You are on page 1of 7

Rosita et al.

/ Path Analysis on the Organizational Factors Affecting Medical Service Quality

Path Analysis on the Organizational Factors Affecting


Medical Service Quality and Patient Satisfaction
at Dr. Moewardi Hospital, Surakarta

Riska Rosita1), Bhisma Murti2), Sumanto3)


1) School of Medical Record APIKES Citra Medika, Surakarta
2) Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University, Surakarta
3) Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta

ABSTRACT

Background: Health service quality and patients satifaction are two important determinants for a
hospital competitiveness. Patients always expect that the hospital provide good quality and
satisfying service. This study aimed to determine the organizational factors that affect medical
service quality and patient satisfaction at Dr. Moewardi Hospital, Surakarta.
Subjects and Method: This was an analytical observational study using cross sectional design.
This study was conducted at Dr. Moewardi Hospital, Surakarta, Indonesia, in November-December
2016. A total of 120 patients at Dr. Moewardi Hospital, were selected by stratified random
sampling. The independent variables were personnel welfare, availability of facilities, and
regulation of health care. The dependent variables were the quality of inpatient medical service and
patient satisfaction. The data were collected by a questionnaire and analyzed by path analysis.
Results: Personnel welfare (b=-0.13; p = 0.595) was not associated with the quality of medical
service and patient satisfaction. Availability of facilities (b= size was 2.82; p = <0.001) had positive
effect on the quality of medical care and patient satisfaction. Path analysis showed goodness of fit
of the model, with CMIN = 4.35, p= 0.113, NFI = 0.99, CFI = 0.99, and RMSEA = 0.09.
Conclusion: Personnel welfare and availability of facilities have positive effects on the quality of
inpatient medical service and patient satisfaction.

Keywords: Personnel welfare, availability of facility, quality of inpatient medical service, patient
satisfaction, hospital.

Correspondence:
Riska Rosita. School of Medical Record, APIKES Citra Medika, Surakarta.
Email: ross_rzkrosita@yahoo.com

LATAR BELAKANG an yang ingin dicapai adalah memberikan


Pengukuran terhadap mutu atau kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu atau
pelayanan kesehatan sangat penting dilaku- berkualitas (Satrianegara, 2014). Kesejah-
kan guna mewujudkan kepuasan pasien. teraan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
Pasien selalu mengharapkan agar rumah mencukupi sangat diperlukan untuk me-
sakit dapat memberikan pelayanan yang maksimalkan pelayanan kesehatan yang
baik dan memuaskan. Sehingga rumah ada. Selain itu, banyaknya jumlah pendu-
sakit perlu adanya pengelolaan pelayanan duk juga menuntut peningkatan kuantitas
kesehatan yang baik dengan selalu mem- SDM (Khariza, 2015).
perhatikan faktor organisasional. Selain tuntutan SDM, ketersediaan
Organisasi pelayanan kesehatan me- sarana juga sangat menentukan kualitas
rupakan suatu organisasi yang aktivitas pelayanan kesehatan. Karena kegunaan
pokoknya melakukan pelayanan kesehatan dari sarana yang tersedia merupakan fasi-
kepada masyarakat dengan salah satu tuju- litas atau bukti fisik yang langsung dirasa-

e-ISSN: 2549-0281 (online) 71


Journal of Health Policy and Management (2016), 1(2): 71-77
https://doi.org/10.26911/thejhpm.2016.01.02.02

kan manfaatnya oleh pasien. Ketika regu- cross sectional. Penelitian dilaksanakan
lasi yang menyangkut standar operasional pada bulan November-Desember 2016 di
prosedur (SOP) sudah diterapkan dengan RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Populasi
baik, hal ini akan mempengaruhi perilaku penelitian sebanyak 113,773 pasien. Subjek
petugas rumah sakit maupun pasien. penelitian sebanyak 120 pasien diambil
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dengan tehnik stratified random sampling.
Dr. Moewardi Surakarta merupakan rumah Variabel eksogen meliputi kesejah-
sakit rujukan di eks karisidenan Surakarta teraan SDM, ketersediaan fasilitas dan
yang termasuk dalam rumah sakit negeri regulasi pelayanan kesehatan. Variabel en-
tipe A. Berdasarkan survey pendahuluan dogen adalah kualitas pelayanan kesehatan
dari pengalaman beberapa pasien di RSUD dan tingkat kepuasan pasien rawat inap.
Dr. Moewardi, didapatkan bahwa pasien Teknik pengumpulan data menggunakan
pengguna BPJS kesehatan memperoleh pe- kuesioner yang sebelumnya sudah dila-
layanan yang kurang memuaskan. Berikut kukan uji validitas dan reliabilitas. Analisis
beberapa keluhan pasien di rumah sakit data menggunakan path analysis SPSS
antara lain: (1) rumitnya pengurusan admi- AMOS 22.
nistrasi pendaftaran rawat inap, (2) lama-
nya menunggu jadwal pemeriksaan atau HASIL
tindakan kedokteran, (3) jadwal visite 1. Karakteristik subjek penelitian
dokter yang tidak menentu, dan lain Hasil karakteristik subjek penelitian pada
sebagainya. Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 120 res-
Masyarakat selalu mengharapkan ponden penelitian didapatkan 51.7% ber-
agar pelayanan rumah sakit, baik peme- jenis kelamin perempuan. Sebagian besar
rintah maupun swasta dapat memberikan subjek penelitian berusia <40 tahun, yaitu
pelayanan yang memuaskan bagi setiap sebesar 48.3%. Sedangkan pendidikan ter-
pengguna yang memanfaatkannya. Hasil banyak ialah SMA sebesar 39.2%. Pada
penelitian Nadi et al., (2016) berdasarkan jenis pasien berdasarkan cara bayar, seba-
tingkat kepuasan pasien rawat inap yang gian besar pasien membayar dengan jami-
dianalisis melalui pendekatan SERVQUAL, nan asuransi dari Badan Penyelenggara
di tiga lokasi rumah sakit yang berbeda, Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebesar
membuktikan bahwa berdasarkan lima di- 80.8%. Dari seluruh subjek penelitian,
mensi mutu terdapat harapan pasien yang jumlah terbanyak ialah pasien yang dirawat
belum terpenuhi. Sedangkan keberhasilan di bangsal MAWAR II, yaitu sebesar 27.5%.
suatu rumah sakit dalam menjalankan 2. Analisis jalur
fungsinya ditandai dengan adanya pening- Analisis data menggunakan Path Analysis
katan mutu pelayanan rumah sakit. dengan program IBM SPSS AMOS versi 22.
Tujuan penelitian ini adalah untuk Model Awal pada analisis jalur terdiri atas
menganalisis faktor organisasional rumah beberapa tahap sebagai berikut:
sakit yang mempengaruhi kualitas pelaya- a. Spesifikasi Model
nan kesehatan dan tingkat kepuasan pasien Model awal dalam analisis jalur.
rawat inap. b. Identifikasi Model
Variabel terukur sebanyak 4, variabel endo-
SUBJEK DAN METODE gen sebanyak 2, variabel eksogen sebanyak
Desain penelitian yang digunakan adalah 2, jumlah parameter sebanyak 4. Degree of
analitik korelasional dengan pendekatan freedom (df) = (jumlah variabel terukur x

72 e-ISSN: 2549-0281 (online)


Rosita et al./ Path Analysis on the Organizational Factors Affecting Medical Service Quality

(jumlah variabel terukur+1) /2 (variabel Identifikasi model adalah over identified


endogen + variabel eksogen + jumlah yang berarti analisis jalur bisa dilakukan.
parameter)= (4 x 5)/2 – (2 + 2+ 4) = 2.
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian
Kriteria Klasifikasi Frekuensi %
Jenis Kelamin Laki-laki 58 48.3
Perempuan 62 51.7
Usia < 40 tahun 58 48.3
40-50 tahun 35 29.2
51-60 tahun 19 15.8
> 60 tahun 8 6.7
Pendidikan Tidak Sekolah 10 8.3
SD 16 13.3
SMP 30 25.0
SMA 47 39.2
Perguruan Tinggi 14.2
Jenis Cara Bayar Umum 20 16.7
BPJS Kesehatan 97 80.8
JAMKESDA 3 2.5
Bangsal Perawatan Mawar II 33 27.5
Mawar III 24 20.0
Anggrek I 24 20.0
Aster V 9 7.5
Melati III 30 25.5

Gambar 1. Model struktural dengan unstandarized

e-ISSN: 2549-0281 (online) 73


Journal of Health Policy and Management (2016), 1(2): 71-77
https://doi.org/10.26911/thejhpm.2016.01.02.02

c. Kesesuaian Model Dan Estimasi Para- 0.99 (≥0.90); RMSE A=0.09 (≥0.08) yang
meter berarti model empirik tersebut memenuhi
Model analisis jalur yang dibuat oleh pene- kriteria yang ditentukan dan dinyatakan
liti berdasarkan teori dicek kesesuaianya sesuai dengan data empirik.
dengan model hubungan variabel yang ter- Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil
baik menurut komputer (SPSS) disebut perhitungan menggunakan sofware prog-
model saturasi, yang dibuat berdasarkan ram komputer IBM SPSS AMOS 22, diper-
data sampel yang dikumpulkan peneliti. oleh nilai koefisien jalur yang belum ter-
Gambar 1 menunjukan model struktural standarisasi (b) kualitas pelayanan keseha-
setelah dilakukan estimasi menggunakan tan terhadap kepuasan pasien rawat inap
IBM SPSS AMOS 22. bernilai positif yaitu sebesar 0.50, nilai
Indikator yang menunjukan kese- SE=0.01, p<0.001, dan nilai koefisien jalur
suaian model analisis jalur yaitu seperti terstandarisasi (β) yaitu 0.98, dinyatakan
pada tabel 2 yang juga menunjukan adanya signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa
Goodness of Fit Measure bahwa di- setiap terjadi satu unit kualitas pelayanan
dapatkan hasil fit index CMIN sebesar 4.35 kesehatan akan meningkatkan skor tingkat
dengan p=0.113; NFI=0.99 (≥0.90); CFI= kepuasan pasien rawat inap sebesar 0.50.
Tabel 2. Hasil analisis jalur tentang faktor organisasional rumah sakit yang
mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan dan tingkat kepuasan pasien rawat
inap
Variabel Dependen Variabel Independen b SE p β
Pengaruh Langsung
Kepuasan Pasien  Kualitas pelayanan medis 0.50 0.01 <0.001 0.98
Pengaruh Tidak Langsung
Kualitas pelayanan medis  Ketersediaan fasilitas 2.82 0.09 <0.001 0.95
Kualitas pelayanan medis  Kesejahteraan petugas -0.03 0.06 0.595 -0.02
N Observasi = 120
Model Fit
CMIN = 4.35
p=0.113 (≥0.05)
NFI = 0.99 (≥0.90)
CFI =0.99 (≥0.90)
RMSEA= 0.99 (≥0.08)

Nilai koefisien jalur tidak terstan- tif yaitu sebesar -0.03, nilai SE= 0.06, nilai
darisasi (b) ketersediaan fasilitas terhadap p=0.595, dan nilai koefisien jalur terstan-
kualitas pelayanan kesehatan bernilai po- darisasi (β) yaitu -0.02, dinyatakan hampir
sitif yaitu sebesar 0.09, nilai SE=0.09, nilai signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa
p<0.001, dan nilai koefisien jalur terstan- setiap terjadi peningkatan satu unit skor
darisasi (β) yaitu 0.95, dinyatakan signifi- kesejahteraan SDM akan menurunkan skor
kan. Hasil ini menunjukkan bahwa setiap kualitas pelayanan kesehatan sebesar 0.03.
peningkatan satu unit skor ketersediaan d. Respesifikasi Model
fasilitas akan meningkatkan skor kualitas Model dalam penelitian ini sudah sesuai
pelayanan kesehatan sebesar 2.82. dengan data sampel sebagai mana ditun-
Nilai koefisien jalur tidak terstan- jukan oleh model saturasi dan juga koe-
darisasi (b) kesejahteraan SDM terhadap fisien jalur yang bernilai lebih dari nol serta
kualitas pelayanan kesehatan bernilai nega- secara statistik sudah signifikan, maka

74 e-ISSN: 2549-0281 (online)


Rosita et al./ Path Analysis on the Organizational Factors Affecting Medical Service Quality

tidak perlu dibuat ulang model analisis tidak hanya ditentukan oleh kepuasan kerja
jalur. saja, melainkan dipengaruhi juga oleh
kinerja karyawan. Hal ini diperkuat dengan
PEMBAHASAN penelitian Terry and Israel (2004) menya-
1. Pengaruh Kesejahteraan Sumber Daya takan bahwa faktor yang dapat mempe-
Manusia Terhadap Tingkat Kepuasan ngaruhi kualitas layanan kepada konsumen
Pasien Melalui Variabel Antara Kualitas sehingga konsumen merasa terpuaskan
Pelayanan Kesehatan adalah kinerja karyawan. Menurut Indra-
Ada pengaruh tidak langsung kesejahteraan wati (2013) yang menyimpulkan bahwa
sumber daya manusia terhadap tingkat pengelolaan kinerja karyawan yang baik
kepuasan pasien melalui variabel antara terbukti akan mampu meningkatkan kepu-
kualitas pelayanan kesehatan. Sehingga ke- asan pelanggan (pasien) rumah sakit.
sejahteraan SDM hampir berpengaruh ter- Berdasarkan penjelasan di atas dapat
hadap kualitas pelayanann kesehatan na- disimpulkan bahwa ada hubungan yang ne-
mun secara statistik tidak signifikan. gatif antara kesejahteraan SDM dengan
Penelitian ini tidak sejalan dengan tingkat kepuasan pasien namun hubungan-
penelitian Suwati (2013) yang menyatakan nya bersifat tidak langsung, yaitu melalui
bahwa variabel kompensasi secara parsial kualitas pelayanan kesehatan. Demi me-
berpengaruh positif dan signifikan terha- ningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
dap kinerja karyawan pada PT. Tunas Hijau maka perlu menjaga mutu kinerja SDM da-
Samarinda, sehingga adanya peningkatan lam memberikan pelayanan kepada pasien.
pemberian kompensasi akan meningkatkan 2. Pengaruh Ketersediaan Fasilitas Terha-
kinerja karyawan. dap Tingkat Kepuasan Pasien Melalui
Dalam penelitian ini diketahui bahwa Variabel Antara Kualitas Pelayanan
beban kerja perawat di RSUD Dr. Moe- Kesehatan
wardi Surakarta sangat tinggi. Jumlah rasio Ada pengaruh tidak langsung ketersediaan
perawat dengan pasien belum memenuhi fasilitas terhadap tingkat kepuasan pasien
standar. Beberapa perawat mengeluhkan rawat inap melalui variabel antara kualitas
kelelahan kerja dalam melayani pasien. pelayanan kesehatan. Hubungan bersifat
Menurut hasil penelitian Kurniawati dan positif dan signifikan. Ketersediaan fasilitas
Sholihah (2012) yang membuktikan bahwa yang semakin memadai maka baik kualitas
ada hubungan antara kelelahan kerja de- pelayanan kesehatan akan semakin baik,
ngan kinerja perawat di bangsal rawat inap begitu juga dengan tingkat kepuasan pasien
Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap. rawat inap akan semakin puas.
Berdasarkan hasil pengamatan pada Hasil penelitian ini relevan dengan
laporan statistik rawat inap di masing- penelitian Mongkaren (2013) yang menun-
masing bangsal, telah diketahui bahwa ang- jukan bahwa fasilitas dan kualitas pela-
ka Bed Occupancy Ratio (BOR) di bangsal yanan secara simultan dan parsial ber-
Melati III melebihi standar DEPKES RI. pengaruh signifikan terhadap kepuasan pe-
Hal ini menunjukkan tingkat pemanfaatan langgan. Hal ini diperkuat oleh Utama
tempat tidur yang tinggi sehingga menye- (2003) yang menyatakan bahwa hasil ana-
babkan kualitas kinerja tim medis me- lisis regresi menunjukkan bahwa variabel
nurun. bukti fisik berpengaruh signifikan terhadap
Berdasarkan pernyataan di atas maka kepuasan pelanggan. Hal ini menunjukkan
dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan bahwa kepuasan pelanggan (pasien) di-

e-ISSN: 2549-0281 (online) 75


Journal of Health Policy and Management (2016), 1(2): 71-77
https://doi.org/10.26911/thejhpm.2016.01.02.02

pengaruhi oleh persepsi kualitas pelaya- miliki pengaruh sangat kuat terhadap ke-
nannya yang dilihat dari dimensi tangibles puasan pasien di Rumah Sakit Umum
yang meliputi fasilitas fisik dan peralatan Cakra Husada Klaten.
medis. Berdasarkan penjelasan diatas dapat
Hal ini juga relevan dengan hasil pe- disimpulkan bahwa ada hubungan positif
nelitian Supriyanto (2012) yang menunjuk- antara kualitas pelayanan kesehatan de-
kan bahwa kualitas pelayanan, harga dan ngan tingkat kepuasan pasien rawat inap.
fasilitas rumah sakit mempunyai pengaruh Semakin baik kualitas pelayanan kesehatan
yang positif dan signifikan terhadap ke- maka tingkat kepuasan pasien rawat inap
puasan pasien di rumah sakit Kariadi akan semakin puas. Dengan demikian hasil
Semarang. penelitian ini sesuai dengan penelitian
Berdasarkan penjelasan di atas dapat terdahulu.
disimpulkan bahwa ada hubungan yang
positif antara ketersediaan fasilitas dengan DAFTAR PUSTAKA
tingkat kepuasan pasien rawat inap namun Indrawati AD (2013). Pengaruh Kepuasan
hubungannya bersifat tidak langsung, yaitu Kerja terhadap Kinerja Karyawan dan
melalui kualitas pelayanan kesehatan. Kepuasan Pelanggan pada Rumah Sa-
Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai kit Swasta di Kota Denpasar. Jurnal
dengan penelitian terdahulu dan teori yang Manajemen, Strategi Bisnis, dan Ke-
ada. wirausahaan. 7(2).
3. Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan Khariza HA (2015). Program Jaminan Ke-
Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien sehatan Nasional: Studi Deskriptif
Rawat Inap tentang Faktor-faktor yang Dapat
Ada pengaruh langsung antara kualitas Mempengaruhi Keberhasilan Imple-
pelayanan kesehatan dengan tingkat ke- mentasi Program Jaminan Kesehatan
puasan pasien rawat inap. Pengaruh ber- Nasional di Rumah Sakit Jiwa Menur
sifat positif dan signifikan. Semakin baik Surabaya. Jurnal Kebijakan dan Ma-
kualitas pelayanan kesehatan maka tingkat najemen Publik. 3(1).
kepuasan pasien rawat inap akan semakin Kurniawati S (2012). Hubungan Kelelahan
puas. Kerja dengan Kinerja Perawat di
Penelitian ini sejalan dengan peneli- Bangsal Rawat Inap Rumah Sakit
tian Mustofa (2008) yang membuktikan Islam Fatimah Kabupaten Cilacap.
bahwa ada hubungan yang signifikan an- KESMAS. 6(2: 162-232.
tara mutu pelayanan keperawatan dengan Mongkaren S (2013). Fasilitas dan Kualitas
kepuasan pasien. Keperawatan merupakan Pelayanan Pengaruhnya terhadap Ke-
ujung tombak dari pelayanan yang ada di puasan Penguna Jasa Rumah Sakit
rumah sakit dimana selama 24 (dua puluh Advent Manado. Jurnal EMBA. 1(4):
empat) jam perawat yang selalu berada 493-503.
didekat pasien sehingga perawat meme- Mustofa A (2008). Hubungan antara Per-
gang peranan cukup dominan dalam rang- sepsi Pasien terhadap Dimensi Mutu
ka memberikan kepuasan kepada pasien Pelayanan Keperawatan dengan Ke-
rawat inap. puasan Pasien di Ruang Rawat Inap
Penelitian ini relevan dengan peneli- Rumah Sakit Umum PKU Muhamma-
tian Utama (2003), yang membuktikan
bahwa kualitas pelayanan kesehatan me-

76 e-ISSN: 2549-0281 (online)


Rosita et al./ Path Analysis on the Organizational Factors Affecting Medical Service Quality

diyah Temanggung. Jurnal Keperawa- yawan pada PT. Tunas Hijau Sama-
tan. 1(2). rinda. Jurnal Ilmu Administrasi Bis-
Satrianegara F (2014). Organisasi dan Ma- nis. 1(1).
najemen Pelayanan Kesehatan. Jakar- Terry BD, Israel GD (2004). Agent Perfor-
ta: Salemba Medika. mance and Customer Satisfaction.
Supriyanto Y (2012). Kepuasan Pasien Ra- Journal of Extension. 42(6).
wat Jalan di Rumah Sakit Kariadi Se- Utama A (2003). Analisis Pengaruh Persep-
marang. Skripsi. Semarang: UNDIP si Kualitas Pelayanan terhadap Kepu-
Press. asan Pelanggan Rumah Sakit Umum
Suwati Y (2013). Pengaruh Kompensasi dan Cakra Husada Klaten. Jurnal OPSI.
Motivasi Kerja terhadap Kinerja Kar- 1(2): 96–110.

e-ISSN: 2549-0281 (online) 77

You might also like