Professional Documents
Culture Documents
Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik, terang dan kuat dan
merupakan konduktor yang baik juga buat panas. Aluminium murni
mempunyai kekuatan tegangan yang rendah, tetapi sedia untuk membentuk alloy
bersama dengan banyak unsur seperti tembaga, zink, magnesium, mangan dan
silikon.
2. Velg
Velg merupakan tempat menempelnya ban dan menjadi titik tumpu beban
kendaraan. Dengan adanya velg memungkinkan roda kendaraan untuk
berputar sehingga kendaraan mampu bergerak. Sehingga velg memiliki fungsi
yang penting bagi kendaraan. Velg aluminium memiliki kelebihan dari segi
bobotnya yang Iebih ringan dan tahan terhadap karat. Selain itu velg yang
terbuat dari aluminium juga memiliki biaya produksi yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan velg besi.
3. Ornamen Pagar
Fungsi dari ornamen pagar adalah untuk memperindah desain pagar sehingga
dapat meningkatkan nilai esterika sebuah bangunan. Selain itu pagar memiliki
fungsi utama sebagai pengaman property, sehingga keberadaan pagar menjadi
kebutuhan yang penting untuk setiap bangunan.
4. Furniture
Produk dari aluminium selanjutnya adalah fumiture seperti meja dan kursi.
Furniture yang terbuat dari aluminium cor memiliki bobot yang ringan sehingga
mudah untuk diangkat atau dipindahkan. Namun ridak disarankan menggunakan
furniture aluminium untuk area outdoor karena furniture akan terbang jika terkena
angin kencang. Jadi sebaiknya furnture ini digunakan untuk area indoor, misalnya
untuk meja makan.
5. Teralis
6. Benda Antik
8. Aksesoris/ Hiasan
Gambar 1.9 Hiasan dari Aluminium
Hiasan dari aluminium berbentuk pohon ini merupakan hiasan meja. Produk ini
juga biasa digunakan sebagai souvenir atau gift suatu acara. Selain produk-produk
diatas masih banyak lagi produk pengecoran aluminium lainnya. Produk-produk
dari aluminium ini memiliki sifat yang ringan, warnanya bagus sehingga cocok
untuk membuat benda-benda yang sifamya dekoratif.
BAB II
EKSTRAKSI ALUMINIUM
Ada beberapa jenis aluminium oksida yaitu Smelter Grade Alumina (SGA)
atau Metallurgical grade alumina, digunakan untuk produksi logam aluminium,
refractory grade alumina dengan bervariasi kemurnian produk, digunakan dalam
produksi produk tahan api dan abrasive dan high purity alumina digunakan untuk
bahan kimia berbasis alumina, refraktori canggih, kosmetik dll Selain itu
aluminium oksida trihidrat (Al2O3.3H2O) sering dijual langsung ke pabrik/toko
kimia dan aplikasi dengan tingkat kemurnian tinggi di mana lebih dimurnikan
atau diproses.
2. Pre-desilication
slurry dikirim ke pre-desilication step (100°C, tekanan 1 bar. Hal ini membantu
untuk raw material bereaksi tanah liat apapun atau bauksit yang mengadung silika
sangat reaktif dan mulai terjadinya pembentukan produk desilication (DSP). Pre-
desilication meminimalkan waktu tinggal lumpur pada tahap digestion.
4.1. Diagram Alir Proses Bayer[1].
3. Digestion
Larutan panas kaustik soda (NaOH) digunakan untuk melarutkan bauksit
(gibbsite, böhmite and diaspore) untuk membentuk larutan natrium aluminat yang
lewat jenuh atau disebut "pregnant liquor".
Gibbsite:
Al(OH)3 + Na+ + OH- → Al(OH)4- + Na+
Al2O3.3H2O + 2 NaOH2 NaAlO2+ 4 H2O
Böhmite and Diaspore:
AlO(OH) + Na+ + OH- + H2O → Al(OH)4- + Na+
Kondisi di dalam digester (konsentrasi kaustik, suhu dan tekanan) diatur
sesuai dengan sifat/jenis dari bijih bauksit. Bijih bauksit dengan kandungan
gibbsite tinggi dapat diproses pada 140 °C, sementara bauksit böhmite/diaspore
memerlukan suhu antara 200 dan 280 °C. Tekanan tidak terlalu penting untuk
proses seperti ini, tapi tetap menggunakan tekanan oleh tekanan saturasi steam
dari proses.
Pada 240° C tekanan steam sekitar 3,5 MPa. Slurry tersebut kemudian
didinginkan dalam serangkaian flash tank pada temperatur sekitar 106 °C pada
tekanan 1 bar dan dengan flashing off steam. Steam ini digunakan untuk
memanaskan spent liquor. Dalam beberapa digestionrefineries bersuhu tinggi,
kualitas bauksit yang lebih tinggi (trihydrate)diinjeksikan ke flash train untuk
meningkatkan produksi. Proses "sweetening" ini juga mengurangi penggunaan
energi per ton produksi. Meskipun suhu yang lebih tinggi seringkali secara teoritis
menguntungkan, ada beberapa kelemahan yang potensial, termasuk kemungkinan
oksida selain alumina melarut ke dalam kaustik soda.
4. Flash Down
Slurry hasil digestion didinginkan sampai 105 °C (dan tekanan berkurang
kembali ke tekanan 1 bar) dengan memungkinkan terjadinya penguapan air atau di
flashing pada stage bertingkat. Pembentukan DSP harus selesai pada tahap ini,
namun sebagian besar mineral aluminium oksida tetap terlarut dalam cairan.
5. Pemisahan dan Klarifikasi
5. Precipitation
Dalam tahap ini, alumina tersebut diperoleh dengan kristalisasi dari
pregnant liquor, yang mana larutan natrium aluminat dikondisikan menjadi
supersaturated. Proses kristalisasi dikendalikan oleh pendinginan progresif dari
pregnant liquor, menghasilkan pembentukan kristal kecil aluminium trihydroxide
(Al(OH)3, umumnya dikenal sebagai "hidrat"), yang kemudian tumbuh dan
menggumpal untuk membentuk kristal yang lebih besar. Reaksi presipitasi adalah
kebalikan dari reaksi balik gibbsite dalam tahap digestion:
Al(OH)4 - + Na+ → Al(OH)3 + Na+ + OH-
2 NaAlO2+ 4 H2O →Al2O3.3H2O + 2 NaOH
6. Evaporation
Spent liquor dipanaskan melalui serangkaian heat exchanger dan
kemudian didinginkan dalam serangkaian flash tank. Kondensat yang terbentuk
dalam pemanas tersebut kembali digunakan dalam proses, misalnya sebagai air
umpan boiler atau untuk residu mencuci bauksit. Soda kaustik tersisa dicuci dan
dikembalikan ke dalam proses digestion.
7. Classification
Kristal gibbsite yang terbentuk pada proses presipitasi diklasifikasikan ke
dalam rentang ukuran. Hal ini biasanya dilakukan dengan menggunakan yang
cyclone atau gravity classification tank (serangkaian thickeners memanfaatkan
prinsip yang sama seperti settler/washer di clarification stage). Kristal ukuran
coarse ditujukan untuk kalsinasi setelah dipisahkan dari spent liquor
memanfaatkan filtrasi vakum, di mana padatan dicuci dengan air panas.
Kristal halus (fine crystal), setelah dicuci untuk menghilangkan kotoran organik,
yang kembali ke tahap preispitasi sebagai fine seed untuk digumpalkan
(agglomeration).
8. Calcination
Alumina, bubuk putih, adalah produk dari langkah ini dan produk akhir dari
proses Bayer, siap untuk pengiriman ke smelter aluminium atau industri kimia.
Daftar Pustaka