Professional Documents
Culture Documents
Pola Retak Lentur Geser Balok Beton Bertulang Dengan Orthotropic Model
Pola Retak Lentur Geser Balok Beton Bertulang Dengan Orthotropic Model
Abstract
Test the load to collapse needed to test the reliability of the structure , ie by knowing
the maximum load that can be borne by the structure. The process of bending and
deflection of reinforced concrete beams is also necessary for students to understand
the world of construction and reinforcement due to shear or bending , through
experimental studies and numerical studies. Whereas laboratory tests conducted on
relatively more expensive. One solution to the numerical methods are finite element
methode. The main purpose of this research is to create a simulation of bending,
deflection, maximum load and cracking for reinforced concrete beam with
orthotropic models. So the simulation of bending, deflection, maximum load and
cracks can be represented with this program without always perform laboratory
testing. Program performance is analyzed based on laboratory test results and
literature. The pattern of cracked beam bending shear formed shows the influence of
concentrated loads are in the area moment of pure, cracks formed experiencing
slope indicating still have a shear work but further away from the location of
concentrated load slope becomes increasingly erect indicating less influence
concentrated load , While near the pedestal cracks experiencing tilt direction marks
in those areas experiencing the combined effects of shear stress and maximum
normal stresses are close to zero and the impact of support reaction. The pattern of
cracked beam bending pure looks toward the crack perpendicular to the horizontal
axis beam this is due to the absence of shear stress working along the span
structure, in the absence of shear strain, the strain off the main drag parallel to the
horizontal axis and direction cracked up to be perpendicular direction tensile strain,
this corresponds to the existing reference.
Perpindahan
2
fc 2 fc 2 max 2 2 2 (1)
0 0
ε0 = regangan tekan beton pada saat tegangan mencapai puncak
ε1 = regangan tarik beton
fc2max = kuat tekan beton pada awal retak
E
f 1
E
1
εo εl
Pola Retak Lentur Geser Balok Beton Bertulang ……… (Dedi Budi Setiawan) 87
Dimana : fc1 : tegangan utama tarik
fcr : tegangan retak beton Ec : Modulus elastisitas beton
E
1
ε ε
Gambar 3. Hubungan tegangan-regangan beton pada arah
utama tarik, Vecchio (1989)
Pola retak balok lentur geser yang tegak yang menandakan berkurangnya
terbentuk menunjukkan adanya pengaruh beban terpusat. Sedangkan di
pengaruh dari beban terpusat yaitu dekat tumpuan arah retak mengalami
pada pada daerah momen murni, retak kemiringan ini menandakan di daerah
yang terbentuk mengalami kemiringan tersebut mengalami kombinasi
yang menandakan masih terdapatnya pengaruh tegangan geser yang
tegangan geser yang bekerja akan maksimal dan tegangan normal yang
tetapi semakin menjauhi lokasi beban mendekati nol serta pengaruh reaksi
terpusat kemiringan menjadi semakin tumpuan.
Pola Retak Lentur Geser Balok Beton Bertulang ……… (Dedi Budi Setiawan) 89
305 mm
212
50
6@210 mm
560 mm
(a)
60
60
416
1830 mm
Pola Retak Lentur Geser Balok Beton Bertulang ……… (Dedi Budi Setiawan) 91
cenderung berperilaku lentur sehingga Balok Lentur Murni (Balok F)
perubahan β kurang memberikan Tujuan dari penyelidikan balok lentur
perbedaan yang signifikan. murni adalah untuk mengetahui pola
Respon struktur dominasi geser retak yang terbentuk ketika suatu
seperti balok E menunjukan deviasi struktur beton bertulang hanya
yang lebih besar dibandingkan dengan menerima tegangan normal tanpa
struktur dengan dominasi lentur seperti terpengaruh adanya tegangan geser.
balok F, hal ini dikarenakan tulangan Sampel balok lentur murni yang
struktur dengan dominasi geser digunakan merupakan studi numerik
mengalami degradasi kekakuan yang dengan validasi pola retak berdasar
diakibatkan pengaruh dowel action pada tinjauan pustaka. Struktur ini
yang tidak ditinjau pada penelitian ini. diletakkan secara sederhana dengan
Pada pembebanan 20 KN tumpuan sendi dan rol serta
belum terjadi retak, beton baru mempunyai propertis material sebagai
mengalami deformasi. Retak pertama berikut, kuat tekan beton fc =
kali terbentuk pada pembebanan 40 MPa, modulus elastisitas beton Ec =
KN dan terjadi pada elemen yang 28973 MPa dan Poisson ratio υ = 0.2.
memiliki tulangan, hal ini dikarenakan Penampang, tumpuan dan
terbentuknya retak didasari oleh pembebanan struktur diperlihatkan
terlampauinya tegangan tarik pada gambar 9.
sementara elemen yang mempunyai Pembebanan yang diberikan
tulangan memiliki kekakuan yang pada struktur merupakan
lebih besar dibanding elemen yang menggunakan dua gaya yang saling
tidak memiliki tulangan sehingga berlawanan yang membentuk kopel
tegangan yang terjadi pada elemen ini dengan suatu jarak tertentu. Beban
menjadi lebih besar dibanding elemen titik yang merupakan gaya tarik dan
yang tidak memiliki tulangan. Pola tekan diberikan pada kedua daerah
retak pada beban awal menunjukkan tumpuan sendi dan rol. Sumbu netral
arah yang tegak lurus di daerah momen balok diasumsikan berada pada
murni, akan tetapi seiring dengan setengah tinggi balok, besarnya
bertambahnya beban retak yang timbul momen lentur yang diterapkan pada
tidak tegak lurus hal tersebut struktur dapat dihitung dengan cara
menunjukkan adanya pengaruh mengalikan beban terpusat dengan
konsentrasi tegangan terutama di lengan kopel.
sekitar beban terpusat.
40 KN
60 KN
100 KN
140 KN
Pola Retak Lentur Geser Balok Beton Bertulang ……… (Dedi Budi Setiawan) 93
Gambar 9. Penampang dan diskritisasi balok lentur murni 40 elemen
Pola retak yang terbentuk dapat dilihat geser maka regangan utama tarik
pada gambar 10, arah retak tegak lurus sejajar dengan sumbu mendatar dan
terhadap sumbu mendatar balok hal ini arah retak menjadi tegak lurus arah
dikarenakan tidak adanya tegangan regangan tarik, hal ini sesuai dengan
geser yang bekerja sepanjang bentang rujukan yang ada.
struktur, dengan tidak adanya regangan
Pola Retak Lentur Geser Balok Beton Bertulang ……… (Dedi Budi Setiawan) 95
University of California, State of the Art Report (ASCE), Finite
Berkeley, November. Element Analysis of reinforced
Kwak, H. G. and Filippou, F. C. Concrete, American Society of
(1997), Nonlinear FE Analysis Civil Engineers.
of R/C Structure Under Vecchio, Frank J. (1989), Nonlinier
Monotonic Loads, Computer Finite Element Analysis of
and Structures, Vol. 65. Reinforced Concrete
Ngo, D. and Scordelis, A.C. (1967), Membranes, ACI Structural
Finite Element Analysis of journal, January-Pebuary.
Reinforced Concrete Beams, Vecchio, F.J. dan Shim, W. ,
ACI Journal, March. “Experimental and Analytical
Nuroji (1996), Prilaku Mekanika Re-examination of Classic
Tegangan Lekat antara Beton Concrete Beam Tests”, ASCE
dan Tulangan pada Beton Mutu Journal of Structural
Tinggi Akibat Beban Engineering, Vol.130, No. 3,
Monotonik, Paper, Bandung. 2004
Park, R. and Paulay, T. (1975),
Reinforced Concrete Structure,
John Wiley and Sons.