You are on page 1of 12

Pengaruh Pemberian Ekstrak Anggur Laut terhadap Kadar Mda Gaster pada

Tikus Putih Jantan yang Diinduksi Indometasin

BAGUS BAYU PRADNYANA, FITRI HANDAJANI, STEFANUS DJONI HUSODO


Fakultas Kedokteran, Universitas Hang Tuah
Bayupradnyana67@gmail.com

ABSTRACT
Background: Gastritis is inflammation or inflammation in the lining of the mucosa
and submucosa of the stomach. Histopathologically, infiltration of inflammatory cells
in the gastric layer is found. The cause of gastritis is an imbalance between the
aggressive factors of pepsin and HCl as a defensive factor in the form of mucus
bicarbonate. Causes of imbalance due to bacterial infection of the stomach, use of
non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), corticosteroids, and poor lifestyle.
This study aims to determine the effect of grape extract (caulerpa racemosa var.
Cylindracea) on gastritis.
Method: using a sample of 32 white rats (Rattus norvegicus) male Wistar strain
aged 2-3 months, divided into 4 groups namely groups K (-), K (+), P1 and P2. K (-)
is a negative control group that shows normal levels of MDA in gastric tissue. K (+) is
a positive control group induced by Indomethacin at a dose of 30 mg / KgBB for 7
days from the 8th day to the 14th day. Group P1 and P2 are groups with
indomethacin induction for 7 days and subsequently given sea grape extract at a
dose of 1g / 100gBB and 2g / 100gBB from the 15th day to the 28th day and on the
29th day is terminated.
Results: Based on the One-way Anova hypothesis test results showed a value of p
= 0.002 which means there are significant differences. In the Post Hoc test showed a
mean difference in groups K (-) with K (+) with a p value of 0.001 which indicates a
significant difference. While group K (+) with group P1 and group P2 showed no
significant difference.
Conclusion : The administration of sea grape extract to the MDA level of rat gastric
has no significant effect.
Key words : indomethacin, COX-1, COX-2, prostaglandins, sea grapes
ABSTRAK

Latar belakang : Gastritis adalah inflamasi atau peradangan pada lapisan mukosa
dan submukosa lambung. Secara histopatologi ditemukan infiltrasi sel-sel radang
pada lapisan gaster. Penyebab gastritis adalah ketidak seimbangan antara faktor
agresif pepsin dan HCl sebagai faktor defensive berupa mucus bikarbonat.
Penyebab ketidak seimbangan akibat infeksi bakteri pada lambung, penggunaani
obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS), kortikosteroid, dan pola hidup yang buruk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak anggur laut
(caulerpa racemosa var. cylindracea) terhadap gastritis.

Metode : menggunakan sampel 32 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur
Wistar berumur 2-3 bulan, dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok K (-), K(+), P1
dan P2. K(-) adalah kelompok kontrol negative yang menunjukan kadar MDA
jaringan gaster yang normal. K (+) adalah kelompok kontrol positif yang diinduksi
Indometasin dengan dosis 30 mg/KgBB selama 7 hari mulai hari ke-8 hingga hari ke-
14. Kelompok P1 dan P2 merupakan kelompok yang dengan induksi indometasin
selama 7 hari dan selanjutnya diberikan ekstrak anggur laut dengan dosis
1g/100gBB dan 2g/100gBB mulai hari ke-15 hingga hari ke-28 dan pada hari ke-29
diterminasi.

Hasil : Berdasarkan hasil uji hipotesis One-way Anova menunjukan nilai p = 0,002
yang berarti adanya perbedaan yang bermakna. Pada uji Post Hoc menunjukan
perbedaan rerata pada kelompok K (-) dengan K (+) dengan nilai p 0,001 yang
menunjukan adanya perbedaan yang bermakna. Sedangkan kelompok K (+)
dengan kelompok P1 dan kelompok P2 menunjukkan hasil tidak adanya perbedaan
yang bermakna.

Kesimpulan : Pemberian ekstrak anggur laut terhadap kadar MDA gaster tikus tidak
memiliki pengaruh yang bermakna.

Kata kunci : indometasin, COX-1, COX-2, prostaglandin, anggur laut.


PENDAHULUAN inap yang paling sering dengan
Gastritis adalah suatu angka kejadian 30.154 (4,9%)
inflamasi atau peradangan pada (Indayani, 2018).
lapisan mukosa dan submukosa Setiap inflmasi akan
lambung. Secara histopatologi menghasilkan radikal bebas.
dapat ditemukan infiltrasi sel-sel Konsep dari radikal bebas yang
radang pada lapisan gaster. berlebihan nantinya akan memicu
Penyebab utama terjadinya timbulnya stres oksidatif yang juga
gastritis adalah ketidak berperan penting dalam timbulnya
seimbangan antara faktor agresif suatu perkembangan penyakit
terdiri dari pepsin dan HCl dengan gastrointestinal. Keseimbangan
faktor defensive berupa mucus antara prooksidan dan antioksidan
bikarbonat. Beberapa penyebab pada organisme aerobik
ketidak seimbangan faktor agresif- merupakan kondisi yang kritis. Jika
defensif yaitu terjadinya infeksi keseimbangan mengarah pada
bakteri pada lambung, prooksidan maka akan terjadi
penggunaani obat anti-inflamasi prose yang disebut stres oksidatif.
non-steroid (OAINS), Untuk melindungi tubuh dan
kortikosteroid, dan pola hidup yang mengurangi dampak negatif dari
buruk (Amrulloh and Utami, 2016). serangan radikal bebas, tubuh
Menurut World Health memerlukan antioksidan yang
Organization (WHO) pada tahun dapat meredam radikal bebas
2010, kejadian gastritis di dunia (Safitri, Atan and Supriatmo, 2013).
1,8-2,1 juta kasus setiap Pengukuran radikal bebas
tahunnya. Beberapa persentase secara langsung sangat sulit
kejadian gastritis, diantaranya dilakukan, karena jumlah dari
Inggris (22%), China (31%), radikal bebas tidak menetap lama,
Jepang (14,5%), Kanada (35%), memiliki waktu paruh yang pendek
Perancis (29,5%), dan 40,8% di dan menghilang dalam hitungan
Indonesia (Kurnia, 2011 yang detik. Substansi yang sudah
disitasi dalam Indayani, 2018). dikenal dan banyak dipakai
Berdasarkan profil kesehatan di sebagai petanda biologis
Indonesia tahun 2011, gastritis peroksidasi lipid dan stres oksidatif
termasuk penyakit dengan rawat
adalah malondialdehid (MDA) laut hijau yang tumbuh di laut
(Fatimah, 2014). dangkal dengan aliran air yang
MDA dibentuk secara konstan tenang. Caulerpa sp. memiliki
sesuai dengan proporsi kandungan kimia dan biologi yang
peroksidasi lipid yang terjadi, cukup luas termasuk aktivitas
sehingga merupakan indikator antioksidan dalam menangkal
yang baik untuk melihat kecepatan radikal bebas (Putera, 2015).
peroksidasi lipid in vivo. Pada Senyawa fenol adalah suatu
keadaan stress oksidatif yang senyawa kimia yang ditemukan
tinggi, terjadi peningkatan kadar pada tumbuhan. Kelompok
MDA serum secara signifikan. Bila senyawa fenol memiliki peran
keadaan stress oksidatif bias sebagai antioksidan.. Senyawa
diredam, kadar MDA kembali fenol memiliki peran melindungi sel
menurun (Amrulloh and Utami, tubuh dari kerusakan akibat radikal
2016). bebas dengan cara mengikat
Kerusakan yang diakibatkan radikal bebas sehingga dapat
oleh radikal bebas dapat dicegah mencegah terjadi proses inflamasi
dengan senyawa antioksidan yang dan peradangan pada sel tubuh
dihasilkan oleh tubuh yaitu enzim (Asmara, 2015).
katalase, superoksida dismutase Obat anti-inflamasi nonsteroid
(SOD), dan glutation perokside, (OAINS) adalah obat yang sering
maupun senyawa antioksidan yang digunakan pada pengobatan
berasal dari asupan makanan. penyakit, memiliki manfaat
Senyawa antioksidan yang berasal menghilangkan dan mengurangi
dari asupan makanan dapat tanda dan gejala radang.
berupa senyawa alami yaitu Indometasin bekerja dengan cara
vitamin A, C, E, dan senyawa fenol menghambat enzim
(Putera, 2015). siklooksigenase yang
Terdapat hasil penelitian yang mengkonversi asam arakidonat
menunjukkan bahwa rumput laut menjadi prostaglandin. Kerusakan
Caulerpa racemosa mengandung mukosa lambung terjadi akibat
senyawa fenol berfungsi sebagai efek OAINS secara lokal.
antioksidan (Asmara, 2015). Beberapa OAINS memiliki sifat
Caulerpa sp. merupakan rumput asam lemah, sehingga bila berada
dalam lambung yang lumennya ketahanan mukosa lambung
bersifat asam (pH kurang dari 3), (Mustaqim, Asri and Almurdi,
mulai terbentuk partikel-partikel 2017).
yang tidak terionisasi. Selanjutnya .
partikel obat tersebut akan METODE PENELITIAN
berdifusi melalui membran lipid Penelitian ini
menuju kedalam sel epitel mukosa dilaksanakan di laboratorium
lambung bersamaan dengan ion biokimia Fakultas Kedokteran
H+. didalam epitel lambung, Universitas Hang Tuah Surabaya
suasana akan berubah menjadi menggunakan sampel 32 ekor tikus
netral sehingga bagian obat yang putih (Rattus norvegicus) jantan
mengalami difusi akan galur Wistar berumur 2-3 bulan,
terperangkap dalam sel epitel dan yang selanjutnya dibagi menjadi 4
terjadi penumpukan obat pada kelompok yaitu kelompok K (-),
lapisan epitel mukosa (Mustaqim, K(+), P1 dan P2. K(-) adalah
Asri and Almurdi, 2017). kelompok kontrol negative yang
Pada epitel tersebut selanjutnya menunjukan kadar MDA jaringan
terjadi ulserasi, pembentukan gaster yang normal. K (+) adalah
prostaglandin (PG) terhambat, dan kelompok kontrol positif yang
terjadi proses inflamasi. Selain itu, diinduksi Indometasin dengan
adanya gangguan proses dosis 30 mg/KgBB selama 7 hari
fosforilasi oksidatif di mitokondria (mulai hari ke-8 hingga hari ke-14)
mengakibatkan penurunan dan diterminasi pada hari ke-29.
produksi adenosine triphosphate Kelompok ini diharapkan
(ATP), peningkatan adenosine munjukkan kenaikan kadar MDA
monophosphate (AMP), dan jaringan gaster yang menunjukan
peningkatan adenosine terjadinya inflamasi atau gastritis.
diphosphate (ADP) memiliki efek Kelompok P1 dan P2 merupakan
kerusakan sel. Perubahan itu kelompok yang dengan induksi
disertai oleh kerusakan indometasin selama 7 hari dan
mitokondria, peningkatan produksi selanjutnya diberikan ekstrak
dari radikal oksigen, dan gangguan anggur laut (Caulerpa cylindracea)
keseimbangan antara Na+ tau dengan dosis 1g/100gBB dan
K+,sehingga menurunkan
2g/100gBB selama 14 hari (mulai Pembuatan larutan indometasin
hari ke-15 hingga hari ke-28). Pada Dalam penelitian ini, dosis
kedua kelompok ini diharapkan indometasin yang diberikan
akan menunjukan pengaruh sebesar 30 mg/kgBB per hari.
pemberian ekstrak anggur laut kemudian dilarutkan dalam CMC-
(Caulerpa cylindracea) terhadap Na 1% dan diberikan secara sonde
kadar MDA jaringan gaster tikus lambung. Indometasin yang
setelah diinduksi indometasin diberikan pada tikus dengan
bantuan CMC-Na 1% dan volume
Pembuatan ekstrak anggur laut
yang diberikan ke tikus tiap
Pembuatan ekstrak
perlakuan adalah 2ml. maka 2ml
menggunakan metode maserasi,
larutan CMC-Na mengandung 6
sampel dilakukan dengan pelarut
mg indometasin.
etanol 60% karena sifatnya yang
Pengukuran Kadar MDA
mampu melarutkan hampir semua
zat, baik yang bersifat polar, semi Metode yang digunakan adalah
polar dan non polar. Sampel spektrofotometri UV-Vis dengan
berupa 8 kg anggur laut (Caulerpa prinsip pereaksi TBA yang akan
racemosa) segar yang ditimbang membentuk produk MDA-TBA
sesuai jumlah yang diperlukan berwarna merah muda dan diukur
kemudian dicuci bersih dan dengan spektofotometer. Dengan
dipotong kecil lalu dimaserasi cara (1) Organ lambung diambil
menggunakan bahan pelarut etanol dan dipotong kecil-kecil lalu dicuci
60%. Maserasi dilakukan selama dengan menggunakan PBS,
24 jam, maserat dipisahkan sebanyak 1 gram dan digerus
dengan cara disaring dan proses dalam mortar di atas balok es
maserasi diulang dua kali dengan kemudian ditambahkan NaCl
jenis pelarut dan jumlah pelarut 0,9% dingin sebanyak 200 ml. (2)
yang sama. Setelah maserasi, hasil Setelah dilakukan pembuatan
dimasukkan ke dalam cawan homogenat kemudian disentrifugasi
porselin lalu diletakkan diatas pada kecepatan 8000 rpm selama
waterbath untuk diuapkan agar 20 menit, supernatan diambil, dan
didapatkan ekstrak yang lebih dipindahkan dalam microtube. (3)
kental. Sebanyak 100 μL supernatan
lambung ditambahkan 550 μL Keterangan : K0 :Kelompok Hewan Coba
Yang tanpa perlakuan
akuades steril, 100 μL TCA, 250 μL K1 :Kelompok Hewan Coba
Yang Diberi Induksi
HCl 1 N, dan 100 μL Na- Indometasin
K2 :Kelompok Hewan Coba
Thiobarbiturat. (4) Homogenat Yang Diberi Induksi
dipanaskan dalam Indometasin Dan Ekstrak
Anggur Laut 1g/100gBB
waterbathdengan suhu 100˚C K3 :Kelompok Hewan Coba
Yang Diberi Induksi
selama 20 menit, diangkat, dan Indometasin Dan Ekstrak
Anggur Laut 2g/100gBB
dibiarkan dingin pada suhu ruang.
Tabel 2 Rerata Kadar MDA
(5) Selanjutnya, dilakukan
jaringan gaster Kelompok Hewan Coba
sentrifugasi dengan kecepatan
500 rpm selama 10 menit.
Supernatan diambil, dan
dipindahkan dalam microtubebaru.
(6) Sampel diukur absorbansinya
pada panjang gelombang
maksimum 532 nm. (7) Nilai hasil
absorbansi sampel akan Keterangan : K(-) : Kelompok Hewan
Coba tanpa perlakuan
dimasukkan ke dalam formula K(+) : Kelompok Hewan
kurva standar dan dihasilkan nilai Coba Yang Diberi
Induksi Indometasin
akhir MDA dalam satuan nmol/dL. P1 : Kelompok Hewan
Coba Yang Diberi
Induksi Indometasin
Dan Ekstrak
Anggur Laut
1g/100gBB.
HASIL PENELITIAN. P2 : Kelompok Hewan
Coba Yang Diberi
Induksi Indometasin
Tabel 1 Kadar MDA jaringan Dan Ekstrak
Kelompok Hewan Coba Anggur Laut
2g/100gBB

Berdasarkan gambar 5.2 rerata


kelompok K(-) memiliki rerata kadar
MDA jaringan gaster lebih rendah
dibandigkan kelompok K(+). kelompok
P1 dan kelompok P2 memiliki rerata
kadar MDA jaringan gaster yang lebih
rendah dibanding kelompok K(+)
Hasil Uji One Way Anova P1 dan P2 tidak memiliki perbedaan
rerata yang bermakna, dengan nilai (p
didapatkan hasil uji One-Way
> α) dengan α=0,05.
Anova menunjukkan signifikansi p =
0,001 (p < α) dengan α=0,05. Maka H0 PEMBAHASAN
ditolak atau terdapat pengaruh kadar Tujuan penelitin ini untuk
MDA jaringan gaster antara kelompok mengetahui pengaruh pemberian
kontrol negatif, kelompok kontrol ekstrak anggur laut (Caulerpa
positif, dan kelompok perlakuan yaitu cylindracea) terhadap kadar MDA
hewan coba yang diberi induksi jaringan gaster tikus putih (Rattus
indometasin dan ekstrak anggur laut. norvegicus) yang telah diinduksi
Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc indometasin.
dengan teknik LSD (Least Square Penelitian ini terdiri dari 4
Differences) untuk mengetahui kelompok tikus yang diadaptasi
kelompok mana yang mempunyai selama 7 hari dengan pemberian
perbedaan yang bermakna. pakan standar dan air PDAM. Tikus

Tabel 2 Hasil Post Hoc Anova Kadar yang digunakan adalah tikus putih

MDA jaringan gaster Kelompok Hewan (Rattus norvegicus) yang memiliki

Coba. berat badan 150 – 200 gram.


Hasil penelitian menunjukan,
kelompok K (-) memiliki rerata kadar
MDA jaringan gaster 378,43
sedangkan pada K (+) memiliki rerata
kadar MDA jaringan gaster 690,31. Hal
tersebut menunjukkan terjadinya
peningkatan peroksidasi lipid pada
gaster. Pemberian indometasin pada
tikus selama 7 hari dengan dosis tinggi

Pada kelompok hewab coba K(-) ini dapat menyebabkan inflamasi yang

terhadap kelompok K(+), P1, dan P2 meningkatkan produksi sel-sel

memiliki perbedaan rerata yang inflamasi yang mensekresi berbagai

bermakna dengan nilai (p < α) dengan sitokin pro inflmasi. Keadaan ini

α=0,05. Sedangkan, pada kelompok menimbulkan peningkatan oksidan

hewan coba K(+) terhadap kelompok dan radikal bebas pada jaringan
gaster. Keadaan ini bila tubuh tidak Dari kondisi tersebut menyebabkan
mampu meredam oksidan yang kondisi lambung melemah dan
terbentuk akan menimbulkan stress menimbulkan terjadinya infamasi pada
oksidatif. Stress oksidatif akan mukosa gaster atau gastritis.
merusak lipid membrane sehingga Sebagai konsekuensi inhibitor
terjadi peroksidasi lipid. Peroksidasi COX-1 maupun COX-2, akan terjadi
lipid dapat diukur dengan kadar MDA peningkatan sintesis leukotrien yang
jaringan gaster. Pada kelompok K(+) merupakan hasil esterifikasi asam
terjadi peningkatan kadar MDA arakidonat oleh enzim lipooksigenase
jaringan gaster. melalui perubahan metabolisme
Indometasin menyebabkan arakidonat ke 5-lipoxygenase (5-
penghambatan sistemik terhadap LOX0). Leukotrien menyebabkan
prostaglandin yang memiliki peran kerusakan gaster melalui dua
penting dalam pertahanan integitas mekanisme, yaitu oklusi mikrovaskular
mukosa lambung. Pembentukan gaster oleh mikrotrombus yang
prostaglandin diatur oleh enzim COX-1 menyebabkan penurunan aliran darah
dan COX-2. Pada jaringan lambung gaster dan iskemik sel serta
OAINS memiliki efek toksik melalui peningkatan pelepasan radikal bebas
penghambatan COX-1 yang dapat yang menyebabkan peroksidasi lemak
menyebabkan penurunan sintesa serta kerusakan jaringan pada gaster.
prostaglandin. Prostaglandin Sehingga dibutuhkan antioksidan
merupakan substansi sitoproteksi yang untuk meredam jumlah dari radikal
berasal dari proses esterifikasi asam bebas tersebut agar tidak
arakidonat yang terjadi pada membran menyebabkan meluasnya kerusakan
sel. Dampak terganggunya jaringan gaster.
prostaglandin menyebabkan terjadinya Berdasarkan hasil penelitian,
penurunan pertahanan integritas pada kelompok K(+) menunjukan
mukosa, penurunan aliran darah dan rerata kadar MDA jaringan gaster
penurunan sekresi mukosa berupa ion 690,31 dan rerata kadar MDA jaringan
bikarbonat yang bersifat protektif gaster pada kelompok P1 686,63 hasil
terhadap gaster.. Kondisi ini juga ini menunjukan terdapat penurunan
semakin diperparah akibat kadar MDA jaringan gaster namun
penghambatan enzim COX-2 yang penurunan ini tidak secara bermakna.
berfungsi sebagai agregasi platelet. Begitu juga pada kelompok K(+)
menunjukan rerata kadar MDA bahwa ekstrak anggur laut (Caulerpa
jaringan gaster 690,31 dan rerata cylindracea) dapat mempengaruhi
kadar MDA jaringan gaster pada kadar radikal bebas dengan
kelompok P2 668,7 hasil ini parameter MDA jaringan gaster tikus
menunjukan terdapat penurunan kadar yang diinduksi indometasin. Hal ini
MDA jaringan gaster tidak secara mungkin bisa disebabkan beberapa
bermakna sehingga belum juga bisa faktor seperti pemberian dosis ekstrak
dibuktikan bahwa ekstrak anggur laut yang kurang, waktu pemberian
(Caulerpa cylindracea) dapat ekstrak yang singkat dan juga faktor
mempengaruhi kadar radikal bebas internal maupun eksternal dari tikus
dengan parameter MDA jaringan percobaan seperti absorpsi
gaster tikus yang diinduksi kandungan senyawa fenol dari
indometasin. ekstrak anggur laut, stressor yang
Ekstrak anggur laut (Caulerpa didapatkan dari lingkungan. Keadaan
cylindracea) mengandung Fenol yang ini mungkin disebabkan oleh anggur
berfungsi sebagai antioksidan. laut berfungsi sebagai antioksidan
Kandungan fenol ini berfungsi untuk yang lebih efektif bila digunakan
meredam kadar radikal bebas yang sebagai profilaktif. Diharapkan dalam
ditimbulkan oleh induksi indometasin, penelitian yang selanjutnya lebih
yang menyebabkan kerusakan memperhatikan faktor-faktor tersebut
jaringan lambunng. Ekstrak anggur agar hasil penelitian lebih bermakna
laut (Caulerpa cylindracea) diharapkan dan efektif serta melakukan penelitian
mampu membantu memperbaiki anggur laut sebagai profilaktif
pemulihan inflamasi pada lambung terhadap pencegahan kerusakan
atau gastritis. gaster akibat induksi indometasin.
Pada kelompok P1
menunjukan rerata kadar MDA
KESIMPULAN
jaringan gaster 686,63 dan rerata
Dari hasil penelitian mengenai
kadar MDA jaringan gaster pada
pengaruh pemberian ekstrak anggur
kelompok P2 668,7 hasil ini
laut (Caulerpa cylindracea) terhadap
menunjukan terdapat penurunan
kadar MDA jaringan gaster tikus putih
kadar MDA jaringan gaster namun
(Rattus norvegicus) yang diinduksi
penurunan ini tidak secara bermakna
indometasin belum dapat menurunkan
sehingga belum juga bisa dibuktikan
rerata kadar MDA jaringan gaster tidak Hall, J. E. (2011) Guyton and Hall
Textbook of Medical Physiology (12e),
terbukti walaupun terdapat penurunan
2011. doi: 10.1007/s13398-014-0173-
rerata kadar MDA jaringan gaster. 7.2.
In, S. et al. (2013) ‘Respon Stres
Oksidatif dan Pemberian Isoflavon
DAFTAR PUSTAKA terhadap Aktivitas Enzim Superoksida
Dismutase dan Peroksidasi Lipid pada
Amrulloh, F. M. and Utami, N. (2016) Hati Tikus’, JITV Th.
‘Hubungan Konsumsi OAINS terhadap
Indayani (2018) ‘Pengaruh Pemberian
Gastritis’, Jurnal Majority, 5(5), pp. 18–
Jus Buah Pepaya ( Carica Papaya )
21. Available at:
Terhadap Tingkat Nyeri Kronis pada
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.
Penderita Gastritis di Wilayah
php/majority/article/view/917.
Puskesmas Mungkid’, pp. 353–365.
Asmara, D. A. (2015) ‘Kandungan
Jin, J. (2015) ‘Nonsteroidal Anti-
Senyawa Fenol Anggur Laut (Caulerpa
inflammatory Drugs’, JAMA, 314(10),
sp.) dari Perairan Tual, Maluku Segar
p. 1084. doi: 10.1001/jama.2015.9936.
dan Rebus’, Skripsi.
Lisiard Dimara, T. N. B. Y. (2011) ‘Uji
Berawi, K. N. and Agverianti, T. (2017)
Aktivitas Antibakteri dan Antioksidan
‘Efek aktivitas fisik pada proses
Ekstrak Pigmen Klorofil Rumput Laut
pembentukan radikal bebas sebagai
Caulerpa racemosa ( Forsskal ) J .
faktor risiko aterosklerosis’, Majority.
Agardh’, Jurnal Biologi Papua, 3(2),
Handajani F. (2009) 'OKSIDAN DAN pp. 53–58.
ANTI OKSIDAN PADA BEBERAPA
Lucas, S. (2016) ‘The Pharmacology
PENYAKIT DAN PROSES
of Indomethacin’, Headache. doi:
PENUAAN'. Zifatama Pratama.
10.1111/head.12769.
Djapiala, Yf. usniarti, Montolalu, L. and
Mescher, A. (2013) Junqueira’s Basic
Mentang, F. (2009) ‘Kandungan Total
Histology, McGraw-Hill Education. doi:
Fenol Dalam Rumput Laut Caulerpa
10.1017/CBO9781107415324.004.
racemosa yang Berpotensi sebagai
Antioksidan’, Jurnal Media Teknologi Murray, R. K. et al. (2003) Harper ’ s
Hasil Perikanan, 1. Available at: Illustrated Biochemistry, 26th Edition,
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/j a LANGE medical book.
mthp/article/view/1859/1468. Mustaqim, A., Asri, A. and Almurdi
Drake, R. L., Vogl, A. W. and Mitchell, (2017) ‘Artikel Penelitian Pengaruh
A. W. . (2015) Gray’s Anatomy for Pemberian Gel Lidah Buaya ( Aloe
Students, Third Edition, Gray’s vera ) Terhadap Gambaran
Anatomy for Students. Histopatologi Gaster Tikus Wistar yang
Diinduksi Indometasin’, Jurnal
Dwihandita, N. I. A. (2009) ‘( Caulerpa
Kesehatan Andalas, 3(3), pp. 641–
racemosa ) AKIBAT PENGOLAHAN’.
646.
Fatimah, I. (2014) ‘Gambaran Kadar
Nugroho, S. W. et al. (2018) ‘Profil
Malondialdehid ( MDA ) Serum Studi
Tekanan Darah Normal Tikus Putih
Kasus di Unit Rehabilitasi Sosial
(Rattus norvegicus) Galur Wistar dan
Pucang Gading Semarang [skripsi].
Sprague-Dawley’, Acta VETERINARIA
Semarang: UNDIP’, Jurnal Media
Indonesiana. doi: 10.29244/avi.6.2.32-
Medika Muda, pp. 1–11.
37.
Putera, B. (2015) ‘Aktivitas Antioksidan PANGAN FUNGSIONAL INDONESIA’,
Rumput Laut’. Oseana, 41(4), pp. 50–62.
Safitri, B., Atan and Supriatmo (2013) Sinaga, F. A. (2016) ‘Stres Oksidatif
‘Peran selenium sebagai antioksidan dan Status Antioksidan pada Aktivitas
pada dyspepsia fungsional anak’, Fisik Maksimal’, Generasi Kampus.
Majalah Kedokteran Nusantara, 46(1). Winarsi, H. (2007) ‘Antioksidan Alami
Sayuti, K. and Yenrina, R. (2015) & Radikal Bebas’, Kanisius. doi: D)
Antioksidan Alami dan Sintetik, Localizado en la bibliografia del
Andalas University Press. articulo ‘exclusión social y exclusión
educativa como fracasos’.
Sherly Ridhowati and Asnani (2016)
‘POTENSI ANGGUR LAUT WWF (2014) Budidaya rumput laut,
KELOMPOK Caulerpa racemosa Sustainable Seafood.
SEBAGAI KANDIDAT SUMBER

You might also like