You are on page 1of 12

JURNAL SAINS TERAPAN NO. 1 VOL.

1 JUNI ISSN : 2406-8810

Manajemen Pemeliharaan Bangunan Gedung Sekolah


(Studi Kasus Gedung SLTA di Balikpapan)
Mahfud, S.Pd. MT
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Balikpapan
Jl. Soekarno Hatta Km.8 Balikpapan
Email : mahfud@poltekba.ac.id

Abstract

Everything naturally made by human was subjected to damage. The length of utility, however, could be
increased through periodic improvement with the activity known as maintenance. The maintenance was a
combination of several activities to preserve an asset or to improve it to a certain condition that acceptable to the
standard determined by the company that conducting the maintenance.
Research was aimed at understanding the effect of the maintenance of architecture component, structure
component, and utility component on the quality of the maintenance of SLTA building in Balikpapan. Data analysis
employs descriptive analysis and path analysis.
Results of research, simultaneously, indicated that the strong effect rate was 97.73% with independent
variable coefficient of 0.324 for X1 (architecture component), 0.197 for X2 (structure component), and 0.456 for X3
(utility component). The probability rate of significance of 0.03 < 0.05 had been concluded as that the maintenance
of architecture, structure and utility components could have significant effect on the quality of building
maintenance. If the maintenance of X1, X2 and X3 could be improved, the quality of the maintenance of SLTA
building in Balikpapan might be ensured.

Keywords: school building, Balikpapan, the quality of the maintenance, path analysis

Abstrak

Secara alamiah tidak ada benda yang dibuat oleh manusia yang tidak bisa rusak, tetapi usia kegunaannya
dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan secara berkala melalui aktivitas yang dikenal sebagai
pemeliharaan. Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu
aset, atau memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang bisa diterima dengan merujuk pada standar yang
ditentukan oleh organisasi yang melakukan pemeliharaan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pemeliharaan komponen arsitektur, komponen
struktur, dan komponen utilitas terhadap kualitas pemeliharaan bangunan gedung SLTA di Balikpapan, analisis
data menggunakan analisis deskriptif dan analisis jalur (path analysis)
Hasil penelitian, secara simultan menunjukkan tingkat pengaruh yang sangat kuat juga yaitu sebesar
97.73% dengan koefisien variabel bebas .0.324 X1 (komponen arsitektur), 0.197 X2 (komponen struktur), dan 0.456
X3 (komponen utilitas). Dengan nilai Probabilitas sig 0.03 < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan
komponen arsitektur, struktur, utilitas berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pemeliharaan bangunan
gedung. Sehingga apabila pemeliharaan X1, X2, dan X3 di tingkatkan, maka akan meningkatkan kualitas
pemeliharaan bangunan gedung SLTA di Balikpapan.

Kata Kunci: gedung sekolah, Balikpapan, kualitas pemeliharaan, analisis jalur.

1. Pendahuluan melalui aktivitas yang dikenal sebagai


Secara alamiah tidak ada benda yang pemeliharaan. Pemeliharaan adalah suatu
dibuat oleh manusia yang tidak bisa rusak, kombinasi dari berbagai tindakan yang
tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dilakukan untuk menjaga suatu aset, atau
dengan melakukan perbaikan secara berkala memperbaikinya sampai pada suatu kondisi

7
JURNAL SAINS TERAPAN NO. 1 VOL. 1 JUNI ISSN : 2406-8810

yang bisa diterima dengan merujuk pada bidang konstruksi, dari perumahan, jembatan,
standar yang ditentukan oleh organisasi yang jalan maupun gedung, di Indonesia dapat
melakukan pemeliharaan. Hal ini penting dilihat bah-wa pepatah tersebut seringkali
terutama bagi negara berkembang karena tepat. Tidaklah heran gedung yang mulanya
kurangnya sumber daya modal untuk indah dan megah, akan rusak hanya dalam
penggan-tian aset di maksud (Corder, 1996). beberapa tahun saja, dan ironisnya gedung
Seiring dengan berjalannya waktu, tersebut sampai roboh hingga mengakibatkan
terjadi banyak perubahan, baik secara fisik melayangnya jiwa manusia. Seperti kejadian
maupun finansial pada bangunan gedung yang robohnya gedung sekolah yang terjadi
sudah jadi. Oleh karena itu, perlu adanya belakangan ini, sebagai berikut:
perhatian yang lebih terhadap bangunan
tersebut. Hal ini dapat diwujudkan dengan Tabel 1: Data Kerusakan Gedung Sekolah
dilakukannya kegiatan peme-liharaan NO NAMA SEKOLAH MUSIBAH
KORBAN
bangunan gedung. Namun seringkali kegiatan JIWA
1 siswa
pemeliharaan ini hanya dilakukan bila 1 SDN 3 Karang Lampung Gedung roboh
meninggal
terdapat masalah pada bangunan tersebut saja. 2 SMP Al-Muhlishin Atap runtuh
2 siswa luka
berat
Terbatasnya dana merupakan salah satu 3 siswa luka
3 SMP Negeri 6 Blitar Gedung roboh
penyebab dimana kegiatan pemeliharaan ini berat
1 guru luka
seringkali dilupakan. Maka, perlu ditekankan 4 SDN 2 Sambeng Blora Gedung roboh
berat
kepada pengelola bangunan agar kegiatan 5 SMU Negeri 7 Bogor Gedung roboh 30 siswa luka
peme-liharaan dilakukan secara sistematis. 5 siswa luka-
6 SMP Purnama Jateng Gedung roboh
Kegiatan pemeliharaan gedung di luka

maksudkan untuk menjaga dan memperta 7 SD Negeri 10 Serang Gedung roboh -

hankan kondisi bangunan beserta elemen dan 8 SDN Gading 2 Sumenep Gedung roboh -
peralatan yang digunakan di gedung tersebut 9
SD Negeri Setia Bakti Gedung
-
Tangerang Roboh
agar dapat berfungsi sesuai rencana serta
10 SDN Clarak Probolinggo Gedung roboh -
menjaga terhadap pengaruh yang merusak
10 siswa luka
sehingga mencapai ataupun melebihi umur 11 SDN Sidomoro 1 Gresik Gedung roboh
berat
rencana yang telah ditentukan dan akan 12 SD Negeri Karawaci 3 Plafon runtuh 16 siswa luka
memberikan nilai lebih berkaitan dengan 13 SMP Negeri 5 Medan Atap runtuh
7 siswa luka
kualitas gedung dan juga keamanan bagi berat
3 siswa luka
pengguna. 14 SD Muh XI Solo Atap runtuh
berat
Perlu ditekankan pula, dengan dilaku- 15 SMU Pluit Raya Atap runtuh
3 siswa luka-
luka
kannya kegiatan pemeliharaan secara berkala 16 SDN Mentaos Jombang Gedung roboh -
akan mengurangi risiko pengeluaran biaya
17 SMP Negeri 1 Bekasi Gedung roboh -
akibat kerusakan gedung dikemudian hari.
Gedung yang dipelihara dengan baik dan 18 SDN 21 Kramat Jati Atap runtuh -

benar juga akan meningkatkan mutu dari 19


SD Negeri Krangkeng 1
Indramayu
Gedung roboh
1 siswa luka
berat
lingkungan hidup, baik di dalam maupun di 20 SD Pasundan 3 Ciparay Atap runtuh -
luar gedung, dengan kata lain pemeliharaan
gedung yang baik akan memberikan perasaan Sumber: www.kompas.com, www.mediaindonesia.com,
www.tempointeraktif.com.
nyaman, aman, tenang dan bersih kepada
masing-masing individu sehingga dapat Selain data tersebut di atas, informasi
meningkatkan produktivitas kerja. dari beberapa daerah di Indonesia
Pepatah mengatakan, “membangun menyebutkan diantaranya 969 gedung sekolah
me-rupakan pekerjaan yang jauh lebih mudah di Kabupaten Magelang rusak berat (Kepala
di bandingkan dengan upaya mempertahankan Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang dalam
hasil pembangunan tersebut”. Terutama dalam www.kompas.com), 70 % gedung sekolah di

8
JURNAL SAINS TERAPAN NO. 1 VOL. 1 JUNI ISSN : 2406-8810

DKI rusak (Kepala Pendidikan Dasar DKI menyediakan transportasi, pengairan,


dalam www.media indonesia.com), 50 % drainase, bangunan gedung dan fasili-tas
atau 720 gedung sekolah di Garut masih rusak publik lainnya yang dibutuhkan untuk meme-
(Kepala Bidang Sekolah Dinas Pendidikan nuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup
Kabupaten Garut dalam www. sosial dan ekonomi (Kodoatie, 2005)
republika.co.id), 30 % atau 400 gedung Bangunan gedung sebagai tempat
sekolah di Cianjur rusak berat (Bupati Cianjur manu-sia melakukan kegiatan, mempunyai
dalam www.republika.co.id), 28.83 % atau peranan yang sangat strategis dalam
322 gedung Sekolah Dasar di Malang pembentukan watak, perwujudan kreativitas,
mengalami kerusakan (Kepala Pendidikan dan jati diri manusia sekaligus untuk
Dasar, Dinas Pendidikan Kota Malang dalam mewujudkan dan mempertahan-kan gedung
www.tempointeraktif.com) yang handal, berjati diri, serta seimbang,
Dari data di atas, menunjukkan bahwa serasi, dan selaras dengan lingkungan.
sebagaian besar pemeliharaan dan perawatan Dengan dipenuhinya persyaratan
gedung sekolah yang di lakukan pemerintah teknis bangunan gedung sesuai dengan fungsi
dan pengelola sekolah masih perlu dan klasifikasinya serta telah bersertifikat laik
ditingkatkan. fungsi bangunan gedung, maka diharapkan
Sistem operasi dan pemeliharaan kegagalan konstruksi maupun kegagalan
untuk infrastruktur berkembang perlahan. bangunan gedung itu sendiri dapat dihindari,
Aset-aset da- lam sektor publik termasuk sehingga pengguna bangunan gedung dapat
bangunan pendi-dikan tidak mendapat hidup lebih tenang dan sehat.
penelitian sama dari yang seharusnya bila Dari uraian pada latar belakang, dapat
infrastruktur tersebut menjadi subyek untuk ditarik kesimpulan beberapa hal yang menja-
kompetisi pasar. Tidak efisiennya alokasi dikan kurangnya perhatian terhadap pemeli-
investasi mengakibatkan maasalah yang tidak haraan bangunan antara lain: 1) Citra
berguna dan pada akhirnya memerlukan masyarakat dan pengelola gedung terhadap
investasi yang besar untuk perbaikan. Oleh pemeliharaan dan perbaikan bangunan masih
karena itu teknologi yang terkini dan metode rendah bila diban-dingkan dengan citra
menejemen pemeliharaan aset efektif sangat pembangunan, sehingga pembangunan baru di
di butuhkan. (Siregar D. Doli, 2004). anggap lebih penting. 2) Kurangnya minat dan
Indonesia dibanding 11 negara lain di perhatian dari lingkungan akademisi untuk
kawasan asia yaitu Cina, Filipina, Hongkong, mengkaji dan meneliti masalah terkait dengan
Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, pemeliharaan bangunan, yang menyebabkan
Thailand, Taiwan, dan Vietnam, rating publikasi dan teknologi yang di pergunakan
kualitas infrastruktur Indonesia terendah alias juga ketinggalan bila dibandingkan dengan
berada pada urutan 12 (Kodoatie, 2005). teknologi dalam pembangunan gedung. 3)
Selain rendah- nya kualitas infrastruktur Belum adanya strategi dan kebijaksanaan
tersebut, juga rendah pula kualitas manajemen yang jelas perihal pengawasan dalam
pemeliharaan yang disediakan, sehingga pemeliharaan bangunan gedung oleh pihak
kualitas layanan dan fungsi infrastruktur pembuat regulasi padahal bangunan gedung
tersebut menurun secara cepat dan sangat merupakan aset negara berupa investasi
signifikan. Sistem dan manajemen peme- bangunan yang bernilai trilyunan rupiah. 4)
liharaan ini sangat perlu mendapat perhatian Lemahnya pembinaan penca-tatan mengenai
baik dari pihak pemerintah, swasta, dan informasi tentang gedung, seperti : as built
masyarakat agar fungsi dan peranan aset drawing, dokumen gedung mengenai kapan,
tersebut tidak hilang, seiring dengan bagimana, berapa biaya pemeliharaan yang
kebutuhan masyarakat akan hadirnya fasilitas pernah dilakukan. Hal ini menyebabkan tidak
publik tersebut yaitu sistem fisik yang adanya informasi pendukung yang mema-dai

9
JURNAL SAINS TERAPAN NO. 1 VOL. 1 JUNI ISSN : 2406-8810

untuk penyusunan strategi pemeliharaan di bangunan gedung SLTA Negeri di Kota


kemudian hari. 5) Pemeliharan bangunan Balikpapan. 2) Responden yang dipilih adalah
masih dianggap sebagai komplemen bangunan sekolah (lembaga pendidikan) SLTA Negeri
dan semata-mata masih merupakan se Balikpapan, dimana anggaran pemeliharaan
permasalahan teknis. Sehingga pemeliharaan bangunan gedungnya merupakan tanggung
bangunan belum merupakan bagian integral jawab pemerintah. 3) Prediksi risiko atas
dari tujuan dan fungsi organisasi yang kegagalan struktur akibat kualitas bangunan
menggunakan gedung tersebut. gedung tidak dilakukan dalam variabel dan
Berdasarkan uraian pada latar indikator penelitian ini dan lebih ditekankan
belakang di atas, maka permasalahan dalam atas pengamatan secara visual dari responden.
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai 4) Penelitian ini dilakukan terbatas pada
berikut: 1) Bagaima-nakah program variabel dan indikator yang diajukan peneliti
pemeliharaan bangunan gedung SLTA di dalam kuisioner.
Kota Balikpapan didasarkan pada kondisi saat Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasara-
ini. 2) Diantara komponen arsitektur, na Wilayah Nomor 332 Tahun 2002: 1)
komponen struktur dan komponen utilitas, Pemeli-haraan bangunan adalah usaha untuk
secara parsial komponen mana yang paling memper-tahankan kondisi bangunan agar
berpengaruh terhadap kualitas pemeliharaan tetap berfungsi sebagaimana mestinya atau
bangunan gedung guna mempertahankan usia dalam usaha mening-katkan wujud bangunan,
pakai bangunan gedung SLTA di Kota serta menjaga terhadap pengaruh yang dapat
Balikpapan. 3) Bagaima-nakah pengaruh merusak. 2) Pemeliharaan bangunan juga
pemeliharaan komponen arsitektur, komponen merupakan upaya untuk meng-hindari
struktur dan komponen utilitas secara kerusakan komponen gedung akibat
simultan terhadap kualitas peme-liharaan keusangan sebelum umurnya berakhir. 3) Be-
bangunan gedung guna memperta-hankan usia sarnya biaya pemeliharaan bangunan gedung
pakai bangunan gedung SLTA di Kota tergantung pada fungsi dan klasifikasi
Balikpapan. bangunan. Menurut Btitish Standar
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk (3811:1976), di jelaskan pekerjaan
mengetahui manajemen pemeliharaan pemeliharaan terbagi atas 2 yaitu: 1)
bangunan gedung SLTA di Kota Balikpapan Pemeliharaan Terencana (planned mainte-
disesuaikan dengan kondisi saat ini. 2) Untuk nance). Adalah pemeliharaan yang
mengetahui komponen pemeliharan bangunan diorganisasi dan dilakukan untuk pemikiran di
gedung yang paling berpengaruh secara masa yang akan datang serta pencatatan, yang
parsial terhadap kualitas pemeliharaan gedung meliputi: a) Pemeliharaan pencegahan yaitu
guna memper-tahankan usia pakai bangunan pemeriksaan yang berdasar pada lihat,
gedung SLTA di Kota Balikpapan. 3) Untuk rasakan, dengarkan dan penyetelan minor
mengetahui pengaruh pemeliharaan pada selang waktu yang telah ditentukan serta
komponen arsitektur, komponen struktur dan penggantian komponen minor yang
komponen utilitas secara simultan terhadap ditemukan perlu diganti pada saat peme-
kualitas pemeliharaan guna memper-tahankan riksaan. b) Pemeliharaan korektif yaitu
usia pakai bangunan gedung SLTA di Kota pemeli-haraan yang meliputi reparasi minor,
Balikpapan. terutama untuk rencana jangka pendek yang
Untuk membatasi analisis penelitian mungkin timbul di antaranya yaitu melakukan
terhadap permasalahan yang ada, maka pemeri-ksaan, juga perbaikan total yakni suatu
dilaku-kan pembatasan masalah yaitu: 1) perluasan yang direncanakan dalam rincian
Penelitian ini dilakukan terbatas pada persepsi untuk jangka panjang sebagai hasil
pihak pengelola dan pihak pengguna pemeriksaaan pencegah-an. 2) Pemeliharaan

10
JURNAL SAINS TERAPAN NO. 1 VOL. 1 JUNI ISSN : 2406-8810

Tak Terencana (unplanned maintenance). Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang


Yaitu pemeliharaan darurat sebagai bangunan ge-dung, meliputi: 1) Keselamatan:
pemeliharaan di mana perlu dengan segera di Struktur Bangunan Gedung, Pengamanan
laksanakan tindakan untuk mencegah akibat terhadap bahaya kebakaran, Jalur
yang lebih serius, misal nya kerusakan besar penyelamatan, Sistem penangkal petir,
pada komponen atau peralatan atau untuk Instalasi listrik, Instalasi gas pembakaran. 2)
alasan keselamatan kerja. (gambar 1). Kesehatan: Ventilasi dan pengkondisian
Tujuan dari pemeliharaan bangunan udara, cahaya, sanitasi dan bahan bangunan.
ge-dung adalah untuk menjaga keandalan
bangunan gedung. Undang-Undang Republik

1. Kebijakan dan Strategi Pemeliharaan 2. Perencanaan Strategi tentang


Pemeliharaan
Kebijakan Standar Strategi
Mengembangkan
Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan
Perencanaan

5. Pelaporan 4. Kinerja 3. Pelaksanaan Pemeliharaan


P Pemeliharaan Pemeliharaan
E Penilaian Perencanaan
M Kondisi Pemeliharaan
E
R Pelaporan Monitoring dan
I Sistem & info Anggaran
Resmi Peninjauan
N pemeliharaan Biaya
Menyeluruh
T
A Layanan Program
H Pemeliharaan Kerja

Gambar 1: Proses manajemen pemeliharaan


Sumber: maintenance management framework, 2003

3) Kenyamanan: Kenyamanan ruang Bangunan Gedung, menjelaskan struktur


gerak dan hubungan antar ruang, Kondisi organisasi pemeliharaan dan perawatan
udara dalam ruang, Pandangan, Tingkat bangun-an gedung adalah sebagai berikut: 1)
getaran, Tingkat kebisingan. 4) Kemudahan: Manajer Bangunan (building manager).
Kemudahan hubungan ke, dari dan di dalam Meng-koordinir pekerjaan Kepala
bangunan ge-dung, Kelengkapan prasarana Departemen Teknik (chief engineering),
dalam peman-faatan bangunan gedung. Kepala Departemen Tata Grha (chief
Sedangkan Antony Corder, 1996. housekeeping), Kepala Departemen Admi-
menyebutkan tujuan dari pemeli-haraan nistrasi & Keuangan, dan Layanan
gedung adalah: Untuk memperpanjang usia Pelanggan (chief finance & administration
kegunaan aset yang setiap bagian dari suatu dan chief cus-tomer care). 2) Kepala
tempat kerja, bangunan dan isinya. Hal ini Departemen Teknik (chief engineering). 3)
terutama penting di negara berkembang Kepala Depar-temen Tata Grha (chief
karena kurangnya sumber daya. Lingkup housekeeping). 4) Kepala Depar-temen
pemeliharaan bangunan gedung (Permen PU Administrasi dan Keuangan (chief finance &
Nomor 24 Tahun 2008), adalah: Arsitektural, administration). 5) Penyelia Teknik
Struktural, Meka-nikal, Elektrikal, Tata (engineer-ing supervisor). 6). Penyelia Tata
Ruang Luar, Tata Grha (housekeeping). Grha (house keeping supervisor). 7) Pekerja
Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan plambing (fitter). 8) Montir (mechanic). 9)
Elektrikal (electrician).

11
JURNAL SAINS TERAPAN NO. 1 VOL. 1 JUNI ISSN : 2406-8810

Kualitas pelayanan pemeliharaan adalah 2. Metode Penelitian


kemampuan organisasi untuk memenuhi atau
mengatasi harapan penlanggan atau Populasi yang digunakan dalam
pengguna yang diterjemahkan sebagai peneli-tian ini adalah Sekolah Lanjutan
keinginan dan ke-hendak pelanggan Tingkat Atas (SLTA) di Kota Balikpapan
(Zeaithaml, 1990 dalam Azizah, 2008) yang berjumlah 15 (tujuh belas) sekolah.
dalam bukunya Delivaring Qua-lity Service, Namun SMA Negeri 9 tidak disertakan
Balancing Customer Perpections and sabagai populasi karena SMA Negeri 9
Expectations terdapat lima dimensi yang belum memiliki gedung sendiri. Untuk
menjadi acuan pengukuran kualitas layanan populasi jumlah guru, pegawai, komite
pemeliharaan: 1) Tangibles yaitu aspek yang sekolah dan Pengurus inti OSIS (ketua,
terlihat secara fisik penyedia jasa misalnya wakil ketua, sekretaris, bendahara,
gedung pada komponen interior dan perwakilan kelas X, XI, XII) disajikan pada
eksterior, fasilitas, peralatan, dan penampilan Tabel berikut:
fisik dari personil pemberi layanan. 2)
Reliability yaitu kemampuan untuk memiliki Tabel 2: Jumlah Guru, Pegawai, Komite, Pengurus
performa yang dapat diandalkan dan akurat. OSIS SLTA di Kota Balikpapan
Kehandalan merupakan kemampuan dari NO
NAMA
SEKOLAH
GU
RU
PEGA
WAI
KOMITE
SEKOLAH
SIS
WA
TO
TAL
penyedia jasa untuk mem-berikan service 1. SMA Negeri 1 64 9 5 7 85
yang telah dijanjikan secara akurat, dapat 2. SMA Negeri 2 46 5 5 7 63
dipercaya dan dapat diandalkan. Dengan kata 3. SMA Negeri 3 41 5 5 7 58
lain, kehandalan berarti sejauh mana 4. SMA Negeri 4 53 4 5 7 69
penyedia jasa mampu memberikan apa yang 5. SMA Negeri 5 43 5 5 7 60
telah dijanjikan kepada konsumen. 3) 6. SMA Negeri 6 32 4 5 7 48
Responsiveness yaitu kemauan, kesediaaan 7. SMA Negeri 7 27 5 5 7 44
untuk merespon keinginan atau kebutuhan 8. SMA Negeri 8 17 4 5 7 33

akan bantuan dari pelanggan serta pelayanan 9. MA Negeri 1 28 4 5 7 44


10. SMK Negeri 1 109 5 5 7 126
yang cepat. Hal ini merupakan kesediaan
11. SMK Negeri 2 58 5 5 7 75
penyedia jasa terutama pegawainya untuk
12. SMK Negeri 3 58 7 5 7 77
membantu konsumen serta memberikan 13. SMK Negeri 4 46 4 5 7 62
pelayanan yang tepat sesuai kebutuhan 14. SMK Negeri 5 32 4 5 7 48
konsumen. Dimensi ini lebih menekankan Jumlah 654 70 70 98 892
pada sikap dari penyedia jasa yang penuh
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Balikpapan 2009
perhatian, cepat, dan tepat dalam melayani
permintaan, keluhan dan masalah yang Untuk keperluan pengambilan data, yang
dihadapi konsuman. 4) Assurance yaitu dijadikan populasi berjumlah 892 orang
kemam-puan pada personil untuk ditambah dengan 6 orang pengawas SMA, 1
menimbulkan rasa percaya dan aman serta orang pengawas MAN, dan 4 orang
menyakinkan kepada pelanggan. Jaminan pengawas SMK. Sehingga populasi
atau assurance yaitu suatu dimensi yang seluruhnya berjumlah 892 + 6 + 1 + 4 = 903
menekankan kemampuan penyedia jasa orang.
untuk membangkitkan rasa percaya dan Teknik pengambilan sampel dalam
keyakinan diri konsumen bahwa pihak pene-litian ini menggunakan proportionate
penyedia jasa terutama pegawainya mampu stratified random sampling. Menurut
memenuhi kebutuhan konsumennya. 5) Riduwan (2008) pro-portionate stratified
Empathy yaitu ke-mampuan personil untuk random sampling ialah pengambilan sampel
peduli dan memper-hatikan pada setiap dari anggota populasi secara acak dan
pelanggan, yaitu merupakan kemampuan berstrata secara proporsional, dengan
penyedia jasa dalam memperla-kukan pertimbangan populasinya heterogen (tidak
pelanggan sebagai individu yang spesial. sejenis). Penentuan besar sampel diambil

12
JURNAL SAINS TERAPAN NO. 1 VOL. 1 JUNI ISSN : 2406-8810

dengan menggunakan rumus dari Taro Tabel 4: Penyebaran Sampel pada Sekolah
Yamane (Riduwan, 2008): NO
NAMA KEP GU
PE
GA
KOMITE
SEKO
SIS TO
SEKOLAH SEK RU WA TAL
Dari rumus pengambilan sampel Taro WAI LAH
1. SMA Negeri 1 1 4 1 1 1 8
Yamane (Riduwan, 2008) diperoleh jumlah
2. SMA Negeri 2 1 3 1 1 1 7
sampel dengan nilai presisi 90% atau d = 3. SMA Negeri 3 1 3 1 1 1 7
10% sebesar = 90,03 orang. Dalam 4. SMA Negeri 4 1 3 1 1 1 7
penelitian ini sampel diambil sebesar 100 5. SMA Negeri 5 1 3 1 1 1 7
orang lebih besar dari jumlah sampel 6. SMA Negeri 6 1 2 1 1 1 6
7. SMA Negeri 7 1 2 1 1 1 6
minimal. 8. SMA Negeri 8 1 1 1 1 1 5
Untuk penyebaran sampel digunakan 9. MA Negeri 1 1 2 1 1 1 6
metode Random Bertingkat (Stratified 10. SMK Negeri 1 1 7 1 1 1 11
Random Sampling) Disproporsional. 11. SMK Negeri 2 1 3 1 1 1 7
Menurut Riduwan (2006) Random 12. SMK Negeri 3 1 3 1 1 1 7
13. SMK Negeri 4 1 3 1 1 1 7
Bertingkat Disproporsional di lakukan 14. SMK Negeri 5 1 2 1 1 1 6
dengan menyeleksi setiap unit sampling Jumlah 14 41 14 14 14 97
dengan ukuran yang tidak proposional
terhadap ukuran unit sampling karena untuk Jenis penelitian ini adalah survay
kepentingan pertimbangan analisis dan dengan metode yang digunakan deskirptif
kesesuaian. Cara ini dilakukan karena analitis. Peneliti melakukan studi langsung
apabila diterapkan proporsi yang sebenarnya kelapangan untuk melakukan pengamatan
maka akan terjadi penge-lompokan sejumlah terhadap obyek yang dianalisa, dengan metode
sampel pada unit sampel tertentu dan unit sebagai berikut: 1) Dokumentasi. 2)
sampel yang lain tidak mendapatkan bagian Wawancara dan Survey. 3) kuisioner.
(Tabel 3 kolom 4) oleh karena itu sampel Pengumpulan data yang dimaksudkan
ditentukan berdasarkan kesesuaian adalah pengumpulan data hasil investigasi
(disproporsional) seperti yang tertera pada lapangan yang berasal dari jawaban masukan
Tabel 3 kolom 5. balik kuesioner yang telah diedarkan kepada
Tabel 3: Penyebaran sampel
responden dan data lapangan dari dokumentasi
pendukung hasil survay dan wawancara.
SAMPEL SAMPEL
POPU PROPOR DISPRO Data yang terkumpul sesuai variabel
NO OBYEK
LASI SIONAL PORSIONAL dan indikator penelitian, kemudian diolah dan
(ORANG) (ORANG)
Kepala
dianalisa untuk mendapatkan faktor yang
Sekolah/Wa berpengaruhnya terhadap kualitas
1. 14 1.55 14
kil Sarana pemeliharaan guna memperta-hankan usia
Prasarana
pakai bangunan gedung SLTA di
2. Guru 640 70.84 41
Balikpapan.
3. Pegawai 70 7.75 14 Skala pengukuran yang digunakan
4.
Komite
70 7.75 14 dalam penelitian ini adalah Skala Likert
Sekolah
dengan lima angka yaitu 5, 4, 3, 2, 1. Semua
5. Siswa 98 10.85 14
responden diminta untuk menjawab semua
Pengawas
6.
Sekolah
11 1.26 3 item pertanyaan, setelah kuesioner
Jumlah 903 100 100
terkumpul maka dilakukan pemberian skor
untuk setiap item jawaban. Selangkapnya
sebagai berikut: Sangat Setuju (SS) = 5,
Sehingga dikeperlukan sampel untuk Setuju (S) = 4, Cukup Setuju (CS) = 3, Kurang
masing-masing sekolah adalah sebagai Setuju (KS) = 2, Tidak Setuju (TS) = 1.
berikut: Variabel yang dianalisis dalam
penelitian ini dibedakan menjadi variabel
bebas (inde-penden) dan variabel terikat
(dependen). 1) Variabel bebas (X)
merupakan variabel yang mempengaruhi

13
JURNAL SAINS TERAPAN NO. 1 VOL. 1 JUNI ISSN : 2406-8810

atau yang menjadi sebab perubahannya atau dikembang-kan sebagai metode untuk
timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2008). mempelajari pengaruh (efek) secara
Variabel bebas yang akan mempengaruhi langsung dan tidak langsung dari variabel
variabel terikat terdiri dari: a) Variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis ini
Komponen Arsitektur (X1). b) Variabel merupakan salah satu pilihan dalam rangka
Komponen Struktur (X1). c) Variabel mempelajari ketergantungan sejumlah
Komponen Utilitas (X1). 2) Variabel terikat variabel di dalam model, analisis ini diguna-
(Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau kan untuk menelaah hubungan antara model
yang menjadi akibat karena adanya variabel kausal yang telah dirumuskan peneliti atas
bebas (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian dasar pertimbangan teoritis dan pengetahuan
ini variabel terikat (dependen) adalah tertentu. Hubungan kausal selain didasarkan
kualitas pemeliharaan bangunan gedung pada data, juga didasarkan pada
SLTA dengan menggunakan pendekatan pengetahuan, perumusan hipotesis dan
lima dimensi pendapat Zeaithaml, 1990 analisis logis secara kausal serta untuk
dalam Azizah, 2008. menafsirkan pola hubungan tersebut.
Untuk menghindari perbedaan Analisis jalur bukanlah untuk
inter-pretasi atas istilah serta variabel yang menemu-kan penyebabnya, melainkan suatu
digunakan dalam penelitian ini, maka perlu metode untuk menelaah hubungan antar
dikemukakan definisi operasional sebagai variabel pada model kausal yang telah
berikut: a) Peme-liharaan komponen dirumuskan peneliti atas dasar pertimbangan
arsitektur (X1) adalah peme-liharaan teoritis dan pengetahuan tertentu. Analisis
komponen fisik bangunan yang terdiri dari: Jalur merupakan pengembangan dari analisis
atap, dinding, lantai, pintu dan jendela, regresi, sehingga analisis regresi dapat
plafond, dan jadwal serta intensitas pemeli- dikatakan sebagai bentuk khusus dari
haraannya. Pada variabel ini yang analisis jalur. Analisis jalur digunakan untuk
optimalkan adalah estetika visual dan melukiskan dan menguji model hubungan
dampak kenyamanan yang di akibatkkan. b) antar variabel yang berbentuk sebab akibat
Pemeliharaan komponen struktur (X2) adalah (Bachrudin Achmad dan Tobing L. Harapan,
merupakan pemeliharaan komponen bangun- 2003) dengan tujuan untuk menentukan
an terkait dengan kekokohan dan kestabilan pengaruh langsung dan tidak langsung antara
struktur bangunan, sehingga aman dan stabil sejumlah variabel bebas terhadap variabel
terhadap semua beban bangunan yang ada. terikat.
Variabel ini terdiri dari: pondasi, kolom,
balok dan jadwal serta intensitas pemeliha- 3. Hasil dan Pembahasan
raannya. c) Pemeliharaan komponen utilitas
(X3) adalah pemeliharaan komponen Hasil survey dan kuisioner
penunjang dalam maupun luar bangunan menunjukkan bahwa bangunan gedung
yang terdiri dari: elektrikal dan penerangan, SLTA di Balikpapan rata-rata sudah berusia
instalasi air bersih, instalasi air kotor, di atas 10 tahun, dan manajemen
fasilitas pemadam kebakaran, Jaringan Air pemeliharaan gedung yang telah dan sedang
Conditioner (AC), fasilitas komu-nikasi, diterapkan oleh manajemen sekolah secara
jaringan komputer, dan jadwal serta garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3
intensitas pemeliharaannya. d) Kualitas model pemeliharaan:
peme-liharaan (Y) adalah hasil akhir dari
obyek pemeliharaan komponen bangunan
yang terdiri dari tiga komponen seperti
tersebut di atas yang ditinjau menggunakan
prinsip lima dimensi (Zeaithaml, 1990 dalam
Azizah, 2008).
Metode pengolahan data menggunakan
Analisis Jalur (path analysis) yang

14
JURNAL SAINS TERAPAN NO. 1 VOL. 1 JUNI ISSN : 2406-8810

a. Manajemen Pemeliharaan Gedung Model I Rencana pemeliharan di usulkan secara


tertulias oleh kepala satuan kerja kepada
KEPALA SEKOLAH
Keepala Sekolah, dan disetujui oleh Kepala
WAKA SARANA DAN
Sekolah, dilaksanakan oleh kepala satuan
PRASARANA kerja.

PENGADAAN & PERAWATAN & TATA GRA


Dari hasil analisis deskriptif dapat
INVENTARIS PERBAIKAN DAN PLH disim-pulkan bahwa komponen pemeliharaan
gedung SLTA di Kota Balikpapan yang paling
STAF STAF STAF
ber-pengaruh terhadap kualitas pemeliharaan
Gambar 2: Struktur organisasi pemeliharaan gedung model I
bangunan gedung berturut-turut adalah
Komponen Arsitektur (X1) sebesar 94.40%
Rencana pemeliharaan di sulkan tingkat pengaruh sangat kuat, Komponen
secara tertulias oleh kepala satuan kerja Utilitas (X3) sebesar 85.60% tingkat pengaruh
kepada Kepala Sekolah melewati Waka sangat kuat, dan Komponen Struktur (X2)
Sarana Prasarana, disetujui oleh manajemen sebesar 85.20% tingkat pengaruh sangat kuat.
sekolah dan di laksanakan oleh Waka Sarana Selengkapnya lihat tabel berikut:
Prasarana.
Tabel 5: Ranking Tingkat Pengaruh Variabel Bebas
b. Manajemen Pemeliharaan Gedung Model II (X) Terhadap Variabel Terikat (Y)

KEPALA SEKOLAH Ran Nilai TP Tingkat


Variabel
king (%) Pengaruh
Pemeliharaan
WAKA SARANA DAN Sangat
1 Komponen Arsitektur 94.40%
PRASARANA Kuat
(X1)
Pemeliharaan Sangat
2 85.60%
PENGADAAN PENERIMAAN DISTRIBUSI PERAWATAN
Komponen Utilitas (X3) Kuat
Pemeliharaan
Sangat
3 Komponen Struktur 85.20%
Kuat
STAF STAF STAF STAF (X2)

Gambar 3: Struktur organisasi pemeliharaan gedung model II


Dalam penelitian ini analisis jalur
diper-gunakan untuk mengetahui pengaruh
Recana pemeliharaan di usulkan secara langsung dan tidak langsung variabel bebas
tertulis oleh kepala satuan kerja kepada pemeliharaan komponen arsitektur (X1),
melewati Waka Sarana Prasarana, disetujui komponen struktur (X2), dan komponen
oleh mana-jemen sekolah dan dilaksnakan utilitas (X3) terhadap kualitas pemeliharaan
oleh satuan kerja. bangunan gedung SLTA di Kota Balikpapan
(Y).
c. Manajemen Pemeliharaan Gedung Model III Dari analisis jalur diperoleh koefisien
\ KEPALA SEKOLAH
X1, X2, dan X3 sebagai berikut:
Y = 0.556 X1 + 0.339 X2 + 0.783 X3
WAKA SARANA DAN
PRASARANA  Y dipengaruhi 0.556 X1
(Pemeliharaan Komponen Arsitektur)
PENDAMPING
 Y dipengaruhi 0.339 X2
(Pemeliharaan Komponen Struktur)
ANGGOTA ANGGOTA  Y dipengaruhi 0.783 X3
(Pemeliharaan Komponen Utilitas)
Gambar 4: Struktur organisasi pemeliharaan gedung model III

15
JURNAL SAINS TERAPAN NO. 1 VOL. 1 JUNI ISSN : 2406-8810

Hasil korelasi antar variabel bebas adalah: 4. Kesimpulan dan Saran


Tabel 6: Matrix Korelasi antar Variabel Bebas (R123)
Berdasarkan hasil penelitian dan pemba-
X1 X2 X3 Y
hasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
X1 1 .222 -.008 .625
.222 1 -.216 .293
berikut: 1) Manajemen pemeliharaan ge-dung
X2
X3 -.008 -.216 1 .705
SLTA yang terdapat di Balikpapan pada saat
Y .625 .293 .705 1 ini dapat di kelompokkan menjadi 3 model,
yaitu: a) Model I. Rencana pemeliharaan di
Dengan faktor Sisaan ε (residual): ρYε = usulkan secara tertulis oleh Kepala Satuan
0.039, Sehingga dari hasil analisis tersebut Kerja kepada Kepala Sekolah melewati Waka
diagram jalur dan nilai koefisiennya sebagai Sarana Prasarana, disetujui oleh Manajemem
berikut: Sekolah dan dilak-sanakan oleh Waka Sarana
Prasarana. b) Model II. Rencana pemeliharaan
di usulkan secara tertulis oleh Kepala Satuan
Kerja kepada Kepala Sekolah melewati Waka
X1 Sarana Prasarana, disetujui oleh Manajemen
Sekolah dan dilaksanakan oleh Satuan Kerja.
c) Moedl III. Rencana pemeliharaan diusul-
R12= 0.222 PY1= 0.556 kan secara tertulis oleh Kepala Satuan Kerja
langsung kepada Kepala Sekolah, disetujui
X2
PY2= 0.339 oleh Kepala Sekolah dan dilaksanakan oleh
R13= 0.008 Y
Satuan Kerja. Dari ketiga model tersebut, hasil
survey menunjukkan bahwa model I tampilan
PYε= 0.039
R23= 0.216 PY3= 0.783
gedung secara visual lebih baik dibandingkan
ε model lainnya. 2) Besarnya pengaruh
pemeliharaan komponen bangunan gedung
X3 SLTA di Balikpapan secara parsial secara
analisis deskriptif adalah sebagai berikut: a)
Gambar 5: Diagram jalur
Pemeliharaan Komponen Arsitektur secara
Sehingga persamaan jalurnya menjadi: parsial memberikan pengaruh terhadap
Kualitas Pemeliharaan Bangunan Gedung
Y = 0.556 X1 + 0.339 X2 + 0.783 X3 + 0.039 terbesar pertama yaitu sebesar 94.40% dengan
ε tingkat pengaruh sangat kuat. b) Pemeliharaan
Komponen Utilitas secara parsial memberikan
Penjumlahan angka koefisien jalur sebesar pengaruh terhadap Kualitas Pemeliharaan
1.717. setelah jumlah persamaannya dibuat = Gedung terbesar kedua yaitu sebesar 85.60%
1 (satu), diperoleh koefesien akhir sebagai dengan tingkat pengaruh sangat kuat. c)
berikut: Pemeliharaan Komponen Struktur secara
parsial memberikan pengaruh ter-hadap
Tabel 7: Koefisien Jalur Variabel X1, X2, X3 secara Kualitas Pemeliharaan Bangunan Gedung
simultan terhadap variabel Y setelah terbesar ketiga yaitu sebesar 85.20% dengan
dilakukan koreksi atas persamaan jalur
tingkat pengaruh sangat kuat. 3) Besarnya
Koefisi- Kontribusi
Kontribusi
Kriteria pengaruh pemeliharaan komponen bangunan
Variabel Secara
en Jalur Langsung
Simultan
Pengaruh gedung SLTA di Balikpapan secara simultan
X1 .324 32.40% - Rendah menggunakan analisis Jalur (Path Analysys)
X2 .197 19.73% -
Sangat terhadap kualitas pemeliharaan bangunan
Rendah
Cukup gedung adalah sebagai berikut: Secara
X3 .456 45.60% -
Kuat simultan pemeli-haraan komponen asritektur
Sangat
‘ε .0023 2.27% -
Rendah (X1), komponen struktur (X2), dan
X1, X2, X3 - - 97.73%
Sangat komponen utilitas (X3) dengan nilai
Kuat
koefisien total sebesar 97.73%, dengan nilai

16
JURNAL SAINS TERAPAN NO. 1 VOL. 1 JUNI ISSN : 2406-8810

ρ terbesar adalah Sig. 0.03<0.05 dan kriteria New York: Prentice-Hall Inc. Englewood
tingkat pengaruh sangat kuat, berarti ber- Cliffs.
pengaruh dan signifikan terhadap kualitas Hinggins Lindley, R.P.E. 2002. Maintenance
peme-liharaan gedung SLTA di Balikpapan. Engineering Handbooks, New York.
Saran. Berdasarkan temuan hasil penelitian Mc.Draw-Hill Standard Handbook.
ini maka dikemukakan saran-saran sebagai Horner. R.M.W. 1997. Building
berikut: 1) Manajemen pemeliharaan gedung Maintenance Strategy : A New Management
model I secara tampilan visual bangunan Approach. Dundee – Scotland.
gedung hasilnya lebih baik dibandingkan Hudson W. Ronald. 1997. Infrastructure
dengan model lainnya. Untuk itu manajemen Mana-gement, New York: Mc. Graw-Hill.
sekolah di Balikpapan pada umumnya dan Kepmen Kimpraswil. Nomor 332 Tahun
manajemen sekolah SLTA khu-susnya dapat 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
merujuk model I untuk dijadikan acuan dan Bangunan Gedung Negara, PT. Media-tama
referensi guna meningkatkan kualitas Saptakarya. Jakarta.
pemeliharaan gedung sekolah. 2) Kepada Kodoatie, J, Robert. 2005. Pengantar
para peneliti untuk melakukan penelitian Manaje-men Infrastruktur, Pustaka Pelajar.
lanjutan guna mengkaji dan menggali lebih Yogyakarta.
dalam mengenai kualitas pemeliharaan Maintenance Management System, Technical
gedung sekolah di Balikpapan secara Informatian Document, dsp-psd. pwgsc. gc.ca.
menyeluruh, supaya populasi penelitian 12 Pebruari 2008.
ditingkatkan mencangkup SD, SLTP, SLTA Mann Lawrence, Jr. 1985. Maintenance
dan menambahkan variabel yang belum di Management, Third Printing Lexing-tonBooks.
Toronto.
bahas dalam penelitian ini.
Marsudi Joyowiyono. 1995. Perawaratan
Bangunan Gedung di Indonesia, PT. Ideco
5. Daftar Pustaka Utama. Jakarta.
Miles Derek. 2000. Building Maintenance; A
Achmad Bacrudin, L. Tobing. 2003. Analisis Management Manual, Intermadiate Technology
Data untuk Penelitian Survai dengan Publications. London.
menggunakan Lisrel 8, Jurusan Statistka- NASA. 2003. The NASA Deffered Maintenance
Unpad. Bandung. Parametric estimating Guide, Version 2,
Azizah Abdul Rahman, Rose Alinda Alias. California. USA.
Servqual Dalam Penelitian Kualitatif Se-rvis Riduan. 2007. Metode dan Teknik Menyusun
sistem Maklumat, University Tech-nologi Tesis, CV. Alfabeta. Bandung.
Riduwan, Drs. MBA, Kuncoro Engkus Achmad,
Malaysia, 81310 Skundai. Johor.
Dr. SE, MM. 2008. Cara Menggunakan dan
Bungin Burhan. 2004. Metodologi Penelitian Memakai Analisis Jalur (Path Analysis).
Kuantitatif, Fajar Interpratama Offset. Alfabeta. Bandung.
Jakarta. Santoso. B dan Ashari. 2005. Analisis Statistik
Corder Antony, Kusnul Hadi. 1996. Teknik dengan Microsoft Excel dan SPSS, Penerbit
Manajemen Pemiliharaan, Cetakan III. Andi. Yogyakarta.
Erlangga Jakarta. Santoso, Singgih. 2009. Menguasai Statistik
Departemenf Public Work. 2001. dengan SPSS 17. Elex Media Kompu-tindo.
Maintenance Management Framework. Jakarta.
Australia. Satriono dan Rita H. 2007. Filsafat Ilmu dan
Friady Wahyu, 2009. Faktor-faktor yang Metodologi Penelitian, Penerbit Andi. Jakarta.
Sedayu Agung, 2009. Manajemen Pemeli-
Mem-pengaruhi Keterlambatan Proyek Kon-
haraan Infrastruktur dalam Pengelo-laan GOR
struksi, Jurnal Program Studi Teknik Sipil Ken Arok Malang, Jurnal Program Studi Teknik
Pascasarjana Universitas Brawi-jaya. Sipil Pascasar-jana Universitas Brawijaya.
Malang. Malang.
Heintzelman, E. John. 1976. The Complete Siregar D. Doli. 2004. Manajemen Aset, PT.
Handbooks of Maintenance Manage-ment, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

17
JURNAL SAINS TERAPAN NO. 1 VOL. 1 JUNI ISSN : 2406-8810

Solimun. 2002. Structural Equation Modeling Wardjoyo Djoko. 2008. Analisa “Overruns”
Lisrel dan Amos, Penerbit Universitas Negeri Biaya Perubahan Pelaksanaan Peker-jaan
Malang. Malang. Proyek Rehabilitasi Gedung P4TK/ VEDC
Sugiyono, Prof. Dr. 2009. Statistika untuk Malang, Jurnal Program Studi Teknik Sipil
Penelitian.Alfabeta. Bandung Pascasarjana Universitas Brawijaya. Malang.
Suharjo, Bambang. 2008. Analisis Regresi ........, Peraturan Menteri Pendidikan Nasio nal
Terapan dengan SPSS, Graha Ilmu. Yogyakarta. Nomor 19 Tahun 2003 tentang Standar
Supangat Andi. 2007. Statistika Dalam Kajian Nasional Pendidikan.
Deskruptif Inferensi, dan Nonparame-trik, ........, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Prenada Media Grup. Jakarta. Nomor 20 Tahun 2006 tentang Pedoman
Tanggoro, Dwi. 2000. Utilitas Bangunan. Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
Jakarta. Universitas Indonesia Press ........, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
The REMR. 1996. Condition Index : Condi-tion Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pedoman
Assessment for Mainte-nance, REMR, Technical Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan
Note, OM-Ci-1.2. Gedung.
US Department of Education. 2003. Planning ........, Undang – Undang Republik Indonesia
Guide for Maintaining School Facilities, Nomor 28 Tahun 2002 tentang
National Center for Educa-tion Statistics Institute Bangunan Gedung.
of Education Sciences. Washington.DC. ........, Undang - Unadng Republik Indonesia
Wahyono, Teguh. 2009. Model Analisis Statistik Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
dengan SPSS 17. Elex Media Kompu-tindo. Pendidikan Nasional.
Jakarta. http://www.kompas.com/2009/11/19
http://www.mediaindonesia.com/2008/11/20
http://www.tempointeraktif.com/2008/05

18

You might also like