Professional Documents
Culture Documents
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
x
0
1 2 3 4
22
23
IV.1.3 Data
Waktu Suhu
(Menit) 25˚C 45˚C
5 0,947 0,831
30 0,649 0,203
IV.1.4 Perhitungan
a = 0,357
b = 0,2008
r = 0,9905
1. Untuk suhu 25˚C
1) Menit 5
Y = a + bx
0,947 = 0,357 + 0,2008x
0,59 = 0,2008x
x = 2,94
2) Menit 30
Y = a + bx
0,649 = 0,357 + 0,2008x
0,292 = 0,2008x
x = 1,46
2. Untuk suhu 45˚C
1) Menit 5
Y = a + bx
0,831 = 0,357 + 0,2008x
0,474 = 0,2008x
x = 2,36
24
2) Menit 30
Y = a + bx
0,203 = 0,357 + 0,2008x
-0,172 = 0,2008x
x = -0,86
IV.1.5 Perhitungan Konsentrasi PCT
Waktu Suhu
(Menit) 25˚C 45˚C
5 2,94 2,36
30 1,46 -0,86
r -1
a 1,3588
2 b 0,163
r 1
Untuk dapat nilai K pada suhu 30˚C, maka diregresikan antara x dan log K
dan didapatkan nilai :
a = -4176
b = 1611,37
r = 1
Y = a + bx
= -4176 + 1611,37 (3,300 × 10-3)
= -4176 + 5,317
= 1,141
Y = log K
K = antilog K
= 13,830
Untuk orde 0
0,698
t 1⁄2 =
K
0,698
t 1⁄2 =
0,1288
= 1⁄9 × 10000⁄0,1288
10000
=
1,1592
= 8627 menit
= 144 jam
= 6 hari
IV.2 Pembahasan
Menurut Thabita (2013), stabilitas obat merupakan kemampuan
bentuk sediaan farmasi untuk mempertahankan sifat fisik, kimia, terapeutik,
dan mikroba selama penyimpanan dan penggunaan oleh pasien. Pada
28
praktikum kali ini kita akan menentukan stabilitas fisika suatu obat dalam
hal ini menggunakan sampel paracetamol berdasarkan pengaruh suhu.
Adapun prinsip percobaan pada praktikum kali ini yaitu penetuan
stabilitas fisika dari sampel paracetamol berdasarkan pengaruh suhu dengan
menggunakan instrumen spektrofotometer yang didasarkan pada hukum
Lambeert Beer “seberkas cahaya polikromatik melewati sebuah sampel
menjadi cahaya monokromatik, akan ada sebagian cahaya yang diserap,
sebagian cahaya dipantulkan, dan sebagian cahaya diteruskan” (Miller,
2000).
Pertama-tama semua alat yang akan digunakan dibersihkan dengan
alkohol 70% terlebih dahulu. Menurut Iriawati (2005), hal ini dilakukan
untuk mensterilkan alat yang akan digunakan agar terhindar dari bakteri atau
mikroorganisme. Selanjutnya digerus tablet paracetamol sebanyak 3 tablet
hingga benar-benar halus. Ditimbang paracetamol yang sudah digerus tadi
sebanyak 1 gram pada neraca analitik.
Selanjutnya dilakukan pengenceran bertingkat larutan standar
dengan melarutkan paracetamol sebanyak 1 gram dalam 100 ml alkohol ke
dalam gelas beker. Menurut Underwood (2001), larutan standar dibuat
dengan tujuan membuat kurva standar atau kuva kalibrasi sehingga nanti
diperoleh nilai panjang gelombang maksimum dari larutan standar tersebut.
Tahap selanjutnya diambil 5 ml dari larutan tersebut kemudian diencerkan
kembali dengan alkohol 100 ml hingga terbentuk konsentrasi 500 ppm. Dari
larutan tersebut, diambil kembali 2 ml kemudian diencerkan dengan 10 ml
alkohol hingga terbentuk konsentrasi 100 ppm sebagai larutan stok.
Menurut Underwood (2001), tujuan dilakukannya pengenceran bertingkat
ini untuk meminimalisir kesalahan, dan untuk mendapatkan nilai yang
akurat karena metode spektrofotometri berlaku pada larutan encer agar
larutan dapat tembus cahaya.
Dari larutan stok, tersebut selanjutnya dibuat larutan sampel dengan
konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, dan 4 ppm dengan mengambil masing-
masing sebanyak 0,1 ml, 0,2 ml, 0,3 ml, dan 0,4 ml dari larutan stok
29