Professional Documents
Culture Documents
Naskah Publikasi Revisi
Naskah Publikasi Revisi
/BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
ABSTRACT
Methods: This research was experimental laboratory studies with the post test only
controlled group design. Samples were 28 male mice, Swiss webster type, 2-3 months
old age and ± 20 g of each weight. Samples were divided into 4 groups of 7 mice each.
This research used consecutive sampling. Strawberry juice was given for 16 days in a
row, while Rhodamine B was given on 10th to 16th day. Negative Control Group (KK-)
was given aquadest only. Positive Control Group (KK+) was given Rhodamine B. First
Treatmennt Group (KP1) and Second Treatment Group (KP2) was given 1st dose and
2nd dose of Strawberry fruit juice and Rhodamine B. On the 17th day, mice were
sacrificed by neck dislocation. After that, the kidney was dissected out and made for
preparation with paraffin block method which was stained by Hematoxilin Eosin (HE).
The score of renal cells damage were determined by pyknosis, karyorrhexis, and
karyolysis. The data were analized with One-Way ANOVA test (α = 0,05) and continued
with Least Significant Differences (LSD) test (α = 0,05).
Results: The result of One-Way ANOVA test showed that there was a significant
differences in score of renal cells (p < 0,005). LSD test showed a significant difference
in score of renal cells (p < 0,005) across all pair groups.
1
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
mengakibatkan ginjal memiliki volume pencegahan yang dapat dilakukan untuk Commented [U2R1]: Mohon maaf dok kemarin belum
dicantumkan. Sudah saya perbaiki di daftar pustaka.
menghindari kerusakan sel ginjal yaitu
darah yang tinggi, mengkonsentrasikan
dengan memberi zat yang bersifat
toksikan pada filtrat, membawa toksikan
antioksidan yang salah satunya terdapat
melalui sel tubulus dan mengaktifkan
pada buah-buahan (Sen et al., 2010).
toksikan tertentu (Guyton dan Hall, 2007).
Buah beri merupakan buah yang
Kerusakan sel ginjal dapat bermula
pada gangguan integritas membran sel kandungan antioksidannya tinggi. Stroberi
memiliki kandungan antioksidan tertinggi
akibat radikal bebas. Salah satu zat kimia
kedua dibandingkan buah dan sayuran
yang dapat menghasilkan suatu radikal
segar lain dan memiliki kandungan
bebas yang merusak ginjal adalah
vitamin C tertinggi dibandingkan buah
Rhodamin B. Pada penelitian sebelumnya,
lainnya (USDA, 2007). Jus Stroberi
didapatkan bahwa pemberian Rhodamin B
(Fragaria x ananassa) memiliki kapasitas
secara oral pada mencit putih (Mus
antioksidan yang tinggi melawan radikal
musculus L.) menyebabkan kerusakan
bebas termasuk radikal superoksida,
pada komponen penyusun ginjal berupa
hidrogen peroksida, radikal hidroksil, dan
nekrosis sel tubulus proksimal
singlet oxygen (Kovačević et al., 2009).
(Manurung, 2011).
Sebagai antioksidan, peran utama vitamin
Rhodamin B merupakan zat
C adalah untuk menetralisasi radikal
pewarna sintetis yang lazim digunakan
bebas serta dapat mengurangi kerusakan
dalam industri tekstil, namun berbahaya
akibat peroksidasi lipid (Iqbal et al.,
bila digunakan sebagai pewarna makanan
2004). Selain kaya akan vitamin C,
(Depkes RI, 2006). Dampak
Stroberi (Fragaria x ananassa) juga
mengkonsumsi Rhodamin B dalam jumlah
mengandung karotenoid dan polifenol
besar dan berulang adalah terjadinya
2
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
termasuk di dalamnya antosianin dan luar yang tidak dapat dikendalikan pada
asam elagik (Azzini et al., 2010). penelitian ini meliputi reaksi
Antosianin dan asam elagik dapat hipersensitivitas, kondisi psikologis dan
mengurangi oksidasi melalui scavenging keadaan awal ginjal mencit.
radikal bebas. Asam elagik juga mampu Sebelum perlakuan, sampel
mengurangi peroksidasi lipid dan diadaptasikan selama 7 hari, kemudian
menurunkan kadar MDA (Ozkaya et al., dibagi menjadi empat kelompok secara
2010). acak: Kelompok Kontrol negatif (KK-),
Oleh karena besarnya potensi Kelompok Kontrol positif (KK+),
antioksidan yang terkandung dalam Kelompok Perlakuan 1 (KP1), dan
Stroberi (Fragaria x ananassa) serta efek Kelompok Perlakuan 2 (KP2).
proteksinya terhadap tubuh, peneliti ingin Sampel pada KK- diberi akuades
mengetahui efek nefroprotektif buah selama 16 hari. KK+ diberi akuades
Stroberi (Fragaria x ananassa) terhadap selama 16 hari dan Rhodamin B dengan
ginjal mencit yang diinduksi oleh dosis 0,2 ml/20 g BB pada hari ke 10-16.
Rhodamin B. KP1 dan KP2 diberi jus Stroberi dosis I
dan dosis II, yaitu 0,4 ml/20 g BB dan 0,8
SUBJEK DAN METODE
ml/20 g BB selama 16 hari. Pada hari ke
Penelitian dilakukan di 10-16 kelompok KP1 dan KP2 juga diberi
Laboratorium Histologi Fakultas Rhodamin B dosis 0,2 ml/20 g BB.
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Satu hari setelah perlakuan selesai,
Surakarta (FK UNS). semua mencit dikorbankan dengan cara
Rancangan penelitian yang neck dislocation. Setiap mencit diambil
digunakan adalah the post test only ginjal kanan dan kiri, kemudian dibuat
controlled group design. Pada penelitian preparat histologi dengan metode blok
ini digunakan 30 mencit (Mus musculus) parafin dengan pengecatan HE. Masing-
jantan galur Swiss Webster berusia 2-3 masing ginjal dibuat 2 irisan secara frontal
bulan dengan berat badan ± 20 gram. pada daerah pertengahan ginjal dengan
Mencit dibagi menjadi 4 kelompok ketebalan tiap irisan ginjal ± 5-7 μm.
perlakuan secara acak (randomized) Jarak antara irisan satu dengan yang lain
dimana tiap kelompok terdiri dari 7 ekor adalah ± 25 irisan. Pada tiap irisan dipilih
mencit. Teknik sampling yang digunakan satu daerah pada pars konvulata secara
adalah consecutive sampling. Variabel
3
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
acak untuk dihitung jumlah sel yang adalah uji Saphiro-Wilk dikarenakan pada
mengalami kerusakan dari tiap 50 sel penelitian ini menggunakan 14 sampel
epitel tubulus proksimal yang ada di (sampel ≤ 50) tiap kelompok (Dahlan,
daerah tersebut dalam 4-5 lapang 2008).
pandang. Setiap jenis kerusakan inti sel, Tabel 2. Hasil normalitas sebaran data 4
kelompok
yaitu piknosis, karioreksis, dan kariolisis Kelompok p Distribusi
diberi nilai 1, sehingga dari setiap mencit Perlakuan
KK 0,926 Normal
akan diperoleh 2 nilai skor yang
KI 0,178 Normal
merupakan skor kerusakan histologis KP1 0,267 Normal
preparat ginjal kanan dan kiri. KP2 0,096 Normal
Sumber : Data Primer, 2014
Data yang diperoleh dianalisis
Pada uji Saphiro-Wilk, didapatkan
secara statistik dengan uji Analysis of
nilai signifikansi seluruh kelompok lebih
Variant (One-way ANOVA). Jika terdapat
besar dari nilai alfa (0,05). Hal ini
perbedaan yang bermakna maka
menunjukkan bahwa data terdistribusi
dilanjutkan dengan uji Least Significant
normal.
Differences (LSD). Derajat kemaknaan
Dari uji Homogeneity of Variances
yang digunakan adalah α = 0,05.
didapatkan nilai p sebesar 0,297 (p >
HASIL 0,05). Hal ini dapat diartikan bahwa
varian data antar kelompok sama.
Hasil rerata jumlah kerusakan
Nilai p dari hasil uji One-Way
histologis sel epitel tubulus proksimal dari
ANOVA adalah 0,000 (p < 0,05),
masing-masing kelompok dapat dilihat
sehingga terdapat perbedaan rerata jumlah
pada tabel 1.
kerusakan histologis sel epitel tubulus
Tabel 1. Rerata skor kerusakan histologis Commented [U3]: Mana yang lebih tepat, rata-rata atau
ginjal mencit masing-masing rerata?
proksimal ginjal yang bermakna antara
kelompok Commented [U4R3]: Setelah saya cari ternyata yang benar
antara 4 kelompok (KK-, KK+, KP1, dan rerata dok. Terima kasih.
Kelompok Mean SD
Commented [U5]: cetak miring
Perlakuan KP2). Karena didapatkan adanya
KK- 8,93 2,53
KK+ 34,36 3,48 perbedaan yang signifikan dari empat
KP1 23,21 3,24 kelompok tersebut, maka uji statistik
KP2 14,29 2,02
Sumber : Data Primer, 2014 dapat dilanjutkan dengan uji Post Hoc
4
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
Uji Post Hoc yang digunakan Dari hasil uji LSD, nilai p
adalah uji Least Significant Differences perbandingan masing-masing kelompok
(LSD). Hasil uji LSD tersebut dapat lebih kecil daripada 0,05, yaitu 0,000. Hal
dilihat pada tabel 3. tersebut menunjukkan bahwa terdapat
Tabel 3. Ringkasan hasil uji LSD perbedaan nilai rerata jumlah kerusakan
Kelompok yang p Simpulan inti sel ginjal yang bermakna pada semua
dibandingkan
KK- dan KK+ 0,000 Bermakna pasangan antar kelompok data.
KK- dan KP1 0,000 Bermakna
KK- dan KP2 0,000 Bermakna
Hasil pengamatan histologis ginjal
KK+ dan KP1 0,000 Bermakna mencit keseluruhan kelompok perlakuan
KK+ dan KP2 0,000 Bermakna
KP1 dan KP2 0,000 Bermakna dapat dilihat pada gambar 1.
Sumber : Data Primer, 2014
A B
C D
Gambar 1. Fotomikrograf tubulus proksimal pars konvulata korteks ginjal. A. Kelompok
Kontrol negatif (KK-). B. Kelompok Kontrol positif (KK+). C. Kelompok Perlakuan 1 (KP1).
D. Kelompok Perlakuan 2 (KP2). Pada gambar tampak a : inti sel normal, b : inti sel piknosis
(inti sel mengisut dan tercat lebih basofil), c : inti sel karioreksis (inti sel mengalami
fragmentasi), d : inti sel kariolisis (inti sel menghilang). pengecatan HE. 1000x
5
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
pemberian jus Stroberi (Fragaria x menghilang begitu saja (Price dan Wilson,
Rhodamin B. Kerusakan histologis sel ekor mencit yang dibagi menjadi empat
menghitung skor kerusakan sel epitel negatif (KK-), Kelompok Kontrol positif
tubulus proksimal. Sel epitel tubulus (KK+) , Kelompok Perlakuan 1 (KP1), dan
selapis dengan batas sel yang tidak jelas, Kelompok Kontrol negatif dalam
sel besar, bulat, berbentuk sferis di tengah pembanding terhadap Kelompok Kontrol
sel. Puncak-puncak sel yang menghadap positif yang diberikan Rhodamin B serta
cukup panjang yang disebut brush border Rhodamin B dan jus Stroberi (Fragaria x
dalam jangka waktu yang cukup lama ginjal yang paling sedikit diibandingkan
terhadap sel epitel tubulus proksimal akan kelompok lain. Adanya gambaran inti
kariolisis. Piknosis ditandai dengan fisiologis dialami oleh semua sel normal.
basofil (DNA berkondensasi menjadi didapatkan nilai p sebesar 0,000 (p < 0,05)
massa yang melisut padat). Sel yang sehingga H0 ditolak, artinya terdapat
mengalami karioreksis intinya mengalami perbedaan bermakna dari nilai rerata skor
kromatin yang tersebar di dalam sel. Sel dan KP2. Selanjutnya dengan Uji Post
6
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
Hoc dapat diketahui letak perbedaan Jus Stroberi yang diberikan pada
antara pasangan-pasangan kelompok. mencit dapat mengurangi kerusakan sel
Hasil uji LSD menunjukkan epitel tubulus proksimal ginjal yang
adanya perbedaan yang bermakna dari dipapar Rhodamin B karena mengandung
skor rerata kerusakan sel epitel tubulus antioksidan yang mampu mencegah dan
proksimal ginjal antara KK- dan KK+. menghambat efek toksik Rhodamin B
Hal ini terjadi karena KK+ mengalami pada ginjal. Antioksidan yang terkandung
kerusakan sel epitel tubulus proksimal dalam Stroberi antara lain asam askorbat
ginjal akibat pemberian Rhodamin B. (Vitamin C) dan senyawa fenolik,
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian termasuk di dalamnya antosianin dan
yang dilakukan oleh Mayori et al (2013) asam elagik (Azzini et al., 2010;
bahwa Rhodamin B dapat menyebabkan Kovačević et al., 2009). Ketiga kandungan
kerusakan sel epitel tubulus proksimal ini berperan penting dalam menentukan
ginjal mencit. Rhodamin B menerima atau Total Antioxidant Capacity (TAC) buah
mendonor elektron bebas selama reaksi Stroberi (Giampieri et al., 2012). TAC
intrasel sehingga mengkatalisis yang tinggi dalam jus Stroberi dapat
pembentukan radikal bebas yang dapat memperbaiki ketidakseimbangan antara
berikatan dengan protein, lemak dan DNA produksi Radical Oxygen Species (ROS)
dan pada akhirnya menyebabkan yang berlebihan dengan antioksidan dalam
kerusakan pada tingkat seluler tubuh sehingga mencegah terjadinya stres
(Manurung, 2011). oksidatif (Huang et al., 2011).
KP1 dan KP2 menunjukkan Antosianin yang terkandung dalam
perbedaan yang bermakna dengan KK- jus Stroberi (Fragaria x ananassa)
dan KK+. Hal ini menunjukkan bahwa merupakan scavenger radikal bebas yang
pemberian jus Stroberi (Fragaria x sangat reaktif. Melalui proteksi langsung
ananassa) mampu mengurangi jumlah terhadap kerusakan DNA, antosianin
kerusakan sel epitel tubulus proksimal melindungi DNA dari oksidasi ketika
ginjal mencit yang diinduksi Rhodamin B terpapar radikal bebas (Kay dan Holub,
namun masih belum mampu 2006). Penelitian yang dilakukan oleh
mengembalikan sel epitel tubulus Shih et al (2007) antosianin menginduksi
proksimal ginjal mencit ke kondisi seperti enzim antioksidan endogen seperti
KK-. glutathione-S-transferase (GST),
7
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
8
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
9
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
10
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
11