You are on page 1of 13

Makna Kesenian Sandur Ronggo Budoyo Bagi Masyarakat Tuban

Achmad Rifkian Bagas Waras


rifkyan23@gmail.com

Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik


Universitas Airlangga

Abstract
Art Sandur is the arts which derived from agricultural people traditional. At first art this is just as
entertainment people tired after all day of rice-fields. There are four a quadrangular figure Balong,
Tangsil, Pethak and Cawik each of which have character and the background different. The reason
for the selection of this topic is seeing of fashion very unique and many motives, stages of the core of
the story as well as equipment that are used in the arts of Sandur. In addition another reason writer
choose a topic this is want to introduce art Sandur to the general public, especially east java. A
problem his research is just about anything a meaning that there are in the arts of Sandur which
includes fashion, stages of the nucleus, and its equipment. The purpose of this research to find and
understand the message delivered through the meaningof fashion, core stage, its equipment and to
add information to the general public. A method of his research using the qualitative study. This
research using anthropological theory symbolic with the paradigm interpretative of Clifford Geertz.
The result of this research explained that a human life which was started from in the womb parents
until dead, with all sorts of the nature and his desires during life in this world. And explained how to
we thank to an ancestor, and confess to the god.

Keywords: art, Sandur, meaning

Abstrak
Kesenian Sandur merupakan kesenian yang berasal dari masyarakat pertanian tradisional. Pada
awalnya kesenian ini hanya sebagai hiburan masyarakat yang lelah setelah seharian dari sawah.
Terdapat empat tokoh yaitu Balong, Tangsil, Pethak dan Cawik yang masing-masing mempunyai
karakter dan latar belakang yang berbeda-beda. Alasan pemilihan topik ini adalah melihat dari tata
busana yang sangat unik dan banyak motif, tahap-tahapan inti dari cerita serta perlengkapan yang
digunakan dalam kesenian Sandur. Selain itu alasan lain penulis memilih topik ini adalah ingin
memperkenalkan kesenian Sandur kepada masyarakat umum, khususnya masyarakat Jawa Timur.
Masalah penelitiannya adalah apa saja makna yang terdapat dalam kesenian Sandur yang meliputi tata
busana, tahap-tahapan inti dan perlengkapannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
memahami pesan yang disampaikan melalui makna dari tata busana, tahap-tahapan inti dan
perlengkapannya serta untuk menambah informasi kepada masyarakat umum. Metode penelitiannya
menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan Teori Antropologi Simbolik dengan
paradigma interpretif dari Clifford Geertz. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa sebuah
kehidupan manusia yang berawal dari dalam kandungan orang tua hingga meninggal dunia, dengan
segala macam sifat dan hawa nafsunya selama hidup didunia. Serta menjelaskan bagaimana cara kita
berterima kasih kepada leluhur, dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kata Kunci: Kesenian, Sandur, makna

AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 374


PENDAHULUAN apa yang dimaksudkan oleh sang
pembicara, yaitu apa yang ingin dikatakan
Kesenian merupakan suatu unsur
(maksud) pembicara tersebut, dan apa
dari kebudayaan yang universal. Kesenian
makna kalimat itu sendiri yakni apa
lahir dari kreatifitas serta ide atau gagasan
hubungan antara fungsi identifikasi dan
pikiran manusia sejak dahulu. Kesenian
fungsi predikat (Ricoeur, 2012: 39).
tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-
hari yang akan menjadi suatu identitas Di Indonesia kesenian sudah tidak
tersendiri bagi suatu masyarakat. Pada asing lagi. Karena banyaknya pulau dan
masyarakat Indonesia, kesenian sangat erat berbagai suku bangsa yang mendiami
dengan kehidupan sehari-hari. Masyarakat pulau-pulau tersebut maka lahir pula
Indonesia melalui kesenian akan berbagai kesenian. Berbagai kesenian yang
menyalurkan bakat yang digemarinya. ada di Indonesia diantaranya ada Tari
Kesenian pun bermacam-macam Kecak dari Bali, Tari Saman dari Aceh,
wujudnya, yaitu ada seni tari, seni rupa, serta Wayang yang berkembang pesat di
seni drama atau teater, dan seni musik. Indonesia utamanya di pulau Jawa dan
Bali. Dengan adanya kesenian yang
Kesenian hidup dan tumbuh disekitar
menjadi suatu ciri khas oleh masyarakat,
masyarakat. Antara manusia dengan
maka masyarakat sekitarnya akan
kesenian saling menyatu untuk mendalami
terdorong untuk terus menjaga dan
suatu makna. Manusia merasakan
melestarikan kesenian tersebut. Selain
keindahan yang ada didalam kesenian itu.
untuk menjaga ke-eksistensian
Makna dalam kehidupan sehari-hari sering
keseniannya, tetapi juga sebagai ikon dari
didefinisikan sebuah arti baik dalam suatu
masyarakat tersebut. Seni tradisional di
perkataan atau bahasa maupun pada suatu
Jawa itu banyak sekali macamnya, yaitu
benda. Bahasa atau benda yang sudah
meliputi seni rupa, seni tari, seni sastra dan
menjadi makna atau simbol dari sesuatu
seni teater atau drama. Dalam kategori
maka benda atau bahasa tersebut akan
seni rupa, antara lain ada seni ukir, seni
menjadi sebuah tanda untuk menandai
lukis kaca dan seni tatah. Wayang kulit,
sesuatu itu sendiri.
jatilan, reog, dan slawatan itu termasuk
Konsep makna memungkinkan ada kategori seni tari. Seni sastra berupa
dua interpretasi yang merefleksikan bentuk-bentuk puisi, seperti kinanti,
dialektika pokok antara peristiwa dan pangkur, dan bentuk-bentuk prosa seperti
makna. Memaknai sesuatu ucapan berarti babad dan ceritera rakyat. Sedangkan
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 375
dalam seni teater Jawa ada ketoprak, mempunyai banyak dosa dan dianggap
wayang wong dan ludruk (Ahimsa Putra, masih suci.
2000: 339).
Kesenian ini hampir sama dengan
Di Jawa Timur bukan hanya ada teater tradisional dimana didalamnya
kesenian Reog Ponorogo saja. Masih terdapat suatu interaksi antar pemainnya.
banyak kesenian seperti Tari Remo, Namun bukan hanya percakapan saja
Tayub, serta Tari Gandrung dari tetapi juga ada tari-tariannya. Ada interaksi
Banyuwangi. Ada satu kesenian yang antara keempat pemain dengan Germo.
menarik bagi penulis untuk dijadikan topik Dalam pertunjukkan Sandur ini biasanya
yaitu kesenian Sandur yang berasal dari dilakukan yaitu dengan berjalan memutar
kabupaten Tuban. Di Tuban ada banyak searah dengan jarum jam didalam sebuah
kesenian diantaranya seperti Kentrung, tanah lapang. Bahasa yang digunakan
Gemblak, dan Sindir/Tayub. dalam pertunjukkan kesenian ini adalah
bahasa Jawa Ngoko tetapi tidak jarang juga
Sandur merupakan kesenian
menggunakan bahasa Jawa Krama. Disela-
tradisional daerah yang masih ada hingga
sela pementasan juga ada sebuah parikan
saat ini. Kesenian ini eksis ditengah
atau pepatah yang disampaikan seperti
masyarakatnya yang mulai terbawa oleh
cangkriman dan dandang gulo. Pepatah ini
era modernisasi dan banyak kalangan yang
berusaha untuk menasehati manusia yang
mendukung seperti Kepala Desa maupun
hidup didunia intinya adalah didunia ini
sesepuh desa. Sandur termasuk sebagai
kita hidup sebagai makhluk sosial tidak
kesenian tradisional. Kesenian Sandur ini
boleh hidup dengan semena-mena, kita
hampir sama dengan ludruk namun yang
harus berhati-hati, tidak boleh sombong,
membedakan adalah Sandur ini hanya
dan harus bersedia hidup bergantian
mempunyai satu lakon atau cerita yaitu
dengan yang lain, kita hidup didunia juga
hanya menceritakan tentang pertanian.
membutuhkan orang lain.
Dalam pementasan Sandur ini, pemilihan
pemain untuk tokoh Balong, Pethak, METODE
Cawik dan Tangsil tersebut adalah empat
Pada penelitian ini menggunakan
anak laki-laki yang belum dikhitan.
metode kualittatif. Memilih lokasi
Mengapa memilih anak laki-laki yang
penelitian di desa Prunggahan Kulon,
belum khitan? Karena anak laki-laki yang
kecamatan Semanding, kabupaten Tuban.
belum di khitan itu masih belum
Pada penentuan informan dalam penelitian

AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 376


ini menggunakan teknik purposive Makna dari masing-masing irah-irahan
sampling, yaitu teknik dengan memilih pemain Sandur diantaranya Irah-irahan
informan yang sengaja karena dianggap yang digunakan oleh tokoh Pethak ini
mengerti dan memahami permasalahan melambangkan bahwa orang tersebut
yang diteliti. adalah seorang Jaka Lelana yang tidak
mempunyai rumah, kabur kanginan (tidak
Menurut Spradley ada lima kriteria
diketahui asal usulnya), sedang mencari
dalam memilih informan yang baik
pekerjaan, golek ngengeran (mencari
diantaranya adalah 1) Enkulturasi Penuh,
pengabdian), seorang penggembala hewan
2) Keterlibatan Langsung, 3) Suasana
ternak. Kemudian Irah-irahan yang
budaya yang tidak dikenal, 4) Waktu yang
digunakan oleh tokoh Balong ini
Cukup, dan 5) Non-analitis (Spradley,
melambangkan bahwa orang tersebut
1997:61).
berasal dari keturunan orang kaya, sudah
Teknik pengumpulan data pernah nikah namun orang tersebut
menggunakan empat cara yaitu melalui berstatus Duda. Cenderung lebih glamour
observasi, wawancara mendalam, studi yang mencirikan simbol orang terpandang.
pustaka dan dokumentasi. Pada teknik Irah-irahan yang digunakan oleh tokoh
analisis data yaitu melakukan Tangsil ini melambangkan seorang yang
pengumpulan data yang meliputi membuat sudah tua, tuan tanah, humoris, ora neko-
pedoman wawancara, menentuan neko (tidak aneh-aneh), sederhana. Dan
informan, melakukan wawancara dan irah-irahan yang digunakan oleh Cawik
observasi. Setelah data semua cukup melambangkan bahwa perempuan harus
kemudian diklasifikasi dan dianalisis, selalu menundukkan kepalanya dan tidak
sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. boleh mengangkat dagunya. Artinya

HASIL DAN PEMBAHASAN seorang perempuan harus menjaga sopan


santunnya dan kehormatannya.
Dari data yang diperoleh dapat
dilihat makna dari tata busana, Makna dari Oto yang digunakan

perlengkapan dan tahap-tahapan inti. keempat pemain Sandur adalah


melambangkan menggambarkan macam-
1) Makna Tata Busana
macam sifat yang ada dalam diri manusia.
Pertama adalah makna dari tata Diantaranya yang pertama ada warna
busana, yang meliputi Irah-irahan, Oto, merah yang melambangkan dari sifat
Celana, Sampur, Jarik, dan Aksesoris. manusia yaitu Amarah. Amarah ini yang
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 377
mendorong manusia berbuat membunuh, adalah orang yang dewasa, namun orang
bagian dari nafsu ini ada rasa ingin ini bersifat pemarah, ingin menang sendiri.
menang sendiri, marah, dan tidak ingin Kemudian Celana warna putih polos,
ditundukkan pendiriannya. Sifat kedua ada Sampur warna putih dan Jarik yang
warna kuning yang melambangkan sifat digunakan oleh tokoh Pethak itu
manusia yaitu Sufiyah. Sifat ini melambangkan bahwa Pethak merupakan
mendorong manusia akan melakukan Jejaka yang tidak punya rumah, tidak
hubungan sex dengan lawan jenis kelamin. punya apa-apa, dan asalnya pun tidak
Bagian-bagian dari sifat ini antara lain, diketahui dari mana. Pethak adalah orang
ingin hidup senang, gembira, dan yang sedang merantau atau mencari
menikmati keindahan. Sifat dari manusia pekerjaan. Celana yang berwarna biru,
yang ketiga adalah Aluamah yang Sampur warna biru dan Jarik yang
disimbolkan berwarna hitam. Mengapa digunakan oleh tokoh Balong itu
harus warna hitam? Karena dengan sifat melambangkan bahwa orang tersebut
ini manusia akan terdorong untuk berasal dari orang kaya, orang yang
bertindak yang serakah. Bagian dari sifat terpandang, sudah dewasa, atau sudah
ini diantaranya ada iri hati, ingin pernah menikah. Seperti tokoh yang
menguasai, dan dengki. Kemudian sifat diperankan bahwa Balong adalah seorang
yang terakhir adalah sifat Mutmainah yang duda namun kaya raya. Sedangkan Cawik
digambarkan dengan warna putih. Sifat ini adalah tokoh perempuan maka tidak
akan mendorong manusia kearah kebaikan, menggunakan celana, melainkan hanya
ketaqwaan kepada Tuhan YME. Bagian menggunakan Jarik sebagai bawahannya.
dari sifat ini diantaranya suka menolong, Tokoh Cawik ini juga menggunakan
berlaku baik, sopan santun dan berbudi Sampur yang berwarna kuning yang
luhur. melambangkan romantisme dan
feminisme.
Kemudian makna dari Celana, Jarik
dan Sampur yang digunakan oleh keempat Bagian dari tata busana ynag lain
pemain Sandur. Pertama ada Celana, Jarik adalah Aksesoris yang meliputi Sumping,
dan Sampur yang digunakan oleh Tangsil Kacamata, Sabuk, Klat Bahu, Pols Deker,
berwarna hitam, Sampur yang berwarna Slempang, Kace dan Boro-Boro Samir.
merah dan Jarik yang dominan dengan Sumping merupakan aksesoris yang
warna merah dan batik hitam itu digunakan pada bagian kepala, yaitu
melambangkan bahwa tokoh Tangsil ini tepatnya dibagian sekitar telinga. Sumping
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 378
ini digunakan untuk melindungi bagian Pols Deker digunakan untuk melindungi
kepala yang paling vital yaitu pelipis urat nadi tangan yang dianggap sangat
telinga. Sumping yang digunakan tokoh vital. Jika urat nadi terkena benda tajam
Balong dominan warna merah yang maka nyawa akan terancam. Pols Deker
menggambarkan kedewasaan, amarah dan melambangkan sebuah benteng. Selain itu
kewibawaan sedangkan Sumping yang ada Klat Bahu, aksesoris yang juga
digunakan tokoh Pethak dominan dengan digunakan oleh keempat tokoh Sandur.
warna Putih yang melambangkan Klat Bahu digunakan pada pergelangan
kesucian. Sumping ini hanya digunakan lengan bagian atas. Hal ini digunakan
Balong dan Pethak. untuk melindungi lengan tangan atas dari
benda tajam yang bisa membuat fatal.
Kemudian kacamata yang digunakan
Karena jika lengan tangan atas patah maka
tokoh Balong dan Pethak ini bukan hanya
tangan tidak bisa digerakkan. Bentuk Klat
sebagai aksesoris, namun hal ini
Bahu menyerupai kupu-kupu. Mengapa
melambangkan bahwa tokoh Balong dan
kupu-kupu? Karena kupu-kupu
Pethak adalah orang daerah pesisir. Namun
mempunyai sayap yang lebar dan dirasa
bukan hanya Balong dan Pethak saja yang
sangat kuat sebagai benteng dari serangan.
berasal dari daerah pesisir melainkan
Oleh karena itu bentuk dari Klat Bahu ini
semua tokoh.
dibuat menyerupai kupu-kupu.
Selain itu ada Kace, aksesoris ini
Kemudian selanjutnya adalah makna
digunakan oleh keempat tokoh Sandur.
dari Slempang. Aksesoris ini digunakan
Kace digunakan pada bagian leher dan
oleh keempat tokoh Sandur. Slempang
dada tepatnya untuk melindungi organ
digunakan pada bagian badan yang
tubuh yang vital yaitu seperti leher,
menyilang. Kegunaan dari slempang ini
sedangkan bagian dada untuk melindungi
hanya sebagai aksesoris saja. Perbedaan
organ seperti jantung dan paru-paru.
warna masing-masing slempang diambil
Warna hitam yang mendominasi
dan dipadukan dengan ciri khas sifat
melambangkan sebuah kegelapan, motif
masing-masing tokoh Sandur. Tokoh dari
ditengahnya adalah melambangkan
Tangsil yang berwarna merah dan hitam
kehidupan manusia.
itu melambangkan amarah dan tidak ingin
Ada lagi Pols Deker, aksesoris yang dibantah. Dari tokoh Balong ada warna
digunakan oleh keempat tokoh Sandur biru dan merah yang melambangkan
yang digunakan di pergelangan tangan. seorang duda kaya atau dewasa. Tokoh
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 379
Cawik ada warna orange dan hijau yang tersebut terdapat makna didalamnya yaitu
cenderung melmbangkan menarik, makna kehidupan manusia mulai sebelum
romantis, atau feminim. Sedangkan tokoh lahir hingga meninggal dan bisa juga
Pethak ada slempang warna hijau dan ungu melambangkan tahap-tahap alur pertanian.
yang melambangkan belum pernah nikah Diantaranya adalah tahap tutup kerudung
atau jejaka. yang melambangkan kehidupan manusia
masih didalam kandungan orang tuanya.
Yang terakhir dari bagian tata busana
Dalam hal pertanian tahap ini
adalah Boro-boro Samir dan Ikat pinggang
melambangkan tahap babat atau bersih-
Boro-boro Samir ini pada bagian
bersih lahan. Kedua ada tahap buka
pinggang. Tujuan dari pemakaiannya
kerudung, tahap ini melambangkan
adalah untuk melindungi Kelamin. Boro-
manusia yang dilahirkan kedunia.
boro samir ini melambangkan sama seperti
Sedangkan dalam hal pertanian tahap ini
Kace yaitu kehidupan yang berada
melambangkan ndaut atau mengambil biji
dikegelapan artinya didunia ini banyak
padi yang siap ditanam. Tahap ketiga
sekali gangguan yang menghampiri
adalah tahap bancik endok yang
manusia. Sedangkan ikat pinggang
melambangkan bahwa manusia masih pada
digunakan sebagai pelindung pusar dari
masa bayi, masih dalam perlindungan
apapun. Dalam hal ini pusar merupakan
orang tuanya. Dalam hal pertanian ini
tempat yang sangat vital. Pusar merupakan
melambangkan tahap tandur atau masa
awal dari kehidupan manusia oleh karena
tanam padi. Tahap keempat yaitu tahap
itu harus dilindungi dengan sangat baik.
bancik kendi yang melambangkan
Sabuk ini juga digunakan oleh keempat
kehidupan manusia pada masa bayi yang
tokoh Sandur. Sabuk atau ikat pinggang ini
akan turun tanah. Sedangkan dalam
melambangkan sebuah benteng.
pertanian tahap ini melambangkan masa
2) Makna Tahap-Tahapan Inti meteng atau masa padi sudah mulai

Selain tata busana ada juga tahap- berbuah.

tahapan inti dalam kesenian Sandur. Tahap kelima adalah tahap bancik
Tahap-tahapan itu meliputi tahap tutup dengkul yaitu melambangkan kehidupan
kerudung, tahap buka kerudung, tahap manusia pada masa remaja, masa dimana
bancik endok, tahap bancik kendi, tahap anak-anak senang bermain, masa nakal-
bancik dengkul, tahap bancik pundak dan nakalnya. Dalam hal pertanian ini disebut
tahap kalongking. Dari tahap-tahap ambyak atau padi sudah menyeluruh
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 380
buahnya. Tahap yang keenam adalah tahap biasanya diletakkan ditengah-tengah arena
bancik pundak yang melambangkan atau didekatkan dengan rontek.
kehidupan manusia pada masa dewasa, Perlengkapan kedua adalah bambu, jumlah
masa tua, masa mengabdi. Sedangkan yang dibutuhkan hanya dua pohon.
dalam hal pertanian tahap ini disebut masa Mengapa jumlah yang dibutuhkan hanya
bangtit atau padi sudah menunduk dan dua pohon? Karena bambu ini akan
siap untuk dipanen. Tahap yang terakhir digunakan sebagai tiang yang nantinya
adalah tahap kalongking dimana dalam akan dikaitkan sebuah tali. Tali tersebut
kehidupan manusia ini melambangkan yang nantinya akan digunakan bandulan
manusia sudah meninggal atau kembali (menari diatas tali) oleh seorang tokoh
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sandur pada tahap akhir acara. Dua bambu
Sedangkan dalam hal pertanian, tahap ini tadi melambangkan dua hal yang berbeda
melambangkan pada masa panen. namun berkaitan dalam kehidupan. Misal
ada baik ada buruk, ada tua ada muda.
Selain tata busana dan tahap-tahapan
inti ada perlengkapan yang dibutuhkan Perlengkapan ketiga ada rontek yang
dalam kesenian Sandur. Perlengkapan itu melambangkan sebuah tanda pertengahan
diantaranya adalah Lampu petromaks, jika dalam bahasa Jawa namanya Pugeran.
bambu, rontek, obor, kentheng, meja, Selain itu juga melambangkan batasan-
kursi, upet menyan, kendi, sajen, dan alat batasan dalam diri seorang manusia.
musik. Dari seluruh peralatan tersebut Kertas warna merah, putih, kuning, dan
banyak mengandung makna. hijau itu melambangkan sebuah gambaran
hawa nafsu manusia yang disebut aluamah,
3) Makna Perlengkapan
sopiah, amarah dan mutmainah. Selain itu
Pertama adalah lampu petromaks yang juga menggambarkan berbagai arah
melambangkan sebuah cahaya sinar didunia ini yaitu ada barat, timur, utara dan
matahari. Lampu petromaks adalah lampu selatan. Dalam hitungan orang Jawa ada
tradisional yang digunakan oleh istilah dinten pitu pekenan gangsal yang
masyarakat umum sebelum ada listrik artinya ada tujuh hari dan lima pasaran.
masuk didaerah pedesaan. Lampu Tujuh hari yang dimaksud adalah senin,
petromaks biasanya digunakan dalam hal selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu dan
penerangan. Pada pementasan kesenian minggu. Sedangkan pasaran lima yaitu
Sandur ini juga sama, yaitu sebagai legi, pahing, pon, wage, dan kliwon.
penerangan. Lampu petromaks ini

AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 381


Dalam hal tempat, pasaran ini Tangsil dan Cawik sedangkan Pethak tidak
merupakan dimana tempat-tempat itu duduk. Karena Pethak merupakan seorang
berada. Legi bertempat di timur, pahing kabur kanginan (orang yang tidak
bertempat di selatan, pon bertempat di diketahui asalnya), tidak mempunyai apa-
barat, wage bertempat di utara, sedangkan apa maka dia tidak berhak duduk. Kursi
kliwon bertempat ditengah-tengah. Legi, disini diibaratkan sama dengan meja yaitu
pahing, pon, wage tersebut sebagai rumah atau tanah sawah yang bisa
menggambarkan jagat dunia dan kliwon ditempat tinggali dan digarap tanah
adalah sebagai isi dari seluruh jagat dunia sawahnya.
ini (manusia, tumbuhan, dan hewan).
Selanjutnya ada obor, jumlah yang
Selain itu ada Kentheng, ini adalah dibutuhkan dua obor untuk pementasan
bagian perlengkapan dari pementasan kesenian Sandur. Obor dibawah oleh dua
kesenian Sandur yang ditancapkan pada orang yang disebut Germo untuk
bagian empat sudut. Kentheng ini juga menemani jalannya keempat tokoh Sandur
melambangkan sebuah perbatasan namun dalam mengelilingi arena pertunjukkan.
bertempat dipojok-pojok atau sudut. Orang tersebut yang dinamakan Germo,
Perbatasan ini diantaranya yaitu lor etan, orang yang selalu menemani jalannya
kidul etan, kidul kulon dan lor kulon (timur pertunjukkan Sandur. Dalam
laut, tenggara, barat daya dan barat laut). penempatannya ada obor yang didepan
tokoh Sandur dan ada yang dibelakang
Perlengkapan lain ada meja dan
tokoh Sandur. Karena ini sudah menjadi
kursi. Meja disini digunakan untuk tempat
tradisi dari turun temurun obor selalu
sajen, pakaian yang belum dipakai, dan
digunakan dalam pementasan kesenian
perlengkapan yang lainnya. Namun juga
Sandur. Baik itu pementasan didalam
digunakan untuk meletakkan seorang
gedung maupun diluar atau dilapangan,
tokoh dibawahnya sebelum melakukan
baik itu disiang hari maupun malam hari.
kalongking. Meja disini juga diibaratkan
sebagai rumah seseorang. Sedangkan kursi Obor salah satu perlengkapan yang
dalam pementasan Sandur yang wajib, karena disini obor melambangkan
dibutuhkan hanya tiga buah. Mengapa sebuah perbedaan dua lawan jenis.
harus tiga buah kursi? Itu karena dalam Misalnya ada siang ada malam, ada depan
cerita Sandur ada empat tokoh yaitu ada belakang, ada laki-laki ada perempuan
Balong, Pethak, Tangsil dan Cawik namun dan ada maju ada mundur. Dalam
kursi tersebut akan diduduki oleh Balong, antropologi hal ini disebut (binnary
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 382
opotition) oposisi biner atau dua hal yang hidup saat ini memberikan doa atau
berbeda dan berlawanan jenis. Selain itu berterima kasih kepada leluhur kita yang
obor juga digunakan sebagai tambahan telah memberikan anugerah bumi kepada
penerangan jika pementasan pada malam kita serta telah membuka jalan (babat
hari. dalan) pada jaman dahulu. Ungkapan rasa
terima kasih ini diberikan melalui media
Perlengkapan lainnya yaitu Upet
menyan yang dibakar tersebut.
Menyan. Upet menyan biasanya hanya
dipegang oleh juru kunci dari Sandur Selain itu ada Kendi yang juga salah
tersebut. Upet menyan terbuat dari merang satu perlengkapan yang harus ada dalam
atau batang padi yang sudah tua dan sudah pementasan kesenian Sandur. Kendi disini
dipanen, biasanya tempat tumbuhnya buah digunakan pada saat tahap Bancik Kendi
padi. Kemudian dikasih menyan lalu seperti yang sudah dijelaskan pada tahap-
dibakar. Menurut pak Sakrun selaku ketua tahapan diatas. Kendi melambangkan
Sandur, hal ini bukan untuk mengundang tanah air, karena terbuat dari tanah dan
setan atau roh jahat. Maksud dari diisi dengan air.
penggunaan upet menyan adalah memohon
Perlengkapan yang paling wajib ada
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar
dalam pementasan adalah sajen. Sajen ini
selamat dari apapun selama pementasan.
banyak sekali macamnya. Diantaranya
Selain itu juga agar terhindar dari
yaitu tumpeng, kupat lepet, ketan towo,
kesurupan yang biasanya sulit
cap bakal, peralatan dapur, dan beras
dikendalikan, atau mungkin
kuning. Dari masing-masing sajen ini
menghindarkan dari segala macam
memliki makna tersendiri. Tumpeng
perbuatan dari orang yang tidak suka
adalah salah satu dari macam sajen yang
dengan kesenian Sandur tersebut. Hal ini
diperlukan dalam pementasan kesenian
memang sudah adat istiadat dari jaman
Sandur. Tumpeng sebenarnya bukan hal
dahulu jadi sampai saat ini masih
yang luar biasa lagi. Karena disekitar kita
digunakan terus menerus.
pasti ada tumpeng jika ada kegiatan
Dalam pementasan Sandur ada selamatan atau syukuran. Selain itu
pembakaran menyan dan biasanya juga masyarakat Jawa biasanya melakukan
diiringi dengan pembakaran upet menyan selamatan untuk memperingati hari
seperti yang sudah dijelaskan diatas. lahirnya atau weton. Sama dalam
Dengan membakar menyan artinya bahwa pementasan kesenian Sandur juga
kita sebagai generasi penerus yang masih membutuhkan tumpeng untuk selamatan.
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 383
Disini tumpeng digunakan untuk towo ini adalah sebagai rasa syukur kita
selamatan agar seluruh pemain baik itu atas seluruh isi yang ada di alam bumi
keempat tokoh Sandur, panjak hore dan yang kita tempati ini.
yang lainnya selamat dan tidak terjadi apa-
Kemudian ada Cap bakal atau takir
apa selama pementasan berlangsung.
merupakan sajen yang juga ada dalam
Selain tumpeng ada kupat kepet pementasan kesenian Sandur. Cap bakal
yang dibutuhkan dalam pementasan ini biasanya terbuat dari daun pisang yang
Sandur. Bahan dari kupat itu biasanya dibentuk menyerupai sebuah tempat atau
terbuat dari daun kelapa yang masih muda wadah. Cap bakal ini biasanya diisi dengan
atau masyarakat Jawa menyebutnya janur. bawang merah, bawang putih, telur ayam
Sedangkan lepet juga terbuat dari janur jawa, dan uang logam. Cap bakal atau takir
namun bentuknya agak kecil dan lonjong, ini diibaratkan sebagai bumi yang
tidak terlalu panjang seperti lontong. didalamnya terdapat berbagai isi. Cap
Setelah sama-sama dibuat akan diisi baik bakal atau takir ini digunakan sebagai rasa
kupat maupun lepet. Kupat biasanya diisi hormat kepada leluhur kita yang sudah
dengan beras biasa, sedangkan lepet akan membuka lahan atau babat bumi dari
diisi beras ketan yang berwarna putih. awalnya dunia yang kita tempati hingga
Maksud dari penggunaan kupat lepet disini saat ini. Bentuk dari cap bakal atau takir
adalah untuk menolak balak dari segala ini hampir segi empat atau dalam jawa
macam bentuk setan dan jin. Kupat lepet merapat yang artinya adalah keempat arah
biasanya digunakan untuk menolak balak penjuru yaitu barat, utara, selatan, dan
dari empat sudut yaitu pojok lor etan, timur.
pojok kidul etan, pojok lor kulon, dan
Selanjutnya juga ada peralatan dapur
pojok kidul kulon (timur laut, tenggara,
yang meliputi barang seperti entong, erus,
barat daya, dan barat laut).
hulek-hulek, tampah dan sebagainya.
Perlengkapan lain yang dibutuhkan Peralatan ini juga ada termasuk dalam
adalah ketan towo, salah satu sajen yang perlengkapan Sandur. Hal ini diibaratkan
terbuat dari beras ketan biasa. Cara sebagai rasa permohonan kita terhadap
pembuatannya biasanya dikukus namun Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberi
ketan ini tidak diberi garam atau gula, keselamatan dan apa yang kita inginkan
sehingga rasanya akan tawar. Kata towo dikabulkan. Kemudian bagian dari sajen
dalam bahasa Indonesia juga berarti tawar yang terakhir adalah beras kuning. Beras
atau tidak ada rasanya. Maksud dari ketan kuning sebenarnya terbuat dari beras biasa
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 384
yang dicampur dengan pewarna agar Alat yang lain adalah kethuk jika
menjadi warna kuning. Beras kuning disini ditabuh akan menghasilkan suara yang
sebagai penolak balak semoga dalam berbunyi thuk. Kata thuk diartikan oleh
pementasan kesenian Sandur itu terhindar masyarakat Jawa yaitu manthuk yang
dari segala mara bahaya. artinya adalah setuju. Maksudnya adalah
setiap manusia harus serta taat tunduk pada
Dalam kesenian Sandur juga
perintah maupun larangan dari Sang
menggunakan alat dalam mengiringi
Pencipta. Menjauhi segala larangan-Nya
jalannya cerita. Alat musik yang
dan melaksanakan apapun perintha-Nya.
digunakan adalah Kendhang, Kethuk dan
Melalui sebuah kesenian tradisional yang
Gong Bumbung. Kesenian Sandur juga
diiringi dengan alat musik kethuk ini
menggunakan alat musik kendang untuk
diharapkan manusia tidak serta merta
mengiringi pementasannya. Alasan
bertindak sesuka hatinya, bersikap angkuh
digunakannya alat musik kendang dalam
dan sombong.
kesenian Sandur adalah kendang
merupakan sebuah simbol dari tempo. Alat musik yang ketiga adalah gong
Tempo merupakan sebuah ukuran bumbung yaitu sebuah alat musik
kecepatan dalam sebuah irama lagu. tradisional yang terbuat dari batang
Tempo itu sendiri sama dengan sebuah bambu. Gong bumbung ini terdiri dari dua
ketukan. Jadi kendang disini digunakan macam bambu, yang pertama adalah
untuk mengatur jalannya sebuah gerakan bambu yang berukuran besar dan salah
dalam pementasan kesenian Sandur. satu ruasnya dibuka, sedangkan yang
ukuran lebih kecil kedua ruasnya dijebol
Kata kendang sebenarnya diambil
semua sebagai peniup. Kemudian cara
dari bunyi alat musik yang suaranya dang.
memainkannya adalah bambu yang kecil
Dalam masyarakat Jawa dang diartikan
dimasukkan kedalam bambu yang besar
sebagai kata kerja yang artinya adalah
kemudian ditiupkan. Gong bumbung ini
segera. Maksudnya pada masyarakat Jawa
digunkan sebagai jeksa atau sebagai awal
dalam melakukan suatu kegiatan harus
dan penutup gending.
sesegara mungkin. Terutama dalam hal
beribadah harus tepat waktu untuk SIMPULAN
menghadap serta berdoa kepada Sang
Secara keseluruhan dapat
Pencipta tanpa harus ditunda-tunda lebih
disimpulkan bahwa kesenian ini
dahulu.
mempunyai arti yaitu kehidupan

AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 385


masyarakat pertanian tradisional yang Ricoeur, Paul (2012) Teori Interpretasi:
didalamnya terdapat berbagai macam Memahami Teks, Penafsiran, dan
kejadian. Ada tahap-tahapan yang Metodologinya. Yogyakarta:
menceritakan kehidupan manusia dari IRCiSoD.
dalam kandungan manusia hingga Spradley, James P. (1997) Metode
meninggal dunia. Selama hidup didunia Etnografi. Yogyakarta: PT. Tiara
mereka mengerjakan pertanian mulai dari Wacana Yogya.
membersihkan sawahnya, ditanami padi,
hingga panen.

Pada kesenian ini juga banyak


menceritakan berbagai macam sifat
didalam diri manusia. Melalui sifat itu
manusia akan terdorong kearah baik dan
buruk. Dengan adanya sifat itu manusia
akan mempunyai rasa bersyukur atas
segala apa yang telah dimiliki saat ini.
Pengungkapan rasa syukur tersebut
dilakukan dengan dipentaskannya kesenian
ini dengan segala bentuk tata busana,
tarian, tahapan dan perlengakapan yang
ada. Terdapat sajen dalam perlengkapan
itu sebagai wujud rasa syukur dan terima
kasih kepada leluhur atas apa yang dimiliki
saat ini. Serta selalu berdoa dan memohon
keselamatan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa, agar selalu diberi kesehatan dan
rejeki yang lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Ahimsa-Putra, Heddy Shri (2000) Ketika


Orang Jawa Nyeni. Yogyakarta:
Galang Press.

AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 386

You might also like