You are on page 1of 4

PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPnBM)

1.Pendahuluan

Sebagai pajak objektif dengan tarif tunggal,Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bersifat
regresif,tanpa kecuali setiap orang yang mengkonsumsi Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena
Pajak (JKP) di Indonesia dikenakan pajak dengan tarif yang sama.Untuk mengurangi sifat
regresivitas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) maka juga dikenakan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM).

Adapun kriteria Barang Kena Pajak (BKP) dapat di golongkan menjadi Barang Kena Pajak
(BKP) yang tergolong mewah yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
adalah:

a. Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok


b. Barang tersebut dikonsumsikan oleh masyarakat tertentu
c. Pada dasarnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi
d. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status
e. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat serta mengganggu
ketertiban masyarakat,seperti berakohol

Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dikenakaan terhadap:

a. Penyerahan BKP yang tergolong mewah yang dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan
BKP yang tergolong mewah tersebut di dalam Daerah Pabean dalam lingkungan perusahaan
atau pekerjaannya.
b. Impor BKP yang tergolong mewah.

Karakteristik Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM):

 PPnBM merupakan pungutan tambahan di samping PPN.


 PPnBM hanya di pungut satu kali yaitu pada saat impor Barang Kena Pajak yang tergolong
mewah.
 Apabila importir mengekspor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah,PPnBM yang
dibayar pada saat pemerolehannya dapat diminta kembali (Pasal 10 ayat 3 UU PPN 1984).

2.Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah dapat ditetapkan dalam berupa kelompok tarif,yaitu
tarif yang paling rendah 10% dan yang paling tinggi 200%.Pada saat ini tarif Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM) dikelompokkan sebagai berikut:

1
a. Kelompok Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong mewah selai kendaraan bermotor yang
dikenakan PPnBM dengan tarif sebagai berikut:
 Kelompok 1 Tarif 10%
 Kelompok 2 Tarif 20%
 Kelompok 3 Tarif 30%
 Kelompok 4 Tarif 40%
 Kelompok 5 Tarif 50%
 Kelompok 6 Tarif 75%
b. Kelompok Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong mewah kendaraan bermotor yang
dikenakan PPnBM dengan tarif sebagai berikut:
 Kelompok 1 Tarif 10%
 Kelompok 2 Tarif 20%
 Kelompok 3 Tarif 30%
 Kelompok 4 Tarif 40%
 Kelompok 5 Tarif 50%
 Kelompok 6 Tarif 60%
 Kelompok 7 Tarif 75%

3.Objek Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Di samping pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(1),dikenakan juga Pajak Penjualan atas Barang Mewah terhadap:

a. Penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yang dilakukan oleh pengusaha yang
menghasilkan barang tersebut di dalam Daerah Pabean dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya
b. Impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah.

Atas penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah oleh produsen atau atas impor
Barang Kena Pajak yang tergolong mewah,disamping dikenai Pajak Pertambahan Nilai,dikenai juga
Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengaan pertimbanagan bahwa:

a. Perlu keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang berpenghasilan rendah dan
konsumen yang berpenghasilan tinggi.
b. Perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas Barang Kena Pajak yang tergolong mewah.
c. Perlu adanya perlindungan terhadap produsen kecil atau tradisional.
d. Perlu untuk mengamankan penerimaan negara.

Yang dimakasud dengan “Barang Kena Pajak yang tergolong mewah”adalah:

2
1. Barang yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok.
2. Barang yang dikonsumsi masyarakat tertentu.
3. Barang yang pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi.
4. Barang yang dikonsumsi untuk menunjukkan status.

Pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas impor Barang Kena Pajak yang tergolong
mewah tidak memperhatikan siapa yang mengimpornya serta tidak memperhatikan apakah impor
tersebut dilakukan secara terus-menerus atau hanya sekali.

Yang termasuk dalam pengertian menghasilkan pada ayat ini adalah kegiatan:

a. Merakit yaiitu menggabungkan barang lepas dari suatu barang setengah jadi atau barang
jadi,seperi merakit mobil,perabot rumah tangga,dll.
b. Memasak yaitu mengolah barang dengan cara memanaskan baik dicampur bahan lain maupun
tidak.
c. Mencampur yaitu mempersatukan dua atau lebih unsur untuk mengahasilakan satu atau lebih
barang lain.
d. Mengemas yaitu menempatkan suatu barang ke dalam suatu benda untik melisndunginya dari
kerusakan dan untuk meningkatkan pemasarannya.
e. Menbotolkan yaitu memasukkan minuman atau bahan cair ke dalam botol yang di tutup
menurut cara tertentu.

Pajak Penjualan atas Barang Mewah dikenakan hanya satu kali pada waktu penyerahan Barang
Kena Pajak yang tergolong mewah pada saat impor Baranh Kena Pajak yang tergollong
mewah.Prinsip pemungutan hanya satu kali saja yaitu pada waktu:

a. Penyerahan oleh pabrikan atau produsen Barang Kena Pajak yang terholong mewah.
b. Impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah.

4.cara Penghitungan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Contoh PT Sinar selaku importir memasukkan 1000 unit lemari es dengan harga impor (CIF)
USD500.000. Atas kegiatan impor terutang Bea Masuk 50%,PPN 10%,PPnBM 20%. Diketahui
nilai kurs USD1=Rp2000 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan.

Dasar pengenaan Pajak untuk menghitung PPN dan PPnBM atas impor:

Nilai Impor = Harga Impor (CIIF) + Bea Masuk

Harga Impor (CIF) 500.000 x Rp2000 Rp 1.000.000.000

Bea Masuk 50% Rp 500.000.000 (+)

3
Nilai Impor Rp 1.500.000.000

PPN 10% x Rp 1.500.000.000 Rp 150.000.000

PPnBM 20% Rp 300.000.000 (+)

Jumlah yang dibayar oleh importir Rp 1.950.000.000

Apabila kemudian importir menyerahkan lemari es tersebut kepada distributor dengan harga per unit
adalah Rp2.800.000.maka distributor akan membayar termasuk PPN sebagai berikut:

Harga per unit lemari es Rp 2.800.000

Dikurangi unsur PPnBM yang terkandung

dalam 1/1000 x Rp300.000.000 Rp 300.000 (-)

Dasar Pengenaan PPN Rp 2.500.000

PPN yang terutang 10% x Rp2.500.000 Rp 250.000

Untuk penyerahan per unit AC dari importir ke distributor,distributor harus membayar:

Harga per AC Rp 2.800.000

PPN Rp 250.000 (+)

Jumlah Rp 3.050.000

You might also like