You are on page 1of 2

1) Bab I Pendahuluan

a. latar belakang,
- Indonesia memiliki banyak potensi dan cadangan pasir besi
- Membuat perencanaan eksplorasi yang efektif dan tepat guna

PENGGUNAAN PASIR BESI DARI KULON PROGO DENGAN BERAT


JENIS 4,311 UNTUK MORTAR PERISAI RADIASI SINAR GAMMA
Pasir besi adalah agregat yang mempunyai berat jenis tinggi sekitar 4,2 – 5,2. Secara
umum pasir besi terdiri dar mineral opak yg bercampur degan butiran-butiran non logam
seperpti ; kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit dan tourmalin. Mineral
tersebut terdiri atas magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, & hematite.
Kandungan besi yang terdapat pada endapan pasir besi yang utama adalah mineral
tetanomagnetik, adapun komposisinya: Fe 60%, Al2O3 3,3%, SiO2 0,26%, P2O5 0,55%,
TiO2 9,2%, MgO 0,6%. Biji besi dalam bentuk endapan pasir besi dengan kadar Fe
sekitar 38-59%. (Totok & Gautama, dalam Sumarni, 2006). Agregat ini banyak terdapat
di pantai Congot Kabupaten Kulonprogo Prop. D.I Yogjakarta, dan belum termanfaatkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan mortar pasir besi dengan faktor air
semen 0,4 perbandingan 1 semen ; 6 pasir besi dalam menahan radiasi gamma dan
membandingkannya dengan mortar pasir biasa.

b. rumusan masalah,
- persebaran pasir besi di pantai Muara Sungai Opak dan Progo
c. tujuan dan manfaat.
- Mengetahui karakteristik pasir besi berdasarkan sumbernya
- Membuat model genetik endapan pasir besi yang dapat diterapkan untuk
eksplorasi di sepanjang pantai di selatan Pulau Jawa
2) Bab II Tinjauan Pustaka
a. teori-teori atau materi yang mendukung masalah yang dibahas.
- Persebaran pasir besi
Besi merupakan logam kedua yang paling banyak di bumi ini. Karakter dari endapan besi ini bisa
berupa endapan logam yang berdiri sendiri namun seringkali ditemukan berasosiasi dengan
mineral logam lainnya. Kadang besi terdapat sebagai kandungan logam tanah (residual), namun
jarang yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Endapan besi yang ekonomis umumnya berupa
Magnetite, Hematite, Limonite, dan Siderite. Kadang kala dapat berupa mineral : Pyrite,
Pyrhotite, Marcasite, dan Chamosite.
Mekanisme sedimentasi endapan pasir besi diawali dengan transportasi yang menggerus butiran
hingga semakin kecil dari batuan sumbernya melalui aliran sungai, kemudian diendapkan di
muara sungai dan berinteraksi dengan air laut yang kaya sulfida mengakibatkan penurunan kadar
keasaman air. Ada proses sedimentasi oleh Angin Pasat Tenggara dimana angin tersebut
membawa material pasir dalam jumlah besar dan dengan kekuatan angin yang besar
menyebabkan terbentuknya berbagai tipe gumuk pasir.
- Bentuk lahan gumuk
Materi utama gumuk pasir pada umumnya berasal dari endapan daerah pedalaman (daratan),
yang dibawa oleh 4 sungai yang bermuara di pantai Selatan yaitu Sungai Progo, Winongo, Opak
dan Oyo. Material pasir inilah yang akan membentuk dataran alluvial pantai. Darmawijaya (1992)
menyatakan bahwa tanah bukit (gumuk) pasir dapat berasal dari materi abu volkanik yang
dibawa angin dan diendapkan di suatu tempat. Gaya ombak laut memilih pasir ringan, untuk
kemudian dibawa ke arah daratan, sementara pasir yang lebih berat terendapkan di sepanjang
garis pantai membentuk dataran alluvial pantai. Pasir yang kering selanjutnya diterbangkan angin
ke arah daratan dan diendapkan di tempat yang bervegetasi sebagai penumpu sehingga
terbentuklah deretan bukit pasir.
- Angin pasat tenggara
Terdapat dua arah angin di Pantai Parangtritis, yaitu tegak lurus garis pantai dan sebagian akan
membentur tebing Cliffs Formasi Wonosari di sebelah Timur, yang akan mengubah arah angin
menuju Barat Laut. Dua arah angin inilah yang akan membawa partikel pasir kering ke arah
daratan dan diendapkan dalam posisi yang berlainan antara satu ujung gumuk pasir dengan
ujung yang lain. Deretan gumuk pasir yang lebih kurang sejajar garis pantai, masih mengalami
usikan pantulan angin dari arah Timur, sehingga ujung barisan gumuk pasir bagian Timur akan
kembali bergerak menuju arah Barat Laut, yang akhirnya akan membentuk formasi gumuk pasir
bulan sabit (crescentsand dunes).
3) Bab III Metode Penulisan
a. metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian.
- Data primer diperoleh dari pembuatan tabel stratigrafi terukur.
- Data sekunder diperoleh dari kumpulan berbagai paper mengenai endapan
pasir besi di daerah Sungai Progo dan Opak yang kemudian diintrepertasi
hubungan antara wilayah penelitian dengan pembentukan endapan pasir besi
di pantai Muara Sungai Progo dan Opak.
4) Bab IV Pembahasan
a. analisis dan sintesis data-data hasil penelitian.
- MS di pantai Muara Sungai Opak
- MS di pantai Muara Sungai Progo
- Profil di beberapa singkapan
5) Bab V Penutup
a. kesimpulan
b. saran.

You might also like