Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The development of biopolymer becomes alternative solution of the waste problem which
is mostly produced by synthetic polymer. Biopolymer cassava extract which has big potency to
be developed as synthetic polymer alternative. Nevertheless, the basic characteristic which is
hydrofilyc and low tensile strength makes the polymer film produced not acceptable to be used
as synthetic polymer alternative. The method used in this research was continous fiber
biocomposite by pressed hand lay up. The matrix was Wau wood fiber which had layer variety
o o.
1,2,3,4 and the fiber directions 0 and 90 The matrix biocomposite uses cassava extract with
addition variation of gliserol 5%,10%,15% of dry weight. The experiment testing used bending
test standart ASTM C 393 (1997) and moisture test standart ASTM D570-81. From this
research, it was found that the highest bending result on fiber variation 3 layers and 5 % matrix
gliserol was 50,58 Mpa. The highest elongation on 15% gliserol+1 layer was 35%. The lowest
moisture test occurred on 1% laye and 5% matrix was 39.3%.
130
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No. 2 Tahun 2011 : 130-136 ISSN 0216-468X
optimum air mampu direduksi sehingga sifat Bentuk serat adalah lembaran kontinyu
alami hydrophilic serat dapat memberikan dengan dimensi panjang dan lebar
kekuatan ikatan interfacial dengan matrik adalah 10 cm x 3 cm yang di pakai
polimer secara optimal [3]. untuk setiap layer.
Pemilihan Serat kulit dari pohon waru 3). Penambahan gliserol sebanyak 0%, 5%,
(Hibiscus tiliaceus) sebagai penguat pada 10%, 15%, dari massa pati.
komposit karena serat kulit waru memiliki 4). Perlakuan terhadap serat kulit waru
struktur serat yang kontinyu dan anyaman dengan 5 % Alkali selama 2 jam.
alami yang kuat tetapi pemanfaatannya 5). Benda uji dibuat dengan cara hand lay
masih sangat terbatas dan biasanya up dan dengan penekanan secara
masyarakat memanfaatkannya sebagai manual menggunakan plat baja sebagai
pengikat untuk memanjat pohon kelapa dan cetakan dan penekan
binatang ternak. Sehingga dibutuhkan
pemanfaatan yang lebih baik lagi terutama METODOLOGI PENELITIAN
serat kulit waru sebagai alternatif untuk
bahan dasar komposit, sehingga nilai tambah Penelitian dilakukan merupakan true
dari tanaman ini bisa ditingkatkan. experimental research, sampel uji
Dalam penelitian ini dicoba dengan biokomposit menggunakan ASTM C393
membuat biokomposit dari biopolymer pati untuk uji bending dan uji daya serap air yaitu
ubi kayu dan penguat serat kulit waru dengan memotong spesimen ukuran 2x2 cm
kontinyu dengan perlakuan alkali yang kemudian sampel yang sudah dipotong
nantinya diharapkan dapat menghasilkan dimasukkan ke dalam botol berisi air selama
film plastik dengan tingkat hidrofobisitas yang 24 jam, dari berat kering dan berat sampel
tinggi (ketahanan air yang tinggi) dan sifat yang sudah dikondisikan didapat prosentase
fisik dan mekanik mendekati plastik penyerapan air. Variasi yang digunakan
konvensional seperti polipropilen. dalam pembuatan sampel uji yaitu
Permasalahan yang akan di angkat penambahan prosentase gliserol 0%, 5%,
sebagai topik utama yaitu : 10% dan 15% dari berat kering pati, untuk
o o
1). Seberapa besar kekuatan bending serat menggunakan arah serat 0 dan 90
o o o
biokomposit berpenguat serat kulit kayu dengan variasi layer 1(90 ), 2(0 +90 ),
o o o o o o o
waru (Hibiscus tiliaceus) bermatriks ubi 3(0 +90 +0 ), dan 4(0 +90 +0 +90 ) layer.
kayu dengan dengan variasi Metode pembuatan spesimen dengan hand
penambahan prosentase gliserol dari lay up.
massa pati dan variasi jumlah layer Variabel penelitian pada penelitian ini
o o
(arah serat 0 dan 90 ). terdapat dua variabel bebas (gliserol dan
2). Seberapa besar daya serap air variasi layer) dan dua variabel terikat
biokomposit berpenguat serat kulit kayu (kekuatan bending dan uji daya serap air).
waru (Hibiscus tiliaceus) bermatriks ubi Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali
kayu dengan dengan variasi perulangan spesimen kemudian dirata-rata.
penambahan prosentase gliserol dari Hasil pengujian spesimen biokomposit
massa pati dan variasi jumlah layer disajikan dalam bentuk hubungan antara
o o
(arah serat 0 dan 90 ). kekuatan bending terhadap jumlah layer dan
Agar masalah tidak melebar dari prosentase gliserol, Pengamatan spesimen
pembahasan utama, maka permasalahan dilakukan dengan foto makro untuk
hanya dibatasi pada: mengetahui jenis patahan dan kriterian
1). Metode yang dilakukan dalam kegagalan pada pengujian bending.
pembuatan komposit adalah mengatur
arah serat secara kontinyu (continuous HASIL DAN PEMBAHASAN
o o
fiber composite) 0 dan 90 . Variasi
pembuatan biokomposit adalah Berdasarkan pengujian bending
menggunakan laminat 1, 2, 3, 4 layer. menggunakan Universal Testing Machine
2). Serat kulit waru diambil dari cabang (Time Group Inc WDW 20E) diperoleh data
batang pohon berdiameter ± 5 cm , pembebanan. Data-data dari pengujian
131
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No. 2 Tahun 2011 : 130-136 ISSN 0216-468X
132
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No. 2 Tahun 2011 : 130-136 ISSN 0216-468X
133
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No. 2 Tahun 2011 : 130-136 ISSN 0216-468X
134
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No. 2 Tahun 2011 : 130-136 ISSN 0216-468X
135
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No. 2 Tahun 2011 : 130-136 ISSN 0216-468X
136