You are on page 1of 11

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG KACANG KORO

PEDANG (Canavalia ensiformis) TERHADAP


KARAKTERISTIK ROTI TAWAR

ARTIKEL

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Tugas Akhir


Program Studi Teknologi Pangan

Oleh :

Citra Ayu Lestari


12.302.0108

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2016
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG KACANG KORO PEDANG


(Canavalia ensiformis) TERHADAP KARAKTERISTIK ROTI TAWAR

Citra Ayu Lestari *), Tantan Widiantara **), dan Hasnelly **)

ABSTRACT

Bread is a product made by flour dough which fermented with yeast


breads and baked. The flour which still imported from other countries bring the
needs for the use of other materials such as sword jack-beans flour. The purpose
of this study was to determine how the substitution effect of sword jack-beans
flour on the characteristics of the wheat bread.
The research method used in this study consisted of two stages: a
preliminary study and the primary study. The preliminary study was conducted to
test cyanide levels in the sword jack-beans flour and determine the concentration
of the addition of shortening. The primary study was conducted to determine the
effect of substitution of the sword jack-beans to the response of physical,
chemical, and organoleptic. Testing chemical response includes analysis the
amount of both, water and protein. Testing of physical response was in the form of
swelling volume and for the organoleptic response used scoring test.
The experimental design used in this study was a Randomized Block
Design with factorial pattern 1x6 for four times repetition continued with the
Duncan’s test for different real factors. Experiment factors consist of the sword
jack-beans substitution of 5%, 10%, 15%, 20%, 25% and 30%.
The result of the study showed that the sword jack-beans substitutions
influence the amount of protein, swelling volume and characteristic organoleptic
attribute of aroma, texture, taste and aftertaste, but did not affect on the water
content of the wheat bread.
Keywords: Wheat Bread, Substitutes, Sword Jack-Beans Flour

I PENDAHULUAN tahunnya volume impor gandum


mencapai lebih dari 7 juta ton atau
Roti atau bread adalah produk senilai Rp. 30 Triliun.
makanan yang terbuat dari tepung Salah satu alternatif pemecahan
terigu melaui proses fermentasi masalah tersebut adalah
dengan menggunakan ragi kemudian penganekaragaman pangan dengan
dipanggang (Mudjajanto, 2004). substitusi tepung dari serealia lain atau
Bahan dasar pembuatan roti tawar kacang-kacangan, salah satunya
merupakan tepung terigu yang selama adalah kacang koro pedang. Substitusi
ini masih impor. Hal ini yang tepung terigu dan tepung kacang koro
membuat Indonesia terus mengalami pedang diharapkan dapat mengurangi
kenaikan persentase bahan pangan ketergantungan terhadap tepung terigu
impor setiap tahunnya. Di setiap yang merupakan bahan impor dan

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

memiliki porsi terbesar dalam Kandungan HCN dalam tubuh tidak


pembuatan roti. boleh lebih dari 50 mg/kg berat badan
Kacang koro pedang termasuk karena akan bersifat toksik yang
dalam golongan legume atau kacang- berbahaya bagi kesehatan jika
kacangan. Kacang koro pedang (KP) kadarnya melebihi 45-50 ppm. HCN
memiliki kandungan nutrisi yang bersifat mudah rusak oleh panas
cukup tinggi yaitu kandungan karena mudah menguap, larut dalam
karbohidrat yang mencapai 40% dan air karena terhidrolisis oleh enzim
protein yang mencapai 24% glukoidase spesifik (Estiasih, 2005).
(Marimuthu, 2013). Windrati dkk Melihat kemampuan hidup dan
(2010) menyatakan bahwa tingginya tumbuh serta kandungan gizinya yang
kandungan protein tersebut tinggi, kacang koro pedang mulai
menjadikan tepung kacang koro diolah menjadi beberapa produk
digolongkan sebagai protein rich flour pangan seperti tepung koro pedang
(PRF) atau tepung yang kaya akan dan produk olahannya seperti cake,
kandungan protein sehingga potensial cookies, aneka bakery, kerupuk koro
digunakan sebagai bahan pangan pedang, tempe koro pedang dan
sumber protein nabati. Kandungan beberapa produk olahan lainnya
protein PRF yang tinggi berpotensi (Wahjuningsih, 2013).
sebagai food ingredient pada Formulasi yang tepat diperlukan
pengolahan pangan untuk untuk mengetahui substitusi tepung
meningkatkan kandungan gizi pangan kacang koro sebagai optimalisasi
(Nafi’ dkk, 2013). potensi kacang koro pedang sebagai
Keunggulan lainnya adalah bahan pangan alternatif yang dapat
produktivitas tanaman kacang koro diperhitungkan. Oleh karena itu, perlu
pedang di Indonesia yang cukup baik. dilakukan penelitian terhadap
Tanaman ini mudah dibudidayakan substitusi tepung kacang koro pedang
dan ditumpangsarikan dengan ubi terhadap karakteristik roti tawar.
kayu, jagung, sengon, kopi, coklat,
dan lain-lain. Menurut Dakornas, pada III BAHAN DAN METODE
Tahun 2010 sampai 2011 di Jawa PENELITIAN
Tengah telah menghasilkan 216 ton 3.1. Bahan dan Alat Penelitian
koro pedang setiap panen dari lahan Bahan dasar yang digunakan dalam
seluas 24 Ha di 12 kabupaten pembuatan Roti Tawar Kacang Koro
(Wahjuningsih, 2013). Ini berarti adalah tepung terigu merek Cakra
produksi kacang koro pedang dapat Kembar yang diperoleh dari PD.
mencapai 9 ton/Ha. Sejati, tepung kacang koro yang
Salah satu kendala dalam diperoleh dari Temanggung, ragi
pemanfaatan kacang koro pedang instan merek Fermipan diperoleh dari
adalah terdapat kandungan asam PD. Sejati, gula pasir merek Gulaku
sianida (HCN). HCN merupakan diperoleh dari Swalayan Borma,
senyawa yang terbentuk karena garam merek Refina diperoleh dari
aktivitas enzim hidrolase pada Swalayan Borma, susu bubuk
glikosida sianogenik. HCN dapat diperoleh dari PD. Sejati, shortening
dihilangkan melalui perendaman diperoleh dari PD. Sejati, bread
dengan rentang waktu tertentu. improver merek Puratos diperoleh dari

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

PD. Sejati, telur ayam diperoleh dari yang kemudian dilakukan uji
swalayan Borma dan air dingin. organoleptik oleh 30 orang panelis
Bahan-bahan yang digunakan serta pengujian kadar air, kadar
dalam analisis adalah sampel, NaOH protein dan volume pengembangan.
2,5%, NH4OH 6N, KI 5%, AgNO3
0,01N, garam kjeldhal, H2SO4pekat, IV HASIL DAN PEMBAHASAN
aquadest, NaOH 30%, granula Zn, 4.1. Penelitian Pendahuluan
HCl 0.1N, phenoftalein, dan NaOH 4.1.1. Analisis Kadar HCN
0.1N. Penelitian pendahuluan dilakukan
Alat-alat yang digunakan dalam untuk mengetahui kadar HCN dalam
pembuatan roti tawar kacang koro bahan baku yang akan digunakan
adalah neraca analitik, oven, loyang dalam pembuatan roti tawar. Hasil
pemanggang, roller, tempat proofer, analisis kadar HCN yang terkandung
inkubator, gelas ukur dan mixer. dalam tepung kacang koro pedang
Alat-alat yang digunakan untuk adalah 11,972 mg/kg. Menurut
analisis adalah cawan porselen, oven, Acceptable Daily Intake (ADI) yaitu
desikator, tangkrus dan neraca, labu batasan yang tidak menimbulkan
kjedahl (Buchi), kompor (Quantum), resiko/bahaya jika dikomsumsi oleh
destilator (Herma), labu takar 100 ml manusia, dan kandungan HCN dalam
(Pyrex), labu erlenmeyer 250 ml tubuh tidak boleh lebih dari 50 mg/kg
(Pyrex), pipet tetes, buret 25 ml (Iwaki berat badan (Astuti, 2012).
Pyrex), statif (Iwaki Pyrex), klem Kacang koro yang telah mengalami
(Iwaki Pyrex) dan lakmus merah. proses perendaman terjadi penurunan
3.2. Metode Penelitian kadar sianida dari biji kering. Hal ini
Penelitian dilakukan dalam dua disebabkan karena HCN bersifat
tahap, yaitu penelitian pendahuluan sangat larut dalam air sehingga selama
dan penelitian utama. perendaman HCN dalam koro akan
3.2.1. Penelitian Pendahuluan larut dalam air dan ketika air tersebut
Penelitian pendahuluan bertujuan diganti setiap 6 jam, HCN dalam air
untuk : akan ikut terbuang bersama air saat
1. Menguji kadar sianida yang penggantian air rendaman sehingga
terdapat dalam tepung kacang koro. kadar sianida dalam kacang koro
2. Menentukan konsentrasi shortening pedang akan berkurang. Sianida
dengan variasi 5% ; 7% ; 9%. Respon bersifat racun dan sangat berbahaya
yang digunakan untuk memilih jika masuk ke dalam tubuh karena
konsentrasi shortening yang terbaik sianida dapat menyebabkan sesak pada
dengan cara uji organoleptik oleh 30 bagian dada, dimana sianida berikatan
orang panelis dengan pengolahan data dengan sitokrom oksidase, dan
uji inderawi. kemudian memblok penggunaan
3.2.2. Penelitian Utama oksigen secara aerob. Pelepasan HCN
Penelitian utama merupakan juga dapat terjadi ketika maserasi yaitu
lanjutan dari penelitian pendahuluan. pada saat pelunakan melalui
Penelitian utama bertujuan untuk perendaman dalam suatu cairan
mengetahui substitusi tepung kacang (Astuti, 2012).
koro ke dalam tepung terigu terhadap
karakteristik roti tawar kacang koro,

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

4.1.2. Penentuan Konsentrasi Tabel 2. Hasil Uji Jarak Berganda


Shortening Duncan Terhadap Rasa
Penelitian pendahuluan ini
dilakukan untuk mengetahui
konsentrasi penambahan shortening
terbaik untuk menghasilkan produk
roti tawar, untuk memilih produk roti Data yang disajikan pada Tabel 12,
tawar yang disukai saat pengujian menunjukkan bahwa jenis formulasi
secara organoleptik. Parameter uji berpengaruh terhadap rasa roti tawar
yang digunakan terhadap produk yang dihasilkan. Penggunaan
adalah rasa, aroma dan tekstur. formulasi 2 berbeda nyata dengan
Tabel 1. Hasil Uji Jarak Berganda formulasi 1 dan 3 terhadap rasa yang
Duncan Terhadap Tekstur dihasilkan. Rasa merupakan faktor
yang cukup penting dari suatu produk
makanan selain penampakan dan
warna. Umumnya bahan pangan tidak
hanya terdiri dari salah satu rasa saja,
Data yang disajikan pada Tabel 11, akan tetapi merupakan gabungan dari
menunjukkan bahwa jenis formulasi berbagai macam rasa sehingga akan
berpengaruh terhadap tekstur roti menimbulkan cita rasa makanan yang
tawar yang dihasilkan. Penggunaan utuh dan padu.
formulasi 2 berbeda nyata dengan Tabel 3. Hasil Uji Jarak Berganda
formulasi 1 dan formulasi 3 terhadap Duncan Terhadap Aroma
tekstur yang dihasilkan. Dengan
menggunakan formulasi 2, roti yang
dihasilkan lebih memiliki tekstur yang
lebih lunak, elastis dan pori-pori
crumb lebih padat, sehingga dari segi Data yang disajikan pada Tabel 13,
organoleptik lebih disukai oleh menunjukkan bahwa jenis formulasi
panelis. Hasil tersebut sesuai dengan tidak berpengaruh terhadap aroma roti
penyataan yang dinyatakan oleh tawar yang dihasilkan. Penggunaan
Mudjajanto (2004), bahwa kriteria roti formulasi 1, formulasi 2 dan 3 tidak
tawar yang baik yaitu memiliki tekstur berbeda nyata terhadap aroma yang
yang lunak dan elastis. dihasilkan. Aroma yang dihasilkan
Lunak dan elastisnya tekstur roti dari roti tawar berasal dari penggunaan
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah ragi, shortening, dan susu yang
satunya adalah penggunaan bahan- digunakan. Namun yang sangat
bahan yang digunakan dalam berperan dalam menghasilkan aroma
pembuatan roti yaitu ragi, air, roti tawar adalah ragi. Ragi dalam
margarin, gula, garam, susu dan bread pembuatan roti berisikan
improver. Semua bahan tersebut ikut mikroorganisme sel khamir
andil dalam pembentukan adonan roti, (Sacharomyces cereviseae) yang
dan bekerja dengan saling berkaitan sangat membantu jalannya aktivitas
hingga akhirnya menghasilkan tekstur fermentasi yang berlangsung pada roti.
roti yang diinginkan (Nur’Aini 2011). Selain itu kandungan beberapa enzim
yang menjadi ingredient berfungsi
untuk memecah senyawa-senyawa

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

komplek yang ada dari adonan roti. Data yang ditampilkan pada
Khusus untuk enzim dari ragi yang Tabel 14 diatas, menunjukkan bahwa
menghasilkan flavour atau aroma substitusi tepung kacang koro t1 tidak
adalah enzim zymase. Enzim zymase berbeda nyata dengan substitusi
adalah enzim yang berfungsi memecah kacang koro t2. Substitusi tepung
glukosa menjadi alkohol dan kacang koro t2 tidak berbeda nyata
karbondioksida saat fermentasi dengan substitusi tepung kacang koro
berlangsung (Koswara, 2009). t3. Substitusi tepung kacang koro t3
4.1.3. Formulasi Roti Tawar tidak berbeda nyata dengan substitusi
Terpilih tepung kacang koro t4 dan t5,
Formulasi roti tawar terpilih sedangkan substitusi tepung kacang
menggunakan pengolahan data uji koro t5 sangat berbeda nyata dengan
inderawi, maka dapat disimpulkan substitusi tepung kacang koro t6. Hal
bahwa rata-rata dari konsentrasi ini disebabkan karena semakin banyak
penambahan shortening pada substitusi tepung kacang koro pedang,
pembuatan roti tawar terpilih yaitu aroma roti tawar yang dihasilkan
jenis Formulasi 2. Formulasi roti tawar semakin berbeda aromanya dengan
yang terpilih memiliki komposisi roti tawar pada umumnya. Karena
formula sebagai berikut : tepung 50%, tepung kacang koro pedang memiliki
ragi 1,5%, air 20%, gula 6%, garam aroma yang khas sehingga
1%, susu bubuk 6%, bread improver mempengaruhi aroma roti tawar yang
1%, telur 7,5% dan shortening 7%. dihasilkan.
Formulasi ini terpilih sebagai Aroma tepung kacang koro
perlakuan terbaik karena memiliki pedang sangat berpengaruh terhadap
nilai tertinggi pada setiap penilaian aroma roti tawar yang dihasilkan. Hal
atribut yang dilakukan. ini disebabkan dalam proses
4.2. Penelitian Utama pengolahan, bau langu (beany
4.1.1. Uji Organoleptik flavour) yang sulit dihilangkan,
4.1.1.1. Aroma ditimbulkan oleh enzim lipoksigenase
Pengujian aroma produk dalam yang bereaksi dengan lemak kacang
industri pangan penting karena dapat (hidrolisis lemak oleh enzim
memberikan hasil penilain terhadap lipoksigenase), hasil reaksinya
produk terkait diterima atau tidaknya membentuk delapan senyawa volatil
suatu produk. Data hasil perhitungan (mudah menguap) salah satunya yang
menunjukkan bahwa substitusi tepung paling memberikan rasa langu adalah
kacang koro pedang berpengaruh etil fenil keton (Masitoh, 2006).
nyata terhadap aroma roti tawar. 4.1.1.2. Rasa
Tabel 4. Nilai Rata-Rata Pengaruh Tabel 5. Nilai Rata-Rata Pengaruh
Substitusi Tepung Kacang Koro Substitusi Tepung Kacang Koro
Terhadap Aroma Roti Tawar Terhadap Rasa Roti Tawar

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

Data yang ditampilkan pada Tabel Terhadap Tekstur Roti Tawar


15 diatas menunjukkan bahwa
substitusi tepung kacang koro t1 tidak
berbeda nyata dengan substitusi
kacang koro t2. Substitusi tepung
kacang koro t2 tidak berbeda nyata
dengan substitusi tepung kacang koro
t1 dan t3, sedangkan substitusi tepung Data yang ditampilkan pada Tabel
kacang koro t3 sangat berbeda nyata 16 diatas menunjukkan bahwa
dengan substitusi tepung kacang koro substitusi tepung kacang koro t1 tidak
t4, t5 dan t6. Perbedaan nyata terjadi berbeda nyata dengan substitusi
karena semakin banyak penambahan kacang koro t2. Substitusi tepung
tepung kacang koro pedang, rasa roti kacang koro t2 tidak berbeda nyata
tawar yang dihasilkan semakin tidak dengan substitusi tepung kacang koro
disukai dan sangat berbeda dengan roti t3, sedangkan substitusi tepung kacang
tawar pada umumnya. koro t3 sangat berbeda nyata dengan
Pengaruh antara satu macam rasa substitusi tepung kacang koro t4, t5 dan
dengan rasa yang lain tergantung pada t6. Dari tabel tersebut dapat diketahui
konsentrasinya, bila salah satu bahwa semakin banyak penambahan
komponen mempunyai konsentrasi tepung kacang koro pedang, tekstur
yang lebih tinggi dari pada komponen roti tawar yang dihasilkan semakin
yang lain maka komponen tersebut padat dan sangat berbeda dengan roti
akan dominan. Rasa roti tawar yang tawar pada umumnya.
dihasilkan sangat dipengaruhi oleh Tekstur roti tawar dipengaruhi oleh
rasa tepung kacang koro pedang yang beberapa faktor antara lain adanya
khas, jumlah penambahan tepung kandungan protein dan lemak dari
terigu yang lebih rendah tidak dapat bahan dasar pembuatan roti serta kadar
menutupi rasa khas tepung kacang air (Nur’Aini 2011). Keberadaan
koro sehingga setelah adonan lemak membuat tekstur roti menjadi
dipanggang muncul rasa kacang koro empuk karena lemak berfungsi
yang kurang disukai. mencegah gelembung CO2 terlepas
Secara umum adanya senyawa anti dari adonan. Pori roti tawar yang halus
gizi pada koro-koroan akan terbentuk karena udara masuk
menimbulkan cita rasa yang kurang kedalam adonan dan terdispersi dalam
disukai serta mengurangi kandungan bentuk gelembung yang halus ketika
nutrisi yang dapat diserap tubuh. tepung dan air dicampur dan diulen,
Senyawa anti gizi tersebut meliputi : karena dalam tepung terigu
Tripsin inhibitor, hemaglutinin, mengandung protein yang mampu
polifenol (tanin) dan asam fitat membentuk gluten ketika ditambah air
(Mardiana, 2006). dan perlakuan mekanis (Nur’Aini
4.1.1.3. Tekstur 2011). Ketika tepung terigu dicampur
Tabel 6. Nilai Rata-Rata Pengaruh dengan air, gluten akan membentuk
Substitusi Tepung Kacang Koro massa viskoelastis yang mengikat
semua bahan adonan terutama pati
menjadi suatu adonan, lapisan film
yang terbentuk bersifat impermeable

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

terhadap gas, sehingga gas dapat tepung kacang koro t3, t2 dan t1.
terperangkap dan membentuk pori, Perbedaan disebabkan karena semakin
yaitu lubang kecil yang terbentuk banyak penambahan tepung kacang
karena gas CO2 yang dihasilkan oleh koro pedang, aftertaste roti tawar yang
yeast pada proses fermentasi serta dihasilkan semakin tidak baik. Hal ini
udara yang terperangkap didalamnya, disebabkan karena roti yang dihasilkan
itulah menyebabkan tekstur menjadi memiliki aftertaste bau langu yang
lunak (Nur’Aini 2011). kuat.
Proses pemanggangan (baking) Variasi substitusi tepung koro
menyebabkan terjadi gelatinisasi pati pedang memberikan aroma yang kuat
dan koagulasi gluten yang terhadap roti tawar, namun substitusi
menyebabkan tekstur lembut, sehingga yang terlalu besar menghasilkan
apabila jumlah gluten dalam adonan aroma yang kurang disukai oleh
sedikit, menyebabkan adonan kurang panelis. Terjadinya bau langu (beany
bisa menahan gas, sehingga pori-pori flavour) pada koro juga disebabkan
yang terbentuk dalam adonan kecil- adanya aktivitas enzim lipokseginase
kecil, akibatnya adonan kurang menjadi tidak aktif (Mardiana, 2006).
mengembang. Dengan adanya 4.1.2. Analisis Kimia
substitusi tepung kacang koro, 4.1.2.1. Kadar Protein
kandungan gluten semakin menurun, Tabel 8. Nilai Rata-Rata Pengaruh
sehingga tekstur yang dihasilkan Substitusi Tepung Kacang Koro Terhadap
belum bisa sebaik roti tawar dengan Kadar Protein Roti Tawar
terigu 100%. Sehingga semakin
banyak penambahan tepung kacang
koro, tekstur yang dihasilkan semakin
buruk atau menurun kekenyalan
tekstur.
4.1.1.4. Aftertaste
Tabel 7. Nilai Rata-Rata Pengaruh Data yang ditampilkan pada Tabel
Substitusi Tepung Kacang Koro 18 dan Gambar 10 diatas
Terhadap Aftertaste Roti Tawar menunjukkan bahwa substitusi tepung
kacang koro t1 dan t2 sangat berbeda
nyata dengan substitusi kacang koro t3,
dan substitusi tepung kacang koro t3
sangat berbeda nyata dengan
substitusi tepung kacang koro t4, t5 dan
t6. Terdapat kecenderungan semakin
Data yang ditampilkan pada Tabel tinggi substitusi tepung kacang koro
17 diatas menunjukkan bahwa pedang berpengaruh terhadap kadar
substitusi tepung kacang koro t6 tidak protein roti tawar karena menunjukkan
berbeda nyata dengan substitusi taraf yang berbeda.
kacang koro t5. Substitusi tepung Hal ini disebabkan karena
kacang koro t5 sangat berbeda nyata kandungan protein kacang koro lebih
dengan substitusi tepung kacang koro tinggi dibandingkan dengan tepung
t4, dan substitusi tepung kacang koro t4 terigu sehingga semakin tinggi
sangat berbeda nyata dengan substitusi persentase tepung kacang koro dalam

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

pembuatan roti maka kadar proteinnya apabila tepung kacang koro pedang
juga akan meningkat (Kurota, 2015). digunakan dalam pembuatan produk
Tepung koro pedang (TKP) pangan kering (Windrati, 2010).
memiliki prospek digunakan sebagai Tabel 19 menunjukkan hasil kadar
bahan pangan untuk meningkatkan air pada roti tawar berkisar antara 26-
nilai gizi dalam pembuatan roti karena 30%. Kadar air ini telah berada pada
TKP tergolong kedalam protein rich kisaran kadar air roti tawar menurut
flour (PRF). Kandungan PRF yang SNI yaitu maksimal 40%.
tinggi dapat memperbesar potensi 4.1.3. Analisis Fisik
pemanfaatannya sebagai food 4.1.3.1. Volume Pengembangan
ingredient pada pengolahan pangan Volume pengembangan di
untuk meningkatkan kandungan gizi definisikan sebagai pengembangan
pangan. Hal ini berkaitan dengan volume adonan terhadap volume roti
efisiensi penggunaan tepung, apabila mula-mula karena adanya udara yang
tepung berkadar protein tinggi maka terperangkap dalam adonan. Volume
dalam aplikasinya tidak memerlukan pengembangan dihitung berdasarkan
bahan subtitusi lagi (Windrati dkk, perbedaan volume roti dengan volume
2010). adonan pada berat yang sama (Arlene,
4.1.2.2. Kadar Air dkk. 2009).
Hasil penelitian utama respon kimia Tabel 10. Nilai Rata-Rata Pengaruh
kadar air roti tawar untuk setiap Substitusi Tepung Kacang Koro Terhadap
perlakuan serta hasil perhitungan Volume Pengembangan Roti Tawar
statistik dapat dilihat pada Tabel 19
dibawah ini menunjukkan bahwa
substitusi tepung kacang koro tidak
berpengaruh terhadap kadar air roti
tawar maka tidak dilakukan uji
Duncan.
Tabel 9. Nilai Rata-Rata Pengaruh Data yang ditampilkan pada Tabel
Substitusi Tepung Kacang Koro 20 diatas menunjukkan bahwa
Terhadap Kadar Air Roti Tawar substitusi tepung kacang koro t1 sangat
berbeda nyata dengan substitusi
kacang koro t2. Substitusi tepung
kacang koro t2 tidak berbeda nyata
dengan substitusi tepung kacang koro
t3. Substitusi tepung kacang koro t3
sangat berbeda nyata dengan substitusi
Daya serap air tergantung dari mutu tepung kacang koro t4. Substitusi
protein dan jumlah kandungan asam tepung kacang koro t4 tidak berbeda
amino polar dalam protein tepung. nyata dengan substitusi tepung kacang
Asam amino yang mempunyai nilai koro t5, sedangkan substitusi tepung
terbesar pada tepung kacang koro kacang koro t5 sangat berbeda nyata
pedang adalah asam glutamat. Asam dengan substitusi tepung kacang koro
glutamat termasuk asam amino yang t6 .
bermuatan (polar), maka asam amino Volume pengembangan roti juga
ini mudah menyerap air sehingga dipengaruhi oleh banyaknya tepung

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

kacang koro yang ditambahkan, tawar dipanggang gas CO2


semakin banyak tepung kacang koro terperangkap di dalam roti yang
yang digunakan mengakibatkan menyebabkan pengembangan roti
volume pengembangan roti tawar berbeda (Budhiasri, 2010).
kurang baik. Hal ini dikarenakan di
dalam tepung kacang koro tidak V KESIMPULAN DAN SARAN
mengandung protein glutenin, maka 5.1. Kesimpulan
selama fermentasi gas CO2 yang Berdasarkan hasil penelitian, maka
terbentuk tidak dapat dipertahankan di dapat diambil kesimpulan sebagai
dalam adonan atau kurang berikut :
terperangkapnya gas di dalam adonan 1. Hasil penelitian pendahuluan
sehingga memperlihatkan adonan analisis kadar HCN tepung kacang
kurang mengembang. Begitu pula koro pedang yaitu sebesar 11,972
halnya dengan penambahan tepung mg/kg dan konsentrasi penambahan
terigu dalam jumlah yang kecil, gas shortening pada pembuatan roti tawar
CO2 yang terbentuk selama fermentasi terpilih yaitu sebesar 7%.
kurang terperangkap di dalam adonan 2. Hasil penelitian utama
karena jaringan gluten yang terbentuk menunjukkan bahwa substitusi tepung
lebih sedikit. kacang koro pedang berpengaruh
Volume pengembangan yang tinggi terhadap kadar protein, volume
menggambarkan kemampuan adonan pengembangan dan karakteristik
yang baik didalam pengikatan gas CO2 organoleptik atribut aroma, tekstur,
yang dihasilkan selama proses rasa dan aftertaste tetapi tidak
fermentasi. Kemampuan adonan berpengaruh terhadap kadar air produk
dalam pengikatan gas CO2 ini banyak roti tawar.
tergantung kepada kualitas dan 3. Hasil penelitian utama produk roti
kuantitas gluten. Semakin tinggi tawar terpilih berdasarkan nilai rata-
penambahan gluten menyebabkan rata uji organoleptik adalah perlakuan
volume pengembangan roti tawar yang t3 dengan jumlah substitusi tepung
dihasilkan semakin tinggi karena kacang koro sebesar 15%, dengan
protein (nitrogen) yang digunakan kadar protein 11,10% dan volume
untuk pertumbuhan mikroorganisme pengembangan 66,39%.
semakin besar dan baik sehingga CO2 5.2. Saran
yang dihasilkan dan yang dapat Berdasarkan hasil evaluasi
ditahan oleh gluten yang terdapat terhadap penelitian yang telah
dalam adonan semakin tinggi yang dilakukan, saran yang dapat
menyebabkan roti menjadi disampaikan adalah :
mengembang. Adanya proses 1. Perlu dilakukan penelitian lebih
fermentasi maka akan terbentuk gas lanjut untuk menghilangkan aroma
CO2 dan tertahan oleh jaringan- bau langu yang masih sedikit terasa
jaringan gluten yang terbentuk dalam roti tawar.
sehingga semakin banyak tepung 2. Perlu dilakukan penelitian lebih
terigu yang ada di dalam adonan maka lanjut terhadap kadar serat, dan daya
jaringan gluten yang terbentuk juga tahan atau masa simpan produk roti
semakin banyak. Keadaan ini tawar kacang koro.
mengakibatkan pada saat adonan roti

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

DAFTAR PUSTAKA J. Chem. Pharm. Res. 5(1): 221-


Arlene, dkk. 2009. Pembuatan Roti 225.
Tawar Dari Tepung Singkong Masitoh, S. 2006. Pengaruh Suhu
dan Tepung Kedelai. Jurnal Pengeringan dan Pemanasan
Jurusan Teknik Kimia Fakultas awal (Blanching) terhadap Mutu
Teknologi Industri Universitas Tepung Kacang Koro (Dolichos
Katolik Parahyangan. Bandung. lablab). Artikel Teknologi
Astuti, B. C. 2012. Karakteristik Pangan Fakultas Teknik
Moromi yang Dihasilkan dari Universitas Pasundan. Bandung.
Fermentasi Moromi Kecap Koro Mudjajanto ES dan Yulianti LN. 2004.
Pedang (Canavalia ensiformis Membuat Aneka Roti. Penebar
L.) Pada Kondisi Fermentasi Swadaya, Jakarta.
yang Berbeda. Tesis. Program Nafi' A., W.S. Windrati, A.
Studi Ilmu dan Teknologi Pamungkas dan A. Subagio.
Pangan Fakultas Teknologi 2013. Tepung kaya protein dari
Pertanian, Universitas Gadjah koro Komak sebagai bahan
Mada. Yogyakarta. pangan fungsional berindeks
Estiasih, T. 2005. Kimia dan glisemik rendah. J. Teknol. dan
Teknologi Pengolahan Kacang – Industri Pangan. 24 (1): 1-6.
Kacangan. Jurusan Teknologi DOI: 10.6066/jtip.213.24.1.1
Hasil Pertanian Fakutas Nur’Aini, A. 2011. Aplikasi Millet
Teknologi Pertanian Universitas (Pennisetum spp) Merah Dan
Brawijaya. Malang. Millet Kuning Sebagai
Koswara, S. 2009. Teknologi Substitusi Terigu Dalam
Pengolahan Roti (Seri Teknologi Pembuatan Roti Tawar: Evaluasi
Pangan Populer). Produksi: Sifat Sensoris Dan Fisikokimia.
eBookPangan.com Fakultas Pertanian Universitas
Kurota, S. 2015. Eksperimen Sebelas Maret. Surakarta.
Pembuatan Brownies Kukus Wahjuningsih, S.B. dan
Yang dibuat Dengan Substitusi W.Saddewisasi. 2013.
Tepung Koro Pedang. Jurnal, Pemanfaatan koro pedang pada
Jurusan Pendidikan aplikasi produk pangan dan
Kesejahteraan Keluarga. analisis ekonominya. Riptek 7
Fakultas Teknik. Universitas (2):1-10
Negeri Semarang. Windrati W.S. A. Nafi'dan P.D.
Mardiana, E. 2006. Aplikasi Protein- Augustine. 2010. Sifat
Rich Flour (PRF) Dari Koro nutrisional protein rich flour
Pedang Pada Nugget Ayam. (PRF) koro pedang (Canavalia
Jurnal Fakultas Teknologi ensivormis L.). Agrotek Vol.4
Pertanian Universitas Jember. (1). Jember
Marimuthu. 2013. Physicochemical
and functional properties of
starches from indian jack bean
(Canavalia ensiformis), an
underutilized wild food legume.

* Alumni Teknologi Pangan UNPAS


** Dosen Teknologi Pangan UNPAS

You might also like