You are on page 1of 11

MAKALAH

HADIST TARBAWI

“ Media dan Metode Pembelajaran”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi syarat mata kuliah hadist tarbawi

Kelompok 5 :

 Mahbubbillah
 Wildan
 Andi Nur Ikhsan
 Irmawati
 Elsa Novia
 Sova Sopiatul Fuadah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

“NAHDLATUL ULAMA”
KOTA TASIKMALAYA

2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Tidaklah berlebihan jika ada sebuah ungkapan “aththariqah ahammu minal


maddah”, bahwa metode jauh lebih penting disbanding materi, karena sebaik apapun
tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat
sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai
tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak.. Oleh sebab itu pemilihan metode
pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait,
sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan. Apa yang dilakukan Rasulullah SAW
saat menyampaikan wahyu Allah kepada para sahabatnya bisa kita teladani, karena
Rasul saw. sejak awal sudah mengimplementasikan metode pendidikan yang tepat
terhadap para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat
dalam menyampaikan ajaran Islam. Rasul saw. sangat memperhatikan situasi, kondisi
dan karakter seseorang, sehingga nilai-nilai Islami dapat ditransfer dengan baik.
Rasulullah saw. juga sangat memahami naluri dan kondisi setiap orang, sehingga beliau
mampu menjadikan mereka suka cita, baik meterial maupun spiritual, beliau senantiasa
mengajak orang untuk mendekati Allah swt. dan syari’at-Nya.

B. RUMUSAN MASLAH
1. Apa pengertian metode?
2. Apa saja hadist tentang metode-metode pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN METODE
Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata metode berasal
dari dari dua suku perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui dan hodos
berrti “jalan” atau “cara”. Dalam Bahasa Arab metode dikenal dengan istilah thariqah
yang berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu
pekerjaan. Sedangkan dalam bahasa Inggris metode disebut method yang berarti cara
dalam bahasa Indonesia.
Sedangkan menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan definisi yang
beragam tentang metode, terlebih jika metode itu sudah disandingkan dengan kata
pendidikan atau pengajaran diantaranya :
1. Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang di dalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
 Abu Ahmadi mendefinisikan bahwa metode adalah suatu pengetahuan tentang
cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur.
 Ramayulis mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian metode mengajar
merupaka alat untuk menciptakan proses pembelajaran.
 Omar Mohammad mendefinisikan bahwa metode mengajar bermakna segala
kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-
kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, cirri-ciri perkembangan muridnya,
dan suasana alam sekitarnya dan tujuan menolong murid-muridnya untuk
mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada
tingkah laku mereka.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian metode


di atas, beberapa hal yang harus ada dalam metode adalah :
 Adanya tujuan yang hendak dicapai
 Adanya aktivitas untuk mencapai tujuan
 Aktivitas itu terjadi saat proses pembelaran berlangsung
 Adanya perubahan tingkah laku setelah aktivitas itu dilakukan.

Ada istilah lain yang dalam pendidikan yang mengandung makna berdekatan
dengan metode, yaitu pendekatan dan teknik/strategi. Pendekatan merupakan pandangan
falsafi terhadap subject matter yang harus diajarkan dapat juga diartikan sebagai
pedoman mengajar yang bersifat realistis/konseptual. Sedangkan teknik/strategi adalah
siasat atau cara penyajian yang dikuasai pendidik dalam mengajar atau menyajikan
bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas, agar bahan pelajaran dapat
dipahami dan digunakan dengan baik.
B. HADIST TENTANG METODE-METODE PENDIDIKAN
1. Metode peragaan dan demonstrasi

َ ‫سلَّ َم كَاف ُل اليَتيْم لَهُ أ َ ْو لغَيْره أَنَا َوه َُو َك َهاتَيْن في ال َجنَّة َوأَش‬
‫َار َمال‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َللاُ َعلَيْه َو‬ ُ ‫َع ْن أَبي ه َُري َْرة َ قَا َل قَا َل َر‬
َّ ‫س ْو ُل‬
َ ‫َللا‬
)‫طى(رواه مسلم‬ َ ‫الو ْس‬ُ ‫سبَّابَة َو‬
َّ ‫بال‬
Dari Abu Hurairah r.a , Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : orang yang
menanggung hidup anak yatim atau yang lainnya, maka saya ( Nabi) dan dia seperti ini
di dalam syurga dan Imam Malik mengisyaratkan seperti jari telenjuk dan tengah (HR.
Imam Muslim)

Terjemah perkata:
‫ َكاف ُل اليَتيْم‬:orang yang menanggung hidup anak yatim.
‫ أَشَار‬:mengisyaratkan.
َ ‫الو ْس‬
‫طى‬ ُ ‫سبَّابَة َو‬
َّ ‫ بال‬:Jari telunjuk dan jari tengah
Pembahasan :
Dari hadist diatas yang dimaksud dengan ( ‫ )كَاف ُل ال َيتيْم‬adalah mencukupi segala
kebutuhannya mulai dari nafakah, pakaian, pendidikan sekolah dan bertanggung jawab
atas baik buruknya adabnya. Hal yang demikian ini mendapatkan keuatamaan baik dari
hartanya sendiri maupun harta anak yatimtersebut dengan menjadi walinya ini.
Maksud dari ‫ أَ ْو لغَيْره‬yaitu orang terdekatnya seperti kakek, nenek, ibu, saudara laki-laki,
saudara perempuan, paman dari ayah, paman dari ibu bibi dari ibu dan orang lain.
Analisis :
Pada hadist diatas menerangkan tentang hubungan kedekatan Rasulullah dengan
orang yang memelihara anak yatim. Rasulullah SAW mendemonstrasikan juga dengan
jari beliau. Beliau menerangkan kepada para sahabat bahwa kedudukan beliau dengan
orang yang memelihara anak yatim di surga begitu dekat, seperti kedekatan jari tengah
dan jari telunjuk.
Dalam dunia pendidikan sekarang ini, para pendidik dianjurkan sekali untuk bisa
meneladani Rasulullah SAW dalam menjelaskan pelajaran dengan menggunakan alat
peraga dalam metode pengajarannnya. Metode peraga ini sekarang lebih dikenal dengan
sebutan media pendidikan. Media pendidkan adalah suatu benda yang dapat dindrai,
khususnya penglihatan dan pendengaran baik yang terdapat dalam maupun luar kelas
yang digunakan sebagai alat bantu penghubung dalam proses pembelajaran. Media
pendidikan bertujuan untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa. Media pendidikan
mengandung beberapa beberapa aspek-aspek yaitu sebagai alat atau sebagai teknik yang
berkaitan erat dengan metode pengajaran.

2. Metode cerita dan kisah

‫ش فَنَزَ َل بئْ ًرا‬ ُ ‫ط‬ َ َ‫سلَّ َم قَا َل بَ ْينَا َر ُجل يَ ْمشي فَ ْشتَدَّ َعلَيْه ْالع‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َللاُ َعلَيْه َو‬ َ ‫َللا‬ َّ ‫س ْو َل‬ ُ ‫َللاُ َع ْنهُ أ َ َّن َر‬
َّ ‫ي‬ َ ‫َع ْن أَبي ه َُري َْرة َ َرض‬
‫طش فَقَا َل لَقَدْ بَلَ َغ َهذَا مثْ َل الَّذي بَلَ َغ بي فَ َملَ ُحفَّهُ ث ُ َّم‬ َ َ‫ث يَـأ ْ ُك ُل الث َّ َرى منَ ْالع‬
ُ ‫ب م ْن َها ث ُ َّم خ ََر َج فَإذَا َوه َُو بك َْلب يَ ْل َه‬
َ ‫فَشَر‬
ْ َ َ
‫َللا َوإ َّن لنَا في البَ َهائم أجْ ًرا قا َل في كَل كَبد َرطبَة‬ َ َّ ‫س ْو ُل‬ ُ ‫ار‬ ُ َ َ
َ َ‫َللاُ لهُ فَغَفَ َر لهُ قال ْوا ي‬
َّ ‫شك ََر‬ َ َ‫ب ف‬ ْ ْ
َ ‫سقَى الكَل‬ َ َ‫ي ف‬ ُ َ ‫أ َ ْم‬
َ ‫س َكهُ بفيْه ث َّم َرق‬
)‫أَجْ ُر (رواه البخارى‬
Dari Abu Hurairah r.a, Ia berkata sesungguhnya Rasululllah SAW bersabda : “Ketika
seorang laki-laki sedang berjalan-jalan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali
kemudian ia menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia
keluar (dari sumur). Tiba-tiba datang seekor anjing menjulur-julurkan lidahnya ia
menjilati tanah karena sangat haus, lelaki itu berkata : anjing itu sangat haus
sebagaimana aku, kemudian masuk kesumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan air),
kemudian ia (haus lagi) sambil menggigit sepatunya dan ia beri minum anjing itu
kemudian Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni, sahabat bertanya wahai
Rasulullah: adakah kita mendapat pahala karena kita menolong hewan ? Nabi SAW
menjawab : disetiap yang mempunyai limpa basah ada pahalanya”. (HR.Imam
Bukhori)
Terjemahan perkata:
‫ َي ْمشي‬:berjalan.
‫ بئْ ًرا‬:sumur.
‫ش‬ُ ‫ط‬ َ ‫ ْال َع‬:haus.
‫أَ ْج ًرا‬:pahala
Pembahasan :
Ketika seorang laki-laki sedang berjlan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali,
kemudian ia menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia
keluar (dari sumur). Tiba-tiba datang seekor anjing menjulur-julurkan lidanya ia
menjilati tanah karena sangat haus, lelaki itu berkata: anjing itu sangat haus
sebagaimana aku, kemudian masuk ke sumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan air),
kemudian ia (haus lagi) sambil mengigit sepatunya dan ia beri minum anjing itu
kemudian Allah bersyukur kepadanya dan mengampuninya.
Menurut Abdullah bin Dinar Allah memasukkan lelaki tersebut ke surga. Dari
hadist ini mengajarkan kepada kita senantiasa saling menyayangi sesame makhluk
Allah meskipun pada hewan yang diharamkan.

Analisis :
Hadist diatas menjelaskan bahwa pendidikan dengan metode cerita dapat
menumbuhkan kesan yang mendalam pada anak didik, sehingga dapat memotivasi anak
didik untuk berbuat yang baik dan menjauhi hal yang buruk. Bahkan kaedah ini
merupakan metode yang menarik yang mana sering dilakukan oleh Rasulullah dalam
menyamapaikan ajaran islam. Teknik ini menjadikan penyampaian dari Rasulullah
menarik sehingga menimbulkan minat dikalangan para sahabatnya.
Teknik bercerita ini adalah salah satu teknik yang baik untuk menerapkan aspek
pembangunan insan karena didalamnya mencakup seluruh metodologi pendidikan yaitu
pendidikan mental, akal, jasmani serta unsur-unsur yang ada dalam jiwa seseorang,
pendidikan itu melalui teladan dan nasehat. Bukti terbaik dari metode ini adalah
bagaimana setengah dari isi kandungan Al-Qur’an adalah tentang cerita atau kisah
dalam penyamapaian ajarannya.
3. Metode tanya jawab

َ‫َللا َم ْن أ َ َح ُّق النَّاس ب ُحسْن الصُّحْ بَة ؟ قَا َل أ ُ ُّمكَ ث ُ َّم أ ُ ُّمكَ ث ُ َّم أ ُ ُّمكَ ث ُ َّم أَب ُْوكَ ث ُ َّم أَدْنَاك‬
َّ ‫س ْو ُل‬ َ َ‫َع ْن أَبي ه َُري َْرة َ قَا َل قَا َل َر ُجل ي‬
ُ ‫ار‬
)‫أَدْنَاكَ (رواه مسلم‬
Dari Abu Hurairah r.a Berkata : ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasul.
Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak saya hormati? Beliau menjawab :
“Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian ayahmu, kemudian yang lebih
dekat dan yang lebih dekat dengan kamu (HR. Muslim)
Terjemahan perkata:
‫ َر ُجل‬:seorang laki-laki.
‫أ ُ ُّم َك‬:ibumu.
‫أَبُ ْو َك‬:bapakmu
Pembahasan :
Seorang ibu di mata anak-anaknya merupakan satu-satunya figure yang paling
berjasa dibanding lainnya, bagaimana tidak , karena dia telah susah payah
mengandungnya selama Sembilan bulan, dalam suka dan duka, sehat maupun sakit,
bayi yang masih berada dalam kandungan senantiasa dibawa kemana dia pergi dan
berada, bahkan tidak jarang seorang ibu yang sedang mengandung muda sampai
berbulan-bulan tidak mau makan nasi karena jika hal itu dia lakukan akan kembali
keluar/muntah.
Imam An-Nawawi mengatakan bahwa,didalam hadist tersebut terdapat anjuran
untuk berbuat baik kepada kerabat dekat, dan ibu adalah yang paling berhak
mendapatkan itu, baru kemudian ayah dan kemudian kerabat yang paling dekat. Para
ulama mengatakan bahwa sebab didahulukannya ibu adalah karena kelelahan, beban
berat dan pengorbanannya di saat mengandung, melahirkan, menyusui, perawatan
pendidikan dan dan lain sebagainya.

Analisis :
Dari penjelasan hadist diatas, Rasulullah menggunakan metode tanya jawab
sebagai starategi pembelajarannya. Beliau sering menjawab pertanyaan dari sahabatnya
ataupun sebaliknya. Metode tanya jawab ini sendiri ialah metode pembelajaran yang
memungkinkan adanya komunikasi langsung antara pendidik dan peserta didik.sehingga
komunikasi ini terlihat adanya timbal balik antara guru dengan siswa. Tujuan terpenting
dari metode tanya jawab ini adalah para guru atau pendidik dapat mengetahui
sejauhmana para murid dapat mengerti dan mengungkapkan apa yang telah
diceramahkan.
4. Metode diskusi

َّ ‫س ْو ُل‬
‫َللا‬ ْ ‫ظال ًما أَ ْو َم‬
ُ ‫ظلُ ْو ًما فَقَا َل َر ُجل يَا َر‬ َ َ‫ص ْر أَخَاك‬ ُ ‫سلَّ َم ا ْن‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َللاُ َعلَيْه َو‬ َ ‫َللا‬ ُ ‫َللاُ َع ْنهُ قَا َل قَا َل َر‬
َّ ‫س ْو ُل‬ َّ ‫ي‬َ ‫َع ْن أَنَس َرض‬
ْ َ‫ظ ْلم فَإ َّن ذَلكَ ن‬
ُ‫ص ُره‬ ُّ ‫ص ُرهُ قَا َل تَحْ ُج ُزهُ أ َ ْو ت َْم َنعُه منَ ال‬ُ ‫ْف أ َ ْن‬
َ ‫ظال ًما َكي‬ ْ ‫ص ُرهُ إذَا َكانَ َم‬
َ َ‫ظلُ ْو ًما أَفَ َرأَيْتَ إذَا َكان‬ ُ ‫أ َ ْن‬
)‫(رواه البخارى‬
Dari Anas bin Malik ra, Ia berkata, Rasulullah SAW telah bersabda :
“Tolonglah saudaramu yang dzalim maupun yang didzalimi. Mereka bertanya :
“Wahai Rasulullah bagaimana jika menolong orang dzalim? Rasulullah menjawab :
“tahanlah (hentikan) dia dan kembalikan dari kedzaliman, karena sesungguhnya itu
merupakan pertolongan kepadanya (HR. Imam Bukhari)
Terjemahan perkata:
‫صر‬ ُ ‫ا ْن‬:tolonglah.
ْ ‫ظال ًما أَ ْو َم‬
‫ظلُ ْو ًما‬ َ : yang zolim atau yang di zolimi.
َ ‫ َكي‬:bagaimana.
‫ْف‬
ُ‫تَ ْح ُج ُزه‬:Hentikan dia
Pembahasan :
Dalam hadist diatas dijelaskan bahwa Rasulullah memerintahkan kepada
umatnya agar menolong saudaranya baik dalam keadaan dhalim atau madhlum
(didzalimi).
Ibnu Bathal mengatakan : )‫ (النصر‬menurut orang arab berarti )‫ (اعانة‬pertolongan,
sungguh Rasulullah telah menjelaskan bahwa menolong orang yang dzalim itu caranya
dengan mencegah dari berbuat aniaya karena jika engkau tidak mencegahnya, maka dia
akan melakukan perbuatan aniaya hingga di qishas. Pencegahan yang kamu lakukan
dengan cara mengqishasnya itu juga bisa dikatakan menolong orang yang beruat dzalim.

Analisis :
Diskusi pada dasarnya adalah tukar menukar informasi dan unsur pengalaman
secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan
lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan atau merampungkan keputusan
bersama.
Jika ditelaah dari bebarapa riwayat hadist, Rasulullah adalah orang yang paling
banyak melakukan diskusi. Metode diskusi ini sering dilakukan oleh Rasulullah
bersama para sahabatnya untuk mencari kata sepakat. Tetapi walaupun Nabi sering
melakukan dan membolehkan mendidik dengan metode diskusi akan tetapi dalam
pelaksanaanya harus dilakukan dengan hikmah ataupun dengan bijak agar segala
permasalahan dapat diselesaikan dengan baik dan tanpa ada permusuhan, karena metode
diskusi berbeda dengan debat. Jika debat adalah perang argumentasi, beradu paham dan
kemampuan persuasi dalam memenangkan pendapatnya sendiri. Maka dalam metode
diskusi diharapkan semuanya memberi sumbangsih sehingga semua bisa paham dan
dimengerti secara bersama.

5. Metode ceramah
Metode ceramah adalah cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu dengan
jalan penuturan secara lisan kepada anak didik atau khalayak ramai. Metode ceramah
ini pernah dilakukan oleh Rasulullah ketika turun wahyu yang memerintahkan untuk
dakwah secara terang-terangan, seperti hadits berikut:

‫ي‬ ْ ‫ َع ْن أَب‬،‫ط ْل َحة‬


َ ‫سى بْن‬َ ‫ع ْن ُم ْو‬ َ ،‫ع َمر‬ ُ ‫عبْد اْل َما لك بْن‬ َ ‫ َع ْن‬،‫ َحدَ ثَنَا َجريْر‬،َ‫ قَال‬،‫سعيْد َو ُز َهيْربْن َح ْرب‬ َ ‫َحدَ ثَنَا قُت َ ْيبَة بْن‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَيْه َو‬
‫سلَ َم‬ َ ‫س ْو ُل هللا‬ َ ‫ دَ َع‬،)125:‫"وأ َ ْنذر َعشي َْر نَكَ اْأل َ ْق َربيْنَ " (الشعراء‬
ُ ‫ار‬ َ ‫ت هَذه األَيَة‬ ْ َ‫ لَ َّماأ َ ْنزَ ل‬،َ‫ه َُري َْرة َ قَال‬
،‫ يَابَن ْي ُم َرةْ بْن َكعَب‬.‫ أ َ ْنقذُوا أَ ْنفُس ُك ْم منَ النَّار‬،‫ي‬ ْ ‫ "يَا َبن ْي َك َعبْ ب ْن لُ َؤ‬،َ‫ فَقَال‬.‫َص‬ ُّ ‫ فَعَ ُّم َوخ‬،‫ فَاجْ ت َ َمعُ ْوا‬،‫قُ َريْسيَّا‬
،ُ‫ يَا فَا ط َمة‬.‫ ا ُ ْنقذُوا أ َ ْنفُس ُك ْم منَ النَّار‬، ْ‫طلب‬
َ ‫ يَا َبن ْي َع ْبد ُ اْل ُم‬.‫ أ َ ْنقذُوا أ َ ْنفُس ُك ْم منَ النَّار‬،‫ يَابَن ْي هَاش َم‬.‫أ َ ْنقذُواا َ ْنفَس ُك ْم منَ النَّار‬
(‫ " )رواه مسلم‬.‫سا بلُ َها بب َل ل َها‬ َ ‫ َغي َْر أ َ َّن لَ ُك ْم َرح ًما‬.‫ش ْيئ َا‬
َ ‫ فَإن ْي َل أَ ْملَكَ لَ ُك ْم منَ هللا‬،‫ي أَ ْنفُسك منَ النَّار‬ ْ ‫أ َ ْنقذ‬
Artinya :
Menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Sa’id dan Zuhair ibn Harb, berkata,
“Menceritakan kepada kami Jarir, dari ‘Abdul Malik ibn ‘Umair, dari Musa ibn
Thalhah, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Tatkala diturunkan ayat ini: “Dan
peringatkanlah para kerabatmu yang terdekat(Q.S. Al-Syu’ara:125), maka Rasulullah
SAW memanggil orang-orang Quraisy. Setelah meraka berkumpul, Rasulullah SAW
berbicara secara umum dan khusus. Beliau bersabda, “Wahai Bani Ka’ab ibn Luaiy,
selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani ‘Abdi Syams, selamatkanlah diri
kalian dari neraka! Wahai Bani ‘Abdi Manaf, selamatkanlah diri kalian dari neraka!
Wahai Bani Hasyim, selamatkanlah diri kalian dari neraka!, wahai Fatimah,
selamatkanlah dirimu dari neraka! Karena aku tidak kuasa menolak sedikitpun siksaan
Allah terhadap kalian. Aku hanya punya hubungan kekeluargaan dengan kalian yang
akan aku sambung dengan sungguh-sungguh”. (H.R. Muslim )

a. Penjelasan Hadits :
Hadits diatas diriwayatkan oleh tujuh orang perawi, adapun urutan perawi
tersebut adalah sebagai berikut: periwayat ke-1 (sanad 6) adalah Abu Hurairah,
periwayat ke-2 (sanad 5) adalah Musa ibn Thalhah, periwayat ke-3 (sanad 4) adalah
Abdul Malik ibn Umar, periwayat ke-4 (sanad 3) adalah Jarir, periwayat ke-5 (sanad 2)
adalah Zuhair ibn Harb, periwayat ke-6 (sanad 1) adalah Qutaibah ibn Sa’id, dan
periwayat ke-7 adalah Muslim yang juga berkedudukan sebagai Mukharij.
Hadits tersebut menjelaskan bahwa menyampaikan suatu wahyu, atau mengajak
orang lain untuk mengikuti ajaran yang telah ditentukan, bahkan memberi peringatan
kepada siapapun dapat menggunakan metode ceramah. Seperti yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW berbicara secara umum dan khusus dihadapan orang-orang Quraisy
dengan tujuan mengajak orang-orang Quraisy dan lainnya untuk menyelamatkan diri
dari neraka dengan usahanya sendiri, karena Rasulullah tidak kuasa menolak sedikitpun
siksaan Allah terhadap umatnya.
b. Aspek Pendidikan
· Menyampaikan ilmu kepada orang lain salah satu penyampaiaannya adalah
dengan metode ceramah
· Dengan metode ceramah, murid atau orang yang menerima ilmu itu, akan lebih
merespon dengan mendengarkan apa yang seorang guru bicarakan dalam
ceramahnya.
· Dalam penyampaiannya, hendaklah seorang guru untuk mengemas materi yang ia
akan sampaikan dengan tata bahasa yang baik dan mudah diterima oleh murid.

6. Metode experimen
Metote eksperiman ialah cara pembelajaran dengan melakukan percobaan
terhadap materi yang sedang dipelajari, setiap proses dan hasil percobaan itu diamati
dengan seksama. Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu seperti
ilmu alam, ilmu kimia, dan yang sejenisnya. Adapun hadits yang berkaitan dengan
metode eksperiman, yaitu:

‫ َع ْن‬،‫ " َحدَثَنَا أَبُوا َع َوان َْة‬،َ‫ْث قُتَ ْيبَة قَال‬


ُ ‫ َو َهذَا َحدي‬.‫ب ف ْي اللَ ْفظ‬ ْ ‫سعيْد اَ ْلثَقَف ْي َو أَبُو كَام ْل ا َ ْل َجحْ دَر‬
َ َ‫ َوتَق‬-‫ي‬
َ ‫ار‬ َ ‫َحدَثَنَا قُت َ ْيبَة بْن‬
.‫الرؤْ س النَّ ْخل‬ َ ‫سلَ َم بقَ ْوم َعلَى‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَيْه َو‬ َ ‫سو ُل هللا‬ ُ ‫" َم َر ْرتُ َم َح َر‬،َ‫ قَال‬.‫ع ْن أَبيْه‬ َ ،َ‫طل َحة‬ ْ َ ‫سى بْن‬ َ ‫ َع ْن ُم ْو‬،‫اك‬ْ ‫س َم‬
‫" َما‬،‫س ْو ُل هللا صلى هللا عليه وسلم‬ ُ ‫ "فَقَا َل َر‬.ْ‫ فَتَلَقَح‬،‫ يَجْ عَلُ ْونَ الذَ ك ََرف ْي اْأل ُ ْنثَى‬،ُ‫"يَ ْلق ُح ْونَه‬،‫َؤُلء؟ فَقَالُ ْوا‬َ ‫صنَ ُح ه‬ ْ َ‫" َماي‬،َ‫فَقَال‬
َ‫ "إ ْن َكان‬،َ‫سو ُل هللا صلى هللا عليه وسلم بذَ لكَ فَقَال‬ َ َ
ُ ‫ فَأ ْخبَ َر َر‬،ُ‫"فَأ ْخبَ ُر ْوا بذَ لكَ فَت ََر ُك ْوه‬،َ‫ قَال‬."‫ئ‬ َ َ‫ظ ُّن يَ ْعني ذَلك‬
َ ‫ش ْي‬ ُ َ‫أ‬
‫ب‬ َ ‫ فَإن ْي لَ ْن أُكَذ‬،‫ش ْيئًا فَ ُخذ ُ ْوابه‬
َ ُ‫ َولَك ْن إذَا َحدَثْت َ ُك ْم َعن هللا‬،‫ظن‬ َ ‫ فَ َل ت ََؤاخذُوني بال‬،‫ظنَّا‬ َ ُ‫ظنَ ْنت‬ َ ‫ فَإنَّ َما‬،ُ‫صنَعُوه‬ْ َ‫يُ ْن َفعُ ُه ْم ذَلكَ فَ ْلي‬
(‫" )رواه مسلم‬.‫َعلَى هللا‬
Artinya :
Menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Sa’id al-Tsaqafi dan Abu Kamil al-
Jahdari dan pada satu lafaz, Qutaibah berkata, “Menceritakan kepada kami Abu
Awanat, dari Sima, dari Musa ibn Thalhah, dari ayahnya RA, katanya, “Aku berjalan
bersama-sama Rasulullah SAW, maka di tengah jalan kami bertemu dengan
sekelompok orang yang sedang diatas pohon kurma. Beliau bertanya, “Apa yang
sedang kalian perbuat?” Jawab mereka, “Kami sedang mencangkok pohon kurma.”
Kata Rasulullah SAW, “Menurut dugaanku, pekerjaan itu tidak ada gunanya.” Lalu
mereka hentikan pekerjaan mereka. Tetapi kemudian dikabarkan orang kepada beliau
bahwa pekerjaan mereka itu berhasil baik. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Jika
pekerjaan itu ternyata bermanfaat bagi mereka, teruskanlah! Aku hanya menduga-
duga. Maka janganlah di ambil peduli duga-dugaan itu. Tetapi jika aku berbicara
mengenai agama Allah, maka pegang teguhlah itu, karena aku sekali-kali tidak akan
berdusta terhadap Allah.”(H.R Muslim)
a. Penjelasan Hadits

Hadits diatas diriwayatkan oleh tujuh orang perawi, adapun urutan para perawi
tersebut adalah sebagai berikut: sebagai periwayat ke-1 (sanad 6) adalah ayahnya Musa
ibn Thalhah, sebagai periwayat ke-2 (sanad 5) adalah Musa ibn Thalhah, sebagai
periwayat ke-3 (sanad 4) adalah Sima, sebagai periwayat ke-4 (sanad 3) adalah Abu
‘Awanat, sebagai periwayat ke-5 (sanad 2) adalah Abu Kamil al-Jahdari, sebagai
periwayat ke-6 (sanad 1) adalah Qutaibah ibn Sa’id al-Tsaqafi, dan sebagai periwayat
ke-7 (Mukharij) adalah Muslim.
Hadits tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah memutuskan suatu perkara hanya
dengan menduga-duga seperti mencangkok pohon kurma. Namun setelah dikabarkan
orang kepada Beliau bahwa hal tersebut menghasilkan (berhasil baik). Maka Rasulullah
bersabda “jika pekarjaan itu bermanfaat maka teruskanlah, dan jangan memperdulikan
dugaan-dugaan itu”.

b. Aspek Pendidikan

· Agar murid lebih memahami dengan apa yang dipelajari, biasanya peserta didik
langsung memprktekkan apa yang mereka pelajari, dan inilah yang disebut dengan
metode eksperimen.
· Metode eksperimen sangatlah baik juga, karena dalam ini murid tidak hanya
mendapat materi-materi saja.
· Metode eksperimen akan selalu mengasah otak anak didik dalam melakukan
eksperimen yang mereka ujikan.
· Dan metode ini biasanya digunakan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan, seperti
: Biologi, Fisika, Kimia dan lain sebgainya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metode sangat di perlukan dalam sebuah ranah pendidikan karna ia akan
menghantarkan pemahaman dari ke peserta didiknya, pendidikan yang baik dapat di
hasilkan dengan metode-metode yang baik, metode-metode yang baik itu akan mebuat
sebuah pendikan menjadi efektif dan efisien.
Metode-metode yang di jabarkan oleh Rasulullah patut di contoh karna beliau
adalah pengajar handal sedunia, banyak contoh yang di ajarkan oleh beliau terkait
dengan metode-metode pendidikan yaitu: metode keteladanan,kebiasaan dan hukuman,
dialog atau tanya jawab, perumpamaan, ceramah, targhib dan tarhib, pengulangan dan
latihan, metode muizhah dan masih banyak lagi metode-metode yang di ajarkan oleh
Rasulullah kepada kita semua melalui hadist-hadist beliau baik qauli, pi`li dan taqriri.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati penulis sangat berharap ada kritikan dan saran yang
sifatnya untuk membangun. Terakhir penulis berharap, semoga makalah ini dapat
bermanfaat baik bagi penulis begitu juga pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

 Http://Www.Findmystudies.Tk/2015/11/Makalah-Hadits-Tentang-
Metode.Html (Di Akses Pada Hari Minggu 15 Mei 2016)
 Http://Antariksamuhammad.Blogspot.Co.Id/2015/03/Makalah-Hadits-Tarbawi-
Tentang-Metode.Html (Di Akses Pada Hari Minggu 15 Mei 2016)
 Http://Dillanazaly.Blogspot.Co.Id/2013/10/Hadist-Tentang-Metode-
Pendidikan.Html (Di Akses Pada Hari Minggu 15 Mei 2016)
 Bukhari Umar,Hadist Tarbawi, 13220,Februari 2015 Amzah Jakarta.

You might also like