You are on page 1of 16

SIFAT FISIKA (30):122-137

SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA KAYU BONGIN (Irvingia malayana Oliv)


DARI DESA KARALI III KABUPATEN MURUNG RAYA
KALIMANTAN TENGAH

Oleh/By
Muhammad Faisal Mahdie
Program Studi Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan
Universitas Lambung Mangkurat
Jl. A.Yani Km 36 Banjarbaru

ABSTRACT

The purpose of the implementation of this research is to investigate the physical


properties of wood Bongin including moisture content, density and shrinkage,
mechanical properties of wood covering the persistence press Bongin parallel to
grain and static bending strength (MoE and MoR), and the relationship between
physical properties of wood (moisture content, density and shrinkage) of the
mechanical properties of wood Bongin.
The result is expected to provide benefits in the form of information to the
public so that they can utilize appropriate Bongin wood, and will give Bongin
timber for the timber industry as a raw material.
Bongin value wood moisture content 18.36% by value by 0.98 gr/cm3
density. Value of wood shrinkage in the radial direction bongin 2.81%, in the
tangential direction by 5.77% and 0.54% longitodinal direction. Value of static
flexural strength (MOE) of wood bongin kg/cm2 170,579.39, the value of bending
strength (MOR) of 1178.80 kg/cm2. Press firmness value parallel to the wood
grain bongin 563.33 kg/cm2. Wood bongin based on research results are
classified into class I. Generally strong, physical properties of wood has a high
bongin strong relationships with its mechanical properties, except in connection
with MOR density, tangential shrinkage with firmness press parallel to grain, and
depreciation longitodinal with parallel fibers firmness press. bongin Wood has a
strong class I where bongin timber is suitable for raw building materials.

Keyword : physical properties, wood Bongin

PENDAHULUAN

Sifat fisik kayu merupakan Bongin yang meliputi kadar air, berat
salah satu sifat dasar kayu yang jenis dan penyusutan, mengetahui
berguna sebagai pertimbangan sifat mekanika dari kayu Bongin
dalam penggunaan suatu jenis kayu. yang meliputi keteguhan tekan
Penggunaan kayu secara tepat sejajar serat dan keteguhan lentur
selalu memerlukan persyaratan statik (MoE dan MoR), serta untuk
tertentu, dimana persyaratan itu baik mengetahui hubungan antara sifat
secara langsung maupun tidak fisika kayu (kadar air, berat jenis dan
langsung akan selalu berhubungan penyusutan) terhadap sifat mekanika
dengan sifat fisik dan mekaniknya. dari kayu Bongin.
Diantara sifat fisik yang cukup Hasil dari penelitian ini
penting untuk diketahui adalah berat diharapkan dapat memberikan
jenis dan kembang susut kayu. manfaat berupa informasi kepada
Tujuan dari pelaksanaan masyarakat sehingga dapat
penelitian ini adalah untuk memanfaatkan kayu Bongin secara
mengetahui sifat fisika dari kayu tepat serta memberikan gambaran

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 122
SIFAT FISIKA (30):122-137

mengenai kayu Bongin bagi industri perkayuan sebagai bahan baku.

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di kerapatan, didapat dengan


Laboratorium Teknologi Hasil Hutan memotong kayu menjadi ukuran 5 x
Fakultas Kehutanan Universitas 5 x 5 cm sebanyak 9 buah sampel,
Lambung Mangkurat Banjarbaru begitupula untuk menguji perubahan
untuk pengujian sifat fisika kayu dimensi (penyusutan arah radial,
Bongin (Kayu Batu) dan untuk tangensial dan longitudinal).
pengujian sifat mekanika kayu Pengujian keteguhan tekan sejajar
Bongin di Balai Penelitian dan serat kayu bongin tadi dipotong
Pengembangan Industri dengan ukuran 5 x 5 x 20 cm
(BARISTANDIN) Banjarbaru dengan jumlah sampel sebanyak 3
Propinsi Kalimantan Selatan. Waktu buah. Pengujian keteguhan lentur
penelitian selama kurang lebih 3 diperlukan contoh uji sebanyak 3
bulan mulai dari bulan Mei 2010 buah (pengujian MoE dan MoR)
sampai dengan bulan Juli 2010 yang dengan ukuran 5 x 5 x 76 cm.
meliputi tahapan persiapan dan Banyaknya contoh uji yang akan
pengambilan data serta pengolahan digunakan seluruhnya berjumlah : 9
data. contoh uji untuk kadar air, 9 contoh
Bahan yang digunakan uji untuk berat jenis, 9 contoh uji
dalam penelitian ini adalah kayu untuk perubahan dimensi
Bongin. Peralatan yang digunakan (penyusutan arah radial, tangensial
dalam penelitian ini meliputi : dan longitudinal), 3 contoh uji untuk
meteran untuk mengukur dimensi keteguhan tekan sejajar serat, 3
kayu, gergaji untuk memotong kayu contoh uji untuk keteguhan lentur
menjadi sampel, oven untuk (MoE dan MoR).
mendapatkan berat kering tanur Bahan baku berupa kayu
sampel, mesin katam untuk dengan jenis kayu bongin dengan
menyerut dan menghaluskan ukuran panjang log kayu kurang
permukaan sampel, desikator untuk lebih 200 cm dengan diameter 24
menyimpan sampel yang telah cm dimana ukuran kotor jika terjadi
dikering tanurkan, neraca analitik kesalahan dalam pembuatan
untuk menimbang sample, kaliper beberapa contoh uji serta informasi
untuk mengukur dimensi sampel tentang bagian log kayu bongin tidak
(panjang, lebar dan tinggi), Universal di ketahui karena bahan baku dalam
Testing Machine Wood (UTM) untuk pembuatan contoh uji telah tersedia
menguji sifat mekanika kayu, dengan ukuran 5 x 5 cm dengan
kamera digital untuk dokumentasi panjang 4 meter, tetapi pada
penelitian, alat tulis menulis dan dasarnya pembutan contoh uji dapat
kalkulator untuk mencatat dan di lihat pada sekema pengambilan
menghitung data. contoh uji.
Pembuatan contoh uji Pengujian pada penelitian ini
dengan memotong batang pohon menggunakan contoh uji dalam
kayu Bongin menjadi kayu log ukuran kecil, menurut standar ASTM
dengan ukuran diameter kayu 24 cm D 143 – 52 baik pada contoh uji sifat
dan panjang 200 cm menggunakan fisik maupun contoh uji sifat
circular saw. Contoh uji untuk mekanik.
pengujian kadar air, berat jenis dan

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 123
SIFAT FISIKA (30):122-137

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sifat Fisika Kayu Bongin

1. Kadar Air bongin yang diteliti sebesar 18,36%


Hasil penelitian mengenai dengan nilai kadar air kayu bongin
pengukuran kadar air kayu bongin masing-masing pengulangan secara
dapat dilihat pada Lampiran 1. berurutan adalah 19,02%; 17,12%
Rekapitulasi data pengukuran kadar dan 18,93%. Nilai kadar air kayu
air kayu bongin dapat dilihat pada bongin masing-masing pengulangan
Tabel 4. ini secara grafis dapat dilihat pula
Tabel 4 memperlihatkan pada Gambar 2.
bahwa rata-rata nilai kadar air kayu

Tabel 4. Rekapitulasi hasil pengukuran kadar air kayu bongin (%)


Rataan Berat Awal BKT KA
A1 125,20 105,20 19,02
A2 123,30 105,27 17,12
A3 122,80 103,27 18,93
Jumlah 371,30 313,73 55,07
Rata-rata 123,77 104,58 18,36
Sumber : Pengolahan data primer 2008

19,50

19,00 19,02
Kadar Air (%)

18,93
18,50

18,00
17,50

17,00 17,12

16,50

16,00
1 2 3
Ulangan
Gambar 2. Grafik nilai kadar air kayu batu pada masing-masing ulangan

Nilai rata-rata kadar air kayu sangat mempengaruhi kadar air


bongin yang tertinggi adalah pada kayu bongin. Apabila kelembaban
ulangan pertama yakni sebesar udara pada lingkungan saat
19,02% dan yang terendah adalah penelitian tinggi maka kayu akan
pada ulangan 2 hanya sebesar menyerap air lebih banyak sehingga
17,12%. Variasi perbedaan nilai kadar air pada kayu bongin juga
kadar air pada kayu bongin ini cenderung akan tinggi. Begitupula
dikarenakan perbedaan kelembaban sebaliknya apabila kelembaban
sampel kayu pada saat penelitian. udara pada lingkungan saat
Perbedaan kelembaban kayu dapat penelitian rendah maka kayu akan
dilihat dari perbedaan berat awal, mengeluarkan air sehingga kadar air
sehingga kadar air keseimbangan pada kayu bongin juga cenderung

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 124
SIFAT FISIKA (30):122-137

akan rendah. Pendapat ini serupa banyak menyerap kandungan air


dengan pernyataan Haygreen dan (dapat dilihat pada kayu batu untuk
Bowyer (1993) bahwa karena ulangan pertama yang memiliki berat
adanya sifat adsortif kayu, maka awal kayu yang paling besar
kayu mempunyai kemampuan untuk sehingga juga memiliki nilai kadar air
menyerap uap air dari udara kayu yang paling besar pula). Selain
sekitarnya sampai mencapai itu, adanya variasi kadar air dalam
keseimbangan kandungan air satu pohon batu dapat pula
dengan udara, karenanya kayu disebabkan oleh adanya perbedaan
disebut suatu bahan higroskopik. pemotongan letak sampel pada
Apabila kayu dalam keadaan pohon, dimana antara kayu gubal
seimbang dengan lingkungan dan kayu teras memiliki perbedaan
sekitarnya dan udara kemudian struktur anatomi. Apabila kayu di
menjadi lebih kering, kayu tersebut dalam batang suatu pohon
akan kehilangan air (desorb) sampai mengalami perubahan dari kayu
kembali mencapai keseimbangan. gubal ke kayu teras, kandungan air
Pendapat ini diperkuat pula oleh di dalam dinding sel sedikit
pernyataan Soenardi (1976), bahwa berkurang. Ini adalah hasil
kemampuan untuk mengadsorpsi pengendapan ekstraktif-ekstraktif
atau kehilangan air ini tergantung yang cenderung untuk
pada suhu dan kelembaban atmosfir menggantikan molekul-molekul air
sekitarnya. Dumanau (1992) juga dalam ikatannya dengan selulosa
menambahkan bahwa banyaknya dan hemiselulosa. Pendapat ini
kadar air pada kayu bervariasi didukung oleh pernyataan dari
tergantung jenis kayunya. Haygreen dan Bowyer (1993),
Perbedaan sifat higroskopis bahwa dalam satu pohon terdapat
kayu batu ini akan berpengaruh variasi kandungan air. Perbedaan
terhadap berat basah (berat awal) antara kayu gubal dan teras adalah
dan berat kering tanur kayu batu salah satu sumber variasinya. Kayu
sehingga akan menimbulkan adanya teras umumnya hanya mempunyai
perbedaan kadar air kayu bongin. perbedaan kecil dalam kandungan
Semakin berat kayu bongin tersebut air antara kayu gubal dan kayu
maka akan semakin tinggi pula teras. Kandungan air kayu gubal
kandungan kadar airnya, hal ini biasanya jauh lebih tinggi daripada
dikarenakan kayu bongin tersebut kayu teras.

2. Kerapatan
Hasil penelitian mengenai gr/cm3 dengan nilai kadar air kayu
pengukuran kerapatan kayu bongin bongin masing-masing pengulangan
dapat dilihat pada Lampiran 2. secara berurutan adalah 0,97
Rekapitulasi data pengukuran gr/cm3; 0,97 gr/cm3 dan 1,00 gr/cm3.
kerapatan kayu bongin dapat dilihat Nilai kerapatan kayu batu masing-
pada Tabel 5. masing pengulangan ini secara
Tabel 5 memperlihatkan grafis dapat dilihat pula pada
bahwa rata-rata nilai kerapatan kayu Gambar 3.
bongin yang diteliti sebesar 0,98

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 125
SIFAT FISIKA (30):122-137

Tabel 5. Rekapitulasi hasil pengukuran kerapatan kayu bongin (gr/cm3)


Ulangan Berat Awal BKT Volume Kering Tanur Kerapatan
1 125,70 0,97 109,37 0,97
2 123,07 0,97 107,31 0,97
3 124,93 1,00 105,83 1,00
Jumlah 373,70 2,93 322,51 2,93
Rata-rata 124,57 0,98 107,50 0,98
Sumber : Pengolahan data primer 2008

1,01
1,00 1,00
Kerapatan (gr/cm3)

0,99
0,98
0,97 0,97
0,97
3

0,96
0,95
0,94
1 2 3
Ulangan

Gambar 3. Grafik nilai kerapatan kayu batu pada masing-masing ulangan

Nilai rata-rata kerapatan kayu (1992) bahwa kerapatan merupakan


bongin yang tertinggi adalah pada petunjuk penting bagi aneka sifat
ulangan ketiga yakni sebesar 1,00 kayu, makin berat kayu itu umumnya
gram/cm3 dan yang terendah adalah makin tinggi kekuatannya.
pada ulangan 2 dan 1 sebesar 0,97 Umumnya kerapatan kayu dapat
gram/cm3. Variasi perbedaan nilai ditentukan berdasarkan berat kayu
kerapatan pada kayu bongin ini kering tanur atau kering udara dan
dikarenakan adanya faktor-faktor volume kayu pada posisi kadar air
lain yang dapat menentukan tersebut. Haygreen dan Bowyer
besarnya berat dalam suatu jenis (1993) menambahkan bahwa
pohon misalnya seperti perbedaan kerapatan kayu bervariasi diantara
kelembaban, tersedianya cahaya dan didalam spesies pohon atau
matahari dan zat-zat makanan, kayu. Kerapatan antara kayu yang
angin dan suhu. Hal ini sebagian satu dengan kayu yang lain
besar ditentukan pula oleh berbeda-beda bahkan dalam satu
perbedaan berat kering tanur, berat pohon juga menunjukkan
basah dan volume dari kayu bongin perbedaan.
tersebut. Berat kering tanur, berat
basah dan volume dari kayu bongin 3. Penyusutan
pada masing-masing ulangan Hasil penelitian mengenai
tidaklah sama sehingga akan pengukuran penyusutan kayu bongin
menghasilkan adanya variasi dapat dilihat pada Lampiran 3.
kerapatan kayu bongin. Pendapat Rekapitulasi data pengukuran
ini diperkuat oleh pernyataan yang kerapatan kayu bongin dapat dilihat
dikemukakan oleh Dumanauw pada Tabel 6.

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 126
SIFAT FISIKA (30):122-137

Tabel 6. Rekapitulasi hasil pengukuran penyusutan kayu bongin (%)


Penyusutan (%)
Ulangan
Radial Tangensial Longitodinal
1 2,78 5,98 0,57
2 2,88 5,62 0,52
3 2,78 5,71 0,54
Jumlah 8,44 17,32 1,63
Rata-rata 2,81 5,77 0,54
Sumber : Pengolahan data primer 2008

7,00
5,98
6,00 5,62 5,71
Penyusutan (%)

5,00
Tangensial
4,00
2,78 2,88 2,78 Radial
3,00
Longitodinal
2,00
1,00 0,57 0,52 0,54
0,00
1 2 3
Ulangan

Gambar 4. Grafik nilai penyusutan kayu batu pada masing-masing ulangan

Tabel 6 memperlihatkan yang terendah pada bidang


bahwa rata-rata nilai penyusutan tangensial adalah pada ulangan 2
kayu bongin pada bidang radial, sebesar 5,62%. Penyusutan yang
tangensial dan longitodinal yang terendah pada bidang radial adalah
diteliti adalah sebesar 2,81%; 5,77% pada ulangan 1 dan 3 sebesar
dan 0,54%. Penyusutan kayu 2,78%. Penyusutan pada bidang
bongin pada bidang radial untuk longitodinal tertinggi adalah pada
masing-masing pengulangan secara ulangan pertama yakni 057% dan
berurutan adalah 2,78%; 2,88% dan yang terendah pada ulangan kedua
2,78%, penyusutan kayu bongin yakni hanya sebesar 0,52%. Data
pada bidang tangensial untuk hasil penelitian juga menunjukkan
masing-masing pengulangan secara bahwa penyusutan yang terkecil
berurutan adalah 5,98%; 5,62% dan terjadi pada bidang orientasi
5,71%, sedangkan penyusutan kayu longitodinal dan yang paling besar
bongin pada bidang longitodinal pada bidang orientasi tangensial.
untuk masing-masing pengulangan Hal ini sesuai dengan pernyataan
secara berurutan adalah 0,57%; Dumanauw (1993) bahwa
0,52% dan 0,540%. Nilai perubahan dimensi dalam arah
penyusutan kayu bongin pada longitudinal berkisar antara 0,1% –
bidang radial, tangensial dan 0,2%; dalam arah radial angka
longitodinal untuk masing-masing penyusutan bervariasi antara 2,1%-
pengulangan ini secara grafis dapat 8,5%; sedangkan dalam arah
dilihat pula pada Gambar 4. tangensial angka penyusutan lebih
Nilai rata-rata penyusutan kurang dua kali angka penyusutan
pada bidang tangensial kayu bongin radial yakni bervariasi antara 4,3% -
yang tertinggi adalah pada ulangan 14%.
pertama yakni sebesar 5,98% dan Hasil penelitian menunjukkan
penyusutan pada bidang radial kayu pula bahwa dari ketiga bidang
bongin yang tertinggi juga pada orientasi yang diteliti tersebut,
ulangan kedua 2,88%. Penyusutan terlihat bahwa nilai penyusutan

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 127
SIFAT FISIKA (30):122-137

terbesar adalah pada bidang arah lingkaran tumbuh (radial) dan sedikit
tangensial dengan nilai penyusutan sekali dalam arah sepanjang serat
lebih kurang dua kali angka (longitudinal/transversal).
penyusutan radial, hal ini Mulyono (1988) juga
disebabkan saluran jari-jari yang mengemukakan bahwa penyusutan
berada pada arah yang sama dapat pula dipengaruhi oleh ukuran
dengan potongan bidang radial dan bentuk sel (formasi kayu),
sehingga jari-jari mengurangi kerapatan kayu dan kecepatan
perubahan bentuk kayu. Dijelaskan pengeringan. Selanjutnya dikatakan
pula dalam Haygreen dan Bowyer bahwa kerapatan kayu merupakan
(1993) bahwa jari-jari dapat pentunjuk banyaknya zat kayu atau
menghambat perubahan dimensi zat dinding sel. Makin banyak zat
pada arah radial dan kehadirannya dinding sel atau makin besar
berpengaruh atas kenyataan bahwa kerapatan kayu maka makin besar
pada pengeringan kayu penyusutan pula perubahan dimensi yang
pada arah radial lebih kecil daripada mungkin terjadi pada perubahan
penyusutan pada arah tangensial. kadar air yang sama. Hal ini
Dumanau (1993) menambahkan disebabkan karena perubahan
kayu menyusut lebih banyak dalam dimensi kurang lebih sebanding
arah lingkaran tumbuh (tangensial), dengan perubahan volume air yang
agak kurang ke arah melintang ada dalam dinding sel.

B. Sifat Mekanik Kayu Batu 173.786,66 kg/cm2 dan 174.618,18


1. Keteguhan Lengkung Statis kg/cm2. Nilai rata-rata keteguhan
(MoE) dan Keteguhan Patah (MoR) patah (MoR) kayu batu yang diuji
Hasil penelitian mengenai sebesar 1.178,80 kg/cm2 dengan
pengujian keteguhan lengkung statis nilai keteguhan patah (MoR) kayu
(MoE) dan keteguhan patah (MoR) batu masing-masing pengulangan
kayu bongin dapat dilihat pada Tabel secara berurutan adalah 1.226,40
7. Tabel 7 memperlihatkan bahwa kg/cm2; 1.121,40 kg/cm2 dan
2
nilai rata-rata keteguhan lengkung 1.188,60 kg/cm . Nilai keteguhan
statis (MoE) kayu batu yang diuji lengkung statis (MoE) dan
sebesar 170.579,39 kg/cm2 dengan keteguhan patah kayu batu masing-
nilai keteguhan lengkung statis masing pengulangan ini secara
(MoE) kayu batu masing-masing grafis dapat dilihat pula pada
pengulangan secara berurutan Gambar 5 dan 6.
adalah 163.333,33 kg/cm2;

Tabel 7. Data hasil pengujian keteguhan statis (MoE) dan keteguhan patah
(MoR) kayu bongin (kg/cm2)
Pengujian
Sampel
MOR MOE
A1 1.226,40 163.333,33
A2 1.121,40 173.786,66
A3 1.188,60 174.618,18
Jumlah 3.536,40 511.738,17
Rata-rata 1.178,80 170.579,39
Sumber : Pengolahan data primer 2008

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 128
SIFAT FISIKA (30):122-137

1.240,00

Keteguhan Lengkung Statis


1.220,00 1.226,40
1.200,00

MOE (Kg/cm )
2
1.188,60
1.180,00
1.160,00

2
1.140,00
1.120,00 1.121,40
1.100,00
1.080,00
1.060,00
1 2 3
Ulangan

Gambar 5. Grafik nilai keteguhan lengkung statis (MoE) kayu bongin pada
masing-masing ulangan

Nilai rata-rata keteguhan pernyataan Erwinsyah dan


lengkung statis (MoE) kayu bongin Darnoko (2003) yang menyatakan,
yang tertinggi adalah pada ulangan semakin tinggi kerapatan
pertama yakni sebesar 1.226,40 menyebabkan semakin tinggi
kg/cm2 dan yang terendah adalah kemampuan papan untuk
pada ulangan kedua sebesar mempertahankan perubahan bentuk
1.121,40 kg/cm2. Perbedaan nilai akibat beban yang diterima.
keteguhan lengkung statis Nilai keteguhan lengkung statis
disebabkan oleh perbedaan kadar (MoE) pada kayu bongin ini jika
air, kerapatan dan adanya digolongkan menurut Departemen
kandungan zat ekstraktif dari kayu Pertanian (1976) maka termasuk
bongin. Semakin tinggi kandungan dalam sifat kelas kuat I. Hal ini
kadar airnya maka kayu tersebut dikarenakan nilai keteguhan
akan semakin berat dan akan lengkung statis hasil penelitian
mengakibatkan kayu tersebut lebih berada pada kisaran lebih dari 1.100
sulit untuk mengalami pelengkungan kg/cm2.
(kayunya lebih kuat). Haygreen dan
Bowyer (1993) menyatakan bahwa
kadar air dapat menentukan sifat
fisika kayu yang lain seperti
kerapatan, kekuatan kayu serta
keteguhan patah dan elastis kayu
tersebut. Saat kayu mengering
dibawah titik jenuh serat, sebagian
besar kekuatan dan sifat-sifat elastik
menjadi bertambah. Hal ini
dikrenakan saat air dikeluarkan dari
dinding sel, molekul-molekul
berantai panjang bergerak saling
mendekat dan menjadi terikat lebih
kuat. Haygreen dan Bowyer (1993)
juga menyatakan bahwa keteguhan
lentur statis merupakan fungsi dari
berat jenis atau kerapatan, dimana
semakin tinggi kerapatan maka
semakin tinggi pula nilai keteguhan
lenturnya. Hal ini diperkuat oleh

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 129
SIFAT FISIKA (30):122-137

176.000,00
174.000,00 174.618,18
173.786,66

Keteguhan Patah
172.000,00

MOR (Kg/cm2)
170.000,00
168.000,00
166.000,00
164.000,00 163.333,33
162.000,00
160.000,00
158.000,00
156.000,00
1 2 3
Ulangan

Gambar 6. Grafik nilai keteguhan patah (MoR) kayu bongin pada masing-
masing ulangan

Gambar 6 menunjukkan keteguhan patah dan keteguhan


bahwa nilai rata-rata keteguhan lengkung statis kayu tersebut. Besar
patah (MoR) kayu bongin yang kecilnya keteguhan patah kayu
tertinggi adalah pada ulangan ketiga dapat dilihat dari hasil patahan kayu
yakni sebesar 174.618,18 kg/cm2 yang diuji, dimana dengan semakin
dan yang terendah adalah pada kecil keteguhan patahnya maka
ulangan pertama sebesar kayu akan langsung patah.
163.333,33 kg/cm2. Perbedaan nilai Sedangkan jika kayu tersebut tidak
keteguhan patah disebabkan oleh patah berarti memiliki keteguhan
adanya perbedaan kadar air dan yang tinggi yang terlihat dari bentuk
kerapatan dari masing-masing serabut kayu yang masih
pengulangan kayu. Kadar air tersambung setelah adanya
berhubungan langsung dengan pengujian. Pernyataan dari
kekuatan kayu dalam hal semakin Rahmadi (2005) semakin
tinggi kandungan kadar airnya maka memperkuat pendapat yang
kayu tersebut akan semakin berat dikemukakan oleh peneliti dimana
dan basah sehingga akan keteguhan patah sangat erat
mengakibatkan kayu tersebut lebih kaitannya dengan kadar air dan
sulit untuk dipatahkan (kayunya lebih kerapatan kayu. Semakin tinggi
kuat), seperti yang dikemukakan kadar air akan menurunkan
oleh Haygreen dan Bowyer (1993) keteguhan patahnya, sedangkan jika
yaitu kadar air dapat menentukan kerapatan semakin tinggi maka
sifat fisika kayu yang lain seperti keteguhan patahnya akan semakin
kerapatan, kekuatan kayu, tinggi pula.

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 130
SIFAT FISIKA (30):122-137

16,00

Pertambahan Beban
14,00

(skala 1 : 100 Kg)


12,00
10,00 patah
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tahap Pertambahan

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

Gambar 7. Grafik pertambahan beban pengujian keteguhan lengkung statis


(MoE) dan keteguhan patah (MoR) kayu bongin

Sumber : Pengolahan data primer 2008 (Lampiran 4)

2. Keteguhan Tekan Sejajar Serat kayu bongin masing-masing


Data hasil penelitian mengenai pengulangan secara berurutan
2
pengujian keteguhan tekan sejajar adalah 578,00 kg/cm ; 600,00
serat kayu bongin dapat dilihat pada kg/cm2 dan 512,00 kg/cm2. Nilai
Tabel 8. Tabel 7 memperlihatkan keteguhan tekan sejajar serat kayu
bahwa nilai rata-rata keteguhan bongin untuk masing-masing
tekan sejajar serat kayu bongin yang pengulangan ini secara grafis dapat
diuji sebesar 563,33 kg/cm2 dengan dilihat pula pada Gambar 7.
nilai keteguhan tekan sejajar serat

Tabel 8. Data hasil pengujian keteguhan tekan sejajar serat kayu bongin (kg/cm2)
Ulangan Keteguhana Tekan Sejajar Serat
1 578,00
2 600,00
3 512,00
Jumlah 1.690,00
rata-rata 563,33
Sumber : Pengolahan data primer 2008

620,00
Keteguhan Tekan Sejajar Serat

600,00 600,00
580,00
578,00
560,00
(Kg/cm )

540,00
2

520,00
512,00
500,00
480,00
460,00
Serat

1 2 3
Ulangan

Gambar 7. Grafik nilai kekuatan tekan sejajar serat pada masing-masing ulangan

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 131
SIFAT FISIKA (30):122-137

Gambar 7 memperlihatkan mekanika kayu dapat dilihat pada


bahwa nilai rata-rata keteguhan Tabel 9. Hasil perhitungan analisis
tekan sejajar serat kayu bongin hasil regresi menunjukkan sifat fisik yang
penelitian yang tertinggi adalah pada memiliki hubungan sangat kuat
ulangan kedua yakni sebesar 600,00 dengan sifat mekanik kayu batu
kg/cm2 dan yang terendah adalah berupa kadar air dengan MOR,
pada ulangan ketiga hanya sebesar kerapatan dengan keteguhan sejajar
512,00 kg/cm2. Adanya variasi serat, penyusutan radial dengan
perbedaan nilai keteguhan tekan MOR, penyusutan tangensial
sejajar serat kayu bongin dengan MOE dan MOR serta
disebabkan perbedaan berat jenis penyusutan longitodinal dengan
dan kerapatan yang dimiliki oleh MOE dan MOR. Hal ini ditunjukkan
kayu bongin tersebut yang juga dengan kisaran nilai r (koefisien
berhubungan langsung dengan sifat korelasi) sebesar 0,9011 – 0,9896.
kekuatan kayunya. Kayu bongin Sifat fisik yang memiliki hubungan
untuk masing-masing ulangan pada kuat dengan sifat mekanik
penelitian ini memiliki nilai kerapatan ditunjukkan oleh hubungan antara
yang berbeda-beda akan kadar air dan penyusutan radial
menghasilkan adanya perbedaan terhadap keteguhan sejajar serat.
kekuatan kayu, dimana dengan Hal ini ditunjukkan dengan kisaran
semakin kecil kekuatan kayu nilai r (koefisien korelasi) sebesar
tersebut maka kayu bongin akan 0,6596 – 0,7229. Tingkat hubungan
mudah ditekan sedangkan jika kayu sedang ditunjukkan oleh hubungan
tersebut tidak mudah ditekan berarti kadar air, kerapatan dan penyusutan
kekuatan kayunya juga tinggi, radial terhadap MOE. Hal ini
seperti yang dikemukakan oleh ditunjukkan dengan kisaran nilai r
Haygreen dan Bowyer (1993) (koefisien korelasi) sebesar 0,4038 –
bahwa kekuatan kayu berhubungan 0,4823. Tingkat hubungan rendah
berat jenis dan kerapatan kayu dan sangat rendah ditunjukkan oleh
tersebut. hubungan antara kerapatan dengan
MOR, penyusutan longitodinal dan
C. Hubungan Sifat Fisika Kayu tangensial dengan keteguhan tekan
dengan Sifat Mekanika Kayu sejajar serat. Hal ini ditunjukkan
bogin dengan kisaran nilai r (koefisien
Hubungan sifat fisika kayu (X) korelasi) sebesar 0,0457 – 0,2557.
dengan sifat mekanika (Y) kayu batu Secara grafis hubungan antara sifat
dapat diketahui dengan melakukan fisik dengan sifat mekanik dapat
analisis regresi linier sederhana. dilihat pada Gambar 8 sampai
Rekapitulasi data hasil rekapitulasi Gambar 22.
analisis regresi sifat fisika dan

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 132
SIFAT FISIKA (30):122-137

Tabel 9. Rekapitulasi data hasil rekapitulasi analisis regresi sifat fisika dan
mekanika kayu
Kesimpulan
Parameter Yang Dihubungkan Nilai R2 Nilai r
Hubungan
Kadar air dengan MoE 0,2326 -0,4823 Sedang
Kadar air dengan MoR 0,9026 0,9500 Sangat Kuat
Kadar air dengan keteguhan tekan sejajar serat 0,4351 -0,6596 Kuat
Kerapatan dengan MoE 0,2227 0,4719 Sedang
Kerapatan dengan MoR 0,0654 0,2557 Rendah
Kerapatan dengan keteguhan tekan sejajar
0,9793 -0,9896 Sangat Kuat
serat
Penyusutan radial dengan MoE 0,1630 0,4038 Sedang
Penyusutan radial dengan MoR 0,8447 -0,9190 Sangat Kuat
Penyusutan radial dengan keteguhan tekan
0,5226 0,7229 Kuat
sejajar serat
Penyusutan tangensial dengan MoE 0,9118 -0,9549 Sangat Kuat
Penyusutan tangensial dengan MoR 0,8119 0,9011 Sangat Kuat
Penyusutan tangensial dengan keteguhan Sangat
0,0021 0,0457
tekan sejajar serat Rendah
Penyusutan longitodinal dengan MoE 0,7055 -0,8399 Sangat Kuat
Penyusutan longitodinal dengan MoR 0,9692 0,9845 Sangat Kuat
Penyusutan longitodinal dengan keteguhan
0,0504 -0,2245 Rendah
tekan sejajar serat

176000,00

174000,00

172000,00

170000,00

168000,00 y = -2821,3x + 222365


R2 = 0,2326
166000,00

164000,00

162000,00
17,00 17,50 18,00 18,50 19,00 19,50

Gambar 8. Diagram pencar untuk hubungan kadar air dengan keteguhan


lengkung statis (MoE)

1240,00

1220,00 y = 46,991x + 316,25


1200,00 R2 = 0,9026

1180,00

1160,00

1140,00

1120,00

1100,00
17,00 17,50 18,00 18,50 19,00 19,50

Gambar 9. Diagram pencar untuk hubungan kadar air dengan keteguhan patah
(MoR)

610,00
600,00
590,00
580,00
570,00
560,00
550,00 y = -28,095x + 1079
540,00 R2 = 0,4351
530,00
520,00
510,00
500,00
17,00 17,50 18,00 18,50 19,00 19,50

Gambar 10. Diagram pencar untuk hubungan kadar air dengan keteguhan tekan
sejajar serat

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 133
SIFAT FISIKA (30):122-137

176000,00
y = 166009x + 8236,3
174000,00
R2 = 0,2227
172000,00

170000,00

168000,00

166000,00

164000,00

162000,00
0,96 0,97 0,97 0,98 0,98 0,99 0,99 1,00 1,00 1,01

Gambar 11. Diagram pencar untuk hubungan kerapatan dengan keteguhan


lengkung statis (MoE)

1240,00

1220,00

1200,00 y = 760,54x + 435,05


R2 = 0,0654
1180,00

1160,00

1140,00

1120,00

1100,00
0,96 0,97 0,97 0,98 0,98 0,99 0,99 1,00 1,00 1,01

Gambar 12. Diagram pencar untuk hubungan kerapatan dengan keteguhan


patah (MoR)

610,00
600,00
590,00
580,00
570,00
560,00
550,00
540,00
530,00
520,00
y = -2534,9x + 3042,3
510,00 R2 = 0,9793
500,00
0,96 0,97 0,97 0,98 0,98 0,99 0,99 1,00 1,00 1,01

Gambar 13. Diagram pencar untuk hubungan kerapatan dengan keteguhan


tekan sejajar serat

176000,00

174000,00 y = 44252x + 46082


R2 = 0,163
172000,00

170000,00

168000,00

166000,00

164000,00

162000,00
2,76 2,78 2,80 2,82 2,84 2,86 2,88 2,90

Gambar 14. Diagram pencar untuk hubungan penyusutan pada arah radial
dengan keteguhan lengkung statis (MoE)

1240,00

1220,00

1200,00

1180,00

1160,00

1140,00
y = -851,75x + 3575,1
1120,00 R2 = 0,8447
1100,00
2,76 2,78 2,80 2,82 2,84 2,86 2,88 2,90

Gambar 15. Diagram pencar untuk hubungan penyusutan pada arah radial
dengan keteguhan patah (MoR)

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 134
SIFAT FISIKA (30):122-137

610,00 y = 576,92x - 1059,8


600,00 R2 = 0,5226
590,00
580,00
570,00
560,00
550,00
540,00
530,00
520,00
510,00
500,00
2,76 2,78 2,80 2,82 2,84 2,86 2,88 2,90

Gambar 16. Diagram pencar untuk hubungan penyusutan pada arah radial
dengan keteguhan tekan sejajar serat

176000,00

174000,00

172000,00

170000,00

168000,00

166000,00
y = -32183x + 356355
164000,00
R2 = 0,9118
162000,00
5,60 5,65 5,70 5,75 5,80 5,85 5,90 5,95 6,00

Gambar 17. Diagram pencar untuk hubungan penyusutan pada arah tangensial
dengan keteguhan lengkung statis (MoE)

1240,00 y = 256,81x - 303,64


R2 = 0,8119
1220,00

1200,00

1180,00

1160,00

1140,00

1120,00

1100,00
5,60 5,65 5,70 5,75 5,80 5,85 5,90 5,95 6,00

Gambar 18. Diagram pencar untuk hubungan penyusutan pada arah tangensial
dengan keteguhan patah (MoR)

610,00
600,00
590,00
580,00
570,00 y = 11,213x + 498,61
560,00 R2 = 0,0021
550,00
540,00
530,00
520,00
510,00
500,00
5,60 5,65 5,70 5,75 5,80 5,85 5,90 5,95 6,00

Gambar 19. Diagram pencar untuk hubungan penyusutan pada arah tangensial
dengan keteguhan tekan sejajar serat

178000,00

176000,00
174000,00

172000,00
170000,00

168000,00
166000,00 y = -202833x + 280978
R2 = 0,7055
164000,00
162000,00
0,51 0,52 0,53 0,54 0,55 0,56 0,57 0,58

Gambar 20. Diagram pencar untuk hubungan penyusutan pada arah


longitodinal dengan keteguhan lengkung statis (MoE)

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 135
SIFAT FISIKA (30):122-137

1240,00 y = 2010,4x + 84,58


R2 = 0,9692
1220,00

1200,00

1180,00

1160,00

1140,00

1120,00

1100,00
0,51 0,52 0,53 0,54 0,55 0,56 0,57 0,58

Gambar 21. Diagram pencar untuk hubungan penyusutan pada arah


longitodinal dengan keteguhan patah (MoR)

610,00
600,00
590,00
580,00
570,00
560,00 y = -394,81x + 778,22
550,00 R2 = 0,0504
540,00
530,00
520,00
510,00
500,00
0,51 0,52 0,53 0,54 0,55 0,56 0,57 0,58

Gambar 22. Diagram pencar untuk hubungan penyusutan pada arah


longitodinal dengan keteguhan tekan sejajar serat

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan hubungan yang kuat dengan sifat


mekaniknya, kecuali pada
Kesimpulan yang didapatkan hubungan kerapatan dengan
berdasarkan hasil penelitian sebagai MOR, penyusutan tangensial
berikut : dengan keteguhan tekan sejajar
1. Nilai kadar air kayu bongin serat, dan penyusutan
adalah 18,36% dengan nilai longitodinal dengan keteguhan
kerapatan sebesar 0,98 gr/cm3. tekan sejajar serat.
Nilai penyusutan kayu bongin 5. Kayu bongin memiliki kelas kuat I
pada arah radial adalah 2,81%, dimana kayu bongin ini sangat
pada arah tangensial sebesar cocok untuk bahan baku
5,77% dan pada arah kontruksi.
longitodinal sebesar 0,54%.
2. Nilai keteguhan lentur statis Saran
(MOE) kayu bongin sebesar
170.579,39 Kg/cm2, nilai Perlu adanya penelitian
keteguhan patah (MOR) sebesar lanjutan tentang pengaruh tempat
1.178,80 Kg/cm2. Nilai tumbuh dan kadar ekstraktif yang
keteguhan tekan sejajar serat juga dapat mempengaruhi sifat fisika
kayu bongin adalah 563,33 dan mekanika dari kayu bongin.
Kg/cm2.
3. Kayu bongin berdasarkan hasil
penelitian digolongkan dalam
kelas kuat I. DAFTAR PUSTAKA
4. Secara umum sifat fisik kayu
bongin memiliki tingkat

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 136
SIFAT FISIKA (30):122-137

Dumanauw, J.F. 1992. Mengenal


Kayu. Pendidikan Kayu Atas Soenardi, 1976. Sifat-Sifat Kimia
Konisius. Yogyakarta. Kayu. Yayasan Pembinaan
Fakultas Kehutanan UGM.
Haygreen, J.G. dan J.L. Bowyer.
1993. Hasil Hutan dan Ilmu Rahmadi. 2005. Metode Statistika.
Kayu, Suatu Pengantar. Tarsito, Bandung.
Diterjemahkan oleh Sujipto A.
Hadikusumo. Gadjah Mada Erwinsyah dan Darnoko, 2003.
University Press, Yogyakarta. Hutan dan Kebun Sebagai
Sumber Pangan Nasional.
Mulyono, S. B. F. 1988. Mengenal Kanisius, Jakarta.
Kayu. Kanisius, Yogyakarta.

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 137

You might also like