You are on page 1of 8

Tari Tradisional Dalam Ranah…

TARI TRADISIONAL DALAM RANAH TARI POPULER: KONTRIBUSI,


RELEVANSI, DAN KEBERLANJUTAN BUDAYA

Indrayuda

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang


Email: indrayudayusuf@yahoo.co.id

Abstract
Recent development of dance performance is not only esthetical and artistic; it has
improved farther along with social cultural changes and economic development, which
is supported by the scientific and technological changes that have encouraged the
improvement of the art and knowledge about dances. In choreographic learning in
academic environment, the arrangement pattern in choreography is not limited to the
conventional that the consequence of movement, but also a media for criticism and
expression of the artists. Currently dance does not belong to certain tradition of a
community but to individuals. The individual belonging of the dance is widely known as
popular dance, both monumental and contemporary dance. In Indonesia, both
monumental and contemporary popular dances tend not to be detached from their
traditional idiom or spirit in their cultural choreographic background, even all of their
arrangement source stems from traditional kinesthetic dance. This phenomenon becomes
a new trend in dance creation and dance choreographic learning in Indonesia, many of
which are developed by art academicians, art studios and workshops.
Keywords: traditional dance, popular dance, contribution, and arrangement source

Abstrak
Dewasa ini perkembangan tari tidak saja sebatas estetika dan artistik, akan tetapi
tari telah jauh melangkah seiring dengan terjadinya perubahan sosial budaya dan
pertumbuhan ekonomi yang semakin melaju, apalagi perkembangan sains dan teknologi
ikut menyeret perubahan dalam ilmu dan pengetahuan tari. Dalam pembelajaran
koreografi di lingkungan akademik, pola garapan dalam koreografi tari tidak saja
sebatas konvensional yang hanya sekedar penataan gerak demi gerak, tetapi tari juga
merupakan media kritik maupun media ekspresif dari senimannya. Tari saat ini bukan
saja menjadi milik komunitas tertentu (tradisi) akan tetapi tari merupakan milik
individual. Dunia tari yang bersifat individual tersebut dikenal dengan tari popular, baik
bersifat monumental dan kontemporer. Ada kecenderungan di Indonesia dewasa ini,
walaupun tari tersebut merupakan tari popular baik monumental maupun berbentuk
pola garap kontemporer, akan tetapi dia tidak terlepas dari idiom atau spirit tradisi
yang dimiliki oleh latar buadaya koreografernya, bahkan hampir seluruh sumber
garapannya berakar pada kinestetik tari tradisional. Fenomena ini menjadi trend baru
dalam penciptaan tari dan pembelajaran koreografi tari di Indonesia, yang banyak
dikembangkan oleh akademisi seni, sanggar sanggar seni, maupun padepokan seni.
Kata kunci: tari tradisional, tari popular, kontribusi dan sumber garapan

Pendahuluan dan melakukan berbagai perkembangan dalam


Dewasa ini, seniman pelaku maupun hal tata cara sajian dan kemasan, yang membuat
akademisi tari sering kali melakukan berbagai orang jadi tercengang-cengang, takjub, bahkan
perubahan terhadap perspektif koreografi dan ada yang tak mampu lagi menangkap makna

144
Vol. XIV No.2 Th. 2015

dan nilai artistiknya. Perubahan demi perubahan mungkin terlihat pada pola garap, trend, teknik
akan nampak jelas kalau menyimak kejadian dan gagasan yang menembus batas-batas
pada lima puluh tahun yang lalu, seratus tahun geografis dan kultural. Fenomena tersebut
yang lalu atau masa yang lebih lama lagi. terlihat aktual dalam perkembangan koreografi
Kelangsungan sebuah kesenian berjalan seperti yang dilakukan oleh kalangan perguruan tinggi
mengiring jenazah seorang raja, semuanya seni dewasa ini, dan fenomena tersebut
tunduk dan berada dalam kekhidmatan. berlanjut pada sanggar-sanggar tari maupun
waktu lampau, bukan berarti kebudayaan padepokaan atau akademi tari di Indonesia
itu tidak berkembang, hanya saja perubahannya (Eru,1992,73).
tidak begitu terasa mengejutkan. Gejolak Menyikapi kehadiran perubahan dalam
perasaan (batin) dan tingkah laku manusia seni tari berarti menunjukan suatu penawaran
terkungkung (imanensi) oleh berbagai sistem tentang aspek bentuk dan isi, nilai artistik,
dalam kehidupan yang merupakan benteng teknik ataupun nilai estetik. Penawaran nilai itu
untuk mempertahankan keselarasan dan senantiasa diikuti oleh adanya sebuah kehadiran
keseimbangan kosmos. Dalam kehidupan masa "wujud bentuk” (form and structure). Bentuk-
lalu yang dikembangkan bukan bentuk wujud bentuk yang hadir tidak selamanya sama atau
laku (kegiatan) atau bentuk fisik, tetapi serupa dengan yang lama atau pernah ada,
eksistensinya yang selalu dimantapkan. Hakikat tetapi bisa jadi hadir sangat spektakuler dan
perubahan adalah evolusi dan bukan revolusi. bersifat menantang.
Hal ini yang terjadi dewasa ini pada dunia tari Kemunculan bentuk dan nilai yang
yang juga pada pengetahuan koreografi yang ditawarkan ilmuwan tari serta seniman
dilakukan dalam dunia pendidikan tari, yang pelakunya pada setiap waktu, senantiasa
mampu menyeret wujud dan wajah baru pada dipengaruhi dan disemangati oleh zamannya.
tari di Indonesia. Artinya, ide serta gagasan dari koreografer
Realitas yang terjadi saat ini, kesenian terbentuk dari suatu reaksi sensitivitas terhadap
tidak pernah berhenti atau mandek dalam kondisi lingkungan yang mengitarinya. Hal ini
bergerak, tetapi selalu tunduk pada suatu ditegaskan oleh Lois Elfeldt dalam bukunya : A
gerakan yang di atas namakan perubahan; yang Primer for Choreographers bahwa kehadiran
lama akan hilang atau berubah untuk diganti sebuah karya tari adalah suatu ungkapan,
dengan yang baru. Setiap perubahan sebuah pernyataan, dan sebagai ekspresi
kebudayaan (kesenian) memiliki hidup dan pelakunya (koreografer) dalam gerak yang
spirit yang memberi arti atau makna kepada memuat komentar-komentar terhadap realitas
manusia, dengan menempatkan kedudukannya kehidupan ketika koreografer tersebut hidup
dalam kosmos dan dengan menegaskan dan bersosialisasi, dimana image-image
fungsinya dalam hubungannya dengan hidup itu koregrafer muncul akibat adanya rangsangan
sendiri. realitas kehidupan baik kehidupan kesenian
Adanya berbagai gejolak perubahan yang ataupun realitas sosial, tidak terkecuali yang
terjadi di sekitar kesenian katakanlah tari, maka bersifat tradisional (Andra, 1994:80).
tari beranjak seirama dengan persoalan Menyimak hal tersebut ternyata setiap
perubahan budaya yang melingkupinya, di kehadiran tari selalu membawa realitasnya
sinilah budaya tari dengan sifatnya temporer sendiri. Pada setiap zaman, bahwa pada sebuah
yang popular muncul menjadi tradisi baru. Tari daerah selalu membentuk realitas sesuai dengan
tardisi baru tidak dapat begitu saja kondisi dan situasi yang sedang berlaku.
meninggalkan elemen-elemen tradisi yang Misalnya sebuah desa mempunyai
melekat dalam memori koreogerfer lokalitas perbedaan-perbedaan realitas yang esensial
tersebut (Susmiarti, 2013:27). dengan kota. Sementara kota kecil akan berbeda
Perubahan dalam dunia pendidikan seni, realitasnya dengan kota besar (metropolitan).
seperti halnya seni tari adalah wajar. Karena Sudah barang tentu pernyataan-pernyataan
usaha itu merupakan suatu bukti adanya kinetik dari seniman yang berada di
semangat untuk membentuk atau mencipta, daerah-daerah yang satu dengan yang lain akan
dengan mencipta berarti melakukan suatu mempunyai atau membawa perbedaan ungkap,
perubahan, hanya saja dalam berbagai pernyataan atau ekspresi dalam menanggapi
perubahan selalu memunculkan gaya dan warna realita lingkungannya. Namun sejauh apapun
yang mengiringi perubahan tersebut, hal ini mereka melangkah realitas budaya menjadi
145
Tari Tradisional Dalam Ranah…

rujukan bagi mereka dalam berkarya, sebab itu, salah satu jalan adalah melirik tari
persoalannnya hanya terletak pada budaya yang tardisional, tidak dapat dipungkiri tari
lama yang diperbaharui atau budaya yang tradisional memiliki keunikan motif gerak dan
mampan. sarat akan nilai artistic yang dapat
Perubahan zaman secara sosio historis dikembangkan oleh koreografer yang memiliki
dari zaman era tradisional, dan paternalistic pengetahuan koreografi.
menjadi era kapitalis, dan sekarang menjadi era Aspek lain yang menyebabkan para
teknologi informai, berdampak pada perubahan koreografer individual melirik tari tradisional
institusi yang melingkupi kesenian tersebut, dalam upaya mengeksiskan tari popular
bukan institusi saja yang berubah symbol- ciptaannya dalam pasar seni pertunjukan, hal ini
simbolpun merubah, dari symbol mistis disebabkan pangsa pasar tarian tersebut tidak
menjadi symbol realis, dari norma kepatuhan lepas dari kungkungan nilai cultural yang
dan komunal berubah menjadi norma melingkupinya. Artinya walaupun telah
individual. Akan tetapi era tersebut tetap saja bergeser solidaritas, gaya hidup dan norma
berakar pada satu akar yang jelas. Jika masyarakat diperkotaan, namun secara esensi
masyarakat Sumatera Barat telah berkembang mereka belum merubah diri mereka menjadi
dari masyarakat agragris menjadi industry, atau orang Batak, dan belum secara otomatis mata
perdagangan, dari system kekerabatan komunal mereka menjadi biru dan rambut merwka
menjadi individual, hal ini menyebabkan sudut berwarna pirang. Hal ini menunjukan bahwa
pandang mereka juga berubah terhadap tari. esensi mereka masih tetap sebagai orang
Artinya taripun mulai bergeser dari tradisional Minangkabau yang berbudaya Minangkabau,
ke seni pertunjukan pop. tetapi budaya Minangkabau yang actual, sebab
Adanya perubahan gaya hidup dari itu mereka tidak dapat meninggalkan budaya
perubahan masyarakat agraris ke masyarakat dan karakter Minangkabau sepenuhnya.
industry atau perdagangan, menempatkan ruang Meskipun arus global terus bergulir dengan
baru yang menjanjikan bagi kehadiran tari kencang untuk memarginalkan adat dan budaya
popular. Masyarakat yang selama ini bergerak Minangkabau, akan tetapi falsafah adat dipakai
secara mekanik telah beralih menajdi organic, baru kain dipakai usang, membuat tari popular
artinya hubungan kekerabatan didasari oleh semakin lama juga menjadi tradisi ciptaan baru
sudut pandang kebutuhan saling bagi masyarakat Minangkabau, sehingga tari
menguntungkan, sehingga masyarakat popular perlu memperbaharui diri dengan
membutuhkan ruang ekspresi pribadi. Ruang merujuk tari tradisional yang telah mapan, demi
ekspresi pribadi ini membutuhkan kesenian atau keberlanjutan eksistensinya.
tari yang berorientasi norma individual. Trend spirit tradisi dalam dunia seni tari
Sehingga kepuasan batin pribadi akan popular dewasa ini menjadi konsep siklus dan
tersalurkan melalaui tari pesanan yang disebut orientasi pola garap dalam suatu perubahan
juga dengan tari popular. Maraknya perubahan budaya. Bagaimanapun seorang seniman tidak
gaya hidup dan norma dalam masyarakat dari bisa begitu saja ditarik dari akar budaya yang
komunal ke individual menempatkan posisi melingkupinya, dimana budaya tersebut selama
tawar dalam seni pertunjukan semakin tinggi. ini telah memberi inspirasi dan kekayaan estetis
Merujuk kepada tingginya posisi tawar kepadanya, untuk itu pantas rasanya sebuah
tari popular, menyebabkan para seniman pelaku seni tari popular memiliki spirit tradisi dari
juga harus membenahi setiap karyanya, agar yang selama ini menaungi kehadiran kreator
tidak terdepak dalam persaingan tersebut.
memperebutkan pasar. Salah satu yang harus Fenomena tersebut akhir-akhir ini yang
mereka pikirkan adalah persoalan kreativitas. dikembangkan oleh sebagian koreografer di
Berbicara masalah kreativitas, pelaku seni atau perguruan tinggi seni, sanggar seni maupun
kreator tari popular harus berurusan salah para pengajar koreografi. Mereka mencoba
satunya adalah sumber garapan. Sumber kembali merevitalisasi seni tari tradisi sebagai
garapan merupakan bahan baku dalam orientasi pola garap dalam penciptaan karya tari
memproduksi tari. Jika bahan baku tidak popular masa kini.
tercukupi berakibat pada gagalnya sebuah
produksi, dalam konteks ini analogi industry Metode Penelitian
dapat diidentikan dengan produksi tari. Oleh Penelitian ini merupakan penelitian

146
Vol. XIV No.2 Th. 2015

kualitatif dengan metode deskriptif, yang baginya. Artinya dalam masalah bentuk, tari
mempersoalkan kontribusi idiom tari tardisi populer sangat kaya akan pilihan, dan ia tidak
sebagai sumber garapan tari kreatif masa kini di terikat akan satu bentuk pijakan saja maupun
Sumatera Barat. patron-patron yang baku, dia dapat
Objek penelitian adalah tari tradisional berakulturasi,. Malah sebuah tari popular
dan tari kreatif yang terdapat di Sumatera Barat terkadang cenderung melahirkan bentuk lintas
dan beberapa kota di Indonesia. Data budaya atau intercultural (indrayuda, 2001:14)
dikumpulkan dengan pendekatan wawancara. Di samping itu, tari populer selatu
Selain wawancara peneliti juga melakukan bersifat aktual. Artinya persoalan atau gagasan
pengamatan terfokus dan terarah pada pokok yang dituangkan dalam tari populer selalu baru
permasalahan dalam penelitian, sehingga atau kekinian, baik cerita, bentuk maupun pola
peneliti dapat memaksimalkan pengamatan garap dari sebuah koreografi. Tari populer di
secara langsung pada objek penelitian. samping aktual juga bersifat kontekstual.
Persoalan yang menajdi fokus pengamatan Persoalan yang selalu diusung oleh koreografer
peneliti adalah masalah konsep garapan, pola pada dasarnya bersifat humanitis atau selalu
garapan tari, koreogarfi, sumber garapan, berkisar tentang kehidupan kekinian. Hal-hal
konsep pertunjukan, dan disain garapan. yang disorot terdorong oleh persoalan
Sebagai instrumen kunci peneliti kemanusiaan. Seorang koreografer yang
bertindak dengan objektif melihat persoalan berhasil adalah seorang yang dapat mengikuti
yang terjadi di lapangan. Analisis data zamannya, dan arif dengan persoalan atau
dilakukan dengan model etnografi Spriedley, fenomena-fenomena yang terjadi di sekitarnya.
yaitu menentukan menentukan objek penelitian, Popular tidak dapat dilepaskan dengan
melakukan observasi lapangan, melakukan keinginan masyarakat penonton, atau tari
analisis domain, melakukan observasi terfokus, popular harus terikat dengan selera masyarakat,
melakukan analisis komponensial dan sebab apabila tari tersebut tidak dilirik
menemukan tema budaya. masyarakat berarti tarian tersebut tidak ngepop
lagi.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Tari populer bukanlah sebuah karya tari
Pengertian Tari Populer yang bersifat westernisasi, dalam artian harus
Tari populer merupakan sebuah berorientasi dalam bentuknya (form) ke dunia
klasifikasi tentang tari yang lebih bersifat pada barat. Tari populer tidak perlu berorientasi ke
bentuk, ruang dan waktu yang didorong oleh dunia barat, karena kebanyakan di dunia timur
selera yang sangat individual, baik bagi telah tersedia berbagai bentuk vocabulary yang
komunitas penonton maupun seniman kreator dapat menjadi sumber garapan. Tari popular
sendiri. Seni populer selalu bergerak seirama bukan tari modern yang berarti barat, tetapi
dengan perkembangan waktu, seni populer juga modern dalam artian pola garap, bentuk dan
membebaskan dirinya dari ruang tertentu dan cerita yang dapat digarap dari tempat mana saja,
masuk kepada ruang lain yang dianggap relevan termasuk daerah asal koreografer itu sendiri,
oleh pribadi senimannya. maupun secara bentuk dia berangkat dari etnik
Konsep tari populer, adalah karya tari dia, namun ceritanya bisa saja dalam bentuk
yang tidak terikat oleh sebuah aturan yang baku universal. (Andra,199425)
dan kaku. Misal saja seorang seniman Batak Tari populer, adalah suatu ideologi
yang melahirkan sebuah karya tari, tidak harus inovasi yang dapat menyuarakan pembebasan
terpaku dengan aturan-aturan yang berlaku individual dalam berkreativitas. la tidak dapat
dalam tarian Batak. Ia bebas mengembara, lagi dikungkung oleh segala patron tradisi,
sesuai bentuk apa yang ingin diminati oleh maupun patron-patron westernisasi, akan tetapi
koreografer tersebut akan tetapi dasar ia terlahir dari suatu perenungan yang aktual
pijakannya harus jelas, dari mana dia berangkat sesuai kondisi tradisi yang melingkupinya.
(Wijaya, 1998:25). Berbicara masalah tari populer kita juga tidak
Dalam dunia tari popular, tidak ada lagi berbicara masalah geografi, maupun etnik
istilah terikat dengan seniman yang universal, tertentu, kita tidak bagi berbicara masalah
seperti halnya balet, ia juga bebas melepaskan kultur tertentu atau negara, yang ada adalah
kaidah-kaidah disiplin tari balet, apabila karya seorang individu yang aktual, konseptual
memang bentuk tersebut mempunyai arti sesuai dengan zamannya dan selera masyarakat
147
Tari Tradisional Dalam Ranah…

di mana tarian tersebut dinikmati, atau seberapapun populernya tarian tersebut dia
berbicara masalah lingkungan sekitarnya, yang tidak pernah lepas dari pengalaman budaya
sifatnya juga sesaat, terus bergulir lagi dalam koreografernya.
bentuk inovasi lagi (Indrayuda, 2001: 23). Merujuk realitas di atas, ternyata tarian
popular yang terdapat di Sumatera Barat tetap
saja berakar pada budaya Minangkabau. Karena
Kontribusi Tari Tradisonal terhadap Tari seperti telah dikatakan bahwa koreografernya
Populer tidak dapat melepaskan dirinya dari akar
Perubahan yang terjadi dalam dunia tari budayanya, sehingga tari popular yang ada di
seiring dengan pergolakan dunia yang Sumatera Barat dan diciptakan oleh orang
mengglobal. Pergolakan dunia yang global, Minangkabau, serta ditonton juga oleh orang
membuat segala informasi dan aktivitas Minangkabau, sama sekali tetap saja
kehidupan menjadi seirama diberbagai belahan berlandaskan pada masalah tari tardisional dan
dunia. Dengan begitu dunia taripun terseret ke persoalan tradisional yang ada di Minangkabau.
dalam koridor globalisasi yang merupakan Meskipun tarian popular tersebut berbentuk
sebuah ideologi penyeragaman sosial dan temporer, tetap saja berlandaskan pada idiom
politik yang berimbas juga pada berbagai tradisi Minangkabau yang selama ini telah
segmen budaya. memiliki pakemnya yang mapan.
Pergolakan budaya dewasa ini begitu Berlandaskan pada kenyataan trend tari
mengalir ke berbagai sektor kehidupan, seperti popular di Sumatera Barat dewasa ini, bahkan
bahasa, ekonomi, teknologi, gaya hidup dan telah dimulai semenjak era Syofian Naan dan
kesenian yang bergejolak begitu deras. Tari Rasyid Manggis pada akhir tahun 1950-an,
tidak lagi hanya berfungsi sebatas sebagai berlanjut pada era Hoerijah Adam, Syofiani dan
upacara tradisi dalam suatu masyarakat tertentu, Gusmiati Suid, ternyata tarian popular tidak
namun tari telah merasuk ke dalam sistem jauh dari akar budaya Minangkabau. Kalau kita
kehidupan manusia yang kompleks. Dengan layangkan pandangan kita pada daerah
kehidupan yang kompleks masyarakat butuh Yogyakarta, semenjak Bagong Kusudiharjo
kesegaran dalam tontonan hiburan. Karena pulang dari Amerika menuntut ilmu tentang tari
masyarakat tidak mau lagi direpotkan dengan modern di akademi tari Martha Graham,
aturan yang kaku pada pementasan tari klasik, kenyataannya tarian popular karya Bagong juga
atau malah ketidak teraturan sama sekali, di tidak jauh dari akar budayanya, meskipun
sinilah hadir tari yang mampu menyuguhkan Bagong terus berkembang dengan idiom tradisi
sensasi hiburan bagi masyarakat, bukan saja di luar budayanya, namun tetap saja dia
hanya di perkotaan tetapi juga di pedesaan atau berangkat dari tradisi, yaitu tradisi nusantara.
nagari. Tari-tarian yang menjadi budaya masa Karya-karya tari popular yang lain kita
ini disebut tari popular. Kepopuleran tari ini lihat saja karya Guruh Soekarno Putra, Deni
terletak dari rasa kesenangan masyarakat akan Malik, rata-rata karyanya tidak lepas dari pola-
suguhannya, bukan karena keharusan pola tradisi yang dikemas dan diperbaharui
menyaksikan atau memelajari dan mewarisinya dengan teknik modern dan ekspresi yang lebih
sebagai warisan budaya turun temurun. modern atau lebih cosmopolitan atau ekspresi
Meskipun tari popular adalah tarian anak urban. Trend ini terus berlanjut sampai saat ini,
zaman, di mana keberadannya selalu terikat baik di Sumatera Barat maupun di Indonesia.
dengan gaya hidup dan perkembangan Dapat disimpulkan bahwa tari tradisional
kehidupan masyarakat yang melingkupinya. berkontribusi terhadap tari popular di Sumatera
Dan tarian popular dari aspek ide dan Barat. Kontribusi tersebut terletak dari unsur
kepemilikan adalah bersifat individu, namun gerak, artinya motif-motif gerak tari tradisi
pada kenyataannya tarian popular tidak harus telah dikembangkan secara kualitatif oleh
jauh dari latar belakang budaya koreografernya, koregrafer individu, dan digubah menjadi
meskipun dalam garapannya juga terjadi sebuah ekspresi individu dan lebih modern. Selain
proses akulturasi, ataupun mengadopsi budaya motif-motif gerak juga motif musik iringan dan
lain. Akan tetapi latar belakang budaya yang kostum merupakan rujukan bagi koreografer
dimiliki oleh koreografernya dan latar belakang untuk garapan tari popular.
masyarakat penonton sangat mempengaruhi Banyak tarian popular yang dapat juga
wujud dari garapan tari dimaksud. Sehingga diistilahkan dengan tari kreasi saat ini, secara

148
Vol. XIV No.2 Th. 2015

realitas sebetulnya merupakan wajah baru dari budaya Minangkabau dalam karya individual
tari tradisional. Dengan demikian gejala tari tersebut. Meskipun Rasyid Manggis, Syofian
popular ini menjadi budaya bagi masyarakat Naan dan Hoerijah Adam ataupun Syofiani
saat ini, artinya tarian penemuan baru yang menggarap tari popular seperti tari Payung dan
berakar dari tari tradisional dapat disebut Saputangan, kesan yang muncul tetap saja
sebagai tari tradisi ciptaan baru yang menggambarkan wajah Minangkabau, baik dari
membudaya dalam kehidupan masyarakat di karakter, sikap gerak serta ornament musik,
Sumatera Barat. Sehingga kontribusi tari kostum apalagi motif geraknya.
tradisional sangat berarti dalam perkembangan Pada dasarnya kehadiran tari popular di
tari popular di Sumatera Barat saat ini. Sumatera Barat masih relevan dengan budaya
Secara bentuk, tari popular dewasa ini Minangkabau. Meskipun ada sebagian tarian
cenderung ingin kembali pada penjelajahan popular seperti tarian latar yang sebagian kecil
nilai-nilai tradisi lama. Kembali ketradisi lama ada yang kurang relevan dengan budaya
bukan dalam artian kembali ke belekang pada Minangkabau. Namun masih banyak tarian latar
persolan tradisi yang sangat berorientasi pada yang berangkat dari sumber gerak tari
pola garap seadanya. Tetapi kecenderungan tradisional Minangkabau, hal ini sering terlihat
tersebut terletak pada pemanfaatan idiom tradisi dalam video klip, yang melatari lagu pop
untuk digarap dengan pola garap yang baru. Minang dewasa ini.
Pola garap yang baru tersebut dalam Kehadiran tari pop di blantika tari
pembelajaran koreografi di lingkungan Sumatera Barat, dapat menjadi ajang pelestarian
akademis, dapat memberikan kebebasan bagi tari tradisional dalam bentuk baru. Artinya
mahasiswa maupun seniman akademik untuk dengan kehadiran tari popular telah membuka
merefleksikan berbagai gagasannya, baik dalam wacana baru tentang pelestarian tari tradisional
bentuk isi maupun ornamen yang terdapat Minangkabau. Pelestarian dalam arti
dalam karya tari mereka. pengembangan, sehingga tari Minangkabau
Nuansa tradisi sering muncul dalam semakin berkembang dari tataan dan kemasan
karya tari populer yang diciptakan oleh para dalam penyajiannya. Sungguhpun demikian,
koreografer individual baik di lingkungan tarian tradisional lama sebaiknya tetap
akademik ataupun di lingkungan pusat-pusat dieksiskan keberadaanya dalam koridor acara-
budaya dan lingkungan seniman non akademik, acara yang berbau adat. Pada gambar berikut
akan tetapi secara nilai atau esensi dari karya dapat dilihat salah satu aksi penari dengan
tersebut tidak lagi membicarakan masalah karya tari popular kontemporer (Siti Nan
sosial dalam kehidupan tradisi dari suatu Bahayo 2013) yang berakar pada elemen tari
masyarakat tertentu. Malah terkadang inti tradisional Minangkabau.
persoalan atau cerita dari tari tersebut sama
sekali tidak menyinggung konteks tradisi, yang Gambar 1. Tari Kontemporer Siti Nan
ada hanya dorongan untuk pemanfaatan Bahayo
vocabulary tradisi sebagai sumber garapan. Hal
inilah yang semakin memperkaya nilai artistik
dunia tari populer Indonesia masa kini, yang
diproduksi berdasarkan eksplorasi dunia
akademis melalui evolusi dan inovasi dalam
koreografi tari.

Relevansi Tari Populer dengan Budaya


Minangkabau
Keberadaan tari popular di Sumatera
Barat, yang eranya di mulai dari akhir tahun
1950-an sampai era milleniun ini, sama sekali
tidak terlalu jauh beranjak dari akar budaya Dokumentasi Indrayuda 2013
Minangkabau. Banyak tarian-tarian popular di
Sumatra Barat memunculkan wajah baru dari Seajuh ini kehadiran tari popular telah
tari tradisional Minangkabau. Masyarakat menjadi budaya baru bagi masyarakat
Minangkabau masih tetap saja melihat wajah Minangkabau atau Sumatera Barat, baik di

149
Tari Tradisional Dalam Ranah…

perkotaan dan nagari-nagari di tingkat tradisional Minangkabau. Karena konsep


kabupaten. Bagi tari popular yang telah lama pelestarian tersebut salah satunya adalah
berkativitas, pada gilirannya telah mentradisi mengembangkan, selain dari mempertahankan.
dalam kehidupan masyarakat Minangkabau, Semakin banyak karya tari popular
seperti tari Payung dan tari Rantak telah berakar pada sumber garapan atau vocabulary
dianggap sebagai tari Minangkabau atau tari tari tradisioanl Minangkabau, semakin berlanjut
tradisional Minangkabau bagi masyarakat pula tari tradisional Minangkabau dalam
Minangkabau sendiri, apalagi bagi masyarakat blantika tari masa kini. Tari popular selain
di luar etnik Minangkabau. Contoh lain yaitu merupakan ajang kreativitas seniman
tari popular tari Indang, tarian Indang sendiri individual, di samping itu juga merupakan
merupakan tarian garapan baru yang berakar ajang tempat mengembanghkan tari tradisional
pada permainan kesenian indang di Pariaman. Minangkabau, sehingga tari Minangkabau
Sedangkan tari tradisional Indang itu sendiri memiliki bentuk baru yang lebih segar dan
tidak ada di Pariaman, yang ada hanya kesenian memiliki nilai jual bagi penonton di Sumatera
Indang, yang berbentuk seni pertunjukan, yaitu Barat. Selain itu, tari popular juga menjadi
perpaduan musik dan sastra lisan serta sedikit promosi budaya Minangkabau yang menjadi
sekali unsur gerak di dalamnya. Akan tetapi, tardisi anak zaman. Karena tari popular
tari Indang yang dipopulerkan oleh Elly Kasim bagaimanapun tetap berakar pada tari
dengan tari Indang Dindin Badindin telah tradisional Minangkabau. Namun perbedaanya
menjadi budaya baru bagi masyarakat dengan tari tardisional adalah terletak pada
Minangkabau baik di Sumatera Barat maupun kemasan gerak, kostum, disain lantai dan pola
di luar Sumatera Barat. irama musiknya yang lebih baru. Selain itu
dalam tarian popular dimungkinkan terjadi
Gambar 2. Salah Satu Seni Tradisi Indang akulturasi dan proses adopsi tarian daerah lain
Menjadi Sumber Garapan Tari Indang ke dalam tarian popular tersebut, meskipun
Kreasi Yang Populer Masa Kini mayoritas adalah akar budaya tari
Minanangkabau, karena batas pengalaman
estetis dan artistic koreografernya sebatas
budaya Minangkabau.

Simpulan
Tari populer bukanlah tari yang bersifat
komunal, akan tetapi tari yang bersifat
individual. Tari populer membebaskan
koreografer untuk berkreafivitas menjelajahi
ruang dan waktu, yang tidak terikat dengan
suatu bentuk tertentu yang telah baku. Tari
Dokumentasi Sesrawati dan Indrayuda populer adalah sebuah karya tari kontekstual
dan juga aktual dan bersifat temporer untuk
Dapat disimpulkan bahwa kehadiran tari berganti lagi dengan bentuk yang lebih baru
popular masih relevan dengan adat dan budaya lagi.
Minangkabau saat ini di Sumatera Barat, Tari populer bukanlah harus tunduk dan
meskipun tarian tersebbut terkadang telah berbentuk budaya barat, tapi ia bebas sesuai
mengalami proses akulturasi budaya. kemampuan wacana dan wawasan koreografer.
Ia dapat saja bersumber pada satu atau lebih
Tari Populer sebagai Keberlanjutan Budaya tradisi yang ada kemudian berakulturasi.
Minangkabau Sebuah tari populer yang baik alangkah baiknya
Hadirnya tari popular dengan sumber bersumber kepada kemampuan koreografer
garapan tari tradisional Minangkabau, telah menangkap gejolak dan budaya lingkungan
menjadikan keberadaan tari popular tersebut yang lebih diakrabinya. Sebab itu, tari popular
sebagai ajang keberlanjutan eksistensi tari apabila lebih akrab dengan akar budayanya
tradisional Minangkabau. Seperti telah maka tarian tersebut lebih menjadi popular lagi
diuraikan pada alinia sebelumnya bahwa di tengah masyarakat pendukungnhya.
kehadiran tari popular telah dapat dikatakan Trend tari populer Indonesia dewasa ini
sebagai bentuk lain dari pelestarian tari
150
Vol. XIV No.2 Th. 2015

adalah mengangkat spirit tradisi. Banyak Jurnal Seni ISI : Vol IV. ISI
koreografer senior dan generasi muda Indonesia Yogyakarta.
dalam berbagai festival dan pergelaran Indrayuda. 2001. Tari dan Permasalahannya
bertumpu dari tradisi. Sumber-sumber garapan Dalam Perubahan Sosia Budaya. Padang
tradisi tidak akan habis-habisnya untuk : PPS UNP.
berjuta-juta karya tari untuk kini dan akan
________. 2013. Tari Sebagai Budaya dan
datang.
Pengetahuan. Padang: UNP Press.
Tari popular di Sumatera Barat, dapat
menjadi pintu gerbang bagi pelestarian tari ________. 2015. Tari Tradisional dalam Ranah
tradisional Minangkabau. Dan kehadiran tari Tari Populer: Pekembangan dan
popular lebih dapat diarahkan sebagai tradisi Sumbangannya dalam Membangun
baru dari ciptaan karya baru yang lebih inovatif. Kreativitas Seniman Tari di Sumatera
Sehingga tari popular dapat dikatakan sebagai Barat. Padang: FBS UNP.
ajang pembaharuan tari tradisional Minang- Susmiarti. 2013. Trend Koreografi Mahasiswa
kabau dalam bentuk tari, yang dapat disebut tari Sendratassik: Dari Tradisi ke
anak zaman dalam konteks ke Minangkabauan. Kontemporer. Padang: FBS UNP.
Bebasari, Mayang. 2013. Tinjauan Koreografi
Daftar Rujukan Tari Rampak Rapa’i Pada Sanggar
Eru, P. Wismayanti. 1992. Golek Menak dan Indojati Padang. Padang: FBS UNP.
Transformasi Budaya. Yogyakarta : Waruwu, Estria Yunisa. 2015. Perempuan
FPBS IKIP Yogyakarta dalam Tari Galombang Kreasi Produksi
Jupianto. 2000. Tari Masa Kini dan Perubahan Sanggar Seni Pertunjukan di Kota
Sosial. Padang : Taraju. Padang. Padang: FBS UNP.
Wijaya, Putu. 1998. Fenomena Kontemporer.

151

You might also like