You are on page 1of 6

INFILTRATION PRESSULERESS

(PRIMEX)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

NAMA NPM TUGAS


KUSNADI 3334160042 Pembuatan komposit Al/BN dengan menggunakan
metoda Infiltration pressureles
AHMAD AL AQIB 3334160033 Pengertian metode infiltration pressuleress (PRIMEX)
K. FAIZAL IMAN 3334160063 Aplikasi komposit matrik logam dengan metode
PRIMEX
ARRIZALUL FIQRI 3334160080 Metal Matrix composites(MMC)
BAHAR ILMI KURNIA 3334150028 Kelebihan dan kekurangan MMC

TEKNIK METALURGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

CILEGON - BANTEN
Metal Matrix Composites (CMC)

Metal Matrix composites adalah salah satu jenis komposit yang memiliki matrik logam.
Material MMC mulai dikembangkan sejak tahun 1996. Pada mulanya yang diteliti adalah
Continous Filamen MMC yang digunakan dalam aplikasi aerospace.

Kelebihan MMC diantaranya:

1) Transfer tegangan dan regangan yang baik.

2) Ketahanan terhadap temperature tinggi

3) Tidak menyerap kelembaban.

4) Tidak mudah terbakar.

5) Kekuatan tekan dan geser yang baik.

6) Ketahanan aus dan muai termal yang lebih baik

Kekurangan MMC diantaranya:

1) Biayanya mahal

2) Standarisasi material dan proses yang sedikit

Adapun metode proses pembentukan komposit meliputi:

1) PRIMEX (Infiltration pressureless)


2) Powder Metallurgy
3) Stir Casting
4) Injection Moulding

Infiltration Pressureless (PRIMEX)

Infiltration Pressureless (PRIMEX) atau infiltrasi tanpa tekanan adalah metode pembuatan
komposit dimana dalam proses pembuatannya membutuhkan gas nitrogen (N2 ) sebagai
penginfitrasi logam dengan penguatnya. Proses pembuatan Komposit Matrik Logam (KML)
dapat dilakukan melalui berbagai metode dan yang berkembang saat ini adalah metode
infiltrasi logam tanpa tekanan atau pressureless metal infiltration (PRIMEX) . Metode ini
dikembangkan karena mempunyai keunggulan dibandingkan dengan proses lain seperti stir
casting ataupun proses powder metallurgy. Keunggulan tersebut yaitu prosesnya sederhana,
peralatan tidak rumit, dan tidak memerlukan tekanan dari luar serta ekonomis, Matrik logam
yang biasanya digunakan dalam pembuatan material komposit dengan menggunakan proses
ini antara lain logam alumunium (Al), titanium (Ti), magnesium (Mg) dan paduannya.
Adapun logam matrik yang sering digunakan dalam metode ini adalah logam alumunium
(Al), seperti Al-Al2 O3 atau Al-SiC dengan pembasah (Coupling Agent) Mg. Pada aplikasi ini
material komposit dapat menghemat energi. Aplikasi komposit matrik logam dengan metode
PRIMEX mempunyai peran dalam komponen otomotif yang lain diantaranya adalah, drive
shafts, brake rotor, engine blocks, cylinder liner, connecting rod, piston, brake disk dan
brake drum . Ada dua syarat yang harus dilakukan pada proses pembuatan komposit ini, yaitu
harus terdapat kandungan magnesium di dalam aluminium dan kondisi atmosfer nitrogen
dalam dapur. Semakin banyak gas nitrogen yang mengalir akan semakin membantu kinerja
magnesium untuk membasahi dan akhirnya memudahkan aluminium untuk terinfiltrasi. Pada
metode ini terdapat sifat yang penting yaitu sifat adhesi. Agar adhesi terjadi selama fabrikasi
komposit, maka penguat dan matrik dalam keadaan kontak yang kuat. Pada sejumlah tahap
fabrikasi komposit, seringkali matrik berada dalam kondisi dimana matrik mampu mengalir
(flowing) dan perilakunya mendekati perilaku cairan. Kata kunci dalam konteks ini adalah
kemampuan pembasahan. Kemampuan pembasahan menetapkan tingkat di mana cairan akan
menyebar pada permukaan padat. Kemampuan pembasahan yang baik berarti bahwa cairan
(matrik) akan mengalir pada penguat dan menutupi setiap ‘benjolan’ dan ‘cekungan’ pada
permukaan kasar penguat. Pembasahan hanya akan terjadi jika viskositas matrik tidak terlalu
tinggi dan jika terjadi pembasahan mengakibatkan penurunan energi bebas sistem . Derajat
gaya adhesi antara penguat dengan matrik tersebut seringkali dikendalikan oleh adanya
tegangan permukaan. Derajat pembasahan yang tinggi antara penguat dan matriknya akan
menimbulkan ikatan yang kuat. Suhu mempengaruhi kinetika infiltrasi dan infiltrasi penuh
(full infiltration) pada material Al5Si-10Mg terjadi pada suhu 800° C, tetapi pada 700° C
hanya terjadi sebagian. Proses infiltrasi berhubungan dengan waktu tahan selama proses, hal
ini berkaitan dengan kinetika reaksi pada sistem keramik – logam. Waktu tahan yang lebih
lama dengan parameter proses yang sama akan memberikan kinetika infiltrasi yang lebih
besar. Pada sistem yang memiliki reaktivitas tinggi maka reaksi bidang pisah logam-keramik
berjalan dengan cepat setelah terjadi kontak fisik antara fasa padat dan cair. Sedangkan untuk
sistem yang kurang reaktif kemampuan pembasahan antara logam dengan keramik pada
umumnya sangat buruk. Sehingga diperlukan lebih banyak waktu untuk mencapai
pembasahan. Penguraian lapisan oksida pada fasa keramik merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kinetika pembasahan . Hal ini dikarenakan dengan penguraian lapisan tipis
oksida pada permukaan keramik dan perubahan lapisan oksida pada permukaan logam cair
akan menurunkan energi bidang pisah . Logam cair akan memulai infiltrasi ketika energi
bidang pisah padat cair berkurang.

Berikut salah satu contoh pembuatan komposit Al/BN dengan menggunakan metoda Infiltration
pressureless;

Gambar 1. Skema pengaturan yang digunakan untuk menghasilkan Al/BN MMC dengan teknik
infiltration pressureless .Source: Materials Science Forum Vols 522-523 (2006) pp 657-664 Online: 2006-
08-15 © (2006) Trans Tech Publications, Switzerland

Dengan memanfaatkan metode infiltrasi tanpa tekanan, komposit matriks


aluminium diperkuat dengan partikel BN dapat dibuat. Boron nitrida memiliki sifat unik
seperti kepadatan rendah, titik leleh tinggi, konduktivitas termal dan tahanan listrik yang
baik. Selama proses infiltrasi tanpa tekanan, partikel penguat tambahan terdiri dari AlN yang
diproduksi secara spontan di dalam MMC yang disiapkan. Termodinamika AlN yang stabil
dapat meningkatkan modulus elastisitas, kekuatan, kekerasan, dan ketahanan aus. Pada proses
pembuatan komposit Al/BN ini bubuk awal yang digunakan adalah Al (50 µm, 99,2%
murni), Mg (13μm, 99,7% murni), Mg3N2 (-325 mesh, 99,5% murni), dan BN (-325 mesh,
99,9% murni). Kemudian sampel yang digunakan dipanaskan sampai temperatur 1273 K dan
dioksidasi pada temperatur 773 K`di udara. Setelah oksidasi, sampel diperiksa dengan
scanning electron microscopy (SEM) dalam hubungannya dengan energy dispersif
spektrometry (EDS), electron probe microanalysis (EPMA) dan X-ray diffractometry (XRD).
Referensi;
Materials Science Forum Vols 522-523 (2006) pp 657-664 Online: 2006-08-15 © (2006)
Trans Tech Publications, Switzerland

A. Zulfia, Dan M. Ariati, PENGARUH SUHU PEMANASAN DAN WAKTU TAHAN TERHADAP
KARAKTERISASI MATERIAL KOMPOSIT LOGAM AL/SiC HASIL
INFILTRASI TANPA TEKANAN (2006) 867.

Nayiroh, Nurun. TEKNOLOGI MATERIAL KOMPOSIT

You might also like