You are on page 1of 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG

PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI


BURSA EFEK INDONESIA
Fanly Yolanda1
Sistya Rachmawati2*
1,2
Universitas Trisakti, Indonesia
1
fanly_yolandaa@yahoo.com
2
sistya@gmail.com

ABSTRACT
The research aims to find out how to influence the company size, auditor’s reputation,
auditor’s opinion, profit or loss company, and the length company have been a client to
public accountant office on the audit report lag. This research sample consisted of 33 mining
companies listed in Indonesia Stock Exchange period 2012-2016 have been selected using a
purposive sampling. This research uses multiple regression analysis method. The analytical
tool used for hypothesis testing is SPSS 20. The results of this research show that company
size have a positive influence on the audit report lag. Auditor’s reputation and auditor’s
opinion does not have negative influence on audit report lag. Profit or loss company and the
length company have been a client to public accountant office does not have positive
influence on audit report lag.

Keywords : audit report lag, company size, auditor’s reputation, auditor’s opinion, profit or
loss company, and the length company have been a client to public accountant

JEL Classification: M42

Submission Date: Oktober 2017 Accepted Date: Maret 2018


______________________________________________________________________
*Corresponding author: Sistya Rachmawati. Email: sistyar@gmail.com

I PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai
media untuk berkomunikasi dengan penggunanya, baik bagi pihak internal perusahaan
maupun pihak eksternal. Demi melindungi kepentingan para penggunanya, maka
dikeluarkannya aturan oleh Bapepam yang sekarang dikenal dengan nama Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) mengenai batas waktu pelaporan keuangan perusahaan, yakni Peraturan
Bapepam No.X.K.2 mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Dalam
peraturan tersebut disebutkan bahwa Bapepam mewajibkan setiap perusahaan publik yang
terdaftar di Pasar Modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai
dengan laporan auditor independen kepada Bapepam selambat-lambatnya akhir bulan ketiga
setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan tersebut juga harus memenuhi
empat karakteristik kualitaitf yang membuat laporan keuangan berguna bagi pemakainya,
yaitu mudah dipahami, relevan, keandalan dan dapat dibandingkan sehingga dapat memenuhi
tujuannya.
Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan auditan merupakan suatu hal yang
sangat penting terutama bagi setiap perusahaan publik yang menjadikan pasar modal sebagai
salah satu sumber pendanaan. Akan tetapi, dibutuhkan waktu yang cukup bagi auditor untuk
dapat mengumpulkan bukti-bukti kompeten yang dapat mendukung opininya. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti terbatasnya jumlah karyawan yang akan
melakukan audit, banyaknya transaksi yang harus diaudit, kerumitan dari transaksi, dan
pengendalian intern yang kurang baik (Petronila, 2007). Lamanya waktu penyelesaian audit
dapat dilihat dari perbedaan tanggal berakhirnya tahun fiskal (tanggal laporan keuangan)
hingga diterbitkannya laporan keuangan auditan (tanggal opini). Lamanya waktu tersebut
disebut sebagai audit report lag. Menurut Ashton dalam Suryanto (2016) audit report lag
adalah jangka waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, yakni sejak
berakhirnya tahun fiskal perusahaan sampai dengan tanggal penandatanganan laporan audit.
Keterlambatan penerbitan laporan keuangan auditan akan berdampak pada
ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi yang nantinya sangat merugikan
investor karena mampu meningkatkan asimetri informasi di pasar dan memunculkan rumor
yang membuat pasar menjadi tidak pasti. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan
faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya audit report lag sehingga perusahaan
diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya audit report lag pada laporan keuangannya secara
khusus bagi perusahaan pertambangan dimana saham pada sektor pertambangan merupakan
sektor yang cukup liquid dan menjadi primadona bagi para investor. Oleh karena itu,
informasi keuangan perusahaan pertambangan yang tepat waktu dan akurat menjadi semakin
penting dan kebutuhan investor terhadap informasi tersebut menjadi semakin meningkat.
Berdasarkan uraian latar belakang, tujuan dari penelitain ini adalah untuk mengetahui
pengaruh : 1) ukuran perusahaan terhadap audit report lag 2) reputasi KAP terhadap audit
report lag 3) opini audit terhadap audit report lag 4) laba atau rugi perusahaan terhadap audit
report lag 5) pengaruh lamanya perusahaan menjadi klien KAP terhadap audit report lag

II. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Agensi
Teori agensi merupakan dasar teori yang digunakan perusahaan dalam menjalankan
praktik bisnis. Dalam teori ini, dijelaskan hubungan antara auditor independen (agent)
dengan manajemen (principal). Menurut Jensen dan Meckling (1976), di dalam hubungan
keagenan terdapat suatu kontak dimana satu orang atau lebih (principal) memerintah orang
lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dengan member masukan untuk
membuat keputusan yang terbaik bagi principal.
Jika dikaitkan dengan audit report lag, maka perusahaan dapat meminta auditor untuk
mempercepat proses audit atau memeriksa lebih lanjut item yang diinginkan sehingga dapat
mempengaruhi audit report lag. Sedangkan dari pihak auditor independen, auditor dapat
menilai kinerja manajemen perusahaan serta menilai apakah informasi yang disajikan telah
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Auditor dapat mengetahui kemungkinan besar
kecilnya kecuragan ataupun penyimpangan yang dilakukan oleh manajemen sehingga auditor
dapat memberikan perlakuan yang berbeda.

2. Audit Report Lag


Audit report lag sering disebut Audit Delay dalam beberapa pernilitan, dan
ddefinisikan sebagai selisih waktu antara tanggal laporan keuangan dan tanggal opini audit
yang tercantum dalam laporan keuangan, yang menunjukkan panjangnya waktu proses audit
(Suryanto, 2016).
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) menegaskan bahwa informasi yang terkandung di
dalam laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif, yaitu mudah
dipahami, relevan, keandalan dan dapat dibandingkan agar berguna bagi para pemakainya.
Hal ini sesuai dengan PSAK tahun 2012 pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan paragraf 43 menyatakan bahwa jika terdapat penundaan yang tidak
semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.
Audit report lag mengakibatkan berkurangnya kualitas isi informasi yang terkandung
dalam laporan keuangan sehingga mempengaruhi tingkat ketidakpastian keputusan yang
didasarkan pada informasi yang dipublikasikan.
Menurut Dyer dan McHugh (Dalam Suryanto 2016) terdapat tiga kriteria
keterlambatan pelaporan keuangan antara lain :
1. Preliminary lag adalah interval jumlah hari antara tanggal laporan hingga penerimaan
laporan akhir preliminary oleh bursa.
2. Auditor’s report lag adalah interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
hingga tanggal laporan auditor ditandatangani.
3. Total lag adalah interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan hingga tanggal
penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

B. PENGEMBANGAN HIPOTESIS

1. Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Audit Report Lag


Ukuran perusahaan merupakan salah satu karakteristik perusahaan yang merupakan
faktor penting untuk diteliti dalam berbagai penelitian. Besar kecilnya ukuran perusahaan
dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya adalaha intensitas transaksi perusahaan,
variabilitas serta kompleksitas operasinal dimana hal tersebut tentu berpengaruh terhadap
kecepatan perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan. . Andi (2009) berpendapat bahwa
perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan
perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang
berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurang audit report lag karena
perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan pemerintah
dan lainlain. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam
laporan keuangan. Indriyani dan Supriyati (2012), Turel (2016) dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara ukuran perusahaan dengan audit
report lag. Dari uraian di atas maka hipotesis yang diajukan adalah :
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap audit report lag

2. Reputasi KAP berpengaruh terhadap Audit Report Lag


Menurut Afify (dalam Shukeri dan Nelson, 2011), audit report lag ditentukan oleh
besarnya ukuran auditor karena semakin besar ukuran auditor maka semakin besar pula
motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya secara tepat waktu dalam upaya menjaga
reputasi dan namanya. Perusahaan yang diaudit oleh KAP yang memiliki reputasi baik akan
cenderung memiliki audit report lag yang lebih pendek karena KAP besar dengan reputasi
yang baik memiliki staf auditor dalam jumlah yang besar dan lebih kompeten (Darwin,
2012). Reputasi KAP mencerminkan kualitas jasa audit yang diberikan. Untuk menghasilkan
kualitas audit yang baik, maka auditor harus memiliki kinerja yang baik yakni dengan
memiliki kemampuan untuk mendiagnosa masalah, memperoleh informasi yang relevan
dengan penugasannya, memprediksi masa depan serta melaporkan hasil kerjanya dengan
jujur (Etty, 2007). Jumlah staf yang besar memungkinkan KAP mengatur jadwal audit yang
lebih fleksibel sehingga memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu (Utami,
2006). Selain jumlah staf yang cenderung lebih banyak, KAP big 4 juga memiliki staf yang
lebih kompeten sehingga memungkinkan proses audit yang lebih cepat, karena staf yang
kompeten akan memiliki produktifitas kerja yang tinggi (Jati, n.d). Penelitian yang
membuktikan bahwa reputasi KAP memiliki pengaruh signifikan terhadap audit report lag
yaitu Mohammad-Nor et al (2010), Shukeri & Nelson (2011), dan Walker & Hay (2011).
Dari uraian di atas maka hipotesis yang diajukan adalah :
H2 : Reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap audit report lag

3. Opini Audit berpengaruh terhadap Audit Report Lag


Shukeri dan Nelson (2011) membuktikan bahwa audit report lag yang lebih panjang
dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion. Hal ini
dikarenakan, proses pemberian pendapat tersebut melibatkan negosiasi dengan klien,
konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis, dan perluasan lingkup
audit. Berbeda dengan perusahaan yang memperoleh pendapat unqualified opinion,
perusahaan tersebut akan melaporkan pendapat tepat waktu karena merupakan good news.
Dalam hal ini, opini audit yang baik (unqualified opinion) harus mengemukakan bahwa
laporan keuangan telah diaudit sesuai dengan ketentuan Standar Akuntansi Keuangan serta
tidak ada penyimpangan material yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan.Penelitian Shukeri & Nelson (2011), Turel (2016) membuktikan bahwa opini audit
memiliki pengaruh signifikan terhadap audit report lag. Dari uraian di atas maka hipotesis
yang dapat dirumuskan adalah :
H3 : Opini Auditor berpengaruh negatif terhadap audit report lag

4. Laba atau Rugi Perusahaan berpengaruh terhadap Audit Report Lag


Perusahaan yang memperoleh laba tidak ada alasan untuk menunda penerbitan
laporan keuangan auditan sebab hal tersebut merupakan good news atau prestasi yang dicapai
suatu perusahaan cukup menggembirakan sehingga perusahaan yang mendapatkan laba akan
mengalami audit delay yang lebih pendek. Menurut Carslaw dalam Suryanto (2016) bahwa
terdapat dua alasan mengapa perusahaan yang mengalami rugi memiliki audit report lag
audit report lag yang panjang. Pertama, perusahaan ingin menunda bad news sehingga
perusahaan akan meminta auditor untuk mengatur waktu auditnya lebih lama dibandingkan
biasanya. Kedua, auditor akan lebih berhati-hati selama proses audit jika ia yakin bahwa
kerugian ini mungkin disebabkan karena kecurangan manajemen atau mungkin dikarenakan
kegagalan keuangan perusahaan. Penelitian Suryanto (2016) membuktikan bahwa opini audit
memiliki pengaruh signifikan terhadap audit report lag. Dari uraian di atas maka hipotesis
yang dapat dirumuskan adalah :
H3 : Laba atau Rugi Perusahaan berpengaruh positif terhadap audit report lag

5. Lamanya Perusahaan menjadi Klien KAP berpengaruh terhadap Audit Report


Lag
Menurut Ashton et al dalam Susilawati dan Agustina (2012) menemukan bahwa
semakin lama menjadi klien KAP maka semakin pendek audit report lag. Hal ini disebabkan
karena KAP tidak perlu lagi memahami bisnis, karakteristik perusahaan, sistem pengendalian
internal perusahaan, dan sebagainya. Sebab hal tersebut telah dipelajari oleh KAP yang
bersangkutan di tahun pertama KAP menjadi auditor. Dengan tidak perlu dilakukannya
proses-proses tersebut maka dapat menghemat waktu auditor dalam melakukan auditnya.
Dari uraian di atas maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :
H5 : Lamanya perusahaan menjadi klien KAP berpengaruh negatif terhadap audit
report lag
III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel


Dalam penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan pertambangan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode waktu 2012-2016 dengan situs
www.idx.co.id. Menggunakan 5 tahun priode pengambilan data dilakukan agar memperoleh
hasil yang lebih tepat, dan lebih baik yang dapat menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi audit report lag secara akurat. Penelitian ini menggunakan metode
pengumpulan sampel (sampling method) dengan menggunkan purposive sampling dengan
harapan mendapatkan sasran yang spesifik. Pengambilan sampel yang dialkukan oleh peneliti
berdasarkan kriteria-kriteria:
a. Perusahaan go public yang bergerak pada sektor pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2016.
b. Perusahaan pertambangan yang terdaftar dan tidak dikeluarkan (delisted) sepanjang
2012-2016.
c. Perusahaan pertambangan yang memiliki periode laporan keuangan tahunan per 31
Desember yang diaudit serta dipublikasikan lengkap beserta dengan laporan audit
sepanjang tahun 2012-2016.
d. Perusahaan memiliki data yang lengkap untuk penelitian, seperti tanggal pelaporan
auditor, total asset perusahaan, total hutang perusahaan dan laba bersih perusahaan,
serta informasi auditor yang digunakan perusahaan tersebut.

B. Variabel dan Pengukuran


1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dalam
penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah audit report lag. Pengukuran variabel
audit report lag dilakukan dengan cara menghitung rentang waktu (dalam hari) antara tanggal
laporan keuangan dengan tanggal laporan auditor.

2. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variable yang mempengaruhi variabel lainnya.
Variabel independen dalam penelitian ini antara lain :
a. Ukuran perusahaan. Pengukuran terhadap ukuran perusahaan dihitung dengan
mengunakan nilai logaritma dari total asset perusahaan. Penggunaan logaritma ini
bertujuan untuk menghaluskan besarnya angka serta menyamarkan ukuran saat
regresi.
b. Reputasi KAP. Dalam penelitian ini, reputasi KAP diteliti dengan variabel dummy
dimana KAP Big Four diberi nilai 1 dan KAP non Big Four diberi nilai 0.
c. Opini audit. Opini audit yang diberikan dihitung dengan menggunakan dummy
dimana, wajar tanpa pengecualian (nilai dummy 1) dan selain wajar tanpa
pengecualian (nilai dummy 0).
d. Laba atau rugi perusahaan, diproksikan dengan variabel dummy. Jika perusahaan
memperoleh laba maka diberi nilai 1 sebaliknya jika perusahaan memperoleh rugi
maka diberi nilai 0.
e. Lamanya perusahaan menjadi klien KAP diukur dengan menggunakan variabel
dummy. Jika perusahaan telah menjadi klien sebuah KAP yang sama diberi nilai 1
sedangkan bagi perusahaan yang baru saja menjadi klien sebuah KAP diberi nilai 0.
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol bertujuan untuk menjelaskan keberadaan variabel independen
terhadap dependen dan mencegah terjadinya bias pada penelitian, adapun variabel kontrol
dalam penelitian ini :
a. Profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat asset tertentu selama satu tahun yang terdapat dalam
laporan keuangan. Profitabilitas diukur menggunakan rasio Return on Asset (ROA)
dan diperoleh dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total asset.
b. Debt proportion (debt ratio) merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh hutang. Debt proportion diperoleh
dengan membandingkan antara total hutang dengan total aset.

Tabel 1
Variabel dan Pengukuran

Jenis Variabel Indikator Skala


Variabel
Dependen Audit Report ARL = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Rasio
Lag Laporan Keuangan
Independen Ukuran Total Aset Rasio
Perusahaan
Reputasi Dummy variabel dengan menilai, Nominal
KAP KAP big 4 : 1
KAP non big 4 : 0
Opini Audit Dummy variabel dengan menilai, Nominal
Unqualified Opinion : 1
Selain Unqualified Opinion : 0
Laba atau Dummy variabel dengan menilai, Nominal
Rugi Laba : 1
Perusahaan Rugi : 0
Lamanya Dummy variabel dengan menilai, Nominal
Perusahaan Klien sebuah KAP yang sama : 1
menjadi Baru saja menjadi klien sebuah KAP : 0
Klien KAP
Kontrol Profitabilitas Laba bersih setelah pajak dibagi dengan Rasio
total aktiva.
ROA
Laba bersih setelah pajak
= x 100%
Total asset
Debt Total hutang dibagi dengan total aktiva Rasio
Proportion 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝐸𝑃 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

C. Metode Analisis Data


Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan data yang di amati dari
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana memiliki banyak
objek dan pengukuran yang dilakukan dari waktu ke waktu selama lima tahun priode yaitu
priode 2012-2016. Persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini :
ARLAG = ∝0 + 𝛽1 𝑆𝐼𝑍𝐸 + 𝛽2 𝐾𝐴𝑃 + 𝛽3 𝑂𝑃𝐼𝑁𝐼 + 𝛽4 𝐿𝑂𝐺𝐴 + 𝛽5 𝑇𝐼𝑀𝐸 +
𝛽6 𝑃𝑅𝑂𝐹 + 𝛽7 𝐷𝐸𝑃 + 𝜀
Dimana :
ARLAG = Audit Report Lag
α = Konstanta
β1,2,3,4,5,6 = Koefisien Regresi
SIZE = Ukuran Perusahaan
OPINI = Opini Audit
LOGA = Laba atau Rugi Perusahaan
TIME = Lamanya Perusahaan Menjadi Klien KAP
PROF = Profitabilitas
DEP = Debt Proportion
ε = Faktor Penggangu

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis dan menyajikan data kuantitatif
dengan tujuan untuk menggambarkan karakteristik data didalam suatu penelitian. Dari 41
perusahaan pertamngan yang terdaftar di BEIsebanyak 33 perusahaan yang dijadikan sampel
telah memenuhi kriteria penelitian ini. Berikut adalah tabel statistik deskriptif untuk masing-
masing variabel penelitian:
Tabel 2
Pengambilan Sampel dengan Purposive Sampling
No Keterangan Jumlah
Jumlah seluruh perusahaan pertambagan yang terdaftar di Bursa
1. 41
Efek Indonesia selama tahun 2012-2016
2. Perusahaan yang tidak lengkap susuai kriteria penelitian 8
3. Jumlah Perushaan yang memenuhi kriteria sampel 33
4. Jumlah data perusahaan yang diolah (33x5) 165
5. Jumlah data outlier (8)
Jumlah perusahaan yang diteliti tahun 2012-2016 157

B. Uji Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran dan menjelaskan
karakteristik data berupa rata-rata (mean), nilai minimum dan maksimum serta standar
deviasi mengenai suatu data. Mean berguna untuk menggambarkan rata-rata data yang telah
diteliti, nilai minimum dan maksimum digunakan untuk mengetahui nilai terkecil dan
terbesar dari data yang diteliti, sedangkan standar deviasi berguna untuk mengukur
penyebaran dari nilai variabel. Dalam analisis statistik deskriptif objek penelitian ini, peneliti
akan menjabarkan perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata–rata (mean),
standar deviasi. Hasil pengujian statistik deskriptif digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3
Statistik Deskriptif
Std
Variabel N Minimum Maximum Mean
Deviation
SIZE 157 20,980 33,668 27,864 2,566
PROF 157 -0,219 0,290 0,027 0,090
DEP 157 0,007 1,043 0,454 0,228
ARLAG 157 17 173 73,40 19,806
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20
Note :SIZE = Ukuran Perusahaan ; PROF = Profitabilitas ; DEP = Debt Proportion ; ARLAG = Audit Report Lag

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat ukuran perusahaan mempunyai nilai minimum


sebesar 20,980, sedangkan nilai maximum didapatkan 33,668 dan rata-rata sebesar 27,864
dengan standar deviasi sebesar 2,566. Indikasi dari mean variabel Ukuran Perusahaan lebih
besar dari standard deviasi sehingga termasuk homogen, dimana rata-rata ukuran perusahaan
dapat digunakan untuk menjelaskan data secara keseluruhan. Pada variabel opini audit, nilai
minimum sebesar 0, sedangkan nilai maximum didapatkan 1 dan rata-rata sebesar 0,39
dengan standar deviasi sebesar 0,490. Indikasi dari mean variabel Opini audit lebih kecil dari
standard deviasi sehingga termasuk heterogen, dimana rata-rata opini audit tidak dapat
digunakan untuk menjelaskan data secara keseluruhan.

Tabel 4
Data Frekuensi Variabel Kualitas Audit
Dummy = 1 Dummy = 0 Total
Variabel
N % N % N %
KAP 87 55,4 70 44,6 157 100
OPINI 62 39,5 95 60,5 157 100
LOGA 109 69,4 48 30,6 157 100
TIME 124 79,0 33 21,0 157 100
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20
Note : KAP = Reputasi KAP ; OPINI = Opini Audit ; LOGA = Laba atau Rugi Perusahaan ; TIME = Lamanya
Perusahaan menjadi Klien KAP

Pada variabel Reputasi KAP, nilai variabel dummy yakni nilai 0 untuk perusahaan
yang menggunakan jasa KAP non Big 4 sebanyak 44,6% dan nilai 1 untuk perusahaan yang
menggunakan jasa KAP Big 4 sebanyak 55,4%.

C. Uji Asumsi Klasik


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
statistik dengan persamaan regresi berganda (multiple regression). Sebelum dilakukan
pengujian hipotesis dengan metode analisis regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan
pengujian pelanggaran asumsi klasik untuk mengetahui kelayakan model yang digunakan
dalam penelitian.

1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel penelitian memiliki
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau
mendekati normal (Ghozali, 2013). Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas
adalah uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil uji normalitas ditunjukan
sebagai berikut :

Tabel 5
Hasil Pengujian Normalitas
Taraf Asymp. Sig
Keterangan Keputusan
Signifikansi (2-tailed)
Persamaan Regresi
0.05 0,295 Data terdistribusi Normal
Berganda
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20

Dari tabel 5 didapatkan bahwa hasil residual model persamaan regresi memiliki nilai
Asymp. Sig 0,295 > alpha 0,05. Maka H0 diterima, artinya sebaran nilai residual pada model
persamaan regresi dinyatakan terdistribusi normal.Hal ini menunjukkan bahwa model regresi,
variabel dependen dan variabel independen serta variable kontrol dari penelitian ini
mempunyai distribusi data yang normal sehingga asumsi normalitas yang disyaratkan model
terpenuhi.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi apakah pada model regresi terdapat
korelasi antar variabel independen. Model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi korelasi
antar variabel indepeden (Ghozali, 2013).Pendeteksian multikolinearitas dapat dilakukan
dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor pada model regresi. Apabila nilai
VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 maka terdapat multikolinearitas
dalam model regresi

Tabel 6
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
SIZE 0,889 1.125 Tidak ada Multikolinearitas
KAP 0,734 1.362 Tidak ada Multikolinearitas
OPINI 0,767 1.304 Tidak ada Multikolinearitas
LOGA 0,454 2.202 Tidak ada Multikolinearitas
TIME 0.819 1.221 Tidak ada Multikolinearitas
PROF 0,466 2.146 Tidak ada Multikolinearitas
DEP 0,815 1.228 Tidak ada Multikolinearitas
Sumber: Data diolah dengan SPSS 20
Note :SIZE = Ukuran Perusahaan ; KAP = Reputasi KAP ; OPINI = Opini Audit ; LOGA = Laba atau Rugi Perusahaan ;
TIME = Lamanya Perusahaan menjadi Klien KAP PROF = Profitabilitas ; DEP = Debt Proportion

Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa pada bagian Coefficients, diketahui bahwa nilai
Tolerance dari masing-masing variabel independent dan variabel kontrol yaitu lebih besar
dari 0,10, sehingga tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi linier dari masing-
masing variabel independen maka Ho diterima. Juga dilihat pada nilai VIF yang didapatkan
dari masing-masing variabel independen dan variabel kontrol lebih kecil dari pada 10.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di antara variabel independen tersebut tidak ada
korelasi atau tidak terjadi Multikolinearitas pada model regresi linier
3. Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi dilakukan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara error data
pada periode t dengan periode sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi maka diduga ada
problem autokorelasi. Autokorelasi dapat muncul disebabkan observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang lain (Ghozali, 2013). Untuk mendeteksi ada
tidaknya autokolerasi maka dilakukan uji Durbin-Watson (DW Test) dengan melihat jumlah
sampel dan variabel independen yang diteliti kemudian dilihat angka ketentuan yang
terdapapat pada tabel Durbin-Watson. Jika nilai Durbin Watson berkisar diantara nilai batas
atas (dU) maka diperkirakan tidak terjadi pelanggaran autokorelasi.

Tabel 7
Hasil Pengujian Autokorelasi Model Regresi
Hipotesis K n dL dU 4-dU 4-dL DW Kesimpulan
Model
Tidak Ada
Regresi 8 157 1,6334 1,8471 2,1529 2,3666 2,036
Autokorelasi
Berganda
Sumber: Data diolah dengan SPSS 20
Dari tabel Model Summary didapatkan nilai Durbin Watson sebesar 2,036 dan nilai
tersebut terletak antara dU dan (4-DU) atau 1,8471<2,036<2,1529maka disimpulkan bahwa
dalam regresi linier ini tidak terdapat Autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif atau
disimpulkan bahwa model regresi ini bebas dari autokorelasi yang menunjukkan bahwa
dalam model regresi ini tidak ada autokorelasi dan Ho diterima.

4. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk memastikan bahwa variance dari error harus
homogen. Apabila variance dari satu pengamatan yang lain tetap maka disebut
homoskedastisitas sedangkan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali,
2013). Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas menggunakan uji glesjer dimana
dilakukan dengan cara meregresikan nilai absolute residual dengan variabel independennya.

Tabel 8
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Variabel Sig. Alpha Kesimpulan
SIZE 0.766 0.05 Tidak ada Heteroskedastisitas
KAP 0.416 0.05 Tidak ada Heteroskedastisitas
OPINI 0.354 0.05 Tidak ada Heteroskedastisitas
LOGA 0.358 0.05 Tidak ada Heteroskedastisitas
TIME 0.115 0.05 Tidak ada Heteroskedastisitas
PROF 0.586 0.05 Tidak ada Heteroskedastisitas
DEP 0.613 0.05 Tidak ada Heteroskedastisitas
Sumber: Data diolah dengan SPSS 20
Note :SIZE = Ukuran Perusahaan ; KAP = Reputasi KAP ; OPINI = Opini Audit ; LOGA = Laba atau Rugi Perusahaan ;
TIME = Lamanya Perusahaan menjadi Klien KAP PROF = Profitabilitas ; DEP = Debt Proportion

Hasil heterokedastisitas dapat dilihat dari tabel 8, bahwa seluruh variabel independen
dan variabel kontrol memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05), yang artinya
bahwa Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa varians error dari model regresi
homogen atau tidak ada heteroskedastisitas. Dengan demikian asumsi atas heteroskedastisitas
pada model persamaan regresi telah terpenuhi.
D. Hasil Pembatasan Penelitian

Tabel 9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Regresi Adj R2 Keterangan
Model Regresi Menjelaskan variasi dari variabel dependen sebesar
0,254
Berganda 25,4%
Sumber: Data diolah dengan SPSS 20

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa nilai ADJ R² sebesar 0,254 yang berarti
bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu
ukuran perusahaan, reputasi kap, opini audit, laba atau rugi perusahaan, lamanya perusahaan
menjadi klien kap dalam penelitian ini adalah sebesar 25,4% sedangkan sisanya sebesar
74,6% dijelaskan oleh variabel-variabel di luar model penelitian.

Tabel 10
Hasil Uji Serentak (Uji F)
Model Regresi F-hitung Sig. Keterangan
Model Regresi
8,601 0.000 Signifikan
Berganda
Sumber: Data diolah dengan SPSS 20

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat pengaruh secara simultan
dari variabel independen terhadap audit report lag. Hal ini dapat di tunjukkan dengan nilai
(Sig.) 0.000 < 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan atau bersama-sama
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu audit report
lag.

Tabel 11
Pengujian Hipotesis Penelitian
Unstandardized
Variabel Coefficients T Sig.
B
(Constant) 36,510 2,303 0,023
SIZE 1,289 2,277 0,024
KAP -6,890 -2,149 0,033
OPINI -9,266 -2,906 0,004
LOGA 1,166 0,265 0,791
TIME 2,567 0,694 0,489
PROF -52,098 -2,313 0,022
DEP 15,473 2,325 0,021
Sumber: Data diolah dengan SPSS 23
Note :SIZE = Ukuran Perusahaan ; KAP = Reputasi KAP ; OPINI = Opini Audit ; LOGA = Laba atau Rugi
Perusahaan ; TIME = Lamanya Perusahaan menjadi Klien KAP PROF = Profitabilitas ; DEP = Debt Proportion

Pengujian hipotesis ukuran perusahaan sebesar 0,024 dengan signifikan alpha 5%


sehingga 0,024 < 0,05 dengan koefisien sebesar 1,289 yang artinya ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap audit report lag sebab ukuran perusahaan
yang besar akan memperlambat audit report lag sebab perusahaan besar memiliki tingkat
kompleksitas yang tinggi yang dapat memperlambat audit report lag. Penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2008), Indriyani dan Supriyati (2012),
Turel (2016), menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report
lag. Bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryanto (2016) dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan dengan
audit report lag.
Variabel reputasi KAP yang diukur sebesar 0,033 dengan signifikan alpha 5%
sehingga 0,033 < 0,05 dengan koefisien sebesar -6,890yang artinya reputasi KAP mempunyai
pengaruh negatif signifikan terhadap audit report lag. .Artinya, perusahaan yang diaudit oleh
KAP The Big Four akan memiliki audit erport lag yang lebih pendek daripada perusahaan
yang diaudit oleh KAP non The Big Four. Kantor akuntan publik dengan reputasi yang baik,
yakni KAP Big 4 tentu akan memberikan kualitas audit yang efektif an efisien sehingga akan
meminimalisir terjadinya audit report lag sebab KAP Big 4 harus menjaga reputasi yang
telah dimilikinya. KAP Big 4 biasanya didiukung oleh kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia yang lebih baik sehingga akan berpengaruh pada kualitas jasa yang dihasilkan.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Shukeri dan Nelson (2011) yang
menyatakan bahwa reputasi KAP memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap audit report
lag. Akan tetapi, penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Turel (2016) yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara reputasi KAP
dengan audit report lag.
Variabel opini audit yang diukur sebesar 0,004 dengan signifikan alpha 5% sehingga
0,004< 0,05 dengan koefisien sebesar -9,266 yang artinya opini audit mempunyai pengaruh
negatif signifikan terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Shukeri dan Nelson (2011), Turel (2016) yang menyatakan bahwa opini
audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini dapat disebabkan
karena apabila perusahaan tidak memperoleh unqualified opinion maka akan dipandang
sebagai bad news sehingga perushaan akan memperlama proses audit. Manajemen
perusahaan yang tidak memperoleh unqualified opinion akan berusaha melakukan konsultasi
serta negoisasi secara intensif dengan auditor. Akibatnya perusahaan yang tidak memperoleh
unqualified opinion (pendapat wajar tanpa pengecualian) memiliki audit report lag yang lebih
lama dibandingkan dengan perusahaan yang memperoleh unqualified opinion. Tanggung
jawab auditor adalah mengaudit laporan keuangan klien serta mengumpulkan bukti yang
kompeten dan mencukupi untuk memberikan pendapat tentang laporan keuangan klien.
Auditor hanya bertanggung jawab melaporkan apakah laporan keuangan tersebut disajikan
secara wajar menurut Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (Guy et al, 2002:11).
Kompetensi yang dimiliki oleh auditor dalam mengumpulkan bukti-bukti audit yang
kompeten dan relevan melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, serta konfirmasi
akan menjadi acuan dalam mendukung hasil auditnya (berupa pernyataan opini audit)
sehingga laporan keuangan dapat disajikan lebih lambat ataupun lebih cepat.
Variabel laba atau rugi perusahaan yang diukur sebesar 0,791 dengan signifikan alpha
5% sehingga 0,791 > 0,05 dengan koefisien sebesar 1,166 yang artinya laba atau rugi
perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit report lag. Penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iskandar dan Trisnawati (2010) serta
Suryanto (2016) yang menyatakan bahwa laba atau rugi memiliki pengaruh signifikan
terhadap audit report lag sebab perusahaan yang memperoleh laba akan mempercepat proses
audit sehingga dapat menyampaikan good news lebih cepat kepada para investor. Akan tetapi,
penelitian ini sejalan dengan Kartika (2009), Indriyani dan Supriyati (2012) yang menyatakan
bahwa laba atau rugi operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap audit report lag karena
berkaitan dengan ketidakstabilan kondisi ekonomi saat ini dimana kebanyakan perusahaan
yang mengalami kerugian diabaikan dalam pelaporan keuangannya karena kerugian dianggap
sebagai hal yang biasa.
Variabel lamanya perusahaan menjadi klien KAP tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap audit report lag karena terlihat bahwa nilai signifikan dari variabel
lamanya perusahaan menjadi klien KAP yang diukur sebesar 0,489 sehingga lebih kecil dari
0,05 (0,489 > 0,05). Dengan nilai koefisien sebesar 2,567. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Susilawati dan Agustina (2012) yang menyatakan bahwa tidak
terdapat pengaruh signifikan antara lamanya perusahaan menjadi klien KAP dengan audit
report lag. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitia yang dilakukan oleh Utami
(2006) dimana dalam penelitiannya disebutkan bahwa lamanya perusahaan menjadi klien
KAP memiliki penngaruh negatif signifikan.

V.SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan
Peneliatian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara ukuran perusahaan,
reputasi KAP, opini auditor, laba atau rugi perusahaan, dan lamanya perusahaan menjadi
klien suatu KAP terhadap audit report lag yang terdaftar pada perusahaan pertabangan di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016. Kesimpulan yang dapat ditarik dari
penelitian ini berdasarkan hasil uji t adalah sebagai berikut:
1. Hasil uji hipotesa 1, H1 diterima yang berarti bahwa ukuran perusahaan memiliki
pengaruh positif terhadap audit report lag.
2. Hasil uji hipotesa 2, H2 diterima yang berarti bahwa reputasi KAP memiliki pengaruh
negatif terhadap audit report lag.
3. Hasil uji hipotesa 3, H3 diterima yang berarti bahwa opini audit memiliki pengaruh
negatif terhadap audit report lag.
4. Hasil uji hipotesa 4, H4 ditolak yang berarti bahwa laba atau rugi operasi tidak
memiliki pengaruh terhadap audit report lag.
5. Hasil uji hipotesa 4, H5 ditolak yang berarti bahwa lamanya perusahaan menjadi klien
KAP tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag

B. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu:
1. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah 33 perusahaan pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016, sehingga kesimpulan
yang dihasilkan dari studi ini terbatas pada 33 perusahaan tersebut.
2. Penelitian ini hanya terbatas pada variabel ukuran perusahaan, reputasi KAP, opini
audit, laba atau rugi perusahaan, dan lamanya perusahaan menjadi klien suatu KAP
dalam mempengaruhi audit report lag. Mengingat terdapat variabel lain yang
mungkin berpengaruh juga terhadap audit report lag akan tetapi tdak diikutsertakan
dalam penelitian ini.
3. Penelitian ini terdapat hanya perusahaan yang berada di sektor pertambangan jadi
tidak dapat digeneralisasikan.

C. Implikasi Manajerial
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka hasil penelitian ini memiliki implikasi
manajerial sebagai berikut:
1 Hasil penelitian ini menemukan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap audit report lag, reputasi KAP dan opini audit mempunyai pengaruh
negatif signifikan terhadap audit report lag. Sedangkan variabel lainnya yaitu, laba atau
rugi perusahaan dan lamanya perusahaan menjadi klien KAP tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap audit report lag.
2 Bagi investor hasil penelitian ini memberikan masukan bahwa perusahaan dengan audit
report lag yang tinggi menunjukkan perusahaan yang mempunyai kondisi keuangan yang
kurang baik, sehingga proses audit pada perusahaan akan semakin lama.

D. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan bagi perusahaan berdasarkan hasil penelitian ini,
yaitu:
1. Agar perusahaan dapat terus meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan serta
tetap menjaga kualitas auditor mereka sehingga hal tersebut dapat mengurangi
audit report lag di masa mendatang. Dengan tingkat keuntungan perusahaan yang
semakin baik membuat perusahaan akan terpacu untuk tepat waktu dalam
melaporkan laporan keuangan mereka kepada publik, sehingga dapat menarik
investor baru unutk perusahaan mereka. Hal ini tentu saja didukung dngan kualitas
audit yang baik.
2. Untuk kedepannya perusahaan juga harus menjaga tingkat kesehatan keuangan
serta tingkat hutang perusahaan agar tidak mengganggu proses audit di masa
mendatang serta menjaga eksistensi perusahaan agar tetap memiliki keuntungan
ang baik.
3. Investor diharapkan agar lebih kritis dalam memperhatikan laporan keuangan
investasi mereka, sehingga investor dapat mengetahui perusahaan investor yang
baik bagi mereka.
Dari hasil penelitian dan pengolahan data, penulis memiliki beberapa saran yang
dapat digunakan untuk mendukung penellitian yang akan datang, yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian lebih lanjut dapat mengkaji lebih dalam tentang variabel-variabel lain yang
mungki dapat mempengaruhi audit report lag.
2. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperpanjang periode waktu penelitian
agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat.
3. Untuk peneliti selanjutnya agar memperluas obyek penelitian selain perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI).

Daftar Pustaka

Ahmad dan Kamarudin (2003). “Audit Delay and Timeliness of Corporate Reporting:
Malaysian Evidence”. Proceeding Hawaii Interrnational Conference on Business.
Hawaii.
Andi, Kartika (2009). “Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi
Empiris Pada Perusahaan-perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”.
Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 16 No. 1, Hal. 1-17.
Ashton, R.H., Willingham, J.J., Elliott, R.K., (1987). “An Emprical Analysis of Audit Delay”.
Journal of Accounting Research, Autumn. 275-292
Che-Ahmad, Ayoib dan Abidin, Shamharir (2008). “Audit Delay of Listed Companies : A
Case of Malaysia. International Bussines Research” Vol. 1. No. 4.
Etty M. Nasser dan F. Agathasari Ayuningtyas (2007). “Expectation Gap Mahasiswa,
Auditor dan Manajer Terhadap Sikap Dan Kinerja Auditor. Media Riset Akuntansi,
Auditing dan Informasi”, Vol.7 No.3, Desember 2007: 295-323
Ghozali dan Imam (2013). “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS”. BP
Universitas Diponegoro, Semarang.
Hossain, M. A., dan P. J. Taylor (1998). “An Examination of Audit Delay: Evidence From
Pakistan”. Papers 64 for APIRA 98 in Osaka, pp1-16.
Indriyani,R.E. Supriyati (2012). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag
Perusahaan Manufaktur di Indonesia dan Malaysia. The Indonesian Accounting
Review 2(2)”
Iskandar, Meylisa Januar. Trisnawati, Estralita. (2012). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Audit Report Lag pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Vol 12, No 3.
Jensen, M (1986). “Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takevers”.
American Economics Review, 76: 323-326.
Mas’ud, Machfoedz (1994). “Financial Ratio Analysis and The Predictions of Earnings
Changes in Indonesia”, 114 -137.
Mohammad-Nor, M. N., Shafie, R., &Wan-Hussin, W. N (2010). “Corporate Governance
and Audit Report Lag in Malaysia”. Asian Academy of Management Journal of
Accounting and Finance. Vol. 6, No. 2: 57-84.
Petronila, T. Anastasia. (2007). “Analisis Skala Perusahaan, Opini Audit, dan Umur
Perusahaan atas Audit Delay”. Akuntabilitas, Vol. 6, No. 2.
Rachmawati, Sistya. (2008). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap
Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 1, Mei 2008
: 1-10.
Shukeri, Siti Norwahida. Nelson, Sherliza Puat (2011). “Timeliness of Annual Audit Report:
Some Empirical Evidence from Malaysia”. Entrepreneurship and Management
International Conference (EMIC 2)
Sugiyono (2010). “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan
R&D”. Bandung: Alfabeta
Suryanto, Tulus (2016). “Audit Delay and Its Implication for Fraudulent Financial
Reporting: A Study of Companies Listed in the Indonesian Stock Exchange”. European
Research Studies; Anixis Vol. 19, Iss. 1, 18-31.
Susilawati, Christine D.K. Agustina, Lidya (2012). “Analisis Faktor - Faktor yang
Mempengaruhi Terjadinya Audit Delay Pada Perusahaan Consumer Good Industry di
Bursa Efek Indonesia (Periode Tahun 2008-2010)”. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi;
No. 10 Tahun ke-4 Januari-April 2012; Hal. 19-30.
Turel, Emir Tuncay. (2016). “Annales Universitatis Apulensis : Series Oeconomica; Alba
Iulia” Vol. 18, Iss. 2, (2016): 97-106.
Utami, Wiwik. 2006. “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek
Jakarta”, Bulletin Penelitian No. 09
Walker, A.&Hay, D (2011). “Non-Audit Services and Knowledge Spillovers: An
Investigation of the Audit Report Lag”. Working Paper. The University of Auckland
Business School. New Zealand.

You might also like