Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dankepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.Secara harafiah, otonomi daerah
berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam bahasa yunani, otonomi berasal dari kata
autos dan namos. Autos berarti sendiri dan Namos berarti aturan atau undang-
ndang,sehingga dapat diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri atau
kewenangan untuk membuat aturan guna mengurs rumah tangga sendiri. Sedangkan
daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah.
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acan hukum, juga sebagai
implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan
daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam
mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada didaerah masing-
masing.
Adapun pengertian otonomi daerah menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Menurut Ateng Syarifuddin
Otonomi daerah adalah kebebasan atau kemandirian tetapi bukan kemerdekaan
melainkan kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu terwujud pemberian
kesempatan yang harus dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut Syarif Saleh
Otonomi daerah adalah hak mengatur dan memerintah daerah sendiri dimana hak
tersebut merupakan hak yang diperoleh dari pemerintah pusat.
Menurut Benyamin Hoesein
Otonomi daerah adalah pemerintahan oleh dan untuk rakyat dibagian wilayah
nasional suatu negara secara informal berada diluar pemerintah pusat.
Menurut Philip Mahwood
Otonomi daerah adalah suatu pemerintah daerah yang memiliki kewenangan sendiri
dimana keberadaannya terpisah dengan otoritas yang diserakan oleh pemerintah
guna mengalokasikan sumber material yang bersifat substansial mengenai fungsi
yang berbeda.
Menurut Mariun
Otonomi daerah adalah kebebasan (kewenangan) yang dimiliki oleh pemerintah
daerah yang memungkinkan mereka untuk membuat inisiatif sendiri dalam ragka
mengelola dan mengoptimalkan smber daya yang dimiliki ole daerahnya sendiri.
Otonomi daerah merupakan kebebasan untuk dapat berbuat sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat.
Sistem pemerintahan daerah begitu dekat hubungannya dengan otonomi daerah yang
saat ini telah diterapkan di indonesia. Jika sebelumnya semua sistem pemerintahan bersiat
terpusat atau sentralisasi maka setelah diterapkannya otonomi daerah diarapkan daerah
bisa mengatur kehidupan pemerintahan daerah sendiri dengan cara mengoptimalkan
potensi daerah yang ada. Meskipun demikian, terdapat beberapa hal tetap diatur oleh
pemerintah pusat seperti urusan keuangan negara, agama,hubungan luarnegeri, dan lain-
lain. Sistem pemerintahan daerah juga sebetulnya merupakan salah satu wujud
penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif. Sebab pada umumnya tidak
mungkin pemerintah pusat mengrusi semua permasalahan negara yang begitu kompleks.
Disisi lain, pemerintahan daerah juga sebagai training ground dan pengembangan
demokrasi dalam sebuah kehidupan negara. Sistem pemerintahan daerah disaradi atau
tidak sebenarnya ialah persiapan untuk karir politik level yang lebih tinggi yang umumnya
berada di pemerintahan pusat.
Dalam kerangka otonomi daerah sebenarnya pemerintahan daerah terbagi menjadi dua
tingkatan sistem perintahan yaitu pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten dan kota,
pemerintah propinsi dalam kerangka otonomi daerah hadir sebagai wakil dari pemerintah
pusat karena adanya pelimpahan kewenangan sesuai dengan asas dekonsentrasi ialah
menjalankan kewenangan pusat yang dilimpahkan kepadanya, maka pemerintah
kabupaten/kota dalam menjalankan pemerintahannya sesuai dengan asas desentralisasi
dan otonomi daerah harus berkoordinasi dengan pemerintah propinsi sebagai wakil dari
pemerintah pusat di daerah dalam menjalankan dan mengontrol kebijakan-kebijakan yang
merupakan kewenangan dari pemerintah pusat dan dalam menjalankan kewenangan
pemerintah pusat yanga di serahkan kepadanya.
3.1 Kesimpulan
Melimpahnya sumber daya alam yang tidak diimbangi dengan kemampuan sumber
daya manusia yang memumpuni. Tentu menimbulkan ketimpangan hingga pada akhirnya
memberikan peluang bagi perusahaan suwasta untuk bekerja sama dengan pemerintah
daerah dalam mengelola kekayaan sumber daya alam. Namun ada beberapa hal yang
disayangkan dari pengambilan keputusan tersebut seperti pembagian keuntungan yang
tidak menguntungkan pendapatan daerah, masalah limbah, kerusakan alam, penyerapan
tenaga kerja yang tidak memberdayakan masyarakat sekitar hingga dampak yang secara
langsung di rasakan masyarakat seperti timbulnya bencana kekeringan,kerusakan sumber
air bahkan kebakaran hutan.
Dalam proses otonomi daerah, beberapa gejolak politik seperti gerakan Aceh
merdeka, Republik Maluku Selatan dan gerakan Papua Merdeka muncul sebagai akibat
tidakpuasnya daerah tersebut dengan pelaksanaan otonomi daerah. Daerah tersebut
merupakan daerah yang kaya dan potensial namun tertinggal dalam hal pembangunan. Hal
tersebutlah yang memunculkan kecemburuan dengan daerah lain yang lebih maju dalam hal
pembangunan. Selama ini pemerintah masih berhasil meredam kelompok-kelompok
tersebut demi menjaga keutuhan NKRI namun tidak memungkinkan jika suatu saat nanti
muncul gerakan-gerakan pemberontakan serupa yang mengancam keutuhan NKRI
3.2 Saran
Dalam pengambilan kebijakan mengenai pengelolaan SDA hendaknya pemerintah
daerah berlaku bijaksana dan terus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dan
dampak lingkungan yang di timbulkan oleh perusahaan tersebut. Pemerintah juga
hendaknya tidak segan-segan mencabut kontrak, atau bahkan menindak tegas dan pinalti
kepada perusahaan yang telah terbukti melanggar peraturan dan menyimpang dari
perjanjian awal.
http://www.dosenpendidikan.com/7-pengertian-otonomi-daerah-menurut-para-ahli/
http://www.umm.ac.id/id/detail-380-memaknai-peran-gubernur-di-era-otonomi-daerah-opini-
umma.html
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala RahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai.
Dan harapan kami dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca,untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini,oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi Kesempurnaan Maklah ini.
Kupang,April 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................
DAFTAR ISI........................................................
BAB 1 PENDAHULUAN....................................
BAB II ISI..............................................................
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA..........................................
MAKALAH