Kirana Jaya Belum Termasuk 25591 Dan25592.
menunjukan sub industri tersebut di Sub-industri barang-barang dari karet
kategorikan kedalam pasar oligopoli yang belum termasuk 25591dan 25592
longgar karena memiliki 40% atau kurang dengan memiliki nilai pangsa pasa sebesar
dari pangsa pasar. 14,83% dan terdapat 70 perusahaan
Karet remah adalah produk yang ramah didalam sub-idustri tersebut. Angka ini
lingkungan karena dipakai dari bahan menunjukan sub-industri barang-barang
14
Analisis Struktur, Perilaku Dan Kinerja Industri Minuman Di Indonesia Periode 2006 – 2009
dari karet yang belum termasuk 25591 dan pasarmonopolistik karena tidak satupun
25592 beradadalam struktur pasar memiliki lebih dari 10% pangsa pasar.
persaingan oligopoli longgar. Wihana Kelompok ini mencakup usaha pembuatan
Kirana Jaya. Pasar oligopoli memiliki 40% barang-barang dari karet untuk keperluan
atau kurang dari pangsa pasar. rumah tangga seperti : karpet karet, pipa
atau selang air, sikat darikaret.
D. Sub- Industri Ban Luar Dan Ban
Dalam. F. Remiling Karet.
Terdapat 37 perusahaan dalam sub- Terdapat 35 perusahaan dalam sub-
industri ban luar dan ban dalam. Dengan industri ini. Sub sektor ini adalahsub-
angka pangsa pasar sebesar 7,83 % yang industri yang dikategorikan kedalam
menunjukan sub industri tersebut di struktur pasar monopolistik. Dengan
kategorikan kedalam pasar mono-polistik. pangsa pasar 7,41 %. Wihana Kirana Jaya.
Wihana Kirana Jaya.Struktur pasar di Struktur pasar di kategorikan kedalam pasar
kategorikan kedalam pasar monopolistik monopolistik karena tidak satupun
karena tidak satupun memiliki lebih daro memiliki lebih dari 10% pangsapasar.
10% pangsa pasar. Struktur pasar Kelompok ini mencakup usaha pengolahan
monopolistik terjadi manakala jumlah karet dengan cara digilingsehingga meng-
produsen atau penjual banyak dengan hasilkan karet dalam bentuk lembaran,
produk yangserupa atau sejenis, namun seperti sheet (lembaran karet harus) dan
dimana konsumen produk tersebut creep (lembaran karet yang berkeriput).
berbeda-bedaantara produsen yang satu
dengan produsen yang lain. Usaha ini G. Sub- Industri Barang-Barang Dari
mencakuppembuatan ban luar dan ban Karet Untuk Keperluan Industri
dalam dengan bahan utamanya dari karet Di dalam sub-Industri Barang-Barang
alamataupun karet buatan untuk semua Dari Karet Untuk KeperluanIndustri
jenis kendaraan bermotor, sepeda, terdapat 30 perusahaan dengan pangsa
kendaraan angkutan lainnya dan peralatan pasar sebesar 6,35%. Dapatdikatakan sub-
yang memakainya. industri tersebut mempunyai struktur
E. Sub-Industri Barang-Barang Dari Karet pasar monopolistik. Wihana Kirana Jaya.
Untuk Keperluan Rumah Tangga Struktur pasar di kategorikan kedalam pasar
Terdapat 36 perusahaan dalam sub- monopolistik karena tidak satupun
industri barang-barang dari karetuntuk memiliki lebih dari 10% pangsa pasar.
keperluan rumah tangga. Dengan pangsa Kelompok ini mencakup usaha pembuatan
pasar sebesar 7,62 %menunjukan sub barang-barang dari karet untukkeperluan
industri tersebut dikategorikan kedalam industri, seperti belt conveyor, fan belt,
pasar monopolistik. Wihana Kirana Jaya. dock fender dan batangpipa untuk uap panas
Struktur pasar di kategorikan kedalam dari karet dan bahan repair dari karet.
15
Media Ekonomi Vol. 18, No. 2, Agustus 2010
16
Analisis Struktur, Perilaku Dan Kinerja Industri Minuman Di Indonesia Periode 2006 – 2009
17
Media Ekonomi Vol. 18, No. 2, Agustus 2010
18