You are on page 1of 11

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada dekade terakhir, kanker tiroid memiliki insidensi yang terus
naik secara tajam di seluruh dunia. Banyak peneliti berpendapat bahwa
peningkatan insidensi ini terjadi akibat meningkatnya deteksi terhadap
kanker kecil pada stadium preklinis. Bagaimanapun, peningkatan ini juga
bisa dikarenakan oleh meningkatnya insidensi dari penyakit ini. Lalu, pada
kanker tiroid, mortalitas penyakit ini meskipun telah dapat dideteksi dini
tetap saja memiliki angka mortalitas yang cukup tinggi. Selanjutnya, ada
beberapa karsinogen yang terdapat dikehidupan kita seperti adanya paparan
radiasi atas dasar terapi medis diduga kuat sebagai faktor risiko utama pada
penyakit ini. Faktor resiko yang lain adalah meningkatnya konsummsi
iodium. Kesimpulannya peningkatan ini bisa terjadi sebagai akibat deteksi
dini yang lebih baik, peningkatan kejadian penyakit ini yang sebenarnya
dan adanya paparan karsinogen seperti radiasi ataupun hal lain yang belum
banyak diketahui.

1.2. Rumusan Masalah


Laporan kasus ini membahas definisi, etiologi, epidemiologi, manifestasi
klinis, diagnosis, penatalaksanaan, dan komplikasi dari kanker tiroid.

1.3. Tujuan Penulisan


1. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah di bidang
kedokteran.
2. Memenuhi salah satu persyaratan kelulusan Program Pendidikan
Profesi Dokter (P3D) di Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara RSUP Haji Adam Malik Medan.
2

3. Memahami definisi, etiologi, epidemiologi, anatomi, patofisiologi,


manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan, teknik pembedahan,
dan komplikasi kanker tiroid.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Kanker tiroid merupakan penyakit dimana munculnya suatu jaringan
keganasan pada kelenjar tiroid.1

2.2. Etiologi dan Faktor Risiko


Karsinoma tiroid muncul dari 2 jenis sel yang ada pada kelenjar tiroid. Sel
sel folikular yang berasal dari endodermal akan berkembang menjadi karsinoma
jenis papilari, folikuler, dan mungkin juga karsinoma anaplastik. Sel-sel yang
berasal dari neuroendokrin seperti sel C yang memproduksi kalsitonin akan
berkembang menjadi Medullary tiroid karsinoma. Untuk limfoma tiroid dan
sarcoma tiroid. Masing masing berasal dari jaringan limfe dan jaringan ikat pada
kelenjar tiroid.2
Faktor risiko pada kanker tiroid adalah jenis kelamin, usia, paparan
radiasi, kurangnya asupan yang mengandung yodium, faktor keturunan, dan
riwayat keluarga.
1. Jenis Kelamin dan Usia
Belum diketahui penyebabnya, tetapi didapati bahwa kanker tiroid
lebih sering terjadi pada wanita dengan perbandingan 3 : 1. Kanker
tiroid dapat terjadi pada usia berapapun, hanya saja biasanya
ditemukan pada wanita dengan usia 50 sampai 60 tahun dan pada
laki-laki dengan usia 60-70 tahun.
2. Paparan Radiasi
Paparan radiasi telah terbukti menjadi faktor resiko kanker tiroid.
Hal ini terutama bergantung kepada semakin besarnya kekuatan
radiasi dan semakin muda usia pasien yang terkena radiasi. radiasi
yang terkena oleh pasien pada saat muda seperti pada radiasi untuk
pengobatan medis juga berdampak pada kemungkinan terjadinya
kanker tiroid dikemudian hari. Tetapi, radiasi yang terjadi pada
4

saat pemeriksaan sinar X dan CT-scan tidak begitu bermakna


untuk menimbulkan kanker tiroid. Ini dikarenakan pada saat
pemeriksaan tersebut radiasi yang diakibatkan tidak kuat sehingga
kalaupun berdampak, tidak begitu bermakna. Meskipun demikian,
pemeriksaan sinar X dan CT-scan hanya digunakan pada saat
memang benar benar dibutuhkan saja.
3. Asupan Yodium yang Rendah
Kanker tiroid folikuler umum terjadi pada daerah yang kurang
asupan yodium.
4. Faktor Keturunan dan Riwayat Keluarga
Beberapa penyakit turunan dihubungkan dengan terjadinya kanker
tiroid. Tetapi, pada kebanyakan kasus didapati bahwa tidak
terdapat faktor keturunan ataupun riwayat keluarga.1

2.3. Klasifikasi
Menurut etiologinya, kanker tiroid diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Karsinoma papilari : sekitar 8 dari 10 orang dengan kanker tiroid
terkena karsinoma papilaris. Pada jenis ini, keganasan cenderung
berkembang dengan lambat dan jika ada metastasis, akan ditemukan
penyebaran pada kelenjar getah bening di leher. Pada kanker tiroid
jenis ini, pengobatan biasanya dapat berjalan dengan baik dan jarang
berakibat fatal.
2. Karsinoma folikular : merupakan jenis terbanyak kedua yang di jumpai
pada pasien dengan kanker tiroid. Pada kanker tipe ini biasa di jumpai
pada daerah dimana susahnya mendapatkan mineral iodine pada diet.
Kanker ini biasanya tidak menyebar ke kelenjar getah bening tetapi
menyebar secara hematogen seperti ke paru-paru atau tulang.
Prognosis pada karsinoma folikuler pada umumnya baik,tetapi tidak
sebaik pada karsinoma tiroid jenis papilari.
3. Karsinoma sel hurtle : juga disebut sebagai karsinoma sel oksifil,
merupakan sebuah variasi dari karsinoma jenis folikuler. Didapati
5

sekitar 3% dari seluruh kejadian kanker tiroid. Prognosis pada pasien


karsinoma jenis ini tidak sebaik pada pasien karsinoma folikuler
dikarenakan pada karsinoma jenis ini, penyerapan yodium radioaktif
yang digunakan untuk pengobatan dan melihat penyebaran kanker
tiroid tidak baik.
4. Karsinoma medulla tiroid: angka kejadian pada kanker jenis ini adalah
4% dari semua kejadian kanker tiroid. Karsinoma ini berkembang dari
sel C kelenjar tiroid dimana fungsi normal nya adalah untuk
memproduksi kalsitonin, suatu hormon yang membantu mengontrol
jumlah kalsium dalam darah. Terkadang, karsinoma jenis ini dapat
menyebar ke kelenjar limfe, paru, hati sebelum nodul tiroid ditemukan.
Pada karsinoma jenis ini, biasanya didapati jumlah kalsitonin dan
carcinoembryonic antigen(CEA) yang meninggi pada pemeriksaan
darah. Karena pada karsinoma jenis ini tidak menyerap radioaktif
yodium, prognosis dari karsinoma jenis ini tidak sebaik pada
karsinoma tiroid yang terdifferensiasi (karsinoma
papilaris,folikularis,dan hurtle)
5. Karsinoma anaplastik : disebut juga karsinoma undifferentiated
merupakan jenis kanker tiroid yang jarang dijumpai dengan angka
kejadian 2% dari seluruh kejadian kanker tiroid. Diperkirakan, kanker
jenis ini dapat berasal dari kanker tiroid jenis papilaris dan folikularis.
Dikatakan undifferentiated dikarenakan pada sel kanker tersebut tidak
tampak seperti bentukan sel tiroid normal pada pemeriksaan dengan
menggunakan mikroskop. Kanker jenis ini biasanya menyebar dengan
cepat ke leher dan bagian tubuh yang lain, juga sangat susah untuk
diterapi.
6. Limfoma tiroid : limfoma sangat jarang pada kelenjar tiroid, dan
berasal dari sel imun tubuh yaitu sel limfosit dimana Kebanyakan
limfosit ditemukan pada kelenjar limf tubuh
6

7. Sarkoma tiroid : merupakan jenis kanker tiroid yang jarang ditemukan.


Kanker jenis ini berasal dari jaringan penyokong yang ditemukan pada
tiroid. Kanker jenis ini biasanya agresif dan susah diterapi.1

2.5. Diagnosis
2.5.1. Anamnesis3
Pada Anamnesis dapat ditanyakan pada pasien sejak kapan timbul
benjolan di leher, apakah ada perubahan ukuran dengan cepat, dan apakah ada
gejala yang berhubungan seperti adanya rasa nyeri, suara serak, disfagia, dyspneu,
atau rasa seperti tercekik. Rasa nyeri merupakan gejala yang tidak biasa sehingga
ketika ditemukan, harus meningkatkan kecurigaan pada kista jinak yang
mengakibatkan perdarahan intra-tiroid, tiroiditis, atau keganasan. Pasien dengan
karsinoma medulla tiroid dapat mengeluhkan adanya rasa nyeri yang tumpul.
Adanya riwayat suara yang serak mengindikasikan proses keganasan yang
melibatkan saraf laryngeus recurrent. Selanjutnya, hal yang juga penting
ditanyakan adalah faktor resiko kanker tiroid kepada pasien.

2.5.2. Pemeriksaan Fisik3


Pada pemeriksaan fisik hendaknya dilakukan palpasi tiroid beserta
kelenjar getah bening dari posisi belakang pasien dengan kepala sedikit ekstensi.
Kartilago krikoideus merupakan patokan pertama dalam dikarenakan isthmus
tiroid tepat terletak dibawah kartilago tersebut. Nodul yang bersifat keras,
gritty,dan terfiksasi terhadap jaringan sekitar seperti pada trakea atau pada otot
mengarahkan diagnosis terhadap suatu keganasan. Pemeriksaan kelenjar limfe
leher pasien juga harus dilakukan hingga ke trigonum posterior.
2.5.3. Pemeriksaan Penunjang4
Pemeriksaan USG tiroid merupakan alat bantu diagnostik pertama untuk
mendeteksi dan melihat ciri dari penyakit kelenjar tiroid bernodul. Ciri nodul yang
mengarah kepada keganasan adalah hipoekogenisitas, mikrokalsifikasi, tidak
adanya halo perifer, batas yang ireguler, aspek kepadatan, aliran darah
intranodular dan bentuk (lebih tinggi dari pada lebar). Tetapi, temuan tersebut
7

bersifat sensitive hanya jika pola pola tersebut timbul bersamaan. Beberapa
temuan USG yang dikelompokkan seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Pola USG yang mengarah kepada suatu keganasan dan menjadi panduan
untuk dilakukannya Fine Needle Aspiration Cytology

Pemeriksaan darah seperti pemeriksaan Tiroid Stimulating Hormon (TSH)


dianjurkan pada pasien dengan kecurigaan adanya benjolan tiroid dengan ukuran
> 1 cm. Jika nanti didapati hasil TSH dibawah normal, maka perlu dilakukan
pemeriksaan sidik tiroid. Jika didapati hasil pemeriksaan sidik tiroid nodul
tersebut ‘hot’ (hyperfunction) maka kemungkinan nodul tersebut merupakan suatu
keganasan bisa disingkirkan sehingga tidak perlu dilakukan sitologi. Tetapi,
apabila nodul tersebut ‘cold’ (hypofunction) maka perlu dilanjutkan pemeriksaan
sitologi.5
Pemeriksaan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC) diperlukan untuk
memeriksa lebih lanjut nodul tersebut. Beberapa indikasi untuk dilakukannya
FNAC adalah:
a) Diameter terbesar nodul ≥ 1 cm dengan pola USG sangat mengarah
kepada keganasan
b) Diameter terbesar nodul ≥ 1 cm dengan pola USG mengarah
kepada keganasan
8

c) Diameter terbesar nodul ≥ 1,5 cm dengan pola USG kurang


mengarah kepada keganasan
d) Diameter terbesar nodul ≥ 2 cm dengan pola USG sangat kurang
mengarah kepada keganasan
e) Nodul yang tidak memenuhi satupun kriteria di atas
f) Nodul berupa kista sempurna.6

Gambar 1. Algoritma diagnosis dan tatalaksana nodul tiroid

Tabel 2. Pengukuran Staging pada kanker tiroid


9

Pengobatan
a. Pembedahan
Hampir seluruh ahli telah sepakat bahwa tiroidektomi total di anjurkan
kepada pasien dengan nodul ≥ 1 cm. rasionalisasi dari hal ini berdasarkan dari
keadaan biologis tumor tersebut dan tatalaksana yang ada saat ini. Pada
Differentiated thyroid carcinoma (DTC), terutama pada Papillary Thyroid Cancer
(PTC), cenderung multisentral, dengan sampai 80% pasien memiliki fokus tumor
multiple dan bilateral pada 60% pasien. Tiroidektomi total dilakukan sebagai
prosedur awal untuk mencegah timbulnya rekurensi pada lobus kontralateral.
Alasan kedua adalah karena dengan teknik tersebut, dapat menghindarkan ahli
bedah terhadap komplikasi cederanya nervus laring dan hipoparatiroidisme.
b. Iodium Radioaktif
Terapi ini merukan terapi tambahan standart pada pasien tertentu dengan
DTC. Ini hanya dapat dilakukan apabila telah dilakukan total ataupun
10

subtotal tiroidektomi, karena kalau tidak dilakukanm maka Iodium


tersebut tidak menghancurkan mikrometastasis melainkan diserap oleh
sisa jaringan tiroid. Pemberian dilakukan 1 sampai 3 bulan setelah
dilakukan operasi dengan waktu paruh 7 sampai 8 jam
c. Terapi supresi tiroksin
Terapi ini diberikan dikarenakan adanya TSH akan merangsang
pertumbuhan sel folikuler tiroid sehingga dapat memperpanjang masa
bebas masa dan masa daya tahan hidup keseluruhan. Biasanya ini
diberikan pada pasien dengan sudah adanya invasi jaringan tumor ke
jaringan sekitar, reseksi inkomplit, dan metastasis jauh
d. Radiasi eksternal
Meskipun pilihan terapi radioisotope iodium lebih disukai, tetapi ada
keadaan dimana radioisotope iodium tersebut tidak dapat menyerang sel
kanker seperti pada kanker tiroid yang anaplastik dan kanker tiroid
medulla. Terapi ini juga biasanya bermanfaat pada kanker yang tidak
dapat diangkat, diangkat sebagian, ataupun pada rekurensi lokoregional
e. Kemoterapi
Terapi ini biasa juga diberikan pada kanker yang tidak dapat diterapi
dengan radioisotope iodium yaitu kanker tiroid anaplastik ataupun
medullary. Terapi ini juga diberikan pada kasus dengan adanya metastasis
jauh. Terapi yang biasa diberikan yaitu kombinasi doxorubicin dan
cisplatin.7
11

DAFTAR PUSTAKA

1.American cancer society. Thyroid Cancer. Available at:


http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003144-
pdf.pdf [Accessed on : 30 May 2016 ]
2.Sharma et all. Thyroid Cancer. Medscape last update on 18 februari 2015.
Availale at : http://emedicine.medscape.com/article/851968-
overview#showall [Accessed on : 30 May 2016 ]
3.Brunicardi et al. 2015. Schwartz : Principle of Surgery 10th edition. Mc Graw
Hill
4. Pacini et al. 2012. Thyroid cancer: ESMO Clinical Practice Guidelines for
diagnosis, treatment. Annals of Oncology (7) : vii 110 – vii 119. Doi:
10.1093/annonc/mds230
5. Kasper et al. 2015.Harrison’s Principles of Internal Medicine 19th edition. Mc
Graw-Hill Education.
6. Haugen et al. 2015. 2015 American Thyroid Association Management
Guidelines for Adult Patients with Thyroid Nodules and
Differentiated Thyroid Cancer. Thyroid 26 (1). doi :
10.1089/thy.2015.0020
7.Niederhurber, John E et al. 2014. Abellof’s Clinical Oncology Fifth Edition.
Saunders. Philladelphia

You might also like