You are on page 1of 9

SENAM OTAK MENINGKATKAN FUNGSI KOGNITIF LANSIA

(Brain Gym Improves Cognitive Function for Elderly)

Ah. Yusuf*, Retno Indarwati*, Arifudin Dwi Jayanto*


* Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Kampus C Mulyorejo Surabaya
Telp/Fax: (031) 5913257 E-mail: yusuf@fk.unair.ac.id

ABSTRACT
Introduction: The degradation of cognitive function present early dementia in elderly. Brain gym is
one of the alternative implementation to improve the cognitive function of elderly. The objective of
this study was to analyze the effect of brain gym to the improvement of cognitive function in elderly.
Method: This study used Quasy Experimental design. The populations were elderly in Social
Service Unit Tresna Werdha Lamongan. The samples were recruited using purposive sampling,
consist of 30 respondents, taken according to the inclusion criteria. Samples then divided into 2
groups, experimental groups and control groups. The independent variable of research this study
was brain gym and the dependent variable was cognitive function at elderly. Data were collected
by using MMSE score and then analyzed using Wilcoxon Signed Rank Test and Mann Whitney Test
with level of significance α
≤ 0.05. Result: Result showed that there is an effect of brain gym to the improvement of cognitive
function in elderly (p = 0.001). The difference of cognitive function also seen between experimental
groups and control groups (p = 0.001). Discussion: The conclusion of this research is brain gym
improve cognitive function in elderly. The simple movement of brain gym able to coordinate the
brain function so the brain activity become more optimal hence the improvement of memory
function, recall and concentration.

Keywords: brain gym, cognitive function, elderly

PENDAHULUAN daya ingat dan proses berpikir. Menurut


Proses menjadi tua disebabkan oleh Kitchin (1994) kemampuan kognitif
faktor biologi, berlangsung secara alamiah, merupakan kemampuan mental untuk
terus-menerus dan berkelanjutan yang dapat mengonstruksikan atau mampu
menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, memprediksikan suatu lingkungan, serta
biokemis pada jaringan tubuh sehingga menciptakan suatu matriks dari berbagai
memengaruhi fungsi, kemampuan badan dan pengalaman lingkungan di mana pengalaman
jiwa (Constantinides, 1994 dalam Darmojo, baru dapat diintegrasikan ke dalamnya
1999). Lansia mengalami kemunduran (Kompas, 2004).
sel karena proses penuaan yang berakibat Pada beberapa lansia proses penuaan
kelemahan organ, kemunduran fisik dan menjadi sebuah beban. Lansia juga mulai
penyakit degeneratif. Kemampuan kognitif kehilangan kemandirian, baik secara fisik
yang menurun sering dianggap sebagai misal keterbatasan gerak, dan secara
masalah biasa dan merupakan hal yang wajar psikologis misal kerusakan kognitif (Watson,
terjadi pada mereka yang berusia lanjut. 2003). Pada umumnya setelah orang
Penurunan kemampuan kognitif tersebut memasuki lansia maka akan mengalami
ditandai dengan banyak lupa merupakan salah penurunan fungsi kognitif dan psikomotor.
satu gejala awal kepikunan yang terjadi pada Fungsi kognitif meliputi proses belajar,
lansia. Dampak lanjut dari kemunduran orientasi, pemahaman, pengertian dan
fungsi kognitif umumnya akan terjadi perhatian, sehingga menyebabkan reaksi dan
demensia. Demensia merupakan penyakit perilaku lansia menjadi makin lambat.
degeneratif Berdasarkan beberapa penelitian, penurunan
akibat kematian sel yang meliputi kognitif pada usia lanjut yang berumur
kemunduran kurang lebih 75 tahun terjadi penurunan
fungsi kognitif
79
SenamNers
Jurnal OtakVol.
Meningkatkan
5 No. 1 April
Fungsi
2010:
Kognitif
79–86 Lansia (Ah. Yusuf)
25% (Silvia, 2008). Brain gym (senam otak) mengalami penurunan kognitif sampai usia
merupakan latihan yang terangkai dari 75 tahun.
gerakan tubuh yang dinamis, yang Korteks serebral adalah daerah otak
memungkinkan keseimbangan aktivitas yang paling besar dipengaruhi oleh
kedua belahan otak secara bersamaan. kehilangan neuron. Perubahan dalam sistem
Gerakan ini merangsang seluruh bagian otak neurologis dapat termasuk kehilangan dan
untuk bekerja. Senam otak, mengaktifkan tiga penyusutan neuron, dengan potensial 10%
dimensi, yakni lateralitas- komunikasi, kehilangan yang diketahui pada usia 80 tahun.
pemfokusan-pemahaman, dan pemusatan- Sistem neurologis terutama otak adalah suatu
pengaturan (Dennison, 2002). Dampak faktor utama dalam penuaan yang adaptif.
positif senam otak pada lansia, setelah 2 Neuron menjadi semakin kompleks dan
bulan pelaksanaan senam otak terjadi tumbuh seiring kita dewasa, tetapi neuron
peningkatan fungsi memori, konsentrasi, tersebut tidak dapat mengalami regenerasi.
atensi dan kewaspadaan untuk mengurangi Penelitian yang dilakukan dewasa ini pada
pikun (Lihardo, 2005). Penelitian tentang otak menunjukkan bahwa walaupun neuron
pengaruh senam otak terhadap peningkatan mengalami kematian, hubungan di antara
fungsi kognitif belum pernah dilakukan. sel yang tersisa meningkat dan mengisi
Umur harapan hidup di Indonesia tahun kekosongan tersebut. Keadaan ini mendukung
2000 mencapai lebih dari 70 tahun (Darmojo, kemampuan lansia untuk terus terlibat dalam
1999). Jumlah usia lanjut pada tahun 2000 tugas kognitif seperti yang dilakukannya
sebesar 7,28% dan diproyeksikan sebesar pada beberapa tahun sebelumnya, walaupun
11,34% pada tahun 2020 (BPS, 1992). Data secara perlahan. Perubahan struktural yang
USA-Bureau of the Census, menyatakan paling terlihat terjadi pada otak itu sendiri,
Indonesia diperkirakan akan mengalami walaupun bagian lain dari sistem saraf pusat
pertambahan warga lansia terbesar di dunia, (SSP) juga terpengaruh. Perubahan ukuran
antara tahun 1990–2025, yaitu sebesar 414% otak yang diakibatkan oleh atrofi girus dan
(Kinsella & Taeuber, 1993 dalam Darmojo, dilatasi sulkus dan ventrikel otak (Stanley,
2006). Menurut penelitian di Inggris terhadap 2006). Berat otak akan menurun sebanyak
10.255 orang, terdapat lansia dengan sekitar 10% pada penuaan antara umur
gangguan fisik seperti anthrosis atau 30 sampai 70 tahun (Darmojo, 2006). Dari
gangguan sendi (55%), keseimbangan banyak penelitian diterima secara luas bahwa
berdiri (50%), fungsi kognitif pada susunan kecepatan memproses informasi mengalami
saraf pusat (45%), penglihatan (35%), penurunan pada masa dewasa akhir.
pendengaran (35%), kelainan jantung Penelitian lain membuktikan bahwa
(20%), sesak napas (20%), serta gangguan orang dewasa lanjut kurang mampu
miksi (ngompol) (10%) (Sulianti, 2000). mengeluarkan kembali informasi yang telah
Darmojo mengatakan, para lansia umumnya disimpan dalam ingatannya. Kecepatan
mengalami kemunduran mental-psikologik. memproses informasi secara pelan-pelan
Hasil penelitiannya pada tahun 1997 memang akan mengalami penurunan pada
menunjukkan, mereka yang mengalami masa dewasa akhir, namun faktor individual
penurunan daya ingat (kognitif) mencapai differences juga berperan dalam hal ini.
50,3 persen, kesepian (20,4), sulit tidur Denney (1986) menyatakan bahwa
(21,3), dan depresi (4,2). Itu semua kebanyakan tes kemampuan mengingat dan
merupakan gejala dini kelainan mental memecahkan masalah mengukur bagaimana
(demensia) alzheimer. Berdasarkan data di orang dewasa lanjut melakukan aktivitas
Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha yang abstrak atau sederhana (Juliani, 2008).
Lamongan didapatkan, bahwa sampai bulan Orang yang mengalami gangguan pada sistem
November tahun 2008 jumlah penghuni panti transmisi (neurotransmitter) sel-sel saraf
sebanyak 47 lansia. Berdasarkan tes MMSE pusat otak nantinya dapat mengakibatkan
yang dilakukan untuk mengetahui gangguan mental dan perilaku (mental
kemampuan kognitif lansia, didapatkan hasil disorder and behaviour disorder) salah satu
sebanyak 30 lansia yang akibatnya adalah

80
melemahnya fungsi kognitif yang meliputi Menurut Sapardjiman (2003), senam otak
kemampuan memecahkan masalah, memori, merupakan latihan yang terangkai dari
perhatian dan bahasa sumber daya manusia gerakan tubuh yang dinamis, yang
yang bersangkutan (Dadang, 2003). Dari memengaruhi keseimbangan aktivitas
penelitian diketahui bahwa ada fungsi otak kedua belahan otak secara bersamaan.
yang sedikit saja mengalami perubahan atau
tidak mengalami perubahan dengan
BAHAN DAN METODE
melanjutnya usia, misalnya dalam
menyimpan (storage) informasi Desain penelitian yang digunakan
(Lumbantobing, 2001). Tidak hanya terdapat adalah quasy-experiment pre-post test control
di Indonesia, kebanyakan orang di dunia group design. Populasi di dalam penelitian ini
memang hidup dengan mengandalkan otak adalah seluruh lansia yang tinggal di Panti
kiri. Jumlah mereka ada sekitar 80 sampai Werdha sebanyak 47 lansia. Sampel sebanyak
85 persen. Sebagian di antaranya memang 30 lansia diambil dengan purposive sampling
tidak didominasi otak kiri saja, tetapi dengan kriteria lansia berumur 60–75 tahun
campuran antara keduanya. Sisanya, 15–20 serta sehat fisik dan mental. Variabel
persen adalah para pengguna otak kanan. independen dalam penelitian ini metode
Penurunan kognitif ini dapat diperbaiki senam otak (Brain Gym), sedangkan variabel
dengan diberikan senam otak. Biasanya dependen yang digunakan fungsi kognitif
latihan ini yang dianjurkan empat kali lansia. Penelitian ini akan dilaksanakan di
seminggu, masing-masing sekitar 15–20 Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha
menit. Brain Gym mengoptimalkan otak Lamongan pada tanggal 17 Desember
belahan kanan secara garis besar bertugas 2008 sampai dengan 18 Januari 2009.
mengontrol badan bagian kiri, serta Proses pengambilan dan pengumpulan
berfungsi untuk intuitif, merasakan, data selama penelitian diperoleh dengan
bermusik, menari, kreatif, dan melihat melakukan observasi. Instrumen yang
keseluruhan. Otak kanan juga mendorong digunakan untuk menilai fungsi kognitif
manusia untuk bersosialisasi, komunikasi, adalah Mini Mental State Examination
interaksi dengan manusia lain, serta (MMSE). Setyopranoto & Lamsudin (1999)
dalam Santi Martini (2005) menyebutkan
pengendalian emosi. Pada otak kanan ini pula
bahwa dalam tes MMSE ini terdapat lima
terletak kemampuan intuitif, kemampuan
domain dari fungsi kognitif yang dinilai yaitu
merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh.
orientasi, registrasi, perhatian dan berhitung
Otak belahan kiri secara garis besar bertugas
serta kemampuan bahasa. Menurut
mengatur badan bagian kanan yang berfungsi
McDowell et al. (1996), tes MMSE terdiri
untuk berpikir logis, rasional, menganalisis,
atas 11 item yang dibagi dalam dua bagian,
kemampuan menulis dan membaca,
bagian pertama meliputi respon verbal
berbicara, berorientasi pada waktu, dan hal-
terhadap orientasi, memori, dan perhatian.
hal yang rinci. Otak kiri juga merupakan
Bagian kedua meliputi membaca dan menulis
pusat matematika (Sapardjiman, 2003).
serta kemampuan mencakup nama, mengikuti
Brain Gym bukanlah suatu terapi melainkan
perintah secara verbal dan tertulis, menulis
suatu metode untuk membantu mengakses
kalimat, menggambar kembali suatu poligon
potensi otak. Prinsip dasarnya adalah (Tabel 1). Nilai MMSE 27–30 = fungsi
bagaimana bergerak itu bisa menstimulasi kognitif baik, nilai MMSE 22–26 = fungsi
otak. Gerakan senam otak bisa membantu kognitif cukup, nilai MMSE <21 = fungsi
menyeimbangkan kedua belahan otak, kognitif kurang.
mempertajam konsentrasi, meredakan Senam otak (Brain Gym) diajarkan
ketegangan otot (relaksasi), mempertajam kepada responden berdasarkan Standar
daya ingat. Dampak senam otak tidak saja Operasional Prosedur (SOP). Senam otak
akan memperlancar aliran darah dan oksigen diberikan sebanyak 4 kali dalam
ke otak, tetapi juga merangsang kedua seminggu selama
belahan otak untuk bekerja (Sapardjiman, 1 bulan dengan durasi waktu tiap pertemuan
2003).
15–20 menit. Senam otak dilaksanakan secara HASIL
berkelompok yang beranggotakan 15 orang
Distribusi tingkat fungsi kognitif pada
dengan dipimpin peneliti dan didampingi oleh
lansia sebelum diberi senam otak (pre test)
pegawai panti. Post-test dilakukan setelah
pada kelompok perlakuan mayoritas yaitu
1 bulan untuk mengetahui perbedaan fungsi
sebanyak 12 lansia (80%) mempunyai tingkat
kognitif pada kelompok perlakuan.
fungsi kognitif kurang, 20% cukup dan tidak
Data yang telah diperoleh diuji
ada lansia dengan fungsi kognitif baik. Hasil
menggunakan uji statistik wilcoxon signed
pre test tingkat fungsi kognitif pada kelompok
rank test dan mann-whitney u test untuk
kontrol juga didapatkan sebagian besar
mengetahui perbedaan pos test tingkat
mempunyai tingkat fungsi kognitif kurang
fungsi kognitif kelompok perlakuan dengan
yaitu sebanyak 10 lansia (66%), 27% cukup
kelompok kontrol dengan tingkat kemaknaan
dan
α ≤ 0,05.
7% lansia dengan fungsi kognitif baik.

Tabel 1. Mini Mental State Examination (MMSE)

Nilai (setiap jawaban


Item Pertanyaan benar dinilai 1)
Orientasi
1. Sekarang ini: tahun berapa? musim apa? tanggal berapa? hari apa? bulan 5
apa?
2. Saat ini: kita di negara mana? kita di propinsi mana? kita di kota mana? 5
kita di panti werda apa? kita di lantai berapa?
Registrasi
3. Sebutkan nama tiga benda, dengan selang waktu masing-masing 1 detik. 3
Kemudian penderita diminta menyebut ketiga nama benda tadi.
Perhatian dan berhitung
4. Pasien diminta untuk mengeja kata D-U-N-I-A dari belakang 5
Menyebut kembali (recall)
5. Pasien diminta menyebut nama tiga benda pada pertanyaan nomor 3 3
Bahasa
6. Tunjukkan sebuah pensil dan arloji. Pasien diminta menyebut nama 2
benda tersebut
7. Pasien diminta mengulang kata ”anu”, ”tetapi” 1
8. Pasien diminta untuk mengikuti perintah tiga langkah: letakkan kertas 3
di tangan kananmu - lipat kertas tadi menjadi setengahnya - kemudian
letakkan di tempat tidur.
9. Penderita diminta membaca tulisan berikut dan kemudian mematuhinya: 1
TUTUPLAH MATA ANDA
10. Pasien diminta menulis kalimat yang dipilihnya sendiri. Kalimat harus 1
berisi subjek dan objek agar mempunyai arti. Abaikan bila ada
kesalahan tulis
11. Pasien diminta menggambar kembali dua segilima berikut. Benar apabila 1
semua sisi dan sudut serta sisi segilima tergambar

Total 30
Tabel 2. Tingkat fungsi kognitif lansia di Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha Lamongan
Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol

Rerata
SD

Keterangan: SD = Standar Deviasi p = signifikansi

Setelah diberikan perlakuan berupa Para ilmuwan telah melakukan


senam otak selama 1 bulan terlihat penelitian dan menyimpulkan bahwa
peningkatan fungsi kognitif lansia pada masyarakat yang mengalami penurunan
kelompok perlakuan. Jumlah lansia dengan fungsi kognitif harus membuat prioritas
fungsi kognitif cukup meningkat menjadi utama untuk meningkatkan kualitas hidup.
60%, sebanyak 20% lansia mengalami Memiliki jenjang pendidikan yang lebih
peningkatan fungsi kognitif menjadi baik dan tinggi disertai dengan berada di strata sosial
fungsi kognitif kurang masih tetap ada yang lebih tinggi diasumsikan dapat
sebanyak 20%. mengurangi penurunan kognitif (Ahmad,
Hal yang berlawanan terlihat pada 2006). Berdasarkan data demografi hasil
kelompok kontrol yang tidak diberikan penelitian, lansia yang mempunyai riwayat
perlakuan berupa senam otak. Sebanyak 14 pendidikan lebih tinggi mempunyai nilai
lansia (93%) mempunyai fungsi kognitif MMSE yang lebih baik daripada lansia yang
kurang, hanya 7% lansia dengan fungsi memiliki pendidikan lebih rendah. Lansia
kognitif cukup dan tidak ada lansia dengan yang memiliki nilai MMSE baik dan cukup
fungsi kognitif baik. sebagian besar mempunyai riwayat
Berdasarkan data tersebut, hasil pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah
perhitungan uji statistik wilcoxon signed rank Rakyat (SR).
test menunjukkan ada pengaruh senam otak Lansia memang cenderung mengalami
terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia penurunan fungsi memori, namun Lesmana
pada kelompok perlakuan. Sedangkan hasil (2006) mengataka n bahwa penelitia n
uji mann-whitney u-test menunjukkan menunjukkan perbendaharaan kata lebih
perbedaan tingkat fungsi kognitif lansia yang baik pada orang usia 70 tahun daripada 30
melakukan senam otak dan yang tidak tahun. Batasan umur juga memengaruhi dari
melakukan senam otak. (Tabel 2). tingkat fungsi kognitif lansia. Pada penelitian
ini dari 30 responden yang didapat mayoritas
berumur antara 60–67 tahun dengan kategori
PEMBAHASAN
fungsi kognitif cukup dan kurang. Menurut
Lansia mengalami kemunduran sel Lesmana, (2006) pengalaman pekerjaan
karena proses penuaan yang berakibat dahulu mempunyai dampak pada kualitas
kelemahan organ, kemunduran fisik, dan proses berpikir lansia. Pada penelitian ini
timbulnya penyakit degeneratif. Pada hampir setengah lansia mempunyai riwayat
umumnya setelah orang memasuki masa pekerjaan sebagai petani, buruh tani, koperasi
lansia maka ia akan mengalami penurunan dan tukang masak. Mereka masuk dalam
fungsi kognitif dan psikomotor. Kognitif kategori fungsi kognitif kurang. Sedangkan
adalah kemampuan pengenalan dan lansia yang mempunyai riwayat pekerjaan
penafsiran seseorang terhadap lingkungan lebih baik (swasta), termasuk dalam kategori
berupa perhatian, bahasa, memori, cukup. Peningkatan fungsi kognitif lebih
visuospasial, dan fungsi memutuskan. dominan terjadi pada lansia berumur 60–67
tahun, mempunyai riwayat pendidikan SD pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan
dan mempunyai riwayat pekerjaan swasta. merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh.
Rerata kenaikan skor MMSE mencapai 3–5, Otak belahan kiri secara garis besar bertugas
jika dibandingkan dengan lansia berumur mengatur badan bagian kanan yang berfungsi
67–75 tahun dan mempunyai riwayat untuk berpikir logis, rasional, menganalisis,
pendidikan tidak sekolah terjadi penurunan kemampuan menulis dan membaca,
skor MMSE mencapai 1–4. berbicara, berorientasi pada waktu, dan hal-
Otak besar jika dibelah menjadi otak hal yang rinci. Otak kiri juga merupakan
kiri dan kanan dan dilihat dari atas tampak pusat matematika (Sapardjiman, 2003).
dipisahkan oleh lekukan yang dalam dan Dalam pertemuan dari berbagai area
memanjang disebut fissura longitudinalis. interpretasi sensorik ini terutama berkembang
Pada dasar lekukan terdapat sekumpulan serat pada sisi otak yang dominan yaitu sebelah sisi
yang menghubungkan kedua belahan otak kiri pada hampir semua orang dan area ini
dan disebut dengan corpus callosum dan di sangat berperan pada fungsi otak yang lebih
juluki sebagai ”jembatan emas atau golden tinggi dalam bagian setiap korteks serebri,
bridge”. Senam otak dapat mencapai brain fungsi ini kita sebut ”berpikir”. Untuk proses
exrcise melalui gerakan crossing the midline. berpikir, pemahaman bahasa dan pola ingatan
Gerakan tubuh, kepala dan bola mata yang pada area fungsional korteks serebri terdapat
menyilang garis tengah tubuh dapat di area wernicke. Bila Area wernicke pada
meningkatkan potensi otak (Sidiarto, 2004). hemisfer dominan seorang yang tumbuh
Lansia mengalami penurunan berat dengan baik mengalami kerusakan, maka
otak berkisar sampai 10% pada usia 30–70 penderita akan kehilangan hampir seluruh
tahun. Volume otak yang berkurang sejalan fungsi berpikir, pola ingatan yang
dengan penuaan memengaruhi penyusutan berhubungan dengan bahasa (Guyton dan
neuron sel-sel otak. Penyusutan neuron ini Hall, 1997).
akan memengaruhi kinerja dari korteks Senam otak sendiri bertujuan untuk
serebri. Sebagian besar penyimpanan menjaga keseimbangan kinerja antara otak
informasi dan proses berpikir terjadi di kanan dan kiri tetap optimal. Senam otak
dalam korteks serebri. Penyimpanan memberikan stimulus perbaikan pada serat-
informasi merupakan proses yang disebut serat di corpus callosum yang menyediakan
daya ingat (memori). Penurunan banyak hubungan saraf dua arah antara area
kemampuan korteks serebri akan kortikal kedua hemisfer otak, termasuk
mengakibatkan gangguan sistem transmisi hypokampus dan amygdala. Gerakan senam
neurotransmitter yang dapat mengakibatkan otak mengaktifkan kembali hubungan saraf
gangguan mental dan perilaku sehingga antara tubuh dan otak sehingga memudahkan
berakibat pada penurunan fungsi kognitif. aliran energi elektromagnetik ke seluruh
Penurunan fungsi kognitif lansia dapat tubuh. Gerakan ini menunjang perubahan
diberikan terapi senam otak. Di dalam elektrik dan kimiawi yang berlangsung pada
aplikasi metode senam otak terdapat dimensi semua kejadian mental dan fisik (Dennison,
pemusatan untuk sistem limbis (midbrain) 2008).
dan otak besar (cerebral cortex) (Dennison, Peranan hipokampus dalam konsolidasi
2008). Di dalam korteks serebri terdapat area sebagai sistem referensi silang, yang
fungsional yang membagi fungsi dari masing- mengkaitkan aspek memori tertentu yang
masing hemisfer kanan dan kiri. Brain gym disimpan dibagian otak yang terpisah
mengoptimalkan otak belahan kanan yang sehingga dapat meningkatkan kandungan
secara garis besar bertugas mengontrol badan asam nukleat dalam perubahan memori
bagian kiri, serta berfungsi untuk intuitif, neuron. Sinaps berpengaruh dalam mengolah
merasakan, bermusik, menari, kreatif, dan informasi atau data yang diterima sehingga
melihat keseluruhan. Otak kanan juga manusia akan menyimpan informasi dalam
mendorong manusia untuk bersosialisasi, memorinya. Penyimpanan informasi
komunikasi, interaksi dengan manusia lain, merupakan proses yang kita sebut daya ingat
serta pengendalian emosi. Pada otak kanan ini dan juga merupakan fungsi dari sinaps.
Sinaps adalah tempat hubungan
satu neuron dengan neuron berikutnya. Saran
Sinaps merupakan suatu tempat yang Senam otak dapat dijadikan protap oleh
menguntungkan
untuk mengatur penghantaran perintah.
Sinaps pihak panti untuk menoptimalkan kembali
juga berfungsi menghantarkan informasi dari fungsi kognitif yang cenderung menurun pada
satu neuron ke neuron yang lain dengan masa usia lansia. Perlu penelitian lebih lanjut
mudah. Perbaikan fungsi sinaps dapat untuk mengetahui dampak lain senam otak
memengaruhi kinerja korteks serebri yang misalnya terhadap stres pada lansia.
terlibat dalam proses informasi baru sebagai
jalan menuju korteks untuk penyimpanan KEPUSTAKAAN
memori secara permanen. Korteks Serebri
Darmojo, 2006. Geriatri. Jakarta: Balai
merupakan lapisan luar otak yang terlibat
Penerbit FKUI.
dalam proses kognisi tingkat tinggi yang
Darmojo, 1999. Geriatri. Jakarta: Balai
dapat diikuti oleh peningkatan fungsi kognitif
Penerbit FKUI.
yang lain seperti orientasi, registrasi, Dennison, P.E. dan Dennison, G.E., 2008.
perhatian dan berhitung, menyebut kembali Brain
(recall), dan bahasa. Gym, Senam Otak. Jakarta: Grasindo.
Fungsi kognitif merupakan Gallo, J. J., et al., 1998. Buku Saku
kemampuan seseorang untuk menerima, Gerontologi
mengolah, menyimpan dan menggunakan edisi 2. Jakarta: EGC.
kembali semua masukan sensorik secara baik. Guyton, A.C., 1990. Fisiologi Manusia dan
Fungsi kognitif terdiri dari unsur Mekanisme Penyakit Edisi 3. Jakarta:
memperhatikan (atensi), mengingat EGC.
(memori), berkomunikasi (bahasa), bergerak Hawari, D., 2003. IQ, EQ, CQ, dan SQ
(motorik) dan merencanakan/ Kriteria Sumber Daya Manusia
melaksanakan keputusan (eksekutif) (Gallo, (Pemimpin) Berkualitas. Jakarta:
1998). Gangguan kognitif adalah suatu Balai Penerbit FKUI.
gangguan fungsi luhur otak berupa gangguan Lihardo, J., 2005. Penurunan Kognitif pada
Lansia, (online), (http://www.info-
orientasi, perhatian, konsentrasi, daya ingat
sehat. com/inside_level2.asp?
dan bahasa serta fungsi intelektual
artid=1285&s ecid=55&intid=6.,
(Setyopranoto et al., 2000). Dampak positif
diakses tanggal 20
senam otak pada lansia, setelah 2 bulan November jam 05.15 WIB).
pelaksanaan senam otak terjadi Juliani, 2008. Ilmu Psikologi, (online), (http://
peningkatan fungsi memori (kognitif), www.ilmupsikologi.com/?p=11.,
konsentrasi (kecerdasan), atensi dan diakses tanggal 22 November 2008
kewaspadaan untuk mengurangi pikun jam 05.12
(Lihardo, 2005). WIB).
Sapardjiman, K., 2003. Senam Otak
Merangsang Kecerdasan Lansia,
SIMPULAN DAN SARAN (online), (http://.
Simpulan depkes.go.id/index.php?option=article
s&task=viewarticle&artid=111&itemid
Gerakan senam otak mengaktifkan
=3., diakses tanggal 20 November 2008
kembali hubungan saraf antara tubuh dan
jam 05.00 WIB).
otak sehingga memudahkan aliran energi Kompas, 2004. Berita Penurunan Ingatan
elektromagnetik ke seluruh tubuh. Senam Pada Lansia, (online), (http://www2.
otak dapat menjaga keseimbangan kinerja kompas.com/kompas-cetak/0410/28/
antara otak kanan dan kiri tetap optimal ilpeng/1352062.htm. , diakses Tanggal
dengan memberikan stimulus perbaikan 24 November 2008 jam 05.35 WIB).
pada serat- serat di corpus callosum dan Lesmana, 2006. Mengasah Otak pada
beberapa struktur otak termasuk Lansia,
hipokampus dan amigdala sehingga dapat (online), (http://trisna19.wordpress.
meningkatkan fungsi kognitif pada lansia. com/2008/04/02/mengasah-otak-pada-
saat-lanjut-usia/ . Diakse s tangga l
21 November 2008 jam 06.56 WIB).
Lumbantobing, S.M., 2001. Neurogeriatri. Sidiarto, L.D., 2004. Rekreasi Terapeutik
Jakarta: Penerbit FKUI, hlm. 158–170. untuk Warga Senior. Disampaikan
Lumbantobing, S.M., 2001. Kecerdasan pada dalam Semiloka Kesehatan dan
Usia Lanjut dan Dimensia. Jakarta: Kesejahteraan Sosial Lansia, Cimahi
Fakultas Kedokteran Universitas 21 Februari
Indonesia. 2004.
Setyopranoto et al., 2000. Peranan Stroke Stanley, M., 2006. Perawatan pada Lansia.
Iskemik Akut terhadap Timbulnya Jakarta: EGC.
Gangguan Fungsi Kognitif di RSUD Watson, R., 2003. Perawatan pada Lansia.
Dr. Sardjito Yogyakarta. Berkala Jakarta: EGC.
Neuro Sains 2(1), 34–227.

You might also like