You are on page 1of 7

UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM

PENDIDIKAN NASIONAL

Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

3. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

4. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

5. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan.

6. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

7. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi
diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

8. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat


perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

9. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan
suatu satuan pendidikan.

10. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan


pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan.

11. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

12. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

13. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.


14. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

15. Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan
pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi,
informasi, dan media lain.

16. Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan


agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari,
oleh, dan untuk masyarakat.

17. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

18. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara
Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah.

19. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

20. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.

21. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu
pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.

22. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

23. Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan
pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana.

24. Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat
yang peduli pendidikan.

25. Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali
peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.

26. Warga negara adalah warga negara Indonesia baik yang tinggal di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

27. Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai
perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.

28. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.


29. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, atau pemerintah
kota.

30. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan nasional.
UNDANG-UNDANG NO. 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa guru dan
dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat
bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Undang-
Undang ini dianggap bisa menjadi payung hukum untuk guru dan dosen tanpa adanya
perlakuan yang berbeda antara guru negeri dan swasta. Undang-Undang Guru dan Dosen
secara gamblang dan jelas mengatur secara detail aspek-aspek yang selama ini belum diatur
secara rinci. Semisal, kedudukan, fungsi dan tujuan dari guru, hak dan kewajiban guru,
kompetensi dll. Namun sayang, masih ada sejumlah kelemahan dan kekurangan yang ada pada
Undang-Undang Guru dan Dosen, dan masih menjadi permasalahan serta perdebatan yang tak
kunjung usai. Dimulai dari bunyi pasal yang tidak jelas, sampai pada beberapa peningkatan
mutu dan kesejahteraan pendidikan yang dituangkan dalam Undang-Undang tersebut. Masih
banyak kalangan pesimis yang berpendapat bahwa pemerintah tidak akan rela merogoh
uangnya untuk menukarnya dengan mutu pendidikan, apalagi mensejahterakan guru yang
sudah akrab dengan penderitaan itu. Selain itu proses pelaksanaannya pun masih belum
optimal, sasaran yang dapat dicapai hanya beberapa hal dari seluruh pernyataan yang tertuang
dalam Undang-Undang tersebut.

Pembahasan terkait prinsip profesionalitas bahwasanya profesi guru dan profesi dosen
merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme,

Memiliki komitmen, kualifikasi akademik, kompetensi, tanggung jawab,

Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja,

Memiliki jaminan perlindungan hukum,

Memiliki organisasi profesi yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Masalah guru dan dosen dibahas dengan cakupan hampir sama meliputi kualifikasi,
kompetensi, dan sertifikasi; hak dan kewajiban; wajib kerja dan ikatan dinas; pengangkatan,
penempatan, dan pemberhentian; pembinaan dan pengembangan; penghargaan; pelindungan;
cuti; dan organisasi profesi dan kode etik. Adapun Kompetensi yang harus dimiliki mencakup:

1. Pedagogik: Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan dan


pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Kepribadian: Kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

3. Profesional: Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi.

4. Sosial: Kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Undang-Undang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 menyebutkan bahwa Hak Guru dan
Dosen antara lain:

a. memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan


sosial;

b. mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;

c. memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual;

d. memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;

e. memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang


kelancaran tugas keprofesionalan;

f. memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas;

g. memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi;

h. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik


dan kompetensi; dan/atau

i. memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.


Mengenai kewajiban guru dan dosen di jelaskan perbedaan kewajiban antara lain:

merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai


dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan


sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku,
ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta
didik dalam pembelajaran;

menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai
agama dan etika; dan

memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;

Adapun Kewajiban Dosen adalah:

melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;

merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil


pembelajaran;

meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan


sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku,
ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosioekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik, serta nilai-nilai
agama dan etika; dan

memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

You might also like