You are on page 1of 8

Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 4 Nomor 02 Agustus 2021

Hubungan Fungsi Kognitif Dengan Keseimbangan Pada Lansia Dengan Mild Cognitive
Impairment
Atika Rezky Ramadhani1, Muthiah Munawwarah2, Jerry Maratis3, Kesit Ivanali4
1,2,3,4
Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jalan Arjuna Utara Nomor 9 Kebon Jeruk, Jakarta - 11510
atikarezkyr@gmail.com1, muthi.ft@esaunggul.ac.id2, jerry.maratis@esaunggul.ac.id3, kesit@esaunggul.ac.id4

ABSTRACT

Objective: To determine the relationship between cognitive function and balance in the elderly within Mild
Cognitive Impairment (MCI) conditions at Posyandu, Talawi, Taratak Capo Hamlet. Method: This type of research
is a descriptive correlative study using a cross sectional approach with the identification of purposive sampling on
72 sample. To assess cognitive levels, its make use of the Indonesian-Montreal Cognitive Assessment (INA-MoCA)
questionnaire and balance measurement using the Time Up and Go Test (TUGT). Results: Correlation test with
Pearson Product Moment obtained a significant relationship with p = 0.014 where p <value α (0.05) with r = 0.290,
Which means there is a significant correlation between cognitive function and balance, where the higher the value
of cognitive function, the higher balance value. Mean and standard deviation of Cognitive Function is 19.49 ± 2.089
and 18.06 ± 2.443 for balance. Conclusion: There is a relationship between cognitive function and balance in the
elderly with Mild Cognitive Impairment (MCI) conditions in Posyandu, Talawi District, Taratak Capo Hamlet.

Keywords: Elderly, Mild Cognitive Impairment (MCI), Balance, Indonesian-Montreal Cognitive Assessment (INA-
MoCA), Time Up and Go Test (TUGT)

ABSTRAK

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan fungsi kognitif terhadap keseimbangan pada lansia dengan kondisi Mild
Cognitive Impairment (MCI) di posyandu Posyandu Kecamatan Talawi Dusun Taratak Capo. Metode: Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan
identifikasi purposive sampling yang sampelnya berjumlah 72 orang. Pemeriksaan kognitif menggunakan kuesioner
Indonesian-Montreal Cognitive Assessment (INA-MoCA) dan pengukuran keseimbangan menggunakan Time Up
and Go Test (TUGT). Hasil: Uji korelasi dengan Pearson Product Moment didapatkan hubungan yang bermakna
dengan p = 0,014 dimana p < nilai α (0,05) dengan r = 0,290 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna
antara fungsi kognitif dengan keseimbangan dimana semakin tinggi nilai fungsi kognitif maka semakin tinggi nilai
keseimbangan. Rata-rata dengan standar deviasi Fungsi Kognitif sebesar 19,49±2,089 dan keseimbangan
18,06±2,443. Kesimpulan: Ada hubungan fungsi kognitif terhadap keseimbangan pada lansia dengan kondisi Mild
Cognitive Impairment (MCI) di Posyandu Kecamatan Talawi Dusun Taratak Capo.

Kata Kunci : Lansia, Mild Cognitive Impairment (MCI), Keseimbangan, Indonesian- Montreal Cognitive
Assessment (INA-MoCA), Time Up and Go Test (TUGT)

27
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 4 Nomor 02 Agustus 2021

1. PENDAHULUAN mengintegrasikan informasi sensoris dan


merespons dengan baik. Fungsi kognitif pada
Kelompok lanjut usia (lansia) dipandang
lansia menjadi topik yang banyak diteliti dewasa
sebagai kelompok masyarakat yang berisiko
ini dikarenakan meningkatnya angka harapan
mengalami gangguan kesehatan. Masalah yang
hidup di dunia dan meningkatnya prevalensi
menonjol pada kelompok lansia adalah
demensia neurodegeneratif.
menurunnya respon lansia terhadap kemampuan
Penurunan fungsi kognitif di kalangan
aktivitas fungsional fisik. Hal ini terjadi sejalan
lansia sendiri merupakan penyebab terbesar
dengan bertambahnya usia seseorang dan proses
terjadinya ketergantungan terhadap orang lain
kemunduran yang diikuti dengan munculnya
untuk merawat diri sendiri akibat
gangguan fisiologis, penurunan fungsi,
ketidakmampuan dalam melakukan aktifitas
gangguan kognitif, gangguan afektif dan
sehari-hari. Dari beberapa penelitian yang
psikososial (1).
dilakukan untuk menilai fungsi kognitif pada
Pada sistem persarafan terjadi penurunan
lansia ditemukan hasil bahwa pada sebagian
jumlah neuron kolinergik yang berdampak pada
besar lansia mulai mengalami penurunan
penurunan jumlah neurontransmitter asetilkolin
gangguan fungsi kognitif dan bahkan beberapa
mengakibatkan penurunan fungsi otak itu sendiri
lansia sudah mengalami gangguan fungsi
dimana lansia tidak dapat mengingat
kognitif (3).
pengalaman masa lalu, terganggunya pusat
Gejala mudah lupa diperkirakan dikeluhkan
persarafan mental dan intelegensi. Penurunan
oleh 39% lansia yang berusia 50-59 tahun,
jumlah tersebut menyebabkan gangguan pada
meningkat menjadi lebih dari 85% pada usia
Sistem Saraf Pusat (SSP) yakni pengurangan
lebih dari 80 tahun. Fase ini menunjukkan
massa otak dan aliran darah di otak yang
bahwa seseorang masih bisa berfungsi normal
membuat astrosit berproliferasi sehingga neuron
walaupun mulai sulit mengingat kembali
transmitter (dopamin dan serotonin) mengalami
informasi yang telah dipelajari. Mudah lupa ini
perubahan dan dapat meningkatkan aktivitas
bisa berlanjut menjadi gangguan kognitif ringan
enzim mono aminoksidas (2).
Mild Cognitive Impairment (MCI) sampai ke
Kognitif yang merupakan salah satu fungsi
demensia sebagai bentuk klinis yang paling
tingkat tinggi otak manusia terdiri dari beberapa
berat (Wreksoatmodjo, 2012 dalam Suardana,
aspek seperti persepsi visual dan konstruksi
2015).
kemampuan berhitung, persepsi dan penggunaan
Penurunan pada fisiologis tubuh pada
bahasa proses informasi, memori, fungsi
lansia berpengaruh pada pengontrol
eksekutif dan pemecahan masalah sehingga jika
keseimbangan seperti penurunan kekuatan otot,
terjadi gangguan fungsi kognitif dalam jangka
perubahan postur, kadar lemak yang menumpuk
waktu yang panjang dan tidak dilakukan
pada daerah tertentu, penurunan propriosepsi,
penanganan yang optimal dapat mengganggu
penurunan visual terutama pada ekstremitas
aktifitas sehari-hari. Penurunan fungsi kognitif
bawah, sehingga menyebabkan langkah kaki
merupakan masalah paling serius ketika proses
lansia menjadi lebih pendek, jalan menjadi lebih
penuaan yang akan mengakibatkan lansia sulit
lambat, tidak dapat menapak dengan kuat dan
untuk hidup mandiri dan meningkatkan risiko
cenderung mudah goyah serta ada
terjadinya demensia sehingga lansia akan
kecenderungan untuk tersandung bahkan
mengalami gangguan perilaku dan penurunan
terjatuh terkait penurunan keseimbangan
kualitas hidup. Kognitif diperlukan agar dapat
(Pramadita dkk, 2019).
berkomunikasi efektif, termasuk memproses dan

28
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 4 Nomor 02 Agustus 2021

Keseimbangan sangat dibutuhkan semua Lansia tanpa gangguan kognitif


orang dalam melakukan aktivitas sehari-harinya mengalami jatuh minimal sekali sedangkan
misalkan dalam berdiri, duduk, berjalan, berlari, lansia dengan gangguan kognitif paling sedikit
dan aktivitas fungsional lainnya termasuk para dua kali lipat terjadi peningkatan risiko jatuh
lansia (4). Jatuh merupakan sebuah sindrom dibandingkan dengan lansia tanpa gangguan
geriatri umum yang mempengaruhi sekitar kognitif. Hal tersebut disebabkan oleh aspek
sepertiga dari orang dewasa yang lebih tua setiap fungsi eksekutif pada fungsi kognitif yang
tahun, merupakan salah satu penyebab utama mencakup perhatian (attention), kontrol
morbiditas dengan prevalensi yang lebih tinggi penghambatan (inhibitory control), memori
pada mereka dengan gangguan kognitif sedang kerja (working memory) dan fleksibilitas
hingga berat mencapai sekitar 70%, dua kali kognitif (cognitive flexibility) sangat penting
lipat tingkat pada orang dewasa tua dengan untuk berjalan bagi manusia namun pada lansia
fungsi kognitif normal (5). mengalami penurunan sehingga lansia
Bagi orang berusia lanjut, jatuh adalah mengalami gangguan keseimbangan (9).
penyebab utama cidera yang berhubungan Keseimbangan adalah kemampuan
dengan kematian. Jatuh pada orang berusia mempertahankan posisi tubuh saat diam
lanjut juga menjadi penyebab paling umum dari maupun bergerak.
cidera fatal dan trauma sehingga sehingga perlu
mendapat perawatan medis (6). Populasi jatuh di 2. METODE PENELITIAN
dunia setiap tahun sebesar 35%. Berdasarkan Penelitian ini bersifat kuantitatif
survei masyarakat di Amerika Serikat menggunakan rancangan penelitian deskriptif
didapatkan sekitar 30% lanjut usia umur lebih dengan tipe studi korelasi untuk mengetahui
dari 65 tahun jatuh setiap tahunnya. Separuh dari hubungan fungsi kognitif terhadap
angka tersebut mengalami jatuh berulang. keseimbangan pada lansia dengan mild cognitive
Insiden jatuh di masyarakat Amerika Serikat impairment. Teknik pengambilan sampel dengan
pada umur lebih dari 65 tahun dengan rata-rata purposive sampling sejumlah sampel 72 orang
jatuh 0,6 per orang, sekitar 1/3 lanjut usia umur lansia yang terdaftar di Posyandu Kecamatan
lebih dari 65 tahun menderita jatuh setiap Talawi Dusun Kubang Gajah dan Posyandu
tahunnya dan sekitar 1/40 memerlukan Kecamatan Talawi Dusun Taratak Capo usia 60
perawatan di rumah sakit (7). Di Jakarta, 30% tahun ke atas dengan mild cognitive impairment.
Lansia Jatuh Tiap Tahun, 10-20% jatuh
berulang. 1 dari 40 orang yang jatuh 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
memerlukan perawatan dan ½ yang akan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
bertahan hidup hingga 1 tahun. dilakukan terhadap 72 sampel diperoleh :
Secara mekanis, hubungan antara Diagram 1 Distribusi Kognitif Berdasarkan usia
penurunan kognitif dan keseimbangan telah
dikaitkan ke regio otak seperti area
frontotemporal. Degenerasi saraf (neuro
degeneration), gangguan pembuluh darah, dan
75-90
penuaan yang dapat mempengaruhi area tersebut
tahun
(8). Penelitian oleh Odasso menggunakan tolak 29,2%
ukur MMSE untuk mengukur fungsi kognitif
lansi, untuk inklusi yang dicantumkan adalah 60-74
tahun
lansia dengan menggunakan alat bantu
70,8%

29
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 4 Nomor 02 Agustus 2021

Berdasarkan diagram 1, distribusi data Berdasarkan diagram 3, distribusi data


menurut usia di atas dapat diketahui bahwa menurut IMT di atas menunjukkan bahwa
sampel didominasi usia 60-74 tahun dengan sampel pada penelitian ini terdiri dari 39 orang
jumlah 51 orang dengan persentase 70,8% dan kategori berat badan kurang dengan persentase
sampel yang berusia 75-90 tahun dengan jumlah 54,2%, 29 orang kategori berat badan normal
21 orang dengan persentase 29,2%. Dengan nilai dengan persentase 40,2% dan 4 orang kategori
rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) kelebihan berat badan dengan persentase 5,6%.
70,78±6,818. Dengan nilai mean dan SD 18,89±2,58.

S1 SD
20% 18%

Laki-laki SMP
Peremp 40% 14%
uan SMK
60% 22%

SMA
26%

Diagram 4 Distribusi MCI Berdasarkan


Pendidikan
Diagram 2 Distribusi MCI Berdasarkan Jenis
Kelamin Berdasarkan diagram 4, distribusi data
menurut Pendidikan terakhir sampel yang terdiri
Berdasarkan diagram 2 distribusi data dari 13 orang lulusan SD dengan presentase
menurut jenis kelamin di atas menunjukkan 19,4%, 10 orang lulusan SMP dengan presentase
bahwa sampel pada penelitian ini terdiri dari 29 18,1%, 19 orang lulusan SMA dengan
orang laki-laki dengan persentase 40,3 % dan 43 presentase 26,4%, 16 orang lulusan SMK
orang perempuan dengan persentase 59,7 %. dengan presentase 22,2% dan 14 orang lulusan
Diagram 3 Distribusi MCI Berdasarkan Indeks Sarjana dengan presentase 13,9%.
Massa Tubuh Diagram 5 Distribusi MCI Berdasarkan
Riwayat Jatuh
Kelebiha
n berat
badan
Pernah Tidak
(Overwei
Berat jatuh 3x Pernah
ght)
Berat Badan 10% Jatuh
Badan 6% 11%
Kurang Pernah
Normal (Undewe
40% jatuh 2x
ight) 28%
54% Pernah
jatuh 1x
51%

30
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 4 Nomor 02 Agustus 2021

Berdasarkan diagram 5 distribusi data Keseimbangan 0,086 Normal


menurut Riwayat jatuh selama 1 tahun terakhir
terdiri dari 8 orang tidak pernah jatuh dengan Setelah dilakukan uji normalitas
presentase 11,1%, 37 orang mempunyai riwayat menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov pada
jatuh 1 kali dengan presentase 51,4%, 20 orang tabel 4.2 didapatkan hasil olah data dari variabel
mempunyai riwayat jatuh 2 kali dengan bebas yaitu pada fungsi kognitif dengan nilai p =
presentase 7,8% dan 7 orang mempunyai 0,078 yang berarti p > 0.05 dapat dikatakan
riwayat jatuh 3 kali jdengan presentase 9,7%. bahwa data terdistribusi normal. Sedangkan,
Dengan nilai rata-rata (mean) dan standar pada variabel terikat yaitu keseimbangan
deviasi (SD) 1,36±0,810. didapatkan nilai p = 0,086 yang berarti p > 0.05
Tabel 1 Hasil Pengukuran Variabel dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal.
Variabel Mean SD Dari hasil yang didapatkan pada uji normalitas
maka didapatkan kesimpulan bahwa uji hipotesis
Fungsi Kognitif 19,49 2,089 dalam penelitian ini merupakan uji parametrik
Keseimbangan 18,06 2,443 menggunakan uji Pearson Product Moment.
Uji ini dilakukan untuk mempermudah
dalam menganalisa data. Adapun hasil regresi
Tabel 3 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana yang telah diolah dapat dilihat pada tabel 3
Coefficientsa sebagai berikut :
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh
Model B Beta t Sig.
model persamaan regresi sebagai berikut:
(Constant) 11,452 4,369 ,000 Y = a + bx
Fungsi Y = 11,452 + 0,339x
0,339 0,290 2,534 ,014
Kognitif Konstanta (a) sebesar 11,452 , artinya
a. Dependent Variable: Keseimbangan apabila fungsi kognitif (x) tidak ada atau
nilainya adalah 0, maka nilai keseimbangan (Y)
Hasil pengukuran fungsi kognitif dilihat adalah sebesar 11,452.
dari data tabel 1 menggunakan alat ukur Koefisien regresi variabel fungsi
Indonesian-Montreal Cognitive Assesment kognitif (x) sebesar 0,339 , artinya apabila
untuk mengukur fungsi kognitif dalam bentuk fungsi kognitif (x) ditingkatkan 1%, maka
persen menunjukkan nilai mean dan standar keseimbangan (Y) mengalami kenaikan yang
deviasi (SD) 19,49±2,089. Pengukuran relatif sangat kecil yaitu sebesar 0,339.
keseimbangan menggunakan alat ukur Timed Up Koefisien bernilai positif artinya ada hubungan
Go Test dalam bentuk persen didapatkan nilai searah/sejalan antara fungsi kognitif (x) dengan
mean ±SD keseimbangan sebesar 18,06±2,443. keseimbangan (Y). Jadi semakin besar fungsi
Pengisian normalitas data yang digunakan kognitif (x) maka semakin besar juga
pada pengolahan data hasil penelitian ini adalah keseimbangan (Y).
menggunakan uji Kalmogorov- Smirnov. Hasil Analisis data pengujian hipotesis terdiri
uji normalitas tersebut dapat dilihat pada tabel dari analisis korelasi dengan tujuan menganalisis
4.2 berikut ini:
makna hubungan antar variabel, besar kekuatan
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas
hubungan antar variabel serta arah hubungan
Variabel Nilai p Keterangan
antar variabel. Sesuai dengan kesimpulan uji
Fungsi Kognitif 0,078 Normal normalitas, pada penelitian ini akan dilakukan
uji parametrik dengan uji korelasi Pearson

31
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 4 Nomor 02 Agustus 2021

Product Moment. Berikut hasil pengolahan data Hal ini dikarenakan stress berlebih dan pengaruh
uji hipotesis dengan uji uji Kalmogorov- hormon yang berperan sehingga perempuan
Smirnov antara fungsi kognitif dengan mempunyai risiko lebih tinggi mengalami
gangguan fungsi kognitif dibandingkan laki-laki
keseimbangan dapat dilihat pada tabel 4 berikut
(Lumbantobing, 2006 dalam Aprilia dkk, 2019).
ini: Menurut American Psychology Assosiation,
Tabel 4 Hasil Uji Pearson Product Moment perubahan fungsi kognitif lebih banyak pada
antara Fungsi Kognitif dengan Keseimbangan lansia wanita, hal ini dikarenakan oleh keadaan
menopause yang tidak dapat dihindari penuaan.
r 0,290
Estrogen berperan penting dalam menjaga
Fungsi Kognitif p 0,014 kesehatan fungsi otak karena bersifat
n 72 neuroprotektif dan neurotropik. Peran
neuroproteksi dari estrogen melalui perbaikan
Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa memori spatial di hipokampus dengan
berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product melibatkan insulin-like growth factor-I (IGF-I).
Moment diperoleh nilai p = 0,014 dimana p < Estradiol di otak berinteraksi dengan growth
nilai α (0,05) menunjukkan bahwa Ho ditolak factor, sama seperti pada jaringan lainnya
Selan itu, untuk indeks massa tubuh juga
dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan
mempengaruhi, dimana semakin bertambah usia
bahwa terdapat hubungan fungsi kognitif dengan
kadar metabolisme juga akan menurun
keseimbangan pada lansia dengan mild cognitive
menyebabkan kebutuhan kalori yang diperlukan
impairment di Posyandu Kubang Gajah dan
lebih rendah. Indeks Massa Tubuh yang normal
Posyandu Taratak Capo. Serta nilai r = 0,290
sangat diperlukan oleh semua orang untuk
yang berarti terdapat hubungan antara fungsi
mempermudah melakukan aktivitas sehari-hari
kognitif terhadap keseimbangan pada lansia
dan menghindari terjadinya penyakit (Gita,
dengan mild cognitive impairment di Posyandu
2015). Perubahan Indeks Massa Tubuh
Kubang Gajah dan Posyandu Taratak Capo
berpengaruh pada penurunan tonus otot. Tonus
dengan arah korelasi positif yang berarti
otot merupakan ketegangan pada suatu otot
semakin tinggi fungsi kognitif maka semakin
dalam keadaan istirahat. Penurunan kekuatan
tinggi nilai keseimbangan pada lansia dengan
otot serta meningkatnya massa tubuh akan
mild cognitive impairment, begitupun
mengakibatkan masalah keseimbangan tubuh
sebaliknya.
saat berdiri tegak maupun berjalan dan masalah
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan di Posyandu Taratak Capo dan kardiovaskuler. Massa otot yang rendah juga
Posyandu Kubang Gajah bahwa fungsi kognitif dapat menyebabkan kegagalan biomekanik dari
berhubungan dengan keseimbangan ditambah respon otot serta hilangnya mekanisme
dengan karakteristik yang meningkatkan faktor keseimbangan tubuh (Gita, 2015). Dalam
risiko. penelitian ini mayoritas jumlah responden yang
Diantara karakteritisk yang mempengaruhi
memiliki nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) berat
fungsi kognitif terhadap keseimbangan adalah
usia. Memasuki usia lanjut (elderly) yaitu 60-74 badan kurang (underweight) sebanyak 39 orang,
tahun terjadi penurunan terkait penurunan massa Indeks Massa Tubuh normal sebanyak 29 orang
otot dan memudahkan terjadinya penumpukan dan Indeks Massa Tubuh berlebih (overweight)
lemak tubuh. Selain itu, jenis kelamin sebanyak 4 orang.
perempuan yang salah satunya dipengaruhi oleh Selain itu karakteritisk yang mempengaruhi
faktor hormonal membuat perempuan memiliki fungsi kognitif adalah Pendidikan. Rendahnya
risiko jatuh lebih tinggi daripada laki-laki. tingkat pendidikan merupakan salah satu
Jenis kelamin adalah salah satu faktor yang indikator yang berpengaruh terhadap status
dapat mempengaruhi fungsi kognitif seseorang. kognitif. Kurangnya pendidikan merupakan

32
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 4 Nomor 02 Agustus 2021

salah satu faktor predisposisi terjadinya struktur dan fungsi yang disebabkan oleh
gangguan kognitif. Pendidikan mampu penurunan stabil dalam ukuran otak menjadi
mengkompensasi neurodegenatif dan gangguan atrofi otak yang terjadi di daerah prefrontal
vaskular. Dari hasil penelitian terdahulu bahwa
berdampak pada penurunan daya ingat jangka
tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor
risiko penurunan fungsi kognitif pada lanjut pendek, sulit berkonsentrasi. Selain itu densitas
usia, orang yang berpendidikan tinggi maka reseptor dopamin di otak juga menurun seiring
akan mempunyai banyak pengetahuan dan bertambahnya usia, yang berperan dalam
wawasan, termasuk dalam menjaga dan pengaturan perhatian dan modulasi respon
mengetahui kesehatan dirinya (Isti 2018). terhadap rangsangan kontekstual dimana
Menurut Al Rasyid dkk (2017) Pendidikan berpengaruh terhadap fungsi kognitif.
merupakan proses menambah pengalaman hidup
Hal ini sesuai dengan penelitian
yang juga merupakan proses stimulasi
intelektual yang akan mempengaruhi kognitif sebelumnya yang dilakukan oleh Sari, Arnita
seseorang. Tingkat pendidikan yang rendah, dkk yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
berarti pengalaman mental dan lingkungannya antara fungsi kognitif dengan gangguan
kurang yang berdampak pada stimulasi keseimbangan postural. Sebab pada lansia
intelektual yang kurang. Sehingga, akibatnya penurunan fungsi kognitif dapat terjadi secara
adalah kognitif seseorang akan buruk. fisiologis (sesuai usia) atau secara patologis
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
akibat penyakit di otak. Pada penurunan fungsi
dilakukan Ardila et al dalam Manurung dkk
(2016) yang mengatakan bahwa pendidikan kognitif dapat terjadi penurunan kemampuan
merupakan salah satu faktor penting dalam untuk mempertahankan keseimbangan akibat
mencegah terjadinya penurunan fungsi kognitif. terjadinya perubahan pada sistem sensorik,
Penelitian sebelumnya juga dikatakan oleh motorik dan sistem saraf pusat.
Aprilia dkk (2019) bahwa pendidikan dapat Kemunduran daya ingat atau memori pada
mempengaruhi fungsi kognitif, karena lansia
lansia terjadi akibat penurunan fungsi memori
dengan tingkat pendidikan rendah cenderung
memiliki masalah kognitif dibandingkan dengan kerja. Memori kerja adalah bentuk memori
lansia yang memiliki tingkat pendidikan tinggi jangka pendek yang mempertahankan informasi,
(11). biasanya untuk waktu yang pendek, sehingga
Selain itu penelitian lain yang relevan dapat digunakan selagi seseorang merencanakan
dilakukan oleh Aprilia dkk (2019) dengan tujuan melakukan sesuatu berdasarkan informasi
yaitu untuk mengetahui hubungan fungsi tersebut. Memori kerja yang dimaksud dapat
kognitif terhadap risiko jatuh di panti wherda berupa memori sensori yang merupakan
dharma bakti. Dalam penelitian ini diketahui informasi sonsorik dari perifer, sistem visual,
bahwa fungsi kognitif dapat berhubungan sistem vestibuler, muskuloskeletal, dan
dengan risiko jatuh dimana perubahan di semua propioseptik. Informasi sensorik tersebut
sistem di dalam tubuh manusia salah satu berhungan dengan kontrol sensorik
misalnya terdapat pada sistem saraf. Perubahan keseimbangan.
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya Shin et al., dalam penelitiannya juga
penurunan dari fungsi kerja otak. Berat otak menemukan hubungan yang signifikan antara
pada lansia terjadi penurunan sebanyak 10-20% status kognitif dengan gangguan keseimbangan
setiap tahunnya. dengan nilai p < 0,05. Lansia dengan status
Lansia mengalami penurunan fungsi kognitif terganggu dan gangguan keseimbangan
kognitif dapat terjadi secara fisiologis (sesuai akan berisiko jatuh lebih besar dibandingkan
usia) atau secara patologis akibat penyakit di dengan lansia dengan status kognitif dan
otak. Pada lansia otak mengalami perubahan keseimbangan yang normal. Sehingga sangat

33
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 4 Nomor 02 Agustus 2021

penting perbaikan fungsi kognitif untuk dengan Kemampuan Berjalan Lansia di


mencegah terjadinya jatuh pada lansia. Desa Kohod Kabupaten Tanggerang.
4. KESIMPULAN Jurnal Fisioterapi Volume 20 Nomor 1,
April 2020
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian [5] Montero-Odasso, M., & Speechley, M.
dan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan (2018). Falls in Cognitively Impaired Older
bahwa terdapat hubungan fungsi kognitif dengan Adults: Implications for Risk Assessment
keseimbangan pada lansia dengan mild cognitive And Prevention. Journal of the American
impairment di Posyandu Kubang Gajah dan Geriatrics Society, 66(2), 367–375.
Posyandu Taratak Capo. Hal ini dikarenakan [6] Hardijanto, Mardi. Rony, M.Ainur.
Lansia mengalami penurunan fungsi kognitif Trengginas, Guntur Sarwo. (2016). Deteksi
dapat terjadi secara fisiologis (sesuai usia) atau Jatuh Pada Lansai Dengan Menggunakan
secara patologis akibat penyakit di otak. Pada Akselerator Pada Smartphone. Fakultas
lansia otak mengalami perubahan struktur dan Teknologi Informasi Universitas Budhi
fungsi yang disebabkan oleh penurunan stabil Luhur. Prosiding SENTIA - Politeknik
Negeri Malang, 8, 284–288.
dalam ukuran otak menjadi atrofi otak yang
[7] Rudy, Abil. Setyanto, Rinto Budhi. (2019).
terjadi di daerah prefrontal berdampak pada
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
penurunan daya ingat jangka pendek, sulit
Resiko Jatuh Pada Lansia. Jurnal Ilmiah
berkonsentrasi. Selain itu densitas reseptor Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, 5(2),
dopamin di otak juga menurun seiring 162–166.
bertambahnya usia, yang berperan dalam [8] Montero-Odasso, M., & Speechley, M.
pengaturan perhatian dan modulasi respon (2018). Falls in Cognitively Impaired Older
terhadap rangsangan kontekstual dimana Adults: Implications for Risk Assessment
berpengaruh terhadap fungsi kognitif. And Prevention. Journal of the American
Geriatrics Society, 66(2), 367–375.
REFERENSI [9] Montero-Odasso, M., & Speechley, M.
(2018). Falls in Cognitively Impaired Older
[1] Suwarni, S., Setiawan, S., & Syatibi, M. M. Adults: Implications for Risk Assessment
(2017). Hubungan Usia Demensia Dan And Prevention. Journal of the American
Kemampuan Fungsional Pada Lansia. Geriatrics Society, 66(2), 367–375.
Jurnal Keterapian Fisik, 2(1), 34–41. [10] Al Rasyid, I., Syafrita, Y., & Sastri, S.
[2] Safrida. (2018). Anatomi Dan Fisiologi (2017). Hubungan Faktor Risiko dengan
Manusia. Syiah Kuala University Press. Fungsi Kognitif pada Lanjut Usia
Darussalam: Banda Aceh. Kecamatan Padang Panjang Timur Kota
[3] Manurung, Chandra H. Karema, Winifred. Padang Panjang. Jurnal Kesehatan
Maja P.S., Junita. (2106). Gambaran Fungsi Andalas, 6(1).
Kognitif Pada Lansai Di Desa Koka [11] Dunsky, A., Zeev, A., & Netz, Y. (2017).
Kecamatan Tombulu. E-CliniC, 4(2), 2–5. Balance Performance Is Task Specific in
[4] Maratis, Jerry. 2020. Pengaruh Senam Older Adults. BioMed Research
Rhythmik Auditory Simulation (RAS) International, 2017.

34

You might also like